Anda di halaman 1dari 5

Perbedaan sistem politik dan ekonomi cina amerika serikat dan unieropa

Sistem Politih Amerika Serikat


Amerika Serikat adalah negara federal ( negara serikat ) yang terdiri dari negara-negara
bagian yang sama sekali terpisah dengan negara induknya, kecuali dalam keamanan bersama.
Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang melaksanakan teori Trias Politica secara
konsekuen, yaitu pemisahan kekuasaan dengan tegas antara badan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif. Kekuasaan legislatif dilaksanakan oleh Congress (Senate dan House of
Representative), sedangkan kekuasaan yudikatif dilakukan oleh Mahkamah Agung (Supreme
Court of Justice).
Setelah Congress menyusun sebuah rancangan undang-undang, kemudian rancangan itu
diserahkan kepada presiden untuk mendapatkan pengesahan. Apabila presiden tidak menyetujui
isi rancangan undang-undang itu, presiden berhak untuk menolaknya dan tidak mengesahkannya
(hak veto). Rancangan undang-undang yang diveto oleh presiden diserahkan kembali
kepada Congress, Congress akan meninjaunya kembali dengan memerhatikan keberatankeberatan yang diajukan oleh presiden. Apabila dari hasil peninjauan Congress itu ternyata
bahwa sedikitnya 2/3 dari seluruh anggotaCongress tetap menyetujui rancangan undang-undang
itu maka rancangan undang-undang itu harus disahkan oleh presiden. Dengan sistem pemisahan
kekuasaan ini, akan terjadi check and balance yang benar-benar sempurna antarlembaga-lembaga
kekuasaan tersebut.
Semua negara bagian harus berbentuk republik dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi.
Di negara ini, hanya ada dua partai politik yang memperebutkan jabatan politik, yaitu Partai
Demokrasi dan Partai Republik. Hampir setiap saat rakyat Amerika Serikat melakukan pemilihan
umum dalam rangka pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan gubernur dan wakil
gubernur, walikota, dewan kota, anggota Senat, anggota House of Representative, dan pejabatpejabat politik di negara bagian. Sistem pemerintahan yang dijalankan di Amerika Serikat adalah
sistem presidensial.
Sistem Politik Cina
Republik Rakyat Cina berdiri tahun 1949 setelah menumbangkan dinasti Cing yang berusia
ratusan tahun. Tetapi barusan secara konstitusi cina ditetapkan dalam congress rakyat nasional,
yang menyebutkan antra lain bahwa demokrasi rakyat di pimpin oleh kelas pekerja dalam hal ini
dikelola oleh Partai Komunis Cina sebagai inti kepemimpinan pemerintah.
Dalam kuasa eksekutif, jabatan kepala negara dihapuskan maka orang pertama dalam
kepemimpinan Partai Komunis Cina yang menggantikan jabatan ini yaitu ketua Partai itu sendiri,
sedangkan Sekretaris Jenderal partai merupakan penyelenggara pemerintahan tertinggi setingkat
Perdana Menteri. Kekuasaan legislatif dipegang oleh kongres rakyat nasionalyang didominasi
oleh Partai Komunis Cina. Kekuasaan yudikatif dijalankan secara bertingkat oleh pengadilan
rakyat dibawah pimpinan Mahkamah Agung Cina. Pengadilan rakyat bertanggung jawab kepada
kongres rakyat di setiap tingkatan, namun karena perwakilan rakyat tersebut didominasi oleh

Partai Komunis Cina maka demokrasi masih sulit terwujud meskipun usaha perubahan dilakukan
terus-menerus dalam reformasi yang dicanangkan dalam rangka menghadapi era globalisasi.
Sistem ekonomi amerika serikat
Salah satu budaya politik Amerika adalah sistem perekonomian kapital. Kapitalisme
adalah metode alternative untuk mendistribusikan keuntungan dan kerugian ekonomi.
Kapitalisme mengharuskan pemerintah untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi seminimal
mungkin. Amerika serikat tidak secara murni menganut sistem kapitalisme, karena pemerintah
mengambil peran dalam mengatur dan mendorong perekonomian. Istilah ekonomi campuran ini
digunakan dalam menentukan bentuk anasir berbeda dari sistem ekonomi kombinasi antara
elemen sosialis dan kapitalis. Amerika Serikat mengadopsi lebih banyak elemen kapitalis
daripada elemen sosialis. Karena tradisi individualisme yang kuat, orang Amerika cenderung
membatasi tujuan dari tindakan pemerintah dalam bidang ekonomi.
Menanggapi hal ini, sistem ekonomi kapitalis yang dianut Amerika benyak membawa
dampak negatif bagi Amerika sendiri maupun negara lain. Bagaimana tidak, semua kegiatan
produksi, konsumsi, maupun distribusi diatur bebas oleh masing-masing individu dan pemerintah
tidak ikut campur tangan akan masalah ini. Individu tersebut akan menentukan harga beserta
labanya sendiri sesuai keinginannya. Hal ini bisa dimanfaatkan individu untuk mengambil laba
sebanyak-banyaknya. Jika hal ini terjadi, tidak lain, Amerika bisa mengalami krisis ekonomi dan
aset negara yang harus dikorbankan.
Ekonomi kapitalis memang sistem ekonomi rapuh yang dimiliki oleh Amerika.
Bagaimana tidak, penguatkuasaan undang-undang penghapusan hamba secara serta merta telah
menyebabkan pekerja-pekerja di sektor peladangan dan perindustrian pada ketika itu lumpuh
karena pekerja-pekerja yang sebelum ini tidak mau bekerja lagi dengan majikan asal mereka. Hal
ini karena majikan atau pengusaha kapitalis tersebut telah melakukan kedzaliman dan
penindasan terhadap pekerja atau buruh tersebut dalam usaha memaksimumkan keuntungan dan
meminimumkan kos.
Dampak positif yang mungkin ditimbulkan dari sitem ekonomi kapitalis adalah dapat
meningkatkan inisiatif dan kreatifitas di masyarakat. Dan masyarakat bisa bersaing dengan
menghasilkan produk yang sangat berkualitas. Ini adalah keuntungan-keuntungan yang bisa
diperoleh. Namun hal tersebut tidak seberapa dengan kelemahan-kelemahan yang diakibatkan.
Dampak negatifnya akan jauh lebih besar dan jauh lebih menghancurkan ekonomi negara yaitu
krisis ekonomi.
Sistem Ekonomi di China
China dahulu memang sangat terkenal dengan istilah Negara Komunis, negara yang
semua perekonomiannya diatur oleh Negara dan warga negara yang menentangnya akan
dihukum jadi tidak boleh ada salah satu warganya yang menentang kebijaksanaan yang
dikeluarkan oleh pemerintahannya. China juga membungkam atau mengekang pers di negaranya
sendiri. Organisasi Reporters Sans Frontieres (RSF) yang berkedudukan di Paris pada 4 Januari
2006 silam juga melaporkan bahwa kasus penahanan terhadap wartawan sepanjang tahun 2005

paling banyak terjadi di China. Data yang dikumpulkan organisasi reporter lintas negara itu
menunjukkan sampai 1 Januari 2006 lalu, jumlah wartawan yang ditahan di negara komunis itu
sebanyak 32 orang. Di sini media diberi pengawasan yang ketat.
Pada beberapa tahun terakhir, China telah menegaskan lebih lanjut target dan tugas
penyempurnaan sistem ekonomi pasar sosialis yaitu suatu pasar ekonomi dimana kepemilikan
publik merupakan arus utama, sebagai bukti bahwa antara tahun 1989 sampai 2001, jumlah
perusahaan negara anjlok dari 102.300 buah menjadi 46.800. sedangkan jumlah perusahaan
swasta meledak dari 90.000 buah menjadi 2 juta buah. Hal ini sesuai dengan tuntutan
mempertimbangkan secara menyeluruh perkembangan kota dan desa, perkembangan regional,
perkembangan sosial ekonomi, perkembangan harmonis antara manusia dan alam, serta
perkembangan di dalam negeri dan keterbukaan terhadap dunia luar, mengembangkan peranan
dasar pasar dalam alokasi sumber daya, meningkatkan fitalitas dan fungsi pemerintah di bidang
pengelolaan sosial dan layanan umum, dan memberikan jaminan sistem yang kuat kepada
pembangunan masyarakat cukup sejahtera secara menyeluruh.
Kemudian China berusaha menyempurnakan sistem pokok ekonomi di mana ekonomi
milik negara merupakan bagian utama dan ekonomi multi kepemilikan berkembang bersama,
mendirikan sitem yang menguntungkan untuk mengubah struktur ekonomi dualis antara kota dan
desa, membentuk mekanisme yang mendorong perkembangan harmonis ekonomi regional,
membangun sistem pasar modern yang seragam, terbuka dan bersaing secara tertib,
menyempurnakan sistem pengontrolan makro, sistem pengelolaan administrasi dan sistem
hukum ekonomi, menyempurnakan sistem penempatan kerja, distribusi pendapatan dan jaminan
sosial, dan mendirikan mekanisme yang mendorong perkembangan yang berkelanjutan di bidang
ekonomi dan sosial. Dengan adanya data seperti yang di atas, maka China dapat digolongkan ke
dalam negara yang menganut sistem perekonomian sosialis.
Dan ini sangat memberi pengaruh terhadap perekonomian China sampai-sampai AS yang
notabene adalah negara adidaya, tidak mampu menghadapi perekonomian China yang memiliki
nilai kemajuan ekonomi sangat pesat berkat sistem ekonomi yang mereka anut. Pasar bebas
sendiri merupakan ciri dari sistem ekonomi liberalisme atau kapitalisme. Jadi sistem ekonomi
China adalah sistem ekonomi campuran antara sosialis, kapitalisme, dan komunisme.Dampaknya
bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat China adalah masyarakat dapat mengembangkan
inisiatif dan kreatifitas, sehingga masyarakat secara otomatis dapat menjalankan usaha dengan
lebih maksimal. Dengan adanya campur tangan pemerintah juga, maka dapat meminimalisir
monopoli oleh pihak swasta. Sehingga ekonomi negara juga bisa berjalan stabil dan rakyat juga
akan mendapat dampak positif dari hal itu.
Sistem politik dan ekonomi unieropa
Uni Eropa sebagai salah satu organisasi internasional bisa dikatakan berhasil dan
menjadi kiblat bagi organisasi regional lainnya karena keberhasilannya membaurkan semua
negara yang menjadi anggota di dalamnya. Padahal, disadari atau tidak Eropa merupakan salah
satu benua dengan banyak negara besar didalamnya yang memiliki kepentingan masing-masing
dan biasanya sukar untuk mengikuti aturan yang berlaku di dalam sebuah organisasi. Namun,
nyatanya negara-negara besar dengan segala kepentingannya berhasil patuh terhada segala

peraturan yang ada dalam Uni Eropa. Kerjasama yang dimulai dari aspek ekonomi memiliki
kemungkinan keberhasilan integrasi yang lebih besar karena menghasilkan spillover bagi
kerjasama dalam aspek lain. Seperti yang telah diketahui, dasar pembentukan Uni Eropa adalah
ECSC (European Economic Coal and Steel Community). Di dalam ECSC tersebut terdapat
regulasi mengenai pembentukan pasar bebas melalui konsep liberalisasi perdagangan yang
ditandatangani oleh Perancis, Jerman Barat, Belanda, Italia, Belgia, dan Luxemburg. Kerjasama
dalam bidang baja dan batu bara dipilih karena keduanya merupakan komoditi penting yang
menjadi modal bagi industri alat perang, transportasi, dan sebagainya. Tujuan dari pembentukan
ECSC yaitu untuk menanggulangi perpecahan antar negara di Eropa, terutama antara Perancis
dan Jerman. Melalui pembentukan ECSC para negara anggota berharap adanya rekonsiliasi bagi
kondisi Eropa yang pada saat itu sarat dengan konflik. Selain itu, ECSC juga berperan sebagai
wadah aliansi bagi negara-negara Eropa yang merasa terancam oleh teror dan pengaruh komunis
yang dibawa oleh tentara merah (Barysch, 2010: 12).
Hingga saat ini jumlah keanggotaan Uni Eropa mencapai 27 Negara yang bukan saja
berasal dari Eropa Barat, namun juga mencangkup Negara- Negara di kawasan Eropa Timur dan
Eropa Tengah seperti Ceko, Polandia, dan Slovakia. Dalam hal isu kerjasama, Uni Eropa terbukti
telah mampu membangun integrasi dalam aspek ekonomi yang sejauh ini berkembang menjadi
integrasi dalam hal common foreign and security policy, pembentukan European Community,
dan justice and home affairs. Hingga saat ini belum ada organisasi regional lain yang mampu
melakukan integrasi sejauh yang dilakukan oleh Uni Eropa. Bagi sebagian pihak, Uni Eropa
bahkan diyakini memiliki kapabilitas untuk berkembang menjadi kekuatan baru untuk
menandingi peran Amerika Serikat sebagai Negara hegemon.Integrasi Uni Eropa terjalin
semakin erat dengan ditandatanganinya Traktat Lisbon oleh para pemimpin Negara anggota pada
tanggal 13 Desember 2007 (Are, 2012: 72).
Keanggotaan Uni Eropa yang besar ditambah dengan relasinya dengan kawasan lain
seperti negara-negara di Asia, Amerika, Afrika, dan Australia tentu melibatkan banyak
kepentingan yang berbeda dimana masing-masingnya tentu memiliki hal-hal khususnya masingmasing. Beberapa perbedaan ini haruslah dikelola agar kerjasama dapat dilakukan dengan baik
serta menghindari konflik yang sekiranya dapat muncul sehingga relasi yang baik antara
anggota-anggota Uni Eropa secara internal maupun eksternal dapat menguntungkan.
Pengelolaan ini terlihat dari kebijakan dalam bidang ekonomi dan perdagangan dimana
perihal akan perpajakan merupakan suatu hal yang diatur dalam hubungannya antar negaranegara Uni Eropa. Regulasi seperti EEA atau European Economic Area, EFTA atau European
Free Trade Agreement, serta UN/ECE atau United Nations Economic Commission for
Europe merupakan suatu bentuk pengelolaan perbedaan dalam bidang ekonomi sehingga
kerjasama dapat dilakukan (Anon, t.t:2). Pengaturan kerjasama dalam wilayah regional yang
seperti ini diatur oleh komisi terbesar Uni Eropa dan berlaku bagi semua anggotanya. Namun
tidak semua hal dapat diatur dalam satu payung besar regulasi Uni Eropa seperti hal-hal yang
berkaitan dengan Bank Sentral dan politik serta keamanan masing-masing negara (Anon, t.t:2).
Uni Eropa terdiri dari negara-negara yang dirancang berdasarkan persebaran suku bangsa
terbesarnya. Perancis, misalnya, didominasi oleh bangsa Perancis. Demikian halnya dengan

Jerman, Italia, Spanyol, dan negara-negara anggota Uni Eropa lainnya. Untuk menyatukan suku
bangsa yang tersebar di antara negara-negara anggota, Uni Eropa memperkenalkan sistem
perbatasan terbuka (open borders) dan perdagangan bebas. Interaksi antara berbagai bangsa
dengan semangat yang sama, yaitu memajukan setiap negara anggota Uni Eropa, menjadikan
perbedaan suku bangsa hal yang lumrah dan tidak dipermasalahkan. Sejak tahun 2004 sampai
2014, 13 negara Eropa meluncurkan Diversity Charter (Piagam Keragaman) yang isinya
meminta agar perusahaan maupun organisasi menerapkan kebijakan keragaman penduduk atau
multikulturalisme. Pihak penandatangan piagam tersebut nantinya akan mengutamakan
keragaman dan kesempatan yang setara di tempat kerja tanpa memandang usia, jenis kelamin,
ras, suku bangsa, agama, atau orientasi seks. (Wondrak 2014)
Perbedaan sistem politik dan ekonomi di antara negara-negara anggota Uni Eropa diatur
melalui Stabilisation and Association Process. Dalam proses tersebut, sebuah negara harus
bersedia melakukan reformasi politik, ekonomi, perdagangan, dan hak asasi manusia sesuai
hukum yang berlaku di Uni Eropa. Sebagai imbalannya, negara tersebut mendapat akses bebas
ke sebagian atau seluruh pasar (barang industri, hasil tani, dan lain-lain) di Uni Eropa serta
bantuan keuangan atau teknis. (Rasmussen 1993) Penyelarasan sistem politik dan ekonomi
dilaksanakan saat aksesi sebuah negara ke Uni Eropa. Calon anggota harus meyakinkan Dewan
Eropa bahwa segala perundangan dan kemampuan tata negaranya dapat beradaptasi dengan
perundangan Uni Eropa. Biasanya penyelarasan dilakukan secara bertahap sebelum Acquis
Communautaire (regulasi, direktif, dan standar Eropa) diberlakukan sepenuhnya. (Rasmussen
1993).
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah negara untuk dapat bergabung menjadi salah satu
negara anggota di Uni Eropa antara lainnya adalah pertama, negara yang bersangkutan haruslah
berada atau dalam posisi gegografis yaitu berada di benua Eropa. Kedua, negara yang
bersangkutan tersebut menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, penegakan hukum, penghormatan
Hak Asasi Manusia dan menjalankan segala peraturan perundang-undangan Uni Eropa (Mission
of Indonesia to European Communities, t.t). Uni Eropa yang berawal dan terbentuk dari 6 negara
yaitu negara Jerman, Perancis, Italia dan 3 negara Benelux ini kemudian mengalami perluasan
keanggotaan. Dari tahun 1957 dengan 6 anggota awal, keanggotaan Uni Eropa bertambah
menjadi 9 negara anggota pada tahun 1973 dengan begabungnya negara Denmark, Irlandia dan
juga Inggris. Pada tahun 1981, Uni eropa menambah anggotanya menjadi 10 dengan masuknya
negara Yunani. Pada tahun 1986, negara Portugal dan juga Spanyol resmi menjadi bagian dari
keanggotaan Uni Eropa, dan pada tahun 1995 keanggotaan Uni Eropa kembali bertambah
menjadi total 15 negara anggota dengan masuknya negara Austria, Finlandia dan juga Swedia.
Uni Eropa kemudian berniat untuk kembali memperluas anggotanya dari 15 negara anggota
menjadi 25 negara anggota. Hal tersebut terwujud pada tanggal 1 Mei 2004 berdasarkan pada
Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa di Kopenhagen pada 13 Desember 2002, Uni Eropa
memutuskan untuk menerima 10 anggota baru yang antara lainnya adalah Republik Ceko,
Estonia, Hongaria, Latvia, Lithuania, Malta, Polandia, Siprus, Republik Slovakia dan Slovenia.
Pada tahun 2007, keanggotaan Uni Eropa bertambah dengan masuknya negara Bulgaria dan juga
Romania (Mission of Indonesia to European Communities, t.t).

Anda mungkin juga menyukai