F.1. U M U M
Dalam melaksanaan tugasnya, kami selaku Konsultan Perencana akan melakukan
beberapa pendekatan agar dapat tercapai Maksud dan Tujuan dari Perencanaan..
Pendekatan yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
Memahami Isi Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Memahami literatur literatur dari aspek teknis substansial maupun kebijakan dan
peraturan yang terkait dengan perencanaan, perancangan, persyaratan teknis,
pelaksanaan pembangunan seperti :
a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung.
b. Persyaratan
Teknis
Bangunan
Gedung
(Kepmen
PU
No.
441/KPTS/1998)
c. Persyaratan Teknis Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Umum dan
Lingkungan (Kepmen PU No. 468/KPTS/1998)
d. Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan (Kepmen PU No 10 /KPTS/2000)
e. Kepmen Kimpraswil No. 332/KPTS/M/2002 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
f.
b.
c.
d.
serta
pihak-pihak
yang
berkompeten
dalam
proses
6.
Instansi pemerintah dalam hal ini Dinas PU, Tata Kota dan lainnya
yang terkait
Swasta/Asosiasi Profesi
Kelompok Masyarakat
LSM
serta
pembangunan.
kajian
dan
perumusan
konsep
rancangan
Perencanaan
dan
penyiapan
materi
untuk
melakukan
konsulting/wawancara.
gambar-gambar
pra-rencana
arsitektur,
yang
merupakan
pengembangan dari konsep gambar yang sudah dibuat terlebih dahulu dalam
tahapan pra-rancangan. Dalam tahap ini konsultan perencana akan selalu
mengadakan konsultasi dan koordinasi dengan Pemberi Tugas, sehingga akan
didapat produk gambar yang terkoordinasi. Selain itu konsultan juga akan
berpedoman pada standar dan peraturan yang ada.
Gambar-gambar PRA-RENCANA ARSITEKTUR yang akan dibuat antara lain :
Site Plan, Denah, Tampak, Potongan Bangunan
2. PENGEMBANGAN RENCANA
Pada tahap ini konsultan membuat gambar-gambar pengembangan arsitektur,
sistem
struktur
dan
sistem
instalasi
dan
elektrikal,
yang
merupakan
Rencana tangga
Mekanikal :
Detail-detail Mekanikal
dengan
Elektrikal :
Wiring Diagram
Detail-detail Elektrikal
3. SPESIFIKASI TEKNIS
Spesifikasi teknis mencakup ketentuan-ketentuan lengkap tentang Arsitektur,
Sipil & Struktur dan ME yang ada dalam gambar perencanaan detail bangunan
Gedung Kantor atau Rumah Dinas beserta batasan-batasan yang kelak akan
dikerjakan oleh kontraktor yaitu :
Hal-hal yang berkaitan dengan pemeriksaan, uji coba (testing & comisioning)
dan pengawasan.
4. BILL OF QUANTITY
Konsultan Perencanaan akan membuat daftar lengkap mengenai peralatan dan
bahan yang terdapat dalam gambar rancangan terinci yang mencakup baik
jumlah satuannya maupun nama, jenis serta ukurannya.
Daftar tersebut harus dibuat sejelas-jelasnya dengan demikian kontraktor dapat
memakai untuk mengajukan penawaran.
5. PERKIRAAN BIAYA (COST ESTIMATE)
Konsultan Perencanaan harus membuat perkiraan biaya tentang seluruh
pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor atau Rumah Dinas yang mencakup
dalam gambar rancangan terinci dengan berpedoman pula pada daftar peralatan
dan bahan (Bill of Quantity).
Perkiraan biaya ini harus cukup berbobot sehingga oleh Pemberi Tugas dapat
dipakai sebagai nilai pembanding dalam mengevaluasi biaya yang diajukan oleh
Kontraktor pada waktu pelelangan.
6. BLOK PLAN & IJIN TPAK (Jika Ada )/ ADVIS PLANNING
Konsultan perencana akan membuat gambar blok plan arsitektur dan dokumen
untuk pengurusan ijin TPAK berupa gambar : Denah, tampak dan potongan serta
luasan ruangan.
umum
bangunan
yang
disesuaikan
berdasarkan
fungsi
dan
2.
b.
3.
4.
5.
Tata udara
Jaringan listrik
Pengenalan dan pemahaman informasi tentang tapak wilayah yang antara lain :
d e sig n a n d su p e r v iso r c o n su lta n
Kondisi tanah
Bentuk kapling
Ketinggian bangunan
Pengenalan
dan
pemahaman
konsep-konsep
serta
kaidah-kaidah
Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI : 031729-2002)
KONSEP PERENCANAAN
arsitektur
Komponen Bangunan
1.
LANTAI
2.
Kaca
3.
Kayu Bus
4.
- Daun pintu
- daun Jendela
5.
Dinding
6.
Plafond
7.
KM/WC
8.
Kuda Kuda
Kayu Bus
9.
Atap
10.
Dapur
11.
Tangga
KLIMATOLOGI
-
Vegetasi lebih
direkomendasikan
sebagai vegetasi
pengarah dan pelindung
Pengaturan vegetasi
tengah lokasi sesuai
dengan pola sirkulasi
dengan zonanya
Vegetasi lebih
direkomendasikan
sebagai pengarah,
pelindung dan penyerap
udara panas,
pemasangan lebih rapat
Pengaruh arah lintasan matahari dan arah angin menjadikan sisi bangunan yang
terkena langsung harus diantisipasi dengan beberapa alternative antara lain :
Pintu atau jendela bukaan dinding yang tidak terlalu lebar, tetapi
Konsep desain ini meliputi tinjauan perencanaan struktur tahan gempa, denah
konfirgurasi bangunan, data material, pembebanan, struktur atas dan bawah, sistem
pelaksanaan dan pelaksanaan dan dasar dasar perhitungan.
proses
Desain
struktur
perlu
kiranya
dicari
kedekatan
antara
2.
Aspek arsitektur
Berkait dengan denah dan bentuk struktur yang dipilih, ditinjau dari segi
arsitektural.
Aspek fungsional
Berkait dgn pengunaan ruang. Biasanya hal tersebut akan mempengaruhi
pengunaan benteng elemen struktur yang digunakan.
Aspek kekuatan dan stabilitas struktur
ANALISIS STRUKTUR
Analisis struktur bangunan Gedung Pasar mengunakan Program /Software
bantu SAP 2000 untuk mengetahui gaya gaya dalam yang bekerja pada
elemen struktur (balok kolom pelat lantai tangga - pondasi atap) yang
kemudian digunakan sebagai input dasar pendimensian struktur. Dari hasil
analisis ini dapat diketahui bagaimana prilaku struktur setelah mendapat gaya
gaya luar yang bekerja pada bangunan.
Analisis dilakukan dengan permodelan struktur secara 3 dimensi, agar dapat
mendekati bentuk struktur yang ada.
Kombinasi pembebanan yang digunakan dalam pendekatan analisa ini adalah :
kombinasi pembebanan tetap
pada kombinasi pembebanan tetap ini, beban yang harus diperhitungkan
bekerja pada struktur adalah :
U = 1,2D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
kombinasi pembebanan sementara
pada
kombinasi
pembebanan
sementara
= Beben mati
= Beban hidup
= Beban angin
= Beban gempa
ini,
beban
yang
harus
Baja Tulangan
PEMBEBANAN
Kesalahan dalam menganalisis bahan merupakan salah satu penyebab utama
kegagalan struktur. Mengigat hal tersebut. Maka sebelum melakukan analisis
dan desain struktur, perlu adanya gambar yang jelas melngenai prilaku dan
besar beban yang akan bekerja pada struktur beserta karakteristiknya.
Beban beban yang bekerja pada struktur bangunan gedung, dapat berupa
kombinasi dari beberapa kasus kasus pembebanan (LOAD CASE) yang terjadi
secara bersamaan. Untuk memastikan bahwa suatu struktur bangunan gedung
dapat bertahan selama umur rencananya (50 Tahun), maka pada proses dari
perancangan struktur. Kombinasi pembebanan yang ditinjau pada perencana
struktur menurut tata cara perencanaan struktur beton bertulang untuk
bangunan gedung, standar SNI 2002.
Berdasarkan peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIG th. 1983):
Berat jenis beberapa Material kontruksi :
Baja
= 7850 Kg/m
Beton
= 2200 Kg/m
Batu belah
Beton bertulang
= 1500 Kg/m
= (2400 2500) Kg/m
Kayu
= 1000 Kg/m
Pasir kering
= 1600 Kg/m
Pasir basah
= 1800 Kg/m
Pasir kerikil
= 1850 Kg/m
Tanah
= 50 Kg
= 20 Kg
= 10 Kg
Adukan/ Spesi
= 21 Kg
= 24 Kg
= 250 Kg
= 200 Kg
= 15 Kg
Besar dan macam bahan yang bekerja pada struktur sangat tergantung dari
jenis struktur
Dasar acuan bagi perhitungan struktur adalah :
JENIS BEBAN
Beban Mati (Dead Load) : DL
Adalah beban yang bekerja karena gravitasi yang bekerja tetap pada
posisinya secara terus menerus dengan arah kebumi tempat struktur
didirikan. Yang termasuk beban Mati adalah berat struktur sendiri dan
juga semua benda yang tetap posisinya selama struktur berdiri
Beban beban (Live Load) : L
Adalah beban yang bekerja akibatAkibat penghuniaan/Pengunaan
suatu gedung dan barang barang yang dapat berpindah, Mesin dan
peralatan lain yang dapat digantikan selama umur gedung
Beban Gempa beban (Eart Quake Load) :EL
FAKTOR BEBAN
Berdasarkan SKSNI T 15 1991 03 dikatakan bahwa beban yang
bekerja pada struktur harus dikalikan faktor beban :
Beban hidup
: 1,6
Beban Mati
: 1,2
Beban gempa
: 1,05
: 1,05,(DL+LLr +EL)
dimana
; LLr = LL3
PERENCANAAN GEDUNG TAHAN GEMPA
Pada saat bangunan bergerak karena pengaruh gempa, maka akan timbul
gaya gaya pada struktur bangunan gedung karena adanya kecendrungan dari
masa bangunan untuk mempertahankan dirinya dari gerakan. Gaya gaya yang
timbul ini disebut gaya inersia. Besar gaya Inersia. Besar gaya Inersia (gaya
gempa) yang bekerja pada struktur bangunan, tergantung pada beberapa
faktor. Selain masa bangunan yang merupakan faktor yang paling utama yang
paling mempengaruhi besar gempa adalah kekakuan dari struktur, dan tentu
saja besarnya getaran atau percepatan gempa itu sendiri.
Dapat
dihitung dari
persamaan :
V=
C.I
Wt
R
Dimana c adalah nilai Faktor Respons Gempa yang didapat dari Spektrum
Respons Gempa Rencana menurut gambar 2 untuk priode getardari struktur
yang dihitung dari analisis stastikatau dinamik . Wt adalah berat total struktur
yang ditetap sebagai jumlah dari beban beban berikut ini :
Beban Mati dari struktur bangunan gedung
Bila digunakan dinding partisi pada perencanaan lantai, maka harus
diperhitungkan tambahan beban sebesar 0,5 Kpa
Pada gudang gudang dan tempat tempat barang, maka sekurang
Umum
seperti
untuk
(1)
penghunian,
1,5
1,5
1,25
Standar
Rata rata N
Tanah Keras
Tanah sedang
Tanah lunak
Spektrum Respons
d e sig n a n d su p e r v iso r c o n su lta n
N 50
15 N <50
N < 15
Sa 100
50 Sa < 100
Sa < N
C
0,85
0,64(Tanah Lunak)
T
0,70
0,42(Tanah sedang)
T
0,03
(Tanah
Keras)
T
0,34
0,28
0,24
T
0
0,2
0,5 0,6
0,75
2,0
Metode Analisis Struktur terhadap beban Gempa metode yang dipergukan untuk
memperhitungkan pengaruh beban gempa terhadap struktur adalah sebagai
berikut :
Metode analisis Statik
Metode ini prinsipnya adalah mengantikan gaya gaya horizontal yang bekerja
pada stuktur akibat pegerakan tanah dengan gaya gaya statis yang ekivalen,
dengan tujuan penyederhanaan dan kemudahan dalam perhitungan. Metode
yang sering disebut sebagai metode gaya laterial ekivalen ini di asumsikan
bahwa gaya horizontal akibat gempa yang bekerja pada suatu elemen struktur
besarnya ditentukan berdasarkan hasil perkalian antara suatu suatu konstanta
berat / masa dari elemen struktur tersebut.
Metode analisis dinamika
Analisis dinamis untuk perancangan struktur tahan gempa dilakukan jika
diperlukan evaluasi yang akurat dari gaya gaya gempa pada struktur, serta untuk
mengetahui prilaku dari struktur akibat pengaruh gempa. Pada stuktur bangunan
tingkat tinggi atau struktur dengan bentuk atau konfigurasi yang tidak teratur.
Analisis dinamis dapat dilakukan dengan cara elastis maupun inelastis.pada cara
elastis dapat dibedakan menjadi :
Analisis ragam riwayat waktu (TIME HISTORI MODAL ANALYSIS) pada cara
ini diperlukan rekaman percepatan gempa.