Anda di halaman 1dari 2

PERCOBAAN VI

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA


DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG
1. TUJUAN
Menentukan kadar aspirin dan kadar kafein dalam tablet.
2. DASAR TEORI
Obat maag atau antasida adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif
yang menetralkan asam dilambung. Untuk mengatasi nyeri lambung, antasida
mengandung senyawa magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida yang berfungsi
menetralkan asam lambung. Antasida adalah golongan obat yang digunakan dalam terapi
terhadap akibat yang ditimbulkan oleh asam yang diproduksi oleh lambung. Secara alami
lambung memproduksi suatu asam yang disebut asam klorida yang berfungsi untuk
membantu proses pencernaan protein. Asam ini secara alami mengakibatkan kondisi isi
perut menjadi asam, yakni antara kisaran pH 2-3. Lambung, usus dan esophagus sendiri
(yang juga terdiri dari protein) dilindungi dari kerja asam melalui beberapa mekanisme.
Apabila kadar asam yang dihasilkan oleh lambung terlalu banyak maka mekanisme
perlindungan ini tidak terlalu kuat/kurang kuat dalam melindungi lambung, usus dan
esophagus terhadap kerja asam lambung mengakibatkan kerusakan pada organ-organ
tersebut dan menghasilkan gejala seperti rasa sakit pada perut dan ulu hati terasa terbakar.
Antasida bekerja dengan cara menetralkan kondisi terlalu asam tersebut, selain
itu antasida juga bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim pepsin yang aktif
bekerja pada kondisi asam, enzim ini diketahui juga berperan dalam menimbulkan
kerusakan pada organ saluran pencernaan manusia.
Ada beberapa macam titrasi bergantung pada jenis reaksinya, seperti titrasi asam
basa, titrasi permanganometri, titrasi argentometri, dan titrasi iodometri. Pada topik
berikut akan diuraikan mengenai titrasi asam basa. Titrasi adalah suatu metode untuk
menentukan konsentrasi zat di dalam larutan. Titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan
larutan tersebut dengan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Reaksi dilakukan
secara bertahap (tetes demi tetes) hingga tepat mencapai titik stoikiometri atau titik setara.
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar
larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant
ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara
stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan
berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen, yaitu titik
dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa
yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Keadaan
dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai
titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir
titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga
sebagai titik ekuivalen. Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan,
kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka bisa dihitung
konsentrasi titran tersebut.
Metil Orange (Methyl Orange) MO atau metil jingga adalah senyawa dengan
rumus C14H14N3NaO3S. Metil jingga adalah garam Na dari suatu asam sulphonic di mana
di dalam suatu larutan banyak terionisasi, dan dalam lingkungan alkali anionnya
memberikan warna kuning sedangkan dalam suasana asam metil jingga bersifat sebagai

basa lemah dan mengambil ion H+, terjadi suatu perubahan struktur dan memberikan
warna merah dari ion-ionnya (Anonim, 2009).
Phenolftalein (pp) mengandung C2OH14O4, Phenolftalein tergolong asam yang
sangat lemah dalam keadaan yang tidak terionisasi indikator tersebut tidak berwarna. Jika
dalam lingkungan basa, Phenolftalein akan terionisasi lebih banyak dan memberikan
warna terang karena anionnya (Day, 1981)
3 Metodologi
3.1 Alat: Pipet volum 10 mL, buret, glasfine/dragball, labu ukur 100 mL dan 250 mL,
erlenmeyer 100 mL, gelas beker 250 mL, corong, statif, klem, pipet tetes, spatula
3.2. Bahan: obat maag, larutan HCl 0,1M, larutan NaOH 0,1N, indikator PP dan MO
3.3 Cara Kerja
Standarisasi larutan asam
Masukkan sampel (larutan asam 0,1M) sebanyak 25 mL ke dalam erlenmeyer,
tambahakan indikator 3 tetes: PP dan MO. Titrir dengan menggunakan larutan basa
(larutan NaOH 0,1N). Catat volume yang dibutuhkan, ulangi 3 kali (triplo). Hitunglah
kenormalan larutan asam
Penentuan kadar basa dalam obat maag
Masukkan 10 ml sampel (obat maag cair) ke dalam labu ukur 100 mL, lalu
tambahkan akuades sampai batas. Ambil 10 mL larutan sampel, lalu masukkan ke dalam
erlenmeyer. Kemudian tambahkan 10 mL larutan asam yang sudah diketahui
normalitasnya. Tambahkan indikator 3 tetes: PP dan MO. Titrir dengan menggunakan
larutan basa (larutan NaOH 0,1N). Catat volume yang dibutuhkan( Ulangi 3 kali/triplo).
Hitunglah kadar basa yang terkandung dalam obat maag
Catatan: Praktikan diwajibkan membawa obat Maag (tiap kelompok satu jenis obat
maag)

Anda mungkin juga menyukai