Prinsip Etika Kedokteran
Prinsip Etika Kedokteran
B.Prinsip Beneficence
Prinsip beneficence adalah prinsip moral yng mengutamakan tindakan yang ditujukan demi
kebaikan pasien. Dalam beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan saja,
melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya (manfaat) lebih besar dari sisi buruknya.
2
C.Prinsip Non-malificence
Prinsip non-malificence adalah prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk
keadaan pasien. Prinsip ini juga dikenal dengan primum non nocere atau above
all, do no harm.
D.Prinsip Justice
Prinsip justice adalah prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam
bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya.
Sedangkan aturan turunannya adalah veracity (berbicara jujur, benar dan terbuka),
privacy (menghormat hak pribadi pasien), confidentiality (menjaga kerahasian pasien)
danfidelity (loyalitas dan promise keeping).
Selain prinsip atau kaidah dasar moral diatas, yang harus dijadikan pedoman dalam
mengambil keputusan klinis, profesionalitas kedokteran juga mengenal etika profesi sebagai
panduan dalam bersikap dan berperilaku. Nilai-nilai dalam etika profesi tercermin dalam
sumpah dokter dan kode etik kedokteran. Sumpah berisi kontrak moral antara dokter
dengan Tuhan sang penciptanya, sedangkan kode etik kedokteran berisikan
kontrak kewajiban moral antara dokter dengan komunitasnya yaitu masyarakat
profesinya.Baik sumpah dokter maupun kode etik kedokteran berisikan sejumlah kewajiban
moral yang melekat pada para dokter. Meskipun kewajiban tersebut bukanlah kewajiban
hukum sehingga tidak dapat dipaksakan secara hukum, namun kewajiban moral tersebut
haruslah menjadi pemimpin dari kewajiban dalam hokum kedokteran.
Hukum kedokteran yang baik haruslah hukum yang etis.1
Pembuatan keputusan etik, terutama dalam situasi klinik, dapat juga dilakukan dengan
pendekatan yang berbeda dengan pendekatan kaidah dasar moral diatas. Jonsen, Siegler dan
Winslade (2002) mengembangkan teori etik yang menggunakan 4 topik yang essential dalam
pelayanan klinik, yaitu :
A.Medical indication
Kedalam topic medical indication dimasukkan semua prosedur diagnostik dan terapi yang
sesuai untuk mengevaluasi keadaan pasien dan mengobatinya. Penilaian aspek indikasi medis
ini
ditinjau
dari
sisi
etiknya,
terutama
menggunakan
malificence. Pertanyaan etika pada topik ini adalah serupa dengan seluruh informasi yang
selayaknya disampaikan kepada pasien pada doktrin informed concent.
B.Patient preferences
Pada topik ini, kita memperhatikan nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban
yang akan diterimanya, yang berarti cerminan kaidah autonomy. Pertanyaan etika meliputi
pertanyaan tentang kompetensi pasien, sifat volunter sikap dan keputusannya, pemahaman
atas informasi, siapa pembuat keputusan bila pasien dalam keadaan tidak sadar dan kompeten
serta nilai dan keyakinan yang dianut oleh pasien.
C.Quality of life
Topik quality of life merupakan aktualisasi salah satu tujuan kedokteran yaitu memperbaiki,
menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insan. Apa, siapa dan bagaimana melakukan
penilaian kualitas hidup merupakan pertanyaan etik sekitar prognosis yang berkaitan
denganbeneficence, non-malificence dan autonomy.
D.Contextual features
Dalam topic ini dibahas pertanyaan etik seputar aspek non medis yang mendahului keputusan
seperti faktor keluarga, ekonomi, agama, budaya, kerahasiaan, alokasi sumber daya dan
faktor hukum.
1. Orang perlu memakai zat pemutih (bleaching trays) selama enam sampai delapan jam per
hari untuk mendapatkan efek yang maksimal. Padahal bahan kimia yang digunakan untuk
memutihkan gigi dapat mengubah persepsi rasa dan mengganggu pencernaan.
4. Sakit tenggorokan
Keuntungan Bleaching
1. Gigi yang gelap atau kusam dari dibersihkan dalam waktu yang relatif singkat (dari 4-5
hari hingga 3 atau 4 minggu)
ETIKA
Kaidah dasar (prinsip) Etika / Bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran etik.
Prinsip-prinsip itu harus spesifik. Pada praktiknya, satu prinsip dapat dibersamakan dengan
prinsip yang lain. Tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi
lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan
terakhir disebut dengan prima facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi
prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu
kepada 4 kaidah dasar moral (sering disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika),
juga prima facie dalam penerapan praktiknya secara skematis dalam gambar berikut :
kedokteran, dengan prima facie sebagai judge; penentu kaidah dasar mana yang dipilih ketika
berada dalam konteks tertentu (ilat) yang relevan.
a. Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy). Menghormati martabat
manusia. Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang
memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap manusia yang
otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan.
Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak,
memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi
dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar
(heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari
manusia.
pemikiran
dan
tindakan
(merealisasikan
keputusan
dan
kemampuan
General beneficence :
Specific beneficence :
pasien/keluarga/sesuatu
tak
hanya
sejauh
menguntungkan
dokter/rumah
sakit/pihak lain
Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk)
Menjamin nilai pokok : apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya
(apalagi ada yg hidup).
c. Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence). Praktik Kedokteran haruslah memilih
pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling besar manfaatnya. Pernyataan kuno: first,
do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti.
Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai mahluk berakal budi
2.
3.
4.
yang seringkali mendasar dan mengandung 4 sisi kewajiban = gesinnung yakni diri
sendiri, umum, teman sejawat dan pasien/klien & masyarakat khusus lainnya)
5.
Sebagian isinya dilindungi hukum, misal hak kebebasan untuk menyimpan rahasia
pasien/rahasia jabatan (verschoningsrecht)
Hanya bisa dirumuskan berdasarkan pengetahuan & pengalaman profesi kedokteran.
Untuk menjawab masalah yang dihadapi (bukan etika apriori); karena telah berabad-abad,
yang-baik & yang-buruk tadi dituangkan dalam kode etik (sebagai kumpulan norma atau
moralitas profesi)
Isi : 2 norma pokok :
sikap bertanggungjawab atas hasil pekerjaan dan dampak praktek profesi bagi orang lain;
bersikap adil dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM).
6.
Ada berbagai cara berbeda dalam pendekatan masalah-masalah etika seperti dalam contoh
kasus pada bagian awal Manual ini yang secara kasar dapat dibagi menjadi dua kategori:
rasional dan non-rasional. Penting untuk mengingat bahwa non-rasional bukan berarti
irrasional namun hanya dibedakan dari sistematika, dan alasan yang dapat digunakan dalam
mengambil keputusan.
Pendekatan-pendekatan non-rasional:
Kepatuhan merupakan cara yang umum dalam membuat keputusan etis, terutama oleh
anak-anak dan mereka yang bekerja dalam struktur kepangkatan (militer, kipolisian,
beberapa organisasi keagamaan, berbagai corak bisnis). Moralitas hanya mengikuti aturan
atau perintah dari penguasa tidak memandang apakah anda setuju atau tidak.
Ada berbagai cara berbeda dalam pendekatan masalah-masalah etika seperti dalam contoh
kasus pada bagian awal Manual ini yang secara kasar dapat dibagi menjadi dua kategori:
rasional dan non-rasional. Penting untuk mengingat bahwa non-rasional bukan berarti
irrasional namun hanya dibedakan dari sistematika, dan alasan yang dapat digunakan dalam
mengambil keputusan.
Pendekatan-pendekatan non-rasional:
Kepatuhan merupakan cara yang umum dalam membuat keputusan etis, terutama oleh
anak-anak dan mereka yang bekerja dalam struktur kepangkatan (militer, kipolisian,
beberapa organisasi keagamaan, berbagai corak bisnis). Moralitas hanya mengikuti aturan
atau perintah dari penguasa tidak memandang apakah anda setuju atau tidak.