Anda di halaman 1dari 16

NILAI

PARAF

MIKROMERETIKA
Nama

Regiman Widyana

0111037
Rissa Noor A

A 0111 053

Anisa Nur Azizah


Kelas

A 0112079

Reguler B / kelompok C/ sub kel 3

Tanggal Praktikum

Tanggal Masuk Laporan

Asisten Laboratorium

:
Melvi

Rudianto

S.Farm

S.Farm

LABORATORIUM FARMASI FISIKA


SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
YAYASAN HAZANAH
BANDUNG 2012
MIKROMERITIKA

I. Tujuan
Mampu menentukan ukuran partikel serbuk dengan metode
mikroskopik.
Mampu menentukan kerapatan curah dan mampat dari suatu serbuk.
Mampu menentukan kecepatan alir dan sudut istirahat dari suatu
serbuk.
II. Prinsip
Berdasarkan penentuan ukuran partikel dengan mikroskopik.
Menentukan kerapatan curah berdasarkan mengamati volume
serbuk yang menempati suatu wadah sedangkan kerapatan mampat
ditentukan dengan memampatkan serbuk dalam wadah hingga
diperoleh volume konstan.
Menentukan kecepatan alir ditentukan dengan mengukur kecepatan
jatuh serbuk yang dialirkan melalui suatu corong.
III.Teori
Mikromeritika adalah ilmu dan teknologi mengenai partikel
kecil. Pengetahuan dan kontrol dari ukuran partikel penting dalam
ilmu farmasi dan material. Ukuran dan juga luas permukaan
partikel, dapat berhubungan dengan sifat fisik, sifat kimia dan
sifat-sifat farmakologi dari obat-obatan. Secara klinis, ukuran
partikel obat dapat mempengaruhi pelepasan dari bentuk sediaan
yang diberikan secara oral, parenteral, rektal dan topikal.
Formulasi yang baik dari suspensi, emulsi dan tablet, baik
stabilitas fisika dan respon farmakologi juga tergantung pada
ukuran partikel yang ada dalam produk. Pengetahuan dan
pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting
dalam farmasi. Jadi ukuran, dan karenanya juga luas permukaan,
dari suatu partikel dapat dihubungkan secara berarti pada sifat
fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat. Secara klinik ukuran
partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari
bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parenteral,
rektal dan topikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi
dan tablet, dari segi kestabilan fisik dan respon farmakologis, juga
bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dalam produk
tersebut. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul,
pengendalian ukuran partikel penting sekali dalam mencapai sifat
aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul
dan serbuk. Hal ini membuat seorang farmasis kini harus
mengetahuhi pengetahuan mengenai mikromimetik yang baik.

Ukuran partikel dapat dinyakan dengan berbagai cara.


Ukuran diameter rata-rata dan beberapa cara pengukuran partikel
yaitu :
1. Metode Miroskopik
Bila partikelnya lebih kecil yaitu partikel dengan ukuran
Angstrom. Dari 10 1000 Angstrom (1 Angstrom = 0,001
mikrometer), mikroskop ini mempunyai jelajah ukur dari 12
mikrometer sampai kurang lebih 100 mikrometer (3).
Disebabkan kemudahannya, cara mikroskopik mempunyai
suatu pengalaman perluasan lebih lanjut, disamping ukuran
dari setiap partikel juga bentuknya dan bila perlu
dipertimbngkan pembuatan anglomerat, dengan bantuan
sebuah mikrometer okuler yang tertera berlangsung setiap
analisa ukuran partikel dari 500 1000 partikel. Perbesaran
maksimal yang tercapai artinya perbesaran yang sesuai
dengan daya resolusi mata manusia (kira-kira 0,1 mm), adalah
550 kali.
2. Metode Pengayakan
Cara ini untuk mengukur ukuran partikel secara kasar.
Bahan yang akan diukur partikelnya ditaruh di atas ayakan
dengan nomor mesh rendah. Kemudian dibawahnya
ditaruh/ditempatkan ayakan dengan ayakan dengan nomor
mesh yang lebih tinggi. Perla diingat bahwa ayakan dengan
nomor mesh rendah mempunyai usuran lubang relatif besar
dibandingkan dengan ayakan dengan nomor mesh tinggi. Atau
dengan kata lain partikel melalui ayakan nomor mesh 100
ukuran partikel lebih kecil dibanding dengan partikel yang
melalui ayakan nomor mesh 30. Metode ini adalah metode
yang paling sederhana dilakukan. Ayakan dibuat dari kawat
dengan lubang diketahui ukurannya. Istilah mesh adalah
nomor yang menyatakan jumlah luabang tiap inci. Ayakan
standar adalah ayakan yang telaha dikalibrasi dan yang paling
umum adalah ayakan menurut standar Amerika.
3. Metode Sedimentasi
Ukuran partikel dari ukuran saringan seperti salah
satunya seringkali disangkutkan dalam bidang farmasi. Metode
sedimentasi di dasarklan pada hukum Stoke, serbuk yang akan
diukur disuspensikan dalam cairan, dimana serbuk tidak dapat
larut. Suspensi ini ditempatkan pada sebuah pipet yang

bervariasi. Sampel ini diuapkan untuk dikeringkan dan


residunya ditimbang. Setiap sampel ditarik yang mempunyai
ukuran partikel; yang lebih kecil dari yang dihubungkan dengan
kecepatan. Pengendapan karena semua partikel dengan
ukuran yang lebih panjang akan jatuh ke level bawah dari
ujung pipet.
Kecepatan alir serbuk ditentukan dengan cara mengukur waktu
jatuh yang diperlukan oleh sejumlah serbuk yang ditaruh di dalam
suatu corong sampai seluruh serbuk itu turun. Cara pengukuran
tersebut di samping menentukan kecepatan alir serbuk juga dapat
menetapkan sudut istirahat yaitu sudut yang dibentuk antara lereng
timbunan serbuk dengan bidang datar. Kecepatan (density)
didefinisikan sebagai berat per unit volume. Terdapat tiga tipe dari
kerapatan :
a. Kerapatan Sejati (true density). Kerapatan sejati, , adalah
kerapatan bahan padat sebenarnya. Kerapatan sejati ditentukan
secara piknometris.
b. Kerapatan Curah (bulk density). Kerapatan curah didefinisikan
sebagai massa dari serbu dibagi dengan volume bulk. Kecepatan
curah ditentukan dengan mengukur volume serbuk di dalam
gelas ukur dari sejumlah tertentu yang telah ditimbang.
Kerapatan curah bukan suatu properti intrinsik dari suatu
material, melainkan dapat berubah, tergantung pada bagaimana
materi ditangani. Sebagai contoh, sebuag bubuk dituangkan
kedalam silinder akan memilik kerapatan curah tertentu, jika
silinder terganggu, partikel serbuk akan bergerak dan biasanya
menetap lebih dekat bersama-sama, menghasilkan kerapatan
curah yang lebih tinggi.
c. Kerapatan Mampat (tapped density). Kerapatan mampat adalah
kerapatan yang diperoleh jika serbuk di dalam gelas ukur diketukketukkan dimampatkan sampai volumenya tetap dengan alat
tapping density.
Secara
umum,
untuk
partikel
yang
ekidimensional
(teratur=bulat, kubus) semakin besar diameter maka sifat alir
semakin baik. Sedang, untuk partikel yang anisometrik maka
hasilnya bisa lain. Sifat alir terbaik terjadi pada diameter
optimum partikel. Pada umumnya semakin bulat (masif=peluru)
maka sifat alir semakin baik. Semakin tidak beraturan maka sifat
alir semakin jelek. Tekstur semakin halus maka semakin kecil

gaya gesek friksi) antar partikel (F2) sehingga semakin mudah


mengalir. Sebaliknya, semakin kasar permukaan partikel maka
semakin besar friksi antar partikel (F2) semakin sulit mengalir.
Semakin besar porositas maka semakin kecil kontak antar partikel
maka kecepatan alir akan semakin baik. Pada kondisi kandungan
lembab yang tinggi ikatan antar partikel akan lebih kuat (F2),
karena luas kontak antar permukaan serbuk naik. Apabila gaya
tarik antar partikel serbuk semakin kuat, maka serbuk akan
semakin sukar mengalir.
Kegunaan Mikromeritik bagi Farmasi:
a. Dalam sediaan farmasi
- Untuk mengetahui dan menentukan bentuk sediaan
obat yang cocok.
- Untuk mengetahui efek dan stabilitas obat.
- Untuk memperoleh informasi tentang lama absorbsi
obat dalam tubuh.
- Untuk memperoleh informasi mengenai bentuk
dan ukuran partikel yang berpengaruh dalam
pelepasan
obat
dari
bentuk
sediaannya
didalamtubuh (waktu hancur).
b. Dalam teknologi farmasi berhubungan dengan sifat alir
dan dalam pelepasan zat aktif dari bentuk-bentuk
sediaan yang diberikan secara oral, parental, rektal, dan
topikal.
c. Dalam biofarmasetika berhubungan dengan absorbsi
obat, semakin kecil ukuran partikel semakin mudah
diabsorbsi karena luas permukaannya kasar
IV.
Alat dan bahan
Alat
: Corong getar, Mikroskop, Mikrometer, Gelas ukur 100
ml,
Piknometer
Bahan : Amprotab, Avicel pH 102, Parasetamol, Asetosal,
Paraffin cair, Aquadest

V.

Prosedur
a. Penentuan Ukuran Partikel secara Mikroskopik
Dilakukan kalibrasi ukuran kotak micrometer pada pembesaran
lensa objektif 100X dan 400X. Disuspensikan sedikit serbuk uji
kedalam cairan yang tidak melarutkan, kemudian amati larutan
suspensi tersebut diatas gelas objek. Lalu diamati partikel

dengan pembesaran lensa objektif yang sesuai. Ditentukan


jumlah dan ukuran partikel berdasarkan ukuran kotak
micrometer yang telah dikalibrasi. Dicatat dan susun rentang
ukuran partikel yang teramati
b. Penentuan kerapatan sejati partikel
Ditimbang piknometer kosong(Wo). Diisi piknometer dengan
palarut yang digunakan sampai tanda batas, lalu timbang (W 1).
Dihitung berat pelarut (W2). Ditimbang 1 gram serbuk uji (W 3).
Dimasukan serbuk uji kedalam piknometer, lalu tambahkan
pelarut kemudian timbang (W4). Berat pelarut yang tergantikan
oleh serbuk diperoleh dari W5 = W4 W3 W2. Dihitung volume
sampel dan Bj Nyata.
c. Penentuan Kecepatan alir dan sudut istirahat serbuk
Ditimbang serbuk uji secukupnya, lalu dimasukan ke dalam
corong getar dengan kondisi lubang corong tertutup. Dibuka
tutup corong dan hitung berapa waktu yang dibutuhkan oleh
serbuk untuk keluar seluruhnya dari corong. Diukur tinggi
timbunan serbuk. Diukur diameter curahan serbuk dengan
mengukur diameter dari 3 garis potong dicatat dan hitung ratarata diameter terebut
d. Penentuan kerapatan curah dan kerapatan mampat
Ditimbang serbuk uji secukupnya. Dimasukan serbuk uji ke
dalam gelas ukur. Diamati dan catat volume curahnya.
Mampatkan serbuk dengan cara mengetukan gelas ukur secara
berulang dan konstan. Diamati volume serbuk setiap 10 kali
ketukan. Dilakukan pemampatan serbuk tersebut hingga
diperoleh volume tetap (minimal 2 kali pengamatan

VI.

Data Pengamatan

P ercobaan I
1 kotak = 0,070mm = 70 m
paracetamol
No

Rentang
partikel (m)
1
0-70
2
70-140
3
140-210
4
210-3
Rata- Rata

Frekuensi
(n)
188
54
40
4

Dln

1
2
3
4
5

35
70
105
0,75
52,6
87
Rentang partikel Frekuensi Dln
(m)
(n)
0-70
80
35
70-140
78
70
140-210
46
105
210-3
42
0,75
3-3,70
20
1,85

3,70-73,7

22

73,7-143,7

143,7-6

No

Rata-rata

36,8
5
71,8
5
3
40,5
37

Dsn
179,5
143,6
484,6
1,766
202,3
66
Dsn
179,5
143,6
484,6
1,766
26,50
8
20,94
9
155,2
91
113,0
4
140,6
56

Avicel
102

PH

Amprotab
No

Rentang partikel Frekuensi


(m)
(n)
1
0-70
232
2
70-140
38
3
140-210
23
4
210-3
36
Rata-rata

Dln

Dsn

35
70
105
0,75
52,6
87

179,5
143,6
484,6
1,766
202,3
36

Percobaan I

Parasetamol
Wo
W1
W2
W3
W4
W5

=
=
=
=
=
=

22,03 gram
48,80 gram
26,77 gram
1 gram
49,04 gram
21,27 gram

Vsampel = =

Vs

Bj nyata =

m 8,59
=
=0,859 gram/ml
v
10

W5
21,27
=
=21,27 gram/ml
pelarut
1
W 1 48,80
=
=2,2943 gram/ml
V s 21,27

Amportab
Wo = 22,03 gram

W1
W2
W3
W4
W5

=
=
=
=
=

48,80 gram
26,77 gram
1 gram
49,10 gram
21,33 gram

Vsampel = =

Vs

W5
21,13
=
=21,13 gram/ml
pelarut
1

Bj nyata =

m 8,59
=
=0,859 gram/ml
v
10

W 1 48,80
=
=2,3095 gram/ml
V s 21,13

Avicel PH 102
Wo
W1
W2
W3
W4
W5

=
=
=
=
=
=

22,03 gram
48,80 gram
26,77 gram
1 gram
49,07 gram
21,30 gram

Vsampel = =

Vs

Bj nyata =

m 8,59
=
=0,859 gram/ml
v
10

W5
21,30
=
=21,30 gram/ml
pelarut
1
W 1 48,80
=
=2,2911 gram/ml
V s 21,30

Percobaan III

Avicel
Waktu alir rata-rata
Tinggi serbuk
Rata-rata diameter serbuk
Massa alir serbuk

= 3,5 detik
= 2,1cm
10,5+10,6 +10,5
=10,53 cm
=
3

= 37,92 gram

Tg =

tinggi puncak
3,7
=
=0,74
jari jari lingkaran 5
= 36,50

Parasetamol
Waktu alir rata-rata
jelek)
Tinggi serbuk

= lebih dari 3 menit (sifat alir

Rata-rata diameter serbuk

Massa alir serbuk

Tg =

= 3,2 cm
11 +11,2+11,3
=11,163 cm
3

= 35,10 gram

tinggi puncak
4,1
=
=0,92
jari jari lingkaran 4,415
= 42,61

Amprotab
Waktu alir rata-rata
jelek)
Tinggi serbuk

= lebih dari 2 menit (sifat alir

Rata-rata diameter serbuk

= 3,8 cm
11,7 +11,7 +11,5
=11,63 cm
3

Massa alir serbuk


= 45,11 gram
tinggi puncak
3,6
Tg = jari jari lingkaran = 7 =0,51
= 27,02

Percobaan IV

Keterangan

Avicel

V curah
V mampat

80 ml
64 ml
70,98
gr

Berat zat

Parasetamo
l
80 ml
50 ml

Amprota
b
80 ml
59 ml

56,97 gr

65,7 gr

Amportab
Kompresibilitas Carr =
=

8059
100 =26,25
80

Rasio Hausner =

(volume cura hvolume mampat )


100
volume cura h

mampat 1,130
=
=1,376
cura h
0,821

Parasetamol
Kompresibilitas

Carr

(volume cura hvolume mampat )


100
volume cura h

mampat 1,140
=
=1,601
cura h
0,712

Rasio Hausner =

8050
100 =37,5
80

Avicel PH 102
Kompresibilitas

Carr

(volume cura hvolume mampat )


100
volume cura h
=
Rasio Hausner =

8064
100 =20
80
mampat 1,109
=
=1,250
cura h
0,887

VII.

Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mikromeretik dengan
prosedur mengukur partikel serbuk, menentukan kecepatan alir dan
sudut istirahat serta kerapatan curah dan kerapatan mampat dari
sampel bahan padat yang berupa parasetamol, amprotab, dan avicel
pH 102.
Pertama melakukan pengukuran ukuran partikel zat, semoa zat yang
akan diukur dengan menggunakan mikroskop dibasahi terlebih dahulu
menggunakan pelarut, namun bukan pelarut yang dapat melarutkan
zat, sehingga zat yang dibasahi jangan sampai larut dalam pelarut
tersebut dikarenakan itu hanya berfungsi untuk membasahi zat agar
terlihat di object glass, sebelum melakukan pengukuran mikroskop di
kalibrasi terlebih dahulu, bertujuan untuk mengetahui berapa ukuran
yang menempati satu kotak dalam object glass, sehingga nanti kita
bisa tahu, suatu ukuran partikel dari hasil kalibrasi tersebutKeuntungan
dari metode mikroskopik diantaranya dapat langsung secara jelas
melihat bentuk partikel dari sampel yang akan diuji. Sedangkan
kelemahan dari metode ini yaitu membutuhkan waktu yang lama untuk
pegamatannya serta diperlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi
dalam menghitung ukuran partikel rata-rata serta luas permukaan
serbuk rata-rata. Didapat hasil ukuran partikel yang terbesar adalah
avicel, seharusnya ukuran avicel itu sangan kecil dibandingkan dengan
paracetamol dan amprotab, itu dikarenakan karena pada saat
membasahi preparat, terlalu banyak sehingga zat-zat avicel menyatu,
sehinnga yang teramati di mikroskop seperti bongkahan-bongkahan
besar, sehingga pengukuran menjadi besar.Sedangkan pada
paracetamol terlihat jelas berbentuk kristal/jarum yang menempati
kotak sehingga dapat terukur jelas berapa bagian yang dapat
menempatio satu kotak, begitu juga dengan amprotab terlihat jelas
partikel-partikel yang menempati kotak sehingga pengukuran nya
dapat terukur dengan jelas.
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai pengaruh dalam
penentuan sediaan obat. Dalam pembuatan tablet dan kapsul,
pengontrolan ukuran partikel penting dilakukan untuk mendapatkan
sifat alir yang tepat dari granulat dan serbuk. Semakin kecil ukuran
partikel dari serbuk maka sifat alir dari serbuk semakin baik.
Sebaliknya semakin besar ukuran partikel, maka sifat alir dari serbuk
kurang baik. Hal ini disebabkan, karena ukuran partikel yang kecil lebih
banyak mendapatkan ruang untuk keluar dan lebih cepat untuk keluar,

sebaliknya dengan ukuran partikel yang lebih besar membutuhkan


ruang yang lebih besar agar partikelnya lebih mudah untuk keluar.
Pada percobaan yang kedua yaitu menentukan kecepatan alir
berdasarkan sudut istirahat. Pada penentuan kecepatan alir ini
digunakan corong getar. Pengukuran sifat alir granul dengan metode
corong dipengaruhi oleh beberapa kondisi pengamatan seperti : Berat
granul, diameter corong (bagian atas dan bawah), ukuran partikel
granul, panjang tangkai corong dan cara penuangan sampel serta
pengaruh getaran luar.
Sifat aliran serbuk dapat pula ditentukan berdasarkan sudut istirahat
serbuk. Sudut istirahat ini terbentuk antara lereng timbunan serbuk
dengan bidang datar. Jika sudut istirahat <25 maka sifataliran sangat
baik, untuk sifat aliran baik yaitu antara 25-30, 30-40 sifat aliran cukup
dan jika >40 Maka sifat aliran dari serbuk buruk. Pada hasil
pengamatan terlihat yang memiliki sudut istirahat paling baik adalah
amprotab, avicel kemudian paracetamol, kemudian yang sifat alirnya
paling bagus yaitu avicel, amprotab, kemudian paracetamol. Avicel
mempunyqi kecepatan alir yang bagus karena memiliki ukurtan partikel
yang kecil dan berat jenis yang besar sehingga memudahkan untuk
cepat mengalir dan keluar dari corong.
Kerapatan mampat dilakukan sama halnya seperti menentukan
kerapatan curah, hanya saja zat diberikan perlakuan yaitu
dimampatkan. Dengan alat ini zat uji dimampatkan dengan cara
diketuk-ketukan. Berdasarkan data-data yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah ketukan yang diberikan
maka sampel yang diuji akan semakin mampat sehingga volume zat
berkurang dan hal tersebut akan meningkatkan kerapatannya.
Aliran serbuk dari sampel yang akan diuji dapat diketahui dari rasio
Hausner, dimana rasio Hausner didapatkan dengan membandingkan
antara kerapatan mampat dengan kerapatan curah. Jika rasio Hausner
lebih kecil dari 1,5 maka aliran serbuk tersebut baik, tetapi jika rasio
Hausner lebih besar dari 1,5 maka aliran serbuk tersebut buruk.
Berdasarkan perbandingan kerapatan curah dan kerapatan mampat
maka dapat pula ditentukan dengan nilai kompresibilitas, dimana hal
ini berhubungan juga dengan sifat aliran dari suatu serbuk
Ukuran partikel yang kecil maka kerapatan mampatnya semakin baik
karena sudut istirahat yang dibentuknya pun kecil sehingga partikelpartikel akan semakin mampat. Bobot jenis Avicel yang besar sehingga
membuat gaya tekan kebawah semakin besar sehingga kerapatannya
semakin mampat. Kerapatan yang semakin mampat maka

kompresibilitasnya pun menjadi baik. Nilai kompresibilitas berpengaruh


terhadap sifat alir. Bobot jenis yang besar menunjukan kerapatan
sejatinya baik.
Pada percobaan yang berikutnya dilakukan percobaan kerapatan
sejati partikel. Pada penentuan kerapatan sejati ini menggunakan alat
piknometer. Dari percobaan yang kali ini didapatkan hasil pengamatan
dengan Bj yang dihasilkan dari amprotab adalah 2,3095 paracetamol
adalah

2,2943 , dan avicel adalah

2,2911 . Sifat kerapatan sejati

partikel yaitu dari berkurangnya pelarut dari sampel yang diuji. Ukuran
partikel dari sampel juga berpengaruh untuk kerapatan sejati.
Apabilapartikel sampel besar maka jumlah pelarut yang keluar dari
wadah yang dipakai pun cukup banyak dan bobot jenis sampelnya pun
pasti besar.Dan juga apabila berat jenisnya lebih berat maka akan
berpengaruh pada kecepatan alir dari zat tersebut.
VIII. Kesimpulan
Dengan mengetahui ukuran partikel maka akan mengetahui
kecepatan alir suatu zat baik atau tudak. Jika ukuran partikel kecil maka
kecepatan alir baik, sebaliknya jika ukuran partiukel besar maka kecepatan
alir kurang baik. Jika ukuran partikel kecil maka kerapatannya akan
semakin mampat karena sudut istirahatnya semakin kecil, sebaliknya jika
ukuran partikel besar maka kerapatan mampatnya kurang mampat karena
sudut istirahatnya lebih besar. Kerapatan sejati bertujuan untuk
mengetahui bobot jenis nyata dari suatu zat. Apabila bobot jenisnya
semakin besar maka kecepatan alirnya semakin bagus karena gaya
gravitasi yang ditimbulkan semakin besar sehingga mendorong partikel zat
lebih mudah jatuh.

Anda mungkin juga menyukai