Bab4 B (Fourier)
Bab4 B (Fourier)
Hendra Gunawan
(, ], n Z.
Sebagai contoh, fungsi periodik f yang dibahas pada Contoh 1 pada Bab 2 dapat
dipandang sebagai perluasan periodik fungsi f () = || dari interval (, ] ke seluruh
R.
Jika f mulus bagian demi bagian pada (, ], maka kita dapat menguraikannya
sebagai deret Fourier. Dengan membatasi kembali peubah pada [, ], kita peroleh
deret Fourier dari fungsi semula.
Sekarang misalkan f terdefinisi hanya pada [0, ]. Kita dapat memperluas f
pada R sedemikian sehingga ia merupakan fungsi periodik dengan periode 2, dan
kemudian kita peroleh deret Fouriernya. Untuk memperluas f pada R, pertama
kita perluas f pada [, ]. Ada dua cara yang baku untuk hal ini, yakni dengan
membuatnya menjadi fungsi genap atau ganjil. Perluasan genap fgenap pada [, ]
dapat diperoleh melalui
fgenap () = f (),
[0, ];
fganjil (0) = 0;
19
fganjil () sin n d = 2
f () sin n d.
0
Perhatikan bahwa pada akhirnya fungsi f yang semula terdefinisi pada [0, ] muncul
kembali dalam perhitungan koefisien Fourier di atas.
Definisi. Misalkan f terintegralkan pada [0, ]. Deret
n
X
1
an cos n,
a0 +
2
n=1
dengan an =
f () cos n d,
0
bn sin n,
2
dengan bn =
f () sin n d,
0
L
= f (x).
20
Hendra Gunawan
g() =
cn ein ,
cn =
n=
1
2
g()ein d,
cn einx/L ,
Cn =
n=
1
2L
f (x)einx/L dx.
X
1
[an cos(nx/L) + bn sin(nx/L)],
a0 +
2
n=1
dengan
an =
1
L
f (x) cos(nx/L)dx,
bn =
1
L
f (x) sin(nx/L)dx.
L
Dengan cara yang serupa seperti sebelumnya kita dapat memperoleh deret
Fourier cosinus dan deret Fourier sinus dari fungsi f yang mulus bagian demi bagian
pada [0, L], yakni
X
1
f (x) = a0 +
an cos(nx/L),
2
n=1
dan
f (x) =
bn sin(nx/L),
n=1
2
an =
L
2
bn =
L
f (x) cos(nx/L)dx,
0
f (x) sin(nx/L)dx.
0
Contoh. Deret Fourier cosinus dari fungsi f (x) = x, x [0, 1], adalah
4 X
1
1
2
cos(2n 1)x;
2 n=1 (2n 1)2
2 X (1)n+1
sin nx.
n=1
n
21
bn e(n
2 kt)/L2
sin(nx/L)
n=1
bn sin(nx/L).
n=1
Sekarang kita telah mengetahui bahwa persamaan terakhir di atas dapat dipenuhi
apabila f mulus bagian demi bagian pada [0, L] dan
bn =
2
L
f (x) sin(nx/L)dx.
0
Pertanyaannya kemudian adalah: apakah u(x, t) yang diberikan sebagai deret oleh
rumus di atas, dengan koefisien bn ini, sungguh merupakan solusi masalah tadi?
Jawabannya ya. Penjelasannya adalah sebagai berikut: Masing-masing suku deret
merupakan solusi persamaan panas. Pada daerah 0 x L, t > 0, deret konvergen mutlak dan seragam. Karena itu, penurunan suku demi suku dapat dilakukan
untuk menunjukkan bahwa u(x, t) merupakan solusi persamaan panas. Syarat batas
u(0, t) = u(L, t) = 0 dan u(x, 0) = f (x) mudah diperiksa. Lebih jauh, dengan uji M Weierstrass, dapat ditunjukkan bahwa deret konvergen seragam pada daerah 0 x
L, t 0, dan karenanya u kontinu pada daerah ini, sehingga u(x, t) u(x, 0) = f (x)
bila t 0.
Pertanyaan berikutnya adalah: apakah solusi masalah tersebut tunggal? Jawabannya juga ya. Setiap solusi u(x, t) untuk masalah tersebut mestilah dapat diuraikan
sebagai deret Fourier dalam x untuk setiap t. Substitusikan deret ini ke dalam persamaan dan gunakan syarat awal, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa koefisien
deret ini mestilah sama dengan koefisien Fourier yang kita peroleh sebelumnya.
22
Hendra Gunawan