Disusun oleh :
SN.211105
1. Definisi
OREF adalah reduksi terbuka dengan Fiksasi eksterna . Fiksasi eksterna adalah
alat yang diletakkan diluar kulit untuk menstabilisasikan fragmen tulang dengan
memasukkan dua atau tiga pin metal perkutaneus menembus tulang pada bagian
proksimal dan distal dari tempat fraktur dan pin tersebut dihubungkan satu sama lain
dengan menggunakan eksternal bars. Teknik ini terutama atau kebanyakan digunakan
untuk fraktur pada tulang tibia, tetapi juga dapat dilakukan pada tulang femur,
kerusakan jaringan lunak . Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk fraktur
kominutif ( hancur atau remuk ) . Pin yang telah terpasang dijaga agar tetap terjaga
Adapun definisi lainnya adalah bahwa Fiksasi eksterna adalah alat yang
dua atau tiga pin metal perkutaneus menembus tulang pada bagian proksimal dan
distal dari tempat fraktur dan pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan
menggunakan eksternal bars. Teknik ini terutama atau kebanyakan digunakan untuk
fraktur pada tulang tibia, tetapi juga dapat dilakukan pada tulang femur, humerus dan
pelvis. Prinsip dasar dari teknik ini adalah dengan menggunakan pin yang diletakkan
pada bagian proksimal dan distal terhadap daerah atau zona trauma, kemudian pin-pin
tersebut dihubungkan satu sama lain dengan rangka luar atau eksternal frame atau
rigid bars yang berfungsi untuk menstabilisasikan fraktur. Alat ini dapat digunakan
treatment berdasarkan lokasi dan tipe trauma yang terjadi pada tulang dan jaringan
2
definitive treatment pada beberapa trauma . Fiksasi eksterna terutama digunakan
ketika terdapat luka dan trauma pada jaringan lunak yang merupakan kontraindikasi
2. Tujuan OREF
Nyeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri, namun karena
Biasanya tulang yang patah akan mulai menyatu dalam waktu 4 minggu dan akan
Imobilisasi yang lama dapat mengakibatkan mengecilnya otot dan kakunya
3. Indikasi OREF
a. Fraktur terbuka grade II (Seperti grade I dengan memar kulit dan otot ) dan III
(Luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh darah, syaraf otot dan kulit )
b. Fraktur terbuka yang disertai hilangnya jaringan atau tulang yang parah.
f. Fraktur yang terinfeksi di mana fiksasi internal mungkin tidak cocok. Misal :
3
g. Non union yang memerlukan kompresi dan perpanjangan.
4. Kontraindikasi OREF
a. Open fraktur dengan soft tissue yang perlu penanganan lanjut yang lebih baik bila
c. Simple fraktur (bisa dengan pemasangan plate and screw nail wire)
Fiksator ini memberikan kenyamanan bagi pasien , mobilisasi awal dan latihan
diminimalkan
c. Kerusakan periostium yang parah sehingga terjadi delayed union atau non
union .
d. Emboli lemak.
e. Overdistraksi fragmen.
6. Hal – hal yang Harus Diperhatikan pada Klien dengan Pemasangan Eksternal
Fiksasi
a. Persiapan psikologis
eksternal Alat ini sangat mengerikan dan terlihat asing bagi pasien. Harus
diyakinkan bahwa ketidaknyamanan karena alat ini sangat ringan dan bahwa
4
mobilisasi awal dapat diantisipasi untuk menambah penerimaan alat ini, begitu
Setelah pemasangan fiksator eksternal , bagian tajam dari fiksator atau pin harus
ditutupi untuk mencegah adanya cedera akibat alat ini. Tiap tempat pemasangan
pin dikaji mengenai adanya kemerahan , keluarnya cairan, nyeri tekan, nyeri dan
tekanan terhadap alat ini terhadap kulit, saraf, atau pembuluh darah.
c. Pencegahan infeksi
Perawatan pin untuk mencegah infeksi lubang pin harus dilakukan secara rutin.
Tidak boleh ada kerak pada tempat penusukan pin, fiksator harus dijaga
diberitahu. Klem pada fiksator eksternal tidak boleh diubah posisi dan ukurannya.
d. Latihan isometrik
Latihan isometrik dan aktif dianjurkan dalam batas kerusakan jaringan bisa
menahan. Bila bengkak sudah hilang, pasien dapat dimobilisasi sampai batas
meminimalkan pelonggaran puin ketika terjadi tekanan antara interface pin dan
tulang.
5
7. Pathway
Trauma , Patologi
Trauma, Patologi
Fraktur
Luka Terbuka
infeksi
Merawat luka adalah untuk mencegah trauma pada kuit, membran mukosa
atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma , fraktur, luka operasi yang
6
Tujuan Melakukan Perawatan Luka
2) Absorbsi drainase.
b. Pencegahan Injury
Traksi adalah Suatu pemasangan gaya tarikan pada bagian tubuh. Traksi
Traksi harus diberikan dengan arah dan besaran yang diinginka untuk
b) Mobilisasi terbatas
7
b) Berikan obat sesuai indikasi contoh analgesik relaksan otot.
meningkatkan massa otot dan tonus otot dan sebagai dasar untuk
Jenis ROM
a) ROM Pasif
rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien
8
dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
b) ROM Aktif
mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk
Tujuan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Pre operasi :
a) Nyeri b/d trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder akibat fraktur
ditandai dengan mengeluh sakit, sulit bergerak, tampak meringis dan memegangi
mengeluh takut operasi, takut dipasang alat, khawatir tangan dan kaki tidak
9
2) Post operasi :
a) Resti infeksi b/d tempat masuknya organisme sekunder akibat adanya jalur
invasif (pin ).
1. Pre operasi
a) Nyeri b/d trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder akibat fraktur
ditandai dengan mengeluh sakit, sulit bergerak, tampak meringis dan memegangi
Rencana tujuan :
Setelah diberikan askep selama 1×24 jam diharapkan keluhan nyeri berkurang.
ancaman integritas biologis sekunder akibat operasi d/d mengeluh takut operasi,
takut dipasang alat, khawatir tangan dan kaki tidak berfungsi, tampak gelisah dan
murung , tachicardi.
Rencana tujuan :
klien berkurang.
10
Rencana tindakan Rasionalisasi
a. Kaji tingkat ansietas a. a. Sebagai acuan membuat
b. b. Beri kenyamanan dan strategi tindakan.
ketentraman hati, perlihatkan rasab. b. Agar pasien lebih tenang
empati. menghadapi operasi.
c. c. Bila ansietas berkurang , beric. c. Bila keadaan klien lebih tenang
penjelasan tentang operasi , maka klien akan lebih mudah
pemasangan eksternal fiksasi, serta menerima penjelasan yang
persiapan yang harus dilakukan. diberikan.
2. Post operasi
a) Resti infeksi b/d tempat masuknya organisme sekunder akibat adanya jalur
invasif (pin ).
Rencana tujuan :
Rencana tindakan Rasionalisasi
a. Tutup ujung-ujung pin atau a. Mencegah cedera akibat
fiksator yang tajam alat yang tajam
b. Beri penjelasan pada klien b. Agar pasien
agar berhati – hati dengan mengantisipasi gerakan
alat yang terpasang untuk mencegah cedera.
11
c) Hambatan mobilitas fisik b/d alat eksternal fiksasi
Rencana tujuan :
eksternal fiksasi
Rencana tujuan :
12
Rencana tindakan Rasionalisasi
a. Berikan pengertian bahwa a. Agar secara psikologis klien
OREF memerlukan masa terbiasa dengan alat yang
penyembuhan yang relatif terpasang di bagian
lama ( 6-8 bulan ). tubuhnya
b. Jelaskan tahap – tahap b. Klien mempunyai gambaran
tindakan yang mungkin umum tindakan yang akan
akan dilakukan pada klien. dilakukan sehingga klien
c. Jelaskan pada klien dan menjadi lebih kooperatif.
keluarga tentang perawatan c. Menjamin kesinambungan
eksternal fiksasi di rumah.. program pengobatan .
Dorong keluarga untuk
memantau keefektifan
program terapi.
Rencana tujuan :
13
GAMBAR
14
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito – Moyet, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10,
Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal.
Jakarta: EGC
Smeltzer, G. Bare. 2002 Keperawatan Medikal – Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8,
Jakarta: EGC
15