Anda di halaman 1dari 26

TRAUMA ABDOMEN

Pembimbing: dr. Damianus H, Sp.B


Oleh:
Jane Chaterine A
Felicia Susanti
Dionisius Ivan

Trauma merupakan penyebab kematian no. 4 di


dunia
Trauma yang paling sering menyebabkan
kematian:
trauma kepala,
trauma thoraks, dan
trauma abdomen

Anatomi Abdomen
External

abdomen

Batas-batas

abdomen ant.:

Superior: transnipple line


Inferior: lig. Inguinal dan symphisis pubis
Lateral : linea axilaris ant.

Internal

Rongga

abdomen:

peritoneum

Atas: diafragma, hepar, limpa, gaster, colon trans.


Bawah: usus halus, colon asc dan desc, kolon sigmoid

Rongga

retroperitoneum aorta abd, VCI,


duodenum, pankreas, ginjal, dan ureter
Rongga pelvis rektum, VU, pemb darah iliaka,
organ reproduksi wanita

Regio pada abdomen

Mekanisme cedera abdomen


Trauma

tumpul (91%)
Trauma tajam/penetrans (9%)

Trauma tumpul

Hantaman langsung (kontak dengan kemudi


kendaraan, dorongan pintu penumpang
kompresi dan crushing pada viscera abdomen
kerusakan organ solid dan organ berongga
Organ yang sering terkena:
Lien

40-55%
Hepar 35-45%
usus halus 5-10%

Trauma penetrans

Luka tusuk / tembak

Organ yang sering terkena luka tusuk:

Hepar 40%
usus halus 30%
Diafragma 20%
Kolon 15%

Organ yang sering terkena luka tembak:

usus halus 50%


Kolon 40%
Hepar 30%
Vaskuler intraabdomen 25%

Masalah yang terjadi


1. Ruptur organ solid

- Ruptur hepar atau lien -> perdarahan


- Gejala perdarahan umum:
tampak anemis syok hemoragik, adanya
perdarahan intra-abdomen

2. Perforasi organ berlumen

- Pecahnya organ gaster, usus halus, atau kolon


akan menimbulkan peritonitis

- nyeri seluruh abdomen, bising usus

menurun, defans muskular, nyeri tekan, nyeri lepas,


dan nyeri ketok

Primary Survey
Airway
: obstruksi?
Breathing : inspeksi gerakan dada, saturasi
Circulation
: nadi
Disability : GCS, reflex pupil
Exposure : suhu tubuh

Resusitasi
Pemasangan IV line untuk resusitasi cairan
NGT (Nasogastric tube) -> dekompresi lambung
untuk menurunkan resiko aspirasi. Jika curiga
fraktur basis cranii NGT dipasang melalui
mulut.
Kateter urin -> membebaskan retensi urin,
dekompresi kandung kemih, memantau urine
output

Secondary Survey

Head to toe examination

AMPLE : Alergi, Medikasi, Past illness, Last Meal, Event

Anamnesis

mekanisme trauma : kecepatan kendaraan, tipe tabrakan, desakan


kendaraan terhadap kompartemen penumpang, tipe pengaman,
adanya airbag, posisi pasien di kendaraan, dan keadaan penumpang

trauma penetrasi : waktu cidera, tipe senjata, jarak dari penembak,


jumlah tusukan atau luka tembak yang diderita, dan jumlah
perdarahan eksterna dilokasi kejadian

Pemeriksaan
Inspeksi

Auskultasi

Fisik

:
mengkonfirmasi
ada atau tidaknya dan
frekuensi bising usus
Penurunan
bising usus dapat dikarenakan
adanya darah intraperitoneal atau perforasi
Perkusi:
Defans muskular tanda iritasi peritoneum
Palpasi:
Menilai konsistensi abdomen nyeri tekan?

Pemeriksaan
X-ray

Penunjang

untuk trauma abdomen:


x-ray thorax anteroposterior dan pelvis
x-ray abdomen supine
FAST (Focused Assessment Sonography in
Trauma)
DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage)
CT Scan

Indikasi
pasien

dilakukan DPL adalah:

dengan trauma tumpul multiple


perubahan sensorium cedera otak, intoksikasi
alkohol, atau penggunaan narkoba
perubahan sensasi cedera medulla spinalis
cedera struktur sekitar iga bawah, pelvis, dan
vertebra lumbalis
pemeriksaan fisik yang meragukan
lap-belt sign (kontusio dinding abdomen) dengan
kecurigaan cedera usus
pada pasien tanpa abnormalitas hemodinamik,
tetapi tidak ada fasilitasUSG dan CT

Pengelolaan
syok

hemoragik -> resusitasi cairan

evaluasi

trauma penetrans -> eksplorasi luka


pada abdomen dan region thorakoabdominal
dan pemeriksaan fisik serial

Indikasi laparotomi :

trauma tumpul abdomen dengan hipotensi dan FAST positif


atau terdapat bukti klinis perdarahan intraperitoneal

trauma tumpul abdomen dengan DPL positif

Hipotensi dengan luka penetrans abdomen

Luka
tembak
melintas
rongga
visera/vaskuler retroperitoneum

Eviserasi

Perdarahan lambung, rectum, atau saluran genitourinary dari


trauma penetrans

Peritonitis

Udara
bebas,
udara
retroperitoneal,
hemidiafragma setelah trauma tumpul

Ruptur
saluran
cerna,
cedera
kandung
kencing
intraperitoneal, cedera parenkim visera berat akibat trauma
penetrans atau tumpul, terlihat pada CT scan dengan kontras

peritoneum

atau

atau

rupture

Komplikasi

Komplikasi tersering adalah peritonitis, selain


itu dapat terjadi cidera yang terlewatkan,
iatrogenik, intraabdomen, sepsis, dan abses.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai