Anda di halaman 1dari 3

PERHITUNGAN DIAMETER SEHER DAN DIAMETER KATUP

MotoBike
Mungkin masih banyak yang belum tau soal rumus-rumus dalam meng-up grade performa
mesin skutik yang rata-rata jenis 4-Tak. Misal rumus menghitung volume silinder ketika
melakukan bore-up dan sebagainya.
Padahal dari penggantian diameter piston tersebut, ada lagi rumus buat ngoprek komponen
mesin lainnya bila ingin performanya lebih bagus.

Oke, kita mulai cara menghitung volume silinder. Masih ingat gak pelajaran matematikan
di sekolah mengenai cara menghitung volume sebuah tabung silindris? Nah, sama deh
dengan rumus menghitung kapasitas mesin 4-Tak.
Yakni V (dalam cm atau cc) = (1/4 x ? x D x T) : 1.000. Di mana V adalah volume
silinder, ? : bilangan konstanta yang nilainya 3,14, D : diameter piston dan T : langkah
piston (stroke). Nah, dengan rumus ini, sobat sekalian bisa menentukan pembesaran
kapasitas yang dikehendaki.

Misal di Yamaha Mio. Skutik ini mengusung diameter piston standar 50,0 mm. Sementara
stroke-nya 57,9 mm. Berarti bila dimasukkan dalam rumus tadi, D = 50 mm dan T = 57,9
mm. V = 1/4 x 3,14 x (0,5) x 0,579, hasilnya V = 113,6 cc. Itu kapasitas murninya,
dibulatkan jadi 115 cc.
Trus, misal kita ingin dongkrak kapasitas silindernya jadi 150 cc atau yang mendekati,
mesti pakai piston diameter berapa? Yuk, kita kalkulasi lagi. Tinggal mainkan saja angka
untuk D.
Coba deh kalo kita pakai piston berdiamter 57 mm. Jika dimasukkan dalam rumus
menghitung volume silinder mesin 4-Tak tadi, maka hasilnya akan didapat V = 147,67 cc.
Mendekati 150 cc kan? Sementara kalau pakai piston 58 mm, hasilnya V = 152,9 cc.

Nah, menurut Andhika Bintang Budaya atau yang di kancah balap motor nasional sering
dipanggil Om Gandoz, diamater piston bisa lo dipakai untuk menentukan diameter klep
yang ideal. Misal setelah mesin di-bore up, klepnya mau ikut digedein biar dapat efisiensi
volumetrik yang optimal.
Banyak yang suka salah kaprah dalam mengaplikasi klep gede. Sebab kalau diameter klep
yang digunakan terlalu lebar, akan mengakibatkan velocity-nya (kecepatan aliran
campuran bahan bakar) jadi terlalu rendah. Efeknya asupan gas jadi kurang maksimal,
terang salah satu tunner road race papan atas ini.

Lantas bagaimana rumus menentukan diameter klep yang ideal? Kata Om Gandoz, untuk
diameter klep in adalah maksimal 50% dari diameter piston yang digunakan. Misal kalau
pakai piston 58 mm, 58 x 50/100 = 29. Artinya maksimal pakai klep berdiameter 29 mm.
Itu batas maksimalnya, boleh-boleh saja pakai di bawah itu. Misal 28 mm, tambahnya.
Sementara untuk klep out, patokan maksimumnya sekitar 85% dari diameter klep in.
Ambil contoh kalau diameter klep in-nya pakai 28 mm, maka klep out-nya = 28 mm x 85 /
100 = 23,8 mm. Tapi karena untuk mendapatkan klep ukuran 23,8 mm itu susah, kata Om
Gandoz pilih saja mendekati, misal pakai 23 mm.
Jangan ambil yang lebih gede trus dibubut. Karena kalau klep sudah dibubut,
kekuatannya akan berkurang lantaran lapisan hardener-nya terkikis. Efeknya, klep bakal
mudah bengkok atau cepat menghantarkan panas ke seating klep yang menyebakan
pemuaian tinggi,

Anda mungkin juga menyukai