Anda di halaman 1dari 2

"Perlu ada KRI dengan frekuensi lebih sering dan lebih banyak

untuk tangkal aktivitas China di Laut Natuna yang masuk dalam


klaim mereka. Karena diindikasikan dari TNI AL, di daerah dispute
itu seringkali banyak kapal ikan China yang dikawal oleh
coastguard China menangkap ikan di perairan tersebut," cetus
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, yang dikutip dari
laman berita CNN Indonesia hari Senin tanggal 21 Maret 2016.
Kasus yang terjadi di Natuna adalah tugas besar bagi
Indonesia, yang saat ini tengah diperebutkan oleh empat negara
mulai dari Indonesia, China, Filipina dan Thailand. Daerah yang
memiliki luas sekitar 141.901 Km2 ini disebut memiliki kekayaan
alam melimpah. Disebut cadangan gas alam di kepulauan
tersebut terbesar di Asia Pasifik, bahkan dunia. Hitungan
pemerintah mengacu pada salah satu ladang gas alam yaitu Blok
Natuna D-Alpha, di mana menyimpan cadangan gas dengan
volume 222 triliun kaki kubik (TCT). Jika diambil, cadangan gas
alam itu tidak akan habis untuk 30 tahun mendatang. Tidak
hanya cadangan gas alam yang melimpah, pulau Natuna pun
memiliki aneka jenis terumbu karang yang sangat memukau dan
sumber daya hayati perairan laut yang melimpah. Dengan
sumber daya alamnya yang melimpah, tak ayal pulau Natuna
menjadi sasaran empuk negara lain
Berkaca dari kasus yang terjadi di pulau Natuna, Indonesia
kerap sekali kecolongan. Entah itu dalam kasus illegal-fishing
maupun dalam kasus perebutan pulau seperti yang dahulu

pernah terjadi yaitu pulau sipadan-ligitan.


Kasus yang terjadi di Natuna semakin memperjelas bahwa
kekuatan militer laut Indonesia masih belum mumpuni. Seperti
yang dilansir pada laman indo militer, disebutkan bahwa artileri
kapal laut TNI AL masih jauh tertinggal dari Singapura dan
Malaysia. Hal ini disebabkan karena arah pembangunan Indonesia
masih terfokuskan pada daratan atau disebut land-based
oriented, sehingga sarana prasarana pembangunan dalam bidang
kelautan salah satunya dalam bidang keamanan yaitu kapal TNI
ALmasih belum dikatakan maju. Oleh karena itu diperlukannya
pembangunan dengan fokus laut sebagai titik beratnya, Marinebased oriented.
Tidak hanya itu, tenaga ahli dalam bidang hukum laut juga
masih dapat dihitung oleh jari. Tenaga ahli yang mumpuni dalam
bidang hukum laut dengan jumlah banyak sangat dibutuhkan
guna meredam konflik-konflik perebutan wilayah dan segala hal
yang berada di dalamnya mineral, gas alam, maupun sumber
daya hayatinya--

Anda mungkin juga menyukai