Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Ilmu pertambangan merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang pekerjaan-pekerjaan yang meliputi pencarian (prospeksi),


penyelidikan (eksplorasi), studi kelayakan (evaluasi), perancangan tambang dan
perencanaan, persiapan, eksploitasi (penambangan), pengolahan bahan galian,
metalurgi, ekstraksi dan pemurnian, pemasaran dan reklamasi.
Salah satu bentuk teknologi komputer yang secara luas telah digunakan
untuk meningkatkan proses perencanaan wilayah dan kota adalah Sistem
Informasi Geografis (SIG) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang
digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis.
ArcGis merupakanpengembangan aplikasi berbasis SIG yang dapat
digunakan pada tahapan perancangan dan perencanaan, pembangunan, pembentukan
sistem operasional, implementasi analisis dan penyajian hasil implementasi analisis.
Sehingga sangat berperan penting dalam kegiatan pertambangan khususnya di bidang
eksplorasi maupun perancangan dan perencanaan tambang.
Kegiatan usaha pertambangan harus dilakukan secara optimal, diantaranya
termasuk melakukan perekaman data seluruh potensi bahan galian yang
ditemukan.Bahan Galian merupakan aneka ragam unsur kimia, mineral, kumpulan
mineral, batuan, bijih, termasuk batubara, gambut, bitumen padat, dan mineral
radioaktif yang terjadi secara alami dan mempunyai nilai ekonomis. Data tentang
bahan galian harus dilaporkan pada setiap tahapan kegiatan usaha pertambangan
untuk mencegah atau menghindari potensi bahan galian yang terabaikan
keberadaannya. Data tersebut diperoleh dari pencatatan sejak saat melakukan
eksplorasi bahan galian.
1.2.

TUJUAN
1. Mengetahui potensi bahan galian.
2. Mengetahui manfaat dan penggunaan ArcGis untuk inventarisasi
bahan galian.

3. Memberikan informasi kepada perusahaan dan pihak pihak yang


membutuhkan.
1.3.

RUANG LINGKUP DAN BATASAN MASALAH


Pengukuran dan pengambilan data dilakukan di wilayah Arfai. Pengukuran

dan pengambilan data yang diambil; berupa data koordinat dengan menggunakan
GPS yang nanti akan diolah untuk pembuatan peta topografi, kemiringan lereng,
dan penyebaran serta potensi batu gamping di daerah tersebut.
1.4.

MANFAAT PENELITIAN
1. Mengetahui penyelidikan umum (prospeksi) di daerah tersebut dengan
menggunakan GPS.
2. Memberikan informasi kepada perusahaan pertambangan yang ingin
membuka kegiatan penambangan di daerah tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2

2.1.

GENESA BATUGAMPING
Batu gamping terjadi dengan beberapa cara, yaitu :

Secara Organik
Sebagian besar batu gamping di alam terjadi secara organik, jenis ini
berasal dari pengendapan cangkang atau rumah kerang dan siput,
foraminifera atau ganggang berasal dari kerangka binatang koral/kerang.

Secara Mekanik
Untuk batu gamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya
tidak jauh berbeda dengan jenis batu gamping yang terjadi secara
organic.Yang membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan
batu kapur tersebut yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya
diendapkan tidak jauh dari tempat semula.

Secara Kimia
Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batu gamping yang
terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut
ataupun air tawar.
Selain hal diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan batu

gamping. Jenis batu gamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang
melarutkan lapisan batu gamping dibawah permukaan, yang kemudian
diendapkan kembali dipermukaan bumi.Magnesium, lempung dan pasir
merupakan unsur pengotor yang mengendap bersama-sama pada saat proses
pengendapan. Keberadaan pengotor batu gamping memberikan klasifikasi jenis
batu gamping, apabila pengotornya magnesium, maka batu gamping tersebut
diklasifikasikan sebagai batu gamping dolomitan.
Begitu juga apabila pengotornya lempung, maka batu kapur tersebut
diklasifikasikan sebagai batu gamping lempungan, dan batu gamping pasiran
apabila pengotornya pasir. Persentase unsur-unsur pengotor sangat berpengaruh
terhadap warna batu kapur tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu
muda, abu-abu tua, coklat, bahkan hitam. Warna kemerah-merahan misalnya,
biasanya disebabkan oleh adanya unsur mangan, sedangkan kehitam-hitaman
disebabkan oleh adanya unsur organik.Batu gamping dapat bersifat keras dan
padat, tetapi dapat pula kebalikannya.Selain yang pejal dijumpai pula yang
3

porous.

Batu

gamping

yang

mengalami

metamorfosa

akan

berubah

penampakannya maupun sifat-sifatnya. Hal ini terjadi karena pengaruh tekanan


maupun panas, sehingga batugamping tersebut menjadi berhablur, seperti yang
dijumpai pada marmer.Selain itu, air tanah juga sangat berpengaruh terhadap
penghabluran kembali pada permukaan batugamping, sehingga terbentuk hablur
kalsit.
Dibeberapa daerah endapan batu batugamping seringkali ditemukan di gua
dan sungai bawah tanah.Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah.Air hujan yang
mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organic
dipermukaan, setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batugamping
yang dilaluinya. Reaksi kimia dari proses tersebut adalah sebagai berikut : CaCO3
+ 2 CO2 + H2O Ca (HCO3)2 + CO2 Ca (HCO3)2 larut dalam air, sehingga
lambat laun terjadi rongga di dalam tubuh batugamping tersebut. Secara geologi,
batugamping erat sekali hubungannya dengan dolomite.Karena pengaruh
pelindian atau peresapan unsur magnesium dari air laut ke dalam batugamping,
maka batugamping tersebut dapat berubah menjadi dolomitan atau jadi dolomite.
Kadar dolomite atau MgO dalam batugamping yang berbeda akan memberikan
klasifikasi yang berlainan pula pada jenis batugamping tersebut.
2.2.

PENGERTIAN SINGKAT SIG


Sistem Informasi Geografis merupakan sistem informasi berbasis

komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi
geografis (Aronoff, 1989). Sedangkan menurut Enviromental System Research
Institute (ESRI), SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras
komputer (hardware), perangkat lunak (software), data geografi, personil/manusia
yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate,
memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang
bereferensi geografis. Jadi secara umum SIG adalah suatu sistem berbasis
komputer yang digunakan untuk menggambarkan permukaan bumi.Sistem ini
menggambarkan, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan
menampilkan data yang secara spasial mereferensikan keadaan bumi.GIS
(Geographic Information System) merupakan bagian dari kemajuan teknologi
informasi.Sebagai teknologi berbasis komputer, GIS harus diperhitungkan bagi
4

mereka yang berkecimpung dalam berbagai bidang pekerjaan seperti perencanaan,


inventarisasi, monitoring, dan pengambilan keputusan.Bidang aplikasi GIS yang
demikian luas, dari urusan militer sampai pada persoalan bagaimana mencari jalur
terpendek untuk pengantaran barang atau delivery system, menghendaki
penanganan pekerjaan yang dilakukan secara terpadu (integrated) dan
multidisiplin (Prahasta, 2002 & Aziz, 2005).
GIS (Geographic Information System) merupakan suatu alat yang dapat
digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses dan output) data spasial
atau data yang bereferensi geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di
permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis.Misalnya
data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan jalan, data vegetasi dan
sebagainya (Nuckols, 2004).Geografi adalah informasi mengenai permukaan
bumi dan semua objek yang berada diatasnya, yang menjadi kerangka bagi
pengaturan

dan

pengorganisasian

bagi

semua

tindakan

selanjutnya.GIS

merupakan teknologi untuk mengelola, menganalisa dan menyebarkan informasi


geografis.Pemilihan lokasi, target lapisan pemasaran, perencanaan penyebaran
jaringan, membalas pada darurat, atau menuliskan kembali batas-batas wilayah,
semuanya adalah permasalahan yang dapat di pecahkan melalui geografi
(Libraries & Academic Information Resources, 2006).GIS

(Geographic

Information System) adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk
menyimpan

data

dan

manipulasi

informasi

geografis.GIS

(Geographic

Information System) suatu bentuk sistem informasi yang menyajikan informasi


dalam bentuk grafis dengan menggunakan peta sebagai antar muka (WHO, 2000).
2.3.

KOMPONEN SIG
Komponen-komponen yang terdapat dalam GIS yaitu perangkat keras,

perangkat lunak dan intelegensi manusia (Prahasta, 2002 & Husein, 2006).
1. Perangkat Keras
Perangkat keras berupa komputer beserta instrumennya (perangkat
pendukungnya).Data yang terdapat dalam GIS diolah melalui perangkat
keras. Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:
5

Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam


jaringan komputer. Contoh: Scanner, digitizer, CD-ROM.

Alat pemrosesan, merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi


mengolah, menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai
kebutuhan, contoh : CPU, tape drive, disk drive.

Alat keluaran (ouput) yang berfungsi menayangkan informasi geografi


sebagai data dalam proses GIS.

2. Perangkat Lunak
Pada matakuliah ini, perangkat lunak yang digunakan adalah
ArcGis.Perangkat lunak merupakan sistem modul yang berfungsi untuk
memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data yang diperlukan.Data
hasil penginderaan jauh dan tambahan (data lapangan, peta) dijadikan satu
menjadi data dasar geografi.Data dasar tersebut dimasukkan ke komputer
melalui unit masukan untuk disimpan dalam disket. Bila diperlukan data
yang telah disimpan tersebut dapat ditayangkan melalui layar monitor atau
dicetak untuk bahan laporan (dalam bentuk peta atau gambar).
3. Pengguna (user)
Teknologi SIG tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengolah
system dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai
kondisi nyata suatu proyek SIG akan berhasil jika di manage dengan baik
dan dikerjakan oleh orang orang yang memiliki keahlian yang tepat pada
semua tingkatan.
4. Data Spasial
Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data
spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki system
koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua bagian
penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu informasi lokasi
(spasial) dan informasi deskriptif (attribute) yang dijelaskan bertikut ini :

1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan satu koordinat baik


koordinat geografi (lintang dan bujur) dan koordinat X,Y,Z, termasuk
diantaranya informasi datum dan proyeksi.
2. Informasi deskriptif (Attribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi
yang memiliki beberapa keterangan yang berakitan dengannya.
Secara sederhana format dalam bahasa computer berarti bentuk dan kode
penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam
SIG, data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu :
a. Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan dalam
kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal
dan berakhir pada satu titik yang sama), titik dan nodes (merupakan
titik perpotongan antara dua buah garis).

Gambar 2.1. Data Vektor


Keuntungan utama dari format data vector adalah ketepatan dalam
merepretasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat
berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya
pada basis data kadaster. Kelemahan data vector yang utama adalah
ketidakmampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.

b. Data Raster

Data raster adalah data yang dihasilkan dari system penginderaan


jarak jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai
struktur sel grid yang disebut dengan pixel ( picture element )

Gambar 2.2. Data Raster


Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran
pixelnya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran
sebenarnya dipermukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada
citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan
oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya.
Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file,
semakin tinggi resolusi gridnya semakin besar pula ukuran filenya dan
sangat tergantung pada kapasitas perangkat keras yang tersedia.
Pemilihan format data yang digunakan sangat tergantung pada tujuan
penggunaan, data yang tersedia, volume data yang dihasilkan,
ketelitian yang dinginkan, serta kemudahan dalam analisa.
Data raster biasanya membutuhkan ruang penyimpanan file yang
lebih besar dan presisi lokasinya lebih rendah, tetapi lebih mudah
digunakan secara matematis. Sedangkan data vektir sulit untuk
digunakan dalam komputasi matematik.
2.4.

METODE PENENTUAN POSISI


Metoda penentuan posisi adalah cara untuk mendapatkan informasi

koordinat suatu objek di lapangan.GPS adalah system navigasi dan penentuan


posisi menggunakan satelit yang dikembangkan dan dikelola oleh Departemen

Amerika Serikat. Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS adalah perpotongan
ke belakang dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS.
2.5.

PENGERTIAN METODE SINGKAT GPS


GPS adalah system navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit

yang dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Amerika Serikat.Prinsip dasar


penentuan posisi dengan GPS adalah perpotongan ke belakang dengan
pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS.Untuk dapat
melaksanakan prisnsip penentuan posisi di atas, GPS dikelola dalam suatu system
GPS yang terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
1. Bagian Angkasa
2. Bagian pengontrol
3. Bagian Pengguna
2.6.

PENGERTIAN ARCGIS
ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI

(Enviroment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi fungsifungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop,
server dan GIS berbasis web. ArcGIS memiliki lima tingkat lisensi yaitu :
a. ArcView, memungkinkan penggna menampilkan data spasial, membuat
b.

peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar.


ArcMap, adalah aplikasi utama untuk kebanyakan proses SIG dan
pemetaan dengan komputer. ArcMap memiliki kemampuan utama untuk
visualisasi, membangun database spasia yang baru, memiliki (query),
editing, menciptakan desain-desain peta, analisis dan pembuatan tampilan
akhir dalam laporan-laporan kegiatan. Beberapa hal yang dapat dilakukan
oleh ArcMap diantaranya yaitu penjelajahan data (exploring), analisis SIG,

presenting result, customizing data dan rogramming.


c. ArcEditor, memiiki kemampuan sebagaimana ArcView dengan tambahan
peralatan untuk memanipuasi berkas shapefie dab geodatabase.
d. ArcInfo memiliki kemampuan sebagaimana ArcEditor dengan tambahan
fungsi manipulasi data, penyuntingan dan analisis.
e. ArcCatalog, adalah tool untuk menjelajahi (browsing), mengatur
(organizing), membagi (distribution), mendokumentasikan data spasial
maupun metadata dan menyimpan (documentation) data-data SIG.
ArcCatalog membantu dalam proses eksplorasi dan pengolahan data
9

spasial. Setelah data terhubung, ArcCatalog dapat digunakan untuk melihat


data. Bila ada yang ingin digunakan dapat langsung ditambahkan pada
peta. Seringkali saat memperoleh data dari pihak lain, data tidak dapat
langsung digunakan. Data tersebut mungkin harus diubah sistem koordinat
atau proyeksinya, diodifikasi atributnya, atau dihubungkan antara data
geografis dengan atribut yang tersiman pada tabel terpisah. Pada saat data
siap, isi dan struktur data sebagaimana halnya perubahan-perubahan yang
dilakukan harus didokumentasikan. Berbagai aktivitas pengolahan data ini
dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang tersedia pada
ArcCataog.

BAB III
TINJUAN UMUM
3.1.

LETAK GEOGRAFIS

10

Letak geografis pengukuran dan pengambilan data yang kami lakukan


memiliki letak geografis 005421,5 - 005546,4 LS dan 1340130,4 1340524,9 BT. PT. Ambe Tedong berbatasan dengan :
3.2.

Sebelah Utara berbatasan dengan STIKIP


Sebelah Selatan berbatasan dengan pantai
Sebelah Barat berbatasan dengan daerah Sowi
Sebelah Timur berbatasan dengan kampung Arfai
LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH
Lokasi PT. Ambe Tedong berada di Kampung Arfai RT 01/RW 01,

Kecamatan Arfai, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat dengan luasan


371,1 Ha, jarak dari pusat kota 20 km, bisa ditempuh dengan kendaraan roda 2
dan roda 4 dengan waktu tempuh selama 15 menit.
3.3.

SEJARAH PERUSAHAAN
PT. Ambe Tedong didirikan pada tanggal 10 Januari 2015. Perusahaan ini

didirikan atas pemikiran dan kesepakatan bersama. Direktur perusahan ini adalah
FRANS MADUMA WIJAYA MALAU, S.T., M.T., wakil direktur MAHATIR
EKO SULASTYO, S.T., M.Eng., bendahara DWIKI SINING S.T., M.T.,
sekretaris NOBRIN MENDILA S.T., M.Eng., serta seksi-seksinya oleh ASYER
KARUBUY, S.T., M.T. dan MEGA ASRINA NURDIN S.T., M.T.
3.4.

RENCANA PRODUK PERUSAHAAN


Perusahaan PT. Ambe Tedong bergerak dibidang penyelidikan awal yaitu

yang meliputi pencarian bahan galian, penelitian, pengukuran , pengambilan data,


perhitungan luasan, dan perhitungan cadangan. Dan selanjutnya akan dikelola
oleh perusahaan lainnya. Sistem pengalihan ini kami lakukan dengan cara
pelelangan, dan perusahaan yang melakukan tawaran terbesar maka mereka yang
memenangkan tender.

11

BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1.

WAKTU DAN TEMPAT

12

Pengukuran dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 14 Maret 2015. Lokasi


pengukuran di Kampung Arfai RT 01/RW 01, Kecamatan Arfai, Kabupaten
Manokwari, Provinsi Papua Barat dengan luasan 371,1 Ha.
4.2.

TEKNIK PENGAMBILAN DATA


Teknik pengambilan data menggunakan alat ukur tambang seperti GPS,

dan alat bantu seperti alat tulis. mengingat alat yang di gunakan lebih
mudah,akurat dan kecil kemungkinan terjadi kesalahan paralaks untuk
perencanaan pembuatan peta topografi, peta kemiringan , luas wilayah dan
sebaran bahan galian yang akan dibuat di aplikasi ArcGis.
4.3.

PROSEDUR PENELITIAN
1. Tentukan posisi titik pertama untuk mengambil data. Untuk melakukan ini,
GPS harus berada di tempat terbuka yang cukup luas.
2. Tekan dan tahan tombol POWER untuk menyalakan GPS,tunggu beberapa
saat sampai muncul halaman muka sebelum GPS melakukan pengujian
secara otomatis, diikuti dengan halaman satelit. GPS

memerlukan

sekurang-kurangnya 3 sinyal satelit yang kuat untuk mementukan posisi


anda.

Gambar 4.1. Halaman Satelit


3. Tekan tombol ENTER sampai halaman Mark Waypoint muncul.
4. Ganti waypoint name dan waypoint symbol sesuai keinginan, untuk
membedakan dengan titik selanjutkan yang akan diplot dengan cara
menekan enter pada waypoint name dan symbol, ganti dengan Fr1 pada
titik pertama.

13

Gambar 4.2. Gambar Mark Waypoint


5. Catat lokasi dan elevasinya kemudian klik map untuk melanjutkan ploting
ke titik berikutnya.
6. Setelah itu klik mark dan akan muncul halaman Mark Waypoint, kemudian
ganti waypoint name dengan Fr2 sebagai titik ke dua. Ulangi langkah 4
dan 5 sampai selesai.
7. Setelah selesai klik ENTER dan isi nama sesuai yang Anda inginkan),
selain informasi Name ada juga informasi Distance (jarak), Area, dan
Color (warna). Setelah itu Anda tekan tombol OK untuk menyimpan
hasilpengukuran.

Gambar 4.3. Halaman Peta dari Area Calculation dan Halaman Area Calculation
4.4.

ANALISA DATA
Dalam praktikum system informasi geografis dilakukan pengambilan

data dengan metode penginderaan jarak jauh menggunakan GPS. Lokasi


14

pengambilan data disekitar Arfai sebanyak 10 titik. Data yang diperoleh dari
lapangan berupa data koordinat dan ketinggian. Data tersebut diperlukan guna
untuk membuat topografi dan peta kemiringan lereng. Pengolahan data dilakukan
melalui excel untuk menentukan koordinat X,Y,Z. Data yang diperoleh masih
diolah menjadi koordinat. Formula yang digunakan untuk mengkonversi dari
derajat menjadi decimal adalah sebagai berikut :
X = d + ( m/60 ) + ( s/3600 )
Y = d + (m/60 ) + ( s/3600 )

( 5.1 )

X merupakan koordinat (S), sedangkan Y merupakan koordinat (E).

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.

HASIL
15

5.1.1. Hasil Pengolahan Data


Tabel 5.1. Pengolahan Data

NO

DECIMAL

DECIMAL

DEGREE

DEGREE

EAST (X)

SOUTH (Y)

21

134

7,2

54

21,5 134,0353333

0,905972222

134

42,3

54

22,8 134,0284167

0,906333333 118

134

41

54

39,3 134,0280556

0,910916667 139

134

42,2

55

1,5

134,0283889

0,917083333 148

134

44,4

55

20,4

134,029

0,922333333

84

134

30,4

55

42,9

134,0251111

0,928583333

40

134

57,1

55

46,4 134,0325278

0,929555556

12

134

31,8

55

41,2 134,0421667

0,928111111

11

134

39,6

55

26,7 134,0443333

0,924083333

10

134

24,9

55

14,6

0,920722222

134,09025

Hasil pengolahan data diatas dimasukkan ke dalam excel. Karena


wilayah Indonesia berada di antara sumbu x positif (E) dan sumbu y negatif ( x
S), maka hasil data koordinat Y harus diberi tanda negatif agar posisi titik-titik
poligon pada peta tidak berubah atau menyimpang jauh dari titik-titik poligon
pada lokasi sebenarnya seperti pada tabel berikut :
Tabel 5.2. Hasil Pengolahan Data
X

16

134,0353333
134,0284167
134,0280556
134,0283889
134,029
134,0251111
134,0325278
134,0421667
134,0443333
134,09025

-0,905972222
-0,906333333
-0,910916667
-0,917083333
-0,922333333
-0,928583333
-0,929555556
-0,928111111
-0,924083333
-0,920722222

21
118
139
148
84
40
12
11
9
9

Data yang telah diolah tersebut disimpan dengan format txt (Tab
Delimeted). Selanjutnya data yang telah diolah itu digunakan untuk membuat peta
topografi dan peta kelerengan.
5.1.2. Peta Topografi

Gambar 5.1. PetaTopografi


Untuk membuat peta topografi, langkah-langkah yang dilakuka adalah :
1. Buka jendela ArcMap pada ArcGis.
2. Input data strm_63_13 kedalam ArcMap yaitu klik add data setelah
tampil klik connect to folder dan pilih dimana hasil pengolahan data
disimpan.
3. Input data yang telah diolah dengan cara klik file, klik add data, klik
Add XY Data, pilih data text yang sudah dibuat.
4. Klik spatial analyst tools lalu klik surface kemudian klik contour
dan akan tampil jendela contour.
17

Gambar 5.2. Memilih Spatial Analyst Tools pada Arc Toolbox

Gambar 5.3. Pilihan Contour untuk membuat garis kontur


5. Masukkan data pada jendela contour yaitu data raster yang anda miliki,
masukkan poliline yang anda miliki dan kontur interval yang anda miliki
lalu klik ok maka akan muncul hasil pengolahan peta topografi anda.

1
Gambar 5.4. input data
6. Klik Labelling untuk memunculkan indeks kontur.
5.1.3. Peta Kemiringan Lereng

18

Gambar 5.5. Peta Kelerengan


Untuk membuat peta kelerengan, langkah-langkah yang dilakukan adalah :
1. Input data topografi seperti langkah sebelumnya.
2. Klik tool 3D Analyst kemudian klik Raster Surface dan klik slope.
3. Lakukan reclassify. Reclassify ini dapat dilakukan dengan klik layer
properties dan klik symbology lalu classify. Atau dengan klik
spatial analyst tools kemudian klik reclass dan klik reclassify ubah
sesuai ketentuan yang telah ada.

5.1.4. Peta Batas Wilayah

19

Gambar 5.6. Peta Batas Wilayah


Untuk membuat peta batas wilayah dan peta sebaran bahan galian
langkah langkahnya hampir sama, yaitu :
1.

Klik Add Data, kemudian input data strm_63_13 untuk membuka peta
papua, isi contour interval dengan anka 10, klik apply lalu ok.

2.

Klik File pilih Add XY Data sama seperti langkah langkah sebelumnya.

3.

Klik Drawing lalu pilih poligon.

4.

Tarik garis garis mengelilingi titik titik poligon untuk membuat batas
wilayah. Setelah selesai atur nama, mata angin, skala dan legenda.

5.

Klik File, pilih Export Map jika ingin menyimpan peta dalam JPEG.

5.1.5. Membuat Peta Sebaran


1. Input strm_63_13 sama seperti langkah langkah sebelumnya.
2. Input data XYZ sma seperti langkah langkah sebelumnya.
3. Klik Drawing seperti langkah langkah sebelumnya.

20

4. Tarik garis garis mengelilingi titik titik poligo untuk membuat


daerah sebaran bahan galian. Kemudian ganti warna tipe dengan
tipe coral.
5. Atur judul, mata angin, skala, legenda dan layout.
6. Export map jika ingin menyimpan peta dalam format JPEG atau
klik File pilih save.

Gambar 5.7. Peta Sebaran Batugamping

5.2.

PEMBAHASAN
Dari hasil peta topografi yang telah dibuat, dapat diketahudi bahwa PT.

Ambe Tedong mempunyai daerah yang tidak terlalu tinggi. Peta kelerengan
digunakan untuk memberikan nilai atau status suatu lokasi berdasarkan
beberapa kriterian di lokasi yang bersangkutan. Pada peta PT. Ambe Tedong
menggunakan kelas lereng menurut Van Zuidam secara umum seperti pada
tabel di bawah.
Tabel 5.3. Kelas lereng berdasarkan Van Zuidam (1985)
Kelas Lereng

Proses penciri dan kondisi

Warna yang

lapangan

disarankan

21

0 - 2 (0% - 2%)

Datar (flat) atau hampir datar,

Medium

dengan proses denudasional

Dark (hijau

yang tidak cukup besar dan

gelap)

pengikisan permukaan yang


tidak intensif di bawah
2 - 8 (7% - 15%)

kondisi kering
Landai (sloping), pergerakan

Hijau cerah

massa berkecepatan rendah


dari berbagai proses
periglacial, solifluction dan
fluvial dan lebih mudah
mengalami pengikisan
8 - 16 (15% - 30%)

permukaan yang intensif


Agak curam (moderately

Kuning

steep), semua jenis


pergerakan massa terjadi,
terutama periglacial
solifluction, rayapan,
pengikisan dan adakalanya
landslide.

16 - 35 (30% - 70%)

Curam (steep), proses

Orange

denudasional dari semua jenis


terjadi secara intensif (erosi,
35 - 55 (70% -

rayapan, pergerakan lereng).


Sangat curam (very steep),

Medium dark

100%)

proes denudasional terjadi

red (merah

secara intensif.

gelap)

Kemiringan lereng atau slope dinyatakan dengan satuan derajat


atau persen. Namun pada peta kelerengan PT. Ambe Tedong menggunakan
persen. Hasil peta menunjukkan pada area PT. Ambe Tedong relatif datar
dan berada pada kelas I dengan proses denudasional yang tidak cukup
22

besar dan pengikisan permukaan yang tidak intensif di bawah kondisi


kering.
Bahan galian yang mendominasi aitu bahan galian Batugamping.
Ada beberapa titik yang memiliki ketinggian yang cukup tinggi yaitu pada
poligon dua dengan koordinat 05422,8 LS - 134142,3 BT dengan
Elevasi 118m dpl, poligon tiga dengan koordinat 05439,3 LS 134141 BT dengan Elevasi 139m dpl dan poligo 4 dengan koordinat
0551,5 LS - 134142,2 BT dengan Elevasi 148m dpl, sehingga cocok
untuk membuat metode penambangan tambang terbuka.

BAB VI
PENUTUP
6.1.

KESIMPULAN
Setelah dilakukan eksplorasi di daerah Arfai, bahan galian yang berpotensi

besar di daerah tersebut yaitu bahan galian Batugamping dengan koordinat


005421,5 - 005546,4 LS dan 1340130,4 - 1340524,9 BT yang

23

nantinya akan dieksploitasi oleh perusahaan yang ingin menambang di daerah


tersebut. Perencanaan yang dibuat untuk menginformasikan potensi bahangalian
di daerah tersebut dengan menggunakan aplikasiArcGis.
ArcGis

dapat

menginformasikan

ketinggian,

kemiringan,

maupun

penyebaran bahan galian di daerah tersebut dalam bentuk peta topografi, peta
kemiringan lereng dan lain sebagainya berdasarkan data yang diambil
menggunakan GPS (Global Positioning System).
6.2.

SARAN
1. Penambahan GPS agar praktikan bisa lebih cepat mengambil data di
lapangan.
2. Koordinasi antarpraktikan, antarasisten maupun antarpraktikan dan asisten
bisa lebih baik lagi.
3. Pembuatan modul yang lebih lengkap agar praktikan bisa mempelajarinya
dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Asisten Sistem Informasi Geografis. 2015. MODUL ARCGIS TINGKAT
DASAR. MANOKWARI: ASSOSIATION MINING OF ASSISTEN (INTANT)
Prahasta, Edi. 2005. Laporan Sistem Informasi Geografis,
http://www.inigis.com/2005/02/tutorial-ArcMap.html, (diakses 23 Mei 2015)

24

LAMPIRAN
1. Lampiran Peta Topografi

25

2. Lampiran Peta Kemiringan Lereng

26

3. Lampiran Peta Batas Wilayah

27

4. Lampiran Peta Sebaran Bahan Galian

28

5. Lampiran Dokumentasi

29

30

31

Anda mungkin juga menyukai