2.1 Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan 1985).
Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara universal
manajemen adl penggunaan sumberdaya organisasi utk mencapai sasaran
dan kinerja yg tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun non
profit.
Definisi manajemen yg dikemukakan oleh Daft (2003:4) sebagai berikut:
Management is the attainment of organizational goals in an effective and
efficient manner through planning organizing leading and controlling
organizational resources. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti
bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dengan cara
yang efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan
dan pengawasan sumber daya organisasi.
Plunket dkk.(2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai One or more
managers individually and collectively setting and achieving goals by
exercising related functions (planning organizing staffing leading and
controlling) and coordinating various resources (information materials
money and people). Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa
manajemen merupakan satu atau lebih manajer yg secara individu maupun
bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dgn melakukan
fungsi-fungsi terkait (perencanaan pengorgnisasian penyusunan staf
pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai sumber
daya (informasi material uang dan orang).
Manajer sendiri menurut Plunket dkk.(2005:5) merupakan people who
are allocate and oversee the use of resources jadi merupakan orang yg
mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya.
Lewis dkk.(2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai: the process of
administering and coordinating resources effectively and efficiently in an
effort to achieve the goals of the organization. Pendapat tersebut kurang
lebih mempunyai arti bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan
mengkoordinasi sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien sebagai
usaha untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Mary Parker Follet yg dikutip oleh Handoko (2000:8)
manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuantujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan
berbagai tugas yg mungkin diperlukan.
Fungsi Manajemen
Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembagian
fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah:
1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer
2.1.1 Stakeholder
Pengertian stakeholder
Istilah stakeholder sudah sangat fenomenal. Kata ini telah dipakai oleh
banyak pihak dan hubungannnya dengan berbagi ilmu atau konteks,
misalnya manajemen bisnis, ilmu komunikasi, pengelolaan sumberdaya
alam, sosiologi, dan lain-lain. Lembaga-lembaga publik telah menggunakan
istilah stakeholder ini secara luas ke dalam proses-proses pengambilan dan
implementasi keputusan. Secara sederhana, stakeholder sering dinyatakan
sebagai para pihak, lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan
suatu issu atau suatu rencana. Dalam buku Cultivating Peace: Conflict and
Collaboration in Natural Resources Management, Ramirez mengidentifikasi
berbagai pendapat mengenai stakekholder ini. Beberapa defenisi yang
penting dikemukakan seperti Freeman (1984) yang mendefenisikan
stakeholder sebagai kelompok atau individu yang dapat memengaruhi dan
atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu. Sedangkan Biset
(1998) secara singkat mendefenisikan stekeholder merupakan orang dengan
suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan. Stakeholder ini sering
diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu sebagimana dikemukakan
Freeman (1984), yaitu dari segi kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder
terhadap issu, Grimble and Wellard (1996), dari segi posisi penting dan
pengaruh yang dimiliki mereka.
Pandangan-pandangan di atas menunjukkan bahwa pengenalan stakeholder
tidak sekedar menjawab pertanyaan siapa stekholder suatu issu tapi juga
sifat hubungan stakeholder dengan issu, sikap, pandangan, dan pengaruh
stakeholder itu. Aspek-aspek ini sangat penting dianalisis untuk mengenal
stakeholder.
Kategori Stakeholder
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap
suatu issu stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok ODA
(1995) mengelompkkan stakeholder kedalam yaitu stakeholder primer,
sekunder dan stakeholder kunci. Sebagai gambaran pengelompokan tersebut
pada berbagai kebijakan, program, dan proyek pemerintah (publik) dapat
kemukakan kelompok stakeholder seperti beriku :
Stakeholder Utama (primer)
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan
kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek.
Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses
pengambilan keputusan.
1. Masyarakat dan tokoh masyarakat: Masyarakat yang terkait dengan
proyek, yakni masyarakat yang di identifkasi akan memperoleh
manfaat dan yang akan terkena dampak (kehilangan tanah dan
kemungkinan kehilangan mata pencaharian) dari proyek ini. Tokoh
masyarakat : Anggota masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di
wilayah itu sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat
2. Pihak Manajer public: lembaga/badan publik yang bertanggung jawab
dalam pengambilan dan implementasi suatu keputusan.
Stakeholder Pendukung (sekunder)
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memiliki
kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan
proyek, tetapi memiliki kepedulian (consern) dan keprihatinan sehingga
mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan
keputusan legal pemerintah.
1. Lembaga(Aparat) pemerintah dalam
memiliki tanggung jawab langsung.
suatu
wilayah
tetapi
tidak
2.2 Proyek
Proyek dalam bisnis dan ilmu pengetahuan biasanya didefinisikan
sebagai sebuah usaha kolaboratif dan juga seringkali melibatkan penelitian
atau desain, yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Proyek
dapat juga didefinisikan sebagai usaha sementara,temporer, dan bukan
permanen, yang memiliki sasaran khusus dengan waktu pelaksanaan yang
tegas. Contoh proyek yang terkenal antara lain adalah Proyek Manhattan
untuk pengembangan senjata nuklir pertama serta Program Apollo untuk
mendaratkan manusia di bulan.
Setiap proyek harus memiliki awal (start) dan akhir (finish) yang jelas,
memiliki sekumpulan aktivitas yang berurutan antara dua kejadian tersebut,
serta memiliki suatu sasaran tertentu.
dan
intensitas
kegiatan
2. Sub-kontrak
Pengerjaan proyek secara sub-kontrak, biasa disebut dengan singkatan
proyek subkon, pada intinya adalah suatu proyek yang diproyekkan.
Artinya bisa saja suatu organisasi atau perusahaan membuat atau bisa
Merumuskan masalah
Mencari solusi terhadap masalah
Melaksanakan solusi
Memonitor hasilnya, yaitu apakah solusi tersebut menyelesaikan
masalah tersebut.
Bila kita lihat dari perspektif proyek kontruksi, maka life cycle proyek
melalui fase-fase berikut ini:
1. Pembuatan konsep atau concept development (design).
2. Pelaksanaan atau execution.
3. Penutupan atau finish/close out.
Dalam perspektif proyek IT (Information Technology atau Teknologi
Informasi), khusunya develop atau pembangunan system informasi, maka
life cycle proyek meliputi fase-fase:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Tahap
Keterangan gambar:
Stakeholder mempunyai proyek
Proyek didelegasikan ke Manajer Proyek (Project Manager).
Manajer Proyek mengelola atau memanage proyek tersebut.
Pengelolaan
proyek
meliputi:
scope
management,
time
management, cost management, quality management, human
resource
management,
communication
management,
risk
management, procurement management dan diintegrasikan
melalui project integration management (project management
knowledge area).
Penerapan tools, teknik dan metode terkait diterapkan pada
knowledge area tersebut untuk memperoleh hasil yang diinginkan,
yaitu suksesnya proyek.
2.3.3 Tujuan/Manfaat Manajemen Proyek
Tujuan atau manfaat yang bisa didapatkan dengan adanya manajemen
proyek antara lain adalah:
o Efisiensi, baik dari sisi biaya, sumber daya maupun waktu.
o Kontrol terhadap proyek lebih baik, sehingga proyek bisa sesuai
dengan scope, biaya, sumberdaya dan waktu yang telah ditentukan.
o Meningkatkan kualitas.
o Meningkatkan produktifitas.
o Bisa menekan resiko yang timbul sekecil mungkin.
o Koordinasi internal yang lebih baik.
o Meningkatkan semangat, tanggung jawab serta loyalitas tim
terhadap proyek, yaitu dengan penugasan yang jelas kepada
masing-masing anggota tim.
2.3.4 Tiga Faktor Pembatas
Berikut ini akan dibahas mengenai 3 faktor pembatas di dalam lingkup
manajemen proyek, yaitu meliputi :
1. Scope atau ruang lingkup.
Scope atau ruang lingkup proyek pada intinya adalah
membahas jenis dan batasan-batasan yang ada pada sebuah
proyek. Sejauh mana batasan-batasan atau ruang lingkup suatu
proyek ditentukan. Ruang lingkup atau batasan proyek sangatlah
diperlukan dalam suatu proyek, karena hal ini akan memberi
dampak pada faktor-faktor proyek yang lainnya, terutama
menyangkut biaya dan waktu pengerjaan proyek. Semakin besar
scope atau ruang lingkup suatu proyek tersebut, maka secara
umum akan makin bertambah pula waktu pengerjaan, ini tentunya
berdampak pada bertambahnya biaya yang harus dikeluarkan.
2. Time atau waktu.
Time atau waktu, adalah salah satu komponen yang menjadi
target utama dalam sebuah proyek. Pada intinya faktor waktu ini
adalah bagaimana menentukan lamanya waktu yang diperlukan
Optimasi triple constraint (scope, time & cost) sangat diperlukan untuk
mencapai keseimbangan dalam mencapai sebuah target. Untuk
mencapai kualitas dari sebuah target tertentu, maka setting atau
optimasi ketiga komponen tersebut sangatlah diperlukan. Triple
constraint + quality factor = quadruple constraint.
2.
3.
4.
Project Human Resource Management atau manajemen sumber
daya manusia
5.
6.
Project Communication Management atau manajemen
komunikasi
7.
8.
9.
Membangun WBS
Pendefinisian Kegiatan
Pengurutan Kegiatan
Pembuatan Jadwal
Pengendalian Jadwal
Menentukan
metode
pendekatan,
perencanaan
pelaksanaan manajemen risiko yang akan ditetapkan.
1.2
dan
Risk indentification:
o communication planning:
menentukan perencanaan komunikasi proyek yang sesuai
dengan komunikasi proyek yang sesuai dengan kebutuhan
dan harapan stakeholder.
o information distribution:
menyediakan informasi
sesuai perencanaan.
o performance reporting:
melaporkan status dan kemajuan proyek secara objektif
dan tepat waktu.
o manage stakeholders:
membina dan mengelola komunikasi yang efektif dan
efesien dengan stakeholder untuk memenuhi kebutuhan
serta melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan
proyek sesuai mekanaisme yang ditetapkan.
2.3.5.7 Project Quality Management
Untuk memastikan kesesuaian kinerja dan hasil proyek dengan
standar mutu yang ditetapkan.
Pembahasan project quality management melipiti:
o quality planning:
menentukan standar mutu dan standar konfigurasi yang
sesuai untuk proyek dan cara pemenuhannya.
o quality assurance:
melaksanakan
aktivitas
mutu
untuk
memastikan
pelaksanaan proyek telah memenuhi standar proses yang
ditetapkan.
o quality control:
monitor kesesuaian hasil proyek terhadap standar
konfigurasi yang ditetapkan dan mengidentifikasi cara
mengeliminasi penyebab kegagalan mutu.
2.3.5.8 Project Procurement Management
dari
PERT charts.
Gantt charts.
Event Chain Diagrams.
Run charts.
Project Cycle Optimisation.
Dan lain-lain.
Di antara metode-metode yang ada, metode Pert Chart dan metode Gantt Chart-lah yang
paling banyak digunakan. Sedangkan software untuk mengelola proyek, untuk lingkungan
Indonesia, yang sering dijumpai atau banyak digunakan adalah Microsoft Project. Di dalam
Software Microsoft Project, kedua metode manajemen proyek ini (Pert Chart dan Gantt Chart)
sudah terdapat di dalamnya.
Karena sifatnya yang cukup teoritis dan juga faktor kompleksitas tentang pembahasan
teknik dan metode manajemen proyek, maka perlu kajian khusus mengenai hal ini. Pembahasan
tentang materi ini tentunya perlu dibahas dalam pembahasan tersendiri (yaitu topik-topik tingkat
lanjut manajemen proyek). Dalam pembahasan ini akan diterangkan tinjauan implementasi
secara langsung (praktik di lapangan).
Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia, masalah
dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan penting dalam
suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakan dalam model kematangan
kemapuan Manajemen proyek manusia (a people management capability maturity model/ PMCMM) yang brfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak (sistem
informasi) dalam menyelesaikan maslah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih,
kinerja manajemen proyek, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier.
Dasar-Dasar Organisasional
Organisasi adalah sistem yang saling mempngaruhi dan salaing bekerja sama antara orang yang
satu dengan orang yang lain dalam suatu kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang
telah disepakati bersama. Organisasi merupakan sistem maka terdiri dari beberapa elemen
Manajemen proyek yaitu :
1. orang, dalam organisasi harus ada sekelompok orng yang bekerja dan salah satunya ada yang
memimpin organisasi tersebut.
2. tujuan, dalam organisasi harus ada tujuan yang harus dicapai, baik dalam jangkapendek maupun
jangka panjang.
3. posisi, setip orang yang ada dalam suatu organisasi akan menmpati posisi atau kedudukannya
masing-masing.
4. pekerjaan, setiap orang yang ada dalam organisasi tersbut mempunyai pekerjaan (job) masingmasing sesuai dengan posisinya.
5. Teknologi, untuk mencapai tujan orgnisasi membutuhkan teknologi untuk membantu dalam
pengolahan data menjadi suatu informasi.
6. struktur, struktur organisasi merupakan pola yang mengatur pelaksanaan pekerjaan dan
hubungan kerja sama antar setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut.
7. ingkungan luar, merpakan elemen yang sangat penting dan akan mempengaruhi keberhasilan
suatu organisasi, misalnya adanya kebijakan pemerintah tentang organisasi.
Prinsip-prinsip organisasi adalah nlai-nilai yang digunakan sebagai landasan kerja bagi
setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilan tujuan yang telah
disepakati. Prinsip-prinsp yang ada dalam organisasi meliputi :
1. tujuan orgnisasi yang jelas
2. tugas yang dilakukan harus jelas
3. pembagian tugas yang adil
4. penempatan posisi yang tepat
5. adanya koordinasi dan integrasi
Manajemen proyek dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan pembuat keputusan
manajemen yaitu : manajemen tingkat bawah (operasional), manajemen tingkat menengah
(perencanaan dan kontrol manajerial) dan manajemen tingkat atas (strategik). Setiap level
memiliki tanggung jawabnya sendiri-sendiri dan semuanya bekerja sama dalam mencapai tujuan
dan sasaran.
Manajemen proyek tingkat bawah (operasional)
Manajer operasional membuat keputusan berdasarkan aturan-aturan yang telah
ditetapkan sebelumnya dan menghasilkan hal-hal yang dapat diprediksikan bila diterapkan
dengan benar.
Manajemen proyek tingkat menengah
Manajer tingkat menengah membuat perencanaan jangka pendek dan mengontrol
keputusan-keputusan tentang bagaimana sumberdaya bisa dialokasikan dengan baik Manajemen
proyek tingkat atas (strategik)
Ada juga sertifikasi profesional manajemen proyek untuk kalangan internasional, diantaranya
adalah :