Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya atau kebudayaan secara entimologi berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang
kemudian diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan atau dapat pula diartikan sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami

perkembangan,

perubahan yang tujuannya adalah untuk pembangunan kehidupan masyarakat.


Perkembangan dan perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah
kemajuan, tetapi dapat juga menuju ke arah kemunduran. Terkadang
perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung dengan cepat,
sehingga membingungkan dan menimbulkan kejutan budaya bagi masyarakat.
Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan
perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian,
sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan. Sementara Perkembangan budaya dari
dulu menjadi tarik ulur dari zaman primitif sampai zaman modern sekarang,
budaya yang sekarang lebih memilih budaya yang lebih maju atau modern, dari
pada budaya yang jadul atau primitif. Pembangunan budaya sebagai suatu proses
perubahan budaya terencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian perkembangan budaya?
2. Apa pengertian perubahan budaya?
3. Apa pengertian pembangunan budaya?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan budaya.
2. Untuk mengetahui pengertian perubahan budaya.
3. Untuk mengetahui pengertian pembangunan budaya

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Budaya


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Perkembangan
mempertahankan

budaya

kebiasaan

adalah

yang

ada

suatu
pada

proses

meningkatkan

masyarakat

dalam

atau
kajian

pengembangan masyarakat yang menggambarkan bagaimana budaya dan


masyarakat itu berubah dari waktu ke waktu yang banyak ditunjukkan sebagai
pengaruh global.
Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. Penetrasi
kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan
lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
a) Penetrasi damai (penetration pasifique)
Penetrasi damai merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan
dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan
Islam ke Indonesia. Contoh lainnya seperti kebudayaan Tionghoa,
kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India masuk melalui
proses yang damai yaitu melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha di
Nusantara yang jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang
bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada
abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara
yaitu Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.
b) Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak.
Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan
disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan
yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat
adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya.
Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia yaitu pada sistem
pemerintahan Indonesia.
Beberapa contoh perkembangan budaya :

1. Cara Berpakaian
Sekarang ini masyarakat Indonesia lebih menyukai berpakaian yang
lebih terbuka seperti bangsa barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan
adat ketimuran bangsa Indonesia yang dianggap berpakaian lebih sopan
dan tertutup.
2. Alat Musik
Perkembangan alat musik saat ini juga dibanjiri dengan masuknya
budaya asing, kita dapat mengambil contoh dari kebudayaan asli Betawi di
Jakarta, pada saat ini sudah tidak lagi terdengar alat musik Tanjidor musik
khas dari tanah Betawi, saat ini yang sering kita dengar adalah alat-alat
musik modern yang biasanya menggunakan tenaga listrik.
3. Permainan Tradisional
Bahkan masuknya budaya asing juga mempengaruhi permainan
tradisional, seperti permainan gangsing atau mobil-mobilan yang terbuat
dari kayu, pada saat ini sudah jarang kita temukan, yang saat ini kita
temukan adalah produk-produk permainan yang berasal dari Cina, seperti
mainan mobil remote control yang berbahan baku besi atau plastik.
Kondisi perkembangan budaya Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
1. Bahasa
Dapat kita ketahui bahwa sampai saat Indonesia masih konsisten dan
tetap berpegang teguh dalam satu bahasa yaitu bahasa Indonesia.
Sedangkan bahasa-bahasa daerah merupakan kekayaan plural yang
dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman nenek moyang kita. Bahasa
merupakan salah satu unsur budaya yang terbentuk karena adanya
komunikasi antara manusia Indonesia. Bahasa asing (Inggris, mandarin,
dan lain sebagainya) belum terlihat begitu diminati dalam penggunaan
sehari-hari, hanya mungkin pada acara saat seminar, atau kegiatan ceramah
formal biasanya diselingi dengan bahasa Inggris sekedar untuk
menyampaikan kepada penonton kalau penceramah mengerti akan bahasa
Inggris.
2. Sistem Teknologi
Tidak bisa kita pungkiri bahwa perkembangan teknologi menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan
Indonesia.

Perkembangan

yang

sangat

terlihat

adalah

teknologi

informatika. Dengan perkembangan teknologi ini tidak ada lagi batas


waktu dan negara pada saat ini, apapun kejadiannya di suatu negara dapat
langsung dilihat di negara lain melalui televisi, internet atau sarana lain
dalam bidang informatika. Sehingga, budaya-budaya luar mampu
menyusup ke dalam budaya asli Indonesia itu sendiri.
3. Sistem Mata Pencaharian Hidup masyarakat atau ekonomi masyarakat
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih dalam situasi krisis,
yang diakibatkan oleh tidak kuatnya fundamental ekonomi pada era orde
baru. Kemajuan perekonomian pada waktu itu hanya merupakan
fatamorgana, karena adanya utang jangka pendek dari investor asing yang
menopang perekonomian Indonesia.
Sistem mata pencaharian adalah cara yang dilakukan oleh
sekelompok orang sebagai kegiatan sehari-hari guna usaha pemenuhan
kehidupan, dan menjadi pokok penghidupan baginya. Mata pencaharian
dapat dilihat dari corak kehidupan penduduk setempat berdasarkan
lingkungan tempat tinggalnya. kehidupan penduduk dapat dibedakan
menjadi dua corak yakni corak kehidupan tradisional (sederhana) dan
corak kehidupan modern (kompleks). Sebagai contoh di Indonesia, mata
pencaharian penduduk yang memiliki corak sederhana biasanya sangat
berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam seperti
pertanian, perkebunan dan peternakan juga perikanan. Sementara, mata
pencaharian penduduk yang memiliki corak modern biasanya lebih
mendekati

sektor-sektor

yang

tidak

terlalu

berhubungan

dengan

pemanfaatan lahan dan sumber daya alam biasanya mencakup sektor di


bidang jasa, perindustrian, transportasi dan pariwisata.
4. Organisasi Sosial
Bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI,
JI, MMI, Organisasi Aliran Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan
Ras.
5. Sistem Pengetahuan

Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)


diharapkan perkembangan pengetahuan Indonesia akan terus berkembang
sejalan dengan era globalisasi.
6. Kesenian
Dominasi kesenian saat ini adalah seni suara dan seni akting (film,
sinetron). Seni tari yang dulu hampir setiap hari dapat kita saksikan
sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang berbau kedaerahan.
Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 1996 yang dapat kita
nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak
model Srimulat sudah tergeser dengan model Overa Van Java, Pesbuker,
dan

lain-lain.

Untuk

kesenian

nampaknya

paling

dinamis

perkembangannya. Namun akibat perkembangan budaya yang sangat pesat


menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang mulai melupakan
kesenian asli bangsa Indonesia dan akhirnya banyak kesenian Indonesia
yang diakui oleh pihak lain.
7. Sedang menghadapi suatu Pergeseran-pergeseran Budaya
Hal ini mungkin dapat dipahami mengingat derasnya arus globalisasi
yang membawa berbagai budaya baru serta ketidakmampuan kita dalam
membendung serangan itu dan mempertahankan budaya dasar kita.
2.2 Pengertian Perubahan Budaya
Perubahan (dinamika) budaya adalah perubahan yang terjadi akibat adanya
ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga
terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan. Di dalam perubahan budaya
terdapat perubahan nilai-nilai dan tata cara kehidupan dari tradisional menjadi
modern.
Definisi perubahan (dinamika) budaya atau kebudayan menurut para ahli,
antara lain sebagai berikut:
a) John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang
disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan
baru dalam masyarakat tersebut.
b) Samuel Koenig

Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang


terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut
terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
c) Selo Soemardjan
Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap,
dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
d) Kingsley Davis
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam struktur
masyarakat.
Faktor-faktor internal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai
berikut:
1) Adanya ketidakpuasan terhadap sistem nilai yang berlaku.
2) Adanya individu yang menyimpang dari sistem nilai yang berlaku.
3) Adanya penemuan baru yang diterima oleh masyarakat.
4) Adanya perubahan dalam jumlah dan kondisi penduduk.
Faktor-faktor eksternal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai
berikut:
1) Adanya bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dan lain-lain.
2) Timbulnya peperangan.
3) Kontak dengan masyarakat (budaya) lain.
Penetrasi kebudayaan pada zaman sekarang sudah jauh berbeda dengan
budaya Indonesia sebelumnya, contohnya pada Budaya barat yang sekarang terus
mengerus kebudayaan asli Indonesia sendiri, misalnya hilangnya rasa hormat anak
kepada orangtuanya, budaya sungkeman sudah dilihat jarang, budaya berpacaran
yang berlebihan hingga berimbas kepada sex bebas. Ini semua merupakan kendala
bagi moral penerus bangsa yang nantinya merusak moral, hingga bangsa sendiri.
2.3 Pengertian Pembangunan Budaya

Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai


Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang
berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan
pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation
building).
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari Indonesia, buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia. Jadi budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi
dan merupakan sistem pengetahuan yang meliputi system ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia
Jadi, pembangunan budaya adalah sebagai suatu proses perubahan
budaya terencana yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
dimana pembangunan budaya dilakukan saling melengkapi proses pembangunan
ekonomi.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 20052025 mengamanatkan bahwa arah kebijakan pembangunan kebudayaan antara
lain adalah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermoral, beretika dan
berbudaya, ditandai oleh (a) terwujudnya karakter bangsa yang tangguh,
kompetitif, dan bermoral tinggi yang dicirikan dengan watak dan perilaku
manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi luhur, toleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, dan
berorientasi iptek; dan (b) makin mantapnya budaya bangsa yang tercermin dalam
meningkatnya peradaban, harkat dan martabat manusia Indonesia, dan
memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa.
Di samping itu menurut Prof Soerjanto, pembangunan kebudayaan di
Indonesia harus mampu menumbuhkan nilai-nilai kebudayaan antara lain (1)

Pertumbuhan ekonomi, (2) Pertumbuhan diri, (3) Solidaritas bangsa, (4)


Pemerataan, (5) Partisipasi masyarakat, (6) Otonomi, (7) Keadilan sosial, (8)
Keamanan, dan (9) Keseimbangan lingkungan.
Kebudayaan untuk kesejahteraan masyarakat
Terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 mengajarkan kepada kita bahwa
pembangunan Indonesia yang bertumpu pada aspek pertumbuhan ekonomi saja
ternyata keliru. Kejayaan ekonomi Indonesia mengalami kehancuran terkena
krisis akibat lemahnya pondasi yang menyangga perekonomian Indonesia.
Ekonomi Indonesia yang dibangun dengan semangat KKN tidak kuat menerima
terpaan krisis yang berawal dari krisis mata uang Thailand. Model pembangunan
ala Pemerintah Orde Baru yang terlihat kuat di luar tetapi rapuh di dalam
memberikan pelajaran berharga bagi pengambil kebijakan ke depan agar tidak
mengabaikan perhatiannya terhadap pembangunan sektor lainnya, khususnya
sektor kebudayaan.
Kebudayaan Indonesia berkaitan dengan keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya masyarakat yang tinggal mendiami wilayah Indonesia.
Kebudayaan Indonesia yang terbentuk dari ratusan budaya daerah memiliki
karakteristik tersendiri dibandingkan dengan negara lain. Di sini ditemukan
ratusan adat istiadat, kesenian, dan bahasa sukubangsa yang berbeda-beda, yang
merupakan potensi untuk dikembangkan dalam proses pembangunan ke depan
terutama untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat lahir dan batin.
Terkait dengan aspek peningkatan kesejahteraan masyarakat, ada dua model
pendekatan. Pertama dilihat dari sisi peningkatan kesejahteraan lahir,
kebudayaan bisa dikembangkan dalam rangka mendukung timbulnya pariwisata
yang ujung-ujungnya masyarakat akan memperoleh dampak ekonomi secara
langsung. Selain itu pula dengan munculnya industri kreatif yang berbasis budaya
lokal juga mendorong Usaha Kecil Masyarakat untuk tumbuh dan berkembang di
wilayah pedesaan. Kedua dilihat dari segi peningkatan kesejahteraan batin,
pembangunan kebudayaan mampu menumbuhkan nilai-nilai kesetiakawan sosial,
nasionalisme, cinta terhadap budaya sendiri, toleransi, ramah, sopan santun, dan

toleransi tinggi. Dalam hal ini pembangunan kebudayaan merupakan bagian yang
tidak bisa dipisahkan dari pembangunan pendidikan. Gambaran untuk membentuk
manusia Indonesia yang kreatif, berkarakter, dan produktif merupakan
keterpaduan antara pembangunan di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Pembangunan

kebudayaan

salah satu sektor

penting

yang

musti

dilaksanakan untuk kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu


ke depannya seluruh stakeholder kebijakan (Pemerintah Pusat dan Daerah) perlu
memperhatikan aspek kebudayaan untuk dijadikan landasan kebijakan dalam
melaksanakan programnya masing-masing. Di samping itu pula peranan
masyarakat dituntut aktif dalam pembangunan kebudayaan karena tanpa
partisipasi masyarakat pelaksanaan pembangunan kebudayaan tidak dapat berhasil
dengan sukses.

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Budiono Kusumohamodjojo. 2000. Kebhinekaan Masyarakat


Indonesia. Jakarta: Grasindo.
Burhanudin Salam. 1997. Etika Sosial: Asas Moral dalam
Kehidupan Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Harimanto, Winarno.2009. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta :
Bumi Aksara.

Syukur, Abdul et al. 2005. Ensiklopedia Umum Untuk Pelajar.


Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.
Staf Ensiklopedia Nasional Indonesia. 1989. Ensiklopedia
Nasional Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.
Tim Dosen ISBD. 2012. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta :
Universitas Negeri Jakarta

Daftar Sumber Internet:

http://debyadjjah.wordpress.com/2010/03/01/perkembanganbudaya-di-indonesia-saat-ini/05 Desember 2012


http://fadil-lah.blogspot.com/2012/03/bagaimanaperkembangan-budaya-di.html/05 Desember 2012
http://arianiunl4m.blogspot.co.id/2014/08/sistem-teknologi-danmata-pencaharian.html
http://ahmadcirebon.blogspot.co.id/2011/03/perubahan-danperkembangan-budaya.html
https://anggorocahyadi.wordpress.com/2010/04/07/pembanguna
n-kebudayaan-untuk-peningkatan-kesejahteraan-masyarakat/

Anda mungkin juga menyukai