LITERATURE REVIEW
Studi yang dilakukan Hendri dan Wahyuni (2013) menemukan bahwa para pemuda di
desa tidak ingin bekerja di sektor pertanian, melainkan di luar sektor pertanian. Hal tersebut
didasari dari persepsi para pemuda bahwa pekerjaan sebagai petani tidak memiliki prestise,
sehingga mereka lebih memilih bekerja di luar sektor pertanian. Studi lain yang dilakukan oleh
Tarigan (2004) menemukan bahwa para pemuda menilai pekerjaan pertanian merupakan
pekerjaan yang masih bernilai ekonomis tetapi kurang memberi status sosial yang terhormat,
selain itu sifat pekerjaan yang lebih mengandalkan kekuatan fisik namun langka terhadap
teknologi dan unsur-unsur modern-perkotaan dinilai sebagai pekerjaan yang kurang menarik
bagi pemuda. Kesamaan dari kedua penelitian diatas bahwa pekerjaan di sektor pertanian bagi
pemuda tidak menjadi pekerjaan utama, tetapi ditempatkan menjadi pekerjaan sampingan dan
karena adanya faktor sosialisasi orang tua yang memberikan arahan kepada anaknya untuk keluar
dari pekerjaan pertanian.
Selain faktor sosialisasi, hasil studi lain menemukan bahwa faktor ekonomi mempunyai
pengaruh kepada para petani untuk mengalih fungsi lahannya demi memenuhi kebutuhan
hidupnya (Pewista dan Harini, 2013). Sementara itu, studi Ndawa (2014) menemukan bahwa
minimnya pendapatan petani dari bercocok tanam menyebabkan para petani cenderung untuk
menjual sebagian atau seluruh lahan mereka untuk dijadikan modal atau penambahan jumlah
ternak yang mereka miliki. Selain itu, dalam penelitiannya ditemukan pula faktor yang
menyebabkan adanya pengalihan fungsi lahan karena pendapatan dari sektor pariwisata lebih
besar dibandingkan dengan sektor pertanian.
Berbagai studi sebelumnya lebih memfokuskan kepada faktor sosialisasi dan faktor
ekonomi sebagai faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bekerja disektor non pertanian.
Hanya studi Afifah (2014) yang berfokus pada faktor budaya dan faktor lingkungan. Pada studi
Afifah (2014) memang berbeda dengan studi-studi sebelumnya karena penelitiannya berfokus
pada sektor pertanian yang masih menjadi pekerjaan utama. Padahal peneliti beranggapan bahwa
selain sosialisasi primer dari keluarga inti, sosialisasi sekunder seperti lingkungan mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap sesuatu, dalam hal ini pekerjaan sebagai petani yang dianggap tidak
prestise dan hanya dijadikan pekerjaan sampingan atau pendukung.
12
Maret
pukul
23:19
WIB
dari
http://www.dpr.go.id/doksetjen/dokumen/apbn_PERMASALAHAN_DAN_UP
AYA_PENINGKATAN_PRODUKTIVITAS_PERTANIAN20140821143024.p
df
Hendri, Meziriati dan Ekawati Sri Wahyuni. 2013. Persepsi Pemuda Pencari Kerja Terhadap
Pekerjaan Sektor Pertanian dan Pilihan Pekerjaan di Desa Cihideung Udik Kecamatan
Ciampea, Kabupaten Bogor. Jurnal Penyuluhan, Maret 2013 Vol. 9 No. 1 (Hal 49 - 68).
Diunduh dari http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view/706/414, pada
tanggal 6 Maret 2016 pukul 7:08 WIB.
Ndawa, Johanes Jonick J. 2014. Dampak Alih Penggunaan Lahan Pertanian ke Non-Pertanian
Terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kota Batu (Studi
Kasus Desa Oro-Oro Ombo-Batu). Diunduh pada tanggal 6 Maret 2016 pukul 05:19 WIB
dari http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/1018/934
Nugraha,
Adhian.
2010.
Analisis
Pengaruh
Ketidakamanan
Kerja
dan
Kepuasan
Indonesia
cabang
Semarang
Patimura
dan
unit
kerjanya).
Fakultas
Penelitian
dan
Pengembangan
Pertanian.
http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/WP_29_2004.pdf
Diunduh
pada
tanggal
dari
31