Anda di halaman 1dari 34

A.

ALMA DAN ALCO Managemen adalah suatu aktivitas melalui


proses yang terus menerus untuk mengkombinasikan ( melalui
proses managemen ) factor produksi ( input ) agar tercapai
hasil produksi ( output ) secara efektif dan efisien. Dalam kaitan
dengan industry perbankan factor produksi adalah aktivitas
bank yang tercermin dalam Neraca atau asset liability
sementara hasil produksi adalah laporan rugi laba. Asset
Liability Managemen ( ALMA ) adalah suatu aktivitas yang terus
menerus untuk mengkombinasikan sumber dana dan
penggunaan dana ( asset dan liability ) secara efektif dan
efisien untuk mencapai laba atau keuntungan yang optimum
dibandingkan dengan sebandingnya ( peer group ) atau dengan
kata lain proses managemen secara keseluruhan balance Sheet
dan Income Statement. Barret F.Binder dan Thomas W.F
indquist dalam bukunya Asset / Liability and Funds
management at U.S. Commercial Banks mengatakan sebagai
berikut: here is almost total agreement that asset / liability
management is directed at managing net interest margin and
that good performance in this area is measurable by the degree
to which stable net interest volatility, liquidity changes in the
financial system, and competiton for credit business. These
margin moreever, must not only be stable but should compare
favorably in size to those of peers group banks and, as a
precent of earning asset, not be deteriorating Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa asset liability management
adalah suatu proses pengelolaan aktiva dan pasiva secara
terpadu, berkesinambungan untuk mencapai keuntungan
dalam situasi lingkungan usaha yang bergejolak atau secara
ringkas dapat dikatakan bahwa asset liability management
merupakan pengelolaan resiko jangka pendek aktiva pasiva
yaitu likuidity risk, interest rate risk, foreign exchange risk,
capital risk, pricing risk, dan off balance sheet risk. Dalam suatu
bank asset/liabilities ditangani oleh berbagai bagian antara lain
bagian yang menagani pinjaman, bagian yang menangani
dana, bagian administrasi, bagian yang menangani
perencanaan dan bagian-bagian lainnya. Keberhasilan proses
managemen akan tergantungdari kebersamaan seluruh bagian-

bagian yang ada dalam bank tersebut atau dengan kata lain
keberhasilan proses managemen akan tercapai apabila seluruh
bagian yang terlibat dalam penanganan yang menjadi
bagiannya satu dengan yang lainnyasaling terkait, saling
menunjang, yang merupakan suatu system secara menyeluruh.
Bagian yang satu tidak boleh mementingkan tujuannya sendiri
tanpa melihat hasil akhir dari tujuan keseluruhan bank.
Sehingga keberhasilan proses managemen asset liability
tergantung memerlukan koordinasi serta partisipasi seluruh
bagian-bagian yang terlibat dalam penanganan yang menjadi
tanggung jawabnya. Koordinasi seluruh bagian disebut ALCO
( Asset Liabilities Management Committee ). Jadi ALCO adalah
suatu wadah / tempat ( Committee) untuk menampung
kebersamaan proses managemen untuk mencapai keberhasilan
tujuan keseluruhan bank yaitu a high level and stable patern of
NIM, ROA, ROE, ROI Growths. Keberhasilan pencapaian tujuan
apabila kredit, dana, investasi, modal, pricing, liquidity dan
sebagainya ditangani secara baik dimana satu dengn yang
lainnya saling berkaitan yang merupakan suatu system secara
keseluruhan. ALCO bukan merupakan fungsi manajemen dalam
arti ALCO hanya wadah untuk menampung kebersamaan dalam
menglola kebijaksanaaan, strategi, serta pengambilan
keputusan ( policy strategy, and decision making) atau dengan
kata lain mengelola kebersamaaan proses pengambilan
keputusan dengan berbagai perbedaan pandangan,
pengalaman, keahlian, dan wawasan ( a group comprising
people who will be bring to hear on the decision making
process differing points of view, expertise and insight)
Selanjutnya agar setiap strategi yang telah diputuskan dapat
ditaati dan dijalankan oleh fungsi managemen, maka ALCO
harus mempunyai wewenang dan tanggung jawab ( authority
and responsibility ) dan karena setiap keputusan ALCO harus
mengikat seluruh bagian juga harus bertanggung jawab
terhadap setiap keputusan. Agar setiap keputusan ALCO
merupakan keputusan yang dipatuhi oleh semua anggota maka
ALCO harus di bawah komando direksi ( Board of Director ).
Secara hirarki ALCO merupakan titik sentral tertinggi dalam

menentukan jangkauan serta jawaban strategi seluruh asset


dan liabilities bank, oleh sebab itu diperluikan penyajian
laporan keuangan yang akurat, dan terbaru sehingga dapat
memberikan informasi yang tepat untuk pengambilan
keputusan yang efektif. Agar strategi ALMA dapat efektif, maka
beberapa criteria berikut harus dipenuhi : Semua anggota
ALCO harus terlibat dan mengerti bahwa strategi ALMA adalah
strategi menyeluruh dari asset dan liability ( strategically
involved in mamagemen of balance sheet ), misalnya bagian
penghimpun dana memutuskan sejumlah dana, harga dana
akan berpengaruh akan jumlah penggunaan dana maupun
harga penggunaan dana. Semua anggota ALCO harus terlibat
dalam pencapaian anggaran yang direncanakan ( appropriate
involvement in planning ) Semua anggota ALCO harus saling
berhubungan dalam menetapkan strategi ( strategically
involvement ) Semua anggota ALCO harus berfokus kepada
hasil mendatang serta memberikan saran dan pendapat
pemecahannya ( consultative and predictive advisor ) misalnya
apabila terjadi krisis keuangan maka bagaimana dampaknya
pada kondisi yang akan dating. Semua anggota ALCOharus
saling berhubungan dalam kaitannya dalam pencapaian tujuan
( two way communication ). Suatu contoh, penghimpun dana
harus mengacu pada cepat lambatnya pemakaian dana.
Asset Liability Community harus merupakan keterpaduan dari
seluruh bagian yang ada di bank ( Integrated ) semua bagian
harus mempunyai system yang mampu memberikan informasi
yang tepat, terbaru, akurat ( a system to provide reliable and
timely data ) Semua anggota ALCO harus mempunyai
semangat pembaharuan, mengetahui kemungkinankemungkinan yang akan terjadi serta mampu mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi ( innovative,
opportunistic, and anticipating ). Suatu contoh bagaimana
kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi terhadap suku
bunga, nilai tukar, dan bagaimana menysiasatinya agar
berdampak menguntungkanatau memperkecil kemungkinankemungkinan kerugian. Semua anggota ALCO harus
berpandangan luas dan saling mendukung tanpa berprasangka

buruk ( non pharicial and non adversaried ). Untuk memenuhi


syarat tersebut, maka organisasi ALCO harus dibuat sedemikian
rupa, sehingga dapat menjamin adanya kerjasama, keterkaitan,
dan kekuatan hokum atas kebijakan-kebijakan yang
direkomendasikan/ diputuskan. Sebagai contoh, untuk
menjamin bahwa keputusan yang diambilnya dilaksanakan,
maka organisasi ALCO harus berada langsung dibawah direksi.
Berikut ini adalah contoh ssebuah struktur organisasi ALCO.
Penjelasan : Board of Directors : mengesahkan kebijakan yang
dihasilkan dalam rapat anggota Alco. ALCO members :
mengelola kebijakan yang telah diputuskan dalam rapat
anggota ALCO ( Manager Policy ) ALCO secretary :
mengusulkan strategi kebijakan yang diputuskan dalam rapat
anggota ALCO ( formulate policy ) Staff Supporting Group :
menyiapkan bahan rapat ALCO ( Fuel ALCO ) Policy excecutive :
mengimplementasikan kebijakan yang telah diputuskan dalam
rapat Alco ( Apply Policy ). Anggota ALCO. Pada umun ya
keanggotaan ALCO dalam sebuah bank terdiri dari : Anggota
Tetap Direktur Utama &&&&&&&&&&&&. Ketua Direksi /
Direktur &&&&&&&&&&&&. Ketua Pengganti / Anggota
Dewan Komisaris &&&&&&&&&&&&. Pengawas Treasury
&&&&&&&&&&&&. Anggota / Sekretaris Accounting
&&&&&&&&&&&&. Anggota Coorporate &&&&&&&&&&&&.
Anggota Operational &&&&&&&&&&&&. Anggota
Investment &&&&&&&&&&&&. Anggota Retail
&&&&&&&&&&&&. Anggota Anggota tidak tetap Economist
Personnel Technology B. STAFF SUPPORTING GROUP Staff
Supporting Group ( SSG ) Alco adalah suatu kelompok yang
merupakan gabungan dari staff ALCO ( liasson ) yang mencari
dan membahas informasi, menganalisisb dan mengevaluasi
kondisi yang akan dating mencari dan membahas
permasalahannya, penyebabnya dqn kemudian memberikan
usulan altenative pemecahannya kepada sidang ALCO melalui
Sekretaris ALCO. SSG ALCO dibawah coordinatornya
( biasanya dalam unit treasuri ) menyiapkan bahan rapat ALCO,
usulan dan alternative pemecahan dan melalui Sekretaris Alco
disampaikan ke siding Alco. Untuk menegtahui dampak

financial, umumnya dipakai alat bantu simulasi melalui


computer ( saat ini banyak paket software simulasi asset
liability management ). Laporan disiapkan oleh Staff Supporting
Group ALCO sebagai koordinator ( SSG SLCO ) dengan dibantu
oleh Liason yang berasal dari unit te5rkait dan dari laporan
tersebut kemudian diolah untuk dijadikan sebagai Bahan
Rapat ALCO . Bahan Rapat ALCO berisikan kondisi serta posisi
bank serta proyeksi kondisi yang akan datang dan dikaitkan
dengan kemungkinan perubahan suku bunga serta nilai tukar
maka akan dapat diketahui kemungkinan-kemungkinanrisiko
yang terjadi. Dari kemungkinan-kemungkinan risiko tersebut,
SSG ALCO memberikan alternative strategi pemecahannya
dengan disertai gambaran dan dampak terhadap pencapaian
keuntungan bank. Dari tugas pembuatan laporan, penyiapan
laporan dan pembuatan strategi tersebut maka Staff
Supporting Group merupakan Think Tanker sebuah bank
karena : Mengumpulkan informasi dari masing-masing
liason ( unit terkait ) Menyiapkan dan menyusun laporan
rapat ALCO (informative report preparation & design )
Mengukur risiko operasional jangka pendek, seperti interest
rate risk, liquidity risk, foreign exchange risk dan earning
investment risk. Merancang dan menganalisa melalui
skenario keadaan yang akan datang, seperfti suku bunga, nilai
tukar, pasar uang, dan sebagainya. Menganalisis, mengolah
dan membuat rekomendasi. Mengembangkan scenario
melalui what if analisis dari dampak rekomendasi terhadap
dampak financial dalam pencapaian keuntungan serta ukuranukuran lainnya seperti performanceratio dan sebagainya.
Setiap periode paling lama 1 bulan, Staff Supporting Group
membuat analisa kondisi likuiditas, gap, foreign exchange, port
folio, dan performance bankberdasarkan posisi paling akhir
(recent) dengan proyeksi berdasarkan jatuh tempo ( maturity ),
juga kemungkinan-kemungkinan perpanjangan (Roll over),
pengambilan sebelum jatuh tempo (withdrawn), pengembalian
sebelum jatuh tempo ( repayment), transaksi baru ( new
business ), komitmen dan hal-hal lain yang mungkin
berpengaruh terhadap asset liability bank. Berdasarkan hal

tersebut akan dapat diketahui proyeksi keuangan bank pada


waktu yang akan datangyang meliputi posisinya, posisi valuta
asingnya, posisi gapnya, komposisi asset laiabilitynya, posisi
permodalannya dan sebagainya. Darin proyeksi keuangan
tersebut dihubungkan dengan proyeksi suku bunga dan nilai
tukar, posisi likuditas, posisi valas dan posisi gap, komposisi
neraca, posisi permodalan maka dapat diperkirakan
kemungkinan-kemungkinan dampak terhadap
pencapaiankeuntungan yang akan datang. Mengingat bahwa
semua proyeksi masih dalam ketepatan-ketepatan yang belum
dapaty secara penuh dipastikan kebenarannya, maka
diperlukan proyeksi alternative dengan berbagai perubahan
suku bunga dan nilai tukar untuk meminimumkan risiko. Baik
tidaknya laporan menandakan kualitas bahan rapat ALCO, yang
ditentukan oleh seberapa jauh kemampuan, wawasan dan
informasi dari staff SSG ALCO. Karena itulah SSG ALCO
merupakan bahan bakar penggerak jalannya roda ALCO (Fuel of
ALCO ) dan merupakan think thankers dari sebuah bank.
Secara rinci tugas-tugas ( langkah kerja ) coordinator Staff
Supporting Group Alco adalah : a. Penyusunan Agenda Rapat b.
Pengumoulan dan Pengolahan Informasi c. Perumusan
informasi melalui Teknik Manajemen a. Penyusunan Rapat Pada
umumnya SSG ALCO bekerjasama dengan Sekretaris ALCO
menyusun agenda rapat ALCO dengan standar laporan meliputi
: I. Review Keputusan Rapat ALCO Peninjauan kembali
keputusan Alco sebelumnya serta bagaimana dampak dari
keputusan. II. Overview economic situation and projected
Meninjau perkembangan situasi perekonomian sampai
sekarang ini dan bagaimana kemungkinan yang akan datang.
III. Asset Liability Risk Likuidity risk, meninjau kebutuhan dana
yang akan datang serta kemungkinan resiko yang akan
dihadapi dalam kaitannya terhadap likuiditas. Interst rate risk,
meninjau gap profil serta kemungkinan resiko yang akan
dihadapi dalam kaitannya terhadap perubahan suku bunga.
Foreign Exchange Risk, meninjau posisi masing-masing valuta
asing serta kemungkinan resiko yang akan dihadapi dalam
kaitannya terhadap perubahan nilai tukar. Earning and

investment Risk atau portofolio risk, melihat komposisi asset


liability yang menghasilkan yield of asset dan cost of liability,
pricing dan kecukupan modal serta kemungkinan resiko yang
akan dihadapi dalam kaitannya terhadap perubahan suku
bunga. IV. Asset Liability Management Strategies Berdasarkan
atas resiko di atas maka diusulkan atau direkomendasikan
strategi pemecahannya sebagai keputusan ALCO. Mengingat
kondisi yang akan datang ( baik factor internal maupun factor
eksternal ) kesemuanya masih belum pasti sehingga guna
membantu management dalam pengambilan keputusan maka
strategi yang diusulkan harus beberapa alternative dengan
disertai dampak financialnya sesuai ukuran yang dianut
( limit ). ( beberapa bank dalam melakukan analisanya telah
menggunakan alat bantu software simulasi ). b. Pengumpulan
dan pengolahan Informasi Dalam rangka menyiapkan agenda
rapat ALCO, maka diperlukan informasi yang paling akhir
( current ), dan akurat. Jenis dan cara pengolahan informasi
adalah sebagai berikut: 1. Jenis Informasi a. Reguler Information
Report Adalah jenis informasi yang menunjukkan aktivitas bank
dan secara berkata dan terus menerus harus dikumpulkan,
seperti: " Portofolia Asset Liability " Maturity Schedule Asset
Liability " Repricing Schedule Asset Liablity " Kondisi
Perekonomian " Kebijakan dan Isue tentang keuangan /
perbankan " Informasi lainnya yang menyangkut perubahan
aktivitas bank b. Special Information Report Adalah informasi
yang bersifat khusus yang dirasa berpengaruh terhadap
pengelolaan Asset Liability lebih lanjut, misalnya: - Perubahan
kebijakan moneter - Perubahan strategi para pesaing dan halhal lain yang bersifat khusus. 2. Bentuk Informasi c. Perumusan
Informasi melalui Teknik Manajemen
http://iptek789.blogspot.co.id/2012/09/managemen.html

Hubungan ALMA & ALCO


Pengertian ALMA

ALMA is is a strategy of managing both sources & uses of funds


while keeping risks within the certain limits to achieve the
optimum profit (Stigum, 1990).
ALMA adalah manajemen struktur neraca bank dengan tujuan
untuk mengoptimalkan pendapatan meminimalkan biaya dalam
batas-batas risiko tertentu.
ALMA (Asset and Liability Management) adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan melalui
pengumpulan, proses, analisa, laporan, dan menetapkan
strategi terhadap asset dan liability guna mengeliminasi risiko
antara lain risiko likuiditas, risiko suku bunga, risiko nilai tukar
dan risiko portepel atau risiko operasional dalam menunjang
pencapaian keuntungan bank.
Pengertian Risiko ALMA
Setiap usaha bank pada umumnya dihadapkan pada risikorisiko sebagai berikut:
a.
Financing risk: debitur tidak akan memenuhi
kewajibannya tepat pada waktunya atau lalai membayar. Risiko
kredit dapat menimbulkan risiko likuiditas.
b.
Liquidity risk: risiko bahwa bank tidak akan dapat
memenuhi kewajibannya pada waktunya atau hanya dapat
memenuhi kewajibannya melalui pinjaman darurat atau
menjual aktivanya.
c.
Pricing risk: risiko kerugian sebagai akibat perubahan
tingkat bagi hasil, apakah dalam bentuk menurunnya margin
dari penanaman atau kerugian sebagai akibat menurunnya
aktiva. Risiko ini sebagai akibat Net Interest margin (NII), atau
tidak terpenuhinya likuiditas atau terjadinya gap karena tidak
tepatnya perhitungan pricing atas assets/liabilitas.
d.
Foreign exchange risk: risiko kerugian sebagai akibat
perubahan tingkat kurs terhadap open position karena
adanya pergerakan kurs yang merugikan.

e.
Gap risk: risiko kerugian dari ketidakseimbangan interest
rate maturity karena adanya pergerakan yang merugikan.
f.
Kontinjen risk: risiko yang timbul sebagai akibat transaksi
kontijen, misalnya pembukaan L/C, bank garansi dan kontrak
valuta asing berjangka.
Tujuan ALMA
a.
Pertumbuhan bank yang wajar/optimal, yaitu dengan
mempertimbangkan antara pertumbuhan asset dengan potensi
modal yang akan dimiliki
b.
Pendapatan/Laba yang optimal, yaitu mengenerate laba
dengan mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul.
c.
Menjaga likuiditas yang memadai, yaitu mengelola risiko
likuiditas secara baik dan terkendali guna menghindari
kerugian, baik karena short likuiditas maupun biaya yang harus
dipikul.
d.

Membentuk cadangan-cadangan, untuk berjaga-jaga.

e.
Memelihara/menjaga dana masyarakat secara
profesional.
f.

Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pinjaman

Pentingnya ALMA
Deregulasi industri perbankan (domestik dan
international).
Kondisi lingkungan, yaitu semakin tingginya volatilitas
suku bunga dan nilai tukar.
Sikap Investor semakin kritis, yaitu beragamnya produk2
investasi memaksa investor berkalkulasi antara return dan
risiko yang acceptable.
-

Tingkat persaingan yang semakin tinggi.

Meningkatnya kebutuhan modal, yaitu baik untuk


memenuhi ketentuan otoritas, maupun karena peningkatan
bisnis bank.
Primary Purpose of ALMA
ALM adalah suatu strategi pengelolaan sumber dana (sources
of funds) dan penggunaan dana (uses of funds) untuk
mencapai NIM (profit) yang optimal namun dalam batas (limit)
risiko yang telah ditetapkan dalam kaitannya dengan
pencapaian rencana jangka panjang.
Sementara ALCO merupakan organisasi non formal yang
mengelola kebersamaan strategi dan pengambilan keputusan
serta kebijakan dengan segala konsekuensinya dimana setiap
keputusan dan kebijakan tersebut harus dipatuhi dan
dilaksanakan oleh segenap unit bisnis (operasional) dan unit
lainnya yang terkait.

4 Fungsi Utama ALMA


1.

Liquidity Management

Tujuan (1) dapat memenuhi seluruh kewajiban tanpa


tertunda dan tidak merugi (without delay and without loss), (2)
menjaga posisi likuiditas bank sesuai ketentuan yang diatur
oleh BI dan (3) menetapkan SR dan TR untuk menopang
likuiditas (note: umumnya internal policy).
2.

Interest Rate Management

Yaitu risiko karena posisi reviewing sensitive asset &


sensitive liability dihadapkan dengan perubahan suku bunga
yang ada di pasar yang berdampak pada penetapan Gap A/L
Amount dan Interest Limit.
3.

Risiko Nilai Tukar

Yaitu risiko karena perbedaan posisi asset dan liability


dalam mata uang asing (open position) dihadapkan dengan

perubahan nilai tukar yang berpengaruh pada profitabilitas


akibat adanya revaluasi P/L NOP.
4.

Risiko Portepel

Yaitu risiko karena struktur A/L tidak mendukung


efisiensi operasi, seperti komposisi asset kurang menghasilkan
keuntungan, komposisi liability mengarah ke biaya tinggi,
mengarah pada risiko likiditas, risiko suku bunga dan risiko nilai
tukar.
Organisasi ALMA
Organisasi alma dalam satu bank terdiri dari asset liability
committee (alco) atau unit organisasi lainnya yang mempunyai
hak formal yang sama dengan ALCO dan ALCO Supported
Group (ASG).
a.

Anggota ALCO terdiri dari :

1.

Pimpinan tertinggi bank (direksi)

2.
Pimpinan unit kerja operasional dan unit kerja yang
mempunyai hubungan dengan tugas alma, seperti treasury,
kredit, tekhnology dan financial control
b.
Anggota ASG terdiri dari kelompok manajer profesional /
analis yang secara penuh tugasnya membantu ALCO.
Banyaknya anggota ASG tergantung pada besar /kecilnya bank
dan kecanggihan infrastruktur yang ada pada bank tersebut.
Namun, anggota ASG tersebut harus mampu menangani semua
tugas di bidang ALMA yang meliputi analisis likuiditas, gap,
valuta asing dan pricing.
c.

Peran masing-masing posisi adalah:

1.
Direksi mempunyai peran menelaah / mengesahkan
kebijakan dan membuat keputusan akhir
2.
ALCO mempunyai peran membuat kebijakan ALMA,
mengambil posisi dan membuat keputusan ALMA

3.
ALCO Supported Group mempunyai peran membantu
ALCO, menyusun analisis, merekomendasi policy dan pricing
dan memantau hasil pelaksanaan.
4.
Departemen trerasury mempunyai peran melaksanakan
keputusan ALCO dan mengelola posisi
5.

Departemen lini lainnya :

Cabang mempunyai peran mengelola dan memantau


resiko kredit
Unit kerja pemberi kredit berperan mengelola hubungan
dengan nasabah
Unit kerja international berperan melaksanakan
keputusan ALCO
6.

Departemen Penunjang

Riset dan perencanaan berperan membantu


mengumpulkan data
Hukum berperan memeriksa semua bantuan yang
diperlukan
d.

Tanggung jawab ALCO dan ASG terdiri dari :

Tanggung jawab ALCO adalah menetapkan tujuan


membuat keputusan ALMA, memantau kegiatan dan menelaah
hasil pelaksanaan kebijakan ALMA
Tanggung jawab ASG adalah mengumpulkan data internal
dan eksternal, menyusun analisis, mengembangkan strategi
dan skenario, membuat laporan, mengajukan saran-saran
untuk rapat ALCO, dan memantau hasil pelaksanaannya.
Fungsi dan Tugas ALCO
1.

Membantu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

2.
Menentukan kebijakan pengerahan dan pengalokasian
dana

3.
Memperkirakan target dan kebutuhan kredit dan sumbersumber dana
4.

Mengevaluasi kewajiban-kewajiban bank

5.
Menetapkan strategi dan menentukan tingkat bunga
kredit dan deposit
6.

Memantau laba bank yang telah dicapai

7.

Membuat kebijakan dan memonitor posisi likuiditas

8.

Membuat kebijakan dan memantau posisi modal bank

http://zaelinaislamiceconomic.blogspot.co.id/2012/05/hubungan-almaalco.html

http://dewiseptianawati.blogspot.co.id/2012/11/asset-andliability-management-alma.html

Setiap bank kalau ditanya, apakah di bank Anda melakukan


rapt ALCO? Pasti jawabnya sudah sejak dulu hal penting itu
sudah dilakukan. Namun apabila ditanya, dalam rapat ALCO
tersebut agenda apa yang dibicarakan? Na jawaban para bankir
sangat bervariasi. Ada yang menyebutkan membahas strategi
penentuan bunga deposito dan CASA, menentukan suku bunga
kredit dengan melihat keputusan pesaing, mengukur
pencapaian target dan sebagainya.

Penulis kerap menyatakan bahwa tugas ALCO pada jangka


pendek adalah menjaga NIM, dan dalam jangka panjang
menjaga nilai modal dari perubahan suku bunga pasar dan nilai
tukar. Setelah itu menjaga risiko nilai tukar akibat dari gap
valuta asing pada neraca bank, serta menjaga kecukupan
likuiditas bank, tanpa harus berlebihan karena likuiditas yang

berlebih akan membebani rugi laba bank melalui negative


carry.

Untuk maksud tersebut, sebaiknya rapat ALCO hanya


membicarakan pertama kali kondisi ekonomi yang
mempengaruhi faktor pasar seperti suku bunga dan nilai tukar,
kemana arah gerakan faktor pasar tersebut sesuai keyakinan
rapat ALCO. Setelah itu melihat kondisi neraca bank khususnya
gap suku bunga, gap durasi, gap nilai tukar dan gap likuiditas.
Apabila kondisi gap tersebut tidak sejalan dengan keyakinan
arah gerakan faktor pasar, maka rapat ALCO akan membahas
strategi, bagaimana agar perubahan faktor pasar tadi
memberikan dampak positif bagi kinerja neraca dengan cara
mengubah gap tadi melalui berbagai tindakan seperti
penetapan perubahan suku bunga kredit dan dana masyarakat,
mengubah posisi valuta asing pad aktiva dan passiva, dan
meninjau posisi aset likuid pada bank.

Agar ALCO memberikan hasil maksimal bagi bank, kiranya ide


dari Farin, tujuh langkah melaksanakan ALCO yang dinamis;
dapat dipertimbangkan (https://www.farin.com/farins-7-stepguide-to-an-effective-dynamic-alco/).

(1 ) perencanaan modal, bukan hanya modal minimum sesuai


ketentuan regulasi, juga modal untuk rencana ekspansi kredit,
ekspansi inorganik (akuisisi perusahaan lain), modal cadangan
untuk kondisi stress, modal untuk belanja modal dan
sebagainya. (2) kaji ulang risiko dalam rencana kerja dengan
alat seperti gap suku bunga, nilai tukar, likuiditas dsb. (3)
menetapkan asumsi dalam proses pengukuran risiko, termasuk
asumsi mengenai core deposit, loan pricing dsb. (4) kaji ulang
secara berkala kebijakan risiko pasar dan pengembangan
sesuai kondisi pasar (5) melaksanakan stress testing
sensitivitas (6) melaksanakan stress testing dengan

menggunakan skenario historis, hipotetis ataupun atas dasar


regulasi, , dan melakukan langkah yang diperlukan apabila
kondisi stress menyebabkan kinerja neraca menurun melewati
sistem limit yang ditetapkan (7) secara rutin memberikan
pelatihan ALM pada pejabat terkait ALCO untuk mengupdate
pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengelola
neraca bank.
http://www.bara.or.id/risk_management/managing_risk/alma/AL
CO_Efektif

MANAJEMEN ASSET DAN LIABILITAS (ALMA)

Pendahuluan

Asset and Liability Management ( ALMA) adalah suatu usaha


untuk mengoptimumkan struktur neraca bank sedemikian rupa
agar diperoleh laba maksimal dan sekaligus membatasi resiko
menjadi sekecil mungkin.

Dalam mempelajari ALMA ada kategori resiko antara lain:

Resiko dibidang kredit.


Resiko di bidang Liquiditas ( bank tidak dapat membayar
kewajiban pada waktunya atau hanya dapat membayar dengan
melakukan pinjaman darurat atau menjual aktiva.
Resiko tingkat suku bunga ( Resiko akibat perubahan suku
bunga)
Resio nilai valuta asing ( kerugian akibatperubahan kurs)
Resiko di bidang kontijen (resiko akibat transaksi kontijen)

Untuk meminimalkan resiko-resiko tersebut diperlukan


kerangka proses ALMA (ALMA frame work) yaitu:

Adanya penetapan kebijakan dan strategi ALMA oleh


organisasi yang berwenang

Adanya tujuan dan arah bagi manajemen dan petugas


pelaksana

Adanya pngumpulan data internal atau data eksternal yang


dapat menunjang keputusan ALMA untuk jangka panjang
maupun jangka pendek

Adanya analisis yang mengembangkan scenario untuk


menguji berbagai alternatif strategi ALMA

Ada Manajemen gap yang bertujuan untuk memaksimalkan


pendapatan dan memperkecil resiko

Adanya manajemen valas yang mengella bsarnya gap tiaptiap mata uang dalam pembukuan bank

Adanya manajemen pricing yang menjamin bahwa strategi


penetapan tingkat bunga dapat dapat menunjang proses
pelaksanaan manajemen gap,liquiditas dan manajemen valas

Organisasi ALMA terdiri dari Asset Liability Committee (ALCO)


dan ALCO Support Group (ASG). Anggota ALCO terdiri dari
pimpinan unit kerja operasional dan unit kerja yang
berhubungan dengan tugas ALMA. Sedangkan anggota ASG
terdiri dari sekelompok manajer/staf profesionalyang bertugas
membantu ALCO.

Dalam organisasi tersebut ditetapkan tanggung jawab ALCO,


yaitu menetapkan tujuan, membuat keputusan ALMA,
mementau kegiatan dan menelaah hasil kebjakan ALMA.
Sedangkan tanggung jawab ASG adalah mengumpulkan data
internal dan eksternal, emnyusun analisis, mengembangkan
strategi dan scenario, membuat laporan, mengajukan saransaran untuk rapat ALCO dan memantau pelaksanaannya.
Proses pembuatan kebijakan ALMA dilakukan olh direksi bank.
Kebijakan yang dimaksud antara lain berupa penetapan limit
dan target setiap bidang, rasio-rasio strategi pendanaan dan
penenaman dana,struktur neraca, kebijakan harga, kebutuhan
modal, dll.

Fungsi-Fungsi ALMA

Manajemen Likuiditas

Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen bank


dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua
kewajiban-kewajiban maupun komitmen yang telah dikeluarkan
kepada nasabahnya setiap saat. Pengelolaan likuiditas tersebut
dilakukan untuk memenuhu pekerjaan-pekerjaan sbb:

Kemampuan untuk memprediksi kebutuhan dana di masa


yang akan datang

Mencari sumber dana untukmencukupi jumlah yang


dibutuhkan
Melakukan penatausahaan untuk arus dana yang masuk dan
keluar

Selanjutnya ada resiko dalam pengelolaan likuiditas bank

1. Resiko pendanaan (funding risk)

2. Resiko bunga (interest risk)

Alat ukur likuiditas bank antara lain:

Statuori Reserve Requirement (Giro wajib minimum/GMW)

GMW= saldo giro pada BI >5%

Kewajiban pd pihak ketiga periode 2 minggu sblmnya

Basic Surplus, yakni pengukuran besarnya likuiditas pada


suatu keadaan tertentu yang diukur dengan rumus:

Basic Surplus = Aktiva lancar passiva lancar

Klasifikasi angka basic surplus

1. Positif : Penempatan jangka dana pendek didukung dengan


sumber dana jangka panjang

2. Negatif : Penempatan dana jangka panjang didukung dengan


sumber dana jangka pendek

3. Nol : Penempatan dana jangka pendek didukung dengan


sumber dana jangka pendek

Alat untuk mengukur rasio likuiditas jangka panjang antara lain:

a) Rasio Likuiditas

Liquidity Ratio = New Purchased funds required

Total Funding Requirement

Purchased funds Required yaitu proses perubahan aktiva


dikurangi dengan proyeksi perubahan passive pada neraca
bank. Total funding requirement yaitu jumlah dana (passive)
yang dibutuhkan pada tanggal tertentu dimasa yang akan
datang.

b) Indeks Likuiditas

Liquidity Index = Total weight liability

Total weighted assets

c) Loan to Deposits (LDR)

LDR = Pinjaman yang diberikan

Dana Masyarakat

Bank dinyatakan sehat apabila tingkat LDR antara 85% - 110%

Terkait dengan penggunaan likuiditas, strategi manajemen


yang diambil sangat tergantung pada skill manajer likuiditas
yang ad, keandalan Management Information System (MIS)
yang dimiliki serta perlu mempertimbangkan kondisi likuiditas
bank dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Agar
strategi liquiditas menjadi efektif maka kebijakan likuiditas juga
harus dipadukan dengan kebijakan unit operasional.

MANAJEMEN GAP (MISMATCH)

Pergertian

Manajemen GAP adalah upaya-upaya untuk mengelola dan


mengendalikan kesenjangan (GAP) antara asset dan liabities
pada suatu periode yang sama, meliputi kesenjangan dalam hal
jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo (maturity) atau
perpaduan antara ketiganya (kesenjangan tercampur atau mix

match). Atau dengan kata lain menejemen GAP adalah upaya


untuk mengatasi perbedaan (mismatch) antara asset sensitif
terhadap bunga (Rate Sensitive Assets /RSA) dan pasiva yang
sensitive terhadap bunga (Rate Sensitive Liabilities/RSL).

Dalam neraca bank hampir selalu terjadi ketidakseimbagan


antara sumber daya di sisi liabilities dengan penggunaan dana
di sisi asset. Manajemen GAP bertujuan untuk :

Menghindari kerugian akibat dari gejolak tingkat bunga.

Mengusahakan pendapatan yang maksimal dalam batas risiko


tertentu.

Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.

Mengelola risiko serendah mungkin.

Menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan kinerja


dengan tingkat suku bunga yang wajar.

Pengukuran GAP

Pengukuran besarnya gap antara sisi aktiva dengan sisi pasiva


diukur dengan menggunakan Interest maturity ladder, yaitu
berupa suatu tabel yang disusun dari aset dan liabilities yang
dikelompokkan menurut periode peninjauan bunganya.
Besarnya gap akan menentukan besarnya potensi keuntungan

atau kerugian yang akan timbul dari perubahan tingkat bunga


tersebut. Besarnya gap dapat berubah membesar atau
mengecil karena transaksi-transaksi yang dilakukan.

Strategi Manajemen Gap

Perubahan suku bunga akan menimbulkan dampak yang tidak


sedikit terhadap struktur neraca maupun kinerja bank. Oleh
karena itu timbul upaya-upaya untuk mengelola Interest rate
Management, yaitu suatu kegiatan untuk menata interest rate
secara simultan atau bersamaan antara sisi asset maupun sisi
liabilities sehingga dapat diperkecil dampak negatif perubahan
suku bunga terhadap target pencapaian pendapatan bersih
yang stabil dan berkembang.

Hal penting dalam penataan manajemen gap :

Jangka waktu

Repricing

Interest rate

Acceleration of Change

Tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki struktur


neraca maupun kinerja adalah :

Menata kembali komponen-komponen asset dan liabilities


yang sensitive terhadap suku bunga.

Melakukan analisis risiko gap.

Kebijakan besarnya limit gap.

Dalam pelaksanaan pengambilan kebijakan oleh manajemen


bank, apakah akan mengambil posisi gap positif atau negatif
tergantung pada tiga hal :

Perkiraan arah perkembagan tingkat bunga.

Tingkat keyakinan manajemen terhadap prakiraan tersebut.

Keberanian bank untuk mengambil risiko jika tindakan yang


diambil keliru.

Agar strategi gap pada suatu bank dapat efektif harus didukung
oleh kibijakan pricing yang yang sesuai dan adanya
infrastruktur yang dapat memberikan data RSA dan RSL
dengan cepat dan kontinyu untuk keperluan analisis.

Pengaruh Strategi Gap terhadap Pendapatan

Dalam menentukan strategi gap senantiasa dipertimbagkan


risiko yang akan dihadapi yakni dengan menetapkan target/
limit risiko sampai pada tingkat tertentu yang dapat diterima.

MANAJEMEN VALUTA ASING

Pengertian

Manajemen valuta asing adalah suatu kegiatan membeli atau


menjual mata uang suatu Negara. Kegiatan jual beli valuta
asing membentuk suatu pasar yang disebut dengan pasar
valas. Pasar valas dapat dikatakan sebagai transaksi jual beli
melalui jaringan komunikasi antara bank-bank, brokers atau
deler di seluruh dunia yang dilakukan di ruangan masingmasing bank yang telah dilengkapi dengan jaringan
komunikasi. Secara garis besar tindakan manajemen valas
dapat berupa :

Pengendalian kesejahteraan mata uang asing.

Pengendalian keuntungan netto dari nilai tukar.

Instrument valas

1. Transaksi SPOT

Adalah transaksi valas secara tunai di mana penyeraha


valutanya dilakukan dua hari kerja setelah tanggal transaksi
denga nilai tukar yang telah disepakati sebelumnya.

2. Transaksi Forward

Adalah transaksi valas secara berjangka dimana penyerahan


valutanya dilakukan pada suatu tanggal tertentu di kemudian
hari.

3. Transaksi SWAP

Adalah pertukaran dua valuta asing yang berbeda melalui


penjualan secara tunai dan pembelian kembali secara
berjangka atau transaksi valas yang simultan antara transaksi
SPOT dengan transaksi FORWARD, atau sebaliknya.

Instrumen pasar uang

a. Penempatan antar bank

Adalah penempatan dana lebih pada bank lain yang


memerlukan untuk suatu jangka waktu tertentu, tujuannya
untuk memperoelh pendapatan yang lebih banyak selagi
kelebihan dana tersebut belum dimanfaatkan.

b. Pinjaman antar bank

Adalah meminjam dana pada bank lain untuk keperluan


menutup kekurangan dana valas atau untuk mendapatkan
sumber dana valas yang lebih murah.

c. Instrumen pasar uang

Foreign exchange (FX) loan dan deposit.

Call dan notice loan dan deposit

Repo/reverse repos

Bankers acceptance

Certificates of deposit

Commercial paper

Treasure bills (T-Bills)

Securities

Adalah transaksi membeli atau menjual surat-surat berharga


yang dapat dinegosiasikan untuk mendapatkan laba dari
perbedaan tingkat bunga/ kurs.

Tujuan Kegiatan Valas

Valas dapat diperjualbelikan oleh perorangan, perusahaan


maupun bank-bankn untuk membiaya impor atau menukarkan
valas hasil ekspor ke mata uang lain. Alas an bank terjun ke
transaksi valas dengan alasan :

Untuk member service kepada nasabah

Untuk kepentingan bank sendiri

Untuk memperoleh keuntungan (spekulasi)

Dalam kegiatan valas dikenal dua golongan transaksi, yakni


transaksi komersial dan transaksi spekulatif. Transaksi
komersail terjadi bila transaksi tersebut dilakukan untuk
keperluan perusahaan atau nasabah, bukan untuk bank.
Sedang untuk transaksi spekulatif adalah dengan maksud
untuk mendapatkan keuntungan bagi bank yang bersangkutan
dari fluktuasi nilai tukar mata uang.

Risiko Kegiatan Valas

Jenis-jenis risiko yang dapat muncul dari kegiatan valas :

a. Risiko mata uang

b. Liquidity risk

c. Interest rate risk

d. Credit risk

Perubahan nilai tukar suatu mata uang dapat terjadi setiap


saat, karena berbagai peristiwa seperti:

Tingkat suku bunga dalam negeri dapat memenuhi nilai mata


uang.

Neraca perdagangan suatu Negara dapat member dorongan


yang kaut terhadap nilai tukar uang.

Ketidakpastian politik.

Menguatnya harga barang-barang ekspor.

Satu atau lebih Bank Sentral.

Perubahan suku bunga di pasar-pasar uang terkemuka.

Pecahnya suatu perang besar.

Posisi Devisa Neto ( Net Open Position/NOP)

Bank dikatakan mempunyai posisi long dalam suatu mata uang


apabila aktiva valas lebih besat dari aktiva dalam mata uang
tersebut. Sedangkan posisi short apabila pasiva valas lebih
besar dari aktiva valas dalam mata uang yang bersngkutan.
Apabila jumlah akiva dan pasiva adalah sama, maka bank
dikatakan dalam posisi square.

Manajemen Valas

Ada 2 tujun pokok dalam pengelolaan valas yaitu:

Mengelola jumlah dan risiko valas keseluruhan terkait


dengan kesenjangan pada mata uang asing
Memaksimalkan pendapatan valas bank dengn bats-batas
risiko yang dapat diterima.

Adanya ririko pada transaksi valas menyebabkan perlunya


ditetapkan serangkaian parameter dan limit.
Dalammenempatkan limit tersebut, manajemen valas harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

Komposisi suatu mata uang yang dipelihara bank bergantung


dari kuat atau lemahnya suatu mata uang.
Ketentuan posisi devisa neto yang ditetapkan Bank
Indonesia.
Tujuan penetapan besarnya limit harus terpadu dengan
tujuan manjemen likuditas dan gap.

Besarnya limit untuk masing-masing dealer dikaitkan dengan


tingkat kemahiran dan pengalaman..
Secar periodic ditetapkan limit masing-masing valas untuk
intraday, overnight dan week end.
Limit cut loss yang mencakup seluruh posisi jual beli, yaitu
limit yang mensyaratkan posisi tertentu yang harus
dilikuidasi/dieksekusi bila kerugian telah melampaui jumlah
yang ditetapkan.
Pendelegasian wewenang tertentu kepada chief dealer dan
dealer lainnya untuk melakukan kegiatan dalam sublimit yang
diberikan.
Penetapan credit lines bagi seluruh dealing counterparties

Manajemen princing

Pengertian

Manajemen princing adalah suatu kegiatan manajemen untuk


menentukan tingkat suku bunga dari produk-produk yang
ditawarkan bank, abik disisi aset maupun liabilities. Tujuan
utama dari manejemen princing tersebut adalah untuk
mendukung strategi dan taktis ALMA bank dalam mencapai
tujuan-tujuan operasional lainnya dan mencapai tujuan
penghasilan bank.

Penetapan tingkat suku bunga dapat dipengaruhi oleh


beberapa faktor yang dapat dikelompokan sebagai berikut:

Kelompok pinjaman, faktor-faktor tersebut adalah cost of


funds, premi risiko, biaya pelayanan.
Kelompok simpanan, yang mempertimbangkan adalah cost
of funds, biaya pelayanan, termasuk biaya overhead dan
personel, marjin keuntungan, struktur target maturity, pricing
yield curve simpanan berjangka dan cadangan wajib minimum
likuiditas.

Penetapan Suku Bunga Pinjaman

Pada dasarnya pricing pinjaman harus ditetapkan minimal


dapat menutupi semua biaya yang berkaitan dengan pinjaman
sehingga diperoleh pengembalian yang memadai. Tingkat suku
bunga tersebut ditetapkan atas dasar metode pricing yang
rasional dengan mempunyai 5 komponen utama, yaitu:

Cost of funds, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk


mendapatkan dana tersebut.
Premi risiko industri yang bervariasi menurut jenis industri,
mencerminkan risiko dari suatu industri tertentu, berubah bila
kondisi industri itu berubah, dan didasarkan pada latar
belakang kolektibilitas serta prakiraan sekarang tentang
prospek industri..
Premi risiko perusahaan/debituryang mencerminkan risiko
berkaitan dengan debitur-debitur tertentu, merupakan
antisipasi terhadap penghapusan pinaman, menutupi biaya
pinjaman non lancer da kemungkinan dipengaruhi oleh struktur
pinjaman.
Biaya pelayanan termasuk biaya personel dan biaya
overhead.

Marjin keuntungan yang disesuaikan dengan risiko kredit


yang kemungkinan timbul dan disesuaikan dengan situasi
persaingan atau untuk mencapai tujuan-tujuan strategis.

Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang pricing


pinjaman dapat dikatakan sebagai harga jual pinjaman yang
sudah mencakup seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
bank termasuk untuk menutup risiko serta memberikan suatu
tingkat keuntungan tertentu. Lending rate ( LR ) dirumuskan
sebagai berikut:

LR=COM+RISK COST+SPREAD

com( Cost Of Money merupakan seluruh biaya yang


dikeluarkan untuk menghasilkan produk pinjaman yang terdiri
dari biaya seluruh dana yang dapat dipinjamkan dan biaya
overhead
Cost Of Loanable Fund (COLF) adalah seluruh biaya dana
yang dikeluarkan untuk mendpatkan dana termasuk cadangan
yang diperlukan.
Cost Of Fund (COF), terdiri dari biaya-biaya sebagai
berikut:

Biaya bunga dana, yaitu seluruh biaya dan yang dibayarkan


kepada nasabah simpanan baik dalam bentuk giro, deposito
dan tabungan.

Biaya promosi dana, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan


dalam rangka memperlancar pengerahan dana.

c. Overhead Cost (OHC) adalah biaya-biaya diluar biaya dan


yang dipergunakan untuk mendukung pengerahan dana
tersebut.

2 Risiko Kredit ( Risk Cost ) merupakan biaya ditanggung bank


sebagai akibat kegagalan nasabah dalam melunasi
kewajibannya.

3.Spread, merupakan bagian keuntungan yang ditargetkan oleh


bank. Target keuntungan yang ingin dicapai pada umunya
dijabarkan dalam besaran Return On Asset ( ROA).

Penetapan Suku Bunga Simpanan

Dalam hal ini terdapat 4 komponen utama yang menjadi biaya


dari suatu simpanan, yaitu :

Suku bunga yang dibayar kepada deposan berkaitan dengan


simpananya atau suku bunga nominal.
Biaya cadangn wajib likuiditas.
Biaya pelayanan yang termasuk biaya personel dan
biayaoverhead.
Marjin keuntungan termasuk target penghasilan dari sumber
dan di pasar.

sumber : manajemen perbankan, Mudrajat Kuncoro

http://duniamanajemenku.blogspot.co.id/2009/02/manajemenaset-dan-liabilitas-alma.html

Anda mungkin juga menyukai