Anda di halaman 1dari 4

Rani Titis Sukowati (1406542621)

LITERATURE REVIEW
Studi yang dilakukan Hendri dan Wahyuni (2013) menemukan bahwa para pemuda di
desa tidak ingin bekerja di sektor pertanian, melainkan di luar sektor pertanian. Hal tersebut
didasari dari persepsi para pemuda bahwa pekerjaan sebagai petani tidak memiliki prestise,
sehingga mereka lebih memilih bekerja di luar sektor pertanian. Studi lain yang dilakukan oleh
Tarigan (2004) menemukan bahwa para pemuda menilai pekerjaan pertanian merupakan
pekerjaan yang masih bernilai ekonomis tetapi kurang memberi status sosial yang terhormat,
selain itu sifat pekerjaan yang lebih mengandalkan kekuatan fisik namun langka terhadap
teknologi dan unsur-unsur modern-perkotaan dinilai sebagai pekerjaan yang kurang menarik
bagi pemuda. Kesamaan dari kedua penelitian diatas bahwa pekerjaan di sektor pertanian bagi
pemuda tidak menjadi pekerjaan utama, tetapi ditempatkan menjadi pekerjaan sampingan dan
karena adanya faktor sosialisasi orang tua yang memberikan arahan kepada anaknya untuk keluar
dari pekerjaan pertanian.
Selain faktor sosialisasi, hasil studi lain menemukan bahwa faktor ekonomi mempunyai
pengaruh kepada para petani untuk mengalih fungsi lahannya demi memenuhi kebutuhan
hidupnya (Pewista dan Harini, 2013). Sementara itu, studi Ndawa (2014) menemukan bahwa
minimnya pendapatan petani dari bercocok tanam menyebabkan para petani cenderung untuk
menjual sebagian atau seluruh lahan mereka untuk dijadikan modal atau penambahan jumlah
ternak yang mereka miliki. Selain itu, dalam penelitiannya ditemukan pula faktor yang
menyebabkan adanya pengalihan fungsi lahan karena pendapatan dari sektor pariwisata lebih
besar dibandingkan dengan sektor pertanian.
Berbagai studi sebelumnya lebih memfokuskan kepada faktor sosialisasi dan faktor
ekonomi sebagai faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bekerja disektor non pertanian.
Hanya studi Afifah (2014) yang berfokus pada faktor budaya dan faktor lingkungan. Pada studi
Afifah (2014) memang berbeda dengan studi-studi sebelumnya karena penelitiannya berfokus
pada sektor pertanian yang masih menjadi pekerjaan utama. Padahal peneliti beranggapan bahwa
selain sosialisasi primer dari keluarga inti, sosialisasi sekunder seperti lingkungan mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap sesuatu, dalam hal ini pekerjaan sebagai petani yang dianggap tidak
prestise dan hanya dijadikan pekerjaan sampingan atau pendukung.

Rani Titis Sukowati (1406542621)


Seperti yang telah diuraikan, berbagai studi yang ada cenderung memfokuskan pada
sektor non pertanian yang mulai dominan di pedesaan atau menjadi pekerjaan utama
dibandingkan di sektor pertanian dengan beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti sosialisasi
dan lingkungan sosial. Peneliti mempunyai pemikiran lain dalam melihat permasalahan ini
bahwa kebijakan pemerintah di sektor pertanian perlu juga dilihat. Terutama mengenai kebijakan
dalam mengimpor komoditas pangan dimana terdapat ketergantungan yang berulang setiap
tahun. Hal tersebut dibuktikan dengan data dari BPS tahun 2013 (dalam Biro Analisa Anggaran
dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI) Indonesia harus mengimpor 29 komoditas pangan.
Inilah yang menjadi alasan peneliti menambahkan fokus penelitian yang melibatkan kebijakan
pemerintah di sektor pertanian. Hal ini dapat disimpulkan bahwa usia produktif di Indonesia
berkurang, mereka lebih tertarik bekerja pada non pertanian dikarenakan kurangnya dukungan
pemerintah pada sektor pertanian (Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN
DPR-RI).
Konsep yang ingin digunakan oleh peneliti untuk studi ini adalah ketidakamanan pada
pekerjaan di sektor pertanian. Greenhalgh dan Rosenblatt (1989 dalam Nur Wening, 2005; dalam
Nugraha, 2010) mendefinisikan ketidakamanan kerja (job insecurity) sebagai ketidakberdayaan
untuk mempertahankan kesinambungan yang diinginkan dalam kondisi kerja yang terancam.
Dalam hal ini, pekerjaan di sektor pertanian bukan menjadi pekerjaan utama karena masyarakat
pedesaan merasa bahwa pemenuhan kebutuhan hidup mereka meningkat dan perlu adanya
pekerjaan di sektor lain untuk menutupi masalah tersebut. Maka, dipilih sektor non pertanian,
seperti industri. Sementara Smithson dan Lewis (2000 dalam Mizar Yuniar, 2008; dalam
Nugraha, 2010) mengartikan ketidakamanan kerja (job insecurity) sebagai kondisi psikologis
seseorang yang menunjukkan rasa bingung atau merasa tidak aman dikarenakan kondisi
lingkungan yang berubah-ubah (perceived impermanance).
Oleh karena itu, studi ini dilakukan dengan memosisikan tingkat ketidakamanan di sektor
pertanian sebagai variabel independen dan motivasi memilih sektor non pertanian di pedesaan
sebagai variabel dependen. Adapun kebijakan pemerintah, pada penelitian ini, diposisikan
sebagai variabel kontrol karena peneliti beranggapan bahwa kontrol dari pemerintah terkait
dengan kebijakannya mempengaruhi perasaan ketidakamanan petani bekerja di sektor pertanian
dan motivasi untuk memilih sektor non pertanian di pedesaan.
2

Rani Titis Sukowati (1406542621)


Daftar Pustaka
Afifah, N. Y. (2014). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Tenaga Kerja untuk
Tetap Bekerja di Sektor Pertanian (Studi Kasus Kecamatan Pujon). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya. Diunduh pada tanggal 6 Maret 2016 dari
http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/download/1306/1203
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI. Tanpa tahun.
Permasalahan dan Upaya Peningkatan Produktivitas Pertanian. Diunduh pada
tanggal

12

Maret

pukul

23:19

WIB

dari

http://www.dpr.go.id/doksetjen/dokumen/apbn_PERMASALAHAN_DAN_UP
AYA_PENINGKATAN_PRODUKTIVITAS_PERTANIAN20140821143024.p
df
Hendri, Meziriati dan Ekawati Sri Wahyuni. 2013. Persepsi Pemuda Pencari Kerja Terhadap
Pekerjaan Sektor Pertanian dan Pilihan Pekerjaan di Desa Cihideung Udik Kecamatan
Ciampea, Kabupaten Bogor. Jurnal Penyuluhan, Maret 2013 Vol. 9 No. 1 (Hal 49 - 68).
Diunduh dari http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view/706/414, pada
tanggal 6 Maret 2016 pukul 7:08 WIB.
Ndawa, Johanes Jonick J. 2014. Dampak Alih Penggunaan Lahan Pertanian ke Non-Pertanian
Terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kota Batu (Studi
Kasus Desa Oro-Oro Ombo-Batu). Diunduh pada tanggal 6 Maret 2016 pukul 05:19 WIB
dari http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/1018/934
Nugraha,

Adhian.

2010.

Analisis

Pengaruh

Ketidakamanan

Kerja

dan

Kepuasan

Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada karyawan kontrak PT Bank


Rakyat

Indonesia

cabang

Semarang

Patimura

dan

unit

kerjanya).

Fakultas

Ekonomi Univesitas Diponegoro. Diunduh pada tanggal 12 Maret 2016 dari


https://core.ac.uk/download/files/379/11722278.pdf
Pewista, Ika dan Rika Harini. 2013. Faktor dan Pengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Di Kabupaten Bantul, Kasus Daerah Perkotaan,
Pinggiran dan Pedesaan Tahun 2001-2010. Vol 2, No 2, 2013. Diunduh dari
3

Rani Titis Sukowati (1406542621)


http://lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/issue/view/5, pada tanggal 4 maret 2015 pukul
20:50 WIB.
Tarigan, Herlina. 2004. Representasi Pemuda Pedesaan: Mengenai Pekerjaan Pertanian:
Kasus pada Komunitas Perkebunan Teh di Jawa Barat. Departemen Pertanian.
Badan

Penelitian

dan

Pengembangan

Pertanian.

http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/WP_29_2004.pdf

Diunduh
pada

tanggal

dari
31

Februari 2016 pukul 23:00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai