Anda di halaman 1dari 4

Metode pemasangan pen

Reduksi: Upaya untuk memanipulasi fragmen tulang sehingga kembali seperti


semula secara optimal. Reduksi fraktur dapat dilakukan dengan reduksi tertutup, traksi,
atau reduksi terbuka. Reduksi fraktur dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah
jaringan lunak kehilangan elastisitasnya akibat infiltrasi karena edema dan perdarahan.
atau kebanyakan digunakan untuk fraktur pada tulang tibia, tetapi juga dapat dilakukan
pada tulang femur, humerus dan pelvis (Mansjoer, 2000).

Metode pembedahan dengan fiksasi interna atau reduksi terbuka.


Pada umumnya insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan
sepanjang bidang anatomik menuju tempat yang mengalami fraktur.
Hematoma fraktur dan fragmen-fragmen tulang yang telah mati diirigasi dari luka. Fraktur
kemudian direposisi agar menhasilkan posisi yang normal kembali. Sesudah direduksi,
fragmen tersebut dipertahankan dengan alat ortopedik yaitu pen.
Di pasaran yang ada saat ini pen terbuat dari stainless steel atau titanium, sudah terbukti
bahwa titanium lebih bagus dari stainless steel , karena reaksi penolakan tubuh hampir tidak
ada dibanding stainless , lebih ringan dan lebih kuat, daya adhesi terhadap kuman lebih
rendah

dibanding

stainless.

Pada pen yang terbuat dari stainless, dianjurkan bila tulang sudah menyambung pen di
lepas saja untuk mencegah infeksi atau penolakan tubuh. Keuntungan pelepasan pen
adalah : membuat daya elastis tulang yang terpasang pen kembali seperti semula, tulang
lebih kuat,mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh terhadap pen.
Namun sebaiknya pen dilepas setelah tulang menyambung (rata-rata setelah 1
tahun),apalagi pada anak-anak harus dilepas segera karena dapat mengganggu
pertumbuhan tulang. Khusus pada orang lanjut usia bila tidak ada keluhan tidak perlu, tapi
lebih baik di lepas bila ada keluhan.

Operasi ORIF memeiliki keuntungan reduksi yang akurat, stabilisasi eduksi tertinggi ,
pemeriksaan neurovaskular lebih mudah, berkurangnya alat mobilisasi eksternal penyatuan
sendi yang berdekatan dengan oatah tulang lebih cepat.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. FKUI. Jakarta
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
A. KEUNTUNGAN FIKSASI EKSTERNA
Mengurangi kerusakan vaskuler pada tulang
Mengurangi gangguan pada lapisan jaringan lunak.
Sangat berguna untuk menstabilkan fraktur terbuka.
Kekakuan pada fiksasi dapat diatur tanpa prosedur operasi
Mengurangi resiko terjadinya infeksi.
Cukup aman untuk digunakan pada kasus dengan infeksi pada tulang.
Mobilisasi dapat cepat dilakukan oleh pasien, dan bagian tubuh dapat digerakkan dan
berpindah posisi tanpa adanya perasaan takut akan terjadi pergeseran pada tulang.
Kompresi, netralisasi dan distraksi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna sesuai dengan
bentuk fraktur.
B. KERUGIAN FIKSASI EKSTERNA
Pin dan wires dapat menembus jaringan lunak
Membatasi pergerakan sendi.
Terdapat komplikasi pin-track pada penggunaan fiksasi eksterna yang lama.
Secara mekanis pemasangan pin dan rangka fiksasi sulit dilakukan dan mudah terjadi
infeksi jika teknik pemasangannya tidak benar.
Alat-alat pada fiksasi eksterna sangat mahal.
Rangka fiksasi dapat terdiri dari beberapa rangkaian sehingga pasien merasa tidak nyaman
dan dengan alasan estetika.
METODE DAN TEKNIK PEMASANGAN
Metode
Terdapat dua metode yang pada umumnya digunakan untuk meletakkan pin yang
digunakan pada fiksasi eksterna yaitu :
1. Through-and-through, yaitu masing-masing pin dimasukkan melalui kulit dan menembus
fragmen tulang kemudian keluar menembus kulit pada sisi sebelahnya.
2. One-side (Cantilever system), yaitu pin dimasukkan melewati fragmen tulang tetapi tidak
sampai menembus sampai pada sisi sebelah dan menonjol hanya pada salah satu sisi
tubuh.

TEKNIK PEMASANGAN
A. Teknik pin insertion
Sebelum dilakukan fiksasi, berikan tanda silang pada tempat atau daerah safe Zone
sebagai tempat untuk memasukkan pin dan meminimalkan resiko trauma pada sistem saraf,
pembuluh darah dan tendo.
1. Diafisis
Untuk pemasangan pin pada bagian diafisis sangat penting bagi kita untuk menghindari

terjadinya kerusakan pada tulang akibat rasa panas yang ditimbulkan pada saat
memasukkan pin atau schanz screws.
Untuk memasukkan pin atau schanz screws secara tepat, maka pin tersebut harus
mencapai korteks pada bagian ujungnya tetapi tidak sampai menembus terlalu jauh. Dan
untuk mencapai sasaran yang tepat maka kita bisa menggunakan ukuran atau dibantu
dengan intraoperative x-ray.
Jika pin yang dimasukkan tidak mencapai ujung korteks maka kemungkinan pin yang
digunakan agak
pendek atau pin yang dimasukkan menembus bagian lain. Dan dari gambaran x-ray kontrol
akan tampak empty hole pada bagian ujung korteks yang berarti skrup yang dimasukkan
tidak mencapai ujung korteks.
2. Metafisis
Untuk pemasangan pada bagian metafisis terdapat hal-hal penting yang
harus diperhatikan pada saat akan memasukkan pin atau schanz screw yaitu :
Tidak membuat trauma pada pembuluh darah dan nadi.
Tidak meletakkan pin pada sendi.
Menghindari fracture lines.
Menggunakan self-drilling screws pada tulang metafisis.
B. Frame construction
a. Tampak gambaran ilustrasi penatalaksanaan fixator first untuk complex open fracture.
b. Pada setiap fragment tulang, pin dipasang berdasarkan kondisi jaringan lunak.
c. Hubungkan pin pada rangka atau bar yang memiliki dua pengait untuk mereposisi.
d. Setelah direposisi, kedua bars dihubungkan dengan tube ketiga dan dilakukan tube-totube clamps.
e. Tampak pada tulang fibula juga difiksasi untuk menjaga stabilisasi.
PERAWATAN POST OPERATIVe
Perawatan Pin-track.
Pin site dibersihkan tiap hari dengan menggunakan cairan hydrogen peroxide atau sabun
antibakteri atau dengan larutan betadine. Pasien dilatih tiap 2-4 minggu sampai
penyembuhan fraktur. Pin site dijaga agar tidak terjadi infeksi dan semua hubungan fiksator
di cek untuk memastikan tetap saling berhubungan. Pada 4-6 minggu pertama hanya
diberikan latihan keseimbangan berat badan. Pada pasien dengan trauma pada tumit yang
tidak stabil, maka pin pada kaki dapat di pertahankan lebih lama sampai tumit dapat stabil
kembali.
Timing of procedure
Intramedullary nailing atau pemasangan plat atau fiksasi interna dipertimbangkan aman jika
dilaksanakan dalam dua minggu pertama setelah fiksasi eksterna, dimana perawatan pinsite baik tanpa tanda-tanda infeksi. Kemudian fiksasi eksterna dapat dilepaskan setelah 6-8
minggu dengan mempertimbangkan fracture healing.
KOMPLIKASI
Terdapat beberapa potensi komplikasi dengan sepsis yang pada umumnya terjadi yaitu :
Pin Tract Infection. Tanpa adanya keahlian dalam teknik pemasangan pin dan perawatan
yang baik, maka hal ini merupakan komplikasi yang pada umumnya paling banyak terjadi
sekitar 30 %. Dimulai dari proses radang yang berasal dari luka sampai terjadi infeksi
superfisial yang dapat menyebabkan terjadinya osteomyelitis hingga memerlukan
pemberian antibiotik.
Gangguan Neurovaskular . Seorang ahli bedah harus mengetahui daerah safe zone dan
danger zone sebelum memasang pin. Nervus radialis pada bagian distal tangan dan pada
bagian proksimal dari telapak tangan, dan arteri tibialis anterior serta nervus peroneus pada

kaki merupakan tempat yang paling sering terkena. Vessel penetration , trombosis,
arterivenous fistula, dan aneurysma sering ditemukan.
Refraktur. Kemungkinan besar dapat terjadi pada saat mengeluarkan pin. Seperti pada
metode open reduction dapat menjadi sulit atau tidak mungkin dilakukan apabila terdapat
infeksi pada pin tract.

Anda mungkin juga menyukai