Anatomi Abdomen
External
abdomen
Batas-batas
abdomen ant.:
Internal
Rongga
abdomen:
peritoneum
Rongga
tumpul (91%)
Trauma tajam/penetrans (9%)
Trauma tumpul
40-55%
Hepar 35-45%
usus halus 5-10%
Trauma penetrans
Hepar 40%
usus halus 30%
Diafragma 20%
Kolon 15%
Primary Survey
Airway
: obstruksi?
Breathing : inspeksi gerakan dada, saturasi
Circulation
: nadi
Disability : GCS, reflex pupil
Exposure : suhu tubuh
Resusitasi
Pemasangan IV line untuk resusitasi cairan
NGT (Nasogastric tube) -> dekompresi lambung
untuk menurunkan resiko aspirasi. Jika curiga
fraktur basis cranii NGT dipasang melalui
mulut.
Kateter urin -> membebaskan retensi urin,
dekompresi kandung kemih, memantau urine
output
Secondary Survey
Anamnesis
Pemeriksaan
Inspeksi
Auskultasi
Fisik
:
mengkonfirmasi
ada atau tidaknya dan
frekuensi bising usus
Penurunan
bising usus dapat dikarenakan
adanya darah intraperitoneal atau perforasi
Perkusi:
Defans muskular tanda iritasi peritoneum
Palpasi:
Menilai konsistensi abdomen nyeri tekan?
Pemeriksaan
X-ray
Penunjang
Indikasi
pasien
Pengelolaan
syok
evaluasi
Indikasi laparotomi :
Luka
tembak
melintas
rongga
visera/vaskuler retroperitoneum
Eviserasi
Peritonitis
Udara
bebas,
udara
retroperitoneal,
hemidiafragma setelah trauma tumpul
Ruptur
saluran
cerna,
cedera
kandung
kencing
intraperitoneal, cedera parenkim visera berat akibat trauma
penetrans atau tumpul, terlihat pada CT scan dengan kontras
peritoneum
atau
atau
rupture
Komplikasi
TERIMA KASIH