Anda di halaman 1dari 7

STIKES PERSADA HUSADA INDONESIA

Search
Skip to content

Forum Diskusi

Profil STIKES PHI


o Sejarah
o Visi dan Misi
o Struktur STIKES PHI
o Logo STIKES
o Lokasi Kampus
o Legalitas STIKES PHI
o Mars PHI
o Dosen
o Buku Profil STIKES PHI

Program Studi
o D3 Keperawatan
o S1 Kesehatan Masyarakat

Kampus
o Jurnal PHI

o Bursa Kerja
o Pengumuman
o Karya Ilmiah
o Karya Seni
o Milis Only Staff

Akademik
o Kalender Akademik
o Jadwal Kuliah
o KHS

Penerimaan Mahasiswa Baru


o Registrasi Online
o Brosur

Video

Download Centre

Kontak Kami

Featured

Tata Cara Pemandian Jenazah Penderita


HIV/AIDS (ODHA)
11/13/2013 Admin PHI
Diskriminasi dan stigma jelek terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) masih saja terasa di
mana-mana. Bahkan, hingga yang bersangkutan meninggal dunia masih merasakan stigma
buruk. Kami pernah menemukan ada ODHA yang meninggal dunia. Mayat yang mestinya
dimandikan tidak ada yang mau melakukan karena takut ketularan HIV/AIDS, kata dr. Leo
Indarwahono, Sp.KJ dari Indonesian Business Coalition on AIDS (IBCA) di Jakarta, Selasa
(12/11/2013). Padahal, memandikan jenazah ODHA tidak akan menular. Pun demikian hidup
serumah dengan orang terinfeksi, berenang, berjabat tangan, makan bersama, berpelukan bahkan
berciuman. Tribunnews.com. Menyikapi peristiwa diatas tentunya perlu diberikan pemahaman
(sosialisasi) yang benar kepada masyarakat umumnya dan para petugas kesehatan khususnya
mengenai tata cara pemandian (pemulasaran) jenazah yang sesuai dengan standar kesehatan bagi
penderita HIV/AIDS, sehingga tidak terjadi lagi kasus penelantaran jenazah ODHA
dimasyarakat.
Secara umum prosedur atau tata cara pemandian jenazah untuk penderita HIV/AIDS (ODHA)
diantaranya adalah dengan penggunaan masker dan sarung tangan, serta larangan meletakkan
jenazah yang dimandikan pada pangkuan anggota keluarganya. Kondisi ini diakui sangat

berbahaya, terlebih bila jenazah yang dimandikan mengidap suatu penyakit menular seperti
HIV/AIDS.
Berikut tata cara pemandian jenazah untuk penderita HIV/AIDS (ODHA) diambil dari hasil studi
banding yang diperoleh mahasiswa/i STIKES PHI pada saat mengikuti HCT Program in
Malaysia. Semoga bermanfaat.
A. PERSIAPAN SEBELUM MEMANDIKAN JENAZAH
1.PETUGAS

Tak ada luka yang terbuka

Luka kecil/lecet dibalut dengan pembalut anti air

Memakai peralatan pelindung diri (APD): Sarung tangan karet (2 lapis), Apron/Jubah
Plastik, Masker (penutup mulut/hidung), Kaca mata, Topi dan Sepatu boot

Petugas sebaiknya bejumlah maksimal 4 orang (paling sedikit 1 orang)

2.PERALATAN (WAJIB)

Kapas digulung kecil (se-ibu jari) : 20 biji

Plastik jernih/transparan lembut : 6 x 8 kaki (2 x 3 meter)

Cairan Klorin 0,5% : 4 liter

Ember/baskom : 4 buah

Sarung tangan karet (Glove) : 20 pasang

Apron/Jubah Plastik : 4 helai

Masker (penutup mulut) : 4 helai

Sepatu boot : 4 pasang

Pinset/Penjepit Kapas : 1 pasang

3. TEMPAT

Berdekatan dengan saluran pembuangan air/parit (permukaan tanah)

Jika tak ada parit, galilah lubang serapan dengan ukuran 33 kaki atau (11 meter)

Tempat pemandian jenazah.

4. MEMBUAT LARUTAN KLORIN

1 botol cairan Klorin (1 liter) dituang dalam ember, kemudian

9 liter air dituang dalam ember berisi klorin tadi.

Aduk sampai tercampur rata.

Jumlah yang diperlukan (2 ember , 1 baskom): 1 ember larutan klorin untuk


memandikan mayat, 1 ember larutan klorin untuk merendam pakaian jenazah, 1 baskom
larutan klorin untuk merendam kapas

5. MENYIAPKAN KAIN KAFAN


Lapisan Kain Kafan:

Lapisan No.1 (Paling luar) (dibawah sekali) : Kain kafan

Lapisan No.2 : Kain kafan

Lapisan No.3 : Plastik Jernih

Lapisan No.4 : Kain kafan

Lapisan Akhir (Paling dalam/ diatas sekali) : Kapas

B. TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH

Jenazah dicuci dan dimandikan dengan larutan klorin

Bersihkan rongga (mulut, telinga, hidung, dubur, kemaluan)/ luka jenazah boleh
dibersihkan dan disumbat dengan kapas yang direndam dengan larutan klorin (gunakan
alat penjepit/pinset)

Jenazah dimandikan mengikuti hukum agama (syariat)

Sekiranya perlu dibersihkan kembali rongga (mulut, telinga, hidung, dubur, kemaluan)/
luka jenazah boleh dibersihkan dan disumbat dengan kapas yang direndam dengan
larutan klorin (gunakan alat penjepit)

Lap jenazah dengan kain yang bersih dan kering.

Sumbatkan kapas (direndam larutan klorin) pada rongga (mulut, hidung, dubur,
kemaluan) / luka (gunakan alat penjepit)

C. TATA CARA MENGANGKAT JENAZAH

Jenazah Baru : Angkat jenazah dengan bungkusan kain bersih ketempat mengkafani.

Jenazah Lama : Angkat jenazah dengan kain direndam larutan klorin/ plastik (Balut
jenazah dengan 1 lapisan plastik 1 lapis)

D. TATA CARA MENGKAFANKAN JENAZAH

Balut jenazah dengan kapas dan kain kafan 1 lapis, kemudian

Balut jenazah dengan 1 lapisan plastik 1 lapis (gunting kelebihan plastik)

Balut lapisan terakhir dengan kain kafan 2 lapis (pastikan tidak nampak plastik)

E. TINDAKAN : SETELAH MEMANDIKAN JENAZAH

Basuh tangan dengan sabun.

Masukkan peralatan pelindung Petugas ke dalam plastik sampah

Bakar atau tanam sampah / peralatan yang sudah digunakan.

Lantai tempat pemandian perlu dipel dengan klorin yang belum dicampur

Tempat pemandian jenazah perlu dicuci dengan klorin yang belum dicampur

Tutup lubang pemandian/ serapan (jika ada)

F. PESAN PENTING UNTUK KELUARGA JENAZAH

Jika dimuka jenazah terdapat luka, maka keluarga tidak dibolehkan mencium jenazah.

G. PENGUBURAN JENAZAH

Petugas perlu memakai sarung tangan karet.

Jenazah dikuburkan dengan cara biasa (Buka kafan pada muka)

Kapur klorin tidak perlu ditabur dalam liang kubur.

H. SETELAH PENGUBURAN JENAZAH

Petugas dianjurkan mandi dengan sabun.

Contributed by: Ns. Fitria Prihatini, S.Kep & Ns. Restu Iriani, S.Kep

Post navigation
Previous PostHCT Program Gelombang II D3 KeperawatanNext PostUcap Janji Mahasiswa
Angkatan XIX Prodi D3 Keperawatan 2014

Anda mungkin juga menyukai