BUKU RPJMD Kab. Malang Tahun 2010-2015 PDF
BUKU RPJMD Kab. Malang Tahun 2010-2015 PDF
TAHUN 2011
Mengingat
2
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400) ;
6. Undang-Undang
Perencanaan
Republik
Nomor
25
Pembangunan
Indonesia
Tahun
Tahun
2004
Nasional
2004
tentang
(Lembaran
Nomor
104,
Sistem
Negara
Tambahan
Nomor
22
Tahun
2007
tentang
Pemerintah
Nomor
58
Tahun
2005
tentang
3
11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
19. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Jawa Timur Tahun 2009 2014;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 10 Tahun 2007
tentang Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Malang Dalam
Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan (Lembaran Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2007 Nomor 2/E);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008
tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2008 Nomor 1/D);
4
22. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2008 Nomor 3/E);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
(Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2010 Nomor 2/E);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALANG
dan
BUPATI MALANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PENDAHULUAN.
: GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.
: GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN.
: ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS.
: VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN.
: AGENDA, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN.
: KEBIJAKAN
UMUM
DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH.
: INDIKASI
RENCANA
PROGRAM
DAN
PENDANAANNYA.
: INDIKATOR KINERJA DAERAH.
: PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN.
5
Pasal 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Malang Tahun 20102015 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
Pasal 4
Pelaksanaan lebih lanjut Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Malang Tahun 2010-2015, dijabarkan ke dalam
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
5 (lima) tahunan, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
tahunan dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja
SKPD).
Pasal 5
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Malang.
Ditetapkan di Malang
pada tanggal, 13 Mei 2011
Diundangkan di Malang
Pada tanggal 18 Mei 2011
SEKRETARIS DAERAH
BUPATI MALANG,
H. RENDRA KRESNA
Dr. ABDUL MALIK, SE, M.Si
NIP.19570830 198209 1 001
Lembaran Daerah Kabupaten Malang
Tahun 2011 Nomor 1/E
6
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR 2 TAHUN 2011
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2010 2015
I. PENJELASAN UMUM
1. Dasar Pemikiran
Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang
berasaskan desentralisasi, dimana Pemerintah menyerahkan sebagian
wewenang kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan guna mempercepat kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta
peningkatan daya saing daerah.
Sedemikian besarnya wewenang dan tugas Pemerintah Daerah sehingga
memerlukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian pembangunan, dengan
demikian diperlukan sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah
yang efektif dan efisien.
Salah satu unsur dari sistem perencanaan pembangunan nasional adalah wajib
adanya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang merupakan
penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah meliputi
tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
rencana pembangunan daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan dengan melibatkan
masyarakat.
3. Prinsip-prinsip
Prinsip Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah meliputi:
a. merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan
nasional;
b. dilakukan Pemerintah Daerah bersama para pemangku kepentingan dengan
berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing;
c. mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah;
d. dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing
daerah sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.
72
4. Pendekatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah menggunakan pendekatan:
a. teknokratik, yaitu menggunakan metode dan kerangka berfikir ilmiah untuk
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah;
b. partisipatif, yaitu melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders)
dengan mempertimbangkan relevansi pemangku kepentingan, kesetaraan
antara pemangku kepentingan, transparansi dan akuntabilitas, keterwakilan
seluruh segmen masyarakat, rasa memiliki dokumen perencanaan serta
terciptanya konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan;
c. politis, yaitu program-program pembangunan yang ditawarkan masingmasing calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih pada saat
kampanye disusun ke dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah;
d. bottom up-top down, yaitu penyelarasan melalui musyawarah yang
dilaksakan mulai dari Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Nasional,
sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana
pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.
5. Tahapan
Tahapan penyunan RPJMD terdiri dari:
a. persiapan penyusunan;
b. penyusunan rancangan awal dan rancangan yang disempurnakan;
c. pelaksanaan Musrenbang;
d. perumusan rancangan akhir dan konsultasi kepada Gubernur Jawa Timur;
e. penetapan Peraturan Daerah dan klarifikasi Gubernur Jawa Timur.
6. Muatan
Muatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah terdiri dari:
a. visi, misi dan program Kepala Daerah;
b. arah kebijakan keuangan daerah;
c. strategi pembangunan daerah;
d. kebijakan umum;
e. program SKPD;
f. program lintas SKPD;
g. program kewilayahan;
h. rencana kerja dalam kerangka regulasi yang bersifat indikatif;
i. rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
83
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .........................................................
1
3
10
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
10
15
28
37
44
46
53
54
58
58
60
61
64
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
Visi ................................................................
Misi ...............................................................
Tujuan............................................................
Sasaran ...........................................................
64
65
66
66
68
6.1.
6.2.
6.3.
6.4.
6.5.
68
69
70
79
80
BAB VII
81
BAB VIII
99
BAB IX
130
BAB X
136
136
136
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
5
8
8
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 2.6
Tabel 2.7
Tabel 2.8
Tabel 2.9
Tabel 2.10
Tabel 2.11
Tabel 2.12
Tabel 2.13
Tabel 2.14
Tabel 2.15
Tabel 2.16
Tabel 2.17
Tabel 2.18
Tabel 2.19
Tabel 2.20
Tabel 2.21
Tabel 2.22
Tabel 2.23
Tabel 2.24
Tabel 2.25
Tabel 2.26
Tabel 2.27
13
14
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
20
21
22
24
25
26
27
28
28
29
29
30
30
31
iii
Tabel 2.28
Tabel 2.29
Tabel 2.30
Tabel 2.31
Tabel 2.32
Tabel 2.33
Tabel 2.34
Tabel 2.35
Tabel 2.36
Tabel 2.37
Tabel 2.38
Tabel 2.39
Tabel 2.40
Tabel 2.41
Tabel 2.42
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 3.10
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 7.1
Tabel 8.1
Tabel 9.1
Tabel 9.2
31
32
33
34
34
35
38
38
39
39
40
41
41
42
43
47
48
49
50
51
52
52
52
56
57
60
61
82
100
131
135
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Hubungan
RPJMD Kabupaten Malang dengan
Dokumen lainnya ...................................................
Gambar 2.1 Peta Wilayah Pengembangan Kabupaten Malang ..............
Gambar 3.1 Kerangka Hubungan Antara Kebijakan Keuangan
Daerah/APBD dengan RKPD dan Visi, Misi, Strategi
RPJMD ................................................................
Gambar 3.2 Kerangka Hubungan Antara Strategi dan Komponen
APBD ..................................................................
5
23
44
45
2 TAHUN 2011
TANGGAL
13 MEI 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintah Kabupaten Malang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
lingkungan Propinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 2 Tahun 1965 dengan pusat pemerintahan berada di Kota
Malang, namun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008 maka
Ibukota Kabupaten Malang dipindahkan dari Wilayah Kota Malang ke wilayah
Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Adapun tujuan umum pembentukan
Kabupaten Malang selaras dengan semangat dan nilai-nilai luhur dalam
kehidupan bermasyarakat yang merupakan warisan leluhur pendahulu yaitu
mewujudkan masyarakat adil dan makmur material spiritual diatas dasar kesucian
yang langgeng (abadi) dan dikenal dengan sesanti Satata Gama Karta Raharja.
Pemerintah Daerah Kabupaten Malang Periode 2010-2015 ini adalah hasil
pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2010 yang disahkan
dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.35803 Tahun 2010 tentang
Pengesahan Pemberhentian dan Pengesahan Pengangkatan Bupati Malang
Provinsi Jawa Timur serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.35804
Tahun 2010 tentang Pengesahan Pemberhentian Wakil Bupati Malang dan
Pengesahan Pengangkatan Wakil Bupati Malang Provinsi Jawa Timur.
Dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta
peraturan perundangan di era desentralisasi memperlihatkan komitmen politik
pemerintah untuk menata kembali dan meningkatkan sistem, mekanisme,
prosedur dan kualitas proses perencanaan dan penganggaran daerah. Ini
dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang
lebih baik, demokratis, dan pembangunan daerah berkelanjutan. Dalam peraturan
dan perundangan baru, penyusunan rencana dikehendaki memadukan
pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom-up dan top down
process. Ini bermakna bahwa perencanaan daerah selain diharapkan memenuhi
kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan dan akuntabel,
konsisten dengan rencana lainnya yang relevan, juga kepemilikan rencana (sense
of ownership) menjadi aspek yang perlu diperhatikan. Keterlibatan stakeholders
dan legislatif dalam proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat
penting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan optimal
bagi implementasinya.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 telah ditetapkan proses pelaksanaan desentralisasi dimana
Pemerintah Pusat memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah
untuk melakukan serangkaian proses, mekanisme dan tahapan perencanaan
2
yang dapat menjamin keselarasan pembangunan antar daerah tanpa mengurangi
kewenangan yang diberikan. Selanjutnya sebagaomana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional disebutkan bahwa perencanaan pembangunan nasional
disusun secara sistematis, terarah, terpadu, dan tanggap terhadap perubahan,
demikian juga perencanaan pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan
daerah tersebut disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, sehingga
perencanaan pembangunan daerah harus disusun secara terpadu (integrated),
terukur (measurable), dapat dilaksanakan (aplicable) dan berkelanjutan
(sustainable). UndangUndang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional menetapkan bahwa daerah kabupaten/kota yang memiliki Kepala
Daerah baru diharuskan memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Daerah.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Undang-Undang 32
Tahun 2004, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 ini pula diamanatkan bahwa daerah kabupaten/kota wajib memiliki
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang ditetapkan
dengan Peraturan Daerah. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dijelaskan bahwa
pengertian RPJMD adalah dokumen rencana pembangunan jangka menengah,
adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 tahun. Yang merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan
memperhatikan RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi. Selanjutnya pula
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 bahwa RPJMD
ditetapkan paling lambat 6 bulan setelah Kepala Daerah dilantik.
Sebagai suatu dokumen rencana yang penting sudah sepatutnya
Pemerintah Daerah bersama DPRD, dan masyarakat memberikan perhatian
penuh pada proses penyusunan dokumen RPJMD, dan yang tentunya diikuti
dengan pemantauan, evaluasi, dan review berkala atas implementasinya.
Dokumen RPJMD ini disusun guna menjabarkan visi dan misi serta program
Kepala Daerah terpilih sesuai dengan janji-janjinya di masa kampanye
berdasarkan isu dan permasalahan strategis dan potensi Kabupaten Malang.
Dalam rangka tetap menjaga sinkronisasi perencanaan antar level pemerintahan
dalam jangka menengah baik dalam hal program pembangunan di daerah,
provinsi, maupun pusat, maka RPJMD Kabupaten Malang disusun dengan
berpedoman pada RPJPD Kabupaten Malang Tahun 2005-2025 dan
memperhatikan RPJM Nasional Tahun 20102014 dan RPJMD Provinsi Jawa
Timur Tahun 20092014 yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Pada tahapan pembangunan pertama RPJPD Kabupaten Malang Tahun
2005-2025 selama kurun waktu 5 tahun yang lalu banyak permasalahan
pembangunan di Kabupaten Malang yang telah ditangani dan mengalami
perubahan yang cukup signifikan baik dalam segi pelayanan pemerintahan
maupun pembangunan kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya kepercayaan
masyarakat antara lain disebabkan banyaknya permasalahan yang dapat diatasi
3
secara bersama serta memberikan rasa kepuasan kepada masyarakat, dengan
demikian dapat mensinergikan ketiga kekuatan utama pembangunan yaitu
pemerintah dan DPRD, dunia usaha serta masyarakat, walaupun masih banyak
permasalahan pembangunan dan kemasyarakatan yang masih harus ditangani
kedepan. Namun hal yang mendasar dari keberhasilan pembangunan 5 tahun
tahap pertama RPJPD Kabupaten Malang adalah telah mampu menggeser
paradigma pembangunan dari ketergantungan sepenuhnya kepada pemerintah
menjadi pembangunan terpadu antar stakeholder dan paradigma pembinaan
masyarakat menjadi pemberdayaan serta mampu pula merubah paradigma
aparatur dari kebiasaan yang minta dilayani menjadi melayani masyarakat.
RPJMD sebagai dokumen perencanaan 5 tahunan merupakan penjabaran
RPJPD yang memiliki kurun waktu 20 tahun. RPJMD selanjutnya dijabarkan
dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan perencanaan
tahunan dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja SKPD). RPJM Daerah Kabupaten Malang Tahun
20102015 merupakan dokumen perencanaan kebijakan pembangunan 5 tahun
kedepan. Dengan demikian, substansi materi didalamnya harus mengacu dan
mengarah bagi terwujudnya ketentuan yang telah ditetapkan dalam kebijakan
pemanfaatan ruang baik kebijakan struktur ruang maupun pola ruang.
Berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 050/915/II/Bangda
tanggal 3 Maret 2011 perihal Konsultasi Rancangan Akhir RPJMD dan RKPD,
dijelaskan bahwa periodesasi RPJMD sesuai dengan masa jabatan Kepala
Daerah terpilih terhitung sejak dilantik sedangkan Bupati Malang dan Wakil Bupati
Malang dilantik pada tanggal 26 Oktober 2010, maka dengan demikian RPJMD
Kabupaten Malang ditetapkan periodesasinya Tahun 2010-2015, walaupun
secara substansi perencanaan Tahun 2010 sudah tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Malang Tahun 2006-2010 yang telah dilaksanakan serta telah
dipertanggung jawabkan melalui Laporan Keterangan Pertangung Jawaban
(LKPJ) Tahun 2010 tanggal 14 Maret 2011.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Dalam menyusun RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 mengacu
pada peraturan perundangan yang berlaku antara lain 1) landasan idiil Pancasila,
2) Landasan konstitusional Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. serta landasan
operasional sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur, sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
4
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008;
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan
Umum;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
11. Peraturan
Pemerintah
Nomor
39
Tahun
2006
tentang
Tata
Cara
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah,
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah;
19. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009
2014;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 10 Tahun 2007 tentang
Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Malang Dalam Urusan Pemerintahan
Wajib dan Pilihan;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2008 tentang RPJPD
Kabupaten Malang Tahun 2005-2025.
23. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang;
5
1.3. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan lainnya
Gambar 1.1
Hubungan RPJMD Kabupaten Malang dengan Dokumen lainnya
RPJM
NASIONAL
RPJPD
KABUPATEN
RPJMD
PROVINSI JATIM
RPJMD
KABUPATEN
MALANG
RTRW
PROVINSI JATIM
RKPD
KABUPATEN
RTRW
KABUPATEN
RENSTRA SKPD
TH. 2010-2015
RENJA SKPD
6
sumber daya alam, dan penataan ruang. 5) Mewujudkan percepatan reformasi
birokrasi, dan meningkatkan pelayanan publik. 6) Meningkatkan kualitas
kesalehan sosial demi terjaganya harmoni sosial. 7) Meningkatkan kualitas
kehidupan dan peran perempuan, serta terjaminnya kesetaraan gender, dan
meningkatkan peran pemuda, serta mengembangkan dan memasyarakatkan
olahraga. 8) Meningkatkan keamanan dan ketertiban, supremasi hukum, dan
penghormatan hak asasi manusia. 9) Mewujudkan percepatan penanganan
rehabilitasi dan rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur panas Lapindo.
1.3.3 RTRW Provinsi Jawa Timur
Arahan Pengembangan Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur yang
cukup terkait dengan Kabupaten Malang adalah tentang struktur pemanfaatan
ruang wilayah, menggambarkan rencana sistem pusat pelayanan permukiman
perdesaan dan perkotaan serta sistem perwilayahan di Provinsi Jawa Timur
sehingga terjadi pemerataan pelayanan, mendorong pertumbuhan wilayah di
perdesaan dan perkotaan.
Perwilayahan Jawa Timur direncanakan dalam Satuan Wilayah Pengembangan
(SWP) dengan kedalaman penataan struktur pusat permukiman perkotaan yang
dibagi dalam 9 SWP yaitu 1) SWP Gerbangkertosusila Plus, 2) SWP Malang
Raya, 3) SWP Madiun dan sekitarnya, 4) SWP Kediri dan sekitarnya, 5) SWP
Probolinggo, Lumajang, 6) SWP Blitar, 7) SWP Jember, 8) SWP Banyuwangi,
9) SWP Madura dan Kepulauan. Sedangkan kedudukan Kabupaten Malang di
dalam orde-orde perkotaan di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Malang termasuk
dalam Orde II-B yang memiliki fungsi utama sebagai penunjang sistem
metropolitan dan sebagai pusat pertumbuhan wilayah dengan potensi utama
pertanian, industri dan pariwisata.
1.3.4 RTRW Kabupaten Malang
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Malang adalah
1) Kebijakan dan strategi perencanaan ruang wilayah yang meliputi penetapan
struktur ruang wilayah, penetapan pola ruang wilayah, penetapan kawasan
strategis serta penetapan fungsi kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
2) Kebijakan dan strategi penetapan struktur ruang wilayah daerah memuat
kebijakan dan strategi sistem perdesaan; kebijakan dan strategi sistem
perkotaan; kebijakan dan strategi penetapan fungsi kawasan perdesaan dan
kawasan perkotaan; kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan
prasarana wilayah.
RTRW Kabupaten Malang sampai dengan akhir 2009 sebagaimana Peraturan
Daerah Kabupaten Malang Nomor 11 Tahun 2003 yang mengarahkan Sub
Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) menjadi 8 SSWP yaitu 1) SSWP I
Ngantang 2) SSWP II Lingkar Kota Malang 3) SSWP III Lawang 4) SSWP IV
Tumpang 5) SSWP V Kepanjen 6) SSWP VI Donomulyo 7) SSWP VII
Gondanglegi 8) SSWP VIII Dampit. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Malang SSWP diubah menjadi 6 Wilayah Pengembangan (WP) yang terdiri
1) WP I lingkar kota Malang 2) WP II Kepanjen 3) WP III Ngantang, 4) WP IV
Tumpang, 5) WP V Turen dan Dampit, 6) WP VISumbermanjing Wetan.
8
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
1.3. Hubungan
RPJMD
dengan
Dokumen
Perencanaan
Pembangunan Lainnya
1.4. Sistematika Penulisan
1.5. Maksud dan Tujuan
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.3. Aspek Pelayanan Umum
2.4. Aspek Daya Saing Daerah
BAB III
GAMBARAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN
DAERAH
DAN
KERANGKA PENDANAAN
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.3. Kerangka Pendanaan Tahun 2011-2015
BAB IV
ANALISIS ISU STRATEGIS
4.1. Permasalahan Pembangunan Kabupaten Malang
4.2. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Malang
4.3. Fokus Pembangunan Sektoral
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
5.2. Misi
5.3. Tujuan
5.4. Sasaran
BAB VI
AGENDA, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
6.1. Agenda dan Prioritas Pembangunan
6.2. Strategi Pembangunan
6.3. Arah Kebijakan Umum
6.4. Icon Promotif
6.5. Kerjasama Antar Kabupaten/Kota
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAANNYA
BAB IX
INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
10.1. Pedoman Transisi
10.2. Kaidah Pelaksanaan
1.5. Maksud dan Tujuan
1.5.1 Maksud
1. Sebagai pedoman atau acuan dalam menetapkan arah kebijakan
pembangunan dan strategi pembangunan daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun mendatang serta dalam rangka menjamin keberlanjutan pembangunan
jangka panjang (sustainibility development) dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap
tahun anggaran selama 5 (lima) tahun yang akan datang sehingga secara
9
bertahap dapat mewujudkan cita-cita masyarakat Kabupaten Malang.
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku
pembangunan di Kabupaten Malang serta menjamin tercapainya penggunaan
sumberdaya secara efektif, efisien, berkeadilan dan berkelanjutan.
3. Menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan daerah antar wilayah,
antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintah.
4. Sebagai dasar komitmen bersama antara eksekutif, legislatif dan pemangku
kepentingan pembangunan terhadap program-program pembangunan daerah
yang akan dilaksanakan kurun waktu 5 tahun dalam rangka pencapaian visi
misi daerah.
1.5.2. Tujuan
1. Tersedianya dokumen RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 yang
menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
2. RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 sebagai indikator evaluasi
kinerja lima tahunan pemerintah daerah.
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1 Aspek Geografi
1. Karakter Lokasi dan Wilayah
Wilayah Kabupaten Malang terletak pada wilayah dataran tinggi dengan
koordinat antara 112O1710,90 122O5700,00 Bujur Timur, 7O4455,11
8O2635,45 Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Malang adalah
3.534,86 km2 atau 353.486 ha terletak pada urutan luas terbesar kedua
setelah Kabupaten Banyuwangi dari 38 Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi
Jawa Timur, terdiri dari 33 Kecamatan 12 Kelurahan, 378 Desa, 3.217 Rukun
Warga (RW) dan 14.718 Rukun Tetangga (RT), yang tersebar pada wilayah
perkotaan dan perdesaan dan terletak antara 02000 m dari permukaan laut.
Wilayah datar sebagian besar terletak di Kecamatan Bululawang,
Gondanglegi, Tajinan, Turen, Kepanjen, Pagelaran, Pakisaji sebagian
Kecamatan Singosari, Lawang, Karangploso, Dau, Pakis, Dampit,
Sumberpucung, Kromengan, Pagak, Kalipare, Donomulyo, Bantur, Ngajum,
Gedangan. Wilayah bergelombang terletak di wilayah Sumbermanjing Wetan,
Wagir dan Wonosari. Daerah terjal perbukitan sebagian besar di Kecamatan
Pujon, Ngantang, Kasembon, Poncokusumo, Jabung, Wajak, Ampelgading
dan Tirtoyudo. Secara administrasi wilayah Kabupaten Malang berbatasan
dengan:
Sebelah Utara
: Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Mojokerto dan
Jombang
Sebelah Timur : Kabupaten Lumajang
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat
: Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri
Lingkar dalam
: Kota Malang dan Kota Batu
Kondisi topografis Kabupaten Malang merupakan dataran tinggi yang
dikelilingi oleh beberapa gunung dan dataran rendah atau daerah lembah
pada ketinggian 250-500 meter dari permukaan laut yang terletak di bagian
tengah wilayah Kabupaten Malang. Daerah dataran tinggi merupakan daerah
perbukitan kapur (Gunung Kendeng) di bagian Selatan pada ketinggian 0-650
meter dari permukaan laut, daerah lereng Tengger Semeru di bagian Timur
membujur dari Utara ke Selatan pada ketinggian 500-3600 meter dari
permukaan laut dan daerah lereng Kawi Arjuno di bagian Barat pada
ketinggian 500-3.300 meter dari permukaan laut. Terdapat 9 gunung dan 1
pegunungan yang menyebar merata di sebelah Utara, Timur, Selatan dan
Barat wilayah Kabupaten Malang: G. Kelud (1.731 m), G. Kawi (2.651 m), G.
Panderman (2.040 m), G. Anjasmoro (2.277 m), G. Welirang (2.156 m), G.
Arjuno (3.339 m), G.Bromo (2.329 m), G. Batok (2.868 m), G.Semeru (3.676
m), Pegunungan Kendeng (600 m). Dengan kondisi topografi seperti ini
mengindikasikan potensi hutan yang besar, memiliki sumber air yang cukup
yang mengalir sepanjang tahun melalui sungai-sungainya untuk mengaliri
lahan pertanian. Memiliki 18 sungai besar, diantaranya Sungai Brantas sungai
terbesar dan terpanjang di Jawa Timur.
11
Kondisi topografis pegunungan dan perbukitan menjadikan wilayah
Kabupaten Malang sebagai daerah yang sejuk dan banyak diminati sebagai
tempat tinggal dan tempat peristirahatan. Suhu udara rata-rata berkisar antara
19,1 C hingga 26,6 C. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 71 C
hingga 89 C dan curah hujan rata-rata berkisar antara 2 mm hingga 780 mm.
Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada bulan Juni, dan tertinggi pada
bulan Desember.
Struktur penggunaan lahan meliputi: permukiman/kawasan terbangun
22,5%; industri 0,2%; sawah 13%; pertanian lahan kering 23,8%; perkebunan
6%; hutan 28,6%; rawa/waduk 0,2%; tambak kolam 0,1% padang
rumput/tanah kosong 0,3%; tanah tandus/tanah rusak 1,5%; tambang galian C
0,3%; lain-lain 3,2%.
2. Potensi Pengembangan Wilayah
Secara geografis wilayah Kabupaten Malang merupakan pegunungan,
dataran tinggi, dataran rendah dan pesisir. Klasifikasi pengembangan wilayah
adalah hutan bakau, perikanan darat, perkebunan, permukiman dan hutan.
Beberapa permasalahan pengembangan wilayah adalah kerusakan alam dan
lingkungan seperti banjir, erosi, longsor, kerusakan hutan, kekeringan, alih
fungsi lahan, sumber daya manusia yang rendah, pengangguran, terbatasnya
ketersediaan lahan. Sedangkan potensi pengembangan wilayah diarahkan ke
pengembangan kawasan a) Gunung Bromo di Kecamatan Poncokusumo
meliputi potensi alam yang sangat indah, aktifitas keagamaan dan acara ritual
Yadnya Kasada dari masyarakat Tengger yang memiliki keunikan sendiri,
vegetasi yang beragam seperti bunga abadi edelweis, flora fauna yang sangat
indah; b) Gunung Kawi di Kecamatan Wonosari dengan aktifitasnya antara
lain adanya mitos dan kepercayaan tentang Gunung Kawi dan komodifikasi
budaya termasuk Kirab Budaya Agung, Pesarean yang dikeramatkan, kirab
dan gebyar Suroan; c) Wisata Selorejo di Kecamatan Ngantang yaitu
keindahan bendungan yang dikelilingi gunung; d) potensi alam Sendangbiru di
Kecamatan Sumbermanjing Wetan memiliki potensi perikanan tangkap dan
olahan yang sangat besar.
Untuk efektifitas dan efisiensi percepatan dan pemerataan
pembangunan Kabupaten Malang dibagi menjadi 6 wilayah pengembangan
(WP):
1) WP lingkar Kota Malang yang berorientasi ke Kota Malang (meliputi
Kecamatan Dau, Kecamatan Karangploso, Kecamatan Lawang,
Kecamatan Singosari, Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Wagir, Kecamatan
Tajinan, Kecamatan Bululawang, Kecamatan Pakis), memiliki potensi
pengembangan sub sektor perdagangan dan jasa, pertanian (tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan), industri, pariwisata serta transportasi
udara, dengan prioritas pengembangan infrastruktur; 1) Peningkatan akses
jalan tembus terkait Kota Malang, 2) Pengembangan jalan MalangBatu,
3) Peningkatan konservasi lingkungan, 4) Peningkatan kualitas koridor
jalan Kota Malang-Bandara Abdul Rahman Saleh; dan pengembangan
permukiman.
2) WP Kepanjen dengan pusat di perkotaan Kepanjen (meliputi Kecamatan
Kepanjen, Kecamatan Wonosari, Kecamatan Ngajum, Kecamatan
12
3)
4)
5)
6)
13
pengembangan infrastruktur 1) Jalan kearah perdesaan pusat produksi,
2) Jalan menuju pantai selatan terutama ke Sendangbiru dan Bajulmati
(untuk perikanan dan pariwisata), 3) Pengembangan pelabuhan berskala
nasional, 4) Jalur jalan khusus untuk evakuasi bencana (kemungkinan
tsunami), 5) Peningkatan irigasi dan sediaan air; dikawasan ini
dikembangkan Pelabuhan Perikanan Nusantara Sendangbiru dan
direncanakan pembangunan pelabuhan umum.
3. Wilayah Rawan Bencana
Dengan kondisi topografis Kabupaten Malang yang bergunung-gunung serta
memiliki bentang wilayah yang sangat luas selain memiliki potensi keindahan
dan kesuburan juga memiliki potensi rawan bencana banjir, erosi, longsor dan
juga tsunami, yaitu antara lain:
1) Daerah rawan longsor berada di wilayah sebelah Timur dan Selatan
meliputi Kecamatan Tumpang, Jabung, Poncokusumo, Bantur, Gedangan
dan Sumbermanjing Wetan.
2) Daerah rawan banjir meliputi wilayah Kabupaten Malang sebelah Barat
yaiku Kecamatan Ngantang, Pujon dan Kasembon.
3) Daerah rawan tsunami meliputi wilayah Kabupaten Malang bagian Selatan
yaitu Donomulyo, Bantur, Gedangan, Sumbermanjing Wetan dan
Ampelgading.
2.1.2 Aspek Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Malang sebanyak 2.419.889 jiwa. Jumlah
tersebut terdiri dari laki-laki 1.230.461 jiwa (50,8%) dan perempuan 1.189.426
jiwa (49,2%). Tingkat pertumbuhan rata-rata 5 tahun terakhir 0,4 %, dan tingkat
kepadatan sebesar 685 jiwa/Km. Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten
Malang 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1
Perkembangan Kependudukan
Tahun 2006-2010
Uraian
Satuan
2006
2
Luas wilayah
km
3.535
Jumlah penduduk
jiwa
2.419.822
Jumlah Laki-laki
jiwa
1.218.739
Jumlah Perempuan
jiwa
1.201.083
Pertumbuhan
%
1,08
penduduk
Kepadatan
2
jw/ km
688
penduduk
Sumber : BPS Kab. Malang, 2010
2007
3.535
2.401.624
1.221.001
1.180.623
2008
3.535
2.413.779
1.227.297
1.186.482
2009
3.535
2.419.887
1.230.461
1.189.426
2010
3.535
2.443.609
1.233.691
1.191.309
-0,75
0,51
0,25
0.21
679
683
685
686
14
Tabel 2.2
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Malang
Tahun 2011-2015
Uraian
Satuan
2011
2012
2013
2014
Luas wilayah
km
3.535
3.535
3.535
3.535
Juml penduduk:
- BPS
jiwa
2.463.158
2.482.863
2.502.726
2.522.748
- Dispenduk
jiwa
2.789.336
2.817.229
2.845.402
2.873.856
Kepadatan:
2
- BPS
jiwa/km
697
702
708
714
2
- Dispenduk
jiwa/km
789
797
805
813
Sumber : BPS dan Dinas Kependudukan dan Capil Kab. Malang, 2010 diolah
2015
3.535
2.542.930
2.899.805
719
821
Satuan
2006
2007
PUS
pasangan
455.209
465.336
Peserta KB aktif
Orang
326.076
336.429
Prosentase
Peserta KB dg
%
71,63
72,30
PUS
Peserta KB
orang
175.112
184.706
Mandiri
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008
2009
2010
471.768
333.585
483.061
353.064
491.481
367.378
70,71
73,09
74,75
187.142
201.320
201.230
Satuan
2006
2007
2008
Pertanian
orang
464.171
464.171
462.658
Pertambangan
orang
4.489
4.489
4.445
Perindustrian
orang
206.585
206.585
219.255
Jasa
orang
129.221
129.221
133.103
Lain-lain
orang
383.813
383.813
381.934
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2009
462.658
4.445
219.255
133.103
381.934
2010
462.658
4.445
219.255
133.103
381.934
15
Mayoritas penduduk Kabupaten Malang beragama Islam, Kristen, Katolik
serta sarana peribadatan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.5
Perkembangan Jumlah Pemeluk Agama
Tahun 2006-2010
Uraian
Satuan
2006
2007
2008
2009
2010
Islam
orang
2.250.321
2.250.321
2.308.854
2.338.170
2.338.170
Kristen
orang
127.479
127.479
62.822
60.543
60.543
Katolik
orang
20.349
20.349
25.417
17.147
17.147
Hindu
orang
9.576
9.576
22.144
16.161
16.161
Buddha
orang
3.112
3.112
5.429
3.034
3.034
Lain-lain
orang
2.873
2.873
43
43
43
2 .2
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Kabupaten Malang merupakan satu Kabupaten yang tergolong memiliki
tingkat aktifitas ekonomi yang cukup tinggi, hal ini terlihat dari besarnya jumlah
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHB Kabupaten Malang yang dalam 5
tahun terakhir selalu masuk 5 besar di Jawa Timur.
Secara umum aktifitas ekonomi Kabupaten Malang yang tinggi selama 5
tahun terakhir mengalami trend kenaikan yang positif hal ini dicerminkan dari
pertumbuhan PDRB baik Atas Dasar Harga Konstan maupun Atas Dasar Harga
Berlaku. Seiring dengan hal tersebut PDRB per kapita ADHB juga meningkat
pada Tahun 2006 sebesar Rp. 7.997.915,- sedangkan pada Tahun 2010 sebesar
Rp. 12.144.878,-. Kabupaten Malang memiliki jumlah penduduk yang terbesar
kedua di Jawa Timur mengakibatkan tingkat PDRB perkapita masih relatif
rendah. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang selama 5 tahun
terakhir rata-rata sebesar 5,8% dan inflasi pada Tahun 2010 berkisar 6,2-5,8%.
Tabel 2.6
Perkembangan PDRB, PDRB Per Kapita, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
Tahun 2006-2010
Uraian
Satuan
2006
2007
2008
PDRB
Juta Rp
19.030.257
21.702.482
27.716.128
ADHB
PDRB
Juta Rp
11.617.937
12.325.207
13.035.088
ADHK
PDRB/K
APITA
Rp.
7.997.915
9.036.586
10.232.446
ADHB
PDRB/K
APITA
Rp.
4.882.712
5.132.030
5.400.282
ADHK
Pertumb.
%
5,74
6,09
5,76
Ekonomi
Inflasi
%
11,76
7,50
7,61
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2009
2010
31.087.994
31.573.866
14.542.303
14.537.635
11.288.183
12.981.456
5.619.894
5.977.084
5,25
5,97
6,01
7,35
16
Sedangkan untuk proyeksi 5 tahun ke depan, PDRB ADHB Kabupaten
Malang pada Tahun 2015 diperkirakan sebesar Rp. 53.168.244.000.000,- dan
PDRB ADHK sebesar Rp. 19.847.571.000.000,- dengan rata-rata pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,5% per tahun. Tingkat inflasi dalam 5 tahun kedepan juga
relatif terkendali dengan kisaran 6-7% per tahun.
Tabel 2.7
Proyeksi PDRB, PDRB per Kapita, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
Tahun 2011-2015
Uraian
Satuan
2011
2012
2013
2014
2015
PDRB ADHB
Juta Rp.
35.574.189
40.302.895
44.231.925
48.839.376
53.168.244
PDRB ADHK
Juta Rp.
15.443.926
16.430.793
17.498.795
18.636.216
19.847.571
17.394.768
19.016.541
20.497.097
6,5
6,6
6,7
6-5,3
5,8-5,2
5,5-4,9
PDRB ADHB
14.862.778
16.008.123
Rp.
Perkapita
Pertumbuhan
6,2
6,4
%
Ekonomi
6,6-5,9
6,3-5,6
Inflasi
%
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang , 2010
2006
2007
2008
2009
2010
Rerata
Pertumbuhan ekonomi
Primer
1. Pertanian
5,74
6,09
5,76
5,25
5,97-6
5,71
4,29
4,28
4,39
4,81
4,9
4,4
7,81
7,89
6,55
7,08
7,3
3. Industri Pengolahan
8,37
9,54
8,47
6,41
6,5
8,2
5,32
3,85
6,30
4,81
5,0
5.1
5. Bangunan
Tersier
6. Perdag, Hotel & Restoran
9,14
10,49
10,93
10,68
10,7
10,3
6,54
7,06
5,95
4,72
6,5
6,1
4,87
5,37
4,23
3,66
4,2
4,5
6,12
5,14
5,79
5,46
5,6
9. Jasa-jasa
3,97
4,07
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
4,59
5,05
5,0
4,4
Sekunder
17
Kontribusi sektoral dalam menopang pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Malang selama 5 tahun ke depan diproyeksikan terus mengalami peningkatan
pertumbuhan dengan pertumbuhan terbesar pada sektor sekunder dan sektor
tersier, sementara pertumbuhan sektor primer relatif stagnan.
Tabel 2.9
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sektoral PDRB ADHK
Tahun 2011-2015 (dalam persen)
Uraian
2011
2012
Pertumbuhan ekonomi
6,2
6,4
Primer
1. Pertanian
4,9
4,9
2. Pertambangan & Penggalian
7,2
7,3
Sekunder
3. Industri Pengolahan
6,6
6,7
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5,1
5,2
5. Bangunan
10,7
10,8
Tersier
6. Perdag, Hotel & Restoran
6,7
7,0
7. Pengangkutan & Komunikasi
5,0
5,4
8. Keu, Persewaan & Jasa Persh.
6,3
6,3
9. Jasa-jasa
5,2
5,3
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2013
6,5
2014
6,6
2015
6,7
5
7,4
5
7,5
5
7,6
6,8
5,3
10,8
6,9
5,4
10,9
7,0
5,6
10,9
8,0
6,1
6,7
5,4
8,3
6,7
6,8
5,5
8,9
7,2
7,1
5,6
2008
33,16
30,47
2,69
21,60
18,37
1,55
1,68
45,24
23,97
4,38
3,85
13,04
2009
33,08
30,34
2,74
21,88
18,57
1,54
1,77
45,04
23,85
4,32
3,86
13,00
2010
32,8
30
2,8
22,1
18,7
1,6
1,9
45,2
24,0
4,4
3,9
13,0
Rerata
33,45
30,77
2,68
21,24
18,04
1,55
1,65
45,30
23,87
4,41
3,86
13,17
18
Untuk 5 tahun ke depan, struktur perekonomian Kabupaten Malang masih
didominasi oleh sektor primer dengan perkiraan sebesar 31,1% sekunder 23,1%
dan tersier 45,9% pada Tahun 2015. Dari data tersebut terlihat bahwa dalam
kurun 5 tahun mendatang secara perlahan struktur ekonomi Kabupaten Malang
mengalami pergeseran dengan semakin meningkatnya sektor sekunder dan
tersier.
Tabel 2.11
Proyeksi Struktur Ekonomi PDRB ADHK Kabupaten Malang
Tahun 2011-2015 (dalam persen)
Uraian
2011
2012
Primer
32,4
32,1
1. Pertanian
29,6
29,2
2. Pertambangan & Penggalian
2,8
2,8
Sekunder
22,3
22,5
3. Industri Pengolahan
18,8
18,9
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
1,6
1,6
5. Bangunan
1,9
2,0
Tersier
45,3
45,5
6. Perdag, Hotel & Restoran
24,1
24,2
7. Pengangkutan & Komunikasi
4,4
4,4
8. Keu, Persewaan & Jasa Persh.
3,9
3,9
9. Jasa-jasa
12,9
12,9
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2013
31,7
28,9
2,9
22,7
19,0
1,6
2,1
45,6
24,3
4,4
3,9
12,9
2014
31,4
28,5
2,9
22,9
19,1
1,6
2,2
45,7
24,5
4,5
3,9
12,9
2015
31,1
28,1
2,9
23,1
19,2
1,6
2,3
45,9
24,6
4,5
4,0
12,8
Hal yang sama juga berlaku pada struktur ekonomi ADHB Kabupaten
Malang selama kurun waktu 5 tahun terakhir juga masih didominasi oleh sektor
pertanian dengan rerata sebesar 29,15% kemudian sektor perdagangan, hotel
dan restoran sebesar 23,82% dan disusul oleh sektor industri pengolahan
sebesar 19,71%.
Tabel 2.12
Struktur Ekonomi PDRB ADHB Kabupaten Malang
Tahun 2006-2010 (dalam persen)
Uraian
2006
2007
Primer
31,97
31,50
1. Pertanian
29,75
29,26
2. Pertambangan & Penggalian
2,22
2,24
Sekunder
22,36
23,24
3. Industri Pengolahan
18,86
19,65
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
1,96
1,91
5. Bangunan
1,54
1,68
Tersier
45,67
45,24
6. Perdag, Hotel & Restoran
23,86
23,74
7. Pengangkutan & Komunikasi
5,35
5,08
8. Keu, Persewaan & Jasa Persh.
3,66
3,72
9. Jasa-jasa
12,80
12,70
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008
2009
2010
Rerata
31,1
28,88
2,22
23,73
20,09
1,8
1,84
45,17
23,93
4,95
3,73
12,56
31,00
28,74
2,26
23,96
20,26
1,79
1,91
45,04
23,78
4,92
3,74
12,60
30,58
28.26
2,32
24,56
20.62
1.87
2.07
44,86
23.65
4.47
3.90
12.84
31,39
29,15
2,23
23,32
19,71
1,86
1,74
45,28
23,82
5,07
3,71
12,66
19
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa struktur ekonomi Kabupaten Malang
apabila dikelompokkan dalam 3 sektor pokok yaitu primer, sekunder dan tersier
maka sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi selama kurun waktu 5
tahun terakhir adalah sektor tersier dengan rerata sebesar 45,28 %, disusul
sektor primer dengan rerata sebesar 31,39 % dan sektor sekunder rerata sebesar
23,32 %.
Untuk melihat disparitas wilayah dari aspek ekonomi sekaligus gambaran
pemerataan pertumbuhan masih disajikan perbandingan dari 8 Sub Satuan
Wilayah Pengembangan (SSWP) belum mengacu pada 6 Wilayah
Pengembangan (WP) sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor
3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
dikarenakan data yang tersaji pada laporan BPS masih 8 SSWP. Sebagai
gambaran tingkat pemerataan ekonomi antar wilayah di Kabupaten Malang dapat
dilihat bahwa selama kurun waktu 2005-2009 kegiatan ekonomi antar SSWP,
posisi perbandingannya, dilihat dari sisi besaran nilai nominal PDRB ADHB
sedikit mengalami perubahan. Posisi pertama dengan nilai nominal PDRB ADHB
tertinggi dibangkitkan oleh SSWP II Lingkar Kota Malang. Ditinjau dari
pendekatan produksi, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) SSWP II pada
tahun berjalan mencapai Rp 7.916,67 milyar. Pendukung utama PDRB ADHB
SSWP II Tahun 2009 adalah sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang masing-masing mencapai
Rp 2.671,54 milyar, Rp 1.788,57 milyar dan Rp 1.497,31 milyar. Posisi kedua
yang sejak Tahun 2000 dipegang oleh SSWP VIII Dampit dan sekitarnya,
memasuki Tahun 2009 posisinya belum mengalami perubahan dengan
sumbangan sebesar Rp 5.036,45 milyar. Urutan berikutnya SSWP V Kepanjen
dan sekitarnya Rp 5.034,81 milyar, SSWP VII Gondanglegi dan sekitarnya
Rp 2.784,29 milyar, SSWP I Ngantang dan sekitarnya Rp 1.760,44 milyar serta
SSWP III Lawang Rp 1.472,79 milyar.
Pada posisi terakhir masih diduduki oleh SSWP VI Donomulyo dengan
sumbangan sebesar Rp 663,13 milyar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 2.13 di bawah ini :
Tabel 2.13
PDRB ADHB per SSWP
Tahun 20052009 (milyar rupiah)
Sub Satuan Wilayah
Pengembangan
2005
(SSWP)
I. Ngantang &
1.014,49
Sekitarnya
II. Lingkar Kota Malang
4.523,92
III. Lawang
832,63
IV. Tumpang & sekitarnya
1.796,48
V. Kepanjen & sekitarnya
2.943,51
VI. Donomulyo
397,76
VII. Gondanglegi &
1.620,28
sekitarnya
VIII. Dampit & sekitarnya
2.973,22
KAB. MALANG
16.103,30
* Angka diperbaiki ** Angka Sementara
2006
2007
2008*)
2009**)
1.206,72
1.367,13
1.581,28
1.760,44
5.340,51
986,77
2.123,93
3.468,22
467,87
6.101,18
1.136,91
2.400,53
3.923,04
527,66
7.155,37
1.317,78
2.763,32
4.514,05
602,43
7.916,67
1.472,79
3.086,57
5.034,81
663,13
1.912,37
2.163,44
2.495,86
2.784,29
3.523,86
19.030,26
3.975,90
21.595,80
4.558,06
25.026,86
5.036,12
27.754,81
20
SSWP
2005
2008
Primer
Sekunder
Tersier
Primer
Sekunder
Tersier
SSWP I
276.863,25
89.777,88
325.716,67
324.709,64
114.870,58
384.088,70
SSWP II
836.534,87
962.313,11
1.225.991,66
945.999,52
1.229.260,01
1.444.988,31
SSWP III
68.394,09
234.476,37
242.285,04
79.118,02
298.468,43
286.715,50
SSWP IV
438.026,14
147.750,27
634.940,27
504.379,21
189.757.79
746.086,17
SSWP V
780.961,39
262.078,92
944.020,80
886.742,81
340.272,69
116.216,56
SSWP VI
127.265,36
21.578,84
128.552,94
144.544,05
27.529,19
151.367,59
SSWP VII
359.843,23
182.063,11
540.939,05
412.768,35
235.512,92
632.307,22
SSWP VIII
893.452,05
296.781,22
966.461,51
1.024.129,56
379.477,64
1.135.784,08
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas kecamatan yang ada di
Kabupaten Malang didominasi oleh sektor tersier dan tertinggi pada Tahun 2005
maupun Tahun 2008 adalah di SSWP II (lingkar Kota Malang) dan diikuti SSWP
VIII (Turen dan sekitarnya), sedangkan terendah di SSWP VI (Donomulyo).
Sektor Sekunder pada Tahun 2005 dan Tahun 2008 tertinggi berada di SSWP II
sedang terendah di SSWP VI.
Sedangkan sektor primer baik Tahun 2005 tertinggi berada di SSWP VIII
diikuti SSWP II, dan pada Tahun 2008 tertinggi pada SSWP II diikuti SSWP VIII.
Terendah di Tahun 2005 berada di SSWP III dan pada Tahun 2008 di SSWP VI,
namun demikian sektor ini tidak mendominasi di semua SSWP.
Untuk membandingkan posisi SSWP dengan wilayah regional Kabupaten
Malang maka dipakai analisis typologi Klassen untuk melihat aktifitas ekonomi
dan kecenderungan kemajuan suatu wilayah. Analisis typologi Klassen membagi
daerah menjadi 4 kwadran yaitu: 1) daerah yang memiliki PDRB per kapita dan
laju pertumbuhan lebih tinggi dari Kabupaten Malang disebut daerah maju dan
cepat tumbuh, 2) daerah yang PDRB per kapita lebih tinggi tetapi laju
pertumbuhan lebih rendah dengan Kabupaten Malang disebut daerah maju tapi
tertekan, 3) daerah yang memiliki PDRB per kapita rendah namun laju
pertumbuhan tinggi disebut daerah berkembang cepat, 4) daerah yang PDRB per
kapita dan laju pertumbuhan rendah dibanding Kabupaten Malang disebut daerah
relatif tertinggal. Gambaran analisis typologi Klassen Kabupaten Malang dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
21
Tabel 2.15
Klasifikasi Kinerja Ekonomi SSWP
Tahun 20052008
Tinggi
Rendah
Tinggi
Daerah maju
cepat tumbuh:
- SSWP II
- SSWP III
Daerah
maju
tertekan:
- SSWP V
Rendah
SSWP yang berada di kwadran I yaitu SSWP II (lingkar Kota Malang) dan
SSWP III (Kecamatan Lawang) merupakan daerah maju dan berkembang cepat
dan mampu tumbuh karena adanya aktifitas ekonomi yang cukup tinggi baik
disebabkan oleh faktor internal (potensi daerah itu sendiri) maupun eksternal
seperti lingkar Kota Malang yang mendapat imbas pertumbuhan Kota Malang.
SSWP pada kwadran II yaitu SSWP V (Kepanjen dan sekitarnya)
merupakan daerah maju dengan income perkapita tinggi tetapi pertumbuhan
ekonomi relatif rendah. Hal ini disebabkan potensi ekonomi wilayah ini didominasi
oleh sektor primer yang pada umumnya memiliki produktifitas rendah sehingga
pertumbuhan ekonomi rendah. Namun demikian masih memiliki harapan dengan
meningkatkan sektor sekunder dan tersier seperti perdagangan, hotel, restoran,
angkutan rel, angkutan jalan raya, jasa penunjang angkutan, pos dan
telekomunikasi, bank, lembaga keuangan bukan bank, sewa bangunan, jasa
perorangan dan rumah tangga. Diharapkan dengan kepindahan ibukota
Kabupaten Malang ke Kepanjen akan berdampak positif terhadap pertumbuhan
ekonomi di wilayah Kepanjen dan sekitarnya.
SSWP pada kwadran III yaitu SSWP I (Kasembon dan sekitarnya) yaitu
merupakan daerah yang cepat berkembang dengan laju pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, wilayah ini memiliki potensi ekonomi primer perikanan, kehutanan,
peternakan, perkebunan, ekonomi sekunder listrik dan air bersih, dan ekonomi
tersier berupa perdagangan, restoran, jasa penunjang komunikasi, lembaga
keuangan bukan bank, sewa bangunan, jasa perusahaan, jasa pemerintahan
umum, jasa sosial kemasyarakatan dan jasa perorangan dan rumah tangga.
Wilayah ini cepat berkembang karena menjadi poros lalu lintas pertemuan ke tiga
kota yaitu Malang Raya, Jombang dan Kediri. Namun demikian, income per
kapita wilayah ini masih rendah.
22
SSWP pada kwadran IV adalah SSWP IV (Jabung dan sekitarnya), SSWP
VI (Donomulyo), SSWP VII (Bantur dan sekitarnya), SSWP VIII (Turen dan
sekitarnya) adalah termasuk daerah tertinggal dengan pertumbuhan ekonomi dan
income per kapita rendah, yang secara geografi merupakan daerah dibagian
Timur dan Selatan yang memiliki topografi pegunungan sehingga memerlukan
biaya tinggi bagi pembangunan sarana prasarananya. Namun demikian
diharapkan dengan pembangunan Jalan Lintas Selatan dan Pembangunan
Pelabuhan di Sendang Biru dapat lebih meningkatkan aktivitas perekonomian
daerah ini.
Namun demikian dari ke-8 SSWP tersebut tidak terdapat perbedaan
pertumbuhan ekonomi yang sangat mencolok seperti kondisi 5 tahun yang lalu,
semua SSWP hampir mendekati rata-rata.
Kebijakan pembangunan Kabupaten Malang untuk 5 tahun ke depan yang
berorientasi pada potensi 6 WP diarahkan semakin terjadi pemerataan
pertumbuhan yang diproyeksikan sebagai berikut:
Tabel 2.16
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi per Wilayah Pengembangan
Tahun 2011-2015 (dalam persen)
URAIAN
2011
2012
2013
2014
2015
Pertumbuhan ekonomi
6,2
6,4
6,5
6,6
6,7
6,4
6,5
6,6
6,72
6,75
2. WP II Kepanjen
6,2
6,4
6,55
6,6
6,65
3. WP III Ngantang
6,0
6,1
6,2
6,4
6,5
4. WP IV Tumpang
5,8
5,95
6,25
6,3
6,4
6,3
6,35
6,45
6,2
6,3
6,4
23
perikanan, pariwisata dan industri dengan pengungkit Kawasan Agropolitan
Poncokusumo, Minapolitan Wajak, wisata menuju Bromo.
WP V yang terdiri dari Kecamatan Turen, Dampit, Tirtoyudo dan
Ampelgading; pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan
laut, industri, perdagangan dan pariwisata dengan pengungkit Jalan Lintas
Selatan.
WP VI yang terdiri dari Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Bantur dan
Gedangan; pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan laut,
pertambangan, industri, pariwisata dengan pengungkit Jalan Lintas Selatan,
Pelabuhan Nusantara Sendang Biru.
Selain itu akan dipertajam program-program terkait dengan pengentasan
kemiskinan dan desa tertinggal karena sebagian besar kecamatan yang memiliki
tingkat kemiskinan dan desa tertinggal yang tinggi cenderung pertumbuhan
ekonominya lebih rendah.
Gambar 2.1
Peta Wilayah Pengembangan Kabupaten Malang
24
2.2.2 Kesejahteraan Sosial
1. Kemiskinan, Pengangguran, Desa Tertinggal dan IPM
Sebagai amanat Milenium Development Goals (MDGs) yaitu komitmen
dunia untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan
kemiskinan, dimana Pemerintah Indonesia termasuk salah satu negara yang
menandatangani deklarasi millenium untuk mencapai 8 buah sasaran
pembangunan millenium yaitu 1) pengentasan kemiskinan dan kelaparan
yang ekstrim, 2) pemerataan pendidikan dasar, 3) mendukung adanya
persamaan gender dan pemberdayaan perempuan, 4) mengurangi tingkat
kematian anak, 5) meningkatkan kesehatan ibu, 6) perlawanan terhadap
HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya, 7) menjamin daya dukung
lingkungan hidup, 8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Begitu juga dengan arahan RPJM Provinsi Jawa Timur maupun Nasional
masalah kemiskinan, pengangguran menjadi urusan bersama yang sangat
prioritas. Sama halnya dengan Kabupaten Malang yang sudah dimulai dari
RPJMD Kabupaten Malang Periode 2006-2010 sudah memprioritaskan
pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang dikaitkan
dengan seluruh program prioritas pembangunan yang pada impact-nya dapat
mengurangi angka kemiskinan dan menurunkan angka pengangguran.
Dalam kurun waktu 5 tahun kondisi kemiskinan, pengangguran IPM serta
pemberdayaan gender di Kabupaten Malang dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 2.17
Perkembangan Angka Kemiskinan, Pengangguran dan IPM
Kabupaten Malang Tahun 2006-2010
Uraian
Satuan
Tingkat
%
Kemiskinan
Tingkat
%
Pengangguran
IPM
Indeks Harapan
Hidup
Indeks
Pendidikan
Indeks Daya Beli
Pemberdayaan
Gender
Pembangunan
Gender
2006
2007
2008
2009
2010*
22,98
23,15
23,56
14,7
13,6
5,59
6,44
6,67
4,1
4,1
66,93
69,07
69,55
69,89
70,3
67,30
68,22
68,43
72,56
72,7
73,27
73,50
73,50
74,40
74,6
57,76
65,49
66,72
62,72
63,2
67,4
67,4
65,0
65,7
Dari data diatas dapat kita lihat tingkat kemiskinan Kabupaten Malang
pada level mencapai 13,6 persen di Tahun 2010. Kemudian angka
25
pengangguran sendiri masih tergolong kecil yaitu mencapai 4,1 persen di
Tahun 2010. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa indeks pembangunan
manusia Kabupaten Malang dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010
selalu meningkat, yaitu Tahun 2006 sebesar 66,93, Tahun 2007 sebesar
69,07, Tahun 2008 sebesar 69,55, Tahun 2009 sebesar 69,89 dan meningkat
menjadi 70,3 di Tahun 2010, hal ini disebabkan karena adanya
perbaikan/peningkatan pada bidang kesehatan, pendidikan dan komponen
daya beli.
Tabel 2.18
Proyeksi Angka Kemiskinan, Pengangguran dan IPM
Kabupaten Malang Tahun 2010-2015
Uraian
Sat
2010 2011
Tingkat Kemiskinan
13,6
12,3
%
Tingkat
%
4,10
3,8
Pengangguran
IPM
70,3
70,8
Indeks Harapan Hidup
72,68 73,1
Indeks Pendidikan
74,6
75,2
Indeks Daya Beli
63,2
64
Pemberdayaan
67,6
68,8
Gender
Pembangunan
65,7
66,5
Gender
Sumber : Bappeda Kabupaten Malang, 2010
2012
11,9
2013
10,1
2014
8,8
2015
6,9
3,58
3,40
3,20
3,00
71,1
73,3
75,5
64,6
71,7
73,7
76
65,3
72,1
73,9
76,4
65,9
72,6
74,3
76,9
66,6
69,5
70,2
71,2
71,4
67,8
68,5
69,6
70,1
26
Tabel 2.19
Daftar Desa Tertinggal Kabupaten Malang
NO
KECAMATAN
DONOMULYO
KALIPARE
PAGAK
BANTUR
GEDANGAN
SUMBERMANJING
WETAN
DAMPIT
TIRTOYUDO
PONCOKUSUMO
10
WAJAK
DESA
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
1
2
3
1
2
3
4
1
2
3
4
5
SUMBEROTO
TLOGOSARI
KEDUNGSALAM
BANJAREJO
PURWODADI
ARJOSARI
KALIASRI
PUTUKREJO
SUMBERPETUNG
SUKOWILANGUN
PANDANREJO
SUMBERKERTO
PAGAK
BANDUNGREJO
SUMBERBENING
SRIGONCO
WONOREJO
BANTUR
PRINGGODANI
REJOSARI
KARANGSARI
TUMPAKREJO
SINDUREJO
GAJAHREJO
SIDODADI
GIRIMULYO
KEDUNGBANTENG
TAMBAKASRI
TEGALREJO
SUMBERAGUNG
SUKODONO
BATURETNO
PURWODADI
KEPATIHAN
TAMANKUNCARAN
DAWUHAN
SUMBEREJO
PANDANSARI
NGADAS
SUMBERPUTIH
WONOAYU
BAMBANG
PATOK PICIS
NGEMBAL
NO
KECAMATAN
11
TUREN
12
BULULAWANG
13
GONDANGLEGI
14
15
KEPANJEN
SUMBERPUCUNG
16
KROMENGAN
17
NGAJUM
18
WONOSARI
19
WAGIR
20
PAKISAJI
21
22
TAJINAN
TUMPANG
23
PAKIS
DESA
1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
1
1
2
3
1
2
1
2
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
1
1
2
3
4
5
6
1
2
UNDAAN
JERU
SANANKERTO
TUMPUKRENTENG
SUKONOLO
GADING
BAKALAN
SUDIMORO
KASRI
PRINGU
KASEMBON
BULUPITU
SUKOSARI
PANGGUNGREJO
PUTAT KIDUL
UREK-UREK
SUMBERJAYA
MOJOSARI
JATIGUWI
SENGGRENG
TERNYANG
NGADIREJO
JAMBUWER
BABADAN
BALESARI
PLAOSAN
BANGELAN
SUMBERDEM
SUMBERTEMPUR
SUMBERSUKO
PETUNGSEWU
SUKODADI
DALISODO
JATISARI
WADUNG
GUNUNGRONGGO
NGINGIT
KIDAL
KAMBINGAN
PULUNGDOWO
DUWET
DUWETKRAJAN
KEDUNGREJO
PUCANGSONGO
27
2. Perlindungan Sosial
Beberapa kecenderungan permasalahan sosial, dibarengi dengan
terjadinya perubahan sosial yang sangat cepat, maka persoalan yang
dihadapi sampai saat ini di Kabupaten Malang adalah sebagai berikut:
1) masih terbatasnya sarana dan prasarana panti sosial baik milik pemerintah
maupun masyarakat; 2) masih minimnya peran serta potensi sumber
kesejahteraan sosial dan sektor swasta dalam penanganan PMKS; 3) masih
banyaknya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) baik
secara kualitas maupun secara kuantitas, antara lain, kemiskinan, kecacatan,
ketunasusilaan, keterlantaran, korban bencana/bencana alam; 4) serta belum
efektifnya penanganan bencana baik yang bersifat prefentif, tanggap darurat
maupun rehabilitatif. Perkembangan jumlah penduduk rawan sosial
Kabupaten Malang Tahun 2006 sampai 2010 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.20
Perkembangan Jumlah Penduduk Rawan Sosial
Tahun 20062010
Uraian
Satuan
2006
2007
2008
2009
2010
Keluarga Fakir
jiwa
555.971 555.971 568.591 568.591 568.591
Miskin
Balita Terlantar
jiwa
1.404
1.435
1.276
677
677
Anak Terlantar
jiwa
71.867 72.115 63.225 39.659 39.659
Lanjut Usia
jiwa
4.639
5.671
3.380
3.748
3.748
Terlantar
Gelandangan
jiwa
17
62
22
105
105
Komunitas Adat
jiwa
40
0
77
77
Terpencil
Penyandang
jiwa
8.684
401
908
5.774
5.774
Cacat
Korban
jiwa
20
124
1.279
628
628
Bencana Alam
Korban lain
jiwa
0
0
0
1
1
Pengemis
jiwa
213
151
81
167
167
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
3. Kesetaraan Gender
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun
2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah maka telah dibentuk lembaga
khusus yang menangani pengarusutamaan gender sehingga kesetaraan
gender dapat diwujudkan. Perkembangan keterlibatan perempuan dalam
organisasi, penanganan kasus KDRT dan perlindungan anak serta
program sosialisasi Undang-Undang KDRT dan Perlindungan Anak
secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
28
Tabel 2.21
Perkembangan Keterlibatan Perempuan Dalam Organisasi
Tahun 2006-2009
Uraian
Jumlah
Perempuan
yang
Bekerja
Jumlah Perempuan PNS di
Pemerintah Kab. Malang
Jumlah Perempuan Anggota
S
DPRD Kab. Malang
Jumlah Organisasi Perempuan
Jumlah
Kelompok
Usaha
Perempuan
Satuan
2006
2007
2008
2009
orang
424.496
631.020
547.317
547.317
orang
7.705
7.598
8.376
8.483
orang
organisasi
26
26
27
28
kelompok
3.678
3.678
4.087
4.280
2007
2008
Uraian
APM
APK
APM
APK
APM
SD/MI
98,91
114,8
99,01
115,0
99,10
SMP/MTs
63,32
85,32
68,69
89,68
76,64
SMA/MA
28,80
35,23
29,33
35,23
34.61
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
APK
115,22
91,22
37,24
2009
APM
99,10
76,64
32,10
APK
115,0
91,22
37,24
29
Dari data diatas dapat dilihat baik APM maupun APK Tahun 2006 sampai
dengan 2009 cenderung meningkat kecuali APM tingkat SMA/MA. Hal ini
disebabkan masih banyaknya lulusan SMP/MTs melanjutkan sekolah ke Kota
Malang, yang tidak terdata di sekolah-sekolah Kabupaten Malang.
Selanjutnya tabel rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Malang
dibandingkan dengan Kabupaten/Kota bertetangga dan rata-rata Jawa Timur
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.23
Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Umur 15 Tahun Keatas
Di Kabupaten Malang dan Sekitarnya
Tahun 2005-2010
Uraian
2005
2006
Kab. Blitar
6,47
7,08
Kab. Kediri
6,99
7,01
Kab. Malang
5,96
6,65
Kab. Lumajang
5,10
5,76
Kab. Probolinggo
4,96
4,98
Kab. Pasuruan
6,00
6,16
Kab. Mojokerto
7,38
7,16
Kota Malang
9,56
10,57
Kota Batu
7,72
7,70
Jawa Timur
6,68
6,90
Sumber : BPS Kabupaten Malang, 2009
2007
2008
2009
2010
7,09
7,45
6,66
5,90
5,00
6,16
7,67
10,80
8,19
6,90
7,09
7,45
6,66
5,90
5,00
6,16
7,67
10,80
8,20
6,95
7,12
7,50
6,69
5,93
5,03
6,25
7,70
10,83
8,30
7,07
7,12
7,50
6,69
5,93
5,03
6,25
7,70
10,83
8,30
7,07
2008
42,47
71,19
86,50
2009
48,62
71,62
86,98
2010
48,62
71,62
86,98
Keberhasilan di bidang pendidikan ini juga dapat dilihat dari jumlah lulusan
SMK yang telah mendapat pekerjaan yang meningkat dari tahun ke tahun, dari
jumlah 3.650 orang di Tahun 2006, naik menjadi 4.217 orang di Tahun 2007,
30
meningkat menjadi 4.336 orang di Tahun 2008 dan menjadi 4.802 orang di Tahun
2009.
Angka partisipasi sekolah dari tingkatan SD/MI, SMP sederajat, dan SMA
sederajat perkembangannya dapat dilihat dari tabel diatas.
Tabel 2.25
Perkembangan Partisipasi Sekolah
Dibandingkan dengan Jumlah Penduduk
Tahun 2006-2009
No
Jenjang Pendidikan
2006
2007
I
SD/MI
1 Juml murid usia 7-12 th
141.064 251.814
2 Juml penddk usia 7-12 th
143.552 257.415
3 APS SD/MI
0 ,4 0
0 ,2 2
II SMP/MTs
1 Juml murid usia 13-15 th
99.618
81.366
2 Juml penddk usia 13-15 th
129.960
96.601
3 APS SMP/MTs
1 ,3 9
1 ,4 0
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008
2009
225.963
228.105
0 ,2 9
273.439
278.851
0,002
95.234
124.267
1 ,0 0
104.055
122.355
0,0075
2006
2007
1.165
1.171
143.552
0 ,8 1
257.415
0 ,4 5
295
302
2008
2009
1.180
(1.171)
228.105
0 ,5 2
1.170
(1.161)
278.851
0 ,4 2
302
(267)
124.267
0 ,2 4
302
(279)
122.355
0 ,2 5
31
Tabel 2.27
Perkembangan Jumlah Guru dan Murid per Jenjang Pendidikan Dasar
Tahun 2006-2009
Jenjang
2006
2007
2008
Pendidikan
I SD/MI
1 Jumlah Guru
10.710
10.717
12.986
2 Jumlah Murid
211.330
210.675
207.525
3 Rasio
0.05068
0.05087
0.06289
II SMP/MTs
1 Jumlah Guru
5.963
5.944
5.349
2 Jumlah Murid
71.172
73.452
73.933
3 Rasio
0.08378
0.08092
0.07764
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
No
2009
11.729
207.113
0.05682
5.395
73.290
0.0779
2.3.2 Kesehatan
Sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan
dicerminkan melalui indeks harapan hidup yaitu suatu indeks yang dipakai untuk
mengukur kualitas sumberdaya manusia melalui meningkatnya derajat
kesehatan. Dari data diatas menunjukkan bahwa indeks harapan hidup di
Kabupaten Malang Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2009 juga selalu
meningkat yaitu 67,30 di Tahun 2006 menjadi 72,56 di Tahun 2009. Kondisi ini
diupayakan untuk terus menerus meningkat dan berkesinambungan karena
masalah kesehatan yang terjadi sekarang dapat berpengaruh terhadap keturunan
berikutnya. Derajat kesehatan ini juga harus terus menerus ditingkatkan seiring
dengan memberikan fasilitas kesehatan yang memadai dan meningkatkan
kesadaran pola hidup sehat bagi masyarakat secara sinergis. Apabila Indeks
Harapan Hidup (IHH) semakin tinggi berarti hal ini mengindikasikan bahwa
pembangunan sosial ekonomi suatu daerah semakin maju. Berikut disajikan tabel
IHH Kabupaten Malang dan sekitarnya, adalah sebagai berikut :
Tabel 2.28
Perkembangan Indeks Harapan Hidup, Kematian Bayi, Kematian Anak
dan Ibu Kabupaten Malang
Tahun 2006-2009
No
Satuan
2006
2007
2008
2009
67,30
68,22
68,43
72,56
orang
160
142
147
154
orang
28
33
16
18
orang
28
25
24
19
32
Dari data diatas tampak bahwa IHH Kabupaten secara rerata lebih tinggi
dari Kabupaten yang berada di Jawa Timur bagian Selatan dan masih lebih
rendah dari rerata Jawa Timur.
Salah satu pendukung IHH ini adalah angka kematian bayi. Angka kematian
bayi di Kabupaten Malang per 1000 orang penduduk Tahun 2006 sebesar 3,58
dan Tahun 2007 turun menjadi 3,44, tetapi naik di Tahun 2008 sebesar 3,72 dan
Tahun 2009 sebesar 4,05, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran
masyarakat masih rendah, namun demikian untuk angka kematian ibu melahirkan
per 1000 orang penduduk pada Tahun 2006 sebesar 57,41 naik di Tahun 2007
sebesar 75,07, dan turun cukup signifikan di Tahun 2008 menjadi sebesar 60,68
dan Tahun 2009 menjadi 53,05. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Malang
telah berupaya secara terus menerus untuk meningkatkan pembangunan di
bidang kesehatan melalui peningkatan kesadaran masyarakat dan melalui
pengembangan Pondok Kesehatan Desa sebagai pusat penyuluhan dan
konsultasi kesehatan termasuk penyuluhan gizi yang program terpadu
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Kabupaten Malang.
Sedangkan untuk perbandingan jumlah dokter, paramedis dan sarana
prasarana kesehatan Tahun 2006-2009 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.29
Perkembangan Jumlah Dokter, Paramedis dan Sarana Prasarana
Kesehatan
Tahun 2006-2009
No
1
2
3
4
5
Uraian
Satuan 2006
2007
Jumlah dokter umum
orang
102
133
Jumlah dokter spesialis
orang
60
115
Jumlah dokter gigi
orang
53
59
Jumlah paramedis
orang
181
124
Unit Pelaksana Gizi
unit
389
389
dan Kesehatan (UPGK)
6
Posyandu
unit
2.733
2.740
7
Puskesmas/Poliklinik/P
ustu persatuan
unit
penduduk
8
Rasio apotik
49.300 44.722
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008
136
128
62
245
2009
130
130
63
268
390
390
2.750
2.762
195
197
40.650
32.830
2.3.3 Ketenagakerjaan
Kondisi ketenagakerjaan dicerminkan dari jumlah penduduk usia kerja di
Kabupaten Malang pada Tahun 2007 sejumlah 1.443.799 orang pada Tahun
2009 menjadi 1.495.743 orang dengan peningkatan rata-rata pertahun sebesar
1,8 %, demikian juga dengan jumlah angkatan kerja sejumlah 1.043.373 pada
Tahun 2007 menjadi 1.347.500 orang dengan peningkatan rata-rata pertahun
sebesar 14,58 %. Sementara itu jumlah angkatan kerja tertampung disektor
formal pada Tahun 2007 sebanyak 6.735 orang, pada Tahun 2009 tertampung
4.358. Jumlah pencari kerja yang terdaftar Tahun 2007 sebanyak 45.110 orang
sedangkan pada Tahun 2009 sebesar 47.263 orang.
33
Secara lengkap kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Malang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.30
Perkembangan Ketenagakerjaan Kabupaten Malang
Tahun 20072009
Uraian
Satuan
2007
2008
2009
1.495.743
1.347.500
4.358
47.263
2.008
84, 1 M
975.000
954.500
6,4
34
dari kentang, kubis, cabe, tomat. Terdapat komoditas khas Kabupaten Malang
yaitu: apel, klengkeng, salak Swaru, ketela gunung kawi.
Berikut data produksi komoditas pertanian andalan Kabupaten Malang
sebagai daerah agro yang merupakan andalan Provinsi Jawa Timur, sebagai
berikut:
Tabel 2.31
Produksi Komoditas Andalan Pertanian
Tahun 20062009
No
Uraian
Satuan
2006
2007
1
Padi
ton
366.271
368.509
2
Jagung
ton
265.361
240.445
3
Sayuran
ton
155.196
127.974
4
Tebu
ton
2.820.500
3.249.096
5
Kopi
ton
7.331
8.592
6
Daging
ton
13.743
13.882
7
Susu
ton
89.841
93.732
8
Ikan
ton
9.289
10.092
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008
416.396
279.057
146.457
2.974.171
7.248
14.021
97.623
9.439
2009
450.006
296.159
174.751
3.375.125
8.588
14.160
101.515
9.817
Uraian
Satuan
2006
2007
Jumlah
perusahaan
Unit usaha
1.229
1.331
industri
Jumlah sentra industri
Unit usaha
63
50
Tenaga kerja industri
Unit usaha
86.122
91.753
Jumlah
industri
Unit usaha
49.647
50.750
informal
Investasi (PMDN/PMA)
Juta Rupiah
4.343.788 5.382.522
Jumlah SIUP
Perusahaan
11.166
12.952
Nilai Ekspor
RibuanUS $
189.095
262.410
Nilai Impor
RibuanUS $
62.025
67.227
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2008
2009
1.407
1.475
50
95.778
50
98.781
51.865
52.365
6.106.865
14.245
266.100
60.030
6.119.365
15.695
271.910
51.926
35
Sebagaimana dikemukakan dimuka peran sektor industri dan sektor
perdagangan dalam perekonomian Kabupaten Malang cukup dominan. Tahun
2009 kontribusi kedua sektor ini sebesar 44,27 % terdiri dari sektor industri
20,62%, dan sektor perdagangan 23,65 %. Dalam rangka memacu percepatan
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang mengandalkan nilai tambah sektor
industri dan perdagangan, maka kebijakan pembangunan ekonomi diarahkan
untuk memacu peningkatan sektor industri dan perdagangan secara gradual
dengan tetap memperhatikan penguatan UMKM dan Koperasi agar kemajuan
industrialisasi dan modernisasi tidak menggerus UMKM yang justru merupakan
kekuatan lokal terutama pada saat terjadinya krisis ekonomi global yang
menyebabkan melemahnya posisi industri dan perdagangan pada umumnya.
2.3.6 Energi dan Sumberdaya Mineral
Kabupaten Malang memiliki potensi sumberdaya mineral yang cukup besar
dan tersebar hampir di seluruh wilayah, namun karena kewenangan
pengelolaannya berada di Pemerintah Pusat terkecuali golongan C maka
kontribusinya terhadap PDRB masih sangat kecil. Secara lengkap dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.33
Potensi Mineral di Kabupaten Malang
URAIAN
Batu
gunung/adesit
Pasir
Phosphat
LOKASI
Singosari,
lawang,
Karangploso,
Jabung, Tumpang
Wajak,
Turen,
Ampelgading,
Dampit,
Tumpang,
Tirtoyudo,
Poncokusumo,
Kasembon,
Pakis,
kalipare
Sumbermanjing
Wetan
Kalsit
Gedangan,
donomulyo,
Sbrmanjing
pagak,
bantur,
Batu kapur
Kalipare, gedangan,
donomulyo,
Sbrmanjing Wetan,
Pagak, Bantur
Wetan,
MANFAAT
CADANGAN
Sebagai
agregat Diperkirakan
fondasi dan batu hias jutaan ton
Sebagai
campuran
beton, plester pasang, Diperkirakan
fondasi
jalan
dan jutaan ton
konstruksi
Bahan
campuran
pembuatan gelas
Bahan pemutih dan
pengisi cat, gelas,
karet,
penetral
keasaman
tanah,
bahan pelapis kertas
Bahan mentah semen,
karbit, bahan pemutih
pembuatan soda abu,
penetral
keasaman
tanah, bahan pupuk,
industri
keramik,
bahan bangunan
8,51 10^8
Diperkirakan
jutaan ton
4.368,83 10 ^8
36
URAIAN
Felspar
Tanah liat
Marmer
Kaolin
Kuarsa
Bentonit
Tanah urug
Tras
Piropilit
LOKASI
Dampit,
Gondanglegi,
Kepanjen,
Sbrmanjing Wetan,
MANFAAT
CADANGAN
Sebagai
campuran
Sumberpucung,
beton, plester pasang,
Pagak,
bantur,
fondasi
jalan
dan
singosari, Tirtoyudo
konstruksi
Sebagai
amomen
Kalipare,
bangunan
Ampelgading,
(lantai,dinding,
Gedangan, Dampit,
asesories)
Untuk
industri
Kalipare,
Pagak, keramik, kertas, cat,
Bantur,
dampit, kosmetik dan farmasi,
Ampelgading
bahan
pembuatan
karet/ pestisida dll
Kalipare, Tirtoyudo, Untuk industri gelas,
dampit,
optik, keramik, brasive
Ampelgading,
dan semen
Sebagai bahan lumpur
pemboran, pencegah
kebocoran
pada
Sumbermanjing
bangunan sipil basah,
Wetan,
Pagak,
campuran pembuatan
Bantur,
Singosari,
cat, latex dan tinta
Tirtoyudo
cetak,
bahan
penyerap, zat perekat,
pelet/makanan ternak
Sebagai
bahan
Singosari
urugan
Bahan
pembuatan
PPC,
pembuatan
semen tras kapur
Sumbermanjing
untuk batu cetak atau
Wetan, Donomulyo,
batako,
campuran
Ampelgading
pembuatan
beton,
campuran plester dan
tanah urug
Sebagai
bahan
industri
keramik,
refraktori,
kosmetik,
Sumnbermanjing
kertas,
bahan
Wetan, bantur
campuran cat dan
plastik
49,625 10^8
2.300.000
Diperkirakan
jutaan ton
Diperkirakan
jutaan ton
3.250
10^8
Diperkirakan
jutaan ton
Diperkirakan
jutaan ton
45,304
10^8
37
URAIAN
Sirtu
Gipsum
Zeolit
Oniks
Mangaan
Oker
Toseki
LOKASI
MANFAAT
Urugan , material
campuran beton, jalan
Bahan
kimia
dan
amomen,
bahan
agregat ringan, bahan
pengembang
dan
pengisi pasta gigi,
Sumbermanjing
bahan penjernih air
Wetan,
Tirtoyudo,
limbah dan kolam
Gedangan
ikan, makan ternak,
pemurnian gas metan/
gas
alam/gas
murni/penyerap
zat/
logam beracun
Singosari
Ampelgading
Perhiasan
Kalipare, Gedangan,
Dampit,
Arang
baterai,
Sumbermanjing
campuran aluminium
Wetan
Bahan campuran cat,
Dampit,
interior bangunan
Sebagai bahan baku
dan
campuran
Sumbermanjing
keramik,
refraktori,
Wetan, Tirtoyudo
isolator dll
Kalipare, Gedangan,
dampit,
Emas
Perhiasan
sumbermanjing
Wetan, Tirtoyudo
Untuk
industri
campuran
besi,
Donomulyo,
Pasir besi
industri gelas, optik,
gedangan
keramik, abrasif dan
semen
Sumber : Dinas ESDM, 2010
CADANGAN
Diperkirakan
jutaan ton
-
3,5
10^6
Diperkirakan
jutaan ton
Diperkirakan
jutaan ton
Diperkirakan
jutaan ton
Diperkirakan
jutaan ton
Diperkirakan
jutaan ton
Diperkirakan
jutaan ton
38
Tabel 2.34
Perkembangan Peran Sektoral Dalam Perekonomian
Berdasarkan PDRB ADHK Kabupaten Malang
Tahun 2006-2010 (dalam persen)
Uraian
2006
34,03
31,40
2,63
20,45
17,34
1,57
1,54
45,52
23,71
4,48
2007
33,54
30,87
2,67
21,05
17,91
1,54
1,60
45,41
23,93
4,45
2008
33,16
30,47
2,69
21,60
18,37
1,55
1,68
45,24
23,97
4,38
Primer
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Sekunder
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Tersier
Perdag, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keu, Persewaan & Jasa
3,89
3,85
3,85
Persh.
Jasa-jasa
13,44
13,19 13,04
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
2009
33,08
30,34
2,74
21,88
18,57
1,54
1,77
45,04
23,85
4,32
2010
32,8
30
2,8
22,1
18,7
1,6
1,9
45,2
24,0
4,4
Rerata
33,45
30,77
2,68
21,24
18,04
1,55
1,65
45,30
23,87
4,41
3,86
3,9
3,86
13,00
13,0
13,17
NO.
1
2
3
4
5
6
7
TANAMAN
PANGAN
Kab. Malang
Kab. Probolinggo
Kab. Jember
Kab. Banyuwangi
Kab. Bojonegoro
Kab. Blitar
Kab. Lamongan
PERKEBUNAN
PETERNAKAN
PERIKANAN
Kab Jember
Kab. Blitar
Kab. Malang
Kab. Malang
Kab. Blitar
Kab. Bangkalan
Kab. Gresik
Kab. Lamongan
Kab. Sidoarjo
Kab. Bondowoso
PERTAMBA
NGAN
Kab. Tuban
Kab. Gresik
39
yang potensi besar yaitu perikanan dan pertambangan belum mampu bersaing
dengan Kabupaten/Kota lain di Jawa Timur.
Perekonomian Kabupaten Malang juga ditopang oleh sektor industri yang
berorientasi ekspor. Berikut data realisasi ekspor Tahun 2009 :
Tabel 2.36
Realisasi Ekspor Non Migas Menurut Tujuan
Tahun 2009
NEGARA TUJUAN
VOLUME (kg)
Jepang
34.015.695,32
China
5.801.894,54
Jerman
19.826.540,74
Singapura
7.653.071,13
Inggris
14.762.302,20
Mesir
6.804.735,62
Yunani
9.012.501,48
Perancis
4.739.200,54
Belgia
11.907.532,07
Amerika
11.873.026,82
51 Negara lainnya
45.453.552,32
Total
271.909.691,89
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar
NILAI (US $)
53.294.526,34
10.015.943,64
37.935.266,52
12.682.375,88
26.385.156,55
9.378.249,96
14.874.825,26
7.286.302,10
12.832.450,26
31.799.250,05
55.425.345,33
171.850.052,78
Hal yang sama juga bisa dilihat dari dari perkembangan investasi yang
cenderung mengalami kenaikan dari waktu ke waktu baik investasi dalam negeri
maupun investasi asing. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor pada
Kabupaten Malang masih bagus.
Tabel 2. 37
Perkembangan Jumlah dan Nilai Investasi PMDN/PMA
Tahun 2008-2009
NO
1
URAIAN
SATUAN
2008
2009
-PMDN
buah
20
20
-PMA
buah
17
19
Nilai Investasi
rupiah
6,106,864,874,177.00
6,119,364,874,177.00
-PMDN
rupiah
3,299,051,926,802.00
3,303,051,926,802.00
-PMA
rupiah
2,807,812,947,375.00
2,816,312,947,375.00
rupiah
4,865,803,229,000.00
5,152,704,436,000.00
- Industri
rupiah
2,179,472,229,000.00
2,298,873,436,000.00
- Perdagangan
rupiah
2,103,200,000,000.00
2,266,200,000,000.00
- Koperasi
rupiah
583,131,000,000.00
587,631,000,000.00
Jumlah Investasi
40
2.4.2 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Sarana yang penting dalam mendukung laju pembangunan adalah
prasarana jalan. Tersedianya jalan untuk menjangkau semua daerah di suatu
wilayah pemerintahan sangat besar pengaruhnya terhadap kecepatan
pendistribusian hasil pembangunan. Jalan merupakan salah satu prasarana
transportasi yang penting guna memperlancar kegiatan pembangunan.
Seiring dengan semakin meningkatnya pembangunan jalan yang terbagi
atas jalan nasional, jalan provinsi dan kabupaten harus selalu ditingkatkan, baik
panjang maupun kualitasnya, agar pembangunan regional/nasional dapat
berjalan lancar. Panjang jalan yang ada di Kabupaten Malang mencapai 1.903,19
km terbagi atas jalan negara 115,63 km (1%), jalan provinsi 128,80 km (1%),
jalan kabupaten 1.668,76 km (19%) dan jalan desa 6.907,92 km (79%) sehingga
total 8.809,66 km. Kondisi jalan yang baik di Kabupaten Malang dari Tahun
20062009 meningkat cukup signifikan yaitu Tahun 2006 panjang jalan 1.096 km,
Tahun 2007 menjadi 1.205 km, Tahun 2008 menjadi 1.258 km, dan Tahun 2009
menjadi 1.274 km. Jembatan mantap Tahun 2006 sepanjang 1.975 meter, 2007
sepanjang 2.607 meter, 2008 sepanjang 2.668 meter, dan Tahun 2009 meningkat
menjadi sepanjang 3.107 meter.
Tabel 2.38
Prasarana Jalan Tahun 2006-2009
Uraian
Satuan
2006
2007
2008
2009
Jalan Negara
km
115,63
115,63
115,63
115,63
Jalan Provinsi
km
118,80
118,80
128,80
128,80
Jalan Kabupaten
km
1.667,31 1.667,31
1.667,31
1.668,76
Jalan Desa
km
6.907,90 6.907,90
6.907,90
6.907,90
41
Tabel 2.39
Perkembangan Telekomunikasi
Tahun 2006-2009
Uraian
Kapasitas sentral
Kapasitas terpasang
Kapasitas terpakai
Pelanggan
Telp koin
Wartel/kios/TUT
Satuan
SST
SST
SST
SST
SST
SST
2006
66.898
66.898
60.539
197
3.910
2007
66.898
66.898
60.539
197
3.910
2008
73.299
73.299
66.835
49.997
169
2.753
2009
65.817
65.817
51.372
44.662
144
2.665
Satuan
kms
2006
2.589.630
2007
2.589.630
2008
2.589.630
2009
2.622.990
kms
5.317.290
5.317.290
5.317.290
5.350.950
3.349
9
687.850
1.359.547.399
3.349
9
687.850
1.359.547.399
3.349
9
701.172
1.432.837.083
3.402
9
716.966
1.508.030.540
Distribusi GRD
unit
Gardu Induk
unit
SR
buah
Konsumsi Listrik
kwh/th
Sumber : PLN Malang, 2010
42
Malang Selatan akan segera berkembang seperti potensi pertambangan
perkebunan, dan perikanan laut, serta tidak kalah pentingnya adalah obyek
wisata pantai yang cukup banyak di Malang Selatan.
2.4.3 Sarana Transportasi
Berikutnya sarana transportasi yang menjamin kelancaran arus orang dan
barang dari sentra produksi ke pasar maupun ke obyek-obyek wisata adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.41
Perkembangan Sarana Transportasi
Tahun 2006-2009
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Uraian
2006
2007
2008
Mobil Penumpang Umum
725
751
761
Bus umum
2.354
2.402
2.472
Bus bukan umum
122
157
182
Mobil barang umum
3.194
3.709
4.338
Mobil barang bukan umum
11.165 11.935 12.516
Kereta gandengan
177
180
184
Kereta tempelan
20
22
33
Kendaraan khusus
32
34
35
JUMLAH
17.789 19.190 20.521
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kabupaten Malang, 2010
2009
762
2.620
213
5.244
13.494
192
30
39
22.594
43
Kabupaten Malang baik secara kualitas maupun kuantitas kecenderungannya
mengalami penurunan. Hal lain yang mendukung terjaminnya keamanan wilayah
Kabupaten Malang karena terdapat banyak institusi militer baik dari TNI AD, TNI
AU dan TNI AL yang juga berperan aktif dalam mendukung keamanan dan
ketertiban masyarakat termasuk juga keamanan berinvestasi.
Tabel 2.42
Angka Kriminalitas
Tahun 2006-2009
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Uraian
Jumlah kasus narkoba
Jumlah kasus pembunuhan
Jumlah kejahatan seksual
Jumlah kasus penganiayaan
Jumlah kasus pencurian
Jumlah kasus penipuan
Jumlah kasus pemalsuan uang
Kasus perjudian
Kasus pemerasan dan penadahan
Bunuh diri
Jumlah
Jumlah penduduk
11 Angka kriminalitas (8/9)
Sumber : Kepolisian, data diolah, 2010
2006
2007
2008
2009
33
5
13
62
351
0
1
158
12
15
640
2.419.822
0.0264482
4
5
14
20
63
0
7
10
0
18
141
2.442.442
0.0057729
0
4
2
19
148
0
0
27
7
0
207
2.413.779
0.0085758
0
0
0
0
3
0
0
2
0
2
7
2.419.887
0.0002893
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
Penyelenggaraan fungsi Pemerintahan Daerah akan terlaksana secara optimal
apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumbersumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan
perundang-undangan (money follow function).
Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk
menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah
dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa
pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu APBD maka analisis
pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan
daerah sekurang-kurangnya 5 tahun sebelumnya.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana
pengelolaan keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang disetujui oleh DPRD dalam
Peraturan Daerah (Perda). Dalam hubungannya dengan RPJM Daerah, APBD
merupakan komitmen politik penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk mendanai
strategi pembangunan pada satuan program dan kegiatan selama kurun waktu 5
tahun. Hubungan antara dokumen perencanaan strategik dengan anggaran, dapat
dilihat dalam Gambar 3.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1
Kerangka Hubungan Antara Kebijakan Keuangan Daerah/APBD
dengan RKPD dan Visi, Misi, Strategi RPJMD
RPJMD
Visi, Misi, Strategi
RKPD
1
RKPD
2
RKPD
3
RKPD
4
RKPD
5
45
meliputi kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan. Adapun, hubungan
strategi dengan (arah kebijakan) komponen APBD dapat dilihat dalam Gambar 3.2
berikut ini:
Gambar 3.2
Kerangka Hubungan Antara Strategi dan Komponen APBD
A R A H
K E B I J A K A N
Program/
Kegiatan
P1
P2
Visi
Misi
Strategi
P3
P4
P5
P~..
P
E
N
D
A
P
A
T
A
N
.....
P
E
M
B
I
A
Y
A
A
N
B
E
L
A
N
J
A
(-)
.....
(=)
.....
46
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang antara lain menyebutkan bahwa
keuangan daerah harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundanganundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat, maka semua
penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan
harus dimasukkan dalam APBD, dan selanjutnya APBD tersebut akan dipakai
sebagai dasar bagi Pemerintah Daerah dalam pengelolaan penerimaan dan
pengeluaran daerah yang disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan serta kemampuan keuangan daerah, oleh karena itu prinsip
pengelolaan ini akan tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah, struktur
pendapatan dan struktur belanja daerah.
3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2006-2010 memberikan
gambaran trend yang positif dengan rata-rata kenaikan sebesar 11,54%, walaupun
pada masa itu terjadi kenaikan BBM yang membawa dampak signifikan pada
perkembangan ekonomi makro namun karena struktur pendukung ekonomi daerah
Kabupaten Malang yang berbasis pada sektor primer mengakibatkan pengaruh
perubahan tersebut tidak begitu terasa dampaknya pada perekonomian Kabupaten
Malang. Gambaran perkembangan struktur pendapatan, belanja dan pembiayaan
Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
47
Tabel 3.1
Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2006 s/d 2010
NO
1
URAIAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
DANA PERIMBANGAN
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum (DAU)
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Perimbangan dari Provinsi
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH
Dana Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi & Pemda
lainnya
Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda
lainnya
JUMLAH
Prosentase Kenaikan Realiasi Pendapatan Pertahun
Rata-rata kenaikan 2006-2010
Sumber : DPPKA 2011, diolah
2006
69,651,784
23,684,589
20,842,042
2009
153,526,442
33,782,875
24,512,496
2010
133,603,260
39,362,653
29,861,750
3,341,689
21,783,463
946,184,615
52,551,285
795,059,000
35,690,000
62,884,330
4,416,694
17,258,767
1,013,910,110
64,805,110
880,921,000
68,184,000
-
4,844,397
46,909,988
1,134,458,800
77,072,608
967,647,192
89,739,000
-
4,920,768
90,310,302
1,161,789,799
108,708,109
959,098,690
93,983,000
-
6,299,099
58,079,758
1,204,222,085
148,456,036
967,107,349
88,658,700
-
4,362,756
-
67,957,671
991,324
72,706,682
-
111,851,641
-
330,437,924
15,000
-
4,362,756
-
58,686,801
8,279,547
58,413,584
14,174,598
79,883,170
2,127,834
94,532,940
166,702,934
118,500
29,840,637
69,187,050
1,020,199,155
1,166,221,678
13
1,307,756,530
11
11,54%
1,427,167,882
8
1,668,263,268
14
48
Dilihat dari trend pendapatan yang dalam Tahun 2006 ke 2007 naik sebesar 12,52% Tahun 2007 ke 2008 naik sebesar 10,82% selanjutnya
tahun berikutnya naik lagi sebesar 8,37% dan Tahun 2010 naik menjadi 14,45% atau rata-rata dalam 4 tahun naik sebesar 11,54% per tahun,
khusus PAD naik rata-rata sebesar 20% per tahun; Dana Perimbangan naik rata-rata sebesar 6,28% per tahun; dan Lain-lain Pendapatan
yang Sah naik rata-rata sebesar 428,48% per tahun
Tabel 3.2
Realisasi Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2006-2010
NO
I
1
2
3
4
5
6
7
II
1
2
3
URAIAN
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Tidak Terduga
Prosentase kenaikan Pertahun
Rata-rata kenaikan
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Prosentase kenaikan Pertahun
Rata-rata kenaikan
Jumlah
Prosentase kenaikan Pertahun
Rata-rata kenaikan
Sumber : DPPKA 2011, diolah
2006
323,071,250
182,082,219
32,306,195
0
0
0
108,670,336
12,500
2007
638,391,167
507,873,992
97,656
8,186,121
65,593,865
10,158,845
45,560,000
920,688
97.6
585,004,515
302,812,765
140,671,167
141,520,583
537,353,688
44,529,373
117,581,160
375,243,155
-8.15
908,075,765
1,175,744,856
29.48
2009
903,035,160
713,012,042
56,531
40,420,470
41,983,286
10,702,782
96,399,420
460,629
11.81
2010
1,154,528,709
933,230,894
35,969
67,257,121
46,923,782
11,684,517
95,007,195
389,231
27.85
484,695,872
47,739,226
154,166,147
282,790,499
-8.58
510,892,482
55,284,309
185,801,482
269,806,692
5.4
1,387,731,032
3.73
1,665,421,191
20.01
49
Dilihat dari data tersebut Belanja Tidak Langsung yang Tahun 2006 sebesar 35% Tahun 2010 menjadi 69,2% yang didalamnya termasuk
belanja pegawai yang trend setiap tahun mengalami kenaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku antara lain kenaikan gaji dan kenaikan
penghasilan guru. Sedangkan belanja langsung yang dalam Tahun 2006 sebesar 64% Tahun 2010 menjadi sebesar 30,7%. Terjadinya
kenaikan belanja tidak langsung disatu sisi dan disisi lain penurunan porsi belanja langsung karena kenaikan dana perimbangan yang jauh
lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan kenaikan belanja gaji pegawai negeri sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kebijakan belanja
tentunya mendahulukan belanja wajib (mandatory) terutama gaji pegawai negeri sipil dan tunjangan guru setelah itu sisanya baru
diperuntukkan membiayai kebutuhan belanja urusan pembangunan.
Tabel 3.3
Rasio Pendapatan dengan Belanja Dalam Tahun Berjalan
Tahun Anggaran 2006-2010
NO
URAIAN
Pendapatan
Belanja
Persentase
2007
2008
2009
2010
1,020,199,155
1,166,221,678
1,307,756,530
1,427,167,882
1,668,263,268
908,075,765
1,175,744,856
1,337,850,741
1,387,731,032
1,665,421,191
89.01
100.82
102.3
97.24
99.83
Dari data tersebut Tahun 2006 besaran belanja hanya 89,01% dari pendapatan Tahun berjalan; tahun 2007 sebesar 100,82%; Tahun 2008
sebesar 102,3%; Tahun 2009 sebesar 97,24% dan Tahun 2010 sebesar 99,83%. Hal ini menunjukkan apabila besaran belanja lebih kecil dari
pendapatan dalam tahun berjalan berarti terjadi SILPA sebaliknya apabila besaran belanja melebih dari pendapatan maka defisit yang ada
ditutupi dari SILPA tahun yang lalu.
50
Tabel 3.4
Realisasi Pembiayaan Daerah
Tahun Anggaran 2006-2010
NO
I
1
2
3
4
5
6
URAIAN
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
SILPA
Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan derah yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerah
Prosentase kenaikan Pertahun
Rata-rata kenaikan
II
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
1
Pembentukan dana cadangan
2
Penyertaan modal (investasi) daerah
3
Pembayaran pokok utang
4
Pemberian pinjaman daerah
Prosentase kenaikan Pertahun
Rata-rata kenaikan
Pembiayaan Netto
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA)
Sumber : DPPKA 2011, diolah
11,930,989
5,000,000
5,000,000
1,930,989
-
94,008,487
206,131,877
2007
206,802,663
206,493,331
309,332
62,636,414
5,000,000
1,999,606
55,636,808
-
144,166,248
134,643,071
2008
138,732,503
134,643,071
4,089,432
-
6,672,599
5,000,000
1,500,000
172,599
-
132,059,904
101,965,693
2009
2010
101,965,693
101,965,693
-
156,082,933
139,228,944
15,000,000
1,853,989
-
2,173,599
2,001,000
172,599
-
2,391,914
1,853,989
537,925
-
99,792,094
139,228,944
153,691,019
156,533,096
`
Data ini menunjukkan besaran SILPA yang dipergunakan untuk menutupi pengeluaran pembiayaan yang nilainya dalam Tahun 2006 sebesar
Rp. 206,131,877,151; Tahun 2007 sebesar Rp. 134,643,070,789; Tahun 2008 sebesar Rp. 101,965,692,960; Tahun 2009 sebesar
Rp. 139,228,943,838 dan Tahun 2010 sebesar Rp. 156,533,095,764 atau apabila dibandingkan dengan besaran APBD setiap tahun SILPA
51
tahunan rata-rata sebesar Rp. 147.700.536.100 atau + 9%-10% dari APBD. Besaran SILPA ini diperoleh dari pelampauan realisasi dari target
penerimaan, penghematan belanja program dan pendapatan tidak terduga yang belum dianggarkan dalam tahun berkenaan.
Tabel 3.5
Aset Daerah
Tahun 2005-2009
Tahun (Rp. 000)
Uraian
Aktiva lancar
Investasi jangka panjang
Aktiva tetap
Dana cadangan
Aktiva lain lain
Total
2005
2006
2007
2008
2009
112,568,984
215,228,108
145,899,383
117,853,966
149,198,217
71,579,424
76,579,424
85,184,688
88,892,113
90,137,268
2,267,421,278
2,560,439,604
3,131,828,666
3,469,914,894
3,731,328,942
5,000,000
10,231,388
16,105,218
17,367,091
58,918,712
170,612,904
15,142,104
10,707,082
57,939,956
2,510,488,398
3,027,860,040
3,388,286,229
3,703,473,273
4,045,971,473
Data tersebut menunjukkan perkembangan aset daerah dari Tahun 2005 sebesar Rp. 2,510,488,398 dan Tahun 2009 menjadi sebesar
Rp.4,045,971,473 atau rata-rata kenaikan dalam 4 tahun terakhir sebesar 12,77%; khusus aktiva lancar naik rata-rata sebesar 16,59%
sedangkan aktiva tetap naik rata-rata 13,39% per tahun.
52
Tabel 3.6
Hutang/Kewajiban
Tahun 2006-2009
Uraian
Kewajiban jangka pendek
Kewajiban jangka panjang
Total
Sumber : DPPKA 2011, diolah
2005
1,247,599
862,994
2,110,592
59
41
100
2006
64,836,475
690,395
65,526,870
99
1
100
2008
11,490,492
345,197
11,835,690
97
3
100
2009
16,965,351
172,599
17,137,950
99
1
100
Tabel 3.7
Ekuitas Dana
Tahun 2006-2009
Uraian
Dana lancar
Dana investasi
Total
Sumber : DPPKA 2011, diolah
2005
24,356,754
2,484,019,053
2,508,375,807
2006
150,391,633
2,806,941,537
2,957,333,170
2008
106,363,474
3,569,168,892
3,675,532,365
2009
132,232,865
3,879,233,567
4,011,466,432
Tabel 3.8
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana
Tahun 2006-2009
Uraian
Total Utang dan Ekuitas Dana
Sumber : DPPKA 2011, diolah
2006
3,027,860,040
2007
3,388,286,229
2008
3,703,473,273
2009
4,045,971,473
53
3.2
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Tahun 2006-2010
Pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Malang Tahun 2006-2010
diarahkan pada sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah menjadi sumber
penghasilan Kas Daerah dengan tetap mengupayakan sumber-sumber pendapatan
yang baru. Sumber-sumber pendapatan daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Sumber PAD berasal dari
pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba usaha perusahaan milik daerah dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah. Dana perimbangan berasal dari bagi hasil
pajak, bagi hasil bukan pajak, subsidi daerah otonom, Dana Alokasi Umum (DAU),
Dana Alokasi Khusus (DAK), bantuan pembangunan daerah, penerimaan lain-lain.
Bagian lain-lain penerimaan berasal dari lain-lain penerimaan yang sah dan lain-lain
penerimaan dari provinsi.
Untuk mendukung pembelanjaan daerah dalam rangka pelaksanaan berbagai
program dan kegiatan strategik berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan
sumber-sumber pendapatan baru. Secara umum, upaya peningkatan pendapatan
daerah, lebih khusus diupayakan pada sumber PAD, mengingat controllability-nya
yang tinggi dibanding sumber-sumber pendapatan yang lain. Upaya yang dilakukan
meliputi:
1. Program intensifikasi dan ekstensifikasi, yaitu dimaksudkan untuk memecahkan
permasalahan rendahnya tingkat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak yang
berada di wilayah Kabupaten Malang. Indikator keberhasilan program ini adalah
berupa peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah dan PBB.
2. Program Koordinasi/Sinkronisasi Lintas Sektoral, yaitu program yang
dimaksudkan untuk mendukung program pertama dalam mendukung peningkatan
pendapatan pajak daerah dari aspek pembangunan ekonomi. Program ini juga
dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan atas rendahnya rasio elastisitas
pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan pajak daerah. Indikator
keberhasilan program ini adalah berupa peningkatan pembangunan yang
mendukung potensi pajak daerah.
3. Program Peningkatan Kualitas SDM Aparatur, yaitu program yang dimaksudkan
untuk memecahkan permasalahan atas keterbatasan kualitas aparatur yang
berhubungan dengan upaya penggalian dan pelayanan penerimaan pendapatan
daerah. Indikator keberhasilan program ini adalah peningkatan kualitas SDM
aparat dalam jangka pengelolaan pajak daerah melalui penyelenggaraan
pelatihan yang relevan.
3.2.2 Arah Pengelolaan Belanja Daerah Tahun 20062010
Suatu arah pengelolaan belanja daerah dimaksudkan untuk menjamin agar
seluruh kegiatan (strategik) dapat dibiayai oleh APBD. Belanja daerah diarahkan
untuk seefektif mungkin membiayai urusan penyelenggaraan pemerintahan dan
prioritas pembangunan yang dialokasikan sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD yang
terformulasikan dalam program dan kegiatan. Belanja diklasifikasikan menjadi
belanja aparatur, belanja publik serta belanja tidak langsung.
Pos belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja wajib yang
dikeluarkan seperti belanja pegawai, belanja bunga, belanja pokok pinjaman, serta
54
belanja barang dan jasa. Selisih antara belanja wajib dikeluarkan merupakan dana
yang dialokasikan sebagai pagu indikatif dari masing-masing SKPD.
3.2.3 Arah Pembiayaan Tahun 2006-2010
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain
dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
3.3
55
Berdasarkan analisis keuangan 5 tahun yang lalu yaitu trend kenaikan pada
struktur APBD Tahun 2006-2010 baik dari sisi pendapatan, belanja dan pembiayaan
serta arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Malang Tahun 20112015 maka
kondisi rencana pendapatan dan rencana belanja Tahun 2011-2015 dapat
diproyeksikan dengan asumsi bahwa kondisi makro dan mikro ekonomi nasional
tidak mengalami perubahan yang signifikan serta stabilitas politik tetap terjaga dalam
kurun waktu 5 tahun kedepan.
56
Tabel 3.9
Proyeksi Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2010-2015
NO
1
2
3
URAIAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
DANA PERIMBANGAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
YANG SAH
JUMLAH
Prosentase Kenaikan Realiasi Pendapatan
Pertahun
Rata-rata kenaikan 2010-2015
Sumber : DPPKA 2011, diolah
2010
133,603,260
1,204,222,085
2011
153,643,749
1,288,517,631
330,437,924
350,264,199
371,280,051
393,556,854
1,668,263,268
1,792,425,579
1,926,684,227
2,071,974,547
7.44
7.49
7.54
2014
2015
233,672,936
268,723,877
1,578,489,504 1,688,983,769
417,170,265
442,200,481
2,229,332,706 2,399,908,127
7.59
7.65
7,54%
Komponen Pendapatan Asli Daerah diprediksikan naik 15% per tahun dengan asumsi terjadinya perubahan pengelolaan pajak dan retribusi
daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2010 tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan semakin membaiknya perekonomian
daerah yang ditargetkan tumbuh antara 6% - 6,7% selama 5 tahun kedepan. Komponen Dana Perimbangan diprediksikan naik 7% per tahun
seiring dengan semakin baiknya perekonomian nasional yang juga ditargetkan tumbuh antara 7% - 7,5% per tahun sampai Tahun 2014 yang
berpengaruh positif pada kenaikan APBN dan pada gilirannya akan memperbesar porsi dana perimbangan. Sedangkan komponen Lain-Lain
Pendapatan yang Sah diprediksikan naik 6% per tahun dimana disamping sumber-sumber yang sudah ada dapat dikembangkan sumber
pendapatan yang baru sejalan dengan peningkatan daya saing daerah yang memungkinkan timbulnya sumber pendapatan daerah lain-lain
yang sah tanpa mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang memberatkan investasi.
57
Tabel 3.10
Proyeksi Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2010-2015
NO
I
URAIAN
Belanja Tidak Langsung
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1,154,528,708,679
1,235,345,718,287
1,321,819,918,567
1,414,347,312,866
1,513,351,624,767
1,619,286,238,501
657,627,234,304
715,981,080,787
780,621,888,704
8,7
8,9
Belanja Langsung
7,6%
513,734,559,500
557,079,860,214
604,864,308,342
8,6
Rata-rata kenaikan
Jumlah
Prosentase kenaikan Pertahun
Rata-rara kenaikan
8,8%
1,668,263,268,179
1,792,425,578,500
1,926,684,226,908
2,071,974,547,170
2,229,332,705,554
2,399,908,127,205
7,6
7,5
7,5
7,6
7,7
7,6%
Komponen Belanja Tidak Langsung yang didalamnya terdapat belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial,
bantuan keuangan dan belanja tidak terduga direncanakan naik rata-rata 7% per tahun dengan memperhatikan arahan/ketentuan yang
berlaku dan memperketat bantuan-bantuan. Komponen Belanja Langsung yang merupakan selisih dari target pendapatan dengan belanja
tidak langsung diperkirakan mengalami kenaikan rata-rata 8% per tahun yang diprioritaskan untuk membiayai program-program SKPD yang
merupakan jabaran dari visi-misi dan program strategis RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015.
BAB IV
ANALISIS ISU STRATEGIS
4.1
59
b. Peran usaha mikro kecil menengah dan koperasi dalam perkonomian
daerah masih kecil.
c. Kondisi jalan/jembatan untuk menjamin kelancaran arus barang dan jasa
sebagian belum mantap dan masih kurang.
d. Jumlah pengangguran dan masyarakat miskin masih cukup besar.
e. Pelayanan pemerintah kepada masyarakat belum memuaskan.
f. Masih sering terjadi gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat.
g. Terdapat kawasan rawan bencana gunung berapi, tanah longsor, banjir
dan tsunami.
3. Peluang
a. Adanya political will secara nasional untuk memajukan kualitas sumber
daya manusia Indonesia melalui prioritas pembangunan pendidikan dan
kesehatan.
b. Adanya program nasional percepatan pembangunan infrastruktur
wilayah dibidang kebinamargaan, pengairan, keciptakaryaan/perumahan
rakyat dan energi.
c. Adanya program nasional pengentasan kemiskinan dan percepatan
pembangunan daerah tertinggal/desa tertinggal.
d. Ditetapkannya Malang Raya sebagai salah satu pusat wilayah
pengembangan Provinsi Jawa Timur dimana Kabupaten Malang sebagai
andalan pertanian pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, industri
dan pariwisata.
e. Kapasitas APBD yang rendah masih berpeluang menggali PAD dan
mendapatkan bantuan program, dana dekonsentrasi/tugas pembantuan
dan bantuan dari lembaga lainnya.
f. Terbukanya peluang kerjasama kemitraan dengan berbagai lembaga
pemerintah dan non pemerintah baik antar daerah didalam maupun di
luar negeri.
4. Ancaman
a. Globalisasi dan perdagangan bebas merupakan tantangan untuk terus
kreatif, inovatif dalam memproduksi barang dan jasa yang memiliki daya
saing.
b. Fluktuasi harga minyak dan perekonomian dunia yang sering kali
berdampak negatif bagi perekonomian daerah perlu disikapi dengan
penguatan struktur perekonomian yang berbasis lokal dan penguatan
ketahanan pangan masyarakat.
c. Angka pertumbuhan penduduk masih tinggi sehingga perlu peningkatan
kualitas keluarga dan pemasyarakatan kembali norma keluarga
sejahtera.
d. Dampak kasus sara, kriminalitas dan gangguan keamanan lintas daerah.
e. Lingkungan hidup yang rusak sebagai pengaruh dari pemanasan global
dan perubahan iklim yang ekstrim.
60
Tabel 4.1
Analisa SWOT
Internal
Eksternal
PELUANG (Opportunities)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
4.2
KEKUATAN (Strenghts)
1. Letak geografis.
2. Tersedia
sarana
dan
prasarana perhubungan
3. Tersedia sumber daya alam
pertanian.
4. Tersedia perusahaan industri
dan perdagangan besar serta
obyek wisata.
5. Tersedia lembaga/tokoh/pakar
keagamaan dan pendidikan
keagamaan
yang
cukup
banyak.
6. Tersedia
sumber
daya
manusia usia angkatan kerja
yang cukup besar.
7. Tersimpan
peninggalan
sejarah dan budaya luhur bukti
kejayaan masa lalu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
STRATEGI (SO)
1. Peran umat beragama dalam
pembangunan.
2. Keterjangkauan
pendidikan
yang bermutu.
3. Kemudahan
layanan
kesehatan masyarakat
4. Pertumbuhan Ekonomi dan
revitalisasi pertanian.
5. Pembangunan
infrastruktur
penunjang perekonomian dan
investasi
STRATEGI (WO)
1.
2.
3.
STRATEGI (ST)
Globalisasi.
1. Optimalisasi
pengelolaan
Dampak
Fluktuasi
harga
sumberdaya
alam
dan
minyak
dan
perekonomian
pelestarian fungsi lingkungan
dunia.
hidup.
Angka pertumbuhan penduduk
masih tinggi.
Dampak
kasus
sara,
kriminalitas dan gangguan
keamanan lintas daerah.
Lingkungan hidup yang rusak
akibat pemanasan global dan
cuaca ekstrim
KELEMAHAN (Weakneses)
Produktifitas hasil pertanian
masih rendah.
Peran
UMKM
dalam
perekonomian masih kecil.
Kondisi jalan/jembatan dan
irigasi belum mantap.
Jumlah pengangguran dan
kemiskinan masih cukup
besar.
Pelayanan pemerintah belum
memuaskan.
Gangguan keamanan dan
ketertiban masyarakat
Terdapat kawasan rawan
bencana.
Peningkatan
produktivitas
enterpreneurship
industri
kreatif dan daya saing.
Good
governance
dan
pelayanan prima.
Pengarusutamaan
gender
dan
pengendalian
pertumbuhan penduduk
STRATEGI (WT)
1.
2.
Pengentasan
Kemiskinan
dan Pengangguran.
Supremasi hukum dan Hak
Asasi
Manusia
dan
demokrasi
61
lima tahun ke depan sebagai berikut :
a. Peran umat beragama dan budaya lokal dalam pembangunan.
b. Good Governance dan Pelayanan Prima.
c. Supremasi Hukum dan HAM serta Demokrasi.
d. Keterjangkauan pendidikan yang bermutu.
e. Kemudahan layanan kesehatan masyarakat.
f. Pengarusutamaan gender dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk.
g. Pertumbuhan ekonomi dan revitalisasi pertanian.
h. Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran.
i. Infrastruktur penunjang perekonomian dan investasi.
j. Optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan
hidup.
k. Produktivitas, enterpreneurship, industri kreatif dan daya saing daerah.
4.3
1.
Pertanian
pangan,
perkebunan,
peternakan, perikanan dan kelautan,
serta ketahanan pangan
a. Komoditas pangan andalan
b. Lumbung
desa
modern
dan
lumbung pangan desa
c. Sub Terminal Agribisnis Mantung
d. Kawasan peternakan sapi dan
kambing
e. Kawasan agropolitan Poncokusumo
f. Kawasan minapolitan Wajak dan
Sendangbiru
g. Pelabuhan Perikanan Sendangbiru
h. Pengembangan produk unggulan
Pengembangan teknologi tepat
guna
i. Pemanfaatan Pekarangan untuk
Tanaman
Pangan
dan
obat
keluarga
Industri, Perdagangan, Koperasi dan
Penanaman Modal
a. Produk unggulan
b. Sentra industri kecil
2.
ISU STRATEGIS
Pertumbuhan
ekonomi
dan
revitalisasi pertanian
Pengentasan
kemiskinan
dan
pengangguran
produktifitas,
enterpreneurship,
industri kreatif dan
daya saing daerah
infrastruktur
penunjang
perekonomian
investasi
dan
62
NO.
3.
4.
5.
6.
ISU STRATEGIS
produktifitas,
enterpreneurship,
industri kreatif dan
daya saing daerah
Pengentasan
kemiskinan
pengangguran
dan
Pengentasan
kemiskinan
pengangguran
dan
c. Budaya Baca
d. Kompleks olah raga Kanjuruhan
e. Olah raga berprestasi
f. Seni Budaya Malangan
7.
Kesehatan
a. Posyandu
b. Puskesmas Ideal
c. Badan Layanan Umum Kesehatan
Infrastruktur
penunjang
perekonomian
dan
investasi
Optimalisasi Sumber
Daya
Alam
dan
pelestarian
Lingkungan Hidup
Keterjangkauan
pendidikan
yang
bermutu
Pengarustamaan
gender
dan
pengendalian
laju
pertumbuhan
penduduk
Pengentasan
kemiskinan
dan
pengangguran
kemudahan layanan
kesehatan masyarakat
Pengarustamaan
gender
dan
63
NO.
ISU STRATEGIS
8.
9.
Keagamaan
pengendalian
laju
pertumbuhan
penduduk
Pengentasan
kemiskinan
dan
pengangguran
peran umat beragama
dan
budaya
lokal
dalam pembangunan
Good governance dan
pelayanan prima
Supremasi
hukum,
HAM dan demokrasi
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1 Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan yang didalamnya berisi suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan, cita dan citra yang ingin diwujudkan,
dibangun melalui proses refleksi dan proyeksi yang digali dari nilai-nilai luhur
yang dianut oleh seluruh komponen stakeholders. Visi dapat dikatakan juga
semacam tujuan yang dapat mengarahkan dan mendorong semua stakeholders
(pemerintah dan non pemerintah) untuk berkontribusi pada pencapaian visi. Visi
mempunyai jangkauan 5 tahun atau lebih ke depan dan merupakan keadaan
ideal yang sifatnya memberikan inspirasi dan arah serta posisi (setting) daerah
di masa depan.
Berdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Malang saat ini,
permasalahan dan tantangan yang dihadapi di masa depan, serta dengan
memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat,
pemangku kepentingan, serta Pemerintah Daerah, maka dalam pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan untuk periode 2010-2015, dicanangkan Visi
Pembangunan Kabupaten Malang adalah sebagai berikut:
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri,
Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing
atau MADEP MANTEB.
Penjelasan visi :
Pada visi tersebut terdapat 8 kata kunci yaitu mandiri, agamis, demokratis,
produktif, maju, aman, tertib dan berdaya saing artinya dalam rangka mencapai
tujuan umum pembangunan Kabupaten Malang yaitu masyarakat sejahtera
maka dalam 5 tahun yang akan datang ini diperlukan upaya mewujudkan:
1. Mandiri, yang dimaknai dengan pertama : kemandirian pengelolaan daerah
berupa kebijakan Pemerintah Daerah yang mengutamakan kemampuan
daerah dalam rangka mengelola potensi sumber daya alam dan buatan yang
didukung oleh kemampuan sumber daya manusia, energi, infrastruktur dan
pelayanan publik. Kedua: Kemandirian Masyarakat berupa sikap dan kondisi
masyarakat yang memiliki semangat entrepreneurship untuk semakin
mampu memenuhi kebutuhan dengan mengandalkan kemampuan dan
kekuatan sendiri. Inti dari pengertian kemandirian adalah semakin
berkembangnya jiwa leadership dikalangan pemerintahan dan semangat
entrepreneurship di kalangan masyarakat luas.
2. Agamis, yang dimaknai dengan kondisi masyarakat yang senantiasa
menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari dan senantiasa
meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia yang berdampak terhadap keamanan,
ketertiban dan produktivitas tinggi.
3. Demokratis, yang dimaknai dengan kondisi penyelenggaraan pemerintahan
yang senantiasa melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan
65
keputusan yang berlandaskan hukum dan keadilan; sedangkan dari sisi
masyarakat terwujudnya suatu kondisi masyarakat yang modern dan
majemuk, menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
berdasarkan falsafah Negara Pancasila, ditandai dengan perilaku bijaksana,
dan melaksanakan prinsip-prinsip musyawarah untuk mufakat.
4. Produktif, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kualitas kinerja
masyarakat sebagai pilar utama peningkatan perekonomian daerah.
5. Maju, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kualitas sumber daya
manusia dan hasil-hasil pembangunan yang ditandai dengan semakin
meningkatnya indeks pembangunan manusia.
6. Aman, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya keamanan
masyarakat dan terlaksananya penegakan hukum yang berkeadilan tanpa
memandang kedudukan, pangkat, jabatan seseorang serta terciptanya
penghormatan pada hak-hak asasi manusia.
7. Tertib, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kepatuhan
masyarakat terhadap berbagai peraturan hukum yang berlaku.
8. Berdaya Saing, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kualitas
produk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi untuk bersaing di pasar
lokal maupun nasional serta semakin meningkatnya daya saing daerah
dalam rangka menarik minat investor.
Hal ini sejalan dengan pesan filosofi pembangunan dalam sesanti
lambang Kabupaten Malang yaitu: Satata Gama Karta Raharja atau
terwujudkan Kabupaten Malang yang adil dan makmur materiil dan spirituil
disertai kerukunan beragama atas dasar kesucian yang langgeng (abadi).
Dengan kata lain kemakmuran atau kesejahteraan yang ingin diwujudkan bukan
hanya kesejahteraan meteriil atau lahiriyah semata namun juga sejahtera
secara spiritual atau batiniyah. Kesejahteraan yang utuh itu diyakini dapat
dicapai dengan mewujudkan kemajuan secara komprehensif dari 8 kunci
tersebut di atas.
5.2 Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak,
langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara
pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Adapun misi
pembangunan Kabupaten Malang untuk 5 tahun kedepan adalah sebagai
berikut:
1. Mewujudkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, adat-istiadat
dan budaya.
2. Mewujudkan pemerintahan good governance (tata kelola kepemerintahan
yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, dan
demokratis.
3. Mewujudkan supremasi hukum dan HAM.
4. Mewujudkan kondisi lingkungan yang aman, tertib, dan damai.
5. Mewujudkan peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur.
6. Mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing.
7. Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pertanian
dan pemberdayaan masyarakat perdesaan.
66
8. Mewujudkan peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta
pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan.
5.3 Tujuan
Mengacu pada pernyataan visi misi yang didasarkan pada isu-isu dan
analisis stratejik maka tujuan yang secara spesifik ingin dicapai dalam 5 tahun
kedepan adalah:
1. Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia dan berkesholehan sosial
serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya luhur dalam rangka
memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan; yang
ditandai dengan menurunnya kualitas dan kuantitas bahkan tidak terjadinya
kasus SARA.
2. Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah yang ditandai dengan semakin
meningkatnya kepuasan masyarakat.
3. Terwujudnya kesadaran dan tertib hukum masyarakat yang ditandai dengan
semakin menurunnya kasus hukum dan pelanggaran Hak Asasi Manusia.
4. Terwujudnya kondisi masyarakat yang aman, tertib dan damai yang ditandai
dengan semakin menurunnya kasus kriminal dan semakin terjaminnya
keamanan dan ketertiban masyarakat.
5. Meningkatnya ketersediaan, kuantitas maupun kualitas infrastruktur
kebinamargaan, pengairan dan keciptakaryaan/permukiman serta energi
untuk mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya.
6. Meningkatnya kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia yang ditandai
dengan semakin meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan
Indeks Pembangunan Gender (IPG).
7. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang lebih merata hingga
perdesaan yang ditandai dengan semakin meningkatnya pertumbuhan
ekonomi (PDRB, inflasi, pendapatan perkapita) dan menurunnya angka
pengangguran dan kemiskinan.
8. Meningkatnya kualitas fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumber
daya alam yang ditandai dengan semakin menurunnya kasus pelanggaran
lingkungan, meningkatnya luas lahan yang dihutankan kembali dan
penghijauan serta meningkatnya sumberdaya alam yang terkelola.
5.4 Sasaran
Sasaran umum yang merupakan target atau hasil yang diharapkan dari
pembangunan Kabupaten Malang dalam kurun waktu 5 tahun kedepan dimana
atas keberhasilan target ini diharapkan berdampak pada seluruh aspek
kehidupan masyarakat yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatnya peran lembaga/tokoh agama, pendidikan keagamaan dan
sosial budaya dalam pembinaan umat dan kemasyarakatan.
2. Semakin kuatnya kelembagaan SKPD dalam penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi pelayanan kepada masyarakat.
3. Terbangunnya sistem informasi dan komunikasi publik serta terlaksananya
sosialisasi dan deseminasi produk hukum.
4. Terciptanya sistem pengamanan swakarsa dan kerjasama pengamanan
dengan aparat keamanan.
67
5. Terbangun dan terpeliharanya infrastruktur kebinamargaan, pengairan,
keciptakaryaan/permukiman, energi untuk mendorong perekonomian
pariwisata dan pengentasan kemiskinan.
6. Semakin mudahnya masyarakat mengakses layanan pendidikan dan
kesehatan yang bermutu.
7. Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian dalam arti luas sebagai basis
peningkatan industri, perdagangan dan jasa-jasa; serta meningkatnya
pertumbuhan sektor potensi pariwisata, pertambangan dan jasa
konstruksi/bangunan yang mengarusutamakan peran UMKM dan koperasi
serta pengentasan kemiskinan.
8. Semakin terkendalinya perencanaan dan pemanfaatan tata ruang dan
pemberian ijin industri yang rentan pencemaran serta semakin meningkatnya
pengelolaan sumberdaya alam.
BAB VI
AGENDA, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
69
6. Kemudahan pelayanan publik; baik pelayanan administrasi kependudukan
dan hak-hak masyarakat lainnya maupun pelayanan perijinan dan informasi
peluang usaha kepada dunia usaha.
7. Pemenuhan pelayanan dasar dan jaminan sosial bagi masyarakat
miskin; terutama kecukupan energi (listrik perdesaan dan pemanfaatan
biogas), air bersih dan kesehatan lingkungan terutama di dusun terpencil
dan sentra kemiskinan.
6.2. Strategi Pembangunan
Strategi merupakan kebijakan-kebijakan yang diambil dalam rangka
mengimplementasikan agenda pembangunan dimana untuk 5 tahun kedepan
diperlukan strategi sebagai berikut:
1. Peningkatan akhlak mulia dan kesholehan sosial; strategi diarahkan melalui
penguatan lembaga/tokoh agama, sosial budaya dengan memberikan
bantuan pembinaan dan pemberdayaan yang sinergi dengan programprogram pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah/pemerintah
daerah. Dengan penguatan lembaga/tokoh ini diharapkan peran dan fungsi
lembaga/tokoh dalam rangka pembinaan umat dan masyarakat pada
umumnya dapat lebih optimal, yang pada gilirannya akan terwujud
masyarakat Kabupaten Malang yang berakhlak mulia dan berkesalehan
sosial sebagai modal dasar pembangunan.
2. Peningkatan kelembagaan SKPD dan profesionalisme aparatur; strategi
diarahkan melalui penguatan wewenang, tugas pokok dan fungsi SKPD,
peningkatan profesionalisme aparatur termasuk peningkatan leadership,
peningkatan sarana dan prasarana kerja serta penguatan anggaran SKPD.
Diharapkan dengan kuatnya SKPD maka akan meningkat pula kemampuan
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan serta
pelayanan kepada masyarakat.
3. Peningkatan sistem informasi hukum dan komunikasi publik; strategi
diarahkan melalui penguatan jejaring informasi hukum dan informasi
pembangunan termasuk peningkatan kemampuan masyarakat dibidang
hukum dan Hak Asasi Manusia melalui penyuluhan hukum dan deseminasi
produk-produk hukum daerah untuk disebarluaskan kepada masyarakat.
4. Peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat; strategi diarahkan
melalui penguatan pengamanan swakarsa dengan memperkuat peran dan
fungsi satuan perlindungan masyarakat, termasuk sosialisasi mitigasi
bencana dan kerjasama bidang keamanan antara pemerintah daerah
dengan aparat keamanan.
5. Peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur; strategi diarahkan
melalui pemeliharaan dan pembangunan baru sarana kebinamargaan,
pengairan, keciptakaryaan dan tata ruang serta permukiman dengan
mengutamakan infrastruktur yang secara langsung mendukung
perekonomian yaitu peningkatan produksi dan ketahanan pangan,
pengembangan industri, lokasi dan paket wisata, serta desa tertinggal dan
sentra kemiskinan. Selain daripada itu dalam rangka mendukung
pemanfaatan ruang secara lebih optimal akan ditetapkan ruang terbuka
hijau, kawasan industri dan kawasan khusus lainnya. Berkaitan dengan
penyediaan infrastruktur strategis seperti jalan tol PandaanMalang, Jalan
70
Lintas Selatan Jawa Timur, Bandar Udara Abd. Saleh, Pelabuhan Perikanan
Nusantara Sendang Biru dalam 5 tahun ke depan terus akan didorong
pembangunannya; khusus untuk transportasi akan dilakukan penataan
ulang manajemen transportasi sesuai dengan trend kebutuhan setelah
berfungsinya infrastruktur strategis tersebut seperti jalan-jalan sirip dan jalan
antar kota kecamatan di wilayah Malang Raya termasuk kawasan-kawasan
permukiman dimana wilayah Kabupaten Malang merupakan wilayah
tampungan bagi kota Malang dan kota Batu. Untuk percepatan
pembangunan prasarana perdesaan dilakukan kemitraan bersama
pemerintahan desa dan masyarakat.
6. Peningkatan mutu dan daya saing sumber daya manusia; strategi diarahkan
melalui penguatan lembaga pendidikan guna kemudahan bagi masyarakat
untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang murah dan bermutu,
penguatan lembaga pelayanan kesehatan untuk kemudahan masyarakat
mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau serta
penguatan lembaga dan sarana prasarana olah raga dan seni budaya
dalam rangka menunjang olah raga prestasi maupun olah raga masyarakat
guna menciptakan masyarakat sehat dan produktif. Selain daripada itu
dilakukan pula kemitraan dengan lembaga perguruan tinggi terutama
dibidang penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada
masyarakat.
7. Peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi; strategi diarahkan melalui
peningkatan produksi komoditas andalan seperti pertanian pangan,
perkebunan, peternakan, perikanan, industri pengolahan, perdagangan dan
jasa serta mendorong pengembangan produk potensial seperti
pertambangan dan pariwisata. Selain itu juga diarahkan melalui peningkatan
investasi dan pengembangan produk industri untuk tujuan ekspor. Dari
aspek sumberdaya manusia dilakukan pula peningkatan dan
pengembangan semangat enterpreneurship terutama pada generasi muda
dan angkatan kerja agar mampu menciptakan lapangan kerja lokal. Strategi
lainnya ialah mengembangkan produk unggulan 1 desa/kelurahan 1 produk
unggulan utama dan 1 kecamatan 1 produk unggulan utama dengan
memperkuat basis pasar lokal melalui gerakan cinta dan bangga
mengkonsumsi produk lokal.
8. Optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi
lingkungan; strategi diarahkan melalui penataan tata ruang pertambangan,
selektif dalam memberikan ijin pengelolaan sumberdaya alam yang rentan
pencemaran, menata kembali ruang terbuka hijau dan melaksanakan
gerakan penghijauan dan penghutanan kembali bersama masyarakat.
6.3. Arah Kebijakan Umum
Dalam rangka melaksanakan strategi pembangunan sebagaimana
tersebut diatas dirumuskan arah kebijakan umum sebagai berikut:
1. Mendorong maju dan berkembangnya lembaga keagamaan, lembaga
pendidikan keagamaan dan sosial budaya dengan mengajak serta tokoh
agama dan budaya dalam merumuskan kebijakan pembangunan dan
mensosialisasikannya kepada masyarakat, dengan rincian:
71
a.
72
dengan memperhatikan asas umum dan hirarkhi perundanganundangan dan menghormati serta memperkuat kearifan lokal.
b. Membenahi struktur hukum melalui penguatan kelembagaan dengan
meningkatkan profesionalisme aparat hukum.
c. Meningkatkan budaya taat hukum pada masyarakat.
d. Meningkatkan hukum secara adil dan tidak diskriminatif.
e. Meningkatkan taraf pendidikan dan layanan kesehatan dalam rangka
meningkatkan kualitas dan taraf hidup perempuan.
f.
Meningkatkan kampanye anti trafficking dan anti kekerasan perempuan
dan anak.
g. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi perempuan dan
anak.
h. Meningkatkan kelembagaan dan pemberdayaan perempuan.
4. Mendorong terwujudnya pengamanan swakarsa menggalakkan kembali pos
keamanan lingkungan dan kerjasama dengan aparat keamanan
membangun sistem keamanan dan ketertiban masyarakat terpadu dan
komprehensif dengan mengajak serta tokoh agama, sosial, budaya dan
tokoh masyarakat, dengan rincian:
a. Meningkatkan kemampuan mencegah, menangkal dan menindak
kejahatan melalui deteksi dini dan keterlibatan para tokoh masyarakat.
b. Meningkatkan upaya sinergis komprehensif dalam menyeimbangkan
dan memadukan pengurangan pemasokan dan pengurangan
permintaan narkoba.
c. Meningkatkan profesionalisme aparat Satuan Polisi Pamong Praja
melalui pembinaan kinerja dengan meningkatkan sumberdaya
organisasi dan manajemen serta pemanatapan struktur organisasi
Satuan Polisi Pamong Praja.
d. Meningkatkan kerjasama dengan Kepolisian dalam upaya menciptakan
ketentraman dan ketertiban.
e. Meningkatkan pengamanan aset-aset pemerintah daerah.
5. Membangun dan memelihara infrastuktur perhubungan, kebinamargaan,
pengairan, keciptakaryaan/permukiman, energi dengan memprioritaskan
untuk kepentingan mendorong perekonomian pariwisata dan pengentasan
kemiskinan; dengan rincian:
a. Menangani seluruh ruas jalan dangan mengutamakan pemeliharaan
rutin dan berkala.
b. Meningkatkan daya dukung dan kapasitas jalan dan jembatan untuk
mengantisipasi pertumbuhan lalu lintas.
c. Membangun sistim jaringan jalan yang mendukung kawasan strategis
potensial.
d. Meningkatkan sikap profesionalisme dan kemandirian institusi dan
sumber daya manusia bidang penyelenggaraan prasarana jalan
e. Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dan swasta untuk
pembiayaan pembangunan prasarana jalan.
f.
Mengelola sumber daya air yang dilaksanakan dengan memperhatikan
keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan
hilir, antara pemanfaatan air permukaan dan air tanah, antara
73
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
74
y.
z.
75
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
76
y.
77
c.
d.
e.
78
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
79
mengembangkan secara sinergi dengan kalangan LSM dan Perguruan
Tinggi dalam rangka fasilitasi atas pemberdayaan masyarakat miskin.
r.
Meningkatkan keterlibatan masyarakat miskin dalam pengambilan
keputusan pembangunan terutama yang secara langsung menyangkut
kepentingan dan eksistensinya melaui forum dialog yang konstruktif.
8. Mengendalikan arahan perencanaan tata ruang, selektif dalam pemberian
ijin industri yang rawan pencemaran, penghutanan/penghijauan lahan kritis
dan pembuatan mitigasi bencana untuk antisipasi dini, dengan rincian:
a. Mengarahkan pembangunan kehutanan pada 1) Memperbaiki sistem
pengelolaan hutan termasuk meningkatkan pengawasan dan
penegakan hukumnya dan 2) Mengefektifkan sumber daya yang
tersedia dalam pengelolaan hutan.
b. Mengarahkan pembangunan kelautan pada 1) Membangun sistem
pengendalian dan pengawasan dalam pengelolaan sumber daya
pesisir dan laut, yang disertai dengan penegakan hukum yang ketat,
2) Meningkatkan upaya konservasi pesisir dan laut serta merehabilitasi
ekosistem yang rusak seperti mangrove dan terumbu karang,
3) Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup di
wilayah pesisir, laut dan perairan tawar dan 4) Menggiatkan kemitraan
untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalam
pengelolaan sumber daya pesisir dan laut.
c. Mengarahkan
pembangunan
lingkungan
hidup
pada
1) Mengarusutamakan (mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan ke seluruh bidang pembangunan, 2) Meningkatkan
koordinasi pengelolaan lingkungan hidup, 3) Meningkatkan upaya
penegakan hukum secara konsisten kepada pencemar lingkungan,
4) Meningkatkan kapasitas lembaga pengelola lingkungan hidup, dan
5) Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan
hidup dan berperaln aktif sebagai kontrol sosial dalam memantau
kualitas lingkungan hidup.
d. Kerjasama lintas wilayah dalam penanganan kawasan lindung,
kawasan budidaya dan pemanfaatan struktur ruang yang berbatasan.
6.4. Ikon Promotif
Dalam perspektif promosi daerah guna meningkatkan daya saing, daya
tarik dan daya tahan sebagai salah satu strategi pencapaian visi-misi
pembangunan daerah maka melalui RPJMD ini sejak tahun 2011 setidaknya
hingga 5 tahun kedepan dicanangkan slogan promosi daerah: Kabupaten
Malang sebagai Bumi Agro-Wisata yang terkemuka di Jawa Timur, dengan
2 ikon andalan 1) Agro atau pertanian dalam arti luas meliputi komoditas beras,
jagung, sayur mayur, gula, daging, susu dan ikan; 2) Wisata; dengan paketpaket unggulan wisata khas Malangan yaitu: paket Singosari, paket Kawasan
Menuju Bromo, paket Gunung Kawi, paket Pantai Selatan Malang, paket Wisata
Air Wendit dan paket Kanjuruhan (dalam rangka hari jadi Kabupaten Malang).
Mengangkat sektor pertanian dan sektor pariwisata sebagai promosi ekonomi,
dilandaskan atas kondisi riil potensi utama Kabupaten Malang, yaitu sektor
pertanian dan sektor pariwisata. Apabila kedua sektor ini berkembang pesat
maka sektor lainnya seperti industri pengolahan, perdagangan, jasa-jasa akan
80
terpacu berkembang pesat. Begitu juga dengan pariwisata yang disamping
akan mendatangkan wisatawan juga akan memajukan perdagangan dan
investasi. Pada tahapan berikutnya semua sektor akan berkembang bersama
dan pada gilirannya akan berdampak pada perekonomian serta kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Malang bahkan hingga ke Malang Raya dan Provinsi
Jawa Timur. Berdasarkan potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Malang
begitu beragam maka dicanangkan pula slogan promosi pariwisata yaitu
Kabupaten Malang Merupakan Pesona Jawa Timur Yang Sesungguhnya.
Selain itu dalam rangka pengembangan produk unggulan dalam 5 tahun
kedepan dilaksanakan pula gerakan 1 desa/kelurahan dan 1 kecamatan
masing-masing mengembangkan 1 produk unggulan utama dan dalam rangka
memperkuat pasar lokal didorong kepada seluruh masyarakat khususnya
jajaran pemerintahan dapat mengembangkan aksi cinta dan bangga
mengkonsumi produk lokal.
Dalam implementasinya ikon promotif disamping merupakan program
SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi juga akan menjadi gerakan
masyarakat dalam rangka meningkatkan daya saing Kabupaten Malang
diantara kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur.
6.5. Kerjasama antar Kabupaten/Kota
Kerjasama antar kabupaten/kota terutama diprioritaskan dengan
kabupaten/kota bertetangga untuk penanganan bersama wilayah perbatasan
yaitu: dengan Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Lumajang,
Probolinggo, Blitar, Kediri, Jombang dan Mojokerto terutama di bidang
transportasi, pendidikan, kesehatan, pariwisata, permukiman dan lingkungan
hidup, perekonomian, sumberdaya alam, sosial budaya, keamanan lingkungan.
Telah dilakukan pembicaraan pendahuluan sebagai rintisan kerjasama anatara
lain melalui: rapat koordinasi pembangunan kabupaten/kota wilayah Malang
Raya plus dan forum Musrenbang RPJMD, RKPD dan pembahasan RTRW
masing-masing kabupaten/kota. Beberapa kegiatan yang sudah mulai dirintis
a) Pengembangan agropolitan dan wisata terpadu Bromo (agropolitan
Poncokusumo Kabupaten Malang dengan agropolitan Tutur Kabupaten
Pasuruan); b) Pengembangan jaringan jalan Kabupaten Malang-Kota Batu
Kota Malang; c) Pemanfaatan sumberdaya air (Kabupaten MalangKabupaten
PasuruanKabupaten Sidoardjo, Kota Malang, dan Kota Batu). Dalam 5 tahun
ke depan kerjasama akan ditingkatkan lagi sehingga lebih kongkrit memberikan
manfaat bagi para pihak.
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
82
Tabel 7.1
Kebijakan Umum dan Program
Kabupaten Malang
No
1
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
Tujuan : Terwujudnya
masyarakat yang
berakhlak mulia dan
berkesholehan sosial
serta menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan
budaya luhur dalam
rangka memantapkan
landasan spiritual,
moral, dan etika
pembangunan.
Mendorong maju
dan berkembangnya
lembaga agama,
lembaga pendidikan
keagamaan dan
sosial budaya
dengan mengajak
serta tokoh agama
dan budaya dalam
merumuskan
kebijakan
pembangunan dan
mensosialisasikannya kepada
masyarakat
Peran
serta
masyarakat
dalam
pembangunan
dan
menurunnya
kualitas
dan
kuantitas
bahkan
tidak
terjadinya
kasus sara dan
Memperkuat
kelembagaan, tugas
pokok, fungsi serta
norma
standar
pelayanan
SKPD,
meningkatkan
kesejahteraan
pegawai
dan
melengkapi
Semakin
meningkatnya
kepuasan
masyarakat
dan
menurunnya
kasus
pengaduan
masyarakat
Sasaran : Meningkatnya
peran lembaga/tokoh
agama, pendidikan
keagamaan dan sosial
budaya dalam
pembinaan umat dan
kemasyarakatan.
2
Tujuan : Meningkatnya
kualitas pelayanan
pemerintah
Sasaran : Semakin
kuatnya kelemba-gaan
SKPD dalam
penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
a. Meningkatnya
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan
b. Tidak terjadi
konflik dan
kasus sara
namun perlu
terus
diwaspadai dan
diantisipasi
karena
Kabupaten
Malang
merupakan
wilayah potensi
KONDISI AKHIR
a. Semakin
meningkatnya
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan
b. Tidak
terjadinya
konflik
dan
kasus
sara
dan
tetap
terjaganya
kondisi
kondusif
kerukunan
masyarakat.
a. Rasio jumlah
PNS terhadap
jumlah
penduduk
1 : 136
b. Masih terdapat
kasus
pengaduan
a. Rasio jumlah
PNS terhadap
jumlah
penduduk
1 : 120
b. Semakin
menurunnya
kasus
pengaduan
URUSAN
PROGRAM
a. Sosial
b. Kebudayaan
c. Kesatuan
Bangsa
dan
Politik Dalam
Negeri
1. Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan dan
toleransi beragama
2. Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
3. Pengelolaan
Kekayaan Budaya
4. Pengembangan Nilai
Budaya
5. Pengelolaan
Keragaman Budaya
1. Peningkatan
dan
pengembangan
pengelolaan
keuangan daerah
a. Otonomi
Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan
Daerah,
Perangkat
Daerah,
2. Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal
dan Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan KDH
SKPD
Bag. Kesra
Bag. Bintal
Bakesbangpol
Dinas Sosial
Dinas Budpar
Lintas SKPD
Lintas Wilayah
Bag.Organisasi
Bag.Hukum
Bag.Tapum
Bag.Tapemdes
Bag.Pertanahan
Bag.Perekonomi
an
Bag.Kerjasama
83
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
pelayanan kepada
masyarakat
prasarana
dan
prasarana
kerja,
meningkatkan diklat
aparatur,
memberikan
penghargaan
dan
sanksi
kepada
pejabat dan pegawai
secara konsisten
terhadap
pelayanan
pemerintah
URUSAN
PROGRAM
SKPD
KONDISI AKHIR
Kepegawaian
3. Pendidikan
dan Persandian
Kedinasan
b. Pertanahan
4. Pembinaan
dan
c. Kependudukan
Pengembangan
dan
Catatan
Aparatur
Sipil
5. Peningkatan
d. Perencanaan
Profesionalisme
Pembangunan
Tenaga Pemeriksa
e. Statistik
dan
Aparatur,
Pengawas
6. Peningkatan
Kapasitas
Sumberdaya
Aparatur
7. Peningkatan
Kapasitas Lembaga
Perwakilan
Rakyat
Daerah
8. Penataan Peraturan
Perundangundangan
9. Penataan
dan
Penyempurnaan
Kebijakan
Sistem
dan
Prosedur
Pengawasan
10. Peningkatan
Pelayanan
Kedinasan
Kepala
Daerah/Wakil Kepala
Daerah
11. Peningkatan
Pelayanan Publik
12. Optimalisasi
Pemanfaatan
Bag.Adm.Pemba
ngunan
Bag.PDE
Bag. Umum &
Protokol
Bag.Humas
Bag. Tata Usaha
BKD
Bandiklat
BAPPEDA
DPPKA
Inspektorat
Balitbang
UPT Perijinan
Dispendukcapil
Dinas
Cikartarung
Dinas
Kesehatan
Lintas SKPD
Lintas Wilayah
84
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
URUSAN
PROGRAM
KONDISI AKHIR
Teknologi Informasi
13. Pengembangan
Wilayah Perbatasan
14. Peningkatan Sarana
dan
Prasarana
Aparatur
15. Pendidikan
dan
Pelatihan
Kepemimpinan Diklat
dalam jabatan
16. Penataan
Penguasaan,
Pemilikan,
Penggunaan
dan
Pemanfaatan Tanah
17. Penyelesaian
Konflik-Konflik
Pertanahan
18. Penataan
administrasi
kependudukan
19. Pengembangan
Data/Informasi
20. Kerjasama
Pembangunan
21. Perencanaan
Pengembangan
Wilayah
Strategis
dan Cepat Tumbuh
22. Perencanaan
Pembangunan Kotakota Menengah &
Besar
SKPD
85
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
Tujuan : Terwujudnya
kesadaran dan tertib
hukum masyarakat
Sasaran
:
Terbangunnya
sistem
informasi
dan
komunikasi publik serta
terlaksananya sosialisasi
dan deseminasi produk
hukum.
Membangun sistem
informasi
dan
komunikasi publik,
sosialisasi
dan
deseminasi produk
hukum
serta
kunjungan ke desa
dan dusun terpencil
dalam rangka dialog
pembangunan
Semakin
menurunnya
kasus hukum
dan
pelanggaran
Hak
Asasi
Manusia
a. Rasio
Kekerasan
Dalam Rumah
Tangga
1 :
(KDRT)
500
b. Masih terdapat
kasus
pelanggaran
hukum
URUSAN
PROGRAM
SKPD
KONDISI AKHIR
a. Rasio
a. Kesatuan
Kekerasan
Bangsa dan
Dalam Rumah
Politik dalam
Tangga
Negeri,
b. Pemberdayaan
(KDRT)
Perempuan dan
1 : 1000
b. Semakin
Perlindungan
menurunnya
anak
kasus
c. Komunikasi dan
pelanggaran
informatika
hukum
23. Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
24. Perencanaan
Pembangunan
Daerah
25. Perencanaan Sosial
Budaya
26. Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi
27. Perencanaan
Prasarana Wilayah
dan Sumber Daya
Alam
28. Peningkatan
Kerjasama
antar
Pemerintah Daerah
29. Pengembangan
Data/Informasi/
Statistik Daerah
1. Pendidikan Politik
Masyarakat
2. Pencegahan Dini
dan
Penanggulangan
Korban Bencana
Alam
3. Pemberdayaan
Masyarakat untuk
Menjaga Ketertiban
dan Keamanan
Bag. Hukum
Bag. PDE
Bag. Humas
KP3A
Bakesbangpol
Satpol PP
Linmas
Lintas SKPD
Lintas Wilayah
86
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
4.
Tujuan : Terwujudnya
kondisi masyarakat yang
aman, tertib dan damai
Sasaran : Terciptanya
sistem
pengamanan
swakarsa dan kerjasama
pengamanan
dengan
aparat keamanan
Mendorong
terwujudnya
pengamanan
swakarsa
menggalakkan
kembali
pos
keamanan
lingkungan dan kerja
sama dengan aparat
keamanan
membangun sistem
Semakin
menurunnya
kasus kriminal
dan
semakin
terjaminnya
keamanan dan
ketertiban
masyarakat
a. Rasio
Angka
Kriminalitas
1 : 30.000
b. Persentase
pamswakarsa
(kelompok
Linmas
aktif)
60%
URUSAN
PROGRAM
SKPD
KONDISI AKHIR
a. Rasio Angka
Kriminalitas 1
: 40.000
b. Persentase
pamswakarsa
(kelompok
Linmas
aktif
80%
4. Peningkatan Kualitas
Hidup dan
Perlindungan
Perempuan
5. Penguatan
Kelembagaan
Pengarusutamaan
Gender
6. Keserasian Kebijakan
Peningkatan Kualitas
Anak dan Perempuan
7. Peningkatan Peran
Serta dan Kesetaraan
Gender dalam
Pembangunan
8. Pengembangan
Komunikasi, Informasi
dan Media Massa
9. Kerjasama Informasi
dengan Media Massa
10. Fasilitas Peningkatan
SDM Bidang
Komunikasi dan
Informasi
a. Kesatuan
1. Peningkatan
Bangsa
dan
Keamanan dan
Politik
dalam
Kenyamanan
Negeri
Lingkungan
b. Sosial
2. Pemeliharaan
Kamtrantibnas dan
Pencegahan Tindak
Kriminal
3. Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas
Adat Terpencil (KAT)
Bag. Kesra
Kesbangpol
Satpol PP
Linmas
Dinas Sosial
Lintas SKPD
Lintas Wilayah
87
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
URUSAN
PROGRAM
KONDISI AKHIR
keamanan
dan
ketertiban
masyarakat terpadu
dan
komprehensif
dengan
mengajak
serta tokoh agama,
sosial, budaya dan
tokoh masyarakat
4.
5.
6.
7.
8.
5.
Tujuan : Meningkatnya
ketersediaan, kuantitas
maupun
kualitas
infrastruktur
kebinamargaan,
pengairan
dan
keciptakaryaan/
permukiman serta energi
untuk
mendukung
aktivitas ekonomi, sosial
dan budaya
Sasaran : Terbangun
dan
terpeliharanya
Membangun
dan
memelihara
infrastuktur
perhubungan,
kebinamargaan,
pengairan,
keciptakaryaan/
permukiman, energi
dengan
memprioritaskan
untuk kepentingan
mendorong
perekonomian
pariwisata
dan
semakin
meningkatnya
kuantitas dan
kualitas
infra
struktur
kebinamargaa,
pengairan dan
keciptakaryaan/
permukiman
a. Kondisi Jalan
Mantap 79%
b. Kondisi
Jembatan
Mantap 97%
c. Panjang irigasi
mantap
299.403 m
d. Pelayanan Air
Minum Ibukota
Kecamatan
43%
e. Pelayanan Air
minum
SKPD
a. Kondisi Jalan
Mantap 95%
b. Kondisi
Jembatan
Mantap98%
c. Panjang irigasi
mantap
438.353 m
d. Pelayanan Air
Minum Ibukota
Kecamatan
45%
e. Pelayanan Air
minum
a. Perhubungan
b. Pekerjaan
Umum
c. Perumahan
d. Energi Sumber
Daya Mineral
1.
2.
3.
4.
dan Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial
(PMKS) Lainnya
Pelayanan
dan
Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
Pembinaan
Anak
Terlantar
Pembinaan
Para
Penyandang Cacat
dan Trauma
pembinaan
panti
asuhan/panti jompo
Pembinaan
Eks
Penyandang
Penyakit Sosial (Eks
Narapidana,
PSK,
Narkoba
dan
Penyakit
Sosial
Lainnya)
Pembangunan
Prasarana
dan
Fasilitas
Perhubungan
Rehabilitasi
dan
pemeliharaan
prasarana
dan
fasilitas Lalu Lintas
Angkutan
Jalan
(LLAJ)
Peningkatan
pelayanan angkutan
Pembangunan
sarana & prasarana
Kantor
Perumahan
Dinas
Cikartarung
Dinas Bina
Marga
Dinas
Pengairan
Dinas ESDM
Dishubkominfo
Lintas SKPD
Lintas Wilayah
88
No
TUJUAN/SASARAN
infrastruktur
kebinamargaan,
pengairan,
keciptakaryaan/permuki
man,
energi
untuk
mendorong
perekonomian
pariwisata
dan
pengentasan kemiskinan
KEBIJAKAN UMUM
pengentasan
kemiskinan
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
pedesaan 42%
f. Pelayanan
sanitasi
38
desa
g. Persentase
desa berlistrik
75%
KONDISI AKHIR
pedesaan
48%
f. Pelayanan
sanitasi
152
desa
g. Persentase
desa berlistrik
90%
URUSAN
PROGRAM
perhubungan
5. Peningkatan kelaikan
pengoperasian kendr.
bermotor
6. Peningkatan
dan
pengamanan
lalu
lintas
7. Pembangunan Jalan
dan Jembatan
8. Pembangunan
Saluran
Drainase/
Gorong - Gorong
9. Pembangunan Turap/
Talud/ Bronjong
10. Rehabilitasi/
Pemeliharaan Jalan
dan Jembatan
11. Inspeksi
Kondisi
Jalan dan Jembatan
12. Tanggap
Darurat
Jalan dan Jembatan
13. Peningkatan Sarana
dan
Prasarana
Kebinamargaan
14. Pembangunan
Infrastruktur
Perdesaan
15. Pengelolaan Sistem
Informasi/ Database
Jalan dan jembatan
16. Pengelolaan
Pelengkap Jalan dan
Penerangan
Jalan
Umum
17. Pengembangan dan
SKPD
89
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
URUSAN
PROGRAM
KONDISI AKHIR
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
pengelolaan jaringan
irigasi, rawa dan
jaringan pengairan
lainnya
Penyediaan
dan
Pengolahan
Air
Baku
Pengembangan,
Pengelolaan
dan
Konversi
Sungai,
Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya
Pengendalian Banjir
Pengembangan
Perumahan
Pengembangan
wilayah strategis dan
cepat tumbuh
Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
air minum dan air
limbah
Lingkungan
sehat
perumahan
Pemberdayaan
Komunitas
Perumahan
Pengelolaan Areal
Pemakaman
Peningkatan
Kesiagaan
dan
Pencegahan Bahaya
Kebakaran
Pengawasan
dan
Penertiban kegiatan
SKPD
90
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
URUSAN
PROGRAM
KONDISI AKHIR
29.
6.
Tujuan : Meningkatnya
kualitas
dan
produktivitas
sumberdaya manusia
Sasaran : Semakin
mudahnya masyarakat
mengakses
layanan
pendidikan
dan
kesehatan yang bermutu
Meningkatkan
aksessibilitas
dan
kualitas pendidikan
dan
kesehatan,
mengembangkan
sekolah
kejuruan
yang
mampu
menghasilkan SDM
yang memiliki daya
saing
tinggi,
mengembangkan
puskesmas sebagai
pusat
informasi
masyarakat sehat,
sekolah
dan
pelayanan
kesehatan
gratis
bagi keluarga miskin
Semakin
meningkatnya
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
dan
Indeks
Pembangunan
Gender (IPG)
a. IPM 70,3
b. Indeks
Pendidikan
74,6
c. Indeks
Kesehatan 72,7
d. Indeks
Pembangunan
Gender 65,7
e. Indeks
Pemberdayaan
Gender 67,4
SKPD
a. IPM 72,6
b. Indeks
Pendidikan
76,9
c. Indeks
Kesehatan
74,3
d. Indeks
Pembangunan
Gender 70,1
e. Indeks
Pemberdayaa
n Gender 71,4
a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. KB dan Keluarga
Sejahtera
d. Kearsipan
e. Perpustakaan
f. Ketenagakerjaan
g. Kepemudaan
dan Olah Raga
h. Transmigrasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
rakyat
yang
Berpotensi merusak
lingkungan
Pembinaan
dan
pengembangan
bidang
ketenagalistrikan
Pendidikan
Anak Dinas
Usia Dini (PAUD)
Pendidikan
Wajib
Belajar Dinas
Pendidikan Dasar 9
Kesehatan
Tahun
Dispora
Pendidikan
Disnakertrans
Menengah
Badan KB
Pendidikan
Non RSUD
Formal
Kanjuruhan
Pendidikan Luar
BPM
Biasa
Badan
Peningkatan
Mutu
Perpustakaan
Pendidik
dan
dan arsip
Tenaga
KP3A
Kependidikan
Lintas SKPD
Manajemen
Lintas Wilayah
Pelayanan
Pendidikan
Obat
dan
Perbekalan
Kesehatan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan
Masyarakat
Perbaikan Gizi
Masyarakat
91
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
URUSAN
PROGRAM
KONDISI AKHIR
12. Pengembangan
Lingkungan Sehat
13. Pencegahan
dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
14. Standarisasi
Pelayanan
Kesehatan
15. Pengawasan Obat
dan Makanan
16. Pengadaan,
Peningkatan,
dan
Perbaikan
Sarana
dan
Prasarana
Puskesmas/
Puskesmas
Pembantu
dan
Jaringannya
17. Pengadaan,
Peningkatan Sarana
dan
Prasarana
Rumah Sakit/Rumah
Sakit
Jiwa/Rumah
Sakit
ParuParu/Rumah
Sakit Mata.
18. Pengawasan
dan
Pengendalian
Kesehatan Makanan
19. Pemeliharaan
Sarana &Prasarana
Rumah Sakit
20. Keluarga Berencana
(KB)
21. Kesehatan
SKPD
92
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
URUSAN
PROGRAM
KONDISI AKHIR
reproduksi remaja
22. Pelayanan
Kontrasepsi
23. pembinaan
peran
serta
masyarakat
dalam
pelayanan
KB/KR yang mandiri
24. Pengembangan
bahan
Informasi
tentang Pengasuhan
dan
pembinaan
tumbuh
kembang
anak
25. Penyiapan
tenaga
pendamping
Kelompok
Bina
Keluarga
26. Perbaikan
Sistem
Administrasi
Kearsipan
27. Peningkatan kualitas
Pelayanan Informasi
28. Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Sarana
dan
Prasarana
Kearsipan
29. Penyelamatan dan
Pelestarian
Dokumen/
Arsip
Daerah
30. Pengembangan
Budaya Baca dan
Pembinaan
Perpustakaan
SKPD
93
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
7.
Tujuan : Meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat yang lebih
merata
hingga
perdesaan
Sasaran : Meningkatnya
pertumbuhan
sektor
pertanian dalam arti luas
sebagai
basis
peningkatan
industri,
perdagangan dan jasajasa;
serta
meningkatnya
pertumbuhan
sektor
Memacu
pertumbuhan sektor
andalan
pertanian
tanaman
pangan,
perkebunan,
peternakan,
perikanan, industri,
perdagangan
dan
jasa-jasa;
serta
mendorong
pertumbuhan sektor
potensi
seperti
pariwisata,
pertambangan dan
jasa
kontruksi/
bangunan dengan
Semakin
meningkatnya
pertumbuhan
ekonomi
(PDRB, inflasi,
pendapatan
perkapita) dan
menurunnya
angka
pengangguran
dan kemiskinan
a. PDRB-ADHB
Rp.31.087.994
juta
b. PDRB-ADHK
Rp.14.488.474
juta
c. Pendapatan
Perkapita ADHB
Rp. 12.144.878
d. Indeks daya beli
63,2
e. Pertumbuhan
Ekonomi 6%
f. Inflasi 6,25,8 %
g. Tingkat
URUSAN
PROGRAM
a. Ketahanan
Pangan
b. Pertanian
c. Kehutanan
d. Kelautan dan
Perikanan
e. Perindustrian
f. Perdagangan
g. Koperasi dan
Usaha Kecil
Menengah
h. Pariwisata
i. Pemberdayaan
masyarakat dan
desa
j. Penanaman
31. Peningkatan
Kesempatan Kerja
32. Perlindungan
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan
33. Pengembangan dan
Keserasian dan
Kebijakan Pemuda
34. Peningkatan Peran
serta Kepemudaan
35. Pembinaan
dan
Pemasyarakatan
Olah raga
36. Peningkatan sarana
Prasarana Olahraga
37. Pengembangan
Wilayah
Transmigrasi
1. Peningkatan
Ketahanan Pangan
2. Pemberdayaan
Penyuluh Pertanian/
Perkebunan
lapangan
3. Peningkatan
Kesejahteraan Petani
4. Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi Pertanian/
Perkebunan
5. Peningkatan
Penerapan Teknologi
Pertanian/
Perkebunan
SKPD
KONDISI AKHIR
a. PDRB-ADHB
Rp.53.168.244
juta
b. PDRB-ADHK
Rp.19.847.571
juta
c. Pendapatan
Perkapita
ADHB
Rp.
20.497.097
d. Indeks
daya
beli 66,6
e. Pertumbuhan
Ekonomi 6,7%
f. Inflasi
5,5
Bag.Perekono
mian
KPM
BPM
Distanbun
Dinas
Kehutanan
Dinas Kelautan
Perikanan
Dinas
Peternakan dan
Keshtn.hewan
Disperidag
94
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
potensi
pariwisata,
pertambangan dan jasa
konstruksi/bangunan
yang
mengarusutamakan
peran
UMKM
dan
koperasi
serta
pengentasan
kemiskinan.
mengarusutamakan
peran usaha mikro
kecil menengah dan
koperasi
dan
pengentasan
kemiskinan
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
Kemiskinan
13,6%
h. Tingkat
Pengangguran
4,1%
KONDISI AKHIR
4,9%
g. Tingkat
Kemiskinan
6,9%
h. Tingkat
Pengangguran
3%
URUSAN
Modal
PROGRAM
6. Peningkatan
Produksi Pertanian/
Perkebunan
7. Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Ternak
8. Peningkatan
Produksi Hasil
Peternakan
9. Peningkatan
Penerapan Teknologi
Peternakan
10. Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi Peternakan
11. Pemanfaatan potensi
sumber daya hutan
12. Rehabilitasi hutan
dan lahan
13. Perlindungan dan
konservasi
sumberdaya hutan
14. Pengembangan
Usaha Perhutanan
dan Peran Serta
Masyarakat
15. Pengembangan
Sarana dan
Prasarana
Penyuluhan
Kehutanan
16. Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat
Pesisir
17. Peningkatan
SKPD
Pasar
Diskop dan
UMKM
Disbudpar
Lintas SKPD
Lintas Wilayah
95
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
URUSAN
PROGRAM
KONDISI AKHIR
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Kesadaran dan
Penegakan Hukum
dalam
Pendayagunaan
Sumberdaya Laut
Peningkatan Mitigasi
Bencana Alam Laut
dan Prakiraan Iklim
Laut
Pengembangan
Budidaya Perikanan
Pengembangan
Perikanan Tangkap
Pengembangan
Sistem Penyuluhan
Perikanan
Optimalisasi
Pengelolaan dan
Pemasaran Produksi
Perikanan
Pembinaan Industri
Rokok dan
Tembakau
Peningkatan
Kemampuan
Teknologi Industri
Pengembangan
Industri Kecil dan
Menengah
Pengembangan
Sentra-Sentra
Industri Potensial
Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan
SKPD
96
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
URUSAN
PROGRAM
KONDISI AKHIR
Perdagangan
28. Peningkatan
Pengembg. Ekspor
29. Pengembangan dan
Pengawasan Perdag.
Dalam Negeri
30. Peningkatan
Pengelolaan Pasar
dan Pembinaan
Pedagang
31. Pengembangan dan
Pemeliharaan
Sarana dan
Prasarana Pasar
32. Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam
Negeri
33. Pengembangan
Kewirausahaan dan
Keunggulan
Kompetitif KUKM
34. Pengembangan
Sistem Pendukung
Usaha bagi Usaha
Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM)
35. Peningkatan Kualitas
Kelembagaan
Koperasi
36. Penciptaan Iklim
Usaha Kecil
Menengah yang
Kondusif
37. Pengembangan
Destinasi Pariwisata
SKPD
97
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
URUSAN
PROGRAM
SKPD
KONDISI AKHIR
38. Pengembangan
Kemitraan
39. Pengembangan
Pemasaran
Pariwisata
40. Peningkatan
Keberdayaan
Masyarakat
Perdesaan
41. Pengembangan
Lembaga Ekonomi
Pedesaan
8.
Tujuan : Meningkatnya
kualitas
fungsi
lingkungan hidup dan
pengelolaan
sumber
daya alam
Mengendalikan
arahan perencanaan
tata ruang, selektif
dalam pemberian ijin
industri yang rawan
pencemaran,
Semakin
menurunnya
kasus
pelanggaran
lingkungan,
meningkatnya
a. Prosentase
perusahaan
yang memenuhi
baku
mutu
lingkungan 57%
b. Luas
lahan
a. Prosentase
perusahaan
yang memenuhi
baku
mutu
lingkungan 75%
b. Luas
lahan
42. Peningkatan
partisipasi
masyarakat dalam
membangun desa
43. Peningkatan
Kapasitas Aparatur
Pemerintah Desa
44. Peningkatan Peran
Perempuan di
Perdesaan
45. Peningkatan Promosi
dan Kerjasama
Investasi
46. Peningkatan Iklim
Investasi dan
Realisasi Investasi
a. Penataan Ruang 1. Perencanaan
Tata
b. Lingkungan
Ruang
Hidup
2. Pemanfaatan Ruang
3. Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
4. Pengendalian
Dinas
Cikartarung
Dinas ESDM
Dinas
Kehutanan
98
No
TUJUAN/SASARAN
KEBIJAKAN UMUM
INDIKATOR
Sasaran : Semakin
terkendalinya
perencanaan
dan
pemanfaatan tata ruang
dan
pemberian
ijin
industri yang rentan
pencemaran
serta
semakin meningkatnya
pengelolaan
sumberdaya alam
penghutanan/
penghijauan lahan
kritis
dan
pembuatan mitigasi
bencana
untuk
antisipasi dini
CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
hutan
rakyat
yang
terkelola
1.268 ha
URUSAN
PROGRAM
KONDISI AKHIR
hutan
rakyat
yang terkelola
9.708 ha
5.
c. Lahan
9.639 ha
kritis
c. Lahan
3.932 ha
kritis
6.
7.
8.
9.
SKPD
Pencemaran
dan Badan LH
Perusakan
BAPPEDA
Lingkungan Hidup
Lintas SKPD
Perlindungan
dan Lintas Wilayah
Konservasi Sumber
Daya Alam
Peningkatan Kualitas
dan Akses Informasi
Sumber Daya Alam
dan
Lingkungan
Hidup
Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
Pembinaan
dan
Pengawasan Bidang
Pertambangan
BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAANNYA
100
Tabel 8.1
Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Kabupaten Malang Tahun 20112015
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
1
2
3
4
1.01 PENDIDIKAN
a
Progam
Pendidikan Meningkatnya
APK PAUD
Anak Usia Dini (PAUD) akses
53,71%
pendidikan
anak usia 4-6
tahun ke PAUD
b
Wajib
Belajar Meningkatnya
APK SMP
Pendidikan Dasar 9 akses
92,26%
pendidikan13Tahun
15 tahun ke
SMP
c
Program
Pendidikan Meningkatnya
APK SM
Menengah
akses
39,25%
pendidikan 1618 th ke SM
d
Program
Pendidikan Tuntas
buta Angka buta
Non Formal
aksara
& aksara >45 th
0,76% ,
meningkatnya
Kec hdp 72%
kecakapan
hidup pdd
e
Program
Pendidikan Seluruh
Luar Biasa
penyandang
tuna
tertampung di
PLB
Program Peningkatan Meningkatnya
Mutu Pendidik dan profesionalism
Tenaga Kependidikan
e
dan
kompetensi
guru
Manajemen Pelayanan Meningkatnya
Pendidikan
mutu
menejemen
pelayanan
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
68,974.77
59,58%
929.81
Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
71,388.56
APK PAUD
83,06
1,168.23
83,06%
SKPD
Penanggung
Jawab
16
DISDIK
94,47%
59,254.06
96,68%
45,685.96
98,89%
49,671.19
101,10%
54,078.71
103,31 %
58,961.09
45,40%
3,254.32
51,55%
3,230.89
57,7%
3,512.72
63,85%
3,824.42
70,00%
4,169.70
APK SM
70%
DISDIK
0,43%
803.02
0,23%
779.87
0,00%
847.90
0,00%
923.14
0,00%
1,006.48
0,00%
Angka buta
aksara >45 th
0,76% ,
Kec hdp 72%
DISDIK
APK PLB
65,54%
69,76%
3,254.32
71,66%
3,230.89
75,56%
3,512.72
77,46%
3,824.42
79,36%
4,169.70
APK PLB
79,36 %
DISDIK
Guru S1 prof
58,49%
66,79%
1,141.13
75,09%
1,132.09
83,39%
1,230.84
91,69%
1,340.06
99,99%
1,461.04
Guru S1 prof
100 %
DISDIK
Sek ber IT
14,20 %
26,68%
338.11
39,16%
350.48
51,64%
381.05
64,12%
414.86
76,60%
452.32
Sek ber IT
76,60%
DISDIK
101
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
1
2
1.02 KESEHATAN
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
Program
Obat
dan Meningkatnya
Perbekalan Kesehatan ketersediaan
obat
yang
berkualitas
Program
Upaya Meningkatnya
Kesehatan Masyarakat cakupan
pelayanan
kesehatan
dasar
masyarakat
Program Pengawasan Meningkatnya
Obat dan Makanan
perlindungan
masyarakat
terhadap
makanan tidak
sehat
dan
bahan
berbahaya
Program
Promosi Meningkatnya
Kesehatan
dan jumlah
desa
Pemberdayaan
siaga aktif
Masyarakat
Masih
diperlukan
pelayanan
penyediaan
obat dan
perbekalan
kesehatan
Masih
diperlukan
pelayanan
kesehatan
dasar yang
terjangkau
Diperlukan
keamanan
pangan di
masyarakat
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
76,244.16
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
104,309.40
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
20%
13,101.82
20%
12,981.78
20%
14,114.19
20%
15,366.59
20%
16,753.93
100%
terlaksananya
pelayanan
penyediaan obat
dan perbekalan
kesehatan
Dinas
Kesehatan
20%
16,187.09
20%
17,069.09
20%
18,558.04
20%
20,204.77
20%
22,028.91
100%
terlaksananya
pelayanan
kesehatan dasar
yang terjangkau
Dinas
Kesehatan
20%
126.79
20%
109.64
20%
119.20
20%
129.78
20%
141.50
Dinas
Kesehatan
Diperlukan
media
promosi dan
informasi
sadar hidup
sehat
Program Perbaikan Gizi Meningkatnya
Masih
Masyarakat
cakupan
diperlukan
pemberian
peningkatan
makanan
status gizi ibu
tambahan bagi hamil dan
balita
masyarakat
14%
4,226.39
14%
5,177.99
14%
5,629.67
14%
6,129.21
14%
6,682.57
20%
1,521.50
20%
1,515.92
20%
1,648.15
20%
1,794.40
20%
1,956.40
100%
terlaksananya
perlindungan
masyarakat
terhadap
makanan tidak
sehat dan bahan
berbahaya
70% desa siaga
aktif,
meningkatnya
promkes dan
pemberdayaan
masyarakat
100%,
terlaksananya
pemberian
makanan
tambahan bagi
ibu hamil dan
balita
Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat
20%
253.58
20%
248.41
20%
270.08
20%
294.04
20%
320.59
100%
terlaksananya
pengembangan
lingkungan sehat
Dinas
Kesehatan
Meningkatnya
Masih
cakupan lokasi diperlukan
pengembanga
ODF
n lingkungan
sehat
Dinas
Kesehatan
Dinas
Kesehatan
102
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
1
g
2
3
Program Pencegahan Meningkatnya
dan Penanggulangan cakupan
pemberantasan
Penyakit Menular
penyakit
Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan
Program
Pengadaan,
Peningkatan,
dan
Perbaikan Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu
dan
Jaringannya
Program
Pengadaan,
Peningkatan
Sarana
dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah
Sakit
Jiwa/Rumah
Sakit
ParuParu/Rumah Sakit
Mata.
Program Pengawasan
dan
Pengendalian
Kesehatan Makanan
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Diperlukan
pencegahan
dan
pemberantasa
n penyakit
menular
Meningkatnya
Masih
menejemen
diperlukan
kesehatan
standar
operating
prosedur di
bidang
kesehatan
Meningkatnya
Belum
jumlah
optimalnya
puskesmas
kualitas
ideal,
pustu pelayanan
kesehatan
garda,
dasar
Ponkesdes
Meningkatnya
kualitas
pelayanan
kesehatan
dasar
dan
rujukan
Belum
optimalnya
peralatan
kesehatan
yang ada
Meningkatnya
Diperlukan
perlindungan
penyuluhan
masyarakat
keamanan
terhadap
pangan pada
IRTP oleh
makanan tidak
petugas
sehat
dan
kesehatan
bahan
berbahaya
Optimalisasi
pemeliharaan
sarana
prasarana
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
4,733.56
Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
100%
20%
7,307.06
terlaksananya
pencegahan
penyakit menular
20%
464.90
20%
477.63
20%
519.30
20%
565.37
20%
616.42
20%
7,607.51
20%
7,518.34
20%
8,174.17
20%
8,899.50
20%
20%
27,260.25
20%
29,345.44
20%
31,905.27
20%
34,736.35
20%
42.26
20%
21.10
20%
22.94
20%
718.49
20%
696.88
20%
757.67
20%
SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas
Kesehatan
100%
terlaksananya
penyusunan
rencana kerja
tahunan
Dinas
Kesehatan
9,702.97
100%,
terbangunnya 30
puskesmas ideal,
30 pustu garda
dan 390
Penkesdes
Dinas
Kesehatan
20%
37,872.45
100%
terlaksananya
pengadaan alatalat kesehatan
RS, Puskesmas
dan jaringannya
Dinas
Kesehatan
24.97
20%
27.23
100%
terlaksananya
penyuluhan
keamanan
pangan pada
IRTP oleh
petugas
kesehatan
Dinas
Kesehatan
824.90
20%
899.38
100%
terlaksananya
pemeliharaan
secara
berkelanjutan
Rumah Sakit
Daerah
103
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
1
2
3
1.03 PEKERJAAN UMUM
a
Program Pembangunan Meningkatnya
Jalan dan Jembatan
jalan
dan
jembatan
sesuai standar
b
Program Pembangunan Meningkatnya
Saluran
Drainase/ fungsi saluran
Gorong - Gorong
drainase
gorong-gorong
c
Program Pembangunan Meningkatnya
Turap/ Talud/ Bronjong fungsi
plengsengan
pengaman
badan
jalan
sesuai
kebutuhan
d
Program Rehabilitasi/ Meningkatnya
Pemeliharaan
Jalan pemeliharaan
dan Jembatan
jalan
dan
jembatan
secara
rutin
dan berkala
e
Program
Inspeksi Meningkatnya
Kondisi
Jalan
dan inspeksi
terhadap
Jembatan
kondisi jalan
f
Program
Tanggap Meningkatnya
Darurat
Jalan
dan jumlah
jalan
Jembatan
dan jembatan
yang
membutuhkan
penanganan
mendesak
g
Program Peningkatan Meningkatnya
Sarana dan Prasarana sarana
dan
Kebinamargaan
prasarana
kebinamargaan
h
Program Pembangunan Meningkatnya
Infrastruktur Perdesaan jumlah
jalan
dan jembatan
perdesaan
yang terbangun
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Jalan 4,42%
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
111,365.51
3%
49,364.29
Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
156,053.66
3,3%
69,172.93 15,9%
Jemb 21,3%
22,13%
Saluran
goronggorong belum
optimal
18,84%
26%
1,563.77
26%
1,697.90
13%
1,846.01
13%
2,009.81
13%
2,191.27
19,44%
507.17
20,04%
550.67
20,64%
598.71
21,24%
651.83
21,84%
710.68
78,78%
79,07%
27,894.21
79,37%
30,286.88
79,66%
32,928.83
80,55%
35,850.74
39,087.44
0,00%
20%
42.26
20%
45.89
20%
49.89
20%
54.32
Meningka
t nya
inspeksi
terhadap
kondisi
jalan
20%
0,00%
16%
84.53
16%
91.78
16%
99.78
16%
108.64
16%
118.45
30%
10%
126.79
10%
137.67
10%
149.68
10%
162.96
10%
177.67
Jalan 59,59%
0,62%
5,071.67
1,62%
5,506.71
1,62%
5,987.06
0,62%
6,518.32
0,62%
7,106.81
Jemb 0,92%
0,8%
25,14%
0,8%
28,15%
0,8%
31,15%
0,8%
16
Dinas bina
Marga
34,20%
34,20%
0,8%
SKPD
Penanggung
Jawab
59.22
91%
Dinas bina
Marga
21,84%
Dinas bina
Marga
100%
Dinas bina
Marga
Meningkatnya
Dinas bina
inspeksi
Marga
terhadap kondisi
jalan
80%
Dinas bina
Marga
80%
Dinas bina
Marga
66,68%
Dinas bina
Marga
4,92%
104
No.
1
i
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
2
3
Pengelolaan
Sistem Meningkatnya
Informasi/
Database ketersediaan
data/informasi
Jalan dan Jembatan
melalui
SIM
jalan, jembatan
dan PJU
Program Pengelolaan Meningkatnya
Pelengkap Jalan dan ketersediaan
Penerangan
Jalan dan
pemeliharaan
Umum
pelengkap jalan
Program
Meningkatnya
Pengembangan
dan rehabilitasi dan
Pengelolaan Jaringan pemeliharaan
Irigasi,
Rawa
dan jaringan irigasi
Jaringan
Pengairan
Lainnya
Program
Penyediaan Meningkatnya
dan Pengolahan Air peran
serta
Baku
masyarakat
dalam
pengelolaan air
baku
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
15%
PJU 85,10%
Drainase
31,96%
Trotoar 73,7%
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
15%
126.79
86,8%
4,099.60
36,6%
77,04%
88,5%
4,451.25
38,85%
80,37%
9/,19%
4,839.54
41,/9%
83,7%
91,89%
5,268.97
43,34%
87,04%
Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
75%
10%
177.67
93,58%
5,744.67
93,58%
SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas bina
Marga
Dinas bina
Marga
45,59%
90,37%
45,59%
90,37%
Diperlukan
rehab dan
pemeliharaan
jaringan
irigasi yang
ada
Diperlukan
pembinaan
dan
penyuluhan
pemanfaatan
air baku
20%
15,088.23
20%
16,382.45
20%
17,811.51
20%
19,391.99
20%
21,142.75
100%
Dinas
terlaksananya
Pengairan
rehabilitasi/peme
liharaan jaringan
irigasi
20%
2,789.42
20%
3,028.69
20%
3,292.88
20%
3,585.07
20%
3,908.74
100%
terlaksananyape
mbinaan dan
penyuluhan
pemanfaatan air
baku
Dinas
Pengairan
Diperlukan
penyusunan
program
pengelolaan
dan
konservasi
sungai, danau
dan
sumberdaya
air lainnya
Program Pengendalian Meningkatnya
Diperlukan
Banjir
fungsi bantaran pemeliharaan
dan
tanggul bantaran dan
tanggul
sungai
sungai
20%
211.32
20%
229.45
20%
249.46
20%
271.60
20%
296.12
100%
Terlaksananya
penyusunan
program
pengelolaan dan
konservasi
sungai, danau
dan sumberdaya
air lainnya
Dinas
Pengairan
20%
1,352.45
20%
1,468.45
20%
1,596.55
20%
1,738.22
20%
1,895.15
100%
Terlaksananya
pemeliharaan
bantaran dan
tanggul sungai
Dinas
Pengairan
Program
Pengembangan,
Pengelolaan
dan
Konservasi
Sungai,
Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya
Meningkatnya
fungsi
dan
pengelolaan
dan konservasi
sungai, danau
dan
sumberdaya air
lainnya
105
No.
1
o
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
2
3
Program
Meningkatnya
Pengembangan
ketersediaan
Wilayah Strategis dan data
dan
Cepat Tumbuh
pengembangan
infra
struktur
jaringan
Program
Meningkatnya
Pengembangan Kinerja pengelolaan air
Pengelolaan Air Minum minum dan air
dan Air Limbah
Limbah
1.04 PERUMAHAN
a
Program
Pengembangan
Perumahan
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Diperlukan
pengembanga
n infra stuktur
jaringan serta
updating data
Optimalisasi
pengelolaan
Air Minum
dan Air
Limbah
Meningkatnya
200 Ha /
ketersediaan
20000 unit
belum
rumah
layak
terbangun
huni
bagi
masyarakat
b
Program
Lingkungan Meningkatnya
1000KK
Sehat Perumahan
kualitas
lingkungan di
kawasan
permukiman
c
Program
Meningkatnya
1225 KK
Pemberdayaan
rumah
layak
Komunitas Perumahan huni untuk KK
miskin
dan
MBR
d
Program Pengelolaan Terpeliharanya Perlunya
Areal Pemakaman
11 TMP dan pemeliharaan
pada 11
TMB
TMP/TMB
e
Program Peningkatan Menurunnya
Optimalisasi
Kesiagaan
dan dampak
Kesiagaan
dan
Pencegahan
Bahaya Bahaya
Kebakaran
Pencegahan
Kebakaran
Bahaya
Kebakaran
1.05 PENATAAN RUANG
a
Program Perencanaan Pemahaman
Belum
Tata Ruang
RTRW
dipahaminya
RTRW
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
1,183.39
26%
40 Ha/
4000 unit
terbangu
n
1,859.61
4,268.66
2,916.21
26%
40 Ha/
4000 unit
terbangun
2,019.13
4,634.81
3,166.36
13%
30 Ha/
3000 unit
terbangun
2,195.26
5,039.11
3,442.56
13%
30 Ha/
3000 unit
terbangun
2,390.05
Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
100%
20%
1,658.26
terlaksananya
pengembangan
infra stuktur
jaringan serta
updating data
3495 buah
13%
2,605.83
5,486.25
3,748.03
5,981.56
4,086.41
200KK
126.79
200KK
137.67
180KK
149.68
180KK
162.96
180KK
177.67
225kk
718.49
225kk
780.12
200KK
848.17
200kk
923.43
200kk
1,006.80
20%
295.85
20%
321.22
20%
349.25
20%
380.24
20%
414.56
26%
211.32
26%
229.45
13%
249.46
13%
271.60
13%
296.12
20%
2,193.50
2,028.67
20%
2,381.65
2,202.68
20%
2,589.40
2,394.82
20%
2,819.17
2,607.33
20%
3,073.69
2,842.72
SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas
Pengairan
Dinas
Pengairan
170 Ha/
17.000 unit
terbangun
Kantor
Perumahan
940 KK
Kantor
Perumahan
1,150 KK
Kantor
Perumahan
Terlaksananya
pemeliharaan
pada 11
TMP/TMB
Peningkatan
upaya
Pencegahan
Bahaya
Kebakaran
Dinas Sosial
100%
terlaksananya
sosialisasi
dokumen RTRW
Bappekab,
Balitbang
Dinas CKTR
106
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
Program
Kerjasama Meningkatnya
Pembangunan
fasilitasi
bagi
dunia
usaha/lembaga
dan pemerintah
daerah dalam
pembangunan
daerah
Belum
tersedianya
dokumen
RTH, Ruang
Lahan
Pertanian
Berkelanjutan
dan kawasan
khusus
Belum
Optimalnya
pemanfaatan
Ruang
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
20%
38.04
20%
41.30
20%
44.90
20%
48.89
20%
53.30
20%
126.79
20%
137.67
20%
149.68
20%
162.96
20%
177.67
2,620.36
2,845.13
3,093.31
3,367.80
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
2009 - 2029
Optimalisasi
Dinas CKTR
dokumen
kawasan khusus.
Optimalisasi
pemanfaatan
Ruang
Dinas CKTR
Bappekab,
Balitbang
3,671.85
Diperlukan
koordinasi
penyusunan
bahan analisa
dan evaluasi
kinerja
ekonomi
daerah
20%
338.11
20%
367.11
20%
399.14
20%
434.55
20%
473.79
100%
terlaksananya
pertemuan rutin
Tim ekonomi
daerah serta
penyusunan
bahan analisa
dan evaluasi
kinerja ekonomi
daerah
Diperlukan
koordinasi
antar SKPD
dan pelaku
usaha
termasuk
untuk
penyaluran
dana CSR
20%
84.53
20%
91.78
20%
99.78
20%
108.64
20%
118.45
100%
Bappekab,
terlaksananya
Bagian
Kerjasama
fasilitasi bagi
dunia
usaha/lembaga
dalam
pembangunan
daerah melalui
penyaluran dana
CSR kepada
masyarakat serta
keterpaduan
program
pembangunan
107
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
Program Perencanaan
Pengembangan
Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh
Tersedianya
masterplan
sarana
dan
prasarana
di
kawasan
perkotaan
Kepanjen serta
meningkatnya
sosialisasi,
koordinasi
pemanfaatan
ruang
antar
SKPD
Program Perencanaan
Pembangunan
Kotakota
Menengah
&
Besar
Program Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
Perencanaan
Pembangunan Daerah
Diperlukan
masterplan
sarana dan
prasarana di
kawasan
perkotaan
Kepanjen
serta
meningkatnya
sosialisasi,
koordinasi
pemanfaatan
ruang antar
SKPD
Optimalisasi
Diperlukanny
dokumen
a dokumen
Perencanaan
Perencanaan
Kota Menengah Kota
Menengah &
& Besar
Besar
Meningkatnya
Tersedianya
pemahaman
dokumen
dan
perencanaan
pemanfaatan
jangka
dokumen
panjang,
RPJMD subagai menengah
acuan Renstra dan pendek
SKPD
Diperlukan
musrenbang,
penyusunan
draft RKPD,
RPJMD,
koordinasi
LKPD &LKPJ
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
15
daerah
tersusunnya
masterplan
sarana dan
prasarana di
kawasan
perkotaan
Kepanjen serta
meningkatnya
sosialisasi,
koordinasi
pemanfaatan
ruang antar
SKPD
SKPD
Penanggung
Jawab
16
Bappekab,
Cipta Karya
dan Tata
Ruang
84.53
20%
91.78
20%
99.78
20%
108.64
20%
118.45
126.79
26%
137.67
13%
149.68
13%
162.96
13%
177.67
Terkendalinya
Pemanfaatan
Ruang Kota
Menengah &
Besar
20%
295.85
20%
321.22
20%
349.25
20%
380.24
20%
414.56
100%
Bappekab
tersedianya
dokumen RPJMD
serta
terlaksananya
sosialisasi
RPJPD,RPJMD
dan RKPD
20%
591.70
20%
642.45
20%
698.49
20%
760.47
20%
829.13
100%
Bappekab
terlaksananya
musrenbang,
penyusunan
draft RKPD,
RPJMD,
koordinasi LKPD
&LKPJ
Cipta Karya
dan Tata
Ruang
108
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
126.79
Kondisi Kinerja
SKPD
Tahun 2015
pada Akhir
Penanggung
Target
Rp.
Periode RPJMD
Jawab
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
16
100%
Bappekab,
20%
177.67
terlaksananya
Balitbang
sinkronisasi &
koordinasi serta
monev
perencanaan
pembangunan
sosbud dan
pemerintahan
1
g
2
3
Program Perencanaan Meningkatnya
Sosial Budaya
keterpaduan
perencanaan
program
pembangunan
sosial budaya
4
Diperlukan
sinkronisasi
& koordinasi
serta monev
perencanaan
pembanguna
n sosbud dan
pemerintahan
Diperlukan
sinkronisasi
& koordinasi
serta monev
perencanaan
pembanguna
n
perekonomia
n dan kesra
20%
507.17
20%
550.67
20%
598.71
20%
651.83
20%
710.68
100%
terlaksananya
sinkronisasi &
koordinasi serta
monev
perencanaan
pembangunan
perekonomian
dan kesra
Diperlukan
sinkronisasi
& koordinasi
serta monev
perencanaan
spasial
26%
380.38
20%
413.00
20%
449.03
20%
488.87
20%
533.01
100%
Bappekab,
terlaksananya
Balitbang
sinkronisasi &
koordinasi serta
monev
perencanaan
spasial
Belum
Optimalnya
Kerjasama
Antar
Pemerintah
Daerah
20%
84.53
26%
91.78
13%
99.78
13%
108.64
13%
118.45
OptimalisasiKerj
a sama Antar
Pemerintah
Daerah
Bappekab,
Bagian
Kerjasama
20%
1,601.80
38.04
20%
1,739.20
41.30
20%
1,890.91
44.90
20%
2,058.70
48.89
20%
2,244.57
53.30
100%
berfungsinya
sarana prasarana
perhubungan
secara optimal
Dinas
perhubungan,
komunikasi &
informatika
1.07 PERHUBUNGAN
a
Program Pembangunan Meningkatnya
Belum
Prasarana dan Fasilitas pelayanan
di optimalnya
sarana
Perhubungan
bidang
prasarana
perhubungan
perhubungan
darat dan
udara
Bappekab,
Balitbang
109
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
1
b
2
Program
Rehabilitasi
dan
Pemeliharaan
Prasarana dan Fasilitas
Lalu Lintas Angkutan
Jalan (LLAJ)
3
Meningkatnya
pelayanan
pengujian
kendaraan
bermotor serta
pemeliharaan
prasarana dan
fasilitas
pendukung
perhubungan
4
Belum
optimalnya
pengujian
kendaraan
bermotor dan
pemeliharaan
prasarana
dan fasilitas
pendukung
perhubungan
31.578
pengemudi
belum
mendapat
pembinaan
disiplin
berlalu lintas
(jumlah
semua
31.6780
Masih
memiliki 27
halte,
Belum ada
gedung
terminal di
Wonosari,
Perlu relokasi
terminal
penumpang
Talangagung
Program Peningkatan
Kelaikan
Pengoperasian
Kendaraan Bermotor
Meningkatnya
sarana
pendukung
pelayanan
pengujian
kendaraan
Kondisi
sarana
pendukung
pelayanan
masih 70 %
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
42.26
50
ORANG
338.11
50
ORANG
367.11
50
ORANG
399.14
50
ORANG
434.55
50
ORANG
473.79
terlaksananya
pembinaan
terhadap 250
orang
pengemudi
Dinas
perhubungan,
komunikasi &
informatika
Terbang
unnya 4
halte
baru
422.64
Terbangu
nnya 4
halte
baru,
Terbangu
nnya
gedung
terminal
Wonosari
458.89
Terbangu
nnya 4
halte
baru,
Terbangu
nnya
relokasi
terminal
Talangag
ung 30 %
498.92
Terbangu
nnya 4
halte baru
dan
Terbangu
nnya
relokasi
terminal
talangagu
ng 30%
543.19
Terbangu
nnya 4
halte baru
dan
Terbangu
nnya
relokasi
terminal
talangagu
ng 40%
592.23
Terbangunnya 20
halte baru,
Terbangunnya
gedung terminal
Wonosari,
Terbangunnya
relokasi terminal
talangagung
Dinas
perhubungan,
komunikasi &
informatika
Tersedia
nya
kompres
or, AC
dan tool
set di
211.32
Tersedian
ya 3 unit
komputer
di
talangagu
ng
229.45
Tersedian
ya 3 unit
komputer
di
Karanglo
249.46
Tersedian
ya alat
timbang
kendaraa
n
bermotor
271.60
Tersedian
ya
exhouse
di kolong
uji
296.12
Kondisi sarana
pendukung
pelayanan
meningkat 90 %
Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
100%
20%
59.22
tersedianya 10
alat uji
kendaraan
bermotor yang
memenuhi
standart serta
terpeliharanya 7
terminal, 27 halte
serta 2 gedung
pengujian
kendaraan
bermotor
SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas
perhubungan,
komunikasi &
informatika
110
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
3
bermotor
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
terhadap
peraturan
perundangundangan
tentang
pengendalian
lingkungan
hidup
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
talangag
ung
Belum
optimalnya
pemasangan
rambu.
Jumlah yg
terpasang
rambu 3774
buah, marka
25.803 m2
dan 50 traffic
cone dan
tersedianya
dokumen
arahan
manajemen
trasportasi
Terpasa
ngnya:
1000 unit
rambu,
50 RPPJ,
100
RPPJ
mini, 10
warningl
ight,
5000 m2
marka,
penggan
tian
instalasi
listrik
bawah
tanah,
100
traffick
cone,
200
papan
jalan
35
35
549.43
5,747.90
676.22
Terpasan
gnya:
1000 unit
rambu, 50
RPPJ,
100 RPPJ
mini, 10
warninglig
ht, 5000
m2
marka,
1 set
APILL led
di
Karangplo
so
200 traffic
cone
200
papan
nama
jalan
53
596.56
13,216.09
1,652.01
Terpasan
gnya:
1000 unit
rambu, 50
RPPJ,
100 RPPJ
mini, 10
warninglig
ht, 5000
m2
marka,
200 traffic
cone,
200
papan
nama
jalan,
1 set
APILL led
di
Bululawa
ng
62
648.60
14,368.95
1,796.12
Terpasan
gnya:
1000 unit
rambu, 50
RPPJ,
100 RPPJ
mini, 10
warninglig
ht, 5000
m2
marka,
200 traffic
cone
200
papan
nama
jalan
1 set
APILL led
di Turen
71
706.15
15,643.96
1,955.49
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
Terpasan
gnya:
1000 unit
rambu, 50
RPPJ,
100 RPPJ
mini, 10
warninglig
ht, 5000
m2
marka,
200 traffic
cone
200
papan
nama
jalan
1 set
APILL led
di Dampit
80
769.90
17,056.34
2,132.04
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
Terpasangnya:
5000 unit rambu,
250 RPPJ, 500
RPPJ mini, 50
warninglight,
25000 m2 marka,
850 traffic cone
800 papan nama
jalan
4 set APILL led
di Karangploso,
Bululawang,
Turen, dampit
Dinas
perhubungan,
komunikasi &
informatika
80
terlaksananya
sosialisasi dan
penyuluhan
peraturan
perundangundangan
tentang
pengendalian
lingkungan
hidup
Badan
Lingkungan
hidup
111
No.
1
b
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
38
380.38
Kondisi Kinerja
SKPD
Tahun 2015
pada Akhir
Penanggung
Target
Rp.
Periode RPJMD
Jawab
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
16
70 terlaksananya Badan
7000%
1,717.48
peningkatan
Lingkungan
kualitas dan
hidup
kuantitas sumber
air serta
konservasi SDA
2
3
Program Perlindungan Meningkatnya
dan
Konservasi kualitas
dan
Sumber Daya Alam
kuantitas
sumber
air
serta
konservasi
SDA
Program Peningkatan Meningkanya
Kualitas dan Akses ketersediaan
Informasi Sumber Daya data
dan
Alam dan Lingkungan informasi
lingkungan
Hidup
hidup
4
30%
30%
37
42.26
44
596.56
51
648.60
58
706.15
65
769.90
65
terlaksananya
penyediaan
informasi
lingkungan
hidup
Badan
Lingkungan
hidup
30%
38
803.02
46
871.90
54
947.95
62
1,032.07
70
1,125.24
76%
terlaksananya
peningkaan
kepedulian
masyarakat
terhadap
pengelolaan
sampah
Badan
Lingkungan
hidup
Program
Program
Pengembangan Kinerja pengembangan
kinerja
Pengelolaan
pengelolaan
Persampahan
persampahan
Meningkanya
pengetahuan,
kepedulian,
krmandirian
masyarakat
terhadap
pengelolaan
sampah
10,374.99
76
11,311.67
76%
terlaksananya
peningkaan
kepedulian
masyarakat
terhadap
pengelolaan
sampah
Badan
Lingkungan
hidup
1.09 PERTANAHAN
a
Penataan Penguasaan,
Pemilikan, Penggunaan
dan
Pemanfaatan
Tanah
b
Penyelesaian KonflikKonflik Pertanahan
Meningkatkan
penataan
administrasi
pertanahan
Meningkatan
penyelesaian
kasus
pertanahan
3,846.02
8,764.84
9,529.40
0%
20%
8,790.90
8,664.11
20%
9,544.96
9,407.29
20%
10,377.57
10,227.90
20%
11,298.41
11,135.46
20%
12,318.47
12,140.80
100%
Bagian
Pertanahan
0%
20%
126.79
20%
137.67
20%
149.68
20%
162.96
20%
177.67
100%
Bagian
Pertanahan
112
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
1
2
3
1.10 KEPENDUDUKAN DAN
CATATAN SIPIL
a
Program
Penataan Meningkatnya
Administrasi
pelayanan
Kependudukan
administrasi
kependudukan
melalui
implementasi
sistem
informasi
administrasi
kependudukan
1.11 PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN
DAN
PERLINDUNGAN ANAK
a
Program Peningkatan Meningkatnya
Kualitas Hidup dan kualitas hidup
Perlindungan
dan
Perempuan
perlindungan
perempuan
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Diperlukan
pelayanan eKTP bagi
wajib KTP ,
dan
akte
Kelahiran
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
1,014.33
20%
1,014.33
4,141.87
1,101.34
20%
4,497.14
1,197.41
20%
4,889.43
1,303.66
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
1,421.36
20%
5,323.29
1,421.36
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
100%
terlayaninya eKTP bagi wajib
KTP , dan
akte Kelahiran
Dinas
Kependuduka
n dan Catatan
Sipil
Kantor
Pemberdayaa
n Perempuan
dan
Perlindungan
anak
Kantor
Pemberdayaa
n Perempuan
dan
Perlindungan
anak
Kantor
Pemberdayaa
n Perempuan
dan
Perlindungan
anak
Kantor
Pemberdayaa
n Perempuan
dan
Perlindungan
anak
5,803.89
Cakupan
perempuan
/anak yang
akan
mendapat
penanganan
Jumlah
pemberdayaa
n lembaga
berbasis
gender
20%
3,592.44
20%
3,900.58
20%
4,240.83
20%
4,617.14
20%
5,033.99
100%
20%
253.58
20%
275.34
20%
299.35
20%
325.92
20%
355.34
100%
Program
Penguatan
Kelembagaan
Pengarusutamaan
Gender
Meningkatnya
kapasitas
kelembagaan
berbasis
perempuan
Program
Keserasian
Kebijakan Peningkatan
Kualitas
Anak
dan
Perempuan
Meningkatnya
jumlah
kebijakan
pelaksanaan
PUG
Jumlah
kebijakan
pelaksanaan
PUG
20%
169.06
20%
183.56
20%
199.57
20%
217.28
20%
236.89
100%
Program Peningkatan
Peran
Serta
dan
Kesetaraan
Gender
dalam Pembangunan
Meningkatnya
peran
masyarakat
yang
berkeadilan
gender
Jumlah
lembaga yang
difasilitasi
dalam
penerapan
kebijakan
dibidang
pemberdayaa
n perempuan
20%
126.79
20%
137.67
20%
149.68
20%
162.96
20%
177.67
100%
113
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
1
2
3
1.12 KELUARGA
BERENCANA
DAN
KELUARGA
SEJAHTERA
a
Program
Keluarga Meningkatnya
Berencana (KB)
pasangan usia
subur menjadi
persera
KB
aktif
sebesar
73,25 % (PUS
dibagi pesera
KB
aktif
x
100%)
b
Program
Kesehatan Menurunnya
Reproduksi Remaja
usia
nikah
pertama wanita
< 20 tahun,
menjadi kurang
dari 25% (%
perempuan
menikah <20%
th
dibanding
jumlah
perkawinan
c
Program
Pelayanan Meningkatnya
Kontrasepsi
jumlah peserta
KB
baru
sebesar
315.000
akseptor
KB
semua metode
kontrasepsi
d
Program
Pembinaan PPKBD
Aktif
Peran Serta Masyarakat dan mandiri
dalam
Pelayanan 80% dari 390
KB/KR Yang Mandiri
org,
Sub
PPKBD
yang
aktif 70% dari
3818 org, 40%
dari
tokoh
masyaraka dan
tokoh
agama
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
1,732.82
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
2,137.74
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
Peserta KB
aktif 72,01 %
= 133.563
akseptor. PUS
= 185.300 org
72,25%
507.17
72,50%
489.14
72,75%
531.81
73%
579.00
73,25%
631.28
Peserta KB aktif
73,25%
Badan
Keluarga
Berencana
31,34%
(perempuan
menikah
<20tahun)
29%
84.53
28%
72.40
27%
78.72
26%
85.70
25%
93.44
25%
Badan
usia nikah
Keluarga
pertama wanita < Berencana
20% turun
menjadi 25%
PUS menjadi
pesera KB
baru sebesar
60815
aksepor
63000
507.17
63000
489.99
63000
532.74
63000
580.01
63000
632.37
Tercapainya
peserta KB baru
sebesar 315.000
orang
PPKBD =156
Sub PPKBD
=1.270 org
TOGA = 936
org
TOMA = 156
org
176 Kl
1429 Kl
1053 Kl
176 Kl
126.79
195 Kl
1588 Kl
1170 Kl
195 Kl
106.37
293 Kl
2382 Kl
1755 Kl
293 Kl
115.65
351 Kl
2858 Kl
2106 Kl
351 Kl
125.91
390 Kl
3176 Kl
2340 Kl
390 Kl
137.28
80%
70%
40%
40%
Badan
Keluarga
Berencana
Badan
Keluarga
Berencana
114
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Program
Pengembangan Bahan
Informasi
Tentang
Pengasuhan
dan
Pembinaan
Tumbuh
Kembang Anak
Program
Penyiapan
Tenaga
Pendamping
Kelompok
Bina
Keluarga
1.13 SOSIAL
a Program
Pemberdayaan
Fakir
Miskin,
Komunitas
Adat Terpencil (KAT)
dan
Penyandang
Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) Lainnya
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
3
4
aktif
mendukung
program KB
meningkatnya
Sarana
sarana
pendukung
pendukung
BKB = 450 kel
bagi
700
kelompok BKB
Aktif
Terbentuknya
679 klp BKB
700 kelompok dan 101 Klp
BKR
BKB baru dan
80 Kel
aktif serta
70% ibu balita
anggota
BKB
menjadi
peserta
KB
aktif
serta
Terbentuknya
130 klp BKR
baru dan aktif
serta 70%
Meningkatnya
pembinaan
terhadap
penyandang
masalah
kesejahteraan
sosial (PMKS) :
fakir
miskin,
lansia terlantar,
wanita
rawan
sosial ekonomi
dan
keluarga
rentan
Program
Pelayanan Meningkatnya
dan
Rehabilitasi pelayanan,
perlindungan
Kesejahteraan Sosial
dan
jaminan
sosial
serta
kesetiakawana
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
500
338.11
550
169.06
Diperlukan
pembinaan
untuk 680
orang PMKS
15%
Diperlukan
bantuan bagi
1920
orang/400 OT
250 KK/
80 OT
4,944.88
803.02
1,775.09
320.86
600
177.66
20%
340 KK/
80 OT
5,369.04
871.90
1,927.35
348.84
650
193.16
20%
380 KK/
80 OT
5,837.38
947.95
2,095.47
379.80
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
700
210.30
20%
450 KK/
80 OT
6,355.36
1,032.07
2,281.41
25%
500 KK/
80 OT
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
414.09
229.28
6,929.14
1,125.24
2,487.38
100%
Terlaksananya
pembinaan
kepada 680
orang PMKS
100%
terlaksananya
bantuan bagi
1920 orang/
400 OT
Badan
Keluarga
Berencana
Dinas Sosial ,
Bagian Kesra
Dinas Sosial
115
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
3
n
sosial
masyarakat
kepada korban
bencana orang
terlantar
Program
Pembinaan Meningkatnya
Anak Terlantar
pembinaan
terhadap anak
terlantar
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
100%
terlaksananya
pembinaan
kepada 440 anak
terlantar
Dinas Sosial ,
Bagian Kesra
Diperlukan
pembinaan
bagi 440 anak
terlantar
50 anak
464.90
75 anak
504.78
90 anak
548.81
100 anak
597.51
125 anak
651.46
100
orang
972.07
150 orang
1,055.45
180 orang
1,147.52
220 orang
1,249.34
250 orang
1,362.14
10 panti
338.11
10 panti
367.11
15 panti
399.14
20 panti
434.55
25 panti
473.79
100%
Dinas Sosial
Terlaksananya
pembinaan 43
panti asuhan dan
panti jompo
Program
Pembinaan Meningkatnya
Para
Penyandang pembinaan
Cacat dan Trauma
terhadaap para
penyandang
cacat dan eks
trauma
Diperlukan
pembinaan
bagi 900
orang
penyandang
cacta dan
trauma
Program
Pembinaan Meningkatnya
Panti
Asuhan/Panti pembinaan
terhadap panti
Jompo
asuhan
dan
panti jompo
Diperlukan
pembinaan 43
panti asuhan
dan panti
jompo
Program
Pembinaan
Eks
Penyandang
Penyakit Sosial (Eks
Narapidana,
PSK,
Narkoba dan Penyakit
Sosial Lainnya)
Meningkatnya
pembinaan
terhadap
eks
penyandang
penyakit sosial
(eks napi, PSK,
narkoba,
penyakit sosial
lainnya)
Diperlukan
pembinaan
kepada 900
orang eks
penyandang
penyakit
sosial (eks
napi, PSK,
narkoba,
penyakit
100
orang
380.38
150 orang
413.00
180 orang
449.03
220 orang
488.87
250 orang
533.01
100%
Terlaksananya
pembinaan
kepada 900
orang eks
penyandang
penyakit sosial
(eks napi, PSK,
narkoba,
penyakit sosial
lainnya)
Dinas Sosial
Program
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Meningkatnya
pembinaan
terhadap
potensi
dan
sumber
Perlunya
pembinaan
kepada 760
PSM
90 KT
/PSM
211.32
120 KT
/PSM
229.45
150 KT
/PSM
249.46
180 KT
/PSM
271.60
220 KT
/PSM
296.12
100%
Terlaksananya
pembinaan
kepada 760 PSM
Dinas Sosial ,
Bagian Kesra
116
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
3
kesejahteraan
sosial
1.14 KETENAGAKERJAAN
a
Program Peningkatan kenaikan
Kesempatan Kerja
jumlah
angkatan kerja
yang terserap
serta
menurunnya
jumlah
TKI
yang
bermasalah
b
Program Perlindungan Menurunnya
Pengembangan
jumlah angka
Lembaga
pelanggaran
Ketenagakerjaan
terhadap
UU
ketenagakerjaa
n
1.15 KOPERASI
DAN
USAHA
KECIL
MENENGAH
a
Program
Meningkatnya
Pengembangan
ketrampilan
Kewirausahaan
dan kewirausahaan
Keunggulan Kompetitif bagi KUMKM
KUKM
b
Program
Pengembangan Sistem
Pendukung Usaha bagi
Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM)
Program Peningkatan
Kualitas Kelembagaan
Koperasi
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
Diperlukan
informasi
peluang kerja
20%
1,352.45
803.02
20%
1,342.36
789.85
20%
1,459.45
858.75
20%
1,588.95
934.95
20%
1,732.41
1,019.36
Diperlukan
pembinaan
dan
sosialisasi UU
ketenagakerja
an
20%
549.43
20%
552.50
20%
600.70
20%
654.00
20%
713.05
1,352.45
1,532.98
1,666.71
1,814.60
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
100%
tersedianya
informasi
peluang kerja
serta
tertanganinya
permasalahan
TKI
Disnakertrans
100%
terlaksananya
pembinaan dan
sosialisasi UU
ketenagakerjaan
Disnakertrans
1,978.43
Belum
optimalnya
ketrampilan
kewirausahaa
n KUMKM
20%
169.06
20%
207.50
20%
225.60
20%
245.62
20%
267.80
100%
terlaksananya
pelatihan
kewirausahaan
bagi KUMKm
Dinas
Koperasi &
UMKM
Meningkatnya
promosi
produk usaha
bagi UMKM
Belum
optimalnya
pemasaran
produk UMKM
20%
591.70
20%
662.17
20%
719.93
20%
783.82
20%
854.58
100%
meningkatnya
pemasaran
produk UMKM
Dinas
Koperasi &
UMKM
Meningkatnya
pemahaman
tentang
pengelolaan
dan
pengawasan
KSP/USP
Masih
rendahnya
pemahaman
terhadap
tatacara
pengelolaan
dan
pengawasan
20%
422.64
20%
477.36
20%
519.00
20%
565.05
20%
616.07
100%
terlaksananya
sosialisasi
permen tentang
pengelolaan dan
pengawasan
Dinas
Koperasi &
UMKM
117
No.
1
d
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
2
Program
Penciptaan
Iklim
Usaha
Kecil
Menengah
yang
Kondusif
3
Meningkatkan
kemudahan
pelayanan bagi
UMKM
Program Peningkatan
Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi
1.17 KEBUDAYAAN
a
Program Pengelolaan
Kekayaan Budaya
b
Pengembangan
Nilai
Budaya
c
Pengelolaan
Keragaman Budaya
1.18 KEPEMUDAAN
DAN
OLAH RAGA
a
Program
Pengembangan
dan
Keserasian
dan
Kebijakan Pemuda
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Belum
optimalnya
pelayanan
bagi UMKM
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
169.06
591.70
422.64
662.64
480.90
720.44
522.85
784.37
569.24
Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
100%
20%
239.98
terlaksananya
pembinaan bagi
KUMKM
855.19
620.63
16
Dinas
Koperasi &
UMKM,
Bagian
Perekonomia
n
40
PMA/PMDN
1
PMA/PM
DN
Rp. 6,3 T
315 M
169.06
315 M
181.74
315 M
197.60
315 M
215.13
315 M
234.55
39%
10%
5%
3,634.70
3,423.38
6%
3,717.03
3,717.03
10%
4,041.27
4,041.27
10%
4,399.86
4,399.86
10%
4,797.10
4,797.10
39%
DISBUDPAR
14%
11%
5%
42.26
2%
45.89
1%
49.89
1%
54.32
2%
59.22
14%
DISBUDPAR
11,8%
2%
169.06
2,2%
183.56
2,4%
199.57
2,4%
217.28
2,5%
236.89
2.9%
DISBUDPAR
Meningkatnya
nilai investasi
PMA/PMDN
Meningkatnya
pemahaman
terhadap peran
serta pemuda
dalam
pembangunan
Program Peningkatan Meningkatnya
Peran
serta ketrampilan
Kepemudaan
dan wawasan
kebangsaan
pemuda
Masih
diperlukan
pembinaan
Kepemudaan
dlm pembangunan
Masih
diperlukan
latihan
ketrampilan
pada 8210
orang
pemuda
Program
Pembinaan Meningkatnya
Diperlukan
dan
Pemasyarakatan prestasi
atlit PORKAB
Olah raga
dan pelaku OR untuk 22
cabang OR
di masyarakat
2%
1
PMA/PM
DN
841.05
1
PMA/PM
DN
815.63
1
PMA/PM
DN
886.78
1
PMA/PM
DN
965.46
45
PMA/PMDN
SKPD
Penanggung
Jawab
7,8 T
Kantor
Penanaman
Modal, Bagian
Perekonomia
n
Kantor
Penanaman
Modal
1,052.63
20%
38.04
20%
14.41
20%
15.66
20%
17.05
20%
18.59
100%
Dinas
terlaksananya
Pemuda dan
pembinaan
OR
kepemudaan dlm
pembangunan
20%
84.53
20%
86.45
20%
93.99
20%
102.33
20%
111.56
100%
terlaksananya
pembinaan pada
8210 orang
pemuda
Dinas
Pemuda dan
OR
20%
126.79
20%
111.26
20%
120.96
20%
131.70
20%
143.59
100%
Terlaksananya
PORKAB untuk
22 cabang olah
raga
Dinas
Pemuda dan
OR
118
No.
1
d
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
2
3
Program Peningkatan Meningkatnya
Sarana dan Prasarana jumlah
dan
Olahraga
jenis
sarana
dan prasarana
olahraga
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Diperlukan
pengadaan
sarana dan
prasarana
olahraga (68
jenis dan 1
stadion OR)
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
591.70
12,636.92
13,720.88
14,917.76
16,241.47
Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
100%
20%
778.88
terlaksananya
pengadaan
sarana dan
prasarana
olahraga (68
jenis dan 1
stadion OR)
17,707.80
SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas
Pemuda dan
OR
Program Peningkatan
Keamanan
dan
Kenyamanan
Lingkungan
Meningkatnya
Peran
Masyarkat
terhadap
keamanan
Pdiperlukan
rasa aman
dan tenteram
26%
1,732.82
26%
1,881.46
13%
2,045.58
13%
2,227.09
13%
2,428.16
Peningkatan
Peran Masyarkat
terhadap
keamanan
Satpol,
Linmas dan
Bakesbangpo
l
Program Pemeliharaan
Kamtrantipnas
dan
Pencegahan
Tindak
Kriminal
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya
keamanan
lingkungan
dengan
pendekatan
kearifan lokal
Diperlukan
sosialisasi
siskamswakar
sa dan
sarasehan
peningkatan
kerjasama
dengan
aparat
keamanan
dlam teknik
pencegahan
kejahatan
20%
2,028.67
20%
2,202.68
20%
2,394.82
20%
2,607.33
20%
2,842.72
100%
Bakesbangpo
Terlaksananya
l
sosialisasi
siskamswakarsa
dan sarasehan
peningkatan
kerjasama
dengan aparat
keamanan dalam
teknik
pencegahan
kejahatan
Program
Pengembangan
Wawasan Kebangsaan
dan
Toleransi
Beragama
Meningkatnya
kesadaran
berbangsa,
bermasyarakat
dan bernegara
Diperlukan
sosialisasi
pemeliharaan
kerukunan
umat
beragama dan
paralegal
20%
4,649.03
20%
5,047.81
20%
5,488.14
20%
5,975.12
20%
6,514.57
100%
Terlaksananya
sosialisasi
pemeliharaan
kerukunan umat
beragama dan
paralegal
Bakesbangpo
l
119
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
1
d
2
3
Program
Pendidikan Meningkatnya
Politik Masyarakat
kesadaran
politik
masyarakat
4
Diperlukan
rakor dan
sosialisasi
pemilukada
Program Pencegahan
Dini dan
Penanggulangan
Korban Bencana Alam
Meningkatnya
Penanggulanga
n Korban
Bencana Alam
Program
Pemberdayaan
Masyarakat untuk
menjaga ketertiban dan
keamanan
Meningkatnya
Peran
Masyarakat
terhadap
keamanan
Belum
Optimalnya
Pencegahan
dan
Penanggulan
gan Korban
Bencana
Alam
Diperlukan
Peningkatan
Peran
Masyarakat
terhadap
keamanan
1.20 OTONOMI
DAERAH,
PEMERINTAHAN
UMUM, ADMINISTRASI
KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH,
KEPEGAWAIAN
DAN
PERSANDIAN
a
Program Peningkatan
dan
Pengembangan
Pengelolaan Keuangan
Daerah
b
Program Peningkatan
Sistem
Pengawasan
Internal
dan
Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan
KDH
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
26%
1,648.29
26%
464.90
26%
504.78
13%
548.81
13%
597.51
20%
2,113.20
26%
2,294.46
13%
2,494.61
13%
2,715.97
67,411.00
Meningkatnya
pengelolaan
keuangan
daerah
Meningkatnya
entitas
yang
diperiksa
secara reguler
sera
menurunnya
permasalahan
non
reguler
serta
Meningkatnya
penanganan
kasus
secara
20%
Entitas dan
permasalahan
yang
diperiksa baik
reguler
maupun non
reguler dan 8
kasus hukum
20 %
dan 10
kasus
73,193.30
79,578.01
Kondisi Kinerja
SKPD
Tahun 2015
pada Akhir
Penanggung
Target
Rp.
Periode RPJMD
Jawab
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
16
100%
Bakesbangpo
13%
2,309.71
terlaksananya
l
rakor dan
sosialisasi
pemilukada
Terlaksananya
13%
651.46
Satpol, Linmas
Pencegahan dan
Penanggulangan
Korban Bencana
Alam
13%
2,961.17
86,639.28
94,461.32
24,222.37
17,285.96
20%
18,768.69
20%
20,405.90
20%
22,216.59
5,198.47
20 % dan
10 kasus
5,644.37
20 % dan
10 kasus
6,136.74
20 % dan
10 kasus
6,681.27
20 % dan
10 kasus
7,284.48
Meningkatnya
Peran
Masyarakat
terhadap
keamanan
Satpol, Linmas
DPPKA
100%
terlaksananya
pemeriksanaan
reguler dan non
reguler
dan
penyelesaian 50
kasus hukum
Bagian
Hukum,
Inspektorat
120
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
3
tuntas
pada
wilayah
pemerintahan
dibawahnya
sesuai
prosedur mutu
Program
Pendidikan Meningkatnya
Kedinasan
pengetahuan
dan
kemampuan
serta
profesionalism
e PNS
Program
Pembinaan Meningkatnya
dan
Pengembangan kemampuan
teknis PNS
Aparatur
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
0%
20%
126.79
20%
137.67
0%
149.68
20%
162.96
20%
177.67
0%
20%
4,479.98
20%
4,864.26
20%
5,288.57
20%
5,757.85
20%
6,277.68
Masih
diperlukan
diklat
pemeriksa
20%
380.38
20%
413.00
20%
449.03
20%
488.87
20%
533.01
26%
42.26
20%
45.89
20%
49.89
20%
54.32
20%
59.22
26%
14,834.65
26%
16,107.11
13%
17,512.15
13%
19,066.07
13%
20,787.41
Program Peningkatan
Profesionalisme
Tenaga Pemeriksa dan
Aparatur, Pengawas
Meningkatnya
jumlah
pemeriksa yang
terkualifikasi
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
100%
terlaksananya
peningkatan
kualias dan
ketrampilan PNS
BKD
100%
terlaksananya
peningkatan
kemampuan
teknis
BKD,
Inspektorat
100%
mengikutserta
kan pemeriksa
pada diklat
teknis
pemeriksaan
100%
terlaksananya
diklat bagi 6.325
orang
Inspektorat
Profesionalisme
Aparatur
BKD, Badan
Diklat, Bagian
Umum,
bagian
Perekonomia
n, Bagian
Hukum
Badan Diklat
121
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
2
Kepemimpinan
dalam Jabatan
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
3
Diklat e Aparatur
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
4
Diklat
Kepemimpina
n
Peningkatan Kapasitas Peningkatan
Meningkatnya
26%
Lembaga
Perwakilan Profesionalism Profesionalis
Rakyat Daerah
e
Lembaga me Lembaga
DPRD
DPRD
Program
Penataan Meningkatnya
Perda 11
650 buah
Peraturan Perundang- penataan
Perbup 26
undangan
perturan
Kept Bup 601
perundangundangan
Program Penataan dan Belum
Meningkatnya
26%
Penyempurnaan
Optimalnya
Penataan
Kebijakan Sistem dan Sistem
dan Sistem
dan
Prosedur Pengawasan Prosedur
Prosedur
Pengawasan
Pengawasan
Program Peningkatan Meningkatnya
0%
20%
Pelayanan Kedinasan kapasitas
Kepala
Daerah/Wakil pelayanan
kedinasan
Kepala Daerah
37,409 ijin
Belum
Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
Belum
Optimalnya
Pengembang
an
Wilayah
Perbatasan
Program Peningkatan Meningkatanny Meningkatann
Sarana dan Prasarana a
kapasitas ya kapasitas
Aparatur
sarana
dan sarana
dan
prasarana
prasarana
aparatur
aparatur
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
14,792.38
26%
16,061.23
13%
17,462.26
13%
19,011.76
13%
20,728.19
Profesionalisme
Lembaga DPRD
Sekretariat
DPRD
2,366.78
670 buah
2,569.80
700 buah
2,793.96
725 buah
3,041.88
750 buah
3,316.51
3495 buah
338.11
26%
367.11
13%
399.14
13%
434.55
13%
473.79
Optimalisasi
Sistem dan
Prosedur
Pengawasan
Bagian
Hukum,
Inspektorat,
Bagian
Organisasi
Inspektorat,
Bagian
Organisasi
633.96
20%
688.34
20%
748.38
20%
814.79
20%
888.35
100%
5,575 ijin
549.43
6,063 ijin
596.56
6,367 ijin
648.60
6.685 ijin
706.15
7,019 ijin
769.90
37.409 ijin
Bagian
Umum.,
Bagian Tata
Pemerintahan
Umum,
Bagian
Humas
UPT Perizinan
26%
3,719.23
26%
4,038.25
13%
4,390.51
13%
4,780.10
13%
5,211.66
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
Bagian PDE,
Bagian
Organisasi
26%
126.79
26%
137.67
13%
149.68
13%
162.96
13%
177.67
Wilayah
Perbatasan
Berkembang
Bagian
Kerjasama
20%
2,873.95
20%
3,120.47
20%
3,392.67
20%
3,693.71
20%
4,027.19
100%
Bagian
Umum,Bagian
Hukum,
Inspektorat
122
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
1
2
3
1.21 KETAHANAN PANGAN
a
Program Peningkatan Meningkatnya
Ketahanan Pangan
ketersediaan
pangan
masyarakat
1.22 PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
DAN
DESA
a
Program Peningkatan Meningkatnya
Keberdayaan
kapasias
Masyarakat Perdesaan. /keberdayaan
masyarakat
pelaku PNPMMP
b
Program
Meningkatnya
Pengembangan
peran
para
Lembaga
Ekonomi pelaku lembaga
Pedesaan.
ekonomi dalam
pemetaan
kegiatan
c
Program Peningkatan Meningkatnya
Partisipasi Masyarakat peran
serta
Dalam
Membangun masyarakat
dalam
Desa
membangun
desa
d
Program Peningkatan Meningkatnya
Kapasitas
Aparatur kapasitas
aparatur desa
Pemerintah Desa.
e
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
0%
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
2,366.78
20%
2,366.78
2,535.84
2,824.28
3,070.64
Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
5,836.12
100%
20%
5,836.12
3,343.11
SKPD
Penanggung
Jawab
16
BKP3
3,644.94
Belum
optimalnya
kapasias
masyarakat
20%
1,098.86
20%
1,245.43
20%
1,354.07
20%
1,474.22
20%
1,607.31
100%
BPM
Belum
opimalnya
peran para
pelaku
lembaga
ekonomi
Diperlukan
peran serta
masyarakat
dalam
membangun
desa
Diperlukan
peningkatan
kapasias
aparatur desa
Diperlukan
peningkatan
keberdayaan
perempuan di
perdesaan
20%
380.38
20%
416.65
20%
453.00
20%
493.19
20%
537.72
100%
BPM
20%
507.17
20%
550.81
20%
598.85
20%
651.99
20%
710.86
100%
BPM
20%
464.90
20%
520.81
20%
566.25
20%
616.49
20%
672.15
100%
BPM
20%
84.53
20%
90.58
20%
98.48
20%
107.22
20%
116.90
100%
BPM
Diperlukan
ketersediaan
data/informas
i kinerja
pembanguna
20%
169.06
169.06
20%
183.56
183.56
20%
199.57
199.57
20%
217.28
217.28
20%
236.89
236.89
100%
Bappekab
123
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
3
pembangunan
daerah
1.24 KEARSIPAN
a
Perbaikan
Sistem Meningkatnya
Administrasi Kearsipan Sistem
Administrasi
Kearsipan
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
n daerah
Administrasi
Sistem
Administrasi
Kearsipan
belum
Optimal
b
Program Peningkatan Meningkatnya
Pelayanan
kualitas
Pelayanan kualitas
Informasi
Pelayanan
Belum
Informasi
Informasi
Optimal
c
Program Pemeliharaan Sarana
dan Perlu
Rutin/Berkala
Sarana Prasarana
keberlanjutan
Rutin/Berkala
dan
Prasarana Kearsipan
terpelihara
Sarana dan
Kearsipan
Prasarana
Kearsipan
d
Program Penyelamatan Meningkatnya
37409 ijin
dan
Pelestarian penataan,
Dokumen/
Arsip penyelamatan
Daerah
dan pelestarian
arsip perijinan
1.25 KOMUNIKASI
DAN
INFORMATIKA
a
Program
Meningkatnya
Wav Lan dan
Pengembangan
infrastruktur
cabling 19
dinas, 10
Komunikasi, Informasi jaringan
internet
dan Media Massa.
dan badan, 14
dinas, 10
intranet
SKPD, 27 titik
speedy
kecamatan,
14 titik mini
tower BTS,
Belum
memiliki
infras data
cent, Belum
memiliki
infras back
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
26%
676.22
126.79
26%
663.85
129.36
13%
721.76
140.64
13%
785.81
153.12
13%
856.75
166.95
26%
42.26
26%
49.20
13%
53.49
13%
58.24
13%
26%
42.26
26%
42.64
13%
46.36
13%
50.47
5.575 ijin
464.90
6.063 ijin
442.66
6.367 ijin
481.27
6.685 ijin
523.98
2,282.25
10 titik
mini
tower
BTS
972.07
2,478.02
10 titik
mini tower
BTS, 1
sistem
aplik back
office, 1
sistem
aplik front
oficce
1,055.45
2,694.18
10 titik
mini tower
BTS, 1
sistem
aplik back
office, 1
sistem
aplik front
oficce
1,147.52
1,249.34
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
Administrasi
Sistem
Administrasi
Kearsipan
Optimal
Badan
Perpustakaan
d, Arsip dan
Dokumentasi
63.49
Optimalnya
Pelayanan
Informasi
13%
55.03
Sarana dan
Prasarana
Kearsipan
bermanfaat
maksimal
Badan
Perpustakaan
d, Arsip dan
Dokumentasi
Badan
Perpustakaan
d, Arsip dan
Dokumentasi
7.019 ijin
571.28
37.409 ijin
2,933.24
10 titik
mini tower
BTS, 1
sistem
aplik back
office, 1
sistem
aplik front
oficce
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
UPT Perijinan
3,198.06
10 titik
mini tower
BTS, 1
sistem
aplik back
office, 1
sistem
aplik front
oficce, 1
sistem
data
center
1,362.14
124
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Program
Kerjasama
Informasi
dengan
Media Massa
Program,
Fasilitas
Peningkatan
SDM
Bidang
Komunikasi
dan Informasi
1.26 PERPUSTAKAAN
a
Program
Pengembangan
Budaya
Baca
dan
Pembinaan
Perpustakaan
2.01 PERTANIAN
a
Program
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/Perkebunan
Lapangan
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
4
off, Belum
memiliki
infras front
off
Meningkatnya
Belum
26%
Kerjasama
Optimalnya
Informasi
Kerjasama
dengan Media Informasi
dengan Media
Massa
Massa
Meningkatnya
3 orang tek
1 orang
kompetensi
jaringan,
jaringan,
1 orang
aparatur bidang 3 org
programmer, program,
teknologi
1 orang
informasi dan 1 orang
anima/grafis,
GIS
komunikasi
1 orang GIS,
6 orang
operator
Meningkatnya
Minat
Baca
Budaya
Baca perlu
dan Pembinaan ditingkatkan
Perpustakaan
Meningkatnya
produksi
pangan
Produksi padi
palawijaya =
1490 ribu ton
Sayur 174
ribu ton,
buah 793 ribu
ton
26%
Naik 4%
14,9 rb
ton
1,267.92
26%
1,376.68
13%
1,496.77
13%
1,629.58
13%
1,776.70
42.26
1 orang
jaringan
1 orang
program
er
1 orang
anima/gr
af
1 orang
GIS
45.89
1 orang
jaringan
1 orang
program
er
1 orang
operator.
1 orang
GIS
49.89
1 orang
jaringan
1 orang
program
er
1 orang
analis
1 orang
operator
54.32
1 orang
jaringan
1 orang
program
er
1 orang
anima/gr
af
1 orang
analis
59.22
422.64
422.64
13,778.05
803.02
3,49rb
ton
26%
Naik 4%
14,9 rb
ton
431.82
431.82
24,793.34
2,280.84
3,49rb ton
13%
Naik 4%
14,9 rb
ton
469.48
469.48
26,956.09
2,479.80
3,49 rb
ton
13%
Naik 4%
14,9 rb
ton
3,49rb ton
511.14
511.14
29,348.01
2,699.84
1000 Ha
13%
Naik 4%
14,9 rb
ton
557.29
557.29
31,997.63
2,943.59
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
Optimalnya
Kerjasama
Informasi
dengan Media
Massa
Bagian
Humas,
Bagian PDE
8 orang jaringan
8 orang
programer
3 orang
anima/graf
3 orang GIS
10 orang
operator
Bagian PDE
Budaya Baca
meningkat
Badan
Perpustakaan
d, Arsip dan
Dokumentasi
Naik =
1565rb ton
DISTANBUN,
BKP3
182rb ton
3,49rb ton
832rb ton
7,93rb ton
7,93rb ton
7,93rb ton
7,93rb
ton
b
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
7,93 rb
ton
6,719.97
1000 Ha
8,987.49
1000 Ha
9,771.48
1000 Ha
10,638.54
1000 Ha
11,599.01
Terlaksananya
rehab jaringan
irigasi 5000Ha
DISTANBUN,
BKP3
125
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Program Peningkatan
Pemasaran
Hasil
Produksi
Pertanian/Perkebunan
Peningkatan
Penerapan Teknologi
Pertanian / Perkebunan
Program Peningkatan
Produksi
Pertanian/
Perkebunan
Program Peningkatan
Produksi
Hasil
Peternakan
Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Peternakan
3
manusia
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Meningkatnya
Masih ada 5
jumlah lembaga
unit
pemasaran
hasil pertanian
dan
perkebunan
Meningkatnya
Pengendalian
pengendalian
IPT masih
organisme
1000Ha
pengganggu
tumbuhan
(OPT)
Meningkatnya
3.350 rb ton
produksi
pertanian/perke
bunan
Meningkatnya
produksi
perternakan
h
meningkatnya
pemanfaatan
TTG
bidang
peternakan
i
Program Peningkatan Meningkatnya
Pemasaran
Hasil pemasaran
Produksi Peternakan
produk
dan
olahan
hasil
peternakan
2.02 KEHUTANAN
a
Program Pemanfaatan Mempertahank
Potensi Sumber Daya an
kontribusi
Hutan
hasil
hutan
terhadap PDRB
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
2 unit
549.43
2 unit
640.23
2 unit
696.07
2 unit
757.84
2 unit
826.26
Tersedia 15 unit
lembaga
pemasaran hasil
pertanian dan
perkebunan
DISTANBUN,
BKP3, Bagian
Perekonomia
n
700 Ha
718.49
700 Ha
3,549.11
700 Ha
3,858.70
700 Ha
4,201.10
700 Ha
4,580.38
Pengendalian
meningkat
menjadi 4500Ha
DISTANBUN
Naik
10%
335rb
ton
422.64
Naik 10%
335rb ton
2,333.44
Naik 10%
335 rb ton
2,536.99
Naik 10%
335rb ton
2,762.11
Naik 10%
335rb ton
3,011.48
Meningkat
menjadi 5025rb
ton
DISTANBUN
0%
20%
803.02
20%
2,738.25
20%
2,977.11
20%
3,241.28
20%
3,533.91
Dinas
Peternakan
0%
20%
3,212.06
20%
3,618.30
20%
3,933.93
20%
4,283.01
20%
4,669.69
100%,
terlaksananya
pencegahan
penyakit ternak
100%
0%
20%
211.32
20%
241.48
20%
262.54
20%
285.84
20%
311.65
100%
Dinas
Peternakan
0%
20%
338.11
20%
404.20
20%
439.46
20%
478.46
20%
521.65
100%
Dinas
Peternakan
0%
20%
1,310.18
126.79
20%
1,517.16
129.80
20%
1,649.51
141.12
20%
1,795.88
153.64
20%
1,958.01
167.51
Dinas
Peternakan
Mempertahankan Dinas
kontribusi hasil Kehutanan
hutan terhadap
PDRB
126
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
1
b
2
3
4
Program
Rehabilitasi Mempertahank
0%
Hutan dan Lahan
an
proporsi
luasan
penutupan
lahan berhutan
dengan
menurunkan
luas lahan kritis
c
Program Perlindungan Meningkatnya
0%
dan
Konservasi cakupan
Sumberdaya Hutan
penghijauan
d
Program
Meningkatnya
Hasil hutan
Pengembangan Usaha produktifitas
bukan kayu
1.080 ton
Perhutanan dan Peran lahan
hutan
Serta Masyarakat
untuk produksi
hasil
hutan
bukan kayu
e
Pengembangan Sarana Meningkatnya
0%
dan
Prasarana kualitas
Penyuluhan Kehutanan sumber
daya
penyuluh
kehutanan
2.03 ENERGI DAN SUMBER
DAYA MINERAL
a
Program
Pembinaan Meningkatnya
0%
dan
Pengawasan pemahaman
rendahnya
pemahaman
Bidang Pertambangan masyarakat
terhadap
terhadap
peraturan
peraturan
pertambangan
pertambanga
n
b
Program Pengawasan
dan
Penertiban
Kegiatan Rakyat yang
Berpotensi
Merusak
Lingkungan
Menurunnya
jumlah
kerusakan
lingkungan
yang
disebabkan
penambangan
liar
0%
masih
tingginya
kerusakan
lingkungan
yang
disebabkan
pertambanga
n rakyat
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
803.02
Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
Turun menjadi
20%
1,171.49
12.581 Ha
SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas
Kehutanan
20%
42.26
20%
69.92
20%
76.02
20%
82.77
20%
90.24
25 sumber air
Dinas
Kehutanan
20%
295.85
20%
355.29
20%
386.28
20%
420.55
20%
458.52
6.780 ton
Dinas
Kehutanan
20%
42.26
20%
54.43
20%
59.18
20%
64.43
20%
70.25
5 demplot
Dinas
Kehutanan,
BKP3
Dinas ESDM
1,436.97
1,561.50
1,697.71
1,848.36
2,015.23
20%
507.17
20%
551.94
20%
600.09
20%
653.33
20%
712.32
100%
terlaksananya
sosialisasi dan
pembinaan
tentang
peraturan
pertambangan
20%
84.53
20%
91.78
20%
99.78
20%
108.64
20%
118.45
100%
Dinas ESDM
terlaksananya
pengawasan dan
pembinaan
kepada
masyarakat
penambang
127
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
1
c
2
3
4
Program
Pembinaan Meningkatnya
Masih ada 14
dan
Pengembangan jaringan listrik dusun yang
belum
Bidang
pedesaan
berlistrik
Ketenagalistrikan
(1300KK)
2.04 PARIWISATA
a
Program
27%
6%
Pengembangan
Destinasi Pariwisata
b
Program
39%
2%
Pengembangan
Kemitraan
c
Pengembangan
36%
4,1%
Pemasaran Pariwisata
2.05 KELAUTAN
DAN
PERIKANAN
a
Program
Meningkatnya
329 orang
Pemberdayaan
jumlah
Ekonomi
Masyarakat pemanfaat
Pesisir
usaha ekonomi
mikro
di
kawasan
pesisir
yang
produktif
b
Program Peningkatan Meningkatnya
2 wilayah
Kesadaran
dan jumlah wilayah 916,6750 dari
12 wilayah
Penegakan
Hukum pengelolaan
pengelolaan
dalam Pendayagunaan perikanan
perikanan
Sumberdaya Laut
bebas
ilegal,
unreported
&
unregulated
(IUU) fishing
Program Peningkatan
Mitigasi Bencana Alam
Laut dan Prakiraan
Iklim Laut
Meningkatnya
jumlah
kawasan
pesisir
yang
siap terhadap
ancaman
bencana alam
laut
0 kawasan
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
845.28
Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
100%
20%
1,184.47
14 dusun
SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas ESDM
4%
8,554.22
8,131.58
4%
11,701.51
11,191.95
6%
12,722.25
12,168.23
6%
13,851.14
13,247.96
6%
15,101.66
14,444.03
27%
DISBUDPAR
4%
126.79
9%
153.57
8%
166.96
10%
181.78
6%
198.19
39%
DISBUDPAR
0,2%
295.85
2,5%
356.00
6,3%
387.05
10%
421.40
17%
459.44
36%
DISBUDPAR
3,127.53
3,494.69
3,799.53
4,136.68
4,510.15
20 orang
6,08%
295.85
20 orang
6,08%
354.31
40 orang
12,16%
385.21
40 orang
12,16%
419.40
60 orang
18,24%
457.26
Jumlah
Dinas
pemanfaat
Kelautan dan
meningkat 180
Perikanan
orang (54,72%)
atau menjadi 509
orang
1
wilayah
(8,33 %)
126.79
1 wilayah
(8,33 %)
123.08
1 wilayah
(8,33 %)
133.82
2 wilayah
16,67%
145.69
2 wilayah
16,67%
158.85
1
kawasan
8,33%
42.26
1
kawasan
8,33%
41.59
1
kawasan
8,33%
45.22
2
kawasan
16,67%
49.23
2
kawasan
16,67%
53.68
Jumlah wilayah
bebs IUU fishing
meningkat 7
wilayah (58,33%)
dari 12 wilayah
pengelolaan
perikanan atau
jumlah wilayah
menjadi 9 atau
75%
Jumlah kawasan
pesisir yang siap
terhadap
ancaman
bencana
meningkat
menjadi 8
kawasan (66,6%
Dinas
Kelautan dan
Perikanan
Dinas
Kelautan dan
Perikanan
128
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
Program
Pengembangan
Budidaya Perikanan
Program
Pengembangan
Perikanan Tangkap
Program
Meningkatnya
Masih
Pengembangan Sistem kajian
sistem
diperlukan
kajian sisem
Penyuluhan Perikanan penyuluhan
penyuluhan di
perikanan
33 kecamatan
Program Optimalisasi
Pengelolaan
dan
Pemasaran
Produksi
Perikanan
2.06 PERDAGANGAN
a
Program Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan
Meningkatnya
produksi
perikanan
budidaya
Meningkatnya
produksi
perikanan
tangkap
Meningkatnya
produksi ikan
olahan
Meningkatnya
pengawasan
peredaran
barang/jasa
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
1469,27Ton
1163,73
ton
79,20%
1,521.50
664 ton
45,19 %
1,728.49
659 ton
44,85 %
1,879.26
630 ton
42,88%
2,046.02
643 ton
43,76%
2,230.74
10148,62 ton
315,72
ton
3,10%
887.54
315,72
ton
3,10%
988.98
315,72
ton
3,10%
1,075.25
315,72
ton
3,10%
1,170.66
315,72
ton
3,10%
1,276.35
0%
42.26
20%
24.65
20%
26.80
20%
29.18
20%
31.81
450,76
ton
10%
211.32
450,76
ton
10%
233.59
450,76
ton
10%
253.97
450,76
ton
10%
276.50
450,76
ton
10%
301.46
4507,61 ton
Belum
optimalnya
pengawasan
peredaran
barang/jasa
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
16
dari 12 kawasan
pesisir
Prod meningkat Dinas
3759,73 ton atau Kelautan dan
menjadi 5229 ton Perikanan
Produksi
meningkat
2253,8 Ton
menjadi 6761,41
ton
100 %
terlaksananya
kajian sisem
penyuluhan di 33
kecamatan
Dinas
Kelautan dan
Perikanan
Prod meningkat
2253,8 ton
menjadi 6761,41
ton
Dinas
Kelautan dan
Perikanan
100%
terlaksananya
pengawasan
peredaran
barng/jasa
Dinas Indag
dan Pasar,
Bagian
Perekonomia
n
BKP3
20%
1,141.13
42.26
20%
1,285.43
30.08
20%
1,397.56
32.71
20%
1,521.57
35.61
20%
1,658.94
38.82
2%
126.79
2%
165.70
2%
180.16
2%
196.14
2%
213.85
Meningkatnya
ekspor rata2 2%
Dinas Indag
dan Pasar
20%
507.17
20%
573.76
20%
623.81
20%
679.16
20%
740.48
100%
Dinas Indag
dan Pasar,
Bagian
Perekonomia
n
Dinas Indag
dan Pasar
Program Peningkatan
dan
Pengembangan
Ekspor
Program
Pengembangan
dan
Pengawasan
Perdagangan
Dalam
Negeri
Program Peningkatan
Pengelolaan Pasar dan
Pembinaan Pedagang
Meningkatnya
Belum
ekspor
rata2 optimalnya
2%
ekspor
Meningkatnya
0%
ketersediaan
barang murah
Meningkatnya
pelayanan
pasar
0%
20%
253.58
20%
291.13
20%
316.53
20%
344.61
20%
375.73
100%
terlaksananya
peningkatan
pelayanan pasar
Program
Meningkatnya
0%
20%
42.26
20%
54.06
20%
58.77
20%
63.99
20%
69.76
100%
Dinas Indag
129
No.
Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
2
3
Pengembangan
dan pelayanan
Pemeliharaan Sarana terhadap
dan Prasarana Pasar
pedagang di 25
pasar
Program Peningkatan
Efisiensi Perdagangan
Dalam Negeri
2.07 PERINDUSTRIAN
a
Program
Pembinaan
Industri Rokok dan
Tembakau
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
Meningkatnya
ketersediaan
barang murah
Pengawasan
terhadap
perusahaan
dan
industri
belum Optimal
Program Peningkatan Meningkatnya
Kemampuan Teknologi pertumbuhan
Industri
IKM
Program
Meningkatnya
Pengembangan
Pengembangan
Industri
Kecil
dan Industri
Kecil
Menengah
dan Menengah
Program
Pengembangan SentraSentra
Industri
Potensial
2.08 TRANSMIGRASI
a
Program
Pengembangan
Wilayah Transmigrasi
Meningkatnya
investasi dari
IKM
Meningkatnya
jumlah
keluarga miskin
yang
siap
untuk
bertransmigrasi
Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
SKPD
Penanggung
Jawab
15
terlaksananya
peningkatan
pelayanan
terhadap
pedagang di 25
pasar
16
dan Pasar
Terlaksananya
pasar murah
sebanyak 14 kali
Dinas Indag
dan Pasar
terlaksananya
pembinaan
terhadap
perusahaan
industri
100%
Dinas Indag
dan Pasar
0%
20%
169.06
20%
170.70
20%
185.59
20%
202.06
20%
220.30
Meningkatnya
produktifitas
dan kinerja
perusahaan
industri
0%
20%
5,790.16
5,325.26
20%
6,554.40
6,015.91
20%
7,126.15
6,540.68
20%
7,758.48
7,121.06
20%
8,458.93
7,763.97
20%
84.53
20%
104.84
20%
113.98
20%
124.10
20%
135.30
Industri Kecil
dan
Menengah
belum
berkembang
Optimal
0%
26%
295.85
26%
316.49
13%
344.09
13%
374.63
13%
408.45
Optimalnya
Perkembangan
Industri Kecil
dan Menengah
Dinas Indag
dan Pasar
20%
84.53
20%
117.17
20%
127.39
20%
138.70
20%
151.22
100%
Dinas Indag
dan Pasar
0%
20%
464.90
464.90
20%
471.81
471.81
20%
512.97
512.97
20%
558.49
558.49
20%
608.91
608.91
250 KK
Disnakertrans
Dinas Indag
dan Pasar
BAB IX
INDIKATOR KINERJA DAERAH
131
Tabel 9.1
INDIKATOR KINERJA DAERAH
NO
MISI
Mewujudkan
pemahaman
&
pengamalan nilainilai agama, adatistiadat dan budaya
TUJUAN/SASARAN
Tujuan:
Terwujudnya
masyarakat
yang
berakhlak
mulia
dan
berkesholehan sosial.
Sasaran:
Meningkatnya
peran
lembaga/tokoh
agama,
pendidikan
keagamaan dan sosial
budaya dalam pembinaan
umat
dan
kemasyarakatan.
Mewujudkan
pemerintahan good
governance
(tata
kelola
kepemerintahan
yang baik), clean
government
(pemerintah
yang
bersih), berkeadilan,
dan demokratis
Tujuan:
Meningkatnya
kualitas
pelayanan
pemerintah.
Sasaran:
Semakin
kuatnya
kelemba-gaan
SKPD
dalam
penyelenggaraan
tugas
pokok
dan
fungsi
pelayanan
kepada
masyarakat
INDIKATOR KINERJA
MAKRO
Semakin
meningkatnya
kepuasan masyarakat dan
menurunnya kasus pengaduan
masyarakat
terhadap
pelayanan pemerintah
KINERJA AKHIR
TAHUN 2015
Meningkatnya
partisipasi masyarakat
dalam pembangunan
Semakin meningkatnya
partisipasi masyarakat
dalam pembangunan
URAIAN
1 : 136
1 : 120
Masih
terdapat
keluhan pelayanan
Masih terdapat kasus
pengaduan
Menurun
Semakin menurunnya
kasus pengaduan
132
NO
3
MISI
Mewujudkan
supremasi
hukum
dan HAM
TUJUAN/SASARAN
Tujuan:
Terwujudnya
kesadaran
dan
tertib
hukum masyarakat.
Sasaran: Terbangunnya
sistem
informasi
dan
komunikasi publik serta
terlaksananya sosialisasi
dan deseminasi produk
hukum.
Mewujudkan kondisi Tujuan:
Terwujudnya
lingkungan
yang kondisi masyarakat yang
aman, tertib, dan aman, tertib dan damai.
damai
Sasaran:
Terciptanya
sistem
pengamanan
swakarsa dan kerjasama
pengamanan
dengan
aparat keamanan
Mewujudkan
Tujuan:
Meningkatnya
peningkatan
ketersediaan,
kuantitas
ketersediaan
dan maupun
kualitas
kualitas infrastruktur infrastruktur
kebinamargaan, pengairan
dan
keciptakaryaan/permukima
n serta energi untuk
mendukung
aktivitas
ekonomi,
sosial
dan
budaya
Sasaran: Terbangun dan
terpeliharanya infrastruktur
kebinamargaan,
pengairan,
INDIKATOR KINERJA
MAKRO
KINERJA AWAL
TAHUN 2010
KINERJA AKHIR
TAHUN 2015
1. Rasio
Kekerasan
Dalam
Rumah Tangga (KDRT)
2. Rasio Pelanggaran Hukum/
Hak Asasi Manusia (HAM)
1 : 500
1 : 1.000
Semakin
kasus
hukum
1 : 30.000
60 %
1 : 40.000
80 %
Semakin
meningkatnya 1. Kondisi Jalan Mantap
kuantitas
dan
kualitas 2. Kondisi Jembatan Mantap
infrastruktur kebinamargaan, 3. Panjang irigasi mantap
pengairan
dan 4. Pelayanan Air Minum Ibukota
keciptakaryaan/permukiman
Kecamatan
5. Pelayanan
Air
minum
pedesaan
6. Pelayanan sanitasi
7. Persentase desa berlistrik
79 %
97 %
299.403 m
43 %
95 %
98 %
438.353 m
45 %
42 %
48 %
38 Desa
75 %
152 Desa
90 %
menurunnya
pelanggaran
133
NO
MISI
Mewujudkan sumber
daya manusia yang
produktif
dan
berdaya saing
Mewujudkan
peningkatan
pertumbuhan
ekonomi
yang
berbasis pertanian
dan pemberdayaan
masyarakat
perdesaan
TUJUAN/SASARAN
keciptakaryaan/
permukiman, energi untuk
mendorong perekonomian
pariwisata
dan
pengentasan kemiskinan
Tujuan:
Meningkatnya
kualitas dan produktivitas
sumberdaya manusia.
Sasaran:
Semakin
mudahnya
masyarakat
mengakses
layanan
pendidikan dan kesehatan
yang bermutu
Tujuan:
Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat
yang lebih merata hingga
perdesaan.
Sasaran:
Meningkatnya
pertumbuhan
sektor
pertanian dalam arti luas
sebagai basis peningkatan
industri, perdagangan dan
serta
jasa-jasa;
meningkatnya
pertumbuhan
sektor
potensi
pariwisata,
pertambangan dan jasa
konstruksi/bangunan yang
mengarusutamakan peran
UMKM dan koperasi serta
pengentasan kemiskinan.
INDIKATOR KINERJA
MAKRO
URAIAN
1.
2.
3.
4.
5.
IPM
Indeks Pendidikan
Indeks Kesehatan
Indeks Pembangunan Gender
Indeks Pemberdayaan
Gender
Semakin
meningkatnya
pertumbuhan ekonomi (PDRB,
inflasi, pendapatan perkapita)
dan
menurunnya
angka
pengangguran dan kemiskinan
1. PDRB-ADHB (Rp.Juta)
2. PDRB-ADHK (Rp.Juta)
3. Pendapatan Perkapita ADHB
(Rp)
4. Indeks daya beli
5. Pertumbuhan Ekonomi (%)
6. Inflasi (%)
7. Tingkat Kemiskinan (%)
8. Tingkat Pengangguran (%)
KINERJA AWAL
TAHUN 2010
KINERJA AKHIR
TAHUN 2015
70,3
74,6
72,7
65,7 %
67,4 %
72,6
76,9
74,3
70,1 %
71,4 %
Rp. 31.087.994
Rp. 14.488.474
Rp. 12.144.878
Rp. 53.168.244
Rp. 19.847.571
Rp. 20.497.097
63,2
6%
6,2 5,8 %
13,6 %
4,1 %
66,6
6,7 %
5,5 4,9 %
6,9 %
3%
134
NO
8
MISI
Mewujudkan
peningkatan kualitas
dan
fungsi
lingkungan
hidup,
serta
pengelolaan
sumberdaya
alam
yang berkelanjutan
TUJUAN/SASARAN
Tujuan:
Meningkatnya
kualitas fungsi lingkungan
hidup dan pengelolaan
sumber daya alam.
Sasaran:
Semakin
terkendalinya
perencanaan
dan
pemanfaatan tata ruang
dan pemberian ijin industri
yang rentan pencemaran
serta
semakin
meningkatnya pengelolaan
sumberdaya alam
INDIKATOR KINERJA
MAKRO
KINERJA AWAL
TAHUN 2010
KINERJA AKHIR
TAHUN 2015
57 %
75 %
1.268 ha
9.708 ha
9.639 ha
3.932 ha
135
Tabel 9.2
RENCANA HASIL RPJMD KABUPATEN MALANG
TAHUN 2010 2015
MISI PEMBANGUNAN
OUTCOME (KELUARAN)
RENCANA HASIL
BENEFIT (HASIL)
1. Mewujudkan
pemahaman
dan
pengamalan nilai-nilai agama, adatistiadat dan budaya.
Semakin
kuatnya
kelembagaan
SKPD
dalam
penyelengaraan tugas pokok dan fungsi pelayanan kepada
masyarakat.
5. Mewujudkan
ketersediaan
infrastruktur
peningkatan
dan
kualitas
7. Mewujudkan
pertumbuhan
berbasis
pemberdayaan
perdesaan.
peningkatan
ekonomi
yang
pertanian
dan
masyarakat
IMPACT (DAMPAK)
Kabupaten Malang
Yang Semakin
Sejahtera
dengan karakteristik
Mandiri
Agamis
Demokratis
Produktif
Maju
Aman
Tertib
Berdayasaing
MADEP MANTEB
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
10.1
Pedoman Transisi
1. RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 merupakan penjabaran dari
visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Periode
2010-2015, yang dalam penyusunannya berpedoman pada RPJPD
Kabupaten Malang Tahun 2005-2025 serta mengacu pada RPJMD
Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 dan RPJM Nasional Tahun 20102014 dengan memperhatikan segala potensi dan sumberdaya yang dimiliki
oleh Kabupaten Malang. RPJMD Kabupaten Malang ini merupakan
pedoman, landasan dan referensi dalam menyusun Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Kabupaten Malang, dan
RKPD Kabupaten Malang tahunan.
2. Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan daerah dan
mengisi kekosongan rencana pembangunan daerah Tahun 2016 yang
diperlukan sebagai pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016 maka diperlukan
penyusunan rancangan program indikatif Tahun 2016 yang mengacu pada
program indikatif Tahun 2015 sebagai dasar penyusunan RKPD Tahun
2016 sebelum RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2016-2020 selesai
disusun, sebagai bahan dalam penyusunan rancangan APBD harus
memperhatikan arahan visi-misi Kepala Daerah terpilih.
3. Dalam implementasi pedoman transisi ini diperlukan komitmen dari semua
unsur pemerintahan (governance) yang meliputi Pemerintah Kabupaten,
DPRD dan seluruh stakeholders pembangunan. Mengingat kebijakan ini
akan dipakai sebagai dasar dan acuan pelaksanaan pembangunan yang
berkesinambungan serta akan menjadi landasan kebijakan dan program
Tahun 2015-2020. Beberapa kebijakan yang bersifat lintas waktu
(multiyears) dan lintas wilayah yang perlu mendapatkan perhatian
bersama terutama pada Tahun 2016 sebagai tahun transisi sebelum
ditetapkannya RPJMD Tahun 2016-2020 antara lain:
a. Pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang-Kepanjen.
b. Pembangunan Jalan Lintas Selatan dan sirip-siripnya.
c. Pembangunan Kota Kepanjen termasuk jalan lingkar barat, jalan
lingkar selatan dan sarana pemerintahan.
d. Pengembangan Bandara Abdulrachman Saleh.
e. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pondok Dadap Sendangbiru.
f. Pengembangan kawasan Agropolitan Poncokusumo.
g. Pengembangan kawasan Minapolitan Wajak.
h. Pengembangan sarana kepariwisataan andalan.
i. Pengamanan lahan pertanian berkelanjutan.
j. Pengamanan ruang terbuka hijau.
137
pembangunan 5 tahun kedepan sebagaimana yang sudah disepakati dan
terutama untuk menghindari tumpang tindih (overlapping) pelaksanaan
program antar SKPD. Selain itu kaidah pelaksanaan bertujuan agar didalam
implementasi program menjadi lebih terukur dampaknya serta tercipta
efisiensi dan efektifitas baik dalam pembiayaan maupun waktu pelaksanaan.
Adapun kaidah pelaksanaan RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015
adalah sebagai berikut :
1. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah terpilih, dalam rangka mewujudkan perencanaan
yang partisipatif; penyusunannya dimulai dari perumusan Rancangan Awal
dengan melibatkan semua stakeholders pembangunan Kabupaten Malang
yang dimulai dari seminar, semiloka dan dialog bersama tokoh agama,
tokoh masyarakat, pimpinan organisasi kemasyarakatan dan pakar
diberbagai bidang, dan telah disosialisasikan kepada masyarakat luas
melalui media masa dan dalam berbagai kesempatan. Dalam rangka
penyempurnaan Rancangan Akhir telah dilaksanakan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Kabupaten Malang
Tahun 2010-2015 yang diikuti stakeholders pembangunan seperti
perwakilan pemerintah, DPRD, organisasi keagamaan, organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan dan organisasi pengusaha/bisnis serta
tokoh/pakar berbagai bidang termasuk perwakilan Pemerintah Provinsi
Jawa Timur dan Kabupaten/Kota bertetangga; dan telah menghasilkan
kesepakatan bersama mengenai visi, misi, tujuan, agenda, strategi, arah
kebijakan dan indikator kinerja pembangunan Kabupaten Malang Tahun
2010-2015 dan telah pula disosialisasikan kepada masyarakat secara luas
melalui media masa dan dalam berbagai kesempatan baik dikalangan
pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan untuk mendapatkan
tanggapan dan masukan. Selanjutnya Rancangan Akhir telah
dikonsultasikan kepada Gubernur Jawa Timur dan mendapatkan
rekomendasi untuk ditindaklanjuti dan diajukan ke DPRD Kabupaten
Malang guna disepakati menjadi Peraturan Daerah.
2. SKPD berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi masing-masing SKPD dan menjadi pedoman dalam menyusun
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) tahunan,
dan menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra SKPD dan
Renja SKPD.
3. SKPD, serta masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk
melaksanakan program-program dalam RPJMD Kabupaten Malang Tahun
2010-2015 dengan sebaik-baiknya.
4. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda
berkewajiban untuk melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD
ke dalam Renstra SKPD dan implementasinya dalam Renja SKPD
tahunan; dan SKPD berkewajiban mengevaluasi pelaksanaan program
yang dilaksanakan dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan rencana
kerja secara berkala kepada Bupati Malang.
138
5. RPJMD dipakai sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas
kinerja 5 tahunan dan tahunan dalam kurun waktu Tahun 2010-2015.
Apabila berdasarkan hasil evaluasi diperlukan adanya revisi atau
penyesuaian dengan perkembangan situasi pembangunan nasional dan
regional Jawa Timur akan dilakukan revisi dan penyesuaian dengan
berpedoman kepada ketentuan yang berlaku.
6. Dalam rangka mendukung pelaksanaan RPJMD diperlukan regulasi
sebagai dasar pelaksanaan yang akan disusun sesuai dengan kebutuhan
baik dalam bentuk Peraturan Daerah, Peraturan Bupati atau Keputusan
Bupati maupun Keputusan Kepala SKPD.
Demikian RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 disepakati bersama
antara Pemerintah dan DPRD Kabupaten Malang.
BUPATI MALANG,
H. RENDRA KRESNA