TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Hidrosefalus
Hidrosefalus bukan merupakan penyakit spesifik; agaknya, hidrosefalus ini
menggambarkan kelompok keadaan yang beragam yang merupakan akibat dari
terganggunya sirkulasi dan absorpsi CSS atau, pada keadaan yang jarang, akibat dari
meningkatnya produksi oleh papilloma pleksus koroid(Behrman, Kliegman , & Arvin,
2000). Hidrosefalus merupakan keadaan yang disebabkan gangguan keseimbangan
antara produksi dan absorpsi cairan serebrospinal dalam sistem ventrikel otak. Jika
produksi CSS lebih besar daripada absorpsi, CSS akan terakumulasi dalam sistem
ventrikel, dan biasanya peningkatan tekanan akan menghasilkan dilatasi asi
ventrikel(Wong, 2008).
Hidrosefalus adalah suatu keadaan dimana patologis otak yang dapat
mengakibatkan gangguan dari cairan serebrospinalis yang berubah menjadi banyak,
disebabkan oleh karena obstruksi aliran cairan serebrospinalis (CSS), gangguan
absorpsi dan atau produksi cairan serebrospinalis yang sangat berlebihan. Terjadinya
gangguan cairan serebrospinalis dapat diakibatkan oleh kemungkinan beberapa hal, di
antaranya malformasi vaskular, abses, perdarahan, keradangan otak, dan lain
sebagainya(Hidayat,
2008).
Hidrosefalus
merupakan
penumpukan
cairan
serebrospinal secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak; walaupun
pada kasus hidrosefalus eksternal pada anak-anak cairan akan berakumulasi di dalam
rongga araknoid (Nurarif & Kusuma, 2015).
2.2 Jenis Hidrosefalus
Ada beberapa istilah dalam klasifikasi hidrosefalus menurut Satyanegara
(2010) dalam (Nurarif & Kusuma, 2015) yaitu:
1. Hidrosefalus interna: menunjukkan adanya dilatasi ventrikel.
2. Hidrosefalus eksternal: cenderung menunjukkan adanya pelebaran rongga
subarachnoid di atas permukaan korteks.
3. Hidrosefalus komunikans adalah keadaan hidrosefalus dimana ada hubungan
antara sistem ventrikel dengan rongga subarachnoid otak dan spinal.
4. Hidrosefalus nonkomunikans bila ada blok di dalam sistem ventrikel atau
salurannya ke rongga subarachnoid.
2.3 Etiologi Hidrosefalus
Nyeri akut
Peningkatan TIK
HIDROSEFALUS
Berduka
Desakan
pada otak mobilitas
Hambatan
selaput meningen
fisik
Gangguan mekanisme
pengaturan/persarafan
di medulla oblongata
Nausea, vomitus
Gangguan aliran
darah
Kepala
membesar
ke otak
Anoreksia
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Penurunan fungsi
Hipoksia cerebral
neurologis
Tumbuh kembang
Resiko
anak terganggu
ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
Pemasangan VP Shunt
Tindakan pembedahan
Keterlambatan
Krisis pada keluarga
pertumbuhan dan
perkembangan
Kurang informasi
terhadap penyakit
Resiko infeksi
Defisiensi
pengetahuan Ansietas
D. Masa kanak-kanak
1. Sakit kepala pada saat bangun tidur, perbaikan terjadi setelah muntah atau
dalam posisi tegak
2. Papiledema
3. Strabismus
4. Tanda-tanda traktus ekstrapiramidal (mis, ataksia)
5. Iritabilitas (rewel)
6. Letargi
7. Apatis
8. Konfusi (bingung)
9. Inkoherensi
10. Muntah ((Wong, 2008).
2.7 Pemeriksaan Penunjang Hidrosefalus
1 Pengukuran lingkar kepala setiap hari
2 Pertumbuhan/pembesaran kepala yang cepat
3 CT Scan, MRI, EEG
4 Isotope Ventriculograms (Nurarif & Kusuma, 2015).
2.8 Penatalaksanaan Hidrosefalus
Pada sebagian penderita, pembesaran kepala berhenti sendiri (arrested
hydrocephalus) mungkin oleh rekanalisasi ruang subarachnoid atau kompensasi
pembentukan CSS yang berkurang. Tindakan bedah belum ada yang memuaskan
100%, kecuali bila bila penyebabnya ialah tumor yang masih bisa diangkat. Ada tiga
prinsip pengobatan hidrosefalus, yaitu:
1. Mengurangi produksi CSS dengan merusak sebagian pleksusu koroidalis, dengan
tindakan reseksi atau koagulasi, akan tetapi hasilnya tidak memuaskan.
2. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorpsi
yakni menghubungkan ventrikel dengan ruang subarachnoid. Misalnya,
ventrikulo-sisternostomi Tirkildsen pada stenosis akuaduktus.pada anak hasilnya
kurang memuaskan, karena sudah ada insufisiensi fungsi absorpsi.
3. Pengeluaran CSS ke dalam organ ekstrakranial.
posterio).
Selain
memulihkan
fungsi
sirkulasi
liqour
secara
Intervensi:
Intervensi
1. Dorong teknik mencuci tangan dengan 1. Mencegah
baik.
2. Bersihkan daerah pemasangan VP shunt
Rasional
infeksi nosokomial
perawatan.
2. Mencegah infeksi dengan mencegah
pertumbuhan
secara berkala.
saat
bakteri
di
daerah
pemasangan.
3. Mengetahui apakah terjadinya tanda3. Kaji kondisi luka pasien.
tanda infeksi.
4. Mencegah resiko infeksi nosokomial.
saat
memasuki
dan
6. Pemberian antibiotik dapat mecegah
terjadinya infeksi.
6. Berikan
antibiotik
sesuai
dengan
indikasi.
2. Dx. Keperawatan: Resiko perubahan fungsi keluarga b/d krisis situasi (anak
dalam catat fisik).
Tujuan:Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan keluarga menerima
keadaan anaknya, mampu menjelaskan keadaan penderita.
Kriteria hasil:
Keluarga berpartisipasi dalam merawat anaknya dan secra verbal keluarga dapat
mengerti tentang penyakit anaknya.
Intervensi:
Intervensi
Rasional
1. Jelaskan secara rinci tentang kondisi 1. Pengetahuan dapat mempersiapkan
penderita,
prosedur,
terapi
dan
prognosanya.
2. Keluarga
kesalahan
asumsi
dan
misskonsepsi.
dapat
menerima
dapat
mengemukakan
perasaannya.
benar
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
seluruh
Intervensi:
Intervensi
Rasional
1. Tentukan tingkat pengetahuan pasien 1. Mempengaruhi
pilihan
dan kemampuan untuk berperan serta
terhadap
kesempatan
untuk
dialami,
bersosialisasi
dan
meningkatkan kemandiriannya.
4. Bekerja dengan orang terdekat untuk
menentukan peralatan yang diperlukan
dalam rumah sebelum pasien pulang.
Intervensi:
Intervensi
1. Ubah posisi setiap dua jam.
2. Observasi
palpasi
eritema,
area
Rasional
1. Menghindari tekanan dan meningkatkan
kepucatan
sekitar
dan
terhadap
aliran darah.
2. Hangat dan pelunakan adalah tanda
perusakan jaringan.
kulit.
4. Instuksikan pengunjung untuk mencuci
tangan
saat
memasuki
dan
kerusakan
integritas
kulit.
setelah melakukan perawatan kepada 7. Untuk memantau keadaan integumen
klien.
8. Untuk
mengurangi
tekanan
dengan
kerusakan
kemampuan
untuk
mencapai
tugas
perkembangan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan terdapat perubahan
dan perkembangan menjadi lebih baik.
yang
Kriteria hasil:
-
adanya ketidakmampuan
Keluarga mampu mendapatkan sumber-sumber sarana komunitas
Kematangan fisil: wanita: perubahan fisik normal pada wanita yang terjadi
Intervensi:
Intervensi
Rasional
1. Instruksikan orang tua atau keluarga 1. Bayi dapat melihat dan tertarik pada
untuk meletakkan mainan berwarna
cerah di dekat bayi.
2. Instruksikan orang tua atau keluarga
mainan
tersebut
sehingga
dapat
menggerakkan kepalanya.
2. Belajar menahan kepalanya tetap tegak.
kemandirian.