Anda di halaman 1dari 22

Teori Bangunan & Konstruksi Kapal I

Anggota kelompok:
M. Vath Alam
Wahyu Cahya H
M. Naylu
I G N Dirgantara
Maulana Muchlas
Agus Budianto
Zaenal A
Remigius Yudhi

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan


Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

UKURAN UTAMA KAPAL SECARA MEMANJANG

K. MESIN

AP

RUANG MUAT
Lpp

FP

Lwl
Loa

FP = garis tegak depan ( fore perpendicular)


AP = garis tegak belakang ( after perpendicular )
Lpp = panjang antara garis tegak ( length between perpendiculars )
Lwl = panjang garis air ( length on waterline )
Loa = panjang seluruh ( length overall )
= tengah kapal ( amidship ), tengah-tengah panjang Lpp.

DEFINISI UKURAN UTAMA KAPAL


SECARA MEMANJANG

FP = garis tegak depan ( fore perpendicular ) = garis tegak melalui


perpotongan linggi haluan kapal dengan garis air muatan penuh.
AP = garis tegak belakang ( after perpendicular ) = garis tegak yang
berimpit dengan sumbu poros kemudi.
Lpp = panjang antar garis tegak ( length between perpendiculars ) =
panjang diukur dari FP hingga AP.
Lwl = panjang garis air ( length on waterline ) = panjang diukur antara
perpotongan linggi haluan dan linggi buritan pada garis air muatan
penuh ( full load draught ).
Loa = panjang seluruh ( length overall ) = panjang diukur dari ujung
depan kapal hingga ujung belakang kapal.
= = tengah kapal ( amidship ) = tengah-tengah panjang Lpp =
berjarak Lpp dari FP ataupun AP.
Sheer = lengkung geladak memanjang.
Sheer standar = standar dasar ukuran tinggi lengkung geladak
memanjang.

SHEER STANDAR
a

T
1/6 L

1/6 L

1/6 L

1/6 L

1/6 L

1/6 L

Panjang Lpp dibagi 6 sama besar = 1/6 L


STATION

ORDINAT
(dalam mm)

FAKTOR

SETENGAH
BELAKANG

AP
1/6 L dari AP
1/3 L dari AP
Tengah Kapal

a = 25,0 (L/3 + 10)


b = 11,1 (L/3 + 10)
c = 2,8 (L/3 + 10)
0

1
3
3
1

SETENGAH
DEPAN

Tengah kapal
1/3L dari FP
1/6L dari FP
FP

0
x = 5,6 (L/3 + 10)
y = 22,2 (L/3 + 10)
z = 50,0 (L/3 + 10)

1
3
3
1

UKURAN UTAMA KAPAL


SECARA MELINTANG

camber
Garis air ( waterline )

H
T

Garis dasar /
baseline
B

B = lebar kapal ( breadth )


T = sarat air ( draft / draught )
H = tinggi geladak ( depth )

f = lambung timbul ( freeboard )


= garis tengah kapal ( centreline )
Camber = lengkung geladak melintang

DEFINISI UKURAN UTAMA KAPAL SECARA MELINTANG

B = Bmld = lebar ( moulded breadth ) = lebar kapal diukur pada sisi


terlebar kapal, dari dan hingga garis gading terluar atau garis dalam
kulit kapal.
T = sarat air ( draft/draught ) = tinggi diukur dari garis dasar hingga
permukaan garis air muat.
H = tinggi geladak ( depth ) = tinggi diukur dari garis dasar hingga
garis tepi geladak.
f = lambung timbul ( freeboard ) = batasan tinggi dari permukaan
garis air muat hingga garis tepi geladak sesuai peraturan
CL = tengah kapal ( centreline ) = garis tegak pada tengah-tengah B
Camber=tinggi lengkung geladak secara melintang=1/50 B.

PERBANDINGAN UKURAN UTAMA

Perbandingan ukuran utama kapal adalah: L/B, L/H, B/T, H/T.


Perbandingan ini memberi pengaruh pada perencanaan kapal.

L/B yang besar sesuai untuk kapal dengan kecepatan tinggi, tetapi
mengurangi kemampuan olah gerak kapal, juga mengurangi kemampuan
stabilitas.
L/B yang kecil,tahanan kapal lebih besar tetapi stabilitas lebih baik.

L/H berpengaruh pada kekuatan memanjang kapal (konstruksi)


L/H yang kecil akan memperbesar kekuatan memanjang kapal.
L/H = 14 untuk kapal beroperasi di daerah pelayaran samudera.
L/H = 15 untuk kapal beroperasi di daerah pelayaran pantai.
L/H = 17 untuk kapal beroperasi di daerah pelayaran lokal.
L/H = 18 untuk kapal beroperasi di daerah pelayaran terbatas.

KONDISI KAPAL SAAT LAUT BERGELOMBANG


HOGGING :
KAPAL BERADA
PADA 1 PUNCAK
GELOMBANG

Gaya berat

Gaya berat

Gaya tekan keatas

SAGGING :
KAPAL BERADA
PADA 2 PUNCAK
GELOMBANG

Gaya berat

Gaya tekan keatas

Perbandingan B/T berpengaruh pada kemampuan stabilitas kapal


dan tahanan kapal.
B/T yang besar akan menambah kemampuan stabilitas kapal tetapi
tahanan kapal akan bertambah besar.
Harga B/T dipengaruhi juga oleh pembatasan harga T, misalkan
daerah pelayaran dangkal.
Perbandingan H/T berpengaruh pada kemampuan daya apung
cadangan kapal (reserve buoyancy).
H/T yang besar akan memberikan daya apung cadangan yang lebih
besar, dikenal sebagai lambung timbul (freeboard), f = H T.

Tabel 1: Perbandingan ukuran utama kapal pada umumnya.


Tipe kapal

L/B

L/H

B/T

H/T

B/H

Besar, cepat
Vs : 22 kn

8,50 ~
9,90

12,80 ~
14,90

2,33 ~
2,70

1,52 ~
1,72

1,45 ~
1,55

Barang,besar
Vs:15 18 kn

8,90 ~
9,00

13,30 ~
15,00

2,00 ~
2,50

1,25 ~
1,56

Barang,besar
Vs:10-15 kn

7,00 ~
8,50

11,16 ~
14,00

2,00 ~
2,50

Sedang
V s:

6,00 ~
9,00

11,00 ~
15,40

Cepat,dekat
Vs:16-23 kn

7,50 ~
8,50

Tunda,smdr

Cb

Cm

Cw

0,59 ~
0,63

0,93 ~
0,96

0,72 ~
0,76

1,50 ~
1,70

0,67 ~
0,75

0,94 ~
0,97

0.78 ~
0,84

1,22 ~
1,52

1,50 ~
1,80

0,75 ~
0,82

0.96 ~
0,98

0,85 ~
0,87

2,00 ~
2,50

1,02 ~
1,43

1,55 ~
2,20

0,73 ~
0,80

0,95 ~
0,99

0,83 ~
0,87

12,40 ~
14,00

2,85 ~
4,00

1,72 ~
2,44

1,60 ~
1,70

0,49 ~
0,59

0,90 ~
0,96

0,63 ~
0,70

4,50 ~
6,00

7,90 ~
10,50

2,13 ~
2,70

1,22~
1,54

1,65 ~
1,85

0,55 ~
0,63

0,80 ~
0.92

0.75 ~
0,85

Tunda,plbhn

3,50 ~
5,50

7,80 ~
10,00

2,17 ~
2,70

1,11 ~
1,37

1,73 ~
2,20

0.44 ~
0,55

0,54 ~
0,77

0,68 ~
0,79

Kapal ikan

5,00 ~
6,00

8,50 ~
10,00

2,08 ~
2,22

1,20 ~
1,35

1,60 ~
1,80

0,45 ~
0,55

0,72 ~
0,82

0,72 ~
0,85

Kapal kecil

6,00 ~
8,50

9,60 ~
13,60

2,22 ~
2,86

1,39 ~
1,79

1,50 ~
1,70

0.45 ~
0,60

0,76 ~
0,90

0,74 ~
0,80

INTEGRASI NUMERIK
( RUMUS PENDEKATAN )

Untuk menghitung luas, volume maupun momen,


biasanya dipakai integral suatu fungsi.
Bentuk badan kapal sulit diketahui fungsinya.
Karena itu dapat dipakai metode integrasi numerik
dengan memakai hasil pengukuran, misal lebar
kapal pada posisi tertentu.
Metode integrasi numerik yang banyak dipakai
adalah :
1. Aturan Trapesium
2. Aturan Simpson I atau rumus 3 ordinat
3. Aturan Simpson II atau rumus 4 ordinat
4. Aturan Simpson III atau rumus 5, 8, minus 1.

ATURAN TRAPESIUM
Ordinat : 0, 1, 2, 3, 4

y0

0 h

III

y1

II

y2

2 h

y3

VI

3 h

y4

Jarak ordinat : h
Panjang ordinat :
y0, y1, y2, y3, y4

Luas bidang I : . h. ( y0 + y1 )
Luas bidang II : . h. (
y1 + y2 )
Luas bidang III : . h. (
y2 + y3 )
Luas bidang IV : . h. (
y3 + y4 )
------------------------------------------------------------------------ +
Luas semua
: . h. (1.y0 + 2.y1 + 2.y2 + 2.y3 + 1.y4 )
PERHATIKAN : - Faktor pengali
:
- Faktor trapesium
: 1, 2, 2, 2, 1
- Jarak ordinat kelipatan : 1

ATURAN SIMPSON I
y = a0 + a1.x + a2.x

y0
0

dx

y2

y1

Garis lengkung pangkat 2


- Ordinat : 0, 1, 2
- Jarak ordinat : h
- Panjang ordinat : y0, y1, y2
-

LUAS SEMUA A = 1/3 h ( 1 y0 + 4 y1 + 1 y2 )

PERHATIKAN: - Angka pengali


- Faktor Simpson I

: 1/3
: 1, 4, 1

- Jarak ordinat kelipatan : 2

Persamaan garis : y = a0 +a1 x + a2 x2


.. [I]
2h
2h
2h
2
Luas semua : A = 0 dA = 0 ydx = 0 (a0 +a1 x +a2 x )dx
A = 0 2h (a0dx) + 0 2h(a1 xdx) + 0 2h (a2x2dx)
= a0 x +a1 x2 +1/3a2 x3 = 2a0h +2a1 h2 +8/3a2 h3
. [II]
Dimisalkan : A = A1y0 +A2y1 +A3y2
. [III]
Bila harga x diganti 0, h dan 2h dan harganya disebut y0,, y1 dan y3 maka dari [I]:
y0 = a0
y1 = a0 +a1h +a2 h2
y2 = a0 +2a1 h +4a2h2
Dimasukan ke persamaan [III], diperoleh :
A = A1a0 +A2(a0 +a1h +a2h2) +A3(a0 +2a1h +4a2 h2)
= (A1+A2+A3)a0 + (A2+2A3)a1h +(A2+4A3)a2h2
. [Iv]
Dari persamaan [II] dan [IV], diperoleh :
( A1 +A2+A3 ) = 2 h .. 1)
( A2 + 2A3 ) = 2 h .. 2)
( A2 +4A3 )
= 8/3 h .. 3)
1), 2) dan 3) diselesaikan diperoleh : A1 = A3 = 1/3 h dan A2 = 4/8 h
Dimasukan ke persamaan [III], diperoleh :
A = 1/3 h y0 + 4/3 h y1 + 1/3 h y2
A = 1/3 h (1 y0 + 4 y1 + 1 y2 )

ATURAN SIMPSON II

y = a0 + a1.x + a2.x + a3.x3


Garis lengkung pangkat 3
- Ordinat : 0, 1, 2, 3
- Jarak ordinat : h
- Panjang ordinat : y0, y1, y2, y3
-

y0
0

dx

y2

y1

y3

LUAS SEMUA A = 3/8 h ( 1 y0 + 3 y1 + 3 y2 + 1 y3 )

PERHATIKAN : - Angka pengali


- Faktor Simpson II

: 3/8
: 1, 3, 3, 1

- Jarak ordinat kelipatan : 3

Persamaan garis : y = a0 +a1 x +a2 x2 + a3 x3


[I]
3h
3h
3h
2
3
Luas semua : A = 0 dA = 0 ydx = 0 ( a0 +a1 x +a2x +a3x )dx
= a0 x +1/2 a1 x2 + 1/3 a2 x3 + a3 x4
= 3 a0 h +4 1/2 a1h2 + 9 a2h3 + 81/4 a3h4
[II]
Dimisalkan
A = A y0 +B y1 +C y2 +D y3
.[III]
Bila harga x diganti 0, h, 2h dan 3h, dan harganya disebut y0, y1, y2 dan y3 maka dari [I]:
y0 = a0
y1 = a0 +a1h +a2h2 +a3h3
y2 = a0 +2a1h +4a2 h2 +8a3 h3
y3 = a0 +3a1h +9a2 h2 +27a3 h3
Masukan nke mpersamaan [III], diperoleh :
A = Aa0+B(a0+a1h +a2h2+a3h3)+C(a0+2a1 h +4a2h2+8a3h3)+D(a0+3a1h+9a2h2+27a3h3)
A = ( A +B +C +D) a0 +(B +2C +3D)a1h +(B +4C +9D)a2h2 +(B +8C +27D)a3h3 [IV]
Dari persamaan [II] dan [IV], diperoleh :
(A+B+C+D) =3h
1)
1), 2), 3) dan 4) diselesaikan, diperoleh :
( B + 2C + 3D )
= 4 h . 2)
A = 3/8 h , B = 9/8 h , C = 9/8 h , D = 3/8 h
( B + 4C + 9D )
= 9 h . 3)
( B + 8C + 27D ) = 20 h 4)
Dimasukan ke persamaan [III], diperoleh :
A = 3/8 h y0 +9/8 h y1 +9/8 h y2 +3/8 h y3
A = 3/8 h ( 1 y0 + 3 y2 + 3 y3 + 1 y4 )

10

ATURAN SIMPSON III


y = a0 + a1.x + a2.x
C
F
I
dx

D
y0
A 0

II
y1

y2

E 2

Garis lengkung pangkat 2


Ordinat : 0, 1, 2
Jarak ordinat : h
Panjang ordinat : y0, y1, y2
Perhitungan luas bagian I (ABCD)
atau bagian II (BEFC)

LUAS BIDANG I : 1/12 h ( 5 y0 + 8 y1 1 y2 ), ATAU:


LUAS BIDANG II : 1/12 h ( 5 y2 + 8 y1 1 y0 )
PERHATIKAN : - Angka pengali
- Faktor Simpson III

: 1/12
: 5, 8, -1

- Jarak ordinat kelipatan : 2

Persamaan garis : y = a0 +a1 x +a2 x2


. [I]
h
h
h
2
Luas ABCD = 0 dA = 0 ydx = 0 (a0 +a1 x + a2 x )dx
= a0 x + a1 x2 +1/3 a2 x3 = a0h + a1 h2 + 1/3 a2 h3
[II]
Dimisalkan : A = A y0 + B y1 + C y2
[III]
Bila persamaan [I], harga x diganti 0, h dan 2h dan harganya disebut y0, y1 dan y2
maka diperoleh : y0 = a0
y1 = a0 +a1h +a2 h2
y2 = a0 +2a1h +4a2 h2
Dimasukan ke persamaan [III], diperoleh :
A = Aa0 +B(a0 +a1h +a2 h2) +C(a0 +2a1h +4a2 h2)
A = (A+B+C)a0 + (B+2C)a1h +(B+4A3)a2h2
[IV]
Dari persamaan [II] dan [IV], diperoleh :
(A+B+C) =h
diselesaikan, diperoleh :
( B + 2C )
=h
( B + 4C )
= 1/3 h
A = 5/12 h, B = 8/12, C = -1/12 h.
Dimasukan ke persamaan [III], diperoleh :
Luas ABCD = 5/12 h y0 + 8/12 h y1 1/12 h y2
Luas ABCD = 1/12 h ( 5 y0 + 8 y1 1 y2 )
Luas BEFC = 1/12 h ( 5 y2 + 8 y1 1 y0 )

11

JARAK ORDINAT KELIPATAN 2 ( SIMPSON I )


C

F
H

D
y1

y0

y2

y3

B
h

y4

y5

y6
G

LUAS ABCD = 1/3 h ( 1 y0 + 4 y1 + 1 y2 )


LUAS BEFC = 1/3 h (

1 y 2 + 4 y3 + 1 y 4 )

LUAS EGHF = 1/3 h (

1 y4 + 4 y5 + 1 y6 )

---------------------------------------------------------------------------------- +
LUAS AGHD = 1/3 h ( 1 y0 + 4 y1 + 2 y2 + 4 y3 + 2 y4 + 4 y5 + 1 y6 )
PERHATIKAN : - Faktor Simpson I sesuai kelipatan ordinat

JARAK ORDINAT KELIPATAN 3 ( SIMPSON II )


C
F

D
y1

y0

y2

y3

y4

y5

y6

A
h

E
h

LUAS ABCD = 3/8 h ( 1 y0 + 3 y1 + 3 y2 + 1 y3 )


LUAS BEFC = 3/8 h (

1 y3 + 3 y4 + 3 y5 + 1 y6 )

------------------------------------------------------------------------------------+
LUAS AEFD = 3/8 h ( 1 y0 + 3 y1 + 3 y2 + 2 y3 + 3 y4 + 3 y5 + 1 y6 )
PERHATIKAN : - Faktor Simpson II sesuai kelipatan ordinat

12

Jarak ordinat kelipatan 2 + 1 di ujung


( Gabungan SIMPSON I dan SIMPSON III )
D
C

y2

y1

y0
F
h

y3

LUAS ABCD = 1/3 h (

y4

y5

1 y1 + 4 y2 + 2 y3 + 4 y4 + 1 y5 ) Simpson I

= 1/12 h (

4 y1 + 16 y2 + 8 y3 + 16 y4 + 4 y5 )

LUAS FADE = 1/12 h ( 5 y0 + 8 y1 1 y2 )

. .Simpson III

--------------------------------------------------------------------------------- +
LUAS FBCE = 1/12 h ( 5 y0 +12 y1 + 15 y2 + 8 y3 + 16 y4 + 4 y5 )
PERHATIKAN : - Angka pengali : 1/12
- Faktor Simpson gabungan Simpson I dan Simpson III
- Simpson III hanya dapat digabung dengan Simpson I

SIMPSON I dengan pembagian sub-ordinat


C

D
y0
A

y2

y1

y3

H
Y3 y
3 y3

y
4

h
h h h

LUAS BEFC

= 1/3 h ( 1 y1 + 4 y2 + 1 y3 )

LUAS ABCD=1/3 (1/2 h) ( 1 y0 + 4 y + 1 y1 )

= 1/3 h ( y0 + 2 y + y1 )

LUAS EGHF=1/3 (1/4 h) ( 1 y3 + 4 y3 + 2 y3 + 4 y3 + 1 y4 ) = 1/3 h ( y3 + 1 y3 + y3 + 1 y3 + y4 )


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- +
LUAS AGHD = 1/3 h ( y0 + 2 y + 1 y1 + 4 y2 + 1 y3 + 1 y3 + y3 + 1 y3 + y4 )
PERHATIKAN : Faktor Simpson I disesuaikan pembagian ordinat
Pembagian sub-ordinat dilakukan pada daerah lengkungan yang ekstrem agar hasil lebih teliti
Pembagian jarak ordinat harus sesuai aturan Simpson yang dipakai.

13

CONTOH :
Sebuah kapal mempunyai setengah bidang garis air seperti pada gambar. Diketahui panjang
Lpp = 60,00 m, panjang Lwl = Lpp + 4% Lpp. Lebar kapal B = 14 m. Dari hasil pengukuran
diketahui : y-2 = 0 m , y-1 =2 m, y0 = 3 m, y1= 5 m, y2 = 6 m, y3 = y4 = y5 = y6 = 7 m, y7 = 6 m, y8
= 4m, y8 = 3 m, y9 = 2 m, y9 = 1 m, y10 = 0 m

-2

-1 O/AP 1
h
h

4
h

5
h

7
h

8 9 10/FP
h h h h"

h h
Hitung luas bidang garis air dan letak titik berat memanjang bidang terhadap ordinat 5.
Perhitungan menggunakan tabel.
JAWAB :
Lwl = Lpp + 4% Lpp = ( 60 + 2,4 ) m = 62,4 m
h = 60/10 m = 6 m. h = . 2,4 m = 1,2 m.
Maka h = 0,2 h dan h = 0,5 h.
Faktor Simpson I : disesuaikan harga h dan h terhadap h

No
station

Panjang
y (m)

F.Simp
s

y.s

Lengan
n

Momen
y.s.n

-2

0,2

- 5,4

- 0,00

-1

0,8

1,6

- 5,2

- 8,32

1,2

3,6

-5

- 18,00

20

-4

- 80,00

12

-3

- 36,00

28

-2

- 56,00

14

-1

-14,00

28

14

+1

+14,00

24

+2

+48,00

1,5

+3

+18,00

+3,5

+19,00

+4

+ 8,00

+4,5

+ 9,00

10

0,5

+5,0

+ 0,00

Sy.s =161,2

S ysn = -94,32

JAWAB :
Luas bidang garis air 2x luas bidang
Luas bidang garis air :
Aw = 2 x 1/3 h. S y.s
= 2 x 1/3. 6. 161,2
= 644,8 m2
Letak titik berat memanjang terhadap
ordinat 5 :
LCF = h. ( ysn / ys )
LCF= 6. ( -94,32 / 151,2 )
LCF = - 3,51 m (sebelah kiri ordinat 5)
Titik berat bidang garis air dinamakan
TITIK APUNG ( Centre of Floatation )
LCF = Longitudinal Centre of Floatation
= jarak CF terhadap midship.

14

DISPLASEMEN ( DISPLACEMENT )

T
Displasemen volume: V (m3)

B
Lwl

DISPLASEMEN VOLUME ( VOLUME DISPLACEMENT )


VOLUME AIR YANG DIPINDAHKAN OLEH BADAN KAPAL YANG
TERBENAM DIDALAM AIR . [ m3 ].
Displasemen volume tanpa kulit kapal dan tonjolan misalnya
kemudi, baling-baling, dinamakan juga sebagai ISI KARENE.
Jika seluruh bagian tersebut diatas ikut dihitung, dinamakan
displasemen volume penuh.

CARA MENGHITUNG DISPLASEMEN VOLUME

A-2=0

A4=0
A-1 A0

AP
B

A1

A2

A3
FP
T

LPP

BERDASAR PANJANG LPP : digunakan luas station-station


Bagian kapal sepanjang LPP dinamakan MAIN PART sedangkan bagian dibelakang AP
dinamakan CANT PART
Sepanjang LPP dibagi dengan station sesuai jarak ordinat pada aturan Simpson= ( h )
Dicari luas penampang tiap station ( misalkan A0, A1, A2, A3 dan A4 )
Bagian cant part dibagi dua, dengan jarak ordinat h misal = xh, dicari luas penampang
A-2=0 , A-1 dan A0 (= A0 main part )
Dihitung volume kapal seluruh, main part dan cant part, dengan aturan Simpson
mengunakan satu tabel. Harga x pada jarak ordinat h dimasukkan pada faktor Simpson

15

CARA MENCARI LUAS PENAMPANG STATION

wl 4

Y4.2

Y4.3

wl 3

Y3.2

h2

wl 2

Y2.2

h2

wl 1

Y1.2

h2

wll 0

Y0.2

h2

Y4.1

Y3.3

h3

Y2.3

h3

h1

Y2.1

Y1.3 h3
Y0.3 h
3

CL

h1

Y1.1

Station 3

h1

Y0.1 h1

CL

Station 2
LUAS A2 = 2 x1/3 h2. Y.s

Y3.1

Y2.-1
Y2.0
Y1.0 h0 Y1.-1 h-1
h-1
h0

CL

Station 1

CL

Stat 0

CL

Stat -1

LUAS A3 = 2 x1/3 h3. Y.s


LUAS A1 = 2 x1/3 h1. Y.s
LUAS A0 =2 x 1/3 h0. Y.s
LUAS A--1 =2 x 1/3 h-1. Y.s

TABEL perhitungan displasemen volume dan letak titik tekan memanjang LCB
No. Station

Luas station
A

Faktor Simpson
s

A.s

Lengan dari st.2


n

-2

A-2

1x

A-2.1x

-(2 + 2x)

-A-2.1x.(2 + 2x)

-1

A-1

4x

A-1.4x

-(2 + x)

-A-1.4x.(2 + x)

A0

1 +1 x

A0(1+1x)

-2

-A0(1+1x).2

A1

A1.4

-1

-A1.4.1

A2

A2.2

A3

A3.4

+1

+A3.4.1

A4

A4.1

+2

+A4.1.2

A.s

Momen statis
A.s.n

A.s.n

Displasemen volume V = 1/3. h. A.s [ m3 ]


Letak titik tekan memanjang terhadap st.2 , LCB = h . [ A.s.n / A.s] [ m ]
LCB + berarti terletak sebelah kanan st.2 , - berarti terletak sebelah kiri st.2.

16

DISPLASEMEN BERAT (WEIGHT DISPLACEMENT)

ADALAH BERAT AIR YANG DIPINDAHKAN OLEH


BADAN KAPAL DIDALAM AIR [ ton ]

DISPLASEMEN BERAT = DISPLASEMEN VOLUME X


MASSA JENIS AIR
Massa jenis air tawar = at = 1,000 [ ton / m3 ]
Massa jenis air laut = al = 1,025 [ ton / m3 ]
Dilaut : (ton) = V (m3) x 1,025 [ ton/m3 ]

PADA SAAT KAPAL TERAPUNG SEIMBANG MAKA


BERAT AIR YANG DIPINDAHKAN OLEH BADAN
KAPAL DIDALAM AIR ( ) = GAYA TEKAN KEATAS
/BUOYANCY (V) = BERAT KAPAL SELURUH (W ).
HUKUM ARCHIMEDES

W = V ( gaya berat kapal = gaya tekan keatas )

BERAT KAPAL SELURUH :


BERAT KAPAL KOSONG + BOBOT MATI (DEADWEIGHT= DWT) .
[ ton ].

BERAT KAPAL KOSONG :


BERAT BADAN KAPAL + BERAT PERALATAN GELADAK + BERAT
PERMESINAN . [ ton ].

BOBOT MATI ( DEADWEIGHT =DWT) :


BERAT MUATAN + BERAT PENUMPANG & PERLENGKAPANNYA +
BERAT ABK & PERLENGKAPANNYA +BERAT BAHAN BAKAR &
MINYAK PELUMAS + BERAT LOGISTIK (MAKANAN & MINUMAN) +
BERAT AIR TAWAR + BERAT PERLENGKAPAN LAYAR (TALI DLL) +
BERAT BALLAS TIDAK TETAP (AIR BALLAS) .. [ ton ].

17

TONASE / TONNAGE
FUNGSI TONASE :
- UKURAN BESAR KAPAL UNTUK PENENTUAN BESAR MUATAN
YANG DAPAT DIANGKUT.
- DASAR PENENTUAN PENGENAAN PAJAK, BEAYA LABUH &
TAMBAT BEAYA MASUK TERUSAN, BEAYA NAIK DOK.
- DASAR PEMBERLAKUAN SYARAT-SYARAT KESELAMATAN

MACAM TONASE :
- ISI KOTOR / GROSS TONNAGE
- ISI BERSIH / NET TONNAGE.

ISI KOTOR / GROSS TONNAGE ( GT )


ADALAH UKURAN VOLUME DARI SELURUH BAGIAN KAPAL

ISI BERSIH / NET TONNAGE ( NT )


ADALAH UKURAN VOLUME DARI KAPAL YANG BERGUNA
(MENGHASILKAN PENDAPATAN)
PENGECUALIAN : - KAPAL PERANG
- KAPAL DENGAN PANJANG < 24 M
ACUAN PERATURAN :
INTERNATIONAL CONVENTION ON TONNAGE
MEASUREMENT OF SHIPS 1969

GROSS TONNAGE (GT) & NET TONNAGE (NT)

18

PERHITUNGAN GROSS TONNAGE dan NET TONNAGE

Gross tonnage : GT = K1V


V = Volume total dari semua enclose spaces kapal [m3]
K1 = 0,2 + 0.02 log10V (atau dapat diperoleh dari Appendix 2)

Net tonnage : NT = K2Vc (4d/3D)2 + K3 (N1 + N2/10)


a. Faktor (4d/3D) tidak lebih besar dari satu
b. K2Vc (4d/3D)2 tidak boleh kurang dari 0,25 GT
c. NT tidak boleh kurang dari 0,30 GT
Vc = volume total ruang muat [m3]
K2 = 0,2 + 0,02 log10Vc (atau dapat diperoleh dari Appendix 2)
K3 = 1,25. GT + 10.000
10.000
D = tinggi geladak moulded/moulded depth di tengah kapal [m]
diukur dari bagian atas pelat lunas hingga sisi bawah geladak
pada sisi tepi geladak
d = sarat air moulded / moulded draught di tengah kapal [m]

N1 = jumlah penumpang kabin, tidak lebih dari 8 tempat tidur


N2 = jumlah penumpang lainnya
N1 + N2 = jumlah penumpang total yang boleh diangkut kapal sesuai
sertifikat penumpang kapal, bila N1 + N2 kurang dari 13 , maka N1
dan N2 diambil sama dengan nol
GT diperoleh dari perhitungan sesuai rumus
Moulded draught d diambil salah satu dari ketentuan dibawah ini :
a. untuk kapal yang mengikuti peraturan lambung timbul, sarat air
sesuai Garis Musim Panas S (kecuali kapal pengangkut kayu)
b. untuk kapal penumpang, sarat air yang berhubungan dengan
garis muat terdalam sesuai peraturan the Safety of Life at Sea
(SOLAS)
c. untuk kapal yang tidak menerapkan peraturan lambung timbul,
tetapi menerapkan persyaratan nasional, maka sarat air adalah
pada batas Garis Muat Musim Panas S
d. untuk kapal tanpa garis muat tetapi sarat air ditentukan berdasar
persyaratan nasional, dipakai sarat maksimumnya
e. untuk kapal lainnya, dipakai 75% moulded depth di tengah kapal

19

KAPASITAS / CAPACITY

FUNGSI KAPASITAS :
- MENENTUKAN BESAR RUANG MUATAN KAPAL
- MENENTUKAN BESAR TANGKI DI KAPAL

MACAM KAPASITAS :
- KAPASITAS MUATAN KARUNG / BALE CARGO CAPACITY
- KAPASITAS MUATAN CURAH / GRAIN CARGO CAPACITY
- KAPASITAS TANGKI / TANK CAPACITY

MENGHITUNG KAPASITAS :
- HITUNG VOLUME RUANGAN (DENGAN SIMPSON)
SAMPAI BATAS TERLUAR RUANGAN
- KURANGI DENGAN BAGIAN ATAU KONSTRUKSI YANG
TIDAK TERHITUNG DALAM VOLUME.

KOEFISIEN BIDANG GARIS AIR


( WATERPLANE COEFFICIENT )

Luas bidang garis air = Aw


B
L
Koefisien bidang garis air Cw : Perbandingan luas garis air Aw dengan
luas empat persegi panjangnya L x B
Aw
Cw = = ---------LxB

A w = Luas bidang garis air


kapal (m2)
L = Panjang kapal (m)
B = Lebar kapal (m)

20

KOEFISIEN BIDANG TENGAH


( MIDSHIP COEFFICIENT )

Garis air
Luas bidang tengah Am

B
Koefisien bidang tengah : Perbandingan luas bidang tengah Am dengan
empat persegipanjangnya B x T.
Am
Cm = = -------BxT

Am = Luas bidang tengah kapal [m]


B = Lebar kapal [m]
T = Sarat air kapal [m]

KOEFISIEN BLOK ( BLOCK COEFFICIENT )


T
Volume displasemen: V (m3)
B
L

Koefisien blok : Perbandingan volume displasemen V dengan


kotaknya L x B x T
V
Cb = = -----------LxBxT

V = Volume displasemen (m3)


= volume air yang dipindahkan badan
kapal yang terbenam di air

L = Panjang kapal (m), B = Lebar kapal (m), T = Sarat air kapal (m)

21

KOEFISIEN PRISMATIK ( PRISMATIC COEFFISIENT )


Vertikal

Aw

Longitudinal

T
Am
B
L
V

V = Displasemen volume (m3)

Longitudinal: Cpl = --------

Am = Luas bidang tengah kapal (m2)

Am x L

Aw = Luas bidang garis air kapal(m2)

V
Vertikal

L = Panjang kapal (m)

: Cpv = -------Aw x T

T = Sarat air kapal (m)


Umum dipakai Cp = Cpl

HUBUNGAN ANTAR KOEFISIEN

V
V
Am
Cb = ------------ = -------- x -------- = Cpl x Cm
LxBxT
Am x L
BxT

V
V
Aw
Cb = ------------- = -------- x -------- = Cpv x Cw
LxBxT
Aw x T
LxB

Cpl

Cb
= ------Cm

dan

Cpv

Cb
= ------Cw

Koefisien tidak mempunyai satuan dan harganya 1,0

22

HARGA KOEFISIEN BEBERAPA TIPE KAPAL NORMAL


No

TIPE KAPAL

Cb

Cp

Cm

Crude oil carrier

0,82-0,86

0,82-0,90

0,98-0,99

Product tanker

0,78-0,83

0,80-0,85

0,96-0,98

Dry bulk carrier

0,75-0,84

0,76-0,85

0,97-0,98

Cargo ship

0,60-0,75

0,61-0,76

0,97-0,98

Passenger ship

0,58-0,62

0,60-0,67

0,90-0,95

Container ship

0,60-0,64

0,60-0,68

0,97-0,98

Ferries

0,55-0,60

0,62-0,68

0,90-0,95

Frigate

0,45-0,48

0.60-0,64

0,75-0,78

Tug

0,54-0,58

0,62-0,64

0,90-0,92

10

Yacht

0,15-0,20

0,50-0,54

0,30-0,35

11

Icebreaker

0,60-0,70

SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai