banyak terdapat kawasan yang mempunyai struktur tanah liat. Kedua bahan ini
merupakan komponen utama penyusun semen .
Alasan tersebut
diperkuat dengan posisi kabupaten Tuban yang berdekatan dengan laut sehingga
memudahkan transportasi pengiriman produk ke beberapa daerah lain di Indonesia
dan ke luar negeri.
Industri semen
yang banyak terdapat di kabupaten Tuban. Industri ini direncanakan akan didirikan di
kabupaten Tuban.
yang akan dijadikan tempat berdirinya industri, pengukuran lokasi dan perijinan
dengan pemerintah setempat. Kegiatan-kegiatan ini akan berkaitan dengan
masyarakat sekitar calon lokasi industri.
b. Pembebasan Lahan (2)
Pembebasan lahan dilakukan untuk mengganti tanah warga untuk dijadikan
lahan industri. Dengan adanya pembebasan lahan baik itu berupa pematokan, ganti
rugi dan pemagaran akan menimbulkan spekulasi di antara pemilik tanah.
2. TAHAP KONSTRUKSI
a. Rekruitmen Tenaga Kerja (3)
Pada tahapan ini, diperlukan tenaga kerja untuk pembangunan industri
keseluruhan. Pihak pelaksana proyek membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan
sesuai dengan tingkat kebutuhan proyek. Untuk itu diperlukan tenaga kerja dalam
jumlah yang cukup banyak baik yang terlatih maupun buruh.
b. Pembersihan Lahan (4)
Tahapan ini merupakan awal dari proses pembangunan industri semen.
Kawasan yang semula berupa tanah yang ditanami beberapa tanaman keras dan
perkebunan milik warga dibersihkan dan dipersiapkan untuk pembangunan bangunan
pabrik.
c.
Penambangan
Pengolahan bahan
Pengolahan bahan dimaksudkan untuk mempersiapkan bahan baku agar
mempunyai kadar air dan komposisi kimia yang sesuai dengan standard
produksi. Adapun proses dalam pengolahan bahan adalah sebagai berikut:
Pencampuran (Raw material reclaiming)
Batu kapur sebagai bahan baku utama yang dipakai dalam industri semen
Bagian pembakaran
Bagian ini memproses bahan baku produk dari raw grinding menjadi klinker.
Bagian pembakaran terdiri dari:
Pemanasan pendahuluan (Preheating)
Pada bagian pemanasan pendahuluan selain terjadi pemanasan umpan kiln
juga terjadi peruraian dari Kalsium Karbonat menjadi Kalsium Oksida dan
Karbon Dioksida
Kiln
Umpan kiln yang telah mengalami kalsinasi awal dimasukkan ke dalam
kiln untuk dikalsinasi lanjut hingga dihasilkan klinker.
Pendingin klinker
Klinker panas keluar kiln bersuhu 14000C didinginkan pada pendingin
klinker hingga mencapai suhu 820C Dari bagian ini kemudian dibawa ke
bagian penggilingan akhir.
-
Kondisi awal udara di daerah tersebut masih bersih karena jarang ada kendaraan
lewat.
II.2. DESKRIPSI KOMPONEN LINGKUNGAN
A.
terbukanya tanah maka lahan akan menjadi kering dan partikel-partikel akan mudah
tertiup oleh angin. Sebelummnya, lahan tersebut berupa areal perkebunan warga
yang ditanami jagung, ketela pohon, mahoni, mangga dan nangka yang menghambat
terbawa partikel-pertikel debu.
Mobilisasi alat-alat berat dan pengangkutan bahan material, pembangunan
sarana dan prasarana akan mempercepat dan memperbesar komponen debu pada
daerah tersebut, dengan lalu lalangnya kendaraan. Debu dapat juga berasal dari
material yang berukuran halus. Pada tahap operasional pabrik juga memungkinkan
akan terlepas debu ke lingkungan mengingat pada proses pembuatan semen banyak
mengasilkan debu.
2. Komponen Kebisingan
Kebisingan disebabkan juga pada tahap konstruksi, yaitu: kegiatan
pembersihan lahan, mobilisasi alat-alat berat dan pengangkutan material, dan
pendirian bangunan beserta sarananya. Sumber bunyi terutama dari penggunaan
mesin alat-alat berat dan pemasangan tiang pancang bangunan.
Pada tahap
perkebunan dan berupa pegunungan kapur akan dibangun pabrik dan pada masa
operasi pabrik pegunungan kapur akan ditambang batu kapurnya.
B. KOMPONEN BIOTIS
1. Komponen Flora
Dengan adanya kegiatan pendirian pabrik semen, berdampak negatif terhadap
pertumbuhan tanaman di sekitarnya,dari pembersihan lahan hingga tahap operasional.
2. Komponen Fauna
Dengan adanya kegiatan pendirian pabrik semen ini,
berdampak negatif
3. Sosial Budaya
Dengan adanya pembangunan pabrik semen dan peningkatan tingkat
pendapatan masyarakat di sekitar pabrik akan mempengaruhi sosial dan budaya. Hal
ini disebabkan karena pada daerah sekitar pabrik akan ada tenaga kerja yang berasal
dari daerah lain dan dengan peningkatan tingkat ekonomi maka masyarakat akan
mampu membeli peralatan elektronik dan hal ini akan sedikit banyak mempengaruhi
perilaku masyarakat.
D. KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Komponen Kesehatan
Selama kegiatan mulai konstruksi sampai operasional pabrik banyak debu
beterbangan, hal ini akan mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat di sekitar
pabrik.
III. MATRIK IDENTIFIKASI DAMPAK PEMBANGUNAN INDUSTRI SEMEN DI KABUPATEN TUBAN JAWA
TIMUR
Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Pra
Konstruksi
1
Konstruksi
3
A. Komponen Geo-FisikKimia
1. Kualitas udara
2. Kebisingan
3. Ruang, tanah dan lahan
x
x
x
B. Komponen Biotis
1. Flora
2. Fauna
x
x
C.
1.
2.
3.
Komponen Sosekbud
Kesempatan kerja
Perekonomian
Sosial Budaya
D. Komponen Kesmas
1. Kesehatan
x
x
x
x
Pasca Konstruksi
7
x
x
10
x
x
x
11
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
X
X
X
X
X
Keterangan:
1. Survey, Perijinan, dan pengukuran
2.
Pembebasan Lahan
3.
Rekruitmen Tenaga Kerja
4.
Pembersihan lahan
5.
Mobilisasi Peralatan dan Material
6.
Mobilisasi Tenaga Kerja
7.
Pembangunan Industri
8.
Pemutusan Tenaga Kerja
9.
Rekruitmen Tenaga Kerja
10.
Operasional Pabrik
11.
Pemeliharaan Peralatan
IV. PRAKIRAAN DAMPAK
Berdasarkan tabel matriks identifikasi dampak tersebut diatas maka akan
diperkirakan dampak dari tiga kegiatan terhadap salah satu komponen lingkungan.
Komponen lingkungan yang akan diprakirakan dampaknya adalah komponen gefisik-kimia yaitu pada debu. Kegiatan yang akan diprakirakan dampaknya adalah
kegiatan:
1. Pembersihan lahan.
2.
3. Operasional pabrik.
Berikut ini diuraikan prakiraan dampak ketiga kegiatan tersebut terhadap kualitas
udara:
1.
dan tidak ada debu di udara, karena lahan tersebut berupa areal perkebunan warga
yang ditanami jagung, ketela pohon, mahoni, mangga dan nangka yang
menghambat
terbawa
partikel-pertikel
debu.
Dengan
adanya
kegiatan
pembersihan lahan, maka akan banyak dihasilkan debu dari pemotongan pohon,
penjabutan tanaman seperti jagung dan ketela pohon. Hal ini akan berdampak
pada penurunan kualitas udara dengan meningkatnya jumlah debu di udara.
2.
bahan material akan menurunkan kualitas udara yaitu jumlah debu meningkat dan
penurunan kualitas dari emisi gas dengan adanya mobilisasi alat berat dan
material dengan lalu lalangnya kendaraan. Debu dapat juga berasal dari material
yang berukuran halus yang beterbangan dengan lewatnya kendaraan di sepanjang
jalan.
3. Prakiraan dampak pada kegiatan operasional pabrik
Pada tahap operasional pabrik juga memungkinkan akan terlepas debu ke
lingkungan mengingat pada proses pembuatan semen banyak mengasilkan debu.
Debu paling banyak dilepas dari proses penambangan batu kapur.
Secara
langsung debu dari penambangan batu kapur tidak berdampak pada masyarakat
disekitar pabrik, karena penambangan terletak jauh dari pemukiman penduduk,
tetapi debu tersebut akan berdampak pada komponen lain seperti hewan dan
tumbuhan yang berada di sekitar tambang.
Pada proses produksi sudah dilengkapi dengan berbaai peralatan
penangkap debu tetapi tidak menutup kemungkinan ada debu yang lolos ke udara
dan menambah jumlah debu di udara.
V. EVALUASI DAMPAK
Evaluasi dampak dilakukan dengan cara analisis serta pembahasan pada
apa yang telah diprediksi atau diperkirakan. Metode yang digunakan untuk
evaluasi dampak adalah metode matriks. Hasilnya disajikan dalam tabel matriks
evaluasi dampak. Tabel berikut ini adalah tabel kritera evaluasi dampak yang
digunakan untuk menentukan dampak besar dan penting dari kegiatan.
MAGNITUDE
SKALA
KETERANGAN
1
Sangat Kecil
IMPORTANCE
SKALA
KETERANGAN
1
Kurang penting
Kecil
Cukup penting
Sedang
Penting
Besar
Lebih Penting
Sangat Besar
Sangat Penting
Komponen Lingkungan
a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
b. Luas Wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d.Banyaknya komponen lain yang terkena
dampak
e. Sifat Komulatif
f. Berbalik atau tidaknya dampak
Total
Rata rata
4
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
15
14
2,5
2,3
3 (P)
3 (P)
Komponen Lingkungan
a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak
3
3
5
3
3
3
3
2
e. Sifat Komulatif
3
2
2
18
Total
17
3
Rata rata
2,8
3 (P)
3 (P)
yang dilepas dari pabrik karena pemukiman penduduk berada agak jauh dari
lokasi pabrik, kalupun ada jumlahnya sedikit, yaitu penduduk yang berjualan di
sekitar pabrik. Sehingga dari kriteria ini, dampak gangguan kualitas udara dinilai
sedang M (3) dan penting I (3).
b. Luas Wilayah Persebaran Dampak
Diperkirakan luas wilayah yang terkena dampak gangguan dari kegiatan
operasional pabrik terhadap kualitas udara tidak meluas dan hanya disekitar lokasi
pabrik, sehingga dari kriteria ini dampak kualitas udara dinilai sedang M (3) dan
penting I (3)
I
3
3
3
3
3
3
3
3
3
21
18
3,5
3
4 (LP)
3 (P)
VI. MATRIK EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN INDUSTRI SEMEN DI KABUPATEN TUBAN JAWA
TIMUR
Kegiatan
Komponen
Lingkungan
Pra
Konstruksi
1
Konstruksi
3
A. Komponen Geo-FisikKimia
1. Kualitas udara
2. Kebisingan
3. Ruang, tanah dan lahan
P
X
X
B. Komponen Biotis
1. Flora
2. Fauna
x
x
C.
1.
2.
3.
Komponen Sosekbud
Kesempatan kerja
Perekonomian
Sosial Budaya
D. Komponen Kesmas
1. Kesehatan
x
x
P
x
Pasca Konstruksi
7
x
x
10
X
X
x
11
LP
X
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
X
X
X