Anda di halaman 1dari 9

A.

Konsep Penyakit
1. Definisi

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang


ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Smelzel dan Bare,
2015).
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau gangguan
metabolik dengan karakteristik hipeglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
urin, kerja insulin, atau kedua – duanya (ADA, 2017).
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika
pankreas tidak cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak efisien
menggunakan insulin itu sendiri. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula
darah. Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah, adalah efek yang tidak
terkontrol dari diabetes dan dalam waktu panjang dapat terjadi kerusakan yang
serius pada beberapa sistem tubuh, khususnya pada pembuluh darah jantung
(penyakit jantung koroner), mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi
gagal ginjal) (WHO, 2011).
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat
disembuhkan, tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan
ketidakadekuatan penggunaan insulin. Diabetes melitus adalah suatu penyakit
kronik yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein
dan lemak dan berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler dan
neurologis (Hadi Purwanto,2016).

2. Etiologi

Penyebab Diabetes Melitus berdasarkan klasifikasi menurut WHO tahun


1995 adalah :
a. DM Tipe I (IDDM : DM tergantung insulin)
1. Faktor genetik / herediter
Faktor herediter menyebabkan timbulnya DM melalui kerentanan sel-
sel beta terhadap penghancuran oleh virus atau mempermudah

2
perkembangan antibodi autoimun melawan sel-sel beta, jadi mengarah
pada penghancuran sel-sel beta.
2. Faktor infeksi virus
Berupa infeksi virus coxakie dan Gondogen yang merupakan pemicu
yang menentukan proses autoimun pada individu yang peka secara
genetik
b. DM Tipe II (DM tidak tergantung insulin = NIDDM)
Terjadi paling sering pada orang dewasa, dimana terjadi obesitas pada
individu obesitas dapat menurunkan jumlah resoptor insulin dari dalam sel
target insulin diseluruh tubuh. Jadi membuat insulin yang tersedia kurang
efektif dalam meningkatkan efek metabolik yang biasa.
c. DM Malnutrisi
1. Fibro Calculous Pancreatic DM (FCPD)
Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah
protein sehingga klasifikasi pangkreas melalui proses mekanik
(Fibrosis) atau toksik (Cyanide) yang menyebabkan sel-sel beta
menjadi rusak.
2. Protein Defisiensi Pancreatic Diabetes Melitus (PDPD)
Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel
Beta pancreas
d. DM Tipe Lain
- Penyakit pankreas seperti : pancreatitis, Ca Pancreas dll
- Penyakit hormonal
Seperti : Acromegali yang meningkat GH (growth hormon) yang merangsang
sel-sel beta pankeras yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak.

Obat-obatan :
- Bersifat sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan streptozerin
- Yang mengurangi produksi insulin seperti derifat thiazide, phenothiazine
dll.

3. Manifestasi Klinik

3
a. Poliuria
b. Polidipsi
c. Polipagia
d. Penurunan berat badan
e. Kelemahan, keletihan dan mengantuk
f. Malaise
g. Kesemutan pada ekstremitas
h. Infeksi kulit dan pruritus
i. Timbul gejala ketoasidosis & samnolen bila berat

4. Komplikasi
a. Komplikasi metabolik
1) Ketoasidosis diabetik
2) HHNK (Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik)
b. Komplikasi
1) Mikrovaskular kronis (penyakit ginjal dan mata) dan Neuropati
2) Makrovaskular (MCl, Stroke, penyakit vaskular perifer).

5. Patofisiologi
Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan karena menurunnya
insulin atau defisiensi insulin (Fatimah, 2015). Defisiensi insulin terjadi karena :
a. Kerusakan
b. Menurunnya reseptor insulin pada jaringan perifer
c. Menurunnya reseptor glukosa di kelenjar pankreas

Diabetes melitus tipe 2 terjadi karena sel-sel insulin gagal karena tidak
mampu merespons dengan baik atau biasa disebut dengan resistensi insulin
(Teixeria, 2011). Resistensi insulin disebabkan karena faktor genetik dan
lingkungan juga bisa menjadi penyebab terjadinya DM. Pasien DM tipe 2 produksi
glukosa dalam hati berlebihan akan tetapi tidak terjadi kerusan sel beta langerhans
secara autoimun (Fatimah, 2015). Pada perkembangan awal DM tipe 2 sel beta
akan mengalami gangguan sekresi insulin, apabila tidak segera ditangani makan
akan menyebabkan kerusakan pada sel beta pankreas. Ketika kadar gula dalam

4
darah meningkat, pankreas akan mengelurkan hormon yang dinamakan insulin
sehingga memungkinkan sel tubuh akan akan menyerap glukosa tersebut sebagi
energi. Hiperglikemia pada pasien dm terjadi karena menurunnya penyerapan
glukosa oleh sel yang di ikuti dengan meningkatnya pengeluaran glukosa dalam
hati. Pengeluaran glukosa dalam hati akan meningkat karena adanya proses yang
menghasilkan glukogenolisis dan glukoneogenesis tanpa hambatan karena insulin
tidak diproduksi (Sherwood, 2011).

6. Pathway

5
Penurunan kualitas & Gaya hidup
Kuantitas insulin

Hiperglikemia

Kerusakan vaskuler

Nerupati periver

Ulkus

Pembedahan (dibridement)

Adanya perlukaan

Pengeluaran progestin & histamin

Nyeri akut Gangguan


mobilitas fisik

Skema 2.1
Pathway Diabetes Militus
(Sumber : Muttaqin, 2018)

7. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

6
Tujuannya :
1. Jangka panjang : mencegah komplikasi
2. Jangka pendek : menghilangkan keluhan/gejala DM
Penatalaksanaan DM
1. Diet
Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik Amerika
Merekomendasikan = 50 – 60% kalori yang berasal dari :
a. Karbohidrat 60 – 70%
b. Protein 12 – 20 %
c. Lemak 20 – 30 %
2. Latihan
Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju
metablisme istirahat, dapat menurunkan BB, stres dan menyegarkan tubuh.
Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas bawah, dan
hindari latihan dalam udara yang sangat panas/dingin, serta pada saat
pengendalian metabolik buruk. Gunakan alas kaki yang tepat dan periksa
kaki setiap hari sesudah melakukan latihan.
3. Pemantauan
Pemantauan kadar Glukosa darah secara mandiri.
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan

b. Keperawatan

1.Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077).


Manajemen nyeri I.08238

Observasi

 identifikasi lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas intensitas


nyeri
  identifikasi skala nyeri

 Terapeutik

 berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

7
Edukasi 

 ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

 kolaborasi pemberian analgesik

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (D.0054)


Dukungan Ambulasi (1.06171)

Observasi

 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya


 Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi

Terapiutik

 Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk)

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi


 Anjurkan melakukan ambulasi dini

 Kolaborasi
 Kolaborasi dengan keluarga umtuk membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi.

8. Evaluasi
Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan
penilaian. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap,
demikian halnya dengan penilaian. Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisa, dan Planning).

8
Daftar Pustaka

American Diabetes Association (ADA). (2017). Standards of medical


care in diabetes 2017. Clinical and Applied Research and Education. 40(1)

Hadi Purwanto (Assoc. Prof. Dr.) ... 2013 - 2016 Development of Carbon


Infiltrated Iron Ore using Bio-tar from Sawdust Pyrolysis

Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth.Jakarta : EGC

Muttaqin, (2018), Asuhan Keperawatan pada pasien diabetes militus,


Bandung : Permata.

World Health Day – 7 April 2011. Antimicrobial resistance: no action


today, no cure tomorrow. WHO. Antimicrobial resistance 

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan


Indonesia (SLKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia (SIKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai