Anda di halaman 1dari 2

Dahulu kala Banten terdapat sebuah kerjaan yang bernama Kesultanan Kartasura.

Kerajaan ini makmur dan sejahtera juga memiliki Pangeran dan permaisuri yang
tampan dan cantik jelita. Namun, sayangnya kerjaan ini sedang dilanda kesedihan
yang mendalam karena permaisuri tercinta sedang sakit keras.
Pangeran: Oh istriku, entah sudah berapa lama kau terbaring lemah seperti ini.
Segala hal telah kuupayakan demi kesembuhanmu, namun semuanya nihil. Apa lagi
yang harus ku lakukan? Tabib kemarilah!
Tabib : (Menghampiri pangeran) Salam tuanku, Ada apa gerangan tuan
memanggilku?
Pangeran: Aku ingin kau mencoba mengobati permaisuriku lagi. Kau adalah tabib
terhebat yang dimiliki istana ini. Aku yakin kau bisa melakukannya. Tolong
usahakanlah.
Tabib:Hamba merasa tersanjung atas apa yang tuan katakan. Hamba selalu
berusaha untuk menyembuhkan permaisuri. Segala ramuan telah kuberikan
padanya, siang dan malam kucoba untuk mengobatinya, tetapi tuanku, ia tidak
memberikan reaksi sedikitpun. Hamba minta maaf atas hal ini.
Pangeran:Aku tidak bisa lagi berkata apapun padamu, entah kepada siapa aku
harus melampiaskan kekecewaanku ini. Baiklah kau boleh pergi.
Tabib:Saya akan terus berusaha sekuat tenaga untuk menyembuhkannya, atau
minimal menjaganya agar tetap dalam keadaan yang baik. Baiklah saya permisi
tuan.
Pangeran:Silahkan.
Waktu terus bergulir, hari terus berganti, namun, tak satupun tabib dapat
menyembuhkan sang permaisuri. Bahkan tabib dari seluruh penjuru negeri telah
mencoba untuk menyembuhkannya, tetapi hasilnya nihil. Tubuh sang permaisuri
menjadi kurus kering seperti tulang terbalutkan kulit. Masalah ini menjadikan roda
pemerintahan tidak berjalan sebagaimana mestinya, membuat banyak rakyat
cemas akan hal ini. Hingga suatu hari sang pangeran meminta pendapat penasehat
istana.
Pangeran: (Duduk menunggu penasehat istana)
Penasehat istana: Salam tuanku, ada apa gerangan memanggilku?
Pangeran: Aku sangat mengkhawatirkan keadaan istriku yang terus memburuk dari
hari ke hari, tidak hanya itu, aku juga resah akan masalah-masalah yang terjadi di
kerajaan ini, termasuk keresahan para rakyat. Aku tidak tahu harus bagaimana.

Penasehat istana: Tuanku, kalau hamba boleh memberi saran, hamba sarankan
agar tuan mencari tempat yang sepi untuk memohon kepada Sang Maha Agung
agar mendapat petunjuk guna kesembuhan permaisuri.
Pangeran: Semacam Pertapaan, seperti itukah?
Penasehat istana: Benar sekali tuanku, namun kau harus dapat melalui berbagai
halangan dan godaan yang akan menghampirimu saat bertapa nanti.
Pangeran: Baiklah aku akan melakukannya. Terimakasih Penasehatku.
Penasehat istana: Hamba tersanjung tuan, hamba permisi.
Akhirnya, malam itu pangeran pun melakukan pertapaannya. Ia melalui berbagai
godaan yang menghampirinya. Hingga pada suatu malam terdengar suara gaib.
Suara gaib: Hentikanlah semedimu. Ambilah bunga karang di pantai selatan,
dengan bunga karang itulah permaisuri akan sembuh.
Pangeran: Suara apa tadi itu? Hey siapa disana? Keluarlah ! Siapa kau yang
berbicara tadi? (Bingung, mencari-cari sumber suara).
Pangeran : Mungkin tidak ada gunanya aku bertanya-tanya, sebaiknya aku pulang
dan menemui penasehat istana.
Pangeran pun kembali ke istana untuk menanyakan suara gaib yang didengarnya
tadi kepada penasehat.
Pangeran: (Berdiri dengan resah sambil menunggu penasehat istana)
Penasehat istana: Salam tuanku.
Pangerab: Salam. Penasehat, aku mendengar sebuah suara gaib yang mengatakan
bahwa ada bunga karang di pantai selatan yang dapat menyembuhkan
permaisuriku. Bagaimana pendapatmu?
Penasehat istana:

Anda mungkin juga menyukai