ZAINOEL ABIDIN
JL. TGK. DAUD BEUREUH NO. 108
NO. REVISI
00
HALAMAN
1/3
Ditetapkan,
DIREKTUR RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN
PROSEDUR TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Tanggal Terbit
5 Januari 2015
NO. REVISI
00
HALAMAN
2/3
mg/kgBB
Induksi inhalasi: bila ada keraguan untuk melakukan
intubasi atau mempertahankan patensi jalan nafas
pada pasien dengan lambung penuh (misalnya pada
trauma maksilofasial, perdarahan tonsil dll) dapat
dilakukan induksi inhalasi dengan oksigen dan
halotan. Saat pasien mencapai anestesi dalam, dapat
dilakukan intubasi pada kondisi nafas spontan
Intubasi sadar: dilakukan intubasi nasal atau fiber
optik dengan anestesi lokal larutan kokain 4% spray.
Anestesi regional: dapat dilakukan anestesi spinal,
epidural, atau blok saraf perifer.
Fase III : Pemeliharaan anestesi
Pemeliharaan obat sedasi dengan N2O 50-60%,
isoflurane, pemeliharaan pelumpuh otot dengan
pelumpuh non depolarisasi, dan analgetik dengan
opioid.
Lain-lain seperti manajement terapi cairan termasuk
transfusi darah.
Fase IV : Reversal dan pemulihan
Meliputi pemulihan tingkat kesadaran dan pemulihan fungsi
neuromuskuler.
Fase V: Manajemen pasca operasi
Pasien tanpa komplikasi atau dengan komplikasi
minimal dapat dirawat di ruang perawatan biasa
Pasien dengan komplikasi dirawat di ICU
Pasien mendapat analgesik adekuat, pemantauan
status respirasi, balans cairan dll
UNIT TERKAIT
1.
2.
3.
4.