Anda di halaman 1dari 1

PENENTUAN CMC DARI BEBERAPA SURFAKTAN DENGAN TIGA METODE

Surfaktan , kadangkala disebut agen surface-active atau deterjen adalah salah satu contoh dari
bahan kimia yang paling serbaguna . Mereka dapat diaplikasikan pada beberapa keadaan,
termasuk kimia (kimia kinetic atau keseimbangan) , biologi ( sebuah membrane mimetic ) , dan
farmasi. Surfaktan merupakan materi amfifilik yang memiliki kedua rantai hidrokarbon panjang
apolar dan kepala yang polar ionik. Pada solven polar , misalnya air, kedua karakter dari
amfifilik membuat sebuah pengumpulan diri atau misel : molekul surfaktan mengatur dirinya
sendiri menjadi molekuler yang dikenal sebagai misel. (gbr 1). Bagian agregasi Hydrophobik
membentuk kumpulan inti dari micelle , sementara kepala kutub berada di bagian micelle
antarmuka dari air melakukan kontak hidrasi dengan sejumlah molekul air. Bergantung pada
struktur kimiawi surfactant , misel dapat berupa kationik, anionic, amfolitik (zwitterion), atau
nonionic.
Bagian unik dari surfaktan membuat media mikroheterogen solusi surfaktan cair; mereka
heterogen pada skala mikroskopik, meskipun terkadang homogeny pada skala makroskopis.
Konsentrasi (konsentrasi tak menentu pada batasan sempit) diatas dimana pembentukan misel
dibeut critical micelle concentration (cmc). Diatas cmc, monomer dan misel berada pada batas
keseimbangan. Di samping dari perkembangannya, media mikroheterogen tidak selalu
bergantung pada apa yang tertulis di buku atau eksperimen. Beberapa laporan mengilustrasikan
kegunaan dari teknik pengukuran cmc (2-5). Eksperimen pada artikel itu didesain untuk kimia
fisika dengan pembnetukan misel dan stuktur dasar pengukuran misel, dan dengan beberapa
teknik pada laboratorium fisikakimia digunakan untuk observasi perubahan pada fisika dan
kimia keadaan surfaktan saat misel dibentuk. Laporan ini menghadirkan penentuan misel oleh
tiga tahap. Keuntungan dan kerugian juga diindikasikan.

Pada percobaan ini, mahasiswa dapat menentukan cmc dari surfaktan oleh perubahan
pengukuran dengan menggunakan 1. Spectrum UV-vis benzoylaseton, 2. Spectrum emisi
fluoresensi dari monomer pirene dan 3. Konduktivitas elektrik dari surfaktan ionic sebagai
peningkatan konsentrasi amfifilik. Ada beberapa cara pengelolaan percobaan laboratorium,
tergantunh waktu dan peralatan yang ada. Tiap grup menentukan cmc dari surfaktan, contohnya
sodium deodesil sulfat, menggunakan tiga teknik diatas. Waktu juga sebagai syarat penentuan
nilai cmc.

Anda mungkin juga menyukai