Anda di halaman 1dari 7

MODUL 2

ERA JEMBATAN BETON DAN KABEL

2.1 JEMBATAN BETON BERTULANG


Penggunaan semen alam untuk konstruksi jembatan pertama kali digunakan
pada abad ke-19. Perkembangan industri semen portland mendominasi sebagai
jembatan setelah tahun 1865. Beton masih banyak digunakan untuk jembatan lengkung
(arch) dan struktur bawah konstruksi jembatan. Jembatan beton bertulang yang pertama
dibangun segera setelah ditemukannya teknik pembuatan beton bertulang untuk
struktur. Jembatan yang pertama berupa jembatan lengkung, dibangun di Perancis
tahun 1875.
Pada tahun 1890-an banyak dibangun jembatan beton lengkung (concrete arch bridge),
dan semakin meningkat pemakaiannya selama aal dekade abad ke-20. Slab dan
gelagar jembatan beton bertulang secara luas digunakan untuk bentang-bentang pendek
selama

beberapa

dekade.

Bentang

terpanjang

yang

pernah

dicapai

dengan

menggunakan gelagar beton bertulang adalah 256 ft (78m).


Pada dasarnya dari jembatan beton bertulang dan beton prateganga dapat berupa:
Penggunaan
1. Jembatan Slab
2.Jembatan Gelagar-Dek
3.Jembatan Box-girder
4.Jembatan Bentang Menerus
5.Jembatan Lengkung
6.Jembatan Rigid-frame
7.Jembatan Cable-stayed

Jenis
Beton Bertulang
Beton Bertulang Balok T
Beton Bertulang

Beton Prategang
Beton Prategang Stringer
Beton Prategang

Open Sprandel

Filled Spandrel

Jembatan beton lengkung sydney yang dibangun tahun 1964 melintas di sungai
porramatta merupakan jembatan beton bertulang terpanjang di dunia yaitu 1000 ft
(300 m).Bentuk serupa juga sepeti dibangun di swedia tahun 1943,yaitu jembatan
sando.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir Edifrizal Darma MT
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

2.2 JEMBATAN BETON PRATEGANG


Penggunaan beton prategang modern dikemukakan pertama kali oleh Freyssinet
seorang perancis.pada tahun 1928, ia mengaplikasikan kawat-kawat baja berkualitas
tinggi (high-sterngth steel wires) pada balok beton prategang dengan sistem
penegangan pra-penegangan (pre tensioning). Tahun 1940, Magnel mengembangkan
sistem pasca penegangan yag lebih dikenal dengan Magnel System Of Belgium.
Pada tahun 1950-an, dikembangkan jembatan beton prategang segmental (cast in
place), untuk pertama kalinya di Eropa Barat menggunakan sistem in pada jembatan
Finsterwalder yang melintasi sungai Lahn, di Baldwinstein, jerman. Kemudian tahun
1976, di jepang dibangun sebuah jembatan beton prategang untuk jalan raya melintasi
Pegunungan Hamana-Ko Lane terletak 150 mil sebelah baratdaya tokyo. Panjang total
jembatan 2066 ft (630 m), lebar 30 ft (9 m), menggunakan gelagar box kembar (twin box
girder) sepanjang 787 ft (240 m) yang dibangun menerus dari expansion joint ditengah
bentang sampai ujung pilar.
Jembatan segmental diatas dapat disebut pula pracetak (precast) atau cetak ditampat
(cast in palace) dengan menggunakan metode konstruksi kantilever yang dikerjakan
bentang demi bentang, dipasang tahap demi tahap atau dengan sistem incremental
launching. Konstruksi jembatan beton prategang segmental dapat mencapai panjang
bentang 800 ft (250 m) atau bentang seri 1000 ft (300 m). Bila digunakan dalam
jembatan cable stayed, jarak bentang dapat mencapai 1500 ft (450).
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir Edifrizal Darma MT
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

2.3 BENTUK DAN TIPE JEMBATAN


Seperti telah diuraikan dalam paragraf-paragrap dimuka, bahwa kemajuan
pengetahuan dan teknologi dibidang jembatan sejalan dengan kemajuan peradaban
manusia. Dari penjelasan tentang runtutan perkembang jembatan, dapat diklasifikasikan
beberapa bentuk struktuk atas jembatan yang telah berkembang hingga saat ini, seperti
yang diuraikan berikut ini.

2.3.1

Jembatan Lengkung batu (stone arch bridge)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir Edifrizal Darma MT
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

Jembatan pelengkung (busur) dari bahan baku, telah ditemukan pada masa
lampau, di masa Babylonia. Pada perkembangannya jembatan jenis ini semakin banyak
ditinggalkan, jadi saat ini hanya berupa sejarah.

2.3.2

Jembatan Rangka (truss bridge)


Jembatan rangka dapat terbuat dari bahan kayu atau logam. Jembatan rangka

kayu (wooden truss) termasuk tipe klasik yang sudah banyak tertinggal mekanika
bahannya. Jembatan rangka kayu, hanya terbatas untuk mendukung beban yang tidak
terlalu besar. Pada perkembangannya setelah ditemukan bahan baja, tipe rangka
menggunakan rangka baja, dengan berbagai macam bentuk.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir Edifrizal Darma MT
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

2.3.3 Jembatan Gantung (suspension bridge)


Dengan semakin maju nya teknologi dan demikian banyak tuntutan kebutuhan
transportasi,

manusia

mengembangkan

tipe

jambatan

gantung,

yaitu

dengan

memanfaatkan kabel-kabel baja. Tipe ini tentunya sangat menguntungkan bila


digunakan, uraian secara rinci mengenai jembatan ini akan dibahas dalam bab
tersendiri.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir Edifrizal Darma MT
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

The Akashi Kaikyo Bridge

2.3.3

Jembatan Beton (concrete bridge)


Beton telah banyak dikenal dalam dunia konruksi. Dewasa ini, dengan kemajuan

teknologi beton dimungkinkan untuk memperoleh bentuk penampang beton yang


beragam bahkan dalam kenyataan sekarang jembatan beton ini tidak hanya berupa
beton bertulang konvensional saja, tetapi telah dikembangkan berupa jembatan
prategang. Kedua tipe jembatan ini akan dibahas lebih lanjut dalam bab selanjutnya.

2.3.4

Jembatan Haubans/cable stayed

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir Edifrizal Darma MT
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

Jembatan tipe ini sangat baik dan menguntungkan bila digunakan untuk
jembatan bentang panjang. Kombinasi penggunaan kabel dan dek beton prategang
merupakan keunggulan jembatan tipe ini. Pembahasan tentang jembatan cable stayed
secara lebih mendalam disajikan pada bab selanjutnya.

Gambar jembatan cable stayed

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir Edifrizal Darma MT
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

Anda mungkin juga menyukai