Anda di halaman 1dari 16

Adsorben

Pengertian Adsorben
Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari suatu fase fluida
(Saragih, 2008). Kebanyakan adsorben adalah bahan- bahan yang sangat berpori dan adsorpsi
berlangsung terutama pada dinding pori- pori atau pada letak-letak tertentu di dalam partikel
itu. Oleh karena pori-pori biasanya sangat kecil maka luas permukaan dalam menjadi
beberapa orde besaran lebih besar daripada permukaan luar dan bisa mencapai 2000 m/g.
Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau karena perbedaan polaritas yang
menyebabkan sebagian molekul melekat pada permukaan tersebut lebih erat daripada
molekul lainnya. Adsorben yang digunakan secara komersial dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu kelompok polar dan non polar (Saragih, 2008).

Adsorben Polar Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben yang
termasuk kedalam kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan zeolit.

Adsorben non polar Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis adsorben
yang termasuk kedalam kelompok ini adalah polimer adsorben dan karbon aktif.

Menurut IUPAC (Internasional Union of Pure and Applied Chemical) ada beberapa
klasifikasi pori yaitu : a.Mikropori : diameter < 2nm
b.Mesopori : diameter 2 50 nm
c.Makropori : diameter > 50 nm
Adsorbat
Adsorbat adalah substansi dalam bentuk cair atau gas yang terkonsentrasi pada permukaan
adsorben. Adsorbat terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok polar seperti air dan kelompok
non polar seperti methanol, ethanol dan kelompok hidrokarbon (Suzuki, 1990 dalam saragih,
2008). Karbondioksida merupakan jenis adsorbat yang sesuai digunakan untuk adsorben jenis
hidrofobic seperti karbon aktif. Karbondioksida merupakan persenyawaan antara karbon
dengan oksigen. Pada kondisi tekanan dan temperatur atmosfir, karbondioksida merupakan
gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak reaktif, tidak beracun dan tidak mudah terbakar
(nonflammable). Pada kondisi triple point, karbondioksida dapat berupa padat, cair ataupun
gas bergantung pada kondisinya. Karbondioksida berada pada fase padat pada temperature
-109 F(-78,5oC) dan tekanan atmosfir akan langsung menyublimasi tanpa melalui fase cair
terlebih dahulu. Sedangkan pada tekanan dan temperatur di atas triple point dan di bawah
temperatur 87,9 F (31,1oC) maka karbondioksida cair dan gas akan berada pada kondisi
kesetimbangan.
Adsorpsi
Adsorpsi (penyerapan) adalah suatu proses pemisahan dimana komponen dari suatu fase
fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Biasanya partikelpartikel kecil zat penyerap dilepaskan pada adsorpsi kimia yang merupakan ikatan kuat antara
penyerap dan zat yang diserap sehingga tidak mungkin terjadi proses yang bolak-balik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses adsorbs (Prawira, 2008);

Agitation (Pengadukan) Tingkat adsorbsi dikontrol baik oleh difusi film maupun
difusi pori, tergantung pada tingkat pengadukan pada sistem.

Karakteristik Adsorban (Karbon Aktif) Ukuran partikel dan luas permukaan


merupakan karakteristik penting karbon aktif sesuai dengan fungsinya sebagai
adsorban. Ukuran partikel karbon mempengaruhi tingkat adsorbsi; tingkat adsorbsi
naik dengan adanya penurunan ukuran partikel. Oleh karena itu adsorbsi
menggunakan karbon PAC (Powdered Acivated Carbon) lebih cepat dibandingkan
dengan menggunakan karbon GAC (Granular Acivated Carbon). Kapasitas total
adsorbsi karbon tergantung pada luas permukaannya. Ukuran partikel karbon tidak
mempengaruhi luas permukaanya. Oleh sebab itu GAC atau PAC dengan berat yang
sama memiliki kapasitas adsorbsi yang sama.

Kelarutan Adsorbat Senyawa terlarut memiliki gaya tarik-menarik yang kuat


terhadap pelarutnya sehingga lebih sulit diadsorbsi dibandingkan senyawa tidak larut.

Ukuran Molekul Adsorbat Tingkat adsorbsi pada aliphatic, aldehyde, atau alkohol
biasanya naik diikuti dengan kenaikan ukuran molekul. Hal ini dapat dijelaskan
dengan kenyataan bahwa gaya tarik antara karbon dan molekul akan semakin besar
ketika ukuran molekul semakin mendekati ukuran pori karbon. Tingkat adsorbsi
tertinggi terjadi jika pori karbon cukup besar untuk dilewati oleh molekul.

pH Asam organik lebih mudah teradsorbsi pada pH rendah, sedangkan adsorbsi basa
organik efektif pada pH tinggi.

Temperatur Tingkat adsorbsi naik diikuti dengan kenaikan temperatur dan turun
diikuti dengan penurunan temperatur

Adsorpsi Oleh Membran Zeolit


Dalam keadaan normal maka ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh molekul air bebas
yang membentuk bulatan di sekitas kation. Bila kristal tersebut dipanaskan selama beberapa
jam, biasanya pada temperatur 250-900 oC, maka kristal zeolit yang bersnagkutan berfungsi
menyerap gas atau cairan. Daya serap (absorbansi) zeolit tergantung dari jumlah ruang hampa
dan luas permukaan. Biasanya mineral zeolit mempunyai luas permukaan beberapa ratus
meter persegi untuk setiap gram berat. Beberapa jenis mineral zeolit mampu menyerap gas
sebanyak 30% dari beratnya dalam keadaan kering. Pengeringan zeolit biasanya dilakukan
dalam ruang hampa dengan menggunakan gas atau udara kering nitrogen atau methana
dengan maksud mengurangi tekanan uap ari terhadap zeolit itu sendiri ( Rakmatullah,dkk.
2008). Keuntungan lain dari penggunaan mineral zeolit sebagai bahan penyaring adalah
pemilahan molekul zat yang terserap, disamping penyerapan berdasarkan ukuran garis tengah
molekul ruang hampa. Apabila ada dua molekul atau lebih yang dapat melintas, tetapi karena
adanya pengaruh kutub atau hubungan antara molekul zeolit itu sendiri dengan molekul zat
yang diserap, maka hanya sebuah saja yang diloloskan, sedang yang lain ditahan atau ditolak.
Molekul yang berkutub lebih atau tidak jenuh akan lebih diterima daripada yang tidak
berkutub atau yang jenuh. Air dalam etanol dapat teradsorbsi karena gaya tarik dari
permukaan membran zeolit lebih besar dari pada gaya tarik yang menahan air tersebut untuk
tetap larut dalam etanol. Dengan memanfaatkan sifat fisik dan kimia zeolit tersebut yaitu sifat
hidrofilik dan ukuran pori < 0.44 nm sehingga air dalam etanol dapat diserap secara
sempurna dan pada akhirnya kemurniannya meningkat. Absorpsi tersebut merupakan

fenomena permukaan yang terjadi pada saat molekul adsorbate tertarik dan menempel pada
permukaan dari adsorbent. Gaya tarik tersebut disebabkan oleh gugus-gugus hidroksil yang
berada di permukaan pori dari membran zeolit (Rakmatullah,dkk. 2008). Adsorpsi terjadi
pada permukaan pori membran. Partikel zeolit memiliki tiga tipe pori, yaitu macropore dan
micropore (masing-masing dengan ukuran >50nm dan <2nm). Di antara keduanya terdapat
mesopore. Macropore merupakan jalan masuk ke dalam partikel menuju micropore.
Macropore tidak berkontribusi terhadap besarnya luas permukaan membran zeolit.
Sebaliknya, micropore adalah penyebab besarnya luas permukaan membran zeolit. Micropore
tersebut sebagian besar terbentuk selama proses aktifasi. Pada micropore inilah sebagian
besar peristiwa adsorpsi terjadi.
Proses adsorpsi terjadi melalui tiga tahap, yaitu:
1. macro transport: pergerakan material organik melalui sistem macropore membran zeolit.
2. micro transport: pergerakan material organik melalui sistem mesopore dan micropore dari
membran zeolit. 3. sorption: melekatnya material organik pada permukaan membran zeolit,
yaitu di permukaan macropore, mesopore dan micropore.

SIFAT adsorbenAdsorben yang tersedia sebagai butir yang tidak teratur, pelet diekstrusi dan
bidang terbentuk.Ukuran mencerminkan kebutuhan untuk paket sebagai daerah permukaan
sebanyak mungkin kedalam suatu volume tertentu dari tempat tidur dan pada waktu drop
meminimalkan tekanan yangsama untuk mengalir melalui tempat tidur. Ukuran hingga
sekitar 6 mm yang umum.Untuk menjadi menarik secara komersial, adsorben harus
mewujudkan sejumlah fitur:(A) harus memiliki luas permukaan besar internal.(B) daerah
tersebut harus dapat diakses melalui pori-pori cukup besar untuk mengakui molekuluntuk
teradsorpsi. Ini adalah bonus jika pori-pori juga cukup kecil untuk mengecualikan
molekulyang tidak diinginkan untuk menyerap.(C) adsorben harus mampu menjadi mudah
diregenerasi.(D) adsorben seharusnya tidak mengalami penuaan yang cepat, yang kehilangan
kapasitas serapmelalui daur ulang terus-menerus.(E) harus adbsorbent mekanik cukup kuat
untuk menahan penanganan massal dan getaran yangmerupakan fitur dari setiap unit industri.
Adsorpsi ekuilibriaBanyak dari karya awal pada sifat adsorben berusaha menjelaskan
kapasitasekuilibrium dan kekuatan molekul yang terlibat. kesetimbangan adsorpsi
adalahsebuah konsep dinamis dicapai bila tingkat di mana molekul menyerap padapermukaan
adalah sama dengan tingkat di mana mereka desorb. Kimia fisik yangterlibat mungkin rumit
dan tidak ada teori tunggal adsorpsi telah dikemukakan yangmemuaskan menjelaskan semua
sistem. Untungnya bagi insinyur, yang dibutuhkanadalah sebuah representasi yang akurat dari
keseimbangan, hal-hal kecil teoritisyang tidak perhatian. Untuk alasan ini, beberapa teori
adsorpsi awal masih yangpaling berguna, meskipun asumsi yang mereka didasarkan terlihat
di tahunkemudian menjadi tidak sepenuhnya berlaku. Kebanyakan teori telahdikembangkan
untuk sistem gas-solid karena gas negara lebih baik dipahami daricairan. Statistik teori yang
sedang dikembangkan harus berlaku baik untukkesetimbangan gas-padat dan cair-padat,
meskipun ini belum pada tahap ketikamereka dapat diterapkan dengan mudah dan percaya
diri dengan desain peralatan.Kapasitas adsorben untuk adsorbat tertentu melibatkan interaksi
tiga-C sifatkonsentrasi adsorbat dalam fasa fluida, konsentrasi Cs dari adsorbat dalam
fasepadat dan T suhu sistem. Jika salah satu sifat ini dipertahankan konstan, dualainnya dapat
digambarkan untuk mewakili ekuilibrium. Praktek umum adalah untukmenjaga suhu konstan
dan untuk plot C melawan Cs untuk memberikan isotermadsorpsi. Ketika Cs dipertahankan
konstan, alur C melawan T dikenal sebagaiisostere adsorpsi. Dalam sistem gas-padat, sering
nyaman untuk mengekspresikanC sebagai tekanan adsorbat. Menjaga tekanan konstan dan
merencanakan Csmelawan T memberikan isobars adsorpsi. Ketiga plot ditampilkan untuk
sistemammonia-arang dalam Gambar 17,4 yang diambil dari karya BRUNAUER (10).
Karbon Aktif
Karbon aktif adalah karbon yang di proses sedemikian rupa sehingga pori porinya
terbuka, dan dengan demikian akan mempunyai daya serap yang tinggi. Karbon aktif
merupakkan karbon yang bebas serta memiliki permukaan dalam (internal surface),
sehingga mempunyai daya serap yang baik. Keaktifan daya menyerap dari karbon aktif

ini tergantung dari jumlah senyawa kabonnya yang berkisar antara 85 % sampai 95%
karbon bebas. Karbon aktif yang berwarna hitam, tidak berbau, tidak terasa dan
mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kabon aktif yang
belum menjalani proses aktivasi, serta mempunyai permukaan yang luas, yaitu memiliki
luas antara 300 sampai 2000 m/gram. Karbon aktif ini mempunyai dua bentuk sesuai
ukuran butirannya, yaitu karbon aktif bubuk dan karbon aktif granular (butiran). Karbon
aktif bubuk ukuran diameter butirannya kurang dari atau sama dengan 325 mesh.
Sedangkan karbon aktif granular ukuran diameter butirannya lebih besar dari 325 mesh.
Karbon aktif merupakan suatu bentuk arang yang telah melalui aktifasi dengan
menggunakan gas CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka
dan dengan demikian daya absorpsinya menjadi lebih tinggi terhadap zat warna dan bau.
Karbon aktif mengandung 5 sampai 15 persen air, 2 sampai 3 persen abu dan sisanya
terdiri dari karbon. Karbon aktif berbentuk amorf terdiri dari pelat-pelat datar, disusun
oleh atom-atom C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagonal datar dengan
satu atom C pada setiap sudutnya. Pelat-pelat tersebut bertumpuk-tumpuk satu sama
lain membentuk kristal-kristal dengan sisa hidrokarbon, ter dan senyawa organik lain
yang tertinggal pada permukaannya. Bahan baku karbon aktif dapat berasal dari bahan
nabati atau turunannya dan bahan hewani. Mutu karbon aktif yang dihasilkan dari
tempurung kelapa mempunyai daya serap tinggi, karena arang ini berpori-pori dengan
diameter yang kecil, sehingga mempunyai internal yang luas. Luas permukaan arang
adalah 2 x 104 cm2 per gram, tetapi sesudah pengaktifan dengan bahan kimia
mempunyai luas sebesar 5 x 106 sampai 15 x 107cm2 per gram . Ada 2 tahap utama
proses pembuatan karbon aktif yakni proses karbonasi dan proses aktifasi. Dijelaskan
bahwa secara umum proses karbonisasi sempurna adalah pemanasan bahan baku tanpa
adanya udara sampai temperatur yang cukup tinggi untuk mengeringkan dan
menguapkan senyawa dalam karbon. Pada proses ini terjadi dekomposisi termal dari
bahan yang mengandung karbon, dan menghilangkan spesies non karbonnya. Proses
aktifasi bertujuan untuk meningkatkan volume dan memperbesar diameter pori setelah
mengalami proses karbonisasi, dan meningkatkan penyerapan. Pada umumnya karbon
aktif dapat di aktifasi dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan cara aktifasi kimia dan aktifasi
fisika.
1. Aktifasi kimia, arang hasil karbonisasi direndam dalam larutan aktifasi sebelum
dipanaskan. Pada proses aktifasi kimia, arang direndam dalam larutan pengaktifasi
selama 24 jam lalu ditiriskan dan dipanaskan pada suhu 600 9000C selama 1 2 jam.
2. Aktifasi fisika, yaitu proses menggunakan gas aktifasi misalnya uap air atau CO2 yang
dialirkan pada arang hasil karbonisasi. Proses ini biasanya berlangsung pada temperatur
800

11000C.
Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan
karbon tersebut. Karbon Aktif digunakan untuk menjernihkan air, pemurnian gas, industri
minuman, farmasi, katalisator, dan berbagai macam penggunaan lain. Selain di bidang
pengolahan air, karbon aktif dapat digunakan di berbagai industri seperti
pengolahan/tambang emas dengan berbagai ukuran mesh maupun iondine number. Juga
digunakan untuk dinding partisi, penyegar kulkas, vas bunga, dan ornamen meja. Di balik
legamnya, barang gosong itu ternyata sangat kaya manfaat. Karbon aktif dapat
digunakan sebagai bahan pemucat, penyerap gas, penyerap logam, menghilangkan
polutan mikro misalnya zat organic maupun anorganik, detergen, bau, senyawa phenol
dan lain sebagainya. Pada saringan arang aktif ini terjadi proses adsorpsi, yaitu proses
penyerapan zat - zat yang akan dihilangkan oleh permukaan arang aktif, termasuk
CaCo3 yang menyebabkan kesadahan. Apabila seluruh permukaan arang aktif sudah
jenuh, atau sudah tidak mampu lagi menyerap maka kualitas air yang disaring sudah

tidak baik lagi, sehingga arang aktif harus diganti dengan arang aktif yang baru.
Untuk mengurangi kesadahan (Hardness) pada air dapat digunakan filtrasi (penyaringan)
dengan media karbon aktif yang memiliki sifat kimia dan fisika, di antaranya mampu
menyerap zat organik maupun anorganik, dapat berlaku sebagai penukar kation, dan
sebagai katalis untuk berbagai reaksi. Karbon aktif adalah sejenis adsorbent (penyerap),
berwarna hitam, berbentuk granule, bulat, pellet ataupun bubuk. Jenis karbon aktif
tempurung kelapa ini sering digunakan dalam proses penyerap rasa dan bau dari air, dan
juga
penghilang
senyawa-senyawa
organik
dalam
air.
Air sadah adalah air yang mengandung ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Ion-ion ini
terdapat dalam air dalam bentuk sulfat, klorida, dan hidrogenkarbonat. Kesadahan air
alam biasanya disebabkan garam karbonat atau garam asamnya. Kesadahan
merupakkan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan
sabun. Pada air berkesadahan rendah, air dapat membentuk busa apabila dicampur
dengan sabun, sedangkan air yang berkesadahan tinggi tidak akan membentuk busa.
Kesadahan atau Hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air.Penyebab
air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+, Mg2+. Atau dapat juga
disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak)
seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam
jumlah
kecil
Dewasa ini, penyerapan dengan menggunakan karbon aktif berkembang luas
diantaranya dalam proses sianidasi pada skala industri pertambangan besar maupun
pertambangan rakyat di Indonesia, khususnya pengolahan emas. Konsentrasi emas
dalam ore sangat menentukan hasil produksi. Ore hasil tambang sangat bervariasi, ada
yang berupa pasir, batu keras ( kuarsa ), batu lunak ( domato ), lempung ( clay ), dan
lumpur. Untuk Pengolahan Emas Karbon aktif yang dipergunakan dapat berasal dari
arang batok kelapa, maupun arang kayu atau batu bara. Yang paling banyak dipakai
adalah karbon aktif granular dari arang batok kelapa. Dengan pengolahan tertentu yaitu
proses aktivasi seperti perlakuan dengan tekanan dan suhu tinggi, dapat diperoleh
karbon aktif yang memiliki permukaan dalam yang luas. Untuk kualitas baik, setiap kg
karbon aktif memiliki daya adsorbsi emas hingga 8 - 16 g, namun kualitas karbon aktif
yang tersedia dipasaran rata-rata hanya mampu mengadsorpsi berkisar 2 - 5 g emas
untuk setiap kg-nya. Adsorpsi kompleks emas (khususnya ion disianoaurat (I)) pada
karbon aktif merupakan dasar dari teknik modern untuk proses ekstraksi emas. Proses ini
sangat efektif dan telah menjadi faktor utama dalam memperbaiki produktifitas industri
tambang
emas
selama
25
tahun
terakhir.
Proses Sianida yang didasarkan pada recovery melalui adorpsi kabon aktif dari larutan
leach yang mengandung emas low-grade (konsentrasi) telah dikembangkan sejak 1970an dan sampai sekarang 85% recovery emas telah dilengkapi dengan teknik ini. Tiga
proses berbeda yang telah dikembangkan didasarkan pada teknik pelindian dalam
ekstraksi padat-cair dan sifat-sifat kimia serta fisika dari bijih. Yaitu: CIP (Carbon in Pulp),
CIL (Carbon in Leach), dan CIC (Carbon in Column atau Carbon in Clear Solution).
Proses CIP digunakan dalam proses pelindian terdiri dari waktu pengadukan yang lama
dan penambahan karbon aktif dengan ukuran 1-3 mm (mesh: 8-25) terhadap bubur
(padatan dan cairan) setelah selesai proses pelindian. Dengan cara ini, emas yang
terkandung pada fase cair akan teradsorp pada permukaan karbon aktif.
Proses CIL diterapkan jika pelindian dilakukan dengan pengadukan dalam waktu yang
singkat (kurang dari 10 jam) dan/atau jika emas pada fase cair diadsorp lagi ke
permukaan fase padat residu melalui efek material berkarbonasi atau mineral lempung
pada bijih. Proses ini lebih ekonomis karena pelarutan dan adsorpsi dilakukan pada

tangki yang sama secara serempak dengan penambahan karbon aktif selama pelindian.
Proses ketiga adalah (CIC) digunakan dalam ekstraksi padat-cair dimana residu padatan
dan larutan leaching diperoleh secara terpisah misalnya heap leaching. Larutan hasil
pelindian dilewati melalui kolom adsorpsi yang mengandung karbon aktif untuk
mendapatkan
logam
emasnya
Selain untuk mengadsobrsi pada emas, karbon aktif juga bisa digunakan untuk
mengadsorbsi senyawa sianida termasuk bahan beracun berbahaya (B3) pada aliran air
sungai. Sianida banyak digunakan dalam berbagai industri seperti serat sintetik
(akrilonitril), petrokimia, baja, pertambangan dan pelapisan logam (electroplating).
Sebagai akibat dari pemakaian bahan beracun dan berbahaya tersebut, umumnya
kegiatan-kegiatan itu menghasilkan limbah yang masih mengandung sianida yang
berpotensi mencemari lingkungan di sekitarnya. Berbagai upaya digunakan untuk
mengurangi pencemaran lingkungan tersebut, salah satunya dengan penyerapan karbon
aktif yang ditentukan melalui pengamatan pengaruh pH, konsentrasi penyerap dan
waktu. Penambahan ion Cu2+ sebagai katalis telah diteliti pula. Hasil menunjukkan
bahwa penambahan karbon aktif sebanyak 25 g/l pada pH 10,5 dapat menurunkan
konsentrasi sianida sebesar 20 % dalam waktu 8 jam. Penambahan ion Cu2+ (100 mg/l)
pada larutan sianida telah meningkatkan penyerapan sebesar 55 % dalam waktu 2 jam.
Penyerapan ion sianida dengan karbon aktif yang telah direndam dengan larutan Cu2+
(0,5
%)
meningkat
menjadi
82
%
dalam
waktu
2
jam.
Karbon aktif juga digunakan untuk menyerap kandungan logam berat Pb (Plumbum =
Timbal) dan Cd (Cadmium). Logam berat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia
sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih
jauh lagi logam berat akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau
karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan dan
pencernaan. Logam berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat
dihancurkan tetapi akan tetap tinggal di dalamnya hingga nantinya dibuang melalui
proses ekskresi. Hal serupa juga terjadi apabila suatu lingkungan terutama di perairan
telah terkontaminasi (tercemar) logam berat maka proses pembersihannya akan sulit
sekali dilakukan. Sedikitnya terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang
telah teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang toksikologi,
logam
berat
ini
dapat
dibagi
dalam
dua
jenis.
Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah
tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan
dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan
lain
sebagainya.
Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana
keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat
bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Kontaminasi logam berat terutama Pb
dan
Cd
di
lingkungan
merupakan
masalah
besar
dunia
saat
ini.
Proses industri dan urbanisasi memegang peranan penting terhadap peningkatan
kontaminasi tersebut. Suatu organisme akan kronis apabila produk yang dikonsumsikan
mengandung logam berat tersebut. Timbal yang terserap oleh ibu hamil akan berakibat
pada kematian janin dan kelahiran prematur, berat lahir rendah bahkan keguguran.
Penelitian menunjukkan bahwa timbal yang terserap oleh anak, walaupun dalam jumlah
kecil, dapat menyebabkan gangguan pada fase awal pertumbuhan fisik dan mental yang
kemudian berakibat pada fungsi kecerdasan dan kemampuan akademik. Kadmium
berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu yang panjang dan dapat
terakumulasi pada tubuh khusunya hati dan ginjal. Secara prinsip, pada konsentrasi

rendah berefek terhadap gangguan pada paru-paru, emphysemia dan renal turbular
disease yang kronis. Kadmium lebih mudah terakumulasi oleh tanaman jika dibandingkan
dengan timbal (Pb). Logam berat ini tergabung bersama timbal dan merkuri sebagai the
big three heavy metals yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia.
Dari evaluasi beberapa teknik pengolahan logam berat dengan mempertimbangkan akan
kemudahan sistem aplikasi lapangan dan sumber daya yang melimpah, maka diperoleh
suatu metode yang lebih representatif dalam mengolah logam berat timbal dan
kadmium. Metode tersebut adalah adsorpsi dengan media karbon aktif. Karbon aktif
memiliki ruang pori sangat banyak dengan ukuran tertentu. Pori-pori ini dapat
menangkap partikel-partikel sangat halus (molekul) terutama logam berat dan
menjebaknya disana. Penyerapan menggunakan karbon aktif adalah efektif untuk
menghilangkan logam berat. Ion logam berat ditarik oleh karbon aktif dan melekat pada
permukaannya dengan kombinasi dari daya fisik kompleks dan reaksi kimia. Karbon aktif
memiliki jaringan porous (berlubang) yang sangat luas yang berubah-ubah bentuknya
untuk menerima molekul pengotor baik besar maupun kecil. Efektifitas adsorpsi karbon
aktif terhadap logam timbal Pb2+ telah ditunjukkan pada sertifikat NSF (National
Sanitation Foundation) yang merefleksikan isotherm Langmuir dimana adsorbsi logam
berat Pb akan berlangsung sampai mencapai titik keseimbangan dimana proses adsorbsi
tidak akan berjalan lagi atau berhenti meskipun dosis karbon aktif diperbesar. Kecepatan
penyerapan ini tergantung dari sifat adsorbsi, temperatur, pH, dan waktu singgung
karbon aktif dengan Pb. Sedangkan penyerapan Cd relatif merefleksikan isotherm
Freundlich.
Proses eliminasi logam berat Pb dan Cd dengan karbon aktif akan semakin efektif dimana
selain sebagai adsorben karbon aktif secara simultan juga bertindak sebagai pemberat
(weighing agent) demikian pula jika berbagai metode pengolahan digabung misalnya
metode adsorbsi karbon aktif dengan metode konvensional (koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, filtrasi dan khlorinasi). Penyerapan karbon aktif bubuk dapat digunakan
pada instalasi pengolahan di hampir seluruh tempat/titik pembubuhan. Pembubuhan
karbon aktif dapat dilakukan dengan sistem kering maupun basah. Titik pembubuhan ini
tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing masing. Untuk meningkatkan
kecepatan adsorpsi, dianjurkan agar menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan.
Aplikasi sistem ini sangat cocok diterapkan dalam industri industri pengolahan yang
menghasilkan limbah cair yang relatif banyak dan sangat dianjurkan terutama pada
Instalasi Pengolahan Air Bersih atau Air Minum (IPAM). Dalam perspektif yang lebih luas,
aplikasi teknologi karbon aktif ini dapat digunakan tidak hanya untuk mengolah logam
berat
Cd
dan
Pb
tetapi
juga
pada
unsur
pecemar
lainnya.
KEGUNAAN tempurung kelapa yang sudah diolah menjadi karbon aktif sangat banyak
dan dibutuhkan di industri-industri besar. Untuk pemurnian gas, misalnya, karbon aktif
diperlukan untuk menghilangkan belerang, gas beracun, bau busuk, asap dan
pencegahan racun. Kemudian dipakai juga pada industri pengolahan gas alam cair (LNG),
katalisator untuk mengangkut vinil klorida dan vinil asetat. Dan, yang lebih sederhana
adalah sebagai bahan pembersih udara di ruangan yang kandungan uap air dan gas
berbau/beracunnya tinggi, seperti pada mobil, kamar pendingin, botol obat-obatan serta
peralatan-peralatan yang harus dilindungi dari proses perkaratan. Kemudian karbon aktif
juga digunakan di industri obat dan makanan sebagai penyaring, penghilang warna, bau
dan rasa tidak enak pada makanan. Di bidang perminyakan juga karbon aktif dipakai
sebagai bahan penyulingan bahan mentah dan zat perantara. Dalam industri
pembersihan air dipakai juga sebagai bahan penghilang bau, warna dan logam berat,
menghilangkan ammonia, nitrit, fenol. Bahkan dalam industri pulp (bahan kertas) dan
tambang
emas,
karbon
aktif
digunakan
sebagai
bahan
pemurnian.

Secara
ringkas
kegunaan
karbon
aktif
:
1. Pada pengolahan air untuk penjernihan dan mengurangi kesadahan dengan menyerap
bau,
rasa,
warna,
kaporit,
kapur
(CaCO3),
logam
berat
2. Pada pengolahan emas untuk menyerap konsentrasi emas (ore) dalam bentuk Carbon
in pulp (CIP), Carbon in Leach (CIL), Carbon in Clear Solution (CIC) biasanya dari batok
kelapa
mesh
8-25
3. Pada pemurnian gas dengan menyerap belerang, gas beracun, bau busuk, asap dan
pencegahan
racun.
4. Pada pengolahan limbah untuk menyerap Bahan Beracun Berbahaya (B3) yaitu
menyerap sianida yang terdapat pada limbah industri serat sintetik (akrilonitril),
petrokimia, baja, pertambangan dan pelapisan logam (electroplating) dengan cara
merendam karbon aktif dengan larutan Cu2+ (0,5%) yang menghasilkan daya serap
sianida
menjadi
82%
dalam
waktu
2jam.
5. Untuk menyerap logam berat Raksa/Hg, Cadmium/Cd, Plumbum/Pb/Timbal,
Cromium/Cr
penyebab
sakit
kanker
6. Penyegar/pembersih udara ruangan dari kandungan uap air/gas berbau/beracun,
seperti pada mobil, kamar pendingin, botol obat-obatan serta peralatan-peralatan yang
harus
dilindungi
dari
proses
perkaratan.
7. Pada industri obat dan makanan sebagai penyaring, penghilang warna, bau dan rasa
tidak
enak
pada
makanan.
8. Pada bidang perminyakan dipakai sebagai bahan penyulingan bahan mentah dan zat
perantara

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi adsorpsi


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan adsorpsi suatu adsorben diantaranya
adalah senagai berikut:
1.Luas permukaan adsorben
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak asorbat yang diserap, sehingga proses
adsorpsi dapat semakin efektif. Semaki kecil ukuran diameter partikel maka semakin luas
permukaan adsorben.
2.Ukuran partikel
Makin kecil ukuran partikel yang digunakan maka semakin besar kecepatan adsorpsinya.
Ukuran diameter dalam bentuk butir adalah lebih dari 0.1 mm, sedangkan ukuran diameter
dalam bentuk serbuk adalah 200 mesh.
3.Waktu kontak
Semakin lama waktu kontak dapat memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul
adsorbat berlangsung lebih baik. KOnsentrasi zat-zat organic akan turun apabila kontaknya
cukup dan waktu kontak biasanya sekitar 10-15 menit.
4.Distribusi ukuran pori
Distribusi pori akan mempengaruhi distribusi ukuran molekul adsorbat yang masuk kedalam
partikel adsorben. Kebanyakan zat pengasorpsi atau adsorben merupakan bahan yang sangat

berpori dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding pori atau letak-letak tertentu
didalam partikel terse

Anda mungkin juga menyukai