Anda di halaman 1dari 6

Analisis Biaya Labor and Overhead Costing

LABOR dan OVERHEAD COSTING


LABOR COSTING
Biaya tenaga kerja merupakan salah satu biaya konversi, di samping biaya overhead
pabrik, yang merupakan salah satu biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk
jadi.
Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk
mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk
penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.
Pada dasarnya, biaya pekerja langsung mencakup semua unsur biaya yang dikaitkan
dengan para pekerja langsung, seperti: gaji, upah, tunjangan, premi lembur, pensiun
dan lain-lain. Dalam rangka mendorong para pekerja untuk meningkatkan
produktivitas dan penghasilannya, sekaligus untuk menurunkan biaya satuan, maka
dikembangkanlah suatu sistem upah perangsang (incentive wage plan).
Dikenal ada beberapa metode yang pernah dikembangkan para ahlim seperti Taylor
Differential Piece-Rate Plan, Halsey Premium Plan, Bedaux Point System, Gantt
Task and Bonus Plan, dan Emerson Efficiency Bonus Plan. Kebanyakan dari metodemetode ini sudah tidak digunakan lagi dalam bentuk aslinya.
Metode yang umumnya digunakan sekarang adalah metode Straight Piecework Plan
atau variasinya, yang bisa diterapkan baik untuk perorangan maupun untuk kelompok
pekerja. Di sini, ditetapkan suatu standar produksi dan upah dasar. Bila produktivitas
pekerja di atas standar produksi, maka pekerja akan memperoleh tambahan upah
secara proporsional.
Contoh:
Standar Produksi
Upah dasar

= 10 satuan/jam
= Rp 8.000,-/jam = Rp 800,- /satuan

Variasi dari metode ini adalah pada tarif upah insentif yang tidak 100% seperti contoh
berikut, tetapi lebih kecil, misalnya hanya 80%.
Produktivitas Pekerja
(Satuan/jam)

Upah Dasar
(Rp/jam)

Upah Perangsang
(Rp/jam)

Jumlah Upah
(Rp/jam)

9
10
11
12

8.000
8.000
8.000
8.000

0
0
800
1.600

8.000
8.000
8.800
9.600

Upah dasar yang diberikan sama, walaupun performansi di bawah standar produksi.
Tetapi jika performansi di atas standar produksi, diberikan insentif tambahan/upah
perangsang. Di samping masalah upah perangsang, sebagaimana telah diuraikan di

Jurusan Teknik Industri Universitas Surabaya

Analisis Biaya Labor and Overhead Costing

atas, ada pula beberapa masalah lain yang berkaitan dengan biaya pekerja langsung,
seperti: upah lembur, bonus, pensiun dan lain-lain.
OVERHEAD COSTING
Pada dasarnya, biaya pabrik tak langsung mencakup semua biaya yang terjadi di (bisa
dikaitkan) pabrik, tetapi tidak bisa dikaitkan secara langsung pada produk. Jadi tidak
termasuk biaya bahan langsung dan biaya pekerja langsung.
Biaya pabrik tak langsung terdiri dari berbagai sumber/unsur biaya yang bersifat tetap,
berubah dan setengah berubah. Unsur biaya yang setengah berubah diusahakan untuk
diuraikan menjadi unsure biaya tetap dan unsur biaya berubah.
Metode-Metode Alokasi Biaya Tidak Langsung (Overhead) pada Produk
Biaya Overhead
Jumlah Unit Produk

= Rp/unit

Biaya Overhead
Jam TK Langsung

= Rp/jam TK perunit

Biaya Overhead
Rp TK Langsung

= % dari biaya TK/unit

Biaya Overhead
Jam mesin

= Rp/jam mesin per unit

Biaya Overhead
Rp Bahan Baku

X 100% =

% dari biaya bahan


baku/unit

Contoh:
Unsur Biaya
Bahan tak langsung
Pekerja tak langsung
Pimpinan/pengawas
Penyusutan bangunan
Perawatan bangunan
Penyusutan mesin
Perawatan mesin
Pajak kekayaan
Asuransi kebakaran
Jumlah
Misal: Volume Produksi
Tarif BPTL tetap

Biaya Tetap
(dalam ribuan)
50.000
60.000
80.000
25.000
10.000
35.000
20.000
15.000
5.000
300.000

Biaya Berubah
Total
(dalam ribuan) (dalam ribuan)
40.000
90.000
50.000
110.000
80.000
25.000
10.000
35.000
10.000
30.000
15.000
5.000
100.000
400.000

= 10.000 satuan
= Rp 30.000/satuan

Jurusan Teknik Industri Universitas Surabaya

Analisis Biaya Labor and Overhead Costing

Tarif BPTL berubah = Rp 10.000/satuan


Tarif BPTL
= Rp 40.000/satuan
Selanjutnya bagaimana mengalokasikan biaya pabrik tak langsung, khususnya unsurunsur biaya bersamanya, ke tiap unit-unit produksi. Mula-mula dilakukan alokasi
biaya ke seluruh unit organisasi (unit produksi dan unit pelayanan) yang ada. Setelah
itu, biaya unit-unit pelayanan dialokasikan lagi ke setiap unit produksi. Unsur-unsur
biaya bersama dialokasikan secara proporsional dengan menggunakan suatu indikator
atau faktor pembanding yang sesuai; sedangkan unsur-unsur biaya lainnya
dialokasikan secara langsung, sesuai dengan permintaan langsung masing-masing.
Langkah-langkah alokasi BOP
1. Tentukan anggaran total BOP
2. Tentukan dasar alokasi
3. Hitung total anggaran dasar alokasi
4. Hitung tarif BOP
5. Mengalokasikan BOP ke produk
CONTOH ALOKASI BIAYA OVERHEAD PADA PRODUK
Kasus 1 (perusahaan hanya memproduksi 1 jenis produk)
Biaya Overhead
Biaya Perawatan
Biaya Pemakaian Listrik Pabrik
Biaya Transportasi
Total

Jumlah
1.000.000
2.000.000
3.000.000
6.000.000

Misal: jumlah yang dihasilkan 1000 unit, maka biaya overhead per unit produk = 6jt/1000 =
Rp 6.000 per unit (Semua biaya overhead yang terjadi dibebankan pada produk tersebut)
Sehingga harga pokok produksi per unit dapat dihitung dengan formula: DM + DL + Rp 6000

Kasus 2 (perusahaan memproduksi lebih dari 2 jenis produk, yaitu produk A, B, C,


dan D)
Produk
A
B
C
D
Total

Unit
Output
25
25
250
250
550

Jumlah
Run
3
4
7
10
24

Jam
TKL/unit
2
4
2
4

Biaya tenaga kerja Rp 7.000/jam

Jurusan Teknik Industri Universitas Surabaya

Jam
Mesin/unit
2
4
2
4

Biaya BB/
unit
10,000
15,000
10,000
15,000

Komponen/unit
8
5
8
6

Analisis Biaya Labor and Overhead Costing

Biaya overhead pabrik (BOP)


Biaya variabel jangka pendek
Biaya variabel jangka panjang
Biaya penjadwalan
Biaya set-up
Biaya material handling
Total biaya overhead

Rp 8.250.000
Rp 7.700.000
Rp 3.600.000 +
Rp 11.280.000
Rp. 7.675.000 +
Rp 27.225.000

Mengalokasikan Biaya Overhead


1. Tentukan anggaran total BOP : Rp. 27.225.000
2. Tentukan dasar alokasi : Jam Mesin
3. Hitung total anggaran dasar alokasi: 1.650 jam
Perhitungan jam mesin untuk masing-masing produk
Produk A : 25 x 2 = 50
Produk B : 25 x 4 = 100
Produk C : 250 x 2 = 500
Produk D : 250 x 4 = 1.000
TOTAL
1.650 jam
4. Hitung tarif BOP: Rp 16.500/jam mesin
Rp 27.225.000 / 1.650 jam mesin = Rp 16.500/jam mesin
5. Mengalokasikan BOP ke produk
Karena dasar alokasi yang digunakan adalah jam mesin, maka alokasi tarif BOP
ke tiap produk berdasarkan jam mesin produk dikalikan dengan tarif BOP per jam
mesin. Dengan demikian didapatkan perhitungan seperti pada tabel berikut.
Produk

Unit
Output

Jam
Mesin/unit

A
B
C
D
Total

25
25
250
250
550

2
4
2
4

BOP per unit


33,000
66,000
33,000
66,000

Jam
Mesin/Produk

BOP
Produk

50
100
500
1,000
1,650

825,000
1,650,000
8,250,000
16,500,000
27,225,000

Total BOP produk (BOP untuk semua produk) adalah sama dengan BOP total di awal.
Ini untuk mengetahui apakah hitungan salah atau benar. Jika total BOP produk tidak
sama dengan BOP total awal, maka harus diselidiki di mana letak kesalahan
perhitungan.
Perhitungan Biaya Produksi
Setelah diperoleh BOP per unit untuk tiap produk, maka ditambahkan dengan biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung untuk menentukan biaya produksi.

Jurusan Teknik Industri Universitas Surabaya

Analisis Biaya Labor and Overhead Costing

Bila diketahui biaya tenaga kerja Rp 7.000/jam, maka biaya tenaga kerja per unit
produk dapat dihitung melalui tabel berikut.
Produk

Jam TKL/unit

Biaya tenaga kerja langsung/unit

A
B
C
D

2
4
2
4

14,000
28,000
14,000
28,000

Dengan demikian, dapat dihitung biaya produksi dengan penjumlahan dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan BOP.
Produk
A
B
C
D

Biaya
BB/unit
10,000
15,000
10,000
15,000

Biaya tenaga kerja


langsung/ unit
14,000
28,000
14,000
28,000

BOP/unit
33,000
66,000
33,000
66,000

Biaya
produksi/unit
57,000
109,000
57,000
109,000

Kasus 3 (perusahaan menggunakan persentase BOH terhadap DM untuk memprediksi


BOH yang akan datang)

Karena berdasarkan prosentase terhadap DM (bahan baku langsung), maka harus


dilihat berapa besarnya biaya bahan baku langsung pada periode yang bersangkutan.
Kemudian dikalikan dengan prosentasenya untuk menghitung BOP.
Biaya Overhead (BOH) per unit

6-Mar

6-Apr

Biaya material langsung (DM)

Rp 1.500

Rp 1.750

Biaya tenaga kerja langsung (DL)

Rp 2.000

Rp 2.000

Biaya overhead (BOH)

Rp 6.000

TOTAL

Rp 9.500

400%
dari DM

Rp 7.000

= 400% x
Rp 1.750

Rp 10.750

Demikian pula halnya jika perusahaan menggunakan persentase BOH terhadap DL


untuk memprediksi BOH yang akan datang.

Jurusan Teknik Industri Universitas Surabaya

Analisis Biaya Labor and Overhead Costing

Soal Latihan
1. PT. Dolce adalah sebuah perusahaan permen yang memproduksi 2 jenis permen,
yaitu Schoky dan Bonbon. Saat ini perusahaan tersebut menggunakan metode
konvensional untuk mengalokasikan biaya overhead pada produk-produk yang
dihasilkan dengan pembagian biaya overhead dan cost driver sebagai berikut:
Jumlah biaya (Rp)
Cost driver(dasar alokasi)
Activity cost pool
15.000.000
Jumlah komponen
Material handling
Depresiasi mesin
10.000.000
Jam mesin
15.000.000
Set up
Production run
TOTAL Biaya Overhead
40.000.000
Aktivitas
Direct material per unit
Jam TKL (jam/unit)
Jam mesin (jam/unit)

Schoky (2.000 unit)


Rp 8.000
1
2

Bonbon (4.000 unit)


Rp 5.000
1
1

Biaya tenaga kerja Rp. 10.000/jam.


Dengan metode konvensional menggunakan dasar alokasi jam mesin
a. Hitunglah biaya overhead per unit dan biaya overhead untuk tiap produk.
b. Berdasarkan hasil perhitungan no. a, hitunglah biaya produksi per unit.
2. PT. Funny adalah sebuah perusahaan mainan anak-anak yang memproduksi 3 jenis
boneka, yaitu boneka Kwak, Kwik, dan Kwek. Saat ini perusahaan tersebut
menggunakan metode konvensional untuk mengalokasikan biaya overhead pada
produk-produk yang dihasilkan dengan pembagian biaya overhead dan cost driver
sebagai berikut:
Jumlah biaya
Activity cost pool
Cost driver
(Rp)
(dasar alokasi)
46.000.000
Jumlah komponen
Material handling
Depresiasi mesin
158.000.000
Jam mesin
150.000.000
Set up
Production run
Gaji supervisor
102.000.000
Jam kerja langsung
TOTAL
456.000.000
Aktivitas
Direct material per unit
Jam TKL (jam/unit)
Jam mesin (jam/unit)

Kwak
(6.000 unit)
Rp 8.000
4
3

Kwik
(3.000 unit)
Rp 9.000
3
4

Kwek
(4.000 unit)
Rp 10.000
2
2

Biaya tenaga kerja Rp. 6.000/jam.


a. Hitunglah biaya overhead per unit dan biaya overhead untuk tiap produk dengan
menggunakan dasar alokasi jam mesin.
b. Berdasarkan hasil perhitungan no. a, hitunglah biaya biaya produksi per unit dan
biaya produksi untuk tiap produk.
Jurusan Teknik Industri Universitas Surabaya

Anda mungkin juga menyukai