Anda di halaman 1dari 9

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG

OPTIMALISASI PEMANFAATAN TANAH PEKARANGAN


Oleh :
WAKIL KETUA III TP. PKK DIY
IR. ASYANTINI, MM
BAB I
PENDAHULUAN
Yang dimaksud tanah pekarangan adalah tanah yang berada di sekeliling rumah
tinggal, biasanya dibatasi oleh pagar. Pagar dapat berupa bangunan tembok, besi
ataupun pagar hidup yaitu pagar yang berupa tanaman hidup seperti lazimnya pagarpagar yang ada di pedesaan di Pulau Jawa, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tanah pekarangan merupakan kekayaan yang harus betul-betul dimanfaatkan.
Pada kebanyakan orang, tanah pekarangan hanya dibiarkan tanpa dimanfaatkan secara
optimal, padahal tanah pekarangan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan
keluarga, sebagai contoh tanah pekarangan dapat berfungsi sebagai lumbung hidup
(karena ditanami pohon-pohon yang dapat menghasilkan hasil berupa buah-buahan dan
dapat hidup dalam waktu lama); sebagai apotek hidup (karena ditanami berbagai jenis
tanaman yang berfungsi sebagai obat), warung hidup (karena ditanami dengan berbadai
tanaman untuk keperluan rumah tangga sehari-hari); dan lain-lain, seperti tanaman hias;
dan tanah pekarangan dapat pula dimanfaatkan untuk kolam ikan air tawar, seperti : lele,
belut, nila dan lain-lain, serta dapat pula untuk kandang ternak seperti ayam, itik,
kambing dan sebagainya.
Karena di dalam Sepuluh Program Pokok PKK juga terdapat program HATINYA
PKK (Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman) maka sudah tepatlah bila peran PKK
untuk mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan sangat penting.

BAB II
FUNGSI DAN MANFAAT PEKARANGAN
Seperti telah disinggung pada Bab I bahwa tanah pekarangan dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan rumah tangga seperti : lumbung hidup, apotek hidup, warung
hidup, sebagai penghasil bahan untuk keperluan bangunan rumah, dan sebagai lahan
untuk budidaya tanaman hias, serta untuk usaha peternakan.
Dari berbagai hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi dan manfaat
pekarangan adalah sangat besar, secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :
1.

Sebagai Lumbung Hidup


Pekarangan berfungsi sebagai lumbung hidup, karena pekarangan dapat
ditanami berbagai jenis tanaman yang dapat diambil / dipetik hasilnya dalam waktu
lama, misalnya : ditanami berbagai jenis tanaman buah-buahan (mangga, rambutan,
jeruk, durian, salak, dan lain-lain), juga kelapa, kluwih / sukun, pisang, nangka dan
sejenisnya. Berbagai jenis tanaman tersebut, hidup dalam waktu yang cukup lama
sehingga disebut lumbung hidup, karena dari hasil buahnya dapat dimanfaatkan
keluarga untuk kebutuhan hidup (sumber penghasilan keluarga).
Selain untuk ditanami tanaman buah-buahan, di tanah pekarangan juga dapat
dibuat kolam untuk memelihara ikan air tawar seperti lele, ikan nila, wader, gurami,
dan lain-lain, kolam juga sebagai lumbung hidup; dan dapat pula di tanah
pekarangan didirikan / dibangun kandang untuk beternak ayam, itik, kambing dan
sebagainya.

2.

Sebagai Apotek Hidup


Di pekarangan dapat ditanami berbagai jenis tanaman obat-obatan seperti :
kunyit, jahe, kencur, lada, sirih, dadap srep dan lain-lain, yang kesemuanya
mempunyai khasiat obat tradisional. Obat tradisional dapat dimanfaatkan bila di
dalam keluarga ada yang sakit dan memerlukan penanganan mendadak. Kunyit
misalnya bila diparut, diambil airnya kemudian ditambah dengan kapur sirih sedikit
dan diminum, maka dapat menghentikan sakit perut yang mules.
Sirih dapat menghentikan hidung anak-anak yang mengeluarkan darah
(mimisan) atau dalam bahasa Jawa disebut TRIMISEN. Daun dadap srep dapat

ditempelkan pada dahi anak-anak yang menderita panas, sebelum anak tersebut
dibawa ke rumah sakit atau dokter.
Contoh-contoh di atas menggambarkan penanganan penderita secara cepat,
sebelum dibawa ke dokter, yaitu dengan obat-obat tradisional yang dihasilkan dari
pekarangan sendiri.
3.

Sebagai Warung Hidup


Berbagai jenis tanaman sayuran yang dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari
dapat dihasilkan dari tanah pekarangan, sebagai contoh : bayam, kangkung darat,
kenikir, kacang panjang, pare, terung, lombok / cabe dan lain-lain.
Apabila di sekitar rumah ditanami berbagai jenis tanaman yang biasa dijual di
warung untuk kebutuhan masak sehari-hari, maka tanah pekarangan dapat disebut
sebagai warung hidup, karena apabila berbagai jenis tanaman ditanam sendiri, maka
tanaman tersebut tidak hanya diambil hasilnya / manfaatnya sekali saja, tetapi dapat
diambil beberapa kali.
Selain itu dapat pula di tanah pekarangan ditanami dengan berbagai jenis
tanaman hias, yang apabila telah bagus pertumbuhannya dapat dijual; dan hasilnya
dapat dimanfaatkan untuk keperluan / kebutuhan hidup keluarga. Akhir-akhir ini
bisnis tanaman hias sangat ramai dan hasilnya pun dapat dirasakan bagi yang
berusaha di bidang tanaman hias tersebut.

4.

Sebagai Penghasil Bahan Bangunan Rumah


Tanaman berbagai jenis dapat ditanam di pekarangan, dari mulai yang bersifat
semusim sampai tanaman yang memanen. Tanaman yang berumur panjang
(menahun) biasanya berkayu keras. Sebagian tanaman yang berkayu keras, kayunya
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan rumah. Contoh tanaman berkayu keras
tersebut adalah : jati, mahoni, acassia, nangka, sawo dan lain-lain. Apabila tanaman
itu ditanam di pekarangan dan telah berumur lebih dari 10 tahun, dapat dipakai
untuk bahan bangunan rumah. Tanaman sebagai bahan bangunan yang lain, yang
biasa ditanam di pekarangan adalah tanaman bambu.
Andaikata tanaman keras tadi tidak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
sendiri, dapat dijual dan hasilnya untuk membeli kebutuhan keluarga lainnya.

Selain sebagai bahan bangunan, tanaman yang berkayu keras juga dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan perabotan rumah tangga sebagai contoh : meja,
kursi, almari, rak buku dan lain-lain.
5.

Sebagai Lahan untuk Budidaya Tanaman Hias


Akhir-akhir ini budidaya tanaman hias berkembang pesat karena ramainya
pasar tanaman hias. Di setiap bursa / pameran tanaman hias banyak dipadati
pengunjung. Berbagai tanaman hias juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi
sehingga apabila dibudidayakan maka hasilnya dapat menunjang kebutuhan
keluarga.

6.

Sebagai Lahan untuk Usaha Peternakan


Di tanah pekarangan dapat dibangun kolam untuk usaha peternakan ikan air
tawar, seperti : lele, belut, nila dan lain-lain. Selain ikan hasil budidayanya dapat
dijual di pasar, juga dapat dinikmati keluarga untuk meningkatkan gizi keluarga. Di
samping ternak ikan air tawar dapat pula dikembangkan peternakan ayam, itik,
kambing; yang semuanya itu dapat dilakukan oleh para ibu-ibu rumah tangga
(kelompok PKK); karena tidak sulit dalam pelaksanaannya.

7.

Khusus untuk pekarangan di lingkungan sekolah berfungsi sebagai :


a.

Tempat bermain : volly, sepakbola dan lain-lain.

b.

Lahan untuk menanam berbagai jenis tanaman : buah-buahan, perindang dan


tanaman sayur-sayuran serta untuk kolam ikan air tawar (lele, belut, nila dan
lain-lain).

c.

Area untuk rekreasi.


Adanya berbagai tanaman sayur-sayuran dan kolam ikan bila ditata dengan
baik, anak-anak dapat berekreasi di lahan tersebut, misalnya : memancing ikan,
memanen tomat, lombok, dan lain-lain.

d.

Area untuk menambah ilmu pengetahuan.


Anak-anak dapat mengenal berbagai jenis tanaman sehingga dapat menambah
pengetahuan, termasuk bagaimana cara menanam, memupuk dan memetik
hasil dari berbagai jenis tanaman tersebut.

e.

Area penghasil bahan pangan untuk menyediakan makanan tambahan bagi


anak-anak yang bersekolah di sekolah tersebut. Misalnya : sebulan sekali
makan bersama; sayur-sayuran dapat dipetik dari hasil kebun sekolah termasuk
lauknya ikan.

f.

Sebagai penghasil oksigen (O2)


Pemanfaatan halaman / pekarangan di lingkungan sekolah dengan ditanami
berbagai jenis tanaman akan semakin menambah jumlah O 2 di lingkungan
sekolah, sehingga lingkungan sekolah menjadi sejuk, dan bagi anak-anak yang
bersekolah di sekolah tersebut serta pendidiknya akan mendapatkan supply
oksigen yang cukup, sehingga dapat menambah kebugaran tubuh.
Dengan penjelasan tersebut di atas telah terbukti bahwa fungsi dan manfaat tanah

pekarangan cukup banyak, antara lain untuk :


- Pemenuhan kebutuhan gizi keluarga
- Meningkatkan pendapatan keluarga
- Menyediakan obat keluarga
- Menciptakan lingkungan yang bersih, sejuk dan asri
- dll ;
sehingga sangat disayangkan apabila tanah pekarangan yang luas, hanya dibiarkan
terlantar, hanya ditumbuhi rumput dan berjenis-jenis tanaman yang tidak mempunyai
nilai manfaat tinggi. Daun-daun, ranting-ranting yang tidak bermanfaat sebagai kayu
bakar, apabila dimasukkan ke dalam lubang yang dibuat cukup dalam dan ditimbun
terus menerus sampai penuh maka daun-daun tadi dapat berubah menjadi pupuk
kompos. Pupuk kompos sangat bermanfaatuntuk pemupukan semua jenis tanaman dan
tidak ada resikonya, berbeda dengan pupuk buatan / kimia, apabila tidak tepat cara dan
dosis pemberiannya (pemupukannya) akan berakibat fatal pada tanaman yang dipupuk,
dan mempengaruhi struktur tanah yang di pupuk.

BAB III
UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN HATINYA PKK
Dari 10 Program Pokok PKK, ada 2 Program yang erat sekali dengan
optimalisasi pemanfaatan pekarangan yaitu :
-

pangan dan

tata laksana rumah tangga

sehingga apabila upaya untuk mewujudkan HATINYA PKK benar-benar dilaksanakan


maka rumah tangga rumah tangga di sebuah Desa nampak teratur, indah dan nyaman ;
serta karena pemanfaatan pekarangan di tanami dengan berbagai jenis tanaman serta
untuk beternak dan memelihara ikan maka persedian pangan untuk kebutuhan seharihari tercukupi.
Oleh karena itulah setiap tahun TP.PKK Pusat mengadakan lomba Hatinya PKK ;
dengan lomba itu maka masyarakat akan terdorong/ termotivasi untuk memanfaatkan
pekarangan sehingga benar-benar tidak ada sejengkal tanahpun di sekitar rumah tinggal
dibiarkan (tidak termanfaatkan).
Adapun : Indikator Penilaian Lomba Hatinya PKK, dapat dilihat pada tabel terlampir.

BAB IV
PENUTUP
Fungsi dan manfaat tanah pekarangan telah diuraikan dengan jelas pada Bab-Bab
di atas. Pemanfaatan pekarangan secara optimal akan membawa dampak positif yaitu
nilai tambah keluarga. Di samping membantu kebutuhan keluarga sehari-hari juga
bermanfaat untuk menopang kebutuhan anggaran keluarga yang mendadak seperti
pengobatan anggota keluarga yang sakit dan kebutuhan yang lain seperti kebutuhan
membayar sekolah anak, PBB dan lain-lain.
Namun demikian, penanaman berbagai jenis tanaman tidaklah cukup hanya
ditanami begitu saja melainkan harus dipelihara dengan baik seperti : didangir, dipupuk,
diawasi kalau ada gangguan binatang yang merusak tanaman tersebut, dan apabila
musim kering perlu dilakukan penyiraman.
Juga semakin banyak tanaman di pekarangan, semakin harus sering dilakukan
pemeliharaan kebersihannya, sebab apabila pekarangan menjadi kotor, penuh dengan
sampah, hanya akan membuat sarang nyamuk dan binatang lainnya yang semuanya
akan mengganggu kesehatan manusia yang tinggal di sekitar pekarangan tersebut, untuk
itu pekarangan juga perlu dipelihara agar selalu bersih dan rapi.
Peranan ibu-ibu PKK di semua tingkatan sangat mendukung dalam mewujudkan
usaha pemanfaatan pekarangan tersebut. Hasil dari pemanfaatan pekarangan bukan
hanya memberikan nilai tambah keluarga saja; tetapi juga terwujudnya lingkungan
rumah tinggal yang hijau dan bersih. Sehingga upaya pemanfaatan pekarangan juga
sekaligus untuk melaksanakan program Hatinya PKK dan program PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat).
Bagi sekolah-sekolah yang memanfaatkan halaman / pekarangan di lingkungan
sekolah maka banyak hal yang positif dampaknya bagi anak-anak maupun para
pendidik. Anak-anak dapat belajar berbagai ilmu yang berkaitan dengan pemanfaatan
pekarangan tersebut sedangkan para pendidik dalam memberikan pelajaran terutama
Ilmu Biologi (tanaman dan hewan / ikan) mempunyai bahan / objek untuk penjelasan
kepada murid-murid secara langsung.

INDIKATOR PENILAIAN HATINYA PKK


Desa/ Kelurahan

Kecamatan

Kabupaten/ Kota

Provinsi

A. INPUT
1.

Dukungan kebijakan pemanfaatan pekarangan

2.

Macam dukungan (Perda dan atau SK)

3.

Pembiayaan kegiatan

4.

Rumah yang telah memanfaatkan pekarangan (%)

5.

Rumah yang telah melakukan budidaya ikan (%)

6.

Rumah yang melakukan budidaya ternak (%)

7.

Rumah yang tidak punya tanah pekarangan tetapi menggunakan tabulapot (%)

8.

Rumah yang memiliki lumbung hidup (%)

9.

Rumah yang memiliki apotik hidup (%)

10. Rumah yang memiliki warung hidup (%)


B. INDIKATOR PROSES
1.

Penyelenggaraan Pelatihan Kader Pangan

2.

Ada kerjasama kader pangan dengan

3.

Sosialisasi kegiatan Hatinya PKK oleh

4.

Pencatatan kegiatan pemanfaatan pekarangan oleh

5.

Ketersediaan bibit tanaman, ikan, unggas, bantuan dari

6.

Kesadaran keluarga dalam kegiatan Hatinya PKK

7.

Kegiatan penanaman dan pemeliharaan pohon produktif di pekarangan oleh

8.

Keluarga yang menanam sayuran (%)

9.

Keluarga yang menanam tanam buah (%)

10. Keluarga yangg menanam tananaman obat (%)


11. Keluarga yang beternak unggas (%)
12. Keluarga yang membudidayakan ikan (%)
13. Keluarga yang memiliki tanaman pelindung (%)

C. OUT PUT
1.

Tanaman sayuran dapat memenuhi kebutuhan keluarga (%)

2.

Tanaman buah-buahan dapat memenuhi kebutuhan keluarga (%)

3.

Ternak dapat memenuhi kebutuhan keluarga (%)

4.

Tanaman sayuran dapat menambah pendapatan keluarga (%)

5.

Tanaman buah-buahan dapat menambah pendapatan keluarga (%)

6.

Ternak dapat menambah pendapatan keluarga (%)

7.

Keluarga yang menerapkan pola konsumsi pangan B2SA (%)

Anda mungkin juga menyukai