Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan memiliki arti yang berbeda dari orang yang berbeda.
Begitu pula ada kata lain yang yang dapat didefinisikan dalam berbagai
cara. Salah satunya bahwa kesehatan adalah kondisi sehat secara fisik,
mental dan sosial bukan saja tidak terdapatnya penyakit dan kelemahan
fisik dan mental.
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009, Bab VI pasal 46 dan 47
bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
masyarakat,

diselenggarakan

upaya

kesehatan

yang

terpadu

dan

menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya


kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk
kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Untuk keberhasilan upaya pembangunan kesehatan tersebut maka
masyarakat perlu diikuti sertakan agar berpartisipasi aktif dalam upaya
kesehatan.
Dari uraian singkat serta luasnya ruang lingkup kesehatan
masyarakat menjadi hal yang patut di telusuri lebih dalam demi
pengembangan wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana asal mula
kesehatan masyarakat itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,


maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai asal mula
kesehatan masyarakat.
C. TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Merupakan tugas yang wajib dari dosen bagi Mahasiswa Baru
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin
Makassar.
2. Menunjang

pembelajaran

lebih

lanjut

selama

menjalani

pendidikan di perguruan tinggi terkait masalah asal mula dan


perkembangan kesehatan masyarakat.
3. Sebagai bahan referensi terkait asal mula keshatan masyarakat
bagi siswa yang membutuhkannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. ASAL MULA KESEHATAN MASYARAKAT


Masa pendekatan kesehatan masyarakat yang paling awal dimulai pada
abad kesembilan belas dan bertepatan dengan cepatnya pertumbuhan kota
industri, sering kali disertai oleh pemukiman yang terlalu padat, sanitasi dan
nutrisi yang buruk, serta penyebaran penyakit menular. Pada saat itu, ada pegawai
pemerintah di Inggris, Edwin Chadwick, salah seorang yang dikenal pertama kali
membuat hubungan antara lingkungan tempat tinggal individu dengan status
kesehatan mereka: ia menduduki komite di parlemen yang menelusuri penyebab
mortalitas dan morbiditas pada tahun 1830-an, menyusun suatu langkah selama
satu dasawarsa dan tindakan nyata untuk meningkatkan sanitasi, menyediakan air
bersih, membangun sistem drainase, serta memungkinkan pembuangan kotoran
limbah yang aman.
Dampak tindakannya sungguh luar biasa; pada tahun 1842, Chadwick
memperkirakan bahwa angka harapan hidup anak yang terlahir dari kelompok
pekerja di setiap kota provinsi adalah antara 12 dan 15 tahun. Pada tahun 1900,
jumlah mortalitas bayi tercatat 156 kasus per 1.000 bayi lahir hidup; dan angka ini
telah mengalami penurunan hingga 36 per 1.000 bayi pada tahun 1946 dan saat
ini, seperti yang diulas sebelumnya, angka ini menjadi 7 kasus per 1.000 bayi lahir
hidup.
Selama abad ke-duapuluh, kesehatan masyarakat meluas melebihi bidang
sanitasi masyarakat dan epidemiologi. Bidang kesehatan masyarakat mencakup
program pendidikan kesehatan untuk memotivasi individu agar menerapkan gaya
hidup yang lebih sehat.
Dampak peningkatan kesehatan masyarakat berhubungan langsung dengan
peningkatan kesehatan ibu dan bayi. Tew mendemonstrasikan bagaimana
penurunan angka mortalitas dihasilkan dari peningkatan status kebugaran para ibu
usia subur, melalui peningkatan diet dan kondisi kehidupan di akhir abad ke

sembilan belas.Mortalitas ibu dan mortalitas di masa perinatal sangat bergantung


pada standar nutrisi ibu baik selama masa gestasi dan yang tidak kalah
pentingnya, selama kehidupan ibu semenjak berada dalam kandungan. Proses
tersebut bersifat kumulatif dari beberapa generasi.
Kesehatan Masyarakat Hingga Tahun 1997: Dari WHO Hingga Bobble Hats
Pada tahun 1977, World Health Organization (WHO) mengadopsi
pendekatan kesehatan masyarakat secara eksplisit dalam kampanye Health For All
by the Year 2000 (HFA 2000). Kebijakan ini mencerminkan kesepakatan
masyarakat dunia bahwa target sosial utama pemerintah dan WHO horns berupa
pencapaian tingkat kesehatan oleh seluruh orang di dunia pada taint!! 2000, yang
akan memungkinkan mereka memperoleh kehidupan produktif, baik secara sosial
maupun ekonomis. HFA 2000 menandai permulaan pendekatan yang telah
dilakukan selama lebih dari 20 tahun, yang bertujuan melindungi dan
meningkatkan kesehatan penduduk, menekankan lebih dari sekadar pelayanan
kesehatan. Konsep ini kemudian diatur ke dalam suatu kode pada prinsip WHO
yang tetap dipakal oleh para bidan, sebagai daftar pemeriksaan yang terkait, dalam
setiap pertemuan dengan klien.
Meskipun sepanjang tahun 1980-an banyak negara industri di barat
menerjemahkan konsep Health For All ke dalam kebijakan nyata, the UKs
Conservative Government menolak seluruh analisis yang menyatakan bahwa
tindakan yang dilakukan negara dapat mengatasi atau mengurangi dampak
kesenjangan kesehatan. Kebijakan kesehatan ini lebih banyak berfokus pada
kebutuhan untuk menghasilkan perubahan perilaku individu, berpusat pada gaya
hidup, dan melibatkan pendidikan kesehatan masyarakat serta kampanye
informasi masyarakat. Pemerintah tidak hanya menolak untuk mengembangkan
strategi Health For All secara nasional, tetapi juga menolak rekomendasi Ilmuwan
Terkemuka dari negaranya sendiri yang dituntut akibat ulahnya mengeksplorasi
faktor-faktor lebih luas yang memengaruhi masalah kesehatan.

The Black Report (diistilahkan demikian setelah kajian kelompok kerja


oleh Kepala Departemen Kesehatan di Inggris) merupakan indikasi mengejutkan
tentang adanya jurang pemisah dalam status kesehatan kelompok penduduk
terkaya dan termiskin serta faktor sosial-ekonomi yang melatar belakanginya.
Tidak ada diskusi tentang kesehatan masyarakat yang tidak menghasilkan
penilaian berharga, dan jelas bahwa ideologi politis yang didasarkan pada pasar
bebas, dan kesenjangan yang tidak terelakkan (dan memang diharapkan?) yang
dihasilkannya, tidak akan dengan mudah dipadankan dengan agenda kesehatan
masyarakat yang berfokus untuk menghilangkan kesenjangan sosial dan ekonomi
yang menyebabkan banyak kondisi sakit. Pendekatan pemerintah Inggris
sepanjang tahun 1980-an dan awal 1990-an paling baik diilustrasikan oleh
Menteri Kesehatan Edwina Currie, yang memheri saran kepada lansia yang
terancam hipotermi karena tidak mampu memfasilitasi pemanasan dengan
mengenakan topi berbahan dasar wool dan tetap berbaring di tempat tidur;
sementara Sekretaris Negara Virginia Bottomley merekomendasikan (Jay 1997)
pemecahan masalah tingginya laju penyakit jantung, yaitu dengan mengonsumsi
lebih sedikit biskuit dan berlari menaiki dan menuruni tangga!
Dalam ilmu kebidanan, konsekuensi iklim politis yang berlaku dibuktikan
dengan respons Pemerintah terhadap I-louse of Commons Select Committee
Report tentang pelayanan maternitas (the Winterton Report). The Winterton
Report tidak hanya mengeksplorasi penyediaan pelayanan kesehatan untuk ibu
hamil dan bayi baru serta masalah di seputar kualitas pelayanan, hasil dan
pengalaman ibu, tetapi juga difokuskan pada konteks sosial dalam lingkup
pemberian asuhan maternitas. Laporan ini juga memberikan bukti kuat tentang
adanya kesenjangan, balk dalam basil maupun dalam akses bagi wanita yang tidak
beruntung maupun wanita yang diasingkan. Selain itu, laporan tersebut membuat
rekomendasi tentang keamanan sosial dan sistem keuntungan yang berkaitan
dengan wanita hamil, serta melihat ketersediaan dukungan sosial bagi wanita yang
rentan pada transisi mereka ke masa menjadi ibu. Namun, respons Pemerintah
yang dipublikasikan di tahun 1994 dalam the Cumberledge Report, yang tetap

menjadi cetakan biru penting dalam pelayanan maternitas, mangabaikan seluruh


pertimbangan tersebut. Changing Childbirth secara eksklusif berfokus pada
pengalaman individual wanita dan mantranya tentang pilihan, kontinuitas, dan
kontrol tidak banyak bermanfaat untuk wanita yang berasal dari kelompok yang
paling rentan dan diasingkan.
Sebenarnya penekanan pada kesukaan dan pilihan setiap individu dapat
menyimpangkan perspektif yang lebih luas tentang keadilan dan pemerataan: apa
yang terbaik untuk seseorang, belum tentu terbaik untuk semua orang (Klein
1994). Rasionalisasi trickle-down, yang berasumsi bahwa keuntungan yang
diperoleh oleh wanita kelas menengah atas kelahiran di rumah, homeopati dan
kelahiran dalam air, lambat laun akan mengubah struktur dan penyediaan asuhan
untuk semua, telah terbukti keliru. Pada kenyataannya, kebijakan seperti
Changing Childbirth secara tidak langsung dapat mengarah pada meruncingnya
hukum asuhan yang terbalik dan meluasnya kesenjangan kesehatan, dengan
wanita yang paling membutuhkan dukungan emosional, psikologis, dan praktis
dari asuhan kebidanan yang baik, hanya memiliki kemungkinan kecil untuk
mengaksesnya.

B. Kesehatan Masyarakat Baru

Kesehatan masyarakat baru, yang diluncurkan oleh WHO pada tahun 1977
dan diabaikan oleh pemerintah Inggris hingga tahun 1997, memberikan semakin
banyak penekanan pada lingkungan sosial-ekonomi, terutama pada dampak
kemiskinan an kesenjangan kesehatan. Lebih khusus lagi kesehatan masyarakat
baru telah menyadari bahwa bukan kemiskinan semata yang penting bagi hasil
kesehatan, tetapi juga kesenjangan, yang kadang kala disebut kemiskinan relatif,
prevalensi dan distribusi posisi sosial, ketidakamanan kerja, pengangguran,
mobilitas sosial, edukasi, social networking, keretakan keluarga dan stres
(Kaufmann 2002). Kesehatan masyarakat baru mengenali bahwa penyebab sakit
adalah hal kompleks. Tentu saja, para bidan akan memahami bahwa merokok,
obesitas, penyalahgunaaan obat dan perilaku seksual ugal- ugalan berkaitan
dengan status kesehatan yang buruk. Namun, apa yang diperlihatkan epidemiologi
pada kita bahwa bukan saja perbedaan di antara individu yang dirasa signifikan,
tetapi juga perbedaan antar kelompokditentukan oleh tingkat penghasilan,
deprivasi sosial, status pekerjaan, perolehan pendidikan, dan etnisitas. Dengan
demikian, kita dapat menyaksikan bahwa gaya hidup (lifestyle) tidak sehat tidak
terdistribusi secara acak di masyarakat; melainkan lebih banyak didapati terpusat
pada spektrum sosial-ekonomi tingkat bawah di antara kelompok yang rentan ini
(Evans 2002).
Pemilihan Labour Government di Inggris pada tahun 1997 menggembargemborkan pergeseran ke arah pemerintahan sayap-kiri yang menyatakan
komitmennya untuk meningkatkan standar asuhan, khususnya di antara
masyarakat kelas terbawah. Kemudian, pada Mei 1997, Menteri Kesehatan, Tessa
Jowell, mengundang mantan Chief Medical Officer Donald Acheson untuk
mengulas dan merangkum kesenjangan dalam status kesehatan di Inggris serta
mengidentifikasi area prioritas dalam kebijakan untuk mengurangi keadaan
tersebut.
The Acheson Report (Penyelidikan Independen tentang Kesenjangan)
diterbitkan setahun kemudian dan memberikan penjelasan sosio-ekonomi yang
ada dalam kesenjangan kesehatan, manyoroti makna keragaman penghasilan,
7

pendidikan, pekerjaan dan lingkungan, juga gaya hidup Pengaruh kesehatan


masyarakat baru jelas terlihat dalam pengakuan Pemerintah bahwa NHS sendiri
tidak mampu memastikan status kesehatan yang baik. Sejak tahun 1997, mereka
lebih mengedepankan prakarsa yang menghendaki agar tercipta kesolidan di
antara pemerintah, masyarakat dan individu dengan pengenalan akan tanggung
jawab masing-masing.
The Acheson Report hanya merupakan salah satu dasar prakarsa yang
diluncurkan oleh pemerintah untuk melakukan pendekatan terhadap kesenjangan
dan pengucilan sosial melalui program pembaharuan lingkungan sekitar untuk
membangun kekuatan dan kekompakan di dalam masyarakat setempat (Coote
2000). Pada bagian selanjutnya, kami mengulas lebih gamblang mengenai
prakarsa kebijakan yang telah dilaksanakan sejak 1997 untuk membangun sebuah
pendekatan kesehatan masyarakat di Inggris

C. PROFIL TOKOH KESEHATAN MASYARAKAT


1. Charles Edward Amory WINSLOW

Charles-Edward Amory Winslow (1877-1957) adalah seorang


tokoh kesehatan masyarakat selain H.L Blum, tidak hanya di negerinya
sendiri, Amerika Serikat, tapi di dunia Barat yang lebih luas. Visinya dan
kepemimpinan intelektual memungkinkan dia, lebih dari orang lain, untuk
mempengaruhi pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat di
Amerika Serikat maupun di negara-negara Eropa.
Kepemimpinan diilhaminya berbuat banyak untuk memastikan
bahwa industri berkembang pesat kota dan daerah pedesaan di Amerika
Serikat cukup diberikan dengan pelayanan kesehatan esensial publik
sanitasi, regulasi makanan dan bahaya melalui air untuk kesehatan,
pengembangan program kesehatan pendidikan, dan pendidikan spesialis
kesehatan masyarakat. Dalam periode yang didominasi oleh penemuanpenemuan dalam bakteriologi, ia mengakui pentingnya perspektif yang
lebih luas tentang sebab-akibat dari yang dianut oleh teori kuman
penyakit.
Selama empat puluh tahun, 1915-1945, Winslow adalah seorang
profesor kesehatan masyarakat di Universitas Yale. Pengajarannya di Yale
menekankan perspektif holistik, dan dia pasti banyak dipengaruhi anak
didiknya dan siswa, seperti Yusuf Goldberger, yang bekerja pada defisiensi
diet yang menyebabkan pellagra mungkin telah diturunkan pada bagian
dari ajaran Winslow.
Winslow memulai karirnya sebagai seorang ahli bakteriologi,
namun ia segera diperluas fokus untuk merangkul kesehatan dan
lingkungan,

kondisi

rumah,

epidemiologi,

administrasi

kesehatan

masyarakat, keperawatan, kesehatan mental, dan organisasi perawatan


medis. Winslow termasuk beberapa monograf yang telah menjadi klasik
kesehatan masyarakat dan epidemiologi, termasuk Evolusi dan Pentingnya
Modern Kampanye Kesehatan Masyarakat (1923), Penaklukan Wabah
Penyakit (1943), dan Sejarah Amerika Epidemiologi (1952).
2. H.L Blum

Dr Henrik L. Blum atau yang lebih di kenal dengan nama HL Blum


adalah seorang profesor emeritus administrasi kesehatan dan perencanaan
di University of California, Berkeley, dan pelopor dalam reformasi
perawatan kesehatan.
Hendrik L. Blum lahir pada 11 November 1915, di San Fransisco.
Dibesarkan di sebuah daerah pertanian di distrik Napa. Perhatian yang
tulus oleh rekan-rekannya selama mengalami kesusahan menjadikan HL
Blum tumbuh dan memiliki tingkat sensitivitas dan perhatian yang tinggi
untuk individu yang tidak mendapat pelayanan dari lembaga-lembaga
sosial. HL Blum juga berbakat dalam seni musik khususnya dia sangat
unggul dalam memainkan piano dan juga berbakat dalam kegiatankegiatan lapangan.
Pada tahun 1937, HL Blum memperoleh gelar sarjana kimia dari
UC Berkeley. Dan pada masa studinya di universitas tersebut dia bertemu
dengan yang juga seorang mahasiswi di UC Berkeley, Mariam H. Ehrich,
yang mengambil studi kesejahteraan sosial. Mereka menikah pada tahun
1939 malam natal dan tetap bersama sampai kematiannya pada 21 Oktober
2005.
HL Blum melanjutkan untuk mendapatkan MD-nya pada tahun
1942 dari UC San Francisco dan master di bidang kesehatan publik dari
Harvard University pada tahun 1948. Antara studi dan lanjutan gelar, ia
bekerja dari 1944-1945 sebagai asisten dokter di Johns Hopkins University
dan kemudian dari 1946-1947 sebagai mahasiswa di Universitas Stanford.
Dari 1950 sampai 1966, Blum menjabat sebagai petugas kesehatan
bagi Contra Costa County, di mana dia membantu mendirikan berbagai
program kesehatan masyarakat, termasuk skrining visi di sekolah,
masyarakat kesehatan mental dan konseling genetik.
Pada saat menjabat sebagai petugas kesehatan, HL Blum juga
menjabat sebagai dosen di UC Berkeley's School of Public Health sampai
tahun 1966. Ketika ia bergabung dengan fakultas sebagai profesor
klinis. Dua tahun kemudian, ia menjadi profesor perencanaan kesehatan
masyarakat. Pada tahun 1970, didirikan Program Blum Sekolah dalam

10

Perencanaan dan Kebijakan, memimpin program ini hingga pensiun pada


tahun 1984.
Sepanjang karirnya, Blum telah mengadakan janji mengajar di
Stanford University's Medical School serta di UC Berkeley. Pada tahun
1991, ia dipanggil kembali dari pensiun untuk melayani sebagai ketua
interim UC Berkeley-UCSF Bersama Program Kedokteran, posisi yang
diselenggarakan selama tiga tahun.
Dia juga bekerja sebagai konsultan atau anggota berbagai komite
untuk National Institutes of Health, American Public Health Association,
US Public Health Service, US Department of Health and Human Services,
US Agency for International Development, dan Organisasi Kesehatan
Dunia. Dia adalah wakil presiden Amerika Asosiasi Kesehatan Masyarakat
pada tahun 1990.
Blum sama-sama aktif dalam pembangunan lokal dan negara
kesehatan masyarakat, menjabat sebagai Presiden Konferensi California
Pejabat Lokal Kesehatan dan California Utara Asosiasi Kesehatan
Masyarakat. Dia juga menjabat sebagai ketua dewan penyantun dari Alta
Bates Rumah Sakit di Berkeley dan membantu mendirikan dan memimpin
Corp Bay Area sebagai sebuah organisasi perawatan kesehatan.
Di antara banyak penghargaannya adalah Memorial Medal 1985
Sedgwick, kehormatan paling bergengsi dari American Public Health
Association; Schlesinger Award tahun 1985 dari American Health
Association Perencanaan dan Citation Berkeley tahun 1984, salah satu
penghargaan tertinggi di kampus. Dia juga menerima Beasiswa Fulbright
ke Swedia pada tahun 1986 dan pada tahun 1987 ia menghabiskan waktu
di Cina Barat sebagai dosen tamu di Universitas Kesehatan Chengdu.

11

3. Asclepius dan Higeia


Berbicara kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh
metologi Yunani yaitu Asclepius dan Higeia. Berdasarkan cerita mitos
Yunani tersebut Asclepius disebutkan sebagai seorang dokter pertama yang
tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pedidikan apa
yang telah ditempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah mengobati
penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur
tertentu yang baik.
Hegeia seorang asistennya yang juga istrinya telah melakukan
upayakesehatan.

Bedanya

anatara

Asclepius

dan

Higeia

dalam

pendekatan/penanganan masalah kesehatan, yaitu :


a. Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit),
setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang
b. Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan
masalah

kesehatan

melalui

hidup

seimbang,

seperti

menghindari makanan dan minuman yang beracun, makan


makanan yang bergizi, cukup istirahat dan melakukan
olahraga. Apabila seseorang telah jatuh sakit Higeia lebih
menganjurkan melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk
menyembuhkan penyakit tersebut, anatara lain lebih baik
memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik, daripada
melakukan pengobatan/pembedahan.
4. Paulus Osok
Paulus

Osok

Lambaleda, Kabupaten
Oktober 1922

yang

lahir

Manggarai, Nusa

Merauke, Papua, 15

di

Lenang, Kecamatan
Tenggara

Maret 2007

adalah

Timur, 15
seorang

tokoh kesehatan masyarakat Indonesia yang aktif dalam memberantas


penyakit kusta khususnya di Papua.
Paulus dilahirkan sebagai anak tertua dari sembilan bersaudara dari
pasangan Petrus Ronggo dan Rosalina Ipung yang berasal dari suku

12

Manggarai. Kedua orangtuanya tidak pernah mengenyam pendidikan


resmi, namun mereka selalu memotivasi anak-anaknya untuk bersekolah.
Paulus mulai mengenyam sekolah rakyat di Menggol, Lambaleda
pada tahun 1932. Ia menamatkan pendidikannya di sekolah perawat
di Makassar pada 1946.
Pada tahun 1959, Paulus Osok merintis pelayanan pemberantasan
penyakit kusta dan frambusia. Pekerjaan ini ditangani di luar pekerjaan
rutinnya

di RS

Merauke.

Yang

membuatnya

tertarik

merintis

pemberantasan kedua penyakit tersebut ialah bahwa keduanya banyak


menjangkiti warga di sana.
Dari kunjungannya berkeliling dari kampung ke kampung, Paulus
Osok menemukan bahwa para penderita penyakit ini tidak mendapat
pelayanan.
Osok adalah orang pertama Indonesia dan orang ketiga di dunia
yang memperoleh penghargaan dari badan lepra dunia, De Nederlandse
Stichting voor Leprabestrijding (NSL). Penghargaan ini diterimanya
pada 6 Oktober 1989 dari Duta Besar Belanda untuk Indonesia, G.W.
Baron de Vos van Steenwijk.
Jauh sebelum itu, almarhum juga menerima penghargaan
dari Menteri Kesehatan RI G.A. Siwabessy atas pengabdian dan jasanya
bagi peningkatan usaha-usaha kesehatan, khususnya bidang higienis dan
sanitasi.
Pada 27 Mei 1989, Osok bersama istrinya, Benedicta Lau
Manyauw Castro, menerima penghargaan Berkat Apostolik dari Paus
Yohanes Paulus II atas jasa dan pengabdiannya selama 34 tahun bekerja
untuk membantu penderita kusta di Kabupaten Merauke.

13

Kesabarannya mencari dan melayani penderita kusta membuat


Osok dijuluki sebagai "Mantri Pemberantas Kusta".

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan masyarakat tidak akan muncul tanpa adanya peran dari para
tokoh-tokoh ksehatan masyarakat yang berfikir keras dalam pemecahan
masalah kesehatan di masyarakat itu sendiri. perlunya pencegahan dini
terhadap suatu penyakit adalah suatu hal yang sangat penting bagi dunia
kesehatan masyarakat karena dunia kita lebih kepada untuk mencegah
daripada mengobati oleh karena itu. Pentingnya pemahaman akan dunia dan
asal mula kesehatan masyarakat adalah langkah awal untuk kita dalam
memulai segalanya.
B. SARAN
saran dari penulis adalah agar makalah sederhana ini dapat menjadi
referensi kedepannya. Dan satu hal yang penting adalah kita memerlukan
kesungguhan yang mendalam agar bisa mengetahui asal mula kesehatan
masyarakat itu sebenarnya.
Adapun hal-hal yang menurut pembaca kurang sempurna terkait makalah
ini, penulis dengan hati lapang menerima segala kekurangan dengan harapan
untuk perbaikan lebih lanjut.

14

DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & seni. Jakarta.
Rineka Cipta
F.McKenzie, James. 2008. Kesehatan Masyarakat Suatu Pengantar. Jakarta.
Buku Kedokteran EGC
http://ml.scribd.com diakses pada 14/10/2012
http://ismkmi.wordpres.com diakses pada 15/10/2012

15

Anda mungkin juga menyukai