Anda di halaman 1dari 17

Laporan Individu

REVIEW PERJALANAN KKL

Balai BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL &
DESA AGROWISATA BERJO
Matakuliah Hortikultura

Disusun oleh
Nama : Windi Rahmawati
NIM

: K4312075

Kelas : B

PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN P.MIPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
DESEMBER 2014

1 | Page

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia, rahmat serta hidayah-Nya. Sholawat dan salam penulis
sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga dan
sahabat-sahabat beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan
kuliah kerja lapangan (KKL).
Dalam penulisan laporan ini, penulis tidak akan berhasil dan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
hati yang tulus penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. Ir
Yudi Rinanto selaku dosen pengampu mata kuliah Hortikultura, Ibu Murni
Ramli, M.Ed, E.Dd., Ibu Dewi Puspita Sari, S.PD, MSc dan Ibu Umi Fatmawati,
S.Pd, Msi sebagai pembimbing dalam kegiatan KKL Hortikultura, Asisten Dosen
Hortikulruta, selueruh mahasiswa Hortkultura khususnya Pendidikan Biologi
2012 dan berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karenanya dengan tangan terbuka dan hati lapang, penulis bersedia menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat dalam rangka
memperluas wawasan dan cakrawala untuk berpikir bagi penulis dan juga bagi
para pembaca lainnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surakarta,

22

Desember

2014
Penulis

2 | Page

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan

C. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN
A Perjalanan Keberangkatan
B Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional
1. Kujungan di ruang Cinema

2. Kunjungan Etalase Tanaman Obat B2P2TOOT 8


3. Kunjungan ke tempat pengemasan dan penyimpanan
4. Kunjungan ke kebun koleksi
5. Kunjungan ke museum Hortus Medicus
C Perjalanan Ke Desa Agrowisata Berjo
D Desa Agrowisata Berjo Ngargoyoso
1. Kunjungan ke lahan pertanian Tomat
2. Kunjungsn ke lahan pertanian Kobis
E Perjalanan Pulang
BAB III PENUTUP
D. Simpulan

49

E. Saran 49
LAMPIRAN 51

3 | Page

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kunjungan mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2012 dan
beberapa mahasiswa angkatan 2011 yang mengambil mata kuliah hortkultura,
dimaksudkan untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai tanaman obat
dan budidaya tanaman sayur.
Keterbatasan pembelajaran

dikelas,

melatarbelakangi

dosen

pengampu, Bapak Dr, Ir. Yudi Rinanto, M.P untuk membawa kami
berkunjung ke sebuah Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Obat.
Selain pembelajaran mengenai tanaman obat, pembudidayaan
tanaman sayur juga dirasa penting untuk dipelajari.Mendukung pembelajaran
tersebut, kegiatan berupa kuliah kerja lapangan (KKL) perlu dilakukan untuk
mengetahui kondisi lapangan sesungguhnya.Pentingnya keterkaitan antara
pembelajaran teori dan lapangan menjadi dasar mengapa perlu diadakan
kuliah kerja lapangan di desa Agrowisata tanaman sayur amanah di Desa
Berjo, sego gunung.
B. TUJUAN
1. Untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai tanaman obat (meliputi
pembibitan,

penanaman,

pemeliharaan

panen,

pembudidayaan,

pembuatan obat herbal, penelitian serta kegiatan pengembangan obatobatan herbal)


2. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa akan tanaman-tanaman
berpotensi obat di Indonesia
3. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai budidaya
tanaman sayur
C. MANFAAT

4 | Page

1. Menambah wawasan mahasiswa mengenai tanaman obat (meliputi


pembibitan,

penanaman,

pemeliharaan

panen,

pembudidayaan,

pembuatan obat herbal, dan penelitian serta kegiatan pengembangan obatobatan herbal)
2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa akan tanaman-tanaman berpotensi
obat di Indonesia
3. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai budidaya tanaman
sayur.

5 | Page

BAB II
REVIEW PERJALANAN KKL
A. Perjalanan Keberangkatan
Kegiatan Kuliah Kerja Lapang (KKL) 2014 dilaksanakan hari rabu
tanggal 10 Desember 2014 selama satu hari. Kegiatan ini dimulai dari pagi
pukul 06.30 WIB para peserta melakukan presensi kehadiran. Kemudian
pukul 07.00 WIB para perserta berkumpul di depan Pure UNS untuk
mendapatkan pengarahan dari Bapak Dr. Ir Yudi Rinanto selaku dosen
pengampu mata kuliah Hortikultura dan dari Asisten Dosen Hortikulruta
Asisten Dosen Hortikulruta mengenai kegiatan KKL di Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional dan Desa
Agrowisata Berjo Ngargoyoso serta memberikan pesan-pesan kepada para
peserta kegiatan KKL. Selesai pengarahan dari bapak Yudi, pukul 07.30 WIB
para peserta bersiap-siap untuk melakukan perjalanan dan pembagian snack
pagi sebagai bekal perjalanan keberangkatan. Setelah semua peserta dan
Asisten praktikum Hortikulruta masuk dalam empat bus kecil yang telah
bersedia di depan kampus dan Bapak Dr. Ir Yudi Rinanto beserta Ibu Murni
Ramli, M.Ed, E.Dd., Ibu Dewi Puspita Sari, S.PD, MSc dan Ibu Umi
Fatmawati, S.Pd, Msi sebagai pembimbing dalam kegiatan KKL Hortikultura
telas siap di dalam mobil pribadi milik bapak Yudi, kami semua pun memulai
perjalanan sekitar pukul 08.00 WIB. Penulis merupakan peserta yang
berangkat menggunakan bus nomor 3 yang duduk di deretan kursi paling
belakang. Di tempat tersebut penulis merasakan guncangan yang sangat
terasa selama perjalanan. Dalam perjalanan berangkat alhamdulillah ucap
syukur penulis ucapkan karena tidak ada hambatan dan rintangan, begitu pula
dengan cuaca yang baik, tidak hujan namun terlihat jelas sangat mendung dan
dingin. Bahkan di bus nomor tiga yang penulis tumpangi terdapat salah satu
peserta laki-laki yang mengalami mabuk darat naik bus, dimungkinkan
karena tidak mendapat tempat duduk, sehingga dia duduk di atas lantai
dengan posisi terbalik dan kedinginan karena pintu bus yang terbuka. Selain
6 | Page

itu salah satu peserta perempuan juga sempat mengalami pusing dan mulai.
Sesampainya di tempat kunjunga pertama KKL yaitu di Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional ternyata
cuaca telah turun hujan sehingga para peserta sempat di guyur hujan sedikit
karena harus berjalan kaki menyeberangi jalan dari tempat parkir ke Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
Sesampainya para peserta di tempat tersebut langsung diarahkan untuk masuk
ke ruang Cinema milik Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional. Sebelum keberangkatan para peserta telah dibagi
dalam beberapa kelompok, penulis termasuk dalam kelompok 3.
B. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional
Di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional para peserta dapat mengunjungi beberapa tempat yang dapat di
gali informasinya untuk menambah wawasan penulis agar semakin luas.
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah sebagai berikut:
1. Kunjungan di ruang Cinema
Ruang Cinema milik Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Obat dan Obat Tradisional cukup bagus dan bersih dengan
peralatan yang memadahi meskipun kami duduk di bawah dengan alas
karpet namun lantai bawah tersusun seperti tangga sehingga saat
menonton presentasi kami tidak terhalang dengan teman yang ada
didepan. Saar berlangsungnya presentasi dari pihak BBPPTOOP para
peserta ada yang melakukan berbagai aktifitas seperti ada yang
mendengarkan presentasi, ada yang berbincang dengan teman sebelahnya,
ada yang melakukan selfie ada yang berfoto ria, ada yang melanjutkan
tugas kuliah dan sebagainya, hal ini dimungkinkan karena presentasinya
kurang menarik sehingga para peserta lebih mengalihkan perhatiannya
kepada kegiatan yang lain. Setelah presentasi dari pihak Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional,
dilanjutkan pada pemberian kenang-kenangan dari dua belah pihak.
Pertama dari pendidikan biologi memberikan kenang-kenangan berupa

7 | Page

vandel kepada pihak B2P2TOOT, sebaliknya pihak B2P2TOOT


memberikan kenang-kenangan berupa buku atau katalog mengenai
tanaman obat dan obat tradisional kepada pihak pendidikan Biologi.
Selanjutnya para peserta dibagi dalam 3 kelompok besar untuk berkeliling
di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional yang di pandu oleh pihak B2P2TOOT dan di dampingi oleh
seorang dosen. Penulis tergabung dalam kelompok besar 2 yang dipandu
oleh seorang dari pihak B2P2TOOT dan didampingi oleh ibu Murni
Ramli, M.Ed, E.Dd.
2. Kunjungan ke Etalase Tanaman Obat
Kunjungan selanjutnya yaitu ke Etalase Tanaman Obat milik Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
yang berbeda lokasi dengan tempat pusatnya namun jaraknya dekat hanya
berjalan sekitar 50 meter. Di tempat ini layaknya taman yang rimbun
namun dengan macam tanaman obat meskipun hanya sedikit dan tidak
luas tempatnya. Kami kelompok 3 besar mengelilingi Etalase dengan
berjalan dan mendengarkan penjelasan dari pemandu serta mengambil
beberapa foto pada koleksi tanaman di etalase. Di tengah tengah
berkeliling hujan turun kembali sehingga kami langsung berhamburan
dan mencari tempat teduh yaitu di sebuah gazebo yang terletak di tengahtengah etalaze. Karena kami terpisah dengan kelompok besar 2 sehingga
kami memilih berkeliling sendiri bersama kelompok kecil 3 namun
sebelum melanjutkan perjalanan kami sempat membuat video kelompok
di gazebo. Karena sebelumnya penulis yang termasuk dalam kelompok
kecil 3 mendapatkan amanah tugas untuk mencari dan mendeskripsikan
tanaman daun Dewa dan Mahkota Dewa sehingga kami memutuskan
untuk mencari tanaman tersebut. Setelah berkeliling mencari ternyata
kami hanya menemukan tanaman daun dewa sedangkan mahkota dewa
kami tidak dapat menemukan di tempat Etalase karena tanaman ini sangat
sensitif terhadap lingkungan sehingga di tempatkan di tempat yang
khusus. Setelah mengabil foto dan dan meminta konfirmasi dari pemandu
8 | Page

kami berkeliling kembali, pada saat itu penulis memisah dari kelompok
untuk mencari infomasi yang lain dan ternyata penulis menemukan
tanaman yang manisnya 300 kali dari gula pasir biasa. Penulis bahkan
sempat mengunyah daun tanaman tersebut untuk membuktikanya. Setelah
itu penulis kembali ke kelompok dan berfoto kelompok di depan Etalse.
3. Kunjungan ke tempat Pengemasan dan Penyimpanan
Kunjungan selanjutnya adalah gedung pengemasan dan
penyimpanan. Tempat ini berlokasi di pusat Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Memasuki gedung
ini kami harus mengggunakan alas kaki khusus seperti sandal karet
tertutup berwarna putih untuk menjaga kebersihan. Pertama kali masuk
kami disuguhkan contoh pengemasan simplisia beberapa jenis tanaman
obat yang dimiliki Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional dengan pemandu yang memberikan
penjelasan. Selanjutnya kami memasuki ruangan dengan pekerja yang
sedang memilah-milih daun suatu jenis tanaman obat, lalu kami masuk ke
ruang penyimpanan simplisia kayu yang masih berukuran besar. Selesai
di lantai satu kami menaiki lantai 2 dan 3untuk melihat kegiatan di lantai
tersebut. Ternyata di lantai tersebut para pekerja sedang menimbang dan
mengemas simplisia berbagai tanaman obat untuk selanjutnya di simpan
di ruang khusus dengan simplisia tersebut dapat bertahan selama
maksimal satu tahun. Selesai berkeliling kami turun dan melanjutkan
perjalanan berkeliling.
4. Kunjungan ke Kebun Koleksi
Di kebun koleksi kelompok kami berkeliling sendiri di empat
bagian yaitu di bagian pertama yang terdapat diruang khusus kemudian di
kami keluar menemukan tempat dengan pengamanan khusus yang
dilengkapi jaring-jaring tajam disekelilingnya. Ternyata tempat tersebut
berisi tanaman narkotika seperti Kokain, teh arab, dan sebagainya.
Kemudian di bagian ketiga terdapat pembudidayaan tanaman yang cukup
luas sertadi bagian keempat ada tempat seperti rumah kaca untuk

9 | Page

beberapa tanaman. Namun karena keterbatasan waktu maka kami harus


segera menuju ke museum.
5. Kunjungan ke Museum Hortus Medicus
Di museum Hortus Medicus kami melihat tempat penyimpanan
berbagai simplisia tanaman obat sebagai contoh yang di desain seperti
pohon, simplisia tanaman obat sebagai contoh juga ditempatkan di tempat
khusus di rak-rak putih. Di ruangan lainkami juga melihat hasil produksi
dari tanaman obat seperti pewarna kain, dan aksesoris seperti baju dan
hiasan rumah, disini juga terdapat peralatan tradisional untuk membuat
jamu dengan cara tradisional. Di museum ini kami juga dapat melihat
bahwa B2P2TOOT pernah di kunjungi oleh orang-orang penting seperti
presiden republik Indonesia Bapak Susulo Bambang Yudhoyono dan
menteri Kesehatan. Di tempat ini kami dapat mencium bau harum dari
ramuan jamu.
C. Perjalanan Ke Desa Agrowisata
Setelah

selesai

berkunjung

ke

Balai

Besar

Penelitian

dan

Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, kami melanjutkan


perjalanan ke desa agrowisata yang bernama desa Berjo di Ngargoyoso
Karanganyar. Sekitar 20 menit perjalanan menuju desa agrowisata ini, kami
menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak, makan siang, dan menunaikan
sholat dzuhur di masjid sekitar desa Berjo. Setelah sejenak beristirahat, kami
menuju tempat pembudidayaan tanaman sayuran, yang ternyata hampir
seluruh tanah di perkebunan desa ini digunakan untuk menanam sayur mayur.
D. Desa Agrowisata Berjo Ngargoyoso
Desa Berjo merupakan salah satu desa agrowisata di kabupaten
Karanganyar. Hampir di setiap rumah desa Berjo di gunakan untuk
menghasilkan bibit maupun benih sebagai calon tanaman di lahan sawah.
Kami juga berkesempatan untuk melihat tanaman tomat dan tanaman kobis
milik salah satu warga desa Berjo. Kelompok kami sebenarnya hanya
ditugaskan untuk meliput pembudidayaan tanaman kobis, namun tanaman
tomat dan tanaman kobis akan dipandu oleh orang yang sama maka

10 | P a g e

kelompok kami ikut bersama melihat lahan tanaman tomat. Kondisi cuaca
yang tidak tentu yaitu bisa terang tetapi hujan dapat saja turun maka kami
mempersiapkan diri untuk menggunakan mantol.
1. Kunjungan ke Lahan Pertanian Tomat
Di lahan yang becek dan cukur sulit untuk menuju ke lahan
tersebut kami membiarkan diri tertutaman kaki kotor dengan lumpur dan
basah. Di lahan ini terlihat tanaman tomat yang baik dengan
menghasilkan tanaman tomat yang masih hijau tetapi terlihat bagus,
mulus dan segar tanpa cacat. Hal ini di jelaskan oleh pemandu bahwa
tanaman ini hasil persilangan yang mengasilkan tanaman anti virus dan
penyakit sehingga menghasilkan tomat yang bagus juga tahan terhadap
cuaca yang sering hujan sehingga tidak mudah busuk juga. Para
pemborong juga lebih suka membeli tomat yang demikian karena bagus
dan awet. Selanjutnta kita melanjutkan perjalanan ke lahan tanaman kobis
di belakang tanaman tomat selisih 2 sawah.
2. Kunjungan ke Lahan Pertanian Kobis
Karena saat itu hujan lagi kami hanya melihat sebentar lahan
tanaman kobis kemudian dilanjutkan di sebuah tempat milik desa. Disana
kami di berika penjelasan bahwa kobis yang ditanam dari Benih yang
sering digunakan adalah Grand 11 atau Grand 22 dengan merk BISI cap
kapal terbang. Benih tersebut memiliki keunggulan lebih tahan dengan
hama dibanding benih lainnya, selain itu ukuran buah tanaman kubis bisa
mencapai 5 kg perbuahnya. Petani membuat bibit sendiri dengan cara
memasukkan benih kedalam polybag putih ukuran 4x6 cm kemudian
ditutup selama kira-kira 3 hari hingga benih tersebut berkecambah. Benih
kubis biasanya tidak direndam terlebih dahulu karena ukuran bijinya lebih
kecil dari biji tomat, jika direndam biji kubis akan menempel satu sama
lain sehingga akan sulit untuk memasukkan ke dalam polybag. Setelah
berkecambah bibit kubis dipindahkan ke green house atau tempat yang
ditutupi oleh plastik, tujuannya agar mendapatkan sinar matahari secara
tidak langsung.Setelah kira-kira umur 3 minggu tanaman kubis sudah siap

11 | P a g e

dipindah tanam ke ladang. Persiapan lahan tanam atau ladang yang


dipersiapkan untuk menanam tanaman kubis sama seperti tanaman
lainnya dengan cara menyiapkan gadangan atau lahan tanam selama 3
bulan dalam lahan tanam tersebut diberi pupuk organik dan pupuk
anorganik untuk mengurangi hama penyakit, hanya hal yang perlu
diwaspadai saat persiapan lahan tanam adalah jenis jamur atau nematoda
atau istilah yang sering dikenal di desa pertanian yaitu mentol atau akar
gada. Tanaman kubis jika terserang nematoda terlihat seperti kena kanker
atau akar terlihat membentuk bulatan-bulatan atau bintil-bintil pada
akarnya. Jarak tanam tanaman kubis sekitar 40-50 cm, teknik penanaman
tanaman di desa pertanian amanah dengan teknik tumpang sari misalnya
sebelum ditanam kubis terlebih dahulu ladang ditanami tanaman cabai,
setiap 6 bulan tanaman cabai sudah bisa dipanen kemudian pada saat
tanaman cabai berumur 5 bulan baru tanaman kubis ditanam dilahan yang
sama, secara bersamaan dalam menanam kubis dapat juga ditanami
loncang atau daun bawang. Dalam persiapan lahan tanam perlu diberikan
pupuk organik dan anorganik untuk meminimalisir munculnya hama.
Hama yang sering menyerang tanaman kubis adalah ulat, cara
memberantas ulat tersebut dengan cara menyemprotkan pestisida
dibagian daun dan buahnya karena biasanya ulat menyerang pada bagian
dalam buah kubis. Umumnya tanaman kubis dipanen pada umur 3 bulan,
ukurannya buah kubis 2-4 kg tetapi juga bisa mencapai 5kg setiap satu
kubis. Bentuk kubis dengan benih Grand 11 biasanya berbentuk oval.
Harga perkilo saat ini sekitar Rp. 2000, keadaan ini dikatakan harga kubis
sedang turun biasanya harga normalnya Rp. 5000/kg.Cara panen dengan
cara memangkas bagian bawah atau batang tanaman kubis hingga
diperoleh bulatan buahnya saja sedangkan bagian bawah buah dibuang.
Untuk panen tanaman kubis hanya bisa dilakukan satu kali saja.
Pendistribusian hasil panen biasanya dilakukan dengan cara pengumpul
atau pedagang datang langsung ke tempat petani. Satu buah kubis

12 | P a g e

biasanya beratnya mencapai 2-4 kg, tetapi jika kubis memiliki ukuran
yang besar pedagang biasanya tidak mau membeli.
Setelah diberikan penjelasan yang panjang tersebut kami kembali
ke tempat berkumpul semula.
E. Perjalanan Pulang
Sebelum perjalanan pulang kami menyempatkan diri untuk sholat
ashar. Selesai sholat ashar beberapa teman membeli benih tanaman sebagai
oleh-oleh keluarga dirumah. Selesai dari persiapan pulang kami mulai
perjalanan pualng pukul 15.30 WIB. Tiba di kampus UNS pukul 17.00 WIB
selanjutnya kami pulang ke rumah masing-masing.

BAB III

13 | P a g e

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Selama sehari kami berkunjung ke Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional di beberapa tempat
seperti ruang cinema etalase, tempat pengemasandan penyimpana, kebun
koleksi, dan museum hortus medicus.
Di desa agrowisata kami berkunjung ke lahan pertanian tanaman tomat
dan kobis milik salah seorang warga.
B. SARAN
Demikian laporan individu Kuliah Kerja Lapang matakuliah Hortikultura
yang kami susun. Kami menyadari sebagai manusia biasa tidak luput dari
kesalahan. Untuk membangun pribadi yang menjadi lebih baik maka
kami mengharapkan saran dari pembaca sebagai acuan perbaikan diri.

14 | P a g e

LAMPIRAN
A. DOKUMENTASI
RUANG CINEMA

KEBUN ETALASE

RUANG PENGERINGAN

RUANG PENYIMPANAN;
15 | P a g e

KEBUN KOLEKSI

MUSEUM

16 | P a g e

LAHAN TANAMAN TOMAT

LAHAN TANAMAN KOBIS

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai