Anda di halaman 1dari 13

Best Practice Guru SMK N 1 Cidaun

Oleh : Muhamad Alwi, M.Tr.Pi


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Gambar 1 : Pantai Jayanti Cidaun


Lokasi sekolah berada di kecamatan Cidaun yang merupakan daerah pesisir
pantai selatan Jawa Barat. Jarak Kecamatan Cidaun yang cukup jauh dari pusat kota
dan masih termasuk dalam kriteria daerah terpencil. Pada saat ini, masih banyak
tantangan-tantangan besar yang harus dihadapi dengan bijak serta diatasi dengan
cerdas dalam upaya untuk memajukan kualitas pendidikan khususnya melalui
pendidikan formal pada sekolah-sekolah yang berada di daerah ini, tak terkecuali
pada SMK Negeri 1 Cidaun. Beberapa tantangan-tantangan besar seperti pada
gambar berikut :

Gambar 2 : Tantangan kondisi yang di hadapi SMKN 1 Cidaun


a. Jaringan listrik PLN sudah tersedia, akan tetapi belum optimal, karena pada
saat-saat tertentu daya listriknya turun sehingga banyak sarana sekolah yang
tidak dapat digunakan secara optimal, apalagi pada saat musim hujan listrik
akan sering putus, secara otomatis hal ini akan mempengaruhi kualitas
pembelajaran yang kurang maksimal;
b. Insfrastruktur jalan untuk menuju ke kecamatan Cidaun dari Ibu kota Kab.
Cianjur yang saat ini masih belum optimal, masih banyak jalan yang berlobang
hal ini berpengaruh pada biaya transportasi yang lebih mahal, dikarenakan
harus menggunakan sarana sehingga frekuensi kegiatan yang berhubungan
dengan kegiatan ekstrakurikuler yang harus diikuti siswa ke luar kecamatan
menjadi sedikit;
c. Sarana dan prasarana pendidikan di SMK Negeri 1 Cidaun yang belum
memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), untuk sarana pendidikan
peralatan praktik yang belum memenuhi semua kegiatan pembelajaran;
d. Kondisi perekonomian masyarakat pesisir yang sebagian besar pekerjaannya
Nelayan dan Petani, yang mengakibatkan keinginan menyekolahkan anaknya
ke jenjang yang lebih masih sangat rendah.
2

e. Kurangnya guru bidang studi serta tenaga kependidikan yang sesuai dengan
latar belakang pendidikannya, sehingga mutu pembelajaran dan sistem
manajemen pendidikan kurang optimal;
Dari berbagai tantangan-tantangan utama yang telah saya uraikan tersebut di
atas, tentu sangat mempengaruhi seluruh rangkaian manajemen ataupun proses
pendidikan, hasil serta kualitas pembelajaran di sekolah pada khususnya dan juga
kualitas belajar siswa di luar sekolah pada umumnya. Tantangan tersebut bukanlah
merupakan alasan-alasan yang harus menghambat dan membebani langkahlangkah sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, akan tetapi justru
menjadi dorongan pribadi yang berkarakter kuat, kreatif, ulet, berani, tangguh, dan
bertanggung jawab bagi tenaga

pendidik dalam menjalani setiap peran terbaik

dalam mendidik. Berdasarkan pengamatan penulis, masalah yang dihadapi dalam


proses pembelajaran di SMK Negeri 1 Cidaun terutama program keahlian Nautika
Kapal

Penangkap

Ikan

adalah

kurangnya

disiplin

siswa

dalam

mengikuti

pembelajaran terutama pada pembelajaran produktif yang dilaksanakan di ruang


kelas. Banyak pelanggaran yang dilakukan siswa terhadap peraturan yang telah
ditetapkan. Adapun pelanggaran disiplin yang sering dilakukan siswa antara lain
adalah tingginya persentase ketidak hadiran (alpa), keterlambatan masuk keruang
kelas, tidak menggunaan atribut, sehingga berpengaruh terhadap kualitas proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Gambar 3 : Kegiatan KBM di Ruang Kelas


Sebagai seorang guru produktif Nautika Kapal Penangkap Ikan, selalu
berharap agar proses pembelajaran dapat berkualitas dan berdasarkan pengalaman
penulis sebelum menjadi guru, seseorang yang bekerja di kapal, baik kapal niaga
3

maupun kapal perikanan membutuhkan tenaga kerja yang disiplin. Untuk itu penulis
sudah menerapkan berbagai strategi untuk mendisiplinkan serta menurunkan tingkat
pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Tahun 2012 dengan di pimpinnya SMK
Negeri 1 Cidaun oleh Bapak Supriatna, perubahan yang signifikan dimana beliau
menjalin kerjasama dengan Koramil untuk membantu penerapan kedisiplinan dan
memberikan tantangan serta motivasi bagi para guru untuk mengejar berbagai
ketinggalan dari segala aspek dengan sekolah kejuruan lainnya.

Gambar 4 : Tampak SMKN 1 Cidaun Saat ini


Hal ini mendorong penulis lebih semangat untuk memajukan sekolah dan
mengantarkan siswa meraih prestasi untuk sekolah atau pun dirinya. Mengingat
semakin kompleksnya tantangan-tantangan yang ada dalam upaya menghasilkan
produk-produk sumber daya manusia yang handal dan tangguh hingga nantinya
mereka siap berkompetisi di era globalisasi yang semakin maju pesat seperti
sekarang ini sehingga menuntut saya untuk terus menumbuhkan kreatifitas,
khususnya dalam mengaplikasikan metode pembelajaran yang tepat, efektif
sekaligus menarik bagi seluruh siswa-siswa saya. Dari berbagai faktor tersebut,
akhirnya timbul sebuah ide pada diri saya untuk menerapkan sebuah metode
pembelajaran yang saya yakini akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
siswa-siswa saya.
Sehingga penulis menerapkan satu proses pembelajaran yang memanfaatkan
lingkungan yang di sebut dengan Model Pembelajaran Lingkungan Laut sebagai
sumber belajar. Model pembelajaran ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang dalam pelaksanaannya mewajibkan guru berusaha untuk meningkatkan
4

keterlibatan pembelajar (siswa) melalui pendayagunaan lingkungan sekolah yang


berada dekat dengan pesisir pantai sebagai sumber belajar. Artinya, pembelajaran
bisa dilakukan tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas dengan tujuan
agar siswa lebih nyaman dan aktif dalam proses pembelajaran dan tujuan
pembelajaran tercapai. Karena SMK Negeri 1 Cidaun merupakan sekolah yang
berada di daerah pesisir pantai selatan, yang sebagian besar siswa yang
melanjutkan pendidikan terutama pada program keahlian Nautika Kapal Penangkap
Ikan merupakan anak nelayan. Sehingga lingkungan pembelajarannya adalah pesisir
pantai di mana anak tersebut dapat dengan nyaman belajar.

Gambar 5 : Persiapan PBM di Pesisir Pantai


SMK Negeri 1 Cidaun yang berada di lingkungan nelayan dan dekat laut
pantai selatan, hal ini memudahkan bagi saya untuk menciptakan suatu strategi
pembelajaran yang memanfaatkan laut tersebut. Karena hasil output dari lulusan
Nautika Kapal Penangkap Ikan adalah mereka dapat bekerja di kapal-kapal
perikanan. Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa model
pembelajaran ini merupakan model pembelajaran berbasis lingkungan yang
bertujuan agar siswa dapat memiliki kepedulian terhadap lingkungan tempat nantinya
dia bekerja. Penggunaan model pembelajaran ini dapat dilakukan dengan sistem
belajar di luar kelas agar siswa memiliki pengalaman lebih dan proses pembelajaran
bisa menyenangkan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka judul best practice

ini adalah Pembelajaran Lingkungan Laut pada Program Keahlian Nautika Kapal
Penangkap Ikan di SMKN 1 Cidaun.
2. Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dipaparkan dalam artikel ini adalah: Apakah
Lingkungan Laut dapat meningkatkan Disiplin dan Hasil Belajar Nautika Kapal
Penangkap Ikan di SMK Negeri 1 Cidaun.
a. Strategi Pemecahan Masalah
Pembelajaran

dengan

memanfaatkan

lingkungan

laut

membutuhkan

kedisiplinan siswa. Untuk itu penulis bekerjasama dengan anggota koramil, yang
bertugas membina mental dan fisik serta disiplin siswa Nautika Kapal Penangkap
Ikan. Hal ini memberikan dampak meningkat mental dan kedisiplinan siswa NKPI.
Terbentuknya kedisiplinan siswa, memudahkan saya menerapkan pembelajaran
memanfaatkan lingkungan laut, di karenakan materi mata pelajaran produktif untuk
NKPI adalah kegiatan yang berhubungan dengan keadaan di laut dan di atas kapal.

Gambar 6 : Pola Pembinaan Fisik dan Kedisiplinan Siswa NKPI

Gambar 7 : Pola Pembelajaran di Laut

BAB II
PEMBAHASAN

1. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah


Salah satu indikator keberhasilan dalam

proses pembelajaran

adalah

terjadinya perubahan yang positif pada diri peserta didik. Perubahan tersebut
mencakup perubahan aspek pengetahuannya (cognetif), aspek sikap (afektif), dan
aspek keterampilannya (psikomotorik). Pada proses pembelajaran, baik ketika
pelaksanaan pembelajaran teori di kelas maupun kegiatan praktek ditemukan
berbagai permasalahan. Permasalahan selanjutnya menjadi penghambat dalam
keberhasilan proses pembelajaran.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan penulis, permasalahan yang
muncul pada proses pembelajaran baik pembelajaran teori di kelas maupun praktik
di ruang praktik berkaitan dengan kedisiplinan dan penguasaan kompetensi. Untuk
itu perlu duwujudkan tingkat kedisiplinan dan penguasaan kompetensi yang tinggi.
Untuk mewujudkan tingkat kedisiplinan siswa yang tinggi dan meningkatkan
kemampuan siswa dalam menguasai kompetensi harus diupayakan adanya strategi
yang tepat. Pengawasan kedisiplinan adalah strategi yang tepat untuk meningkatkan
disiplin pada diri siswa. Karena dengan kedisiplinan yang tinggi
menghasilkan kualitas siswa yang tinggi dan

akan dapat

hasil belajar yang lebih baik,

sedangkan siswa yang tingkat kedisiplinannya rendah maka hasil belajarnyapun


rendah.
Dengan perubahan pola pengajaran yang mengarahkan siswa pada kegiatan
sebenarnya mengantarkan siswa memahami secara mendalam materi yang
disampaikan oleh guru, di karenakan siswa dapat langsung berinteraksi dengan
lingkungan di mana dia dapat mempraktikkan kegiatan yang selama berada di
bangku sekolah
2. Langkah-langkah pendekatan Pembelajaran Lingkungan
a. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara

bekerja

sendiri, menemukan

sendiri dan

mengkonstruksi

pengetahuan dan ketrampilan barunya.


b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.
c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Menghadirkan model sebagai contoh belajar.
8

sendiri

e. Melakukan refleksi diakhir pertemuan.


f. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan melakukan berbagai cara

Gambar 8 : Kegiatan PBM di Laut


3. Hasil atau dampak yang dicapai.
Sebagian

siswa

menganggap

belajar

adalah

aktivitas

yang

tidak

menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian pada suatu


pokok bahasan, baik yang sedang disampaikan guru maupun yang sedang dihadapi
di meja belajar. Kegiatan itu hampir dirasakan sebagai beban daripada upaya aktif
untuk memperdalam ilmu. Siswa banyak yang tidak menemukan kesadaran untuk
mengerjakan

seluruh

tugas-tugas

sekolah.
9

Banyak

diantara

siswa

yang

mengganggap mengikuti pelajaran tidak lebih sekedar rutinitas untuk mengisi daftar
hadir, mencari nilai, melewati jalan yang harus ditempuh dan tanpa diiringi kesadaran
untuk menambah wawasan ataupun mengasah keterampilan. Peristiwa yang
menonjol adalah siswa kurang berpartisipasi, kurang terlibat, dan tidak punya inisiatif
serta konstributif baik secara intelektual maupun emosional, pertanyaan dari siswa,
gagasan, ataupun pendapat yang muncul. Kalaupun ada pendapat yang muncul
jarang diikuti oleh gagasan lain sebagai respon.
Masalah pembelajaran dapat diatasi dengan memberikan suasana baru
dalam pembelajaran di luar lingkungan sekolah dengan membawa siswa kepada
lingkungan yang berhubungan langsung pelajaran yang akan disampaikan sehingga
diharapkan dapat menjadikan pelajaran lebih bermakna bagi siswa. Meskipun pola
pembelajaran ini dianggap sebagai inovasi dalam proses pembelajaran, namun akan
lebih bermakna jika dikolaborasikan dengan pendekatan lain yang diarahkan untuk
mengorganisasikan siswa dalam proses belajar, salah satunya adalah pendekatan
kooperatif.
Meningkatnya disiplin siswa, proses pembelajaran berjalan berjalan dengan
baik yang menghasilkan peningkatan kualitas siswa dan hasil belajar membuktikan
bahwa pembelajaran di laut dapat membentuk disiplin siswa untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran untuk program keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan hal ini
dapat di lihat dari :
a. Sebelum menggunakan pola pembelajaran ini atau pembelajaran di kelas X
NKPI dan XI NKPI jumlah

siswa yang alpa, izin dan sakit cukup tinggi,

setelah diterapkan pola pembelajaran ini jumlah siswa yang alpa, izin dan
sakit menurun .
b. Sebelum menggunakan pola pembelajaran di laut di kelas XI NKPI, banyak
siswa yang masuk ruang praktik kerja tidak menggunakan pakaian kerja,
dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan setelah menggunakan pola
pembelajaran ini ada perubahan pada sikap siswa kelas XI NKPI
menggunakan pakaian praktek dalam mengikuti pembelajaran produktif.
c. Pelaksanaan Uji Kompetensi Kejuruan siswa kelas XII NKPI berjalan lancar,
semua mencapai target waktu, dan nilai amat baik.
4. Output dari hasil Penerapan pendidikan dengan pola pembelajaran di laut

10

Gambar 9 : Kegiatan Seleksi Siswa untuk Kerja Magang di kapal Jepang

Gambar 10 : Kegiatan Praktek Kerja di Laut Siswa SMKN 1 Cidaun


5. Kendala- kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih.
Adapun kendala- kendala yang dihadapi saat melaksanakan program ini
antara lain adalah:

Dari segi waktu. Karena pola pembelajaran ini diterapkan di luar lingkungan
sekolah sehingga waktu pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran
lebih lama dari waktu biasanya. Sehingga guru harus menyesuaikan alokasi
waktu yang digunakan untuk kegiatan inti dalam proses pembelajaran.
11

Dari segi Peralatan, untuk menerapkan pola pembelajaran

ini perlu ada

peralatan pendukung yang lengkap, antara lain Life Jacket, GPS, Alat

tangkap, kapal dan Fish Finder harus menguasai cara pengoperasiannya.


Faktor cuaca, karena laut pantai selatan di kenal ganas sehingga harus betulbetul memperhatikan faktor cuaca, yang menyebabkan penerapan program
pembelajaran ini terganggu.

6. Faktor-faktor pendukung .
SMK Negeri 1 Cidaun telah memiliki fasilitas kapal penangkap ikan ukuran 2
GT dan 5 GT, yang selalu siap digunakan untuk membantu kegiatan pembelajaran
ini. Karena sebagian besar siswa anak nelayan memudahkan dalam mempersiapkan
peralatan pendukung kegiatan pembelajaran

Gambar 11. Kapal Latih 2 GT dan 5 GT SMKN 1 Cidaun


7. Alternatif pengembangan.
Adapun alternatif pengembangan model yang akan dilakukan adalah dengan
membuat jadwal kepada siswa untuk dapat mengikuti kegiatan-kegiatan nelayan
yang beroperasi di pantai Jayanti Cidaun, dengan di akhir pembuatan laporan
kegiatan selama berada di laut. karena kegiatan praktek ini akan melatih fisik siswa
untuk terbiasa beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerjanya nantinya, juga
akan melatih siswa mengeplorasi suatu kegiatan dalam bentuk laporan.

BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL.
12

1. Rumusan Simpulan.
a. Pelanggaran disiplin yang sering dilkukan siswa antara lain adalah tingginya
persentase ketidak hadiran (alpa), keterlambatan masuk keruang bengkel,
tidak
b.

menggunaan

atribut,

tidak

mematuhi

keselamatan

kerja,cara

penggunaan peralatan yang menyimpang


Pola pembelajaran di laut dapat meningkatkan disiplin siswa, kualitas proses
pembelajaran, yang menghasilkan peningkatan kualitas siswa dan hasil

c.

belajar.
Adapun hasil

penerapan

pembelajaran

di

laut

antara

lain adalah:

menurunnya tingkat alpa, sakit dan ijin siswa secara drastis, Penggunaan
pakaian praktek dan semangat belajar siswa semakin baik dan kecepatan
d.

kerja semakin meningkat.


Dampak penerapan pembelajaran di laut adalah pelaksanaan uji kompetensi
tahun 2015/2016 berjalan lancar, seluruh siswa kelas XII NKPI lulus ujian

e.

nasional.
Tahun 2015/2016 semua siswa telah mendapatkan sertifikat keahlian dari
Badan Nasional Sertifikasi Profesi.

2. Rumusan rekomendasi operasional untuk implementasi temuan.


Dalam rangka meningkatkan disiplin siswa, pola pembelajaran di laut telah
memberi hasil dan dampak yang positif. Sejalan dengan itu, dengan terjadinya
pembentukan disiplin pada diri siswa akan memberikan peningkatan kualitas pada
proses pembelajaran yang bermuara kepada peningkatan kualitas siswa. Pola
pembelajaran di laut ini, diterapkan pada pembelajaran produktif NKPI.
Pola pembelajaran di laut

ini hanya

merupakan bagian kecil dari

pengembangan tugas guru yang telah dicoba dilakukan oleh penulis, walaupun
masih jauh dari sempurna namun tidak ada salahnya bila penulis berharap Best
practice ini dapat diterapkan pada proses pembelajaran oleh guru- guru produktif
terutama program keahlian Nautika Kapal Penangkap Ikan
meningkatkan kualitas pendidikan.

13

dalam rangka

Anda mungkin juga menyukai