Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

UNIT : 1
PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIS

Nama
No. Mhs
Kel/Hari

: Aulia Inan Nur


: 13/350042/TK/41237
:
/Jumat siang

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR


JURUSAN TE-TI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GAJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
PENDAHULUAN
A. Resistor
Resistor adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat arus listrik
dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor adalah Ohm ().
Untuk mengetahui nilai hambatan pada suatu resistor dapat dilihat dari kode warna pada
resistor.Untuk resistor 4 gelang, gelang pertama dan kedua adalah angka digit, gelang ketiga
multiplier, sedang gelang keempat adalah nilai toleransi. Untuk resistor dengan 5 gelang,
gelang pertama kedua dan ketiga adalah angka digit. Gelang keempat mengandung nilai
multiplier. Dan nilai toleransi terdapat pada gelang kelima. Berikut ini nilai pada kode warna
resistor:

Warna
Hitam
Cokelat
Merah
Oranye
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Abu-abu
Putih
Emas
Perak
Kosong

Pita pertama

Pita kedua

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pita ketiga

Pita keempat

Pita kelima

(pengali)
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
10-1
10-2

(toleransi)

(koefisien suhu)

1% (F)
2% (G)

100 ppm
50 ppm
15 ppm
25 ppm

0.5% (D)
0.25% (C)
0.1% (B)
0.05% (A)
5% (J)
10% (K)
20% (M)

Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :


1) Resistor yang Nilainya Tetap
2) Resistor yang Nilainya dapat diatur. Contohnya adalah Potensiometer.
3) Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya. Contohnya adalah
LDR

4) Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu. Contohnya adalah
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient)

B. Tranformator
Transformator disingkat dengan Trafo. Trafo terdiri dari dua buah lilitan yaitu lilitan primer
dan lilitan skunder. Trafo bekerja berdasarkan sistem perubahan gaya medan listrik, yang
dapat digunakan untuk menaikan atau menurunkan tegangan listrik AC.
C. Dioda
dioda adalah komponen elektronika dengan 2 terminal yaitu anoda dan katoda dan berfungsi
untuk menyearahkan arus listrik. Dioda akan menghantarkan arus listrik dari Anode (P) ke
Katode (N), tetapi kalau kita baik polaritas tegangannya maka arus listrik akan diblok oleh
diode sehingga tidak ada aliran listrik.
D. Transistor

Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor dan
mempunyai tiga elektroda (triode) yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar
(emitor).
Transistor dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Transistor NPN

b) Transistor PNP

E. Kapasitor
kapasitor adalah komponen pasif elektronika yang dapat menyimpan muatan arus listrik di
dalam medan listrik sampai batas waktu tertentu dengan cara mengumpulkan
ketidakseimbangan internal dari muatan arus listrik.
F. Relay
Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau menutup rangkaian dengan
menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain. Sebuah relay tersusun atas kumparan,
pegas, saklar (terhubung pada pegas) dan 2 kontak elektronik (normally close dan normally
open)
a. Normally close (NC) : saklar terhubung dengan kontak saat relay tidak aktif atau dapat
dikatakan saklar dalam kondisi terbuka.

b. Normally open (NO) : saklar terhubung dengan kontak saat relay aktif atau dapat dikatakan
saklar dalam kondisi tertutup.

ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


A. Pengujian Resistor
R1= coklat hitam hijau emas
R2= jingga jingga coklat emas
R3= merah merah coklat emas
R4= kuning ungu coklat emas
R5= merah ungu jingga perak
Multitester
B. Pengujian Resistor pada rangkaian seri
R1= 470
R2= 220
R3= 330
R4= 1 M
R5= 27 k
Papan EEC 470
Multitester
C. Pengujian Resistor pada rangkaian pararel
R1= 470
R2= 220
R3= 330
R4= 1 M
R5= 27 k
R6= 2,2 k
R7= 22 k
R8= 220
Papan EEC 470
Mutitester
D. Pengujian Potensio
Potensio
Multitester
E. Pengujian LDR
LDR
Multitester
F. Pengujian Transformer pada Kumparan Primer dan Kumparan Sekunder
Tranformer
Multitester
G. Pengujian NTC dan PTC
NTC
PTC
Solder
Multitester
H. Pengujian Dioda
Dioda
Multitester
I. Pengujian Transistor PNP dan NPN
PNP 2SC1061

NPN
Multitester
J. Pengujian Kapasitor
C1= 0,977 F
C2= 99,5 nF
C3= 225,7 nF
C4= 10,15 nF
C5= 225,7 nF
Papan EEC 470
Multitester]
K. Pengujian relay
Relay
Multitester

ANALISIS RANGKAIAN
A. Pengujian Resistor
Kelima resistor dapat dicek langsung berapa besar hambatannya tanpa harus dibuat
rangkaiannya. Pengecekan besar hambatan dilakukan dengan multitester
B. Pengujian Resistor Hubungan Seri
Digunakan 5 resistor:
R1= 470
R2= 220
R3= 330
R4= 1 M
R5= 27 k

R1

R2

R3

R5

R4

Pada rangkaian di atas, dapat dilihat bahwa resistor nomor 1 sampaq 5 dirangkai
dalam bentuk rangkaian seri, Karena itu untuk mencari nilai total dari resistor di
rangkaian tersebut dapat menggunakan rumus:
Rtotal= R1+ R2 ++ Rn
C. Pengujian Resistor Hubungan Pararel
Digunakan Resistor:
R1= 470
R2= 220
R3= 330
R4= 1 M
R5= 27 k
R6= 2,2 k
R7= 22 k
R8= 220

R1

R2

R5

R4

R8

R3

R6

R7
Gambar diatas merupakan gabungan dari rangkaian pararel dan seri. Keterangannya
adalah sebagai berikut:
a) R1 dan R4, R3 dan R5, R7 dan R6 diparalelkan
b) Hasil dari pararel kemudian dihitung dengan seri dengan resistor R2, R8

Rumus untuk mengetahui nilai total hambatannya pada rangkaian pararel adalah sebagai
berikut:
1/Rtotal= 1/R1 + 1/R2 ++ 1/Rn
D. Pengujian Potensio
Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk
jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya
(biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk
menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu
(Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai
Resistansi sebuah Potensiometer.
E. Pengujian Light Dependet Resistor
Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut menghasilkan elektron
bebas dengan jumlah yang relative kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk
mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya redup, LDR menjadi
konduktor yang buruk, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang besar
pada saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang, ada lebih banyak elektron
yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan lebih banyak
elektron untuk mengangkut muatan elektrit. Artinya pada saat cahaya terang, LDR
menjadi konduktor yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi kecil
pada saat cahaya terang. Penerapan laindari sensor LDR ini ialah alarm Pencuri.
F. Pengujian Transformer pada Kumparan Primer dan Kumparan
Trafo Bekerja dengan menggunakan metode indukstansi timbal-balik atau disebut
mutual inductance. Jika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan
bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan
magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi
dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung
kumparan sekunder akan timbul ggl induksi.
G. Pengujian NTC dan PTC
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient)
merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat berubah apabila terjadi perubahan
temperatur di sekelilingnya. Nilai resistansi NTC sendiri akan naik apabila temperatur
di sekelilingnya turun, Sedangkan nilai resistansi PTC akan naik jika jika temperatur
di sekelilingnya naik.
H. Pengujian Diode
Dioda adalah gabungan bahan semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan
kelebihan elektron dan tipe P adalah kekurangan satu elektron sehingga membentuk

Hole. Hole dalam hal ini berfungsi sebagai pembawa muatan. Apabila kutub P pada
dioda (biasa disebut anode) dihubungkan dengan kutub positif sumber maka akan
terjadi pengaliran arus listrik dimana elektron bebas pada sisi N (katode) akan
berpindah mengisi hole sehingga terjadi pengaliran arus.
I.

Pengujian Transistor
Pengujian akan dilakukan terhadap dua transistor PNP 2SC1061 dan NPN

J. Pengujian Kapasitor
C1= 0.977 F
C2= 99,5 nF
C3= 225,7 nF
C4= 10,15 nF
C5= 225.7 nF

C1

C3

C3

C5

C4

Untuk mencari nilai total kapasitor dari rangkaian seri berikut, dapat
menggunakan rumus seperti berikut:
1/CTotal = 1/C1 + 1/C2 +..+ 1/Cn
K. Pengujian Relay
Relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi
(solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena
adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan
menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke
posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.

HASIL PENGUJIAN
A. Pengujian Resistor
No
1

Kode Warna
Coklat hitam hijau

Nilai Terbaca
1M

Nilai Terukur
1.002 M

Toleransi
5%

Nilai susut
0.002

emas
Jingga-jingga cokelat

330

0.332 k

5%

emas
Kuning ungu coklat

470

0.473 k

5%

emas
Merah merah coklat

220

0.219 k

5%

219

emas
Merah ungu jingga

27000

27k

10%

7
8

perak
Kotak putih pendek
Kotak putih lebih

5W47K
20W100

48.6 k
98.9

20%
20%

1.6 k
-1.1

panjang

B. Pengujian Resistor dalam Rangkaian seri


R1= 470
R2= 220
R3= 330
R4= 1 M
R5= 27 k
A-B

B-C

A-C

C-D

D-E

A-F

500

220

683

328

1.004m

1.032M

C. Pengujian Resistor dalam Rangkaian Pararel

R1= 470
R2= 220
R3= 330
R4= 1 M
R5= 27 k

R6= 2,2 k
R7= 22 k
R8= 220

A-B

B-C

A-C

C-D

D-E

0.460 k

0.9

0.46 k

0.29 k

4.3

A-F
0.980M

D. Pengujian Potensio

Pada Posisi 45: 42.4


Pada Posisi 90: 83
Pada Posisi 135: 92.2
Pada posisi max: 200

E. Pengujian LDR
a) LDR pada posisi terbuka terhadap sinyal= 16.5 k
b) LDR pada posisi sinar terhalang telapang tangan= 129k
c) LDR pada posisi tertutup telapak tangan= 0.067
F. Pengujian Trafo

No.

Kumparan Primer

Besarnya

Kumparan Sekunder

Tahanan

Besarnya
tahanan

0 dengan 110

28.6

CT dengan 9

0 dengan 220

57.7

CT dengan 12

1.4

110 dengan 220

0.83 K

12 dengan 12

2.3

18 dengan 18

19.4

G. Pengujian NTC dan PTC


NTC keadaan netral tidak dipanasi= 17.5
PTC keadaan netral tidak dipanasi= 14.4
NTC keadaan dipanasi= 5.6
PTC keadaan dipanasi= 17.9
H. Pengujian Diode
a) Pencolok merah dengan Anoda, pencolok hitam katoda= 13.96M
b) Pencolok hitam dengan Anoda, pencolok merah dengan Katoda= -9.49M
I. Pengujian PNP dan NPN
a) PNP
Merah ke Basis

Merah ke Basis

Merah ke kolektor

Hitam ke Kolektor

Hitam ke Emitor

Hitam ke Emitor

14.13M

18.66 M

Hitam ke Basis
Merah ke Kolektor

Hitam ke Basis
Merah ke emitor

Hitam ke Kolektor
Merah ke Emitor

17.35 M

19.05 M

Merah ke Basis
Hitam ke Kolektor

Merah ke Basis
Hitam ke Emitor

Merah ke kolektor
Hitam ke Emitor

14.45 M

17.20 M

b) NPN

J. Pengujian Kapasitor

Kapasitor

10K

100K

220K

1 F

Terukur

10.15 nF

99.5 nF

225.7 nF

0.977

A-C= 902 F
A-E= 0.19 F
C-F= 9.36 F

K. Pengujian Relay
a) Keadaan Normal
Titik A dengan titik NO = 0 volt
Titik A dengan titik NC = 4 volt
b) Keadaan Aktif (tanpa beban)
Ground dengan NO = 0 volt
Ground dengan NC = 7 volt
c) Keadaan aktif (dengan beban motor DC)
Ground dengan NO = 4,98 volt
Ground dengan NC = 0 volt
Arus pada motor= 44,4 mA

ANALISA HASIL PENGUJIAN


A. Pengujian Resistor
No
1

Kode Warna
Coklat hitam hijau

Nilai Terbaca
1M

Nilai Terukur
1.002 M

Toleransi
5%

Nilai susut
0.002

emas
Jingga-jingga cokelat

330

0.332 k

5%

emas
Kuning ungu coklat

470

0.473 k

5%

emas
Merah merah coklat

220

0.219 k

5%

-1

emas
Merah ungu jingga

27000

27k

10%

7
8

perak
Kotak putih pendek
Kotak putih lebih

5W47K
20W100

48.6 k
98.9

20%
20%

1.6 k
-1.1

panjang

Resistor coklat hitam hijau emas berarti warna coklat dan hitam menunjukan nilai 10
dan multipliernya adalah 100.000 dengan toleransi 5 %, jadi besar hambatan resistor tersebut
adalah 1.000.000 . Nilai batas toleransi dari resistor tersebut adalah 5 % x 1000.000 =
50.000 nilai susut sebesar 0.002 lebih kecil dari batas nilai toleransi, berarti resistor yang
dijujikan masih baik.
Resistor jingga jingga coklat emas berarti warna jingga dan jingga menunjukan nilai
33 dan multipliernya adalah 10 dengan toleransi 5 %, jadi besar hambatan resistor tersebut
adalah 330 . Nilai batas toleransi dari resistor tersebut adalah 5 % x 330 = 16.5 nilai
susut sebesar 2 lebih kecil dari batas nilai toleransi, berarti resistor yang dijujikan masih
baik.

Resistor kuning ungu coklat emas berarti warna kuning dan ungu menunjukan nilai
47 dan multipliernya adalah 10 dengan toleransi 5 %, jadi besar hambatan resistor tersebut
adalah 470 . Nilai batas toleransi dari resistor tersebut adalah 5 % x 470 = 23.5 nilai
susut sebesar 3 lebih kecil dari batas nilai toleransi, berarti resistor yang dijujikan masih
baik.
Resistor merah merah coklat emas berarti warna merah dan merah menunjukan nilai
22 dan multipliernya adalah 10 dengan toleransi 5 %, jadi besar hambatan resistor tersebut
adalah 220 . Nilai batas toleransi dari resistor tersebut adalah 5 % x 220 = 11 nilai
susut sebesar -1 lebih kecil dari batas nilai toleransi, berarti resistor yang dijujikan masih
baik.
Resistor merah ungu jingga perak berarti warna merah dan ungu menunjukan nilai 27
dan multipliernya adalah 1000 dengan toleransi 10 %, jadi besar hambatan resistor tersebut
adalah 27.000 . Nilai batas toleransi dari resistor tersebut adalah 10 % x 27.000 = 2.700
nilai susut sebesar 0 lebih kecil dari batas nilai toleransi, berarti resistor yang dijujikan
masih baik.
Resistor kotak putih pendek memiliki nilai resistor sebesar 47K

dan nilai

toleransinya adalah 20%. Nilai batas toleransi dari resistor tersebut adalah 20 % x 47.000 =
9.400 nilai susut sebesar 1600 lebih kecil dari batas nilai toleransi, berarti resistor yang
dijujikan masih baik.
Resistor kotak putih pendek memiliki nilai resistor sebesar 100

dan nilai

toleransinya adalah 20%. Nilai batas toleransi dari resistor tersebut adalah 20 % x 100 = 20
nilai susut sebesar -1.1 lebih kecil dari batas nilai toleransi, berarti resistor yang dijujikan
masih baik.
B. Pengujian Resistor dalam Rangkaian Seri

R1= 470
R2= 220
R3= 330
R4= 1 M
R5= 27 k

A-B

B-C

A-C

C-D

D-E

A-F

500

220

683

328

1.004M

1.032M

Karena Rangkaiannya berupa rangkaian seri maka menggunakan rumus berikut:


Rtotal= R1+ R2 ++ Rn
Pada pengujian A-B, nilai susutnya adalah 500 -470 = 30 . Nilai toleransinya
adalah 5% X 470 = 23.5 . Penyusutan berada di atas batas toleransi sebesar 30
kemungkinan resistor tersebut tidak dalam kondisi yang masih baik .
Pada pengujian B-C, nilai susutnya adalah 220 -220 = 0 . Nilai toleransinya
adalah 5% X 220 = 11 . Penyusutan masih dibawah nilai toleransi resistor jadi resistor
tersebut dalam kondisi baik.
Pada pengujian A-C, nilai susutnya adalah 683-(470+220)= (683-690)= -7.
Nilai toleransinya adalah 5% X 690 = 34.5 . Penyusutan masih dibawah nilai toleransi
resistor jadi kedua resistor tersebut dalam kondisi baik.
Pada pengujian C-D, nilai susutnya adalah 32-330= -2. Nilai toleransinya adalah
5% X 330 = 16.5 . Penyusutan masih dibawah nilai toleransi resistor jadi resistor tersebut
dalam kondisi baik.
Pada pengujian D-E, nilai susutnya adalah 1.004M-1M= 0.004M. Nilai
toleransinya adalah 5% X 1M= 50.000. Penyusutan masih dibawah nilai toleransi resistor
jadi resistor tersebut dalam kondisi baik.
Pada

pengujian

A-F,

nilai

susutnya

adalah

1.032M-

(470+220+330+1.000.000+27.000)= (1,032-1,028)M= 3980 . Nilai toleransinya adalah


5% X 1,028M= 51.400 . Penyusutan masih dibawah nilai toleransi resistor jadi semua
resistor tersebut dalam kondisi baik.
C. Pengujian Resistor dalam Rangkaian Pararel

R1= 470
R2= 220
R3= 330
R4= 1 M
R5= 27 k
R6= 2,2 k
R7= 22 k
R8= 220

A-B

B-C

A-C

C-D

D-E

A-F

0.460 k

0.9

0.46 k

0.29 k

4.3

0.980K

Pada pengujian A-B, nilai susutnya adalah 0.460k-(103.400/690)= (460149.86)= 310.14 . Nilai toleransinya adalah 5% X 149.86= 7,493. Penyusutan berada
di atas batas toleransi sebesar 310.14 kemungkinan resistor tersebut tidak dalam kondisi
yang masih baik .
Pada pengujian B-C, nilai susutnya adalah 0.9-330= -329,1 . Nilai toleransinya
adalah 5% X 330= 16.5 . Penyusutan berada di atas batas toleransi sebesar 329,1
kemungkinan resistor tersebut tidak dalam kondisi yang masih baik .
Pada pengujian A-C, nilai susutnya adalah 0.460k-(149,86+330)= (460479,86)= -19,86 . Nilai toleransinya adalah 5% X 479,86= 23,993. Penyusutan masih
dibawah nilai toleransi resistor jadi semua resistor tersebut dalam kondisi baik.
Pada pengujian C-D, nilai susutnya adalah 0.29k-(330.000.000/1.000.330)= (290329,89)= -39,89 . Nilai toleransinya adalah 5% X 329,89= 16,49. Penyusutan berada
di atas batas toleransi sebesar -39,89 kemungkinan resistor tersebut tidak dalam kondisi
yang masih baik .
Pada pengujian D-E, tidak ada resistor pada D ke E. Jadi, mestinya tidak ada nilai
hambatan yang mucul pada D-E.

Pada pengujian A-F, nilai susutnya adalah 0,980K-917,54= 62,46 . Nilai


toleransinya adalah 5% X 917,54= 45,877. Penyusutan berada di atas batas toleransi
sebesar 62,46 kemungkinan resistor tersebut tidak dalam kondisi yang masih baik .
D. Pengujian Potensio

Pada Posisi 45: 42.4


Pada Posisi 90: 83
Pada Posisi 135: 92.2
Pada posisi max: 200
Pengujian dilakukan dengan menghubungkan salah satu probe ke kaki tengah

potensiometer dan probe yang lain dihubungkan dengan kaki pinggir potensiometer. Pada
pemutaran 45 derajat nilai hambatannya adalah 42,4 ohm, kemudian diputar sebanyak 45
derajat lagi dan nilai hambatannya bertambah menjadi 83 ohm. Kemudian saat diputar sampai
135 derajat nilai hambatannya berubah menjadi 92,2 ohm. Lalu saat diputar sampai posisi
max, nilai hambatannya menjadi 200 ohm. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin diputar ke
arah menuju maksimum hambatan dari 2 kaki potensio meter semakin membesar.
E. Pengujian LDR
a) LDR pada posisi terbuka terhadap sinyal= 16.5 k
b) LDR pada posisi sinar terhalang telapang tangan= 129k
c) LDR pada posisi tertutup telapak tangan= 0.067
Pada saat terkena cahaya, nilai hambatan pada LDR adalah 16.5 kiloohm. Lalu saat LDR
terhalang oleh telapak tangan nilai hambatannya bertambah menjadi 129 kiloohm. Tapi, saat
LDR tertutup telapak tangan nilai hambatannya berkurang menjadi 0,067 ohm. Padahal
seharusnya nilai hambatannya bertambah karena LDR memiliki prinsip kerja semakin banyak
intensitas cahayanya semakin kecil besar hambatannya dan sebaliknya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pada pengukuran LDR pada saat posisi tertutup terjadi kesalahan
pengukuran atau kesalahan penulisan nilai hambatan tersebut.
F. Pengujian Trafo

No.

Kumparan Primer

Besarnya

Kumparan Sekunder

Tahanan

Besarnya
tahanan

0 dengan 110

28.6

CT dengan 9

0 dengan 220

57.7

CT dengan 12

1.4

110 dengan 220

0.83 K

12 dengan 12

2.3

18 dengan 18

19.4

Pengujian pada input antara 0 dengan 220 mempunyai hambatan sebesar 41,8 .
Sementara pengujian dari 0 dan 220 mempunyai nilai hambatan yang mendekati nilai
2 kali lipat nilai pengukuran hambatan dari 0 dan 110. Antara 0 dan 110 dengan 110
dan 220 mempunyai jumlah kumparan yang sangat berbeda, jadi bisa dikatakan
bahwa panjang kawat tembaga antara 0 dan 110 dengan 110 dan 220 berbeda.
G. Pengujian NTC dan PTC
NTC keadaan netral tidak dipanasi= 17.5
PTC keadaan netral tidak dipanasi= 14.4
NTC keadaan dipanasi= 5.6
PTC keadaan dipanasi= 17.9
Nilai hambatan NTC saat tidak dipanasi adalah 17,5 ohm. Lalu setelah dipanaskan
dengan cara didekatkan ke solder, nilai hambatannya turun menjadi 5,6 ohm. Hal ini
sesuai dengan prinsip kerja NTC yaitu jika suhu mengalami penurunan maka nilai
hambatan akan mengalami kenaikan dan sebaliknya. Nilai hambatan PTC saat tidak
dipanasi adalah 14,4 ohm, kemudian setelah dipanaskan dengan menggunakan solder
nilai hambatannya naik menjadi 17,9 ohm. Hal ini bersesuaian dengan prinsip kerja
PTC yaitu jika suhu mengalami kenaikan maka nilai hambatan akan mengalami
kenaikan juga.
H. Pengujian Diode
a) Pencolok merah dengan Anoda, pencolok hitam katoda= 13.96M
b) Pencolok hitam dengan Anoda, pencolok merah dengan Katoda= -9.49M
Pengujian diode menunjukkan bahwa terdapat hambatan besar saat mengukur hambatan
melalui probe merah dengan anoda dan hitam dengan katoda. Multimeter mengukur
hambatan dengan memberikan arus kepada komponen tersebut. Saat arus listrik mengalir dari
anoda ke katoda arus dapat dilewatkan. Tapi pada saat mengukur hambatan melalui pribe
hitam pada Anoda dan merah pada katoda menghasilkan hambatan sebesar -9.49M. Padahal
seharusnya tidak ada hambatan yang dihasilkan saat arus mengalir pada katoda ke anoda.
Karena diode memiliki prinsip kerja mengalirkan arus dari anoda ke katoda.
I.

Pengujian PNP dan NPN


a) PNP

Merah ke Basis
Hitam ke Kolektor

Merah ke Basis
Hitam ke Emitor

Merah ke kolektor
Hitam ke Emitor

14.13M

18.66 M

Hitam ke Basis
Merah ke Kolektor

Hitam ke Basis
Merah ke emitor

Hitam ke Kolektor
Merah ke Emitor

17.35 M

19.05 M

Merah ke Basis
Hitam ke Kolektor

Merah ke Basis
Hitam ke Emitor

Merah ke kolektor
Hitam ke Emitor

14.45 M

17.20 M

b) NPN

Pada pengujian PNP dapat dilihat bahwa terdapat arus listrik yang mengalir dari basis ke
kolektor, basis ke emitor, kolektor ke basis dan emitor ke basis. Pada kolektor ke emitor dan
emitor ke kolektor tidak terdapat arus listrik.
Pada pengujian NPN dapat dilihat bahwa terdapat arus listrik yang mengalir dari basis ke
kolektor dan basis ke emitor, sedangkan dari kolektor ke emitor tidak terdapat arus listrik
yang mengalir.
J. Pengujian Kapasitor

Kapasitor

10K

100K

220K

1 F

Terukur

10.15 nF

99.5 nF

225.7 nF

0.977

A-C= 902 F
A-E= 0.19 F
C-F= 9.36 F

Untuk mencari nilai kapasitor pada rangkaian seri dapat menggunakan rumus:

1
1
1
1
1
=
+
+
+ +
CP C 1 C 2 C 3
Cn

A-C

1
1
1
1
1
=
+
=
+
=CP 1=0,090471 F
CP 1 C 1 C 2 0,977 0,0995

A-E

1
1
1
1
1
1
1
1
1
=
+
+
+
=
+
+
+
=0,008745 F
CP 1 C 1 C 2 C 3 C 4 0,977 0,0995 0,225 0,0101

C-F

1
1
1
1
1
1
1
=
+
+
=
+
+
=0,009268 F
CP 1 C 3 C 4 C 5 0,225 0,0101 0,225
K. Pengujian Relay
a) Keadaan Normal
Titik A dengan titik NO = 0 ohm
Titik A dengan titik NC = 4 ohm
b) Keadaan Aktif (tanpa beban)
Ground dengan NO = 0 volt
Ground dengan NC = 7 volt
c) Keadaan aktif (dengan beban motor DC)
Ground dengan NO = 4,98 volt
Ground dengan NC = 0 volt
Arus pada motor= 44,4 mA
Pada saat keadaan normal tidak terdapat arus listrik pada titik A dengan titik NO, karena
prinsip kerja relay adalah pada saat relay belum aktif saklar terhubung dengan NC sehingga
yang dilalui arus adalah dari titik A dengan titik NC.
Pada saat keadaan aktif, terdapat tegangan dari ground ke NC sedangkan tidak ada tegangan
dari ground ke NO karena pada saat itu saklar dalam kondisi terbuka sehingga saklar
terhubung dengan NC
Pada saat keadaan aktif dan sudah diberi beban motor DC, terdapat tegangan dari ground ke
NO sedangkan tidak ada tegangan dari Ground ke NC karena pada saat itu saklar sedang
dalam keadaan tertutup sehingga saklar terhubung dengan NO

KESIMPULAN
1)
2)
3)
4)

Nilai resistor tidak selalu sama dengan kode warna yang telah ada pada resistor
Besar hambatan LDR akan semakin besar jika intensitas cahayanya sedikit.
Besar hambatan pada NTC dan PTC tergantung pada suhunya
Pada NPN dan PNP, dari kolektor ke emitor dan emitor ke kolektor tidak terdapat arus

listrik
5) Pada Potensio, semakin diputar ke arah max, hambatannya semakin besar
6) Pada diode, arus listrik mengalir dari anoda ke katoda.
7) Untuk mencari nilai pada kapasitor seri dapat menggunakan rumus:

1
1
1
1
1
=
+
+
+ +
CP C 1 C 2 C 3
Cn

8) Untuk menghitung nilai resistor pada rangkaian pararel dapat menggunakan rumus :
1/Rtotal= 1/R1 + 1/R2 ++ 1/Rn
9) Untuk menghitung nilai resistor pada rangkaian seri dapat menggunakan rumus:
Rtotal= R1 + R2 ++ Rn

Anda mungkin juga menyukai