Anda di halaman 1dari 9

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


Universitas Mercu Buana

MODUL PERTEMUAN KE 12

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

MATERI KULIAH:

Elastisitas dan Plastisitas, Modulus Elastik, Konstanta Gaya.

POKOK BAHASAN:

ELASTISITAS
12-1 ELASTISITAS DAN PLASTISITAS
Hubungan

antara

setiap

jenis

tegangan

dengan

regangan

yang

bersangkutan penting peranannnya dalam cabang fisika yang disebut teori


elastisitas pada ilmu kekuatan bahan dibidang engineering. Apabila suatu jenis
tegangan dilukiskan grafiknya terhadap regangannya, akan ternyuata bahawa
diagram tegangan regangan yang kita peroleh berbeda beda bentuknya
menurut jenis bahannya. Dua bahan yang termasuk jenis bahan yang sangat
penting dalam ilmu dan teknologi dewasa ini ialah logam dan karet yang
divulkanisir.

Gmb. 12.1 Sebuah diagram tegangan regangan suatu logam kenyal yang menderita tarikan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

Bahkan di antara logam logam, perbedaan tersebut sangatlah luasnya.


Gambar 2.1 memperlihatkan sederhana dan regangannya menunjukkan prosentase
perpanjangan. Di bagian awal kurva (sampai regangan yang kurang dari 1 %),
tegangan dan regangan adalah proporsional sampai titik a (batas proporsionalnya)
tercapai. Hubungan proporsional antara tegangan dan regangan dalm daerajh ini
disebut Hukum Hooke. Mulai a sampai b tegangan dan regangan tidak
proporsional, tetapi walaupun demikian, bila beban ditiadakan disembarang titik
antara 0 dan b, kurva akan menelusuri jejajknya kembali dan bahan yang
bersangkutan akan kembali kepada panjang awalnya. Dikatakanlah bahwa dalam
daerah ob bahan itu elastis atau memperlihatkan sifat elastis dan titik b dinamakan
batas elastis.

Kalau bahan itu ditambah bebannya, regangan akan bertambah dengan


cepat, tetapi apabila beban dilepas di suatu titik selewat b, misalkan di titik c,
bahan tidak akan kembali kepanjang walnya, melainkan akan mengikuti garis
putus putus pada Gambar 12-1. Panjangnya pada tegangan nol kini lebih besar
dari panjang awalnya dan bahan itu dikatakan mempunyai suatu regangan tetap
(permanent set). Penambahan beban lagi sehingga melampaui c akan sangat
menambah regangan sampai tercapai titik d, dimana bahan menjadi putus. Dari b
ke d, logam itu dikatakan mengalami arus plastis atau deformasi plastis, dalam
mana terjadi luncuran dalam logam itu sepanjang bidang yang tegangan luncurnya
maksimum. Jika antara batas elastik dan titik putus terjadi deformasi plastik yang
besar, logam itu dikatakan kenyal (ductile). Akan tetapi jika pemutusan terjadi
segera setelah melewati batas elastis, logam itu dikatakan rapuh.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

Gmb. 12-2. Diagram tegangan regangan karet divulkanisir, yang memperlihatkan histeresis
elastik.

Gambar 12-2 melukiskan sebuah kurva tegangan tegangan karet


divulkanisasi yang diregang sampai melebihi tujuh kali panjang awalnya. Tidak
ada bagian kurva ini dimana tegangan proporsional dengan regangan. Akan tetapi
bahan itu elastik, dalam arti bahwa kalau beban ditiadakan, karet itu akan kembali
ke panjangnya semula. Bila beban dikurangi,kurva tegangan regangan tidak
menurut jejaknya kembali melainkan mengikuti kurva garis putus putus paa
Gambar 12-2. tidak berimpitnya kurva tegangan bertambah dan kurva tegangan
berkurang disebut histeris ealstis. Gejala yang analog yang terjadi pada bahan
magnet disebut histeris magnet. Luas bidang yang dibatasi oleh kedua kurva itu,
yaitu luas lingkaran histeris, sama dengan energi yang hilang di dalam bahan
elastis atau bahan magnetik. Beberapa jenis karet histeris elastiknya besar. Sifat
ini membuat bahan itu bermanfaat untuk peredam getaran. Jika balokdari bahan
semacam ini diletakkan antara sebuah mesin yang bergetar dan lantai misalnya,
terjadilah elastis setiap daur getaran. Energi mekanik berubah menjadi yang
dikenal sebagai energi dakhil, yang kehadirannya dapat diketahui dari naiknya
temperatur. Hasilnya, hanya sedikit saja energi getaran diteruskan ke lantai.

12-2 MODULUS ELASTIK


Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu
bergantung pada sifat bahan yang menderita tegangan itu. Perbandingan tegangan
terhadap regangan, atau tegangan per satuan regangan, disebut modulus elastik
bahan yang bersangkutan. Semakin besar modulus elastik, semakin besar pula
tegangan yang diperilakukan untuk regangan tertentu.

Marilah kita telaah dulu perihal tegangan (tarik dan kompresi) dan
regangan (tarik dan kompresi) memanjang. Percobaan membuktikan bahwa
sampai batas proporsional, tegangan memanjang menimbulkan regangan yang
besarnya sama, tidak peduli apakah tegangan itu atau karena tegangan akibat
tarikan atau akibat kompresi. Karena itu perbandingan tegangan tarik terhadap
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

regangan tarik, untuk bahan tertentu, sama dengan perbandingan tegangan


kompresi terhadap regangan kompresi. Perbandingan ini disebut modulus
regangan, atau modulus young, bahan yang bersangkutan dan dilambangkan
dengan Y

Y=

Fn
tegangan tarik tegangan kompresi
A = lo Fn
=
=
regangan tarik regangan kompresi l
A l
lo

(12.1)

Jika batas proporsional belum terlampaui, perbandingan teganganterhadap


regangan konstan dan karena itu Hukum Hooke sama maknanya dengan ungkapan
bahwa dalam batas proporsional, modulus ealstik suatu bahan adalah konstan,
dan bergantung hanya pada sifat bahannya.

Karena regangan hanya merupakan bilangan, satuan modulus young sama


seperti

satuan

tegangan,

yaitu

gaya

per

satuan

luas.

Dalam

tabel,

reganganbiasanya dinyatakan dalam pound per inci kuadrat atau dyne per
sentimeter kuadrat. Modulus young beberapa macam bahan tercantum dalam tabel
12.1.
Tabel 12-1 Modulus Elastik (harga pendekatan)
Modulus Young, Y
Modulus Luncur, L
Modulus Bulk, B
1012 dyn cm-2 106 lb in-2 1012 dyn cm-2 106 lb in-2 1012 dyn cm-2 106 lb in-2
Alumunium
0,70
10
0,24
3,4
0,70
10
Kuningan
0,91
3
0,36
5,1
0,61
8,5
Tembaga
1,1
16
0,42
6
1,4
20
Gelas
0,55
7,8
0,23
3,3
0,37
512
Besi
0,91
13
0,70
10
1,0
14
Timah
0,16
2,3
0,056
0,8
0,077
1,1
Nikel
2,1
30
0,77
11
2,6
34
Baja
2,0
29
0,84
12
1,6
23
Bila hubungan antara ketegangan dan regangan tidak linier,. Maka
modulus elastik dapat didefinisikan lebih umum lagi sebagai perbandingan limit
perubahan kecil tegangan terhadap perubahan regangan yang diakibatkan

tegangan itu. Jadi, jijka gaya Fn pada Gambar 11-5 bertambah sebesar dFn, dan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

sebagai akibatnya panjang batang itu bertambah sebesar dl, modulus regangan
didefinisikan sebagai:
Y=

dFn

A = l dFn
dl
A dl
l

(12.2)

Pendefinisian ini setara dengan pendefinisian modulus di tiap titik sebagai


kemiringan kurva dalam grafik tegangan tegangan. Dalam daerah hukum

Hooke, kedua definisi setara.

Modulus luncur L suatu bahan, dalam daerah hukum Hooke, didefinisikan

sebagai perbandingan tegangan luncurdegan regangan luncur yang dihasilkannya:


L=

tegangan luncur
regangan luncur

Ft

A = h Ft
x
Ax
h

(12.3)

(Lihat Gambar 1-6 untuk mengetahui arti x dan arti h)


Modulus luncur suatu bahan juga dinyatakan ebagai gaya per satuan luas.
Untuk kebanyakan bahan, besar modulus luncur ini setengah sampai sepertiga
besar modulus Young. Modulus luncur dusebut juga modulus ketegaran (modulus
of rigidity) atau modulus puntiran (torsion modulus).
Definisi modulus luncur yang umum lagi ialah:
L=

dFt
dx

A = h dFt
A dx
h

(12.4)

Dimana dx ialah pertambahan x apabila gaya luncur bertambah sebesar


dFt.

Modulus luncur mempunyai arti hanya untuk bahan padat saja. Zat cair
dan gas akan mengalir kalu menderita tegangan luncur dan tidak akan
menahannya secara permanen.
Modulus yang menghubungkantekanan hidrostatik dengan regangan
volum yang dihasilkannya disebut modulus bulk dan dilambangkan dengan huruf
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

B. Definisi umum modulus bulk ialah perbandingan (negatif) perubahan tekanan


terhadap perubahan tegangan volum yang dihasilkannya:
B=

dp
dp
= V
dV
dV
V

(12.5)

Tanda minus dimasukkan dalam definisi B karena bertambahmnya


tekanan selalu menyebabkan berkurangnyavolum. Artinya, jika dp positif, dV
negatif. Dengan memasukkan tanda minus ke dalam definisi itu, berarti kita
membuat modulus bulk itu sendiri suatu besaran positif.

Perubahan volum zat padat atau zat cair akbiat tekanan demikian
kecilnya, sehingga volum V dalam persamaan (11-11) dapat dianggap konstan.
Asalkan tekanan tidak terlalu besar, perbandingan dp/v juga konstan, modyulus
bulk kosatan, dan dp dan dV dapat kita gantidengan perubahan tekanan dan
volume yang terbatas. Tetapi volumesuatu gas jelas sekali berubah akibat tekanan
dan untuk gas haruslah digunakan definisi umum B.

Resiprokal modulus bulk disebut

kompresibilitas k. Berdasarkan

definisinya:

k=

Jadi

kompresibilitas

1
dV / V 1 dV
=
=
B
dp
V dp

suatu

bahan

sama

(12.7)

dengan

beberapa

besar

berkurangnya volum, - dVIV, persatuan kenaikan tekanan dp. Satuan modulus

bulk sama seperti satuan tekanan, dan satuan kompresibilitas sama seperti satuan
tekanan resiprokal. Jadi, kalau dikatakan nbahwa kompresibilitas air (lihat tabel

10-2) 50 x 10-6 atm-1, berarti volumnya kuarang sebesar 50/1.000.000. volume


asal untuk setiap kenaikan 1atm tekanan. (1 atm 14,7 lb in-2).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

Tabel 12-2 Kompresibilitas Zat Cair


Zat Cair
Karbon Disulfida
Etil Alkohol
Gliserin
Raksa
Air

Kompresibilitas, k
(Nm-2)-1
64 x 10-11
110
21
3,7
49

(lb in-2)-1
45 x 10-7
78
15
2,6
34

atm-1
66 x 10-6
115
22
3,8
50

12-3 KONSTANTA GAYA


Modulus elastik yang banyak macamnya itu masing masing merupakan
besaran yang menyatakan sifat elastik suatu bahan tertentu dan bukan
menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang, kabel, atau pegas yang
terbuat dari bahan yang bersangkutan mengalami perubahan akbat pengaruh
beban. Kalu persamaan (10-7) diselesaikan untuk Fn, maka diperoleh

Fn =

YA
l
lo

Atau, bila YA/lo diganti dengan satu konstanta k dan perpanjangan l kita
sebut x, maka:
Fn = kx

Dengan perkataan lain,besar tambahan panjang sebuah benda yang


mengalami tarikan dihitung dari panjang awalnya sebandaing dengan besar gaya
yang meregangkannya. Hukum Hooke mulanya diungkapkan dalam bentuk ini,
jadi tidak atas dasar pengertian tegangan dan regangan.

Apabila sebuah pegas kawat auloir diregangkan, tegangan di dalam kawat


itu praktis merupakan tegangan luncur semata. Pertambahan panjnag pegas itu
sebagai keseluruhan berbanding lurus dengan besar gaya yang menariknya.
Maksudnya, persamaan berbentuk F = kx itu tetap berlaku, dimana konstanta k
bergantung pada modulus luncur kawat itu, pada radiusnya, pada radius ulirnya,
dan pada jumlah ulir.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

Konstanta k,atau perbandingan gaya terhadap perpanjnagan, disebut


konstanta gaya atau kekuatan pegas itu7, dan dinyatakan dalam pound per foot,.

Newton per meter,atau dyne per sentimeter. Bilangannya sama dengan gaya yang
diperlukan untuk menghasilkan perpanjangan satuan.

Perbandingan perpanjnagan dengan gaya, atau perpanjangan per satuan


gaya, disebut pemuluran (compliance) pegas itu. Pemuluran sama dengan
resiprokal konstanta gaya dan dinyatakan dalam feet per pound, meter per newton,
atau sentimeter per dyne. Bilangannya sama dengan perpanjangan yang dihasilkan
oleh satuan gaya.

Contoh Soal:
1. Dalam suatu percobaan untuk mengukur modulus Young, sebuah beban 1000
lb yang digantungkan pada kawat baja yang panjangnya 8 ft dan
penampangnya 0,025 in2, ternyata meregangkan kawat itu sebesar 0,010 ft
melebihi panjangnya sebelum diberi beban. Berapa tegangan, regangan, dan
harga modulus Young bahan baja kawat itu???
Tegangan =

Re gangan =

Y=

1000 lb
Fa
=
= 40.000 lb in 2
2
A 0,025 in
l 0,010 ft
=
= 0,00125
l0
8 ft

Tegangan 40000 lb in 2
=
= 32 x 10 6 lb in 2
Re gangan
0,00125

2. Umpamakan benda pada gambar 11-6 sebuah pelat kuningan seluas 2 ft-2 dan
tebalnya in. Berapa gaya F harus dikerjakan terhadap tiap tepinya jika
perubahan x pada gambar 11-6 (b) ialah 0,01 in? Modulus luncur kuningan itu
5 x 106 lb in-2.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Mercu Buana

Tegangan luncur pada tiap sisi ialah:

Tegangan luncur =

F1
F
F
=
= in 2
2
1
A 24 x
6
in
4

Re gangan luncur =

x 0,01 in
=
= 4,17 x 10 4
h
24 in

Modulus luncur L =

tegangan
regangan

5 x 10 6 lb in 2 =

F /6
in 2
4,17 x 10 4

F = 12.500 lb

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

IR. ALIZAR, M.T


FISIKA DASAR

Anda mungkin juga menyukai