Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN R-LAB

Pengukuran Lebar Celah


Nama

: Daud Abdussalam

NPM

: 1506745812

Fakultas

: Teknik

Departemen

: Teknik Mesin

Kode Praktikum

: OR02

Tanggal Praktikum

: 24 April 2016

Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP-IPD)

Universitas Indonesia
Depok

TUJUAN
Mengukur lebar celah tunggal dengan menggunakan metode difraksi
PERALATAN

Piranti laser dan catudaya

Piranti pemilih otomatis celah tunggal

Piranti scaner beserta detektor fotodioda

Camcorder

Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

PRINSIP DASAR
Gelombang cahaya
Cahaya memang menarik untuk dipelajari. Sejak berabad-abad yang lalu banyak ahli
yang tertarik untuk meneliti cahaya. Sebagai contoh adalah Newton dan Maxwell. Teori Newton
tentang cahaya terkenal dengan teori partikel cahaya sedangkan teori Maxwell terkenal dengan
gelombang elektromagnetik. Fisikawan lain yang juga tertarik akan cahaya adalah Huygens,
Thomas Young, dan Fresnell. Tokoh-tokoh fisika ini cukup banyak memberikan sumbangan
terhadap perkembangan teori tentang cahaya. Cahaya merupakan radiasi gelombang
elektromagnetik yang dapat dideteksi mata manusia. Karena itu, cahaya selain memiliki sifatsifat gelombang secara umum misal dispersi, interferensi, difraksi, dan polarisasi, juga memiliki
sifat-sifat gelombang elektromagnetik, yaitu dapat merambat melalui ruang hampa.
Ada dua jenis cahaya, yaitu cahaya polikromatik dan cahaya monokromatik. Cahaya
polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Contoh
cahaya polikromatik adalah cahaya putih. Adapun cahaya monokromatik adalah cahaya yang

hanya terdiri atas satu warna dan satu panjang gelombang. Contoh cahaya monokromatik adalah
cahaya merah dan ungu.

Dispersi Cahaya (Disperse Light Wave)


Gejala dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik) menjadi
cahaya berwarna-warni (monokromatik).
Di depan telah disinggung bahwa cahaya putih merupakan cahaya polikromatik, artinya
cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke
prisma maka cahaya putih akan terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu. Cahaya-cahaya ini memiliki panjang gelombang yang berbeda. Setiap panjang
gelombang memiliki indeks bias yang berbeda. Semakin kecil panjang gelombangnya semakin
besar indeks biasnya. Indeks bias cahaya tersebut adalah ungu > nila > biru > hijau > kuning >
jingga > merah. Perhatikan di samping! Seberkas cahaya polikromatik diarahkan ke prisma.
Cahaya tersebut kemudian terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan
ungu. Tiap-tiap cahaya mempunyai sudut deviasi yang berbeda. Selisih antara sudut deviasi
untuk cahaya ungu dan merah disebut sudut dispersi. Besar

Grafik dari R-LAB

Anda mungkin juga menyukai