basa lemah dan mengambil ion H+, terjadi suatu perubahan struktur dan memberikan
warna merah dari ion-ionnya (Anonim, 2009).
Phenolftalein (pp) mengandung C2OH14O4, Phenolftalein tergolong asam yang
sangat lemah dalam keadaan yang tidak terionisasi indikator tersebut tidak berwarna. Jika
dalam lingkungan basa, Phenolftalein akan terionisasi lebih banyak dan memberikan
warna terang karena anionnya (Day, 1981)
3 Metodologi
3.1 Alat: Pipet volum 10 mL, buret, glasfine/dragball, labu ukur 100 mL dan 250 mL,
erlenmeyer 100 mL, gelas beker 250 mL, corong, statif, klem, pipet tetes, spatula
3.2. Bahan: obat maag, larutan HCl 0,1M, larutan NaOH 0,1N, indikator PP dan MO
3.3 Cara Kerja
Standarisasi larutan asam
Masukkan sampel (larutan asam 0,1M) sebanyak 25 mL ke dalam erlenmeyer,
tambahakan indikator 3 tetes: PP dan MO. Titrir dengan menggunakan larutan basa
(larutan NaOH 0,1N). Catat volume yang dibutuhkan, ulangi 3 kali (triplo). Hitunglah
kenormalan larutan asam
Penentuan kadar basa dalam obat maag
Masukkan 10 ml sampel (obat maag cair) ke dalam labu ukur 100 mL, lalu
tambahkan akuades sampai batas. Ambil 10 mL larutan sampel, lalu masukkan ke dalam
erlenmeyer. Kemudian tambahkan 10 mL larutan asam yang sudah diketahui
normalitasnya. Tambahkan indikator 3 tetes: PP dan MO. Titrir dengan menggunakan
larutan basa (larutan NaOH 0,1N). Catat volume yang dibutuhkan( Ulangi 3 kali/triplo).
Hitunglah kadar basa yang terkandung dalam obat maag
Catatan: Praktikan diwajibkan membawa obat Maag (tiap kelompok satu jenis obat
maag)