Anda di halaman 1dari 2

SUBSTANSI DAKWAH RASULULLAH SAW

Substansi ajaran Islam periode Makkah, yang didakwahkan Rasulullah SAW


di awal kenabiannya adalah sebagai berikut :
a) Keesaan Allah SWT
Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta
adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT tempat
bergantung segala apa saja dan makhluk-Nya, tidak beranak dan
tidak diperanakkan, serta tidak ada selain Allah SWT, yang
menyamai-Nya (baca dan pelajari QS. A1-Ikhlas, 112: 1-4). Umat
manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada
Allah SWT. Beribadah atau menyembah kepada selain Allah SWT,
termasuk ke dalam perilaku syirik, yang hukumnya haram, dan
merupakan dosa yang paling besar (lihat Q.S An-Nisa, 4: 48).
b) Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia,
bukanlah akhir kehidupan, tetapi merupakan awal dan kehidupan
yang panjang, yakni kehidupan di alam kubur dan di alam akhirat.
Manusia yang ketika di dunianya taat beribadah, giat beramal
saleh, dan senantiasa berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan
memperoleh balasan yang menyenangkan. Di alam kubur akan
memperoleh berbagai kenikmatan dan di alam akhirat akan
ditempatkan di surga yang penuh dengan hal-hal yang
memuaskan. Tetapi manusia yang ketika di dunianya durhaka
kepada Allah SWT dan banyak berbuat jahat, tentu setelah matinya
akan mendapat siksa kubur dan dicampakkan ke dalam neraka
yang penuh dengan berbagai macam siksaan. (Baca dan
pelajari Q.S. Al-Qariah, 101: 1-11)
c)

Kesucian jiwa
Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha
menyucikan jiwanya dan melarang keras mengotorinya. Seseorang
dianggap suci jiwanya apabila selama hayat di kandung badan
senantiasa beriman dan bertakwa atau meninggalkan segala
perbuatan dosa, dan dianggap mengotori jiwanya apabila durhaka
pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa. Sungguh beruntung

orang yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya, dan


alangkah ruginva orang yang mengotori jiwanya (baca Q.S. AsySyams, 91: 9-10).

Artinya:
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
d) Persaudaraan dan Persatuan
Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan,
bahkan persaudaraan landasan bagi terwujudnya persatuan.Islam
mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara.
Mereka dituntut untuk saling mencintai dan sayang-menyayangi, di
bawah naungan rida Ilahi. Rasulullah SAW bersabda: Tidak
dianggap beriman seorang Muslim di antara kamu, sehingga ia
mencintai saudaranya, seperti rnencintai dirinya.(H.R. Bukhari,
Muslim, Ahmad, dan Nasai). Selain itu sesama umat Islam,
hendaknya saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan,
jangan sekali-kali tolong-menolong dalam dosa serta permusuhan.
Jangan saling menganiaya dan jangan pula membiarkan
saudaranya yang teraniaya tanpa diberikan pertolongan.
Sedangkan umat Islam yang mampu disuruh untuk memberikan
pertolongan kepada saudaranya yang duafa, yakni para fakir
miskin dan anak-anak yatim telantar (baca dan pelajari Q.S. AlMaun, 107: 1-7).

Anda mungkin juga menyukai