Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SITI NUR FADILAH

NIM : 2224220045
PRODI/KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI/1A
DOSEN PENGAMPU : Dr. Fadlullah, S. Ag, M. SI.
ESENSI ISLAM DARI KETUHANAN UNTUK KEMANUSIAAN

Konsep Ketuhanan dan Kemanusiaan dalam Ajaran Islam


Dalam konsep Islam, Tuhan dinamakan Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi dan
Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi
semesta alam.

Menurut Al-Quran terdapat 99 Nama Allah yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang
berbeda. Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha
Luas. Pada 99 nama Allah tersebut, yang sangat terkenal dan sangat sering digunakan adalah
Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai bentuk ke murah hatian yang
sangat utama bagi semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-
Nya dan kuasa-Nya. Menurut nasihat Islam, Tuhan muncul dimana pun tanpa wajib menjelma
dalam bentuk apa pun. Menurut Al-Quran, "Ia tidak mampu dicapai oleh penglihatan mata,
sedang Ia mampu melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha
Mengetahui." (QS Al-'An'am[6]:103)
Menurut Al-Quran, Ia semakin dekat pada manusia daripada urat nadi manusia. Ia menjawab
bagi yang membutuhkan dan memohon pertolongan bila mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu
semua, Ia memandu manusia pada jalan yang lurus, “jalan yang diridhai-Nya.”
Para Nabi dan Rasul terdahulu yaitu mengenalkan serta mengajarkan keadilan. menurut Ibnu
Abbas, maksud keadilan disini yaitu percaya akan adanya satu Tuhan . Selain mengenalkan dan
mengajarkan mengenai keadilan, nabi dan rasul terdahulu pula mengajarkan mengenai
kemanusiaan.

Al-Quran menjelaskan, tujuan penciptaan manusia tak lain untuk beribadah kepada Tuhan. Di
sisi lain, banyak pula ayat-ayat yang menyerukan agar bersikap baik atau akhlaqul karimah
dengan sesama manusia, bahkan menjadi rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin).
Islam sebagai agama wahyu terakhir yang sempurna, tidak hanya mengatur hubungan manusia
dengan Allah s.w.t. saja, yang disebut hubungan vertikal, tetapi juga mengatur hubungan
manusia dengan sesamanya dan hubungan manusia dengan makhluk lainnya, yang disebut
hubungan horizontal. Kedua hubungan yang sangat luhur itu dalam al-Qur'an disebut: "Hablun
minallah dan hablun minannas". Sebelum dibangkitkannya agama Islam yang dibawa Nabi besar
Muhammad s.a.w., umat manusia di dunia dilanda permusuhan dan kebencian antar suatu bangsa
dengan bangsa lainnya, permusuhan antar ras, suku dan golongan. Kelompok yang satu
memusuhi kelompok yang lain, perbudakan terjadi diberbagai bagian dunia, ras diskriminasi,
pembagian manusia dengan kasta-kasta, dari kasta yang paling tinggi sampai yang paling rendah.
Dalam kehancuran yang meresahkan itu, Islam datang dengan konsep ajarannya mengenai
persamaan hak, kemanusiaan yang luhur, tidak ada perbedaan antara suatu bangsa dengan bangsa
lainya, antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya, kecuali dengan taqwa yang
dimilikinya. Islam mengajarkan bahwa kita semua adalah saudara, kita berasal dari jenis yang
sama, tidak ada perbedaan antara satu dengan lainnya, kecuali dengan iman dan taqwa.
Hubungan manusia dengan sesamanya akan lebih terasa damai jika kita memiliki rasa simpati,
empati dan rasa kebersamaan. Hubungan dengan sesama manusia ini bisa kita terapkan di
kehidupan sehari-hari, seperti gotong royong, selain gotong royong kita juga bisa bersedekah
kepada saudara kita yang kekurangan, lalu dalam islam juga kita wajib untuk berzakat kepada
orang yang berhak untuk menerima zakat.
Rasulullah saw sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sekalipun terhadap umat yang
berbeda aqidah. Sehingga hal demikian harus menjadi panutan bagi seluruh umat manusia di
dunia, terutama kaum muslimin yang secara prilakunya, tindak tanduknya selalu mengacu pada
kehidupan Rasulullah.

Anda mungkin juga menyukai