Anda di halaman 1dari 5

18

Hendra Gunawan

4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi

Kita telah mempelajari bagaimana menguraikan fungsi periodik dengan periode


2 yang terdefinisi pada R sebagai deret Fourier. Deret trigonometri tersebut sebetulnya dapat pula dipakai sebagai representasi fungsi yang terdefinisi pada interval
sebarang yang panjangnya 2. Pada bab ini kita akan membahas deret Fourier dari
suatu fungsi yang didefinisikan pada interval sebarang dan aplikasinya.
4.1 Deret Fourier pada interval sebarang
Misalkan kita mempunyai sebuah fungsi f yang terdefinisi pada [, ], dengan
asumsi f () = f (). (Asumsi ini dapat dipenuhi dengan cara mendefinisikan ulang,
bila perlu, nilai f di salah satu titik ujungnya. Asumsi ini dapat pula dihapuskan
dengan menganggap f terdefinisi hanya pada (, ].) Selanjutnya misalkan f terbatas dan terintegralkan pada [, ]. Kita perluas f pada R sedemikian sehingga f
periodik dengan periode 2, melalui
f ( + 2n) = f (),

(, ], n Z.

Sebagai contoh, fungsi periodik f yang dibahas pada Contoh 1 pada Bab 2 dapat
dipandang sebagai perluasan periodik fungsi f () = || dari interval (, ] ke seluruh
R.
Jika f mulus bagian demi bagian pada (, ], maka kita dapat menguraikannya
sebagai deret Fourier. Dengan membatasi kembali peubah pada [, ], kita peroleh
deret Fourier dari fungsi semula.
Sekarang misalkan f terdefinisi hanya pada [0, ]. Kita dapat memperluas f
pada R sedemikian sehingga ia merupakan fungsi periodik dengan periode 2, dan
kemudian kita peroleh deret Fouriernya. Untuk memperluas f pada R, pertama
kita perluas f pada [, ]. Ada dua cara yang baku untuk hal ini, yakni dengan
membuatnya menjadi fungsi genap atau ganjil. Perluasan genap fgenap pada [, ]
dapat diperoleh melalui
fgenap () = f (),

[0, ];

sementara perluasan ganjil fganjil dapat diperoleh melalui


fganjil () = f (), (0, ],
Untuk ilustrasi, lihat gambar berikut.

fganjil (0) = 0;

Pengantar Analisis Fourier dan Teori Aproksimasi

19

Gambar 1. Perluasan genap

Gambar 2. Perluasan ganjil

Keuntungan menggunakan fgenap dan fganjil adalah bahwa koefisien Fouriernya


kelak sangat sederhana. Untuk fgenap , koefisien sinusnya akan sama dengan nol
(karena sin n merupakan fungsi ganjil). Untuk fganjil , koefisien cosinusnya akan
sama dengan nol (karena cos n merupakan fungsi genap). Jadi, deret Fourier dari
fgenap hanya melibatkan fungsi cosinus, sementara deret Fourier dari fganjil hanya
melibatkan fungsi sinus. Dengan simetri, perhitungan koefisien lainnya juga menjadi
lebih mudah:
Z
Z
fgenap () cos n d = 2
f () cos n d,

fganjil () sin n d = 2

f () sin n d.
0

Perhatikan bahwa pada akhirnya fungsi f yang semula terdefinisi pada [0, ] muncul
kembali dalam perhitungan koefisien Fourier di atas.
Definisi. Misalkan f terintegralkan pada [0, ]. Deret
n
X
1
an cos n,
a0 +
2
n=1

dengan an =

f () cos n d,
0

disebut deret Fourier cosinus dari f . Deret


n
X
n=1

bn sin n,

2
dengan bn =

f () sin n d,
0

disebut deret Fourier sinus dari f .


Teorema 4.1.1. Misalkan f mulus bagian demi bagian pada [0, ]. Maka, deret
Fourier cosinus dan deret Fourier sinus dari f konvergen ke 21 [f () + f (+)] di
setiap (0, ). Khususnya, mereka konvergen ke f () jika f kontinu di (0, ).
Deret Fourier cosinus dari f konvergen ke f (0+) di = 0 dan ke f () di = ;
deret Fourier sinus dari f konvergen ke 0 di kedua titik tersebut.
Sekarang misalkan f adalah fungsi periodik dengan periode 2L. Dengan substitusi peubah x = L
, kita peroleh fungsi baru
g() := f

 L 

= f (x).

20

Hendra Gunawan

Perhatikan bahwa g merupakan fungsi periodik dengan periode 2, dan karenanya


dapat diuraikan sebagai deret Fourier

g() =

cn ein ,

cn =

n=

1
2

g()ein d,

asalkan g mulus bagian demi bagian. Jika kita subtitusikan kembali = x


L ke dalam
rumus di atas, maka kita dapatkan deret Fourier periodik dengan periode 2L dari
fungsi f semula:
f (x) =

cn einx/L ,

Cn =

n=

1
2L

f (x)einx/L dx.

Dinyatakan dalam cosinus dan sinus, deret ini menjadi


f (x) =

X
1
[an cos(nx/L) + bn sin(nx/L)],
a0 +
2
n=1

dengan
an =

1
L

f (x) cos(nx/L)dx,

bn =

1
L

f (x) sin(nx/L)dx.
L

Dengan cara yang serupa seperti sebelumnya kita dapat memperoleh deret
Fourier cosinus dan deret Fourier sinus dari fungsi f yang mulus bagian demi bagian
pada [0, L], yakni

X
1
f (x) = a0 +
an cos(nx/L),
2
n=1

dan
f (x) =

bn sin(nx/L),

n=1

2
an =
L

2
bn =
L

f (x) cos(nx/L)dx,
0

f (x) sin(nx/L)dx.
0

Contoh. Deret Fourier cosinus dari fungsi f (x) = x, x [0, 1], adalah

4 X
1
1
2
cos(2n 1)x;
2 n=1 (2n 1)2

sementara deret Fourier sinusnya adalah

2 X (1)n+1
sin nx.
n=1
n

Pengantar Analisis Fourier dan Teori Aproksimasi

21

4.2 Contoh aplikasi


Pada Bab 1 kita telah membahas persamaan panas untuk sepotong kawat lurus
yang panjangnya L, yakni
ut = kuxx
dengan syarat batas
u(0, t) = u(L, t) = 0
dan syarat awal
u(x, 0) = f (x).
Kandidat solusi masalah ini adalah
u(x, t) =

bn e(n

2 kt)/L2

sin(nx/L)

n=1

dengan koefisien bn memenuhi


f (x) =

bn sin(nx/L).

n=1

Sekarang kita telah mengetahui bahwa persamaan terakhir di atas dapat dipenuhi
apabila f mulus bagian demi bagian pada [0, L] dan
bn =

2
L

f (x) sin(nx/L)dx.
0

Pertanyaannya kemudian adalah: apakah u(x, t) yang diberikan sebagai deret oleh
rumus di atas, dengan koefisien bn ini, sungguh merupakan solusi masalah tadi?
Jawabannya ya. Penjelasannya adalah sebagai berikut: Masing-masing suku deret
merupakan solusi persamaan panas. Pada daerah 0 x L, t  > 0, deret konvergen mutlak dan seragam. Karena itu, penurunan suku demi suku dapat dilakukan
untuk menunjukkan bahwa u(x, t) merupakan solusi persamaan panas. Syarat batas
u(0, t) = u(L, t) = 0 dan u(x, 0) = f (x) mudah diperiksa. Lebih jauh, dengan uji M Weierstrass, dapat ditunjukkan bahwa deret konvergen seragam pada daerah 0 x
L, t 0, dan karenanya u kontinu pada daerah ini, sehingga u(x, t) u(x, 0) = f (x)
bila t 0.
Pertanyaan berikutnya adalah: apakah solusi masalah tersebut tunggal? Jawabannya juga ya. Setiap solusi u(x, t) untuk masalah tersebut mestilah dapat diuraikan
sebagai deret Fourier dalam x untuk setiap t. Substitusikan deret ini ke dalam persamaan dan gunakan syarat awal, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa koefisien
deret ini mestilah sama dengan koefisien Fourier yang kita peroleh sebelumnya.

22

Hendra Gunawan

4.3 Soal Latihan


1. Bagaimana anda dapat memperoleh deret Fourier dari sebuah fungsi yang terdefinisi pada sebarang interval [a, b]? Jelaskan secara detil.
2. Verifikasi ketunggalan solusi persamaan panas dengan syarat batas dan syarat
awal yang dibahas pada Pasal 4.2.

Anda mungkin juga menyukai