Anda di halaman 1dari 13

AUDIT PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN

SOP

No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:

KEPALA UPTD PUSKESMAS


PUSKESMAS
PUGUNGRAHARJO

DitetapkanOleh

Hj. Emyatun. SKM


Nip. 19660411 198603 2 004

Pengertian

Komunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan oleh perawat untuk


melaporkan segala bentuk keluhan, keadaan dan permasalahan pasien
kepada dokter yang merawat secara tepat waktu, lengkap, akurat , jelas dan
dipahami oleh kedua belah pihak.

Tujuan

1. Untuk menjalin kerjasama dokter & perawat.


2. Mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien.
3. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit Aisyiyah
Bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1. Identifikasi pasien secara langsung dengan tanya nama pasien atau


keluarga bila pasien tidak sadar, melihat gelang identifikasi dan
siapkan status pasien.
2. Verifikasi identitas pasien sesuai antara gelang pasien, status pasien
dan nama pasien, siapkan lembar konsul pertelpon.
3. Tekan nomor ekstensi dokter yang merawat pasien
4. Setelah terdengar nada sambung ucapkan salam
5. Laporkan identitas pasien meliputi nama, jenis kelamin, umur,
keluhan, hasil pemeriksaan dan pengamatan serta obat-obatan bila
ada.
6. Tanyakan tindak lanjut pengobatan kepada dokter yang merawat.
7. Catat secara lengkap perintah dari dokter yang merawat pada form
yang telah disediakan.
8. Konfirmasi apa yang sudah dituliskan dan bacakan ulang kepada
pemberi perintah (dokter ).
9. Eja ulang obat-obat yang diberikan secara perlahan-lahan terutama
untuk obat-obatan yang termasuk dalam golongan NORUM ( Nama
obat rupa obat mirip ),untuk konsultasi pertelpon yang nama obat
mirip, blangko terlampir untuk obat-obat yang nama mirip.
10. Cantumkan tanda cawang pada kolom membaca ulang isi laporan bila
sudah dibacakan ulang.
11. Telpon ulang pemberi perintah bila laporan belum dibacakan
ulang,dan konfirmasikan ulang isi perintah.
12. Cantumkan nama lengkap dan tanda tangan pelapor pada form yang
telah disediakan.
13. Cantumkan tandatangan saksi yang ikut mendengarkan saat
menelpon dokter (bisa keluarga pasien, perawat jaga, pasien
sendiri ,dokter jaga,dokter yang merawat sebelumnya )
14. Ucapkan terima kasih dan salam.

15. Mintakan tanda tangan saat dokter visite.

Unit Terkait

1.
2.
3.
4.
5.
6.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan
Unit penunjang medik

PROSEDUR
KOMUNIKASI VIA TELEPON ANTAR PARA PEMBERI
LAYANAN (PERAWAT & PETUGAS LAB)

RSA
BOJONEGORO

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(S P O)
Pengertian

Nomer Dokumen
SPO A/TKPRS-/2013

Revisi ke : 0

Halaman
1/1

Direktur RSA
Bojonegoro
Tgl diterbitkan :
10 Desember 2013

(dr. H. SUDJARWANTO)
Komunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan oleh perawat untuk
menanyakan hasil pemeriksaan laboratorium pada petugas laboratorium
dan dicatat oleh perawat secara lengkap , akurat dan jelas.

Tujuan

1. Sebagai acuan untuk melaporkan hasil pemeriksaan laboratorium


klinis.
2. Terjalinnya kelancaran komunikasi antar perawat dan petugas
laboratorium.
3. Mengurangi kesalahan / kekeliruan hasil pelaporan pemeriksaan
laboratorium .
4. Mengurangi kesalahan / kekeliruan dalam pemberian terapi.
5. Meningkatkan keselamatan pasien.
6. Terpeliharanya mutu pelayanan.

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit Aisyiyah
Bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1. Identifikasi pasien sebelum menelpon ruang laboratorium dengan


mencocokkan kebenaran identitas pasien
2. Tanya nama pasien atau keluarga pasien, lihat gelang identifikasi,
siapkan status pasien.
3. Bila antara pertanyaan, gelang identifikasi dan status pasien sudah
sesuai hubungi no unit laboratorium.
4. Tekan nomor ekstensi ruang laboratorium.
5. Setelah terdengar nada sambung ucapkan salam.
6. Sebutkan identitas diri / ruangan perawatan.
7. Siapkan lembar status pasien.
8. Sebutkan nama / nomor rekam medis / alamat pasien yang
dimaksud.
9. Catat hasil pelaporan dari petugas laboratorium pada status pasien
10. Bacakan kembali hasil pelaporan secara lengkap, akurat dan jelas
pada petugas laboratorium
11. Telpon ulang petugas laboratorium bila hasil laborat belum
dikonfirmasikan ke petugas laborat.
12. Cantumkan nama lengkap dan tanda tangan pelapor pada form yang
disediakan.

13. Cantumkan tandatangan saksi yang mendengarkan saat


menanyakan hasil laborat (keluarga pasien, pasien atau perawat jaga
,dokter jaga, dokter yang merawat )
14. Ucapkan terima kasih dan salam.
Unit Terkait

1.
2.
3.
4.
5.
6.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan
Unit Laboratorium

PROSEDUR
IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PEMBERIAN OBAT
PARENTERAL,ORAL,SUPPOSITORIA

RSA

Nomer Dokumen
SPO A/TKPRS-04/2013

Revisi ke : 0

Halaman
1/1

BOJONEGORO

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(S P O)
Pengertian

Direktur RSA
Bojonegoro
Tgl diterbitkan :
1 Nofember 2013

(dr. H.Sudjarwanto)
Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum memberikan obat
parenteral, oral, suppositoria kepada pasien

Tujuan

1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.


2. Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan secara parenteral, oral,
suppositoria
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Terjaganya keselamatan pasien

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1.
2.
3.
4.

Unit Terkait

1.
2.
3.
4.
5.

Siapkan status pasien


Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
Lihat gelang Identifikasi yang terpasang
Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan gelang
identifikasi yang terpasang.
5. Lakukan pemberian obat sesuai advis bila status pasien, nama yang
disebut dan gelang identifikasi sudah sesuai
6. Identifikasi ulang pasien bila tidak ada kesesuaian identitas kepada
rekam medis
7. Dokumentasikan pemberian obat distatus pasien
UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

PROSEDUR
IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PEMBERIAN
DARAH/PRODUK DARAH

RSA

Nomer Dokumen
SPO A/TKPRS-05/2013

Revisi ke : 0

Halaman
1/1

BOJONEGORO

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(S P O)
Pengertian
Tujuan

Direktur RSA
Bojonegoro
Tgl diterbitkan :
1 Nofember 2013

(dr. H.Sudjarwanto)
Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum memberikan darah
atau produk darah yang lain
1.
2.
3.
4.

Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.


Sebagai acuan dalam pemberian darah dan produk darah
Terpeliharanya mutu pelayanan
Terjaganya keselamatan pasien

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

8.
9.

Siapkan status pasien


Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
Lihat gelang Identifikasi yang terpasang
Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan gelang
identifikasi yang terpasang.
Siapkan darah / produk darah yang akan dimasukkan
Lakukan verifikasi ulang pada darah / produk darah yang ada,
meliputi nama pasien, golongan darah, jenis darah yang akan
dimasukkan .
Setelah verifikasi pada identitas sesuai , dan produk darah yang ada
sesuai dengan identitas pasien masukkan darah / produk darah
sesuai advis dokter.
Klarifikasi ulang pada rekam medis bila ada ketidak sesuaian
identitas
Dokumentasikan pemberian darah atau produk darah distatus pasien

Unit Terkait

1.
2.
3.
4.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive

RS
A

PROSEDUR
IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PENGAMBILAN
DARAH DAN SPECIMEN LAIN
Nomer Dokumen
SPO A/TKPRS-06/2013

Revisi ke : 0

Halaman
1/1

BOJONEGORO

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(S P O)
Pengertian

Direktur RSA
Bojonegoro
Tgl diterbitkan :
1 Nofember 2013

(dr.H. sudjarwanto)
Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum pemgambilan
darah dan specimen lain

Tujuan

1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.


2. Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan dan tindakan atau
prosedur pemeriksaan.
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1.
2.
3.
4.

Siapkan status pasien


Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
Lihat gelang Identifikasi yang terpasang
Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan gelang
identifikasi yang terpasang.
5. Lakukan pengambilan darah atau specimen lain sesuai advis bila
status pasien, nama yang disebut dan gelang identifikasi sesuai.
6. Identifikasi ulang pasien bila tidak ada kesesuaian identitas kepada
rekam medis
7. Dokumentasikan pengambilan darah dan specimen lain distatus

pasien

Unit Terkait

1.
2.
3.
4.
5.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

PROSEDUR
IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM TINDAKAN
ECG/RONTGEN FOTO/USG/CT SCAN/EEG

RSA

Nomer Dokumen
SPO A/TKPRS-07/2013

Revisi ke : 0

Halaman
1/1

BOJONEGORO

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(S P O)
Pengertian
Tujuan

Kebijakan

Direktur RSA
Bojonegoro
Tgl diterbitkan :
1 Nofember 2013

(dr. Sudjarwanto)
Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum melakukan
tindakan penunjang medis
1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.
2. Sebagai acuan dalam pemberian pengobatan dan tindakan atau
prosedur.
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien
1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011
2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1.
2.
3.
4.

8.

Siapkan status pasien


Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
Lihat gelang Identifikasi yang terpasang
Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan gelang
identifikasi yang terpasang.
Siapkan blangko pemeriksaan yang diminta.
Bila proses verifikasi identitas sudah sesuai antar pasien ketempat
pemeriksaan
Identifikasi ulang pasien bila tidak ada kesesuaian identitas kepada
rekam medis
Dokumentasikan proses tindakan yang dilakukan dalam tatus pasien.

1.
2.
3.
4.
5.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

5.
6.
7.

PROSEDUR
IDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN
SEBELUM PEMBEDAHAN

RSA
BOJONEGORO

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(S P O)
Pengertian
Tujuan

Nomer Dokumen
Revisi ke : 0
SPO A/TKPRS-01/2013

Halaman
1/1

Direktur RSA
Bojonegoro
Tgl diterbitkan :
1 Nofember 2013

(dr. Sudjarwanto)
Merupakan proses verifikasi identitas pasien sebelum melakukan
tindakan pembedahan dari ruang rawat inap, rawat jalan, UGD ke kamar
operasi.
1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.
2. Sebagai proses verifikasi sebelum pindah keruang operasi.
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien
5. Menghindari salah pasien saat operasi.

Kebijakan
Prosedur

Unit Terkait

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013
1. Siapkan status pasien
2. Tanya nama pasien (pasien langsung atau keluarga )
3. Lihat Identifikasi yang terpasang
4. Cocokkan antara status pasien, nama yang disebut dengan gelang
identifikasi yang terpasang.
5. Siapkan penunjang medis pasien yang diperlukan di ruang operasi
6. Cocokkan penunjang medis pasien dengan identifikasi pasien.
7. Laporkan dokter yang akan melakukan tindakan dan minta untuk
diberi tanda daerah area operasi (Marking Area Operasi )
8. Identifikasi ulang dan libatkan pasien dalam pencocokkan daerah
mana yang akan dioperasi sebelum diantar ke ruang operasi
9. Laporkan pada dokter anasthesi.
10. Bila ada darah yang harus dibawa kekamar operasi jumlah darah,
jenis darah, golongan darah harus diidentifikasi secara benar.
11. Siapkan form timbang terima keselamatan pembedahan dan isi
sesuai kriteria yang ada di form pada kolom pertama
12. Bila sudah sesuai antara identifikasi pasien, penunjang
medis,marking area sudah sesuai ,antar pasien keruang operasi.
13. Lakukan timbang terima antara perawat rawat inap/ruang asal
pasien dengan perawat ruang operasi untuk melakukan verifikasi
ulang pada pasien dengan penandatanganan form timbang terima
keselamatan pembedahan antara petugas pengantar pasien ke OK
dan petugas penerima dikamar OK, pada form kolom pertama.
14. Beri tandatangan antara perawat pengantar dari ruang asal dengan
petugas OK.

1.
2.
3.
4.
5.

.
UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

PROSEDUR
IDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN
SESUDAH PEMBEDAHAN

RSA
BOJONEGORO

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(S P O)
Pengertian

Nomer Dokumen
Revisi ke : 0
SPO A/TKPRS-02/2013

Halaman
1/1

Direktur RSA
Bojonegoro
Tgl diterbitkan :
1 Nofember 2013

(dr. Sudjarwanto)
Merupakan proses verifikasi identitas pasien sesudah pembedahan dari
kamar operasi kembali keruang rawat inap, rawat jalan, ICU.

Tujuan

1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.


2. Sebagai proses verifikasi sebelum pindah keruang ICU / ruang
perawatan/ rawat jalan
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien sesudah operasi

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.

8.

9.

Unit Terkait

1.
2.
3.
4.
5.

Siapkan status pasien


Pastikan kondisi pasien sudah sadar
Lihat Identifikasi yang terpasang
Siapkan penunjang medis pasien yang ada dan siapkan untuk
dikembalikan ke pasien atau ke perawat yang mengambil pasien
Siapkan form timbang terima keselamatan pembedahan dan isi
sesuai kriteria yang ada di form kolom kedua untuk pasca
pembedahan.
Siapkan specimen PA bila harus PA dan blangko PA
Lakukan verifikasi ulang saat menyerahkan specimen PA dan
pastikan antara nama yang ada di wadah specimen yang ada,
dengan identifikasi pasien, dan blangko sudah sesuai
Dokumentasikan proses timbang terima dengan petugas OK
dengan petugas ruang / keluarga pasien pada form keselamatan
pembedahan dikolom kedua.
Beri tandatangan pada form tandatangan antara petugas kamar
operasi dengan petugas ruangan pengambil pasien , atau
keluarga pasien.

.
UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit bedah sentral
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

PROSEDUR
IDENTIFIKASI KESELAMATAN PASIEN
SAAT TIMBANG TERIMA
ANTAR RUANG

RSA
BOJONEGORO

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(S P O)

Nomer Dokumen
Revisi ke : 0
SPO A/TKPRS-03/2013

Halaman
1/1

Direktur RSA
Bojonegoro
Tgl diterbitkan :
1 Nofember 2013
(dr. Sudjarwanto)

Pengertian

Merupakan proses verifikasi identitas pasien saat timbang terima


pemindahan pasien dari unit asal ke unit yang akan ditempati pasien

Tujuan

1. Mengurangi terjadinya kesalahan dalam mengidentifikasi pasien.


2. Sebagai proses verifikasi identitas pasien saat timbang terima
antar ruang
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien .

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

1. Siapkan status pasien


2. Tanyakan nama pasien bila pasien dalam kondisi sadar, bila tidak
tanyakan pada keluarga atau perawat yang mengantar
3. Lihat Identifikasi yang terpasang
4. Bila sudah sesuai terima pasien dan status pasien , perhatikan
form timbang terima yang ada.
5. Bila sudah sesuai beri tandatangan perawat pengantar asal
dengan perawat ruang penerima.

Unit Terkait

.
1.
2.
3.
4.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

PROSEDUR
PENCEGAHAN RESIKO PASIEN JATUH

RSA

Nomer Dokumen

BOJONEGORO

SPO A/TKPRS-09/2014

Revisi ke : 0

Halaman
1/2

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
(S P O)
Pengertian
Tujuan

Direktur RSA
Bojonegoro
Tgl diterbitkan :
1 Maret 2014

(dr. Sudjarwanto)
Merupakan proses pencegahan pasien jatuh selama dalam masa
perawatan di rumah sakit.
1. Sebagai acuan dalam mengevaluasi resiko pasien jatuh
2. Mengambil tindakan untuk mengurangi resiko cidera bila sampai
jatuh
3. Terpeliharanya mutu pelayanan
4. Menjaga keselamatan pasien .

Kebijakan

1. PERMENKES NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011


2. SK Direktur tentang Keselamatan pasien rumah sakit aisyiyah
bojonegoro NOMOR 0943/KEP/III.6.AU/2013

Prosedur

A. Persiapan Alat
1. Status Rekam Medis Pasien
2. Tanda resiko pasien jatuh (gelang kuning )
3. Form pengkajian resiko jatuh (skala jatuh morse )
4. Form pengkajian Humpty Dumpty untuk anak-anak
5. Form dokumentasi informasi pasien jatuh
B. Pelaksanaan Tindakan
I.
Tindakan pencegahan umum (untuk semua pasien rawat inap )
1. Ucapkan salam
2. Sebutkan nama dan peran anda
3. Informasikan pada pasien /keluarga pasien tentang kegiatan
pengkajian resiko jatuh yang akan dilakukan beserta
tujuannya.
4. Kaji tingkat resiko pasien jatuh sesuai format pengkajian
resiko jatuh .
5. Tentukan tingkat resiko pasien jatuh ringan, sedang, tinggi
6. Informasikan pada pasien /keluarga pasien tentang tindakan
yang dilakukan untuk mencegah resiko jatuh sesuai format
dokumentasi pemberian informasi resiko pasien jatuh
7. Orientasikan pasien dan keluarga terhadap lingkungan ruang
perawatan dan petugas yang merawat.
8. Atur posisi tempat tidur senyaman mungkin
9. Pasang pengaman tempat tidur dikedua sisi terutama untuk
pasien resiko sedang dan tinggi
10. Kunci roda tempat tidur (sesuaikan fasilitas tempat tidur )
11. Dekatkan semua kebutuhan pasien (bel, dan barang-barang
yang dibutuhkan oleh pasien )
12. Berikan pencahayaan yang kuat sesuai dengan kebutuhan
pasien
13. Lakukan pemantauan terhadap obat-obat yang digunakan
14. Berikan edukasi pada pasien dan keluarga .
15. Ucapkan terimakasih setelah selesai melakukan kegiatan
pencegahan dan sampaikan semoga lekas sembuh.
II.
Untuk pasien yang beresiko jatuh (risiko sedang dan tinggi )
1. Lakukan semua pencegahan umum
2. Pasang tanda risiko pasien jatuh (gelang kuning )
3. Libatkan pasien dan keluarga dalam pencegahan risiko jatuh
4. Berikan informasi risiko jatuh pada pasien dan keluarga
5. Dokumentasikan pemberian informasi pada formulir
dokumentasi informasi pasien jatuh.

6.
7.
8.
9.

III.

Unit Terkait

Beritahu pasien untuk meminta bantuan saat ambulasi


Observasi secara teratur kenyamanan pasien
Kaji ulang risiko jatuh tiap shift
Komunikasikan risiko pasien jatuh saat timbang terima pasien
antar shift
10. Dokumentasikan semua kegiatan pencegahan risiko jatuh
pada catatan kegiatan.
Untuk pasien setelah kejadian jatuh
1. Perawat segera memeriksa pasien
2. Laporkan dokter jaga untuk menentukan evaluasi lebih lanjut
3. Perawat melaksanakan terapi dari dokter jaga
4. Jika ada gangguan kognitif beritahukan keluarga untuk
menekan alarm /bel yang tersedia, jika tidak ada bel anjurkan
untuk segera melaporkan ke perawat.
5. Dilakukan pemeriksaan neurologi dan tanda-tanda vital.
6. Pasien diperbolehkan turun dari tempat tidur dengan seijin
perawat dan didampingi oleh keluarga untuk 24 jam pertama
kemudian dilakukan asessmen ulang.
7. Beritahu keluarga bahwa pasien telah mengalami kejadian
jatuh dan kemungkinan cedera yang mungkin timbul
8. Catat kejadian jatuh di Tim keselamatan Pasien Rumah Sakit
9. Keluarga atau orang yang mengetahui kejadian jatuh mengisi
laporan kejadian dan memberikan kepada perawat dan
meneruskan ke Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
10. Perawat melengkapi formulir jatuh dan menyertakan ke
laporan kejadian.
11. Berikan edukasi mengenai risiko jatuh dan pencegahan
kepada pasien dan keluarga.
12. Resiko jatuh pasien akan dinilai ulang dengan menggunakan
Assesmen Risiko Jatuh Harian kemudian ditentukan
intervensi dan pemilihan alat pengaman yang sesuai.
1.
2.
3.
4.

UGD
Ruang Rawat Inap Keperawatan
Unit Care Intensive
Unit Rawat Jalan

Anda mungkin juga menyukai