Disusun Oleh
Rudi Prabowo
26030115120013
Ananda Yanua R
26030115120014
Nanik Nurhana
26030115120015
Nindita P.D
26030115120016
Bima Sumaedy
26030115120017
Shinta Maharani
26030115120018
Andri Pangestu
26030115120019
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya, sehingga makalah mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan ini dapat diselesaikan tepat waktu tanpa adanya
kendala-kendala yang berarti. Makalah ini berisi kajian tentang illegal
fishing dalam perspectif filsafat pancasila.
Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
sedikit banyak membantu dalam proses pembuatan makalah ini, baik
secara langsung ataupun tidak langsung. Bantuan tersebut sangat
membantu penyelesaian makalah ini. Semoga Tuhan yang Maha Esa
membalas segala kebaikan pihak-pihak tersebut dan meridhoi atas
selesainya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat serta
dapat membantu proses belajar bagi siapa saja yang menggunakannya
dengan baik dan benar. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................. i
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
BAB 1
Pendahuluan ................................................................................................. 1
BAB 2
Permasalahan ............................................................................................... 4
BAB 3
Pembahasan ................................................................................................ 6
A. Illegal Fishing
B. Filsafat Pancasila
C. Keterkaitan antara Filsafat Pancasila dalam Pencegahan Illegal
Fishing (Penangkapan Ikan secara Ilegal).
D. Upaya untuk Menangani Kasus Illegal Fishing
E. Faktor-Faktor yang menyebabkan Illegal Fishing
BAB 4
Kesimpulan .................................................................................................. 10
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Illegal fishing merupakan masalah klasik yang sering dihadapi oleh
negara yang memiliki banyak pantai karena masalah tersebut sudah ada
sejak dulu. Namun hingga sekarang masalah illegal fishing masih belum
dapat diberantas. Hal itu dikarenakan untuk mengawasi wilayah laut yang
banyak secara bersamaan itu merupakan hal yang sulit. Negara yang
sudah memiliki teknologi yang maju dibidang pertahanan dan keamanan
sekalipun pasti juga pernah terkena kejahatan illegal fishing. Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki banyak pantai mengingat
status Indonesia sebagai negara kepulauan. Hal ini tentu saja
mengakibatkan Indonesia juga terkena masalah illegal fishing. Apalagi
Indonesia juga dikenal sebagai negara dengan potensi sumber daya hayati
yang besar.
Sumber perikanan laut Indonesia diperkirakan mencapai 6.167.940
ton per tahunnya. Namun, akibat letak posisi silang Indonesia yang
terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua Samudera
(Pasifik dan Hindia) menyebabkan wilayah Indonesia rawan terjadinya
illegal fishing. Adapun daerah yang menjadi titik rawan tersebut terletak di
Laut Arafuru, Laut Natuna, sebelah Utara Sulawesi Utara (Samudra
Pasifik), Selat Makassar, dan Barat Sumatera (Samudera Hindia). Kasus
illegal fishing di Indonesia sendiri sepertinya kurang mendapat perhatian
dari pemerintah Indonesia sendiri. Padahal kejahatan illegal fishing di ZEE
(Zona Ekonomi Eksklusif) Indonesia mengakibatkan kerugian yang tidak
sedikit bagi pemerintah Indonesia. Selain itu sumber perikanan di
Indonesia masih merupakan sumber kekayaan yang memberikan
kemungkinan yang sangat besar untuk dapat dikembangkan bagi
kemakmuran bangsa Indonesia, baik untuk memenuhi kebutuhan protein
rakyatnya, maupun untuk keperluan ekspor guna mendapatkan dana bagi
usaha-usaha pembangunan bangsanya. 2 Hal ini jelas menunjukan betapa
pentingnya sumber kekayaan hayati dalam hal ini perikanan bagi
Indonesia.
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki 17.508 pulau,
wilayahnya terbentang sepanjang 3.9777 mil antara Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik telah menjadi salah satu negara dengan kekayaan laut
terbesar di dunia. Potensi sumber daya ikan Indonesia diperkirakan
mencapai angka 6,2 juta ton per tahun dengan tingkat pemanfaatan 3,7 juta
ton per tahun. Sumber daya perikanan ini umumnya bersifat common
property, artinya kepemilikannya bersifat umum serta open access, yang
PERMASALAHAN
Indonesia kaya akan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan,namun
belum mampu meyejahterakan warga negara. Perikanan ilegal saat ini
telah menjadi perhatian dunia, termasuk FAO (Food and Agriculture
Organization). Lembaga ini menggunakan beberapa terminologi seperti
perikanan illegal (ilegal), unreported (tidak dilaporkan) dan unregulated
(tidak diatur) atau biasa disingkat dengan IUU fishing.
Akhir-akhir ini kita tahu bahwa Pemerintah bersikap tegas terhadap
aksi pencurian ikan atau illegal fishing yang merugikan negara hingga Rp
300 triliun per tahun. Kapal milik nelayan asing ditenggelamkan oleh TNI
AL, di perairan Anambas, Kepulauan Riau, jumat lalu,(5/12/2014), diliput
oleh Argianto Da Nugroho, reporter dari koran Tribun Batam. Ini juga
merupakan bukti akan ketegasan pemerintah dalam meningkatkan poros
maritimnya. Penenggelaman tiga kapal yang sangat merugikan negara
tersebut berasal dari negara Vietnam yang lokasi penenggelamannya di
kelurahan Tarempa, Anambas, Kepulauan Riau, oleh TNI AL. Peristiwa
penenggelaman ini telah dipastikan bukan menjadi yang terakhir kali,
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga sudah punya rencana
berikutnya.
Hari ini kita tenggelamkan 3 kapal Vietnam di Tarempa, minggu
depan di Batam dan di Laut Aru, kata Susi dalam seminar Tanoto
Enterpreneurship Series in Partnership with MM-UI, Jumat. Dalam
kesempatan itu dia pun menjawab beberapa kritik untuknya soal
peneggelaman kapal tersebut. Kenapa tidak dikasihkan saja ke nelayan?
(Karena), tangkapan (kapal) kita banyak, akan kita ambil, kita kasih ke
nelayan. Beberapa kita tenggelamkan untuk jera, tutur Susi jelas. Menurut
Susi, praktik penangkapan ikan ilegal tak berkorelasi dengan investasi di
bidang perikanan, apalagi mengancamnya. Betul investasi kita
dibutuhkan (dengan datngnya perusahaan perikanan asing). Tapi ini bukan
investasi, ini nyolong, tegas Susi.
Dari peristiwa diatas kita mengetahui bahwa negara Indonesia
sangat mengedepankan masalah kelautan atau disebut juga Maritim.
Seperti yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi dalam pemerintahan
barunya, yakni meningkatkan kekuatan stabilitas Maritim dan Kelautan
Indonesia untuk menjaga kedaulatan bangsa dan memberi kesempatan bagi
nelayan-nelayan lokal dalam mengembangkan ekonomi negara dalam hal
BAB 3
PEMBAHASAN
A. Illegal Fishing
Illegal Fishing atau IUU-Fishing secara terminologis dapat
diartikan sebagai tindakan penangkapan ikan yang dilakukan dengan
mengabaikan aturan yang ada. Penangkapan dilakukan secara ilegal dan
tidak menyertakan laporan. IUU-Fishing yang marak di Indonesia
adalah IUU-Fishing yang dilakukan oleh pihak asing. Walhi (dalam
Lisbet, 2008: 5) menambahkan beberapa kasus yang masuk dalam
kategori IUU-Fishing di Indonesia, di antaranya adalah penangkapan ikan
dengan menggunakan izin palsu, penangkapan ikan yang dilakukan
dengan menggunakan alat tangkap yang dilarang, dan juga penangkapan
atas ikan dari jenis yang dilarang atau tidak sesuai dengan izin yang
dikeluarkan. Indonesia menyadari bahwa IUU-Fishing yang ada di
Indonesia merupakan akibat dari lemahnya hukum kelautan yang berlaku
di Indonesia. Indonesia kemudian melakukan beberapa perubahan undangundang yang terlampir dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
2004 tentang perikanan. Dalam pasal 28 undang-undang tersebut
menyebutkan bahwa setiap orang yang melakukan penangkapan ikan di
Indonesia harus memiliki Surat Ijin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) asli,
kecuali bagi nelayan dan/atau pembudi daya ikan kecil. IUUFishing marak terjadi di Indonesia termasuk di wilayah Laut China Selatan
karena wilayah tersebut merupakan titik pertemuan antara arus hangat dan
arus dingin sehingga menjadi pusat bagi jenis ikan pelagis kecil dan ikan
demersalnya.
Illegal fishing, adalah kegiatan penangkapan ikan secara ilegal di
perairan wilayah atau Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) suatu Negara.
Artinya kegiatan penangkapan yang tidak memiliki izin melakukan
penangkapan ikan dari Negara bersangkutan. Praktek terbesar dalam IUU
fishing, pada dasarnya adalah poaching atau pirate fishing. Yaitu
penangkapan ikan oleh negara lain tanpa izin dari negara yang
bersangkutan, atau dengan kata lain pencurian ikan oleh pihak asing.
Keterlibatan pihak asing dalam pencurian ikan dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu:
Pencurian semi-legal, yaitu pencurian ikan yang dilakukan oleh
kapal asing dengan memanfaatkan surat izin penangkapan legal yang
dimiliki oleh pengusaha lokal, dengan menggunakan kapal berbendera
lokal atau bendera negara lain. Praktek ini tetap dikategorikan sebagai
illegal fishing karena selain menangkap ikan di wilayah perairan yang
bukan haknya, pelaku illegal fishing ini tidak jarang juga langsung
BAB V
KESIMPULAN
Negara Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwasannya
Illegal fishing adalah kegiatan penangkapan ikan secara ilegal di perairan
wilayah atau Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Suatu bidang keamanan dan
pertahanan merupakan hal yang perlu juga diprioritaskan dalam bidang
kemaritiman bangsa Indonesia. Sebagai negara yang berdaulat, kita wajib
menjaga negara kita yang telah merdeka dari penjajahan, juga patut
meningkatkan koordinasi antara rakyat dan pemerintah dalam
mengeluarkan sebuah kebijakan dalam memberikan keputusan-keputusan
terhadap segala sesuatu yang dianggap mengganggu keamanan negara atau
dianggap telah menyalahi aturan Negara Indonesia. Hal-hal yang
mengenai masalah perikanan juga sangat penting untuk diperhatikan oleh
bangsa Indonesia, karena negara kita ini merupakan negara maritim, yang
di mana memeiliki kekayaan laut serta mempunya laut yang lumayan
banyak. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah dalam penenggelaman
kapal yang melakukan illegal fishing merupakan suatu kebiajakan yang
sangat bijak, itu juga karena menyangkut keamana dan keadaulatan bangsa
Indonesia.
Maka dari itu, selagi kita masih mengenyam pendidikan di bangku
kuliah, kita wajib mempertahankan kedaulatan negara kita. Dengan cara
duduk di kelas dan juga membaca serta meningkatkan pengetahuan kita
tentang masalah kedaulatan negara kita dan tidak perlu langsung turun ke
lapangan dan menjadi pelaku dalam menenggelamkan kapal yang
melakukan illegal fishing. Dimulai dari kampus UNDIP kita
memperkenalkan pada Dunia bahwa mempertahankan keadaulatan dan
ketahanan negara itu sangat fundamental bagi keutuhan dan kedaulatan
negara kita.
DAFTAR PUSTAKA
Dendasurono. 2002. Pendidikan Lingkungan Kelautan. Rineka Cipta:Jakarta
Kaelan. 2009.Pendidikan Pancasila edisi kesembilan. Penerbit Paradigma :
Yogyakarta.
Lisbet. 2014. Diplomasi Indonesia Terhadap Kasus Penenggelaman Kapal
Nelayan Asing dalam Info Singkat Hukum. (5)(1):62-63
Nopirin. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Pancoran
Tujuh : Jakarta
Rohingati, Sulasi, 2014. Penenggelaman Kapal Ikan Asing: Upaya Penegakan
Hukum Laut Indonesia dalam Info Singkat Hukum.(6)(1) : 1-4
Sunoto. Mengenal filsafat pancasila pendekatan melalui etika pancasila.1985.PT
Hanindita : Yogyakarta
Tanpa Nama. http://news.detik.com/read/2009/10/09/080806/1218292/471/illegal
fishing-kejahatan-transnasionalyang-dilupakan.Diakses tanggal 20 Oktober
2015.
Undang-Undang Nornor 5 Tahun 1983 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE),
DepLu, Jakarta.