Obat dengan kewaspadaan tinggi / High alert adalah obat yang
sering menyebabkan kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (Adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM, atau Look Alike Sound Alike / LASA). (PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011)
1. Mencegah kesalahan pemberian obat akibat nama obat, rupa
dan ucapan mirip (NORUM); 2. Mengurangi tingkat kesalahan pemberian elektrolit konsentrat dan obat-obat High Alert lainnya; 3. Melakukan pemantauan, pengumpulan data medication error akibat penggunaan dan pengelolaan High Alert Medication, analisa data dan rencana tindak lanjut dari kecendrungan kejadian.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT KEBIJAKAN
1. Resep Obat High Alert mulai dari resep masuk, penyiapan,
pelabelan sampai penyerahan ke tangan pasien harus dilakukan pengecekan disetiap prosedurnya oleh petugas yang berbeda. 2. Tiap obat high alert harus diberi label High Alert 3. Tiap cairan konsentrat harus diberi label Dilute Before Use.
PROSEDUR
1. Tiap resep yang masuk ke Instalasi Farmasi setelah dicek
keabsahannya harus diberi nomor antrian.
2. Apabila ada penulisan resep yang meragukan / kurang jelas maka petugas akan menanyakan hal tersebut ke bangsal atau dokter penulis resep baik secara langsung maupun melalui telpon. 3. Selanjutnya resep dibuatkan etiketnya, untuk obat oral diberi etiket putih sedangkan injeksi, nebu, obat luar & obat semprot diberi etiket biru. 4. Khusus untuk resep yang mengandung obat High Alert selain dibuatkan etiket juga ditambahkan sticker High Alert yang nantinya akan ditempel pada kemasan obat High Alert dan untuk cairan konsentrat diberi tambahan sticker Dilute Before Use. 5. Tulis nama obat high alert pada sticker High Alert yang sudah disediakan sebelum ditempel pada kemasan obat high alert. 6. Pada saat akan menempelkan sticker high alert pada kemasan obat harus disaksikan oleh petugas yang lain, dimana petugas pengemas & petugas yang menyaksikan harus membubuhkan tanda centang masing-masing 1x pada sticker obat high alert. 7. Untuk obat eceran (tablet atau kapsul tanpa kemasan) maka pada plastik obat ditambahkan sticker same name as. 8. Setelah obat siap, obat diserahkan ke petugas bagian penyerahan obat untuk dicek kembali sebelum diserahkan ke tangan pasien. Setelah dicek petugas penyerahan wajib membubuhkan tanda centang 1x pada sticker obat high alert. 9. Untuk resep rawat jalan saat penyerahan obat ke pasien dilakukan konseling, setelah itu petugas membubuhkan tanda centang 1x pada sticker obat high alert. 10. Untuk resep rawat inap, setelah obat sampai di bangsal perawat melakukan pengecekan kesesuaian antara obat yang datang dengan resep dokter, jika sudah sesuai maka petugas membubuhkan tanda centang 1x pada sticker obat high alert.