Anda di halaman 1dari 151

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG


NOMOR : 2 TAHUN 2011
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
(RPJMD) KABUPATEN MALANG
TAHUN 2010-2015

TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG


PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR 2 TAHUN 2011
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 20102015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MALANG,
Menimbang

a. bahwa pembangunan daerah merupakan bagian integral dari


pembangunan nasional, sehingga perlu diselenggarakan secara
seimbang dan serasi untuk menjamin keselarasan pembangunan
antar daerah tanpa mengurangi kewenangan daerah sesuai
semangat desentralisasi sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008;
b. bahwa konsistensi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pengawasan dan sinergitas pembangunan antar daerah untuk
5 (lima) tahun ke depan perlu dilakukan secara efektif, efisien,
berkeadilan dan berkelanjutan;
c. bahwa untuk pedoman dan acuan dalam menetapkan arah
kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum program satuan kerja perangkat daerah maupun
program kewilayahan yang disertai rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan pendanaan bersifat indikatif, diperlukan dokumen
perencanaan daerah;
d. bahwa berubahnya struktur kelembagaan Pemerintah Kabupaten
Malang sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang
Organisasi
Perangkat
Daerah
mengakibatkan
berubahnya target-target kinerja satuan kerja perangkat daerah;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d konsideran menimbang ini,
maka perlu menetapkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2010 2015
dengan Peraturan Daerah;

Mengingat

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2
Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2730);

2
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400) ;
6. Undang-Undang
Perencanaan
Republik

Nomor

25

Pembangunan

Indonesia

Tahun

Tahun

2004

Nasional
2004

tentang

(Lembaran

Nomor

104,

Sistem
Negara

Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421) ;


7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang

Nomor

22

Tahun

2007

tentang

Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2007 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4721);
10. Peraturan

Pemerintah

Nomor

58

Tahun

2005

tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik


Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);

3
11. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4663);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4741);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
19. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Jawa Timur Tahun 2009 2014;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 10 Tahun 2007
tentang Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Malang Dalam
Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan (Lembaran Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2007 Nomor 2/E);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008
tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2008 Nomor 1/D);

4
22. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2008 Nomor 3/E);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
(Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2010 Nomor 2/E);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALANG
dan
BUPATI MALANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN


JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN
20102015.
Pasal 1
Dengan Peraturan Daerah ini ditetapkan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 20102015
yang merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah
Kabupaten Malang dalam menyelenggarakan dan melaksanakan
pembangunan 5 (lima) tahun.
Pasal 2
Sistematika Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 disusun sebagai berikut:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
BAB X

: PENDAHULUAN.
: GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.
: GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN.
: ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS.
: VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN.
: AGENDA, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN.
: KEBIJAKAN
UMUM
DAN
PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH.
: INDIKASI
RENCANA
PROGRAM
DAN
PENDANAANNYA.
: INDIKATOR KINERJA DAERAH.
: PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN.

5
Pasal 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Malang Tahun 20102015 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
Pasal 4
Pelaksanaan lebih lanjut Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Malang Tahun 2010-2015, dijabarkan ke dalam
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
5 (lima) tahunan, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
tahunan dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja
SKPD).
Pasal 5
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Malang.

Ditetapkan di Malang
pada tanggal, 13 Mei 2011
Diundangkan di Malang
Pada tanggal 18 Mei 2011
SEKRETARIS DAERAH

BUPATI MALANG,

H. RENDRA KRESNA
Dr. ABDUL MALIK, SE, M.Si
NIP.19570830 198209 1 001
Lembaran Daerah Kabupaten Malang
Tahun 2011 Nomor 1/E

6
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG
NOMOR 2 TAHUN 2011
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
KABUPATEN MALANG TAHUN 2010 2015

I. PENJELASAN UMUM
1. Dasar Pemikiran
Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang
berasaskan desentralisasi, dimana Pemerintah menyerahkan sebagian
wewenang kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan guna mempercepat kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta
peningkatan daya saing daerah.
Sedemikian besarnya wewenang dan tugas Pemerintah Daerah sehingga
memerlukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian pembangunan, dengan
demikian diperlukan sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah
yang efektif dan efisien.
Salah satu unsur dari sistem perencanaan pembangunan nasional adalah wajib
adanya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang merupakan
penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah meliputi
tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
rencana pembangunan daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan dengan melibatkan
masyarakat.
3. Prinsip-prinsip
Prinsip Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah meliputi:
a. merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan
nasional;
b. dilakukan Pemerintah Daerah bersama para pemangku kepentingan dengan
berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing;
c. mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah;
d. dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing
daerah sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional.

72
4. Pendekatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah menggunakan pendekatan:
a. teknokratik, yaitu menggunakan metode dan kerangka berfikir ilmiah untuk
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah;
b. partisipatif, yaitu melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders)
dengan mempertimbangkan relevansi pemangku kepentingan, kesetaraan
antara pemangku kepentingan, transparansi dan akuntabilitas, keterwakilan
seluruh segmen masyarakat, rasa memiliki dokumen perencanaan serta
terciptanya konsensus atau kesepakatan pada semua tahapan;
c. politis, yaitu program-program pembangunan yang ditawarkan masingmasing calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih pada saat
kampanye disusun ke dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah;
d. bottom up-top down, yaitu penyelarasan melalui musyawarah yang
dilaksakan mulai dari Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Nasional,
sehingga tercipta sinkronisasi dan sinergi pencapaian sasaran rencana
pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah.
5. Tahapan
Tahapan penyunan RPJMD terdiri dari:
a. persiapan penyusunan;
b. penyusunan rancangan awal dan rancangan yang disempurnakan;
c. pelaksanaan Musrenbang;
d. perumusan rancangan akhir dan konsultasi kepada Gubernur Jawa Timur;
e. penetapan Peraturan Daerah dan klarifikasi Gubernur Jawa Timur.
6. Muatan
Muatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah terdiri dari:
a. visi, misi dan program Kepala Daerah;
b. arah kebijakan keuangan daerah;
c. strategi pembangunan daerah;
d. kebijakan umum;
e. program SKPD;
f. program lintas SKPD;
g. program kewilayahan;
h. rencana kerja dalam kerangka regulasi yang bersifat indikatif;
i. rencana kerja dalam kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas

83

Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN .........................................................

1.1. Latar Belakang ..................................................


1.2. Dasar Hukum Penyusunan .....................................
1.3. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan
Pembangunan Lainnya .........................................
1.4. Sistematika Penulisan ..........................................
1.5. Maksud dan Tujuan .............................................

1
3

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH .................................

10

2.1.
2.2.
2.3.
2.4.

Aspek Geografi dan Demografi ...............................


Aspek Kesejahteraan Masyarakat ............................
Aspek Pelayanan Umum ......................................
Aspek Daya Saing Daerah ......................................

10
15
28
37

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN


KERANGKA PENDANAAN ...............................................

44

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ..................................


3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu................
3.3. Kerangka Pendanaan Tahun 2011-2015 .....................

46
53
54

ANALISIS ISU STRATEGIS ..............................................

58

4.1. Permasalahan Pembangunan Kabupaten Malang...........


4.2. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Malang .............
4.3. Fokus Pembangunan Sektoral .................................

58
60
61

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ...................................

64

5.1.
5.2.
5.3.
5.4.

Visi ................................................................
Misi ...............................................................
Tujuan............................................................
Sasaran ...........................................................

64
65
66
66

AGENDA, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ........................

68

6.1.
6.2.
6.3.
6.4.
6.5.

Agenda dan Prioritas Pembangunan .........................


Strategi Pembangunan .........................................
Arah Kebijakan Umum .........................................
Icon Promotif....................................................
Kerjasama Antar Kabupaten/Kota ...........................

68
69
70
79
80

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN


DAERAH .................................................................

81

BAB VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAANNYA ..............

99

BAB IX

INDIKATOR KINERJA DAERAH .........................................

130

BAB X

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN ...................

136

10.1. Pedoman Transisi ...............................................


10.2. Kaidah Pelaksanaan ............................................

136
136

BAB II

BAB III

BAB IV

BAB V

BAB VI

5
8
8

ii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 2.5
Tabel 2.6
Tabel 2.7
Tabel 2.8
Tabel 2.9
Tabel 2.10
Tabel 2.11
Tabel 2.12
Tabel 2.13
Tabel 2.14
Tabel 2.15
Tabel 2.16
Tabel 2.17
Tabel 2.18
Tabel 2.19
Tabel 2.20
Tabel 2.21
Tabel 2.22
Tabel 2.23
Tabel 2.24
Tabel 2.25
Tabel 2.26
Tabel 2.27

Perkembangan Kependudukan Tahun 2006-2010 ..............


Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Malang
Tahun 2011-2015 ...................................................
Perkembangan Jumlah Peserta KB dan PUS Tahun
2006-2010 ............................................................
Mata Pencaharian Penduduk Tahun 2006-2010.................
Perkembangan Jumlah Pemeluk Agama Tahun
2006-2010 ............................................................
Perkembangan
PDRB,
PDRB
Per
Kapita,
Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Tahun 2006-2010 ..........
Proyeksi PDRB, PDRB per Kapita, Pertumbuhan
Ekonomi dan Inflasi Tahun 2011-2015 ...........................
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sektoral
PDRB ADHK Tahun 2006-2010 .....................................
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sektoral PDRB
ADHK Tahun 2011-2015 ............................................
Perkembangan Struktur Ekonomi PDRB ADHK
Kabupaten Malang Tahun 2006-2010.............................
Proyeksi Struktur Ekonomi PDRB ADHK Kabupaten
Malang Tahun 2011-2015 ..........................................
Struktur Ekonomi PDRB ADHB Kabupaten Malang
Tahun 2006-2010 ...................................................
PDRB ADHB per SSWP Tahun 2005-2009 .........................
Perkembangan PDRB ADHK per SSWP Tahun 20052008 ..................................................................
Klasifikasi Kinerja Ekonomi SSWP Tahun 2005-2008 ...........
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi per Wilayah
Pengembangan Tahun 2015-2015 ................................
Perkembangan Angka Kemiskinan, Pengangguran
dan IPM Kabupaten Malang Tahun 2006-2010 ..................
Proyeksi Angka Kemiskinan, Pengangguran dan IPM
Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 ............................
Daftar Desa Tertinggal Kabupaten Malang .....................
Perkembangan Jumlah Penduduk Rawan Sosial
Tahun 2006-2010 ...................................................
Perkembangan Keterlibatan Perempuan Dalam
Organisasi Tahun 2006-2009 ......................................
Perkembangan APM dan APK Tahun 2006-2009 ................
Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Umur 15 Tahun
Keatas di Kabupaten Malang dan Sekitarnya Tahun
2005-2010 ............................................................
Perkembangan Guru yang Berkualifikasi Tahun
2006-2010 ............................................................
Perkembangan Partisipasi Sekolah Dibandingkan
dengan Jumlah Penduduk Tahun 2006-2009 ....................
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2006-2009 ...................................................
Perkembangan Jumlah Guru dan Murid per Jenjang
Pendidikan Dasar Tahun 2006-2009 ..............................

13
14
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
20
21
22
24
25
26
27
28
28
29
29
30
30
31

iii

Tabel 2.28
Tabel 2.29
Tabel 2.30
Tabel 2.31
Tabel 2.32
Tabel 2.33
Tabel 2.34
Tabel 2.35
Tabel 2.36
Tabel 2.37
Tabel 2.38
Tabel 2.39
Tabel 2.40
Tabel 2.41
Tabel 2.42
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8
Tabel 3.9
Tabel 3.10
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 7.1
Tabel 8.1
Tabel 9.1
Tabel 9.2

Perkembangan Indeks Harapan Hidup, Kematian


Bayi, Kematian Anak dan Ibu Tahun 2006-2009 ................
Perkembangan Jumlah Dokter, Paramedis dan
Sarana Prasarana Kesehatan Tahun 2006-2009 .................
Perkembangan Ketenagakerjaan Tahun 2007-2009 ............
Produksi Komoditas Andalan Pertanian Tahun 20062009 ..................................................................
Perkembangan Industri dan Perdagangan Tahun
2006-2009 ............................................................
Potensi Mineral di Kabupaten Malang ...........................
Perkembangan Peran Sektoral Dalam Perekonomian
Berdasarkan PDRB ADHK Tahun 2006-2010 .....................
Daerah Yang Potensi Andalannya Sama Dengan
Kabupaten Malang ..................................................
Realisasi Ekspor Non Migas Menurut Tujuan Tahun
2009 ..................................................................
Perkembangan Jumlah dan Nilai Investasi
PMDN/PMA Tahun 2008-2009 .....................................
Prasarana Jalan Tahun 2006-2009 ................................
Perkembangan Telekomunikasi Tahun 2006-2009 .............
Perkembangan Kelistrikan Tahun 2006-2009 ...................
Perkembangan Sarana Transportasi Tahun 20062009 ..................................................................
Angka Kriminalitas Tahun 2006-2009 ............................
Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 20062010 ..................................................................
Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 20062010 ..................................................................
Rasio Pendapatan dengan Belanja Dalam Tahun
Berjalan Tahun Anggaran 2006-2010.............................
Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran
2006-2010 ............................................................
Asset Daerah Tahun Anggaran 2005-2009 ......................
Hutang/Kewajiban Tahun Anggaran 2006-2009 ................
Ekuitas Dana Tahun Anggaran 2006-2009 .......................
Jumlah Kewajiban Dan Ekuitas Dana Tahun
Anggaran 2006-2009 ................................................
Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 20102015 ..................................................................
Proyeksi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010-2015 .........
Analisa SWOT ........................................................
Hubungan Fokus Pembangunan Sektoral dengan Isu
Strategis .............................................................
Kebijakan Umum dan Program Kabupaten Malang ............
Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai
Kebutuhan Pendanaan Kabupaten Malang Tahun
2011-215 .............................................................
Indikator Kinerja Daerah ..........................................
Rencana Hasil RPJMD Kabupaten Malang Tahun
2010-2015 ............................................................

31
32
33
34
34
35
38
38
39
39
40
41
41
42
43
47
48
49
50
51
52
52
52
56
57
60
61
82
100
131
135

iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Hubungan
RPJMD Kabupaten Malang dengan
Dokumen lainnya ...................................................
Gambar 2.1 Peta Wilayah Pengembangan Kabupaten Malang ..............
Gambar 3.1 Kerangka Hubungan Antara Kebijakan Keuangan
Daerah/APBD dengan RKPD dan Visi, Misi, Strategi
RPJMD ................................................................
Gambar 3.2 Kerangka Hubungan Antara Strategi dan Komponen
APBD ..................................................................

5
23

44
45

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG


NOMOR

2 TAHUN 2011

TANGGAL

13 MEI 2011

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemerintah Kabupaten Malang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
lingkungan Propinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 2 Tahun 1965 dengan pusat pemerintahan berada di Kota
Malang, namun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008 maka
Ibukota Kabupaten Malang dipindahkan dari Wilayah Kota Malang ke wilayah
Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. Adapun tujuan umum pembentukan
Kabupaten Malang selaras dengan semangat dan nilai-nilai luhur dalam
kehidupan bermasyarakat yang merupakan warisan leluhur pendahulu yaitu
mewujudkan masyarakat adil dan makmur material spiritual diatas dasar kesucian
yang langgeng (abadi) dan dikenal dengan sesanti Satata Gama Karta Raharja.
Pemerintah Daerah Kabupaten Malang Periode 2010-2015 ini adalah hasil
pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Tahun 2010 yang disahkan
dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.35803 Tahun 2010 tentang
Pengesahan Pemberhentian dan Pengesahan Pengangkatan Bupati Malang
Provinsi Jawa Timur serta Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 132.35804
Tahun 2010 tentang Pengesahan Pemberhentian Wakil Bupati Malang dan
Pengesahan Pengangkatan Wakil Bupati Malang Provinsi Jawa Timur.
Dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta
peraturan perundangan di era desentralisasi memperlihatkan komitmen politik
pemerintah untuk menata kembali dan meningkatkan sistem, mekanisme,
prosedur dan kualitas proses perencanaan dan penganggaran daerah. Ini
dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang
lebih baik, demokratis, dan pembangunan daerah berkelanjutan. Dalam peraturan
dan perundangan baru, penyusunan rencana dikehendaki memadukan
pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom-up dan top down
process. Ini bermakna bahwa perencanaan daerah selain diharapkan memenuhi
kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan dan akuntabel,
konsisten dengan rencana lainnya yang relevan, juga kepemilikan rencana (sense
of ownership) menjadi aspek yang perlu diperhatikan. Keterlibatan stakeholders
dan legislatif dalam proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat
penting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan optimal
bagi implementasinya.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 telah ditetapkan proses pelaksanaan desentralisasi dimana
Pemerintah Pusat memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah
untuk melakukan serangkaian proses, mekanisme dan tahapan perencanaan

2
yang dapat menjamin keselarasan pembangunan antar daerah tanpa mengurangi
kewenangan yang diberikan. Selanjutnya sebagaomana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional disebutkan bahwa perencanaan pembangunan nasional
disusun secara sistematis, terarah, terpadu, dan tanggap terhadap perubahan,
demikian juga perencanaan pembangunan daerah. Perencanaan pembangunan
daerah tersebut disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, sehingga
perencanaan pembangunan daerah harus disusun secara terpadu (integrated),
terukur (measurable), dapat dilaksanakan (aplicable) dan berkelanjutan
(sustainable). UndangUndang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional menetapkan bahwa daerah kabupaten/kota yang memiliki Kepala
Daerah baru diharuskan memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Daerah.
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Undang-Undang 32
Tahun 2004, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 ini pula diamanatkan bahwa daerah kabupaten/kota wajib memiliki
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang ditetapkan
dengan Peraturan Daerah. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dijelaskan bahwa
pengertian RPJMD adalah dokumen rencana pembangunan jangka menengah,
adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 tahun. Yang merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan
memperhatikan RPJM Nasional dan RPJMD Provinsi. Selanjutnya pula
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 bahwa RPJMD
ditetapkan paling lambat 6 bulan setelah Kepala Daerah dilantik.
Sebagai suatu dokumen rencana yang penting sudah sepatutnya
Pemerintah Daerah bersama DPRD, dan masyarakat memberikan perhatian
penuh pada proses penyusunan dokumen RPJMD, dan yang tentunya diikuti
dengan pemantauan, evaluasi, dan review berkala atas implementasinya.
Dokumen RPJMD ini disusun guna menjabarkan visi dan misi serta program
Kepala Daerah terpilih sesuai dengan janji-janjinya di masa kampanye
berdasarkan isu dan permasalahan strategis dan potensi Kabupaten Malang.
Dalam rangka tetap menjaga sinkronisasi perencanaan antar level pemerintahan
dalam jangka menengah baik dalam hal program pembangunan di daerah,
provinsi, maupun pusat, maka RPJMD Kabupaten Malang disusun dengan
berpedoman pada RPJPD Kabupaten Malang Tahun 2005-2025 dan
memperhatikan RPJM Nasional Tahun 20102014 dan RPJMD Provinsi Jawa
Timur Tahun 20092014 yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Pada tahapan pembangunan pertama RPJPD Kabupaten Malang Tahun
2005-2025 selama kurun waktu 5 tahun yang lalu banyak permasalahan
pembangunan di Kabupaten Malang yang telah ditangani dan mengalami
perubahan yang cukup signifikan baik dalam segi pelayanan pemerintahan
maupun pembangunan kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya kepercayaan
masyarakat antara lain disebabkan banyaknya permasalahan yang dapat diatasi

3
secara bersama serta memberikan rasa kepuasan kepada masyarakat, dengan
demikian dapat mensinergikan ketiga kekuatan utama pembangunan yaitu
pemerintah dan DPRD, dunia usaha serta masyarakat, walaupun masih banyak
permasalahan pembangunan dan kemasyarakatan yang masih harus ditangani
kedepan. Namun hal yang mendasar dari keberhasilan pembangunan 5 tahun
tahap pertama RPJPD Kabupaten Malang adalah telah mampu menggeser
paradigma pembangunan dari ketergantungan sepenuhnya kepada pemerintah
menjadi pembangunan terpadu antar stakeholder dan paradigma pembinaan
masyarakat menjadi pemberdayaan serta mampu pula merubah paradigma
aparatur dari kebiasaan yang minta dilayani menjadi melayani masyarakat.
RPJMD sebagai dokumen perencanaan 5 tahunan merupakan penjabaran
RPJPD yang memiliki kurun waktu 20 tahun. RPJMD selanjutnya dijabarkan
dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan perencanaan
tahunan dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja SKPD). RPJM Daerah Kabupaten Malang Tahun
20102015 merupakan dokumen perencanaan kebijakan pembangunan 5 tahun
kedepan. Dengan demikian, substansi materi didalamnya harus mengacu dan
mengarah bagi terwujudnya ketentuan yang telah ditetapkan dalam kebijakan
pemanfaatan ruang baik kebijakan struktur ruang maupun pola ruang.
Berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 050/915/II/Bangda
tanggal 3 Maret 2011 perihal Konsultasi Rancangan Akhir RPJMD dan RKPD,
dijelaskan bahwa periodesasi RPJMD sesuai dengan masa jabatan Kepala
Daerah terpilih terhitung sejak dilantik sedangkan Bupati Malang dan Wakil Bupati
Malang dilantik pada tanggal 26 Oktober 2010, maka dengan demikian RPJMD
Kabupaten Malang ditetapkan periodesasinya Tahun 2010-2015, walaupun
secara substansi perencanaan Tahun 2010 sudah tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Malang Tahun 2006-2010 yang telah dilaksanakan serta telah
dipertanggung jawabkan melalui Laporan Keterangan Pertangung Jawaban
(LKPJ) Tahun 2010 tanggal 14 Maret 2011.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Dalam menyusun RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 mengacu
pada peraturan perundangan yang berlaku antara lain 1) landasan idiil Pancasila,
2) Landasan konstitusional Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. serta landasan
operasional sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur, sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;

4
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008;
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan
Umum;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
11. Peraturan

Pemerintah

Nomor

39

Tahun

2006

tentang

Tata

Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;


12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,

Pengendalian

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana

Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan

Keuangan

Daerah,

sebagaimana

telah

diubah

dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;


18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan,

Pengendalian

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana

Pembangunan Daerah;
19. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009
2014;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 10 Tahun 2007 tentang
Kewenangan Pemerintahan Kabupaten Malang Dalam Urusan Pemerintahan
Wajib dan Pilihan;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2008 tentang RPJPD
Kabupaten Malang Tahun 2005-2025.
23. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang;

5
1.3. Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan lainnya
Gambar 1.1
Hubungan RPJMD Kabupaten Malang dengan Dokumen lainnya
RPJM
NASIONAL

RPJPD
KABUPATEN

RPJMD
PROVINSI JATIM

RPJMD
KABUPATEN
MALANG

RTRW
PROVINSI JATIM

RKPD
KABUPATEN

RTRW
KABUPATEN
RENSTRA SKPD
TH. 2010-2015
RENJA SKPD

1.3.1 RPJM Nasional


RPJM Nasional Tahun 2010-2014 menyebutkan bahwa visi Indonesia Tahun
2010-2014 adalah terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis dan
berkeadilan, serta dengan misi 1) melanjutkan pembangunan menuju Indonesia
yang sejahtera, 2) memperkuat pilar-pilar demokrasi, 3) memperkuat dimensi
keadilan di semua bidang. Untuk mewujudkan visi misi tersebut Pemerintah
memiliki 5 agenda pembangunan yaitu 1) Pembangunan Ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan rakyat, 2) perbaikan tata kelola pemerintahan,
3) penegakan pilar demokrasi, 4) penegakan hukum dan pemberantasan korupsi,
5) Pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Dengan 11 prioritas
pembangunan nasional yaitu (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2)
pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan
pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan
hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik;
serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.
1.3.2 RPJMD Provinsi Jawa Timur
RPJM Daerah Jawa Timur Tahun 2009-2014 memiliki visi terwujudnya Jawa
Timur yang makmur dan berakhlak dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan mempunyai satu misi mewujudkan makmur bersama wong cilik
melalui APBD untuk rakyat. Untuk mewujudkan visi misi tersebut maka
Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki 9 agenda utama yaitu 1) Meningkatkan
aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, terutama bagi
masyarakat miskin. 2) Memperluas lapangan kerja, meningkatkan efektivitas
penanggulangan kemiskinan, memberdayakan ekonomi rakyat, terutama wong
cilik, dan meningkatkan kesejahteraan sosial rakyat. 3) Meningkatkan percepatan
pemerataan dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan,
terutama melalui pengembangan agroindustri/agrobisnis, serta pembangunan
dan perbaikan infrastruktur, terutama pertanian dan pedesaan. 4) Memelihara
kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta meningkatkan perbaikan pengelolaan

6
sumber daya alam, dan penataan ruang. 5) Mewujudkan percepatan reformasi
birokrasi, dan meningkatkan pelayanan publik. 6) Meningkatkan kualitas
kesalehan sosial demi terjaganya harmoni sosial. 7) Meningkatkan kualitas
kehidupan dan peran perempuan, serta terjaminnya kesetaraan gender, dan
meningkatkan peran pemuda, serta mengembangkan dan memasyarakatkan
olahraga. 8) Meningkatkan keamanan dan ketertiban, supremasi hukum, dan
penghormatan hak asasi manusia. 9) Mewujudkan percepatan penanganan
rehabilitasi dan rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur panas Lapindo.
1.3.3 RTRW Provinsi Jawa Timur
Arahan Pengembangan Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur yang
cukup terkait dengan Kabupaten Malang adalah tentang struktur pemanfaatan
ruang wilayah, menggambarkan rencana sistem pusat pelayanan permukiman
perdesaan dan perkotaan serta sistem perwilayahan di Provinsi Jawa Timur
sehingga terjadi pemerataan pelayanan, mendorong pertumbuhan wilayah di
perdesaan dan perkotaan.
Perwilayahan Jawa Timur direncanakan dalam Satuan Wilayah Pengembangan
(SWP) dengan kedalaman penataan struktur pusat permukiman perkotaan yang
dibagi dalam 9 SWP yaitu 1) SWP Gerbangkertosusila Plus, 2) SWP Malang
Raya, 3) SWP Madiun dan sekitarnya, 4) SWP Kediri dan sekitarnya, 5) SWP
Probolinggo, Lumajang, 6) SWP Blitar, 7) SWP Jember, 8) SWP Banyuwangi,
9) SWP Madura dan Kepulauan. Sedangkan kedudukan Kabupaten Malang di
dalam orde-orde perkotaan di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Malang termasuk
dalam Orde II-B yang memiliki fungsi utama sebagai penunjang sistem
metropolitan dan sebagai pusat pertumbuhan wilayah dengan potensi utama
pertanian, industri dan pariwisata.
1.3.4 RTRW Kabupaten Malang
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Malang adalah
1) Kebijakan dan strategi perencanaan ruang wilayah yang meliputi penetapan
struktur ruang wilayah, penetapan pola ruang wilayah, penetapan kawasan
strategis serta penetapan fungsi kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
2) Kebijakan dan strategi penetapan struktur ruang wilayah daerah memuat
kebijakan dan strategi sistem perdesaan; kebijakan dan strategi sistem
perkotaan; kebijakan dan strategi penetapan fungsi kawasan perdesaan dan
kawasan perkotaan; kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan
prasarana wilayah.
RTRW Kabupaten Malang sampai dengan akhir 2009 sebagaimana Peraturan
Daerah Kabupaten Malang Nomor 11 Tahun 2003 yang mengarahkan Sub
Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) menjadi 8 SSWP yaitu 1) SSWP I
Ngantang 2) SSWP II Lingkar Kota Malang 3) SSWP III Lawang 4) SSWP IV
Tumpang 5) SSWP V Kepanjen 6) SSWP VI Donomulyo 7) SSWP VII
Gondanglegi 8) SSWP VIII Dampit. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Malang Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Malang SSWP diubah menjadi 6 Wilayah Pengembangan (WP) yang terdiri
1) WP I lingkar kota Malang 2) WP II Kepanjen 3) WP III Ngantang, 4) WP IV
Tumpang, 5) WP V Turen dan Dampit, 6) WP VISumbermanjing Wetan.

1.3.5 RPJPD Kabupaten Malang


RPJPD Kabupaten Malang Tahun 2005-2025 menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam penyusunan RPJMD karena RPJMD Tahun 2010-2015 ini
merupakan bagian tahapan pembangunan kedua. Tahapan dan skala prioritas
yang ditetapkan ini mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak
diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu tekanan
skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua harus
berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam rangka mewujudkan
sasaran pokok pembangunan jangka panjang. Prioritas utama menggambarkan
makna strategis dan urgensi permasalahan, atas dasar pemikiran tersebut
tahapan skala prioritas utama dalam Tahapan Pembangunan kedua RPJPD
(2010-2015) yaitu: 1) Meningkatkan kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat
dengan mengembangkan sistem informasi hukum; 2) Meningkatkan
profesionalisme aparatur pemerintahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
publik; 3) Mengembangkan perekonomian berbasis pertanian, pertambangan,
kelautan, industri, perdagangan dan pariwisata yang didukung infrastruktur yang
memadai; 4) Mengembangkan sistem pengamanan, perbaikan dan pelestarian
lingkungan hidup; 5) Mengurangi kemiskinan, pengangguran dan perbaikan iklim
ketenagakerjaan; 6) Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan;
7) Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, meningkatkan kualitas keluarga
dan pengarusutamaan gender, serta diarahkan pula pada sasaran untuk
melanjutkan program-program RPJMD Tahap I yang belum terselesaikan.
1.3.6 Renstra SKPD
Penyusunan Renstra SKPD harus mengacu dan berpedoman pada RPJMD.
Kinerja penyelenggaraan urusan SKPD akan sangat mempengaruhi kinerja
pemerintahan daerah dan Kepala Daerah selama masa kepemimpinannya.
Dalam konteks ini, adalah sangat penting bagi SKPD untuk mengklarifikasikan
secara eksplisit visi dan misi Kepala Daerah terpilih dan RPJMD, kemudian
menerjemahkan kedalam rencana strategis SKPD, dan disajikan secara
sistematis, dan terpadu ke dalam tujuan, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan prioritas SKPD serta dilengkapi dengan indikator atau tolok ukur
pencapaiannya.
1.3.7 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Malang
RKPD merupakan dokumen perencanaan pemerintah untuk periode satu tahun
dan merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat a) rancangan kerangka
ekonomi daerah b) program prioritas pembangunan daerah dan c) rencana kerja,
pendanaan dan prakiraan maju, yang selanjutnya akan dipakai sebagai dasar
penyusunan KUA-PPAS.
1.3.8 Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)
Dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 tahun yang merupakan
penjabaran dari Renstra SKPD yang memuat: a) program dan kegiatan; b) lokasi
kegiatan; c) indikator kinerja; d) kelompok sasaran; e) pagu indikatif dan
prakiraan maju.

8
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
1.3. Hubungan
RPJMD
dengan
Dokumen
Perencanaan
Pembangunan Lainnya
1.4. Sistematika Penulisan
1.5. Maksud dan Tujuan
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.3. Aspek Pelayanan Umum
2.4. Aspek Daya Saing Daerah
BAB III
GAMBARAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN
DAERAH
DAN
KERANGKA PENDANAAN
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.3. Kerangka Pendanaan Tahun 2011-2015
BAB IV
ANALISIS ISU STRATEGIS
4.1. Permasalahan Pembangunan Kabupaten Malang
4.2. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Malang
4.3. Fokus Pembangunan Sektoral
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
5.2. Misi
5.3. Tujuan
5.4. Sasaran
BAB VI
AGENDA, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
6.1. Agenda dan Prioritas Pembangunan
6.2. Strategi Pembangunan
6.3. Arah Kebijakan Umum
6.4. Icon Promotif
6.5. Kerjasama Antar Kabupaten/Kota
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAANNYA
BAB IX
INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
10.1. Pedoman Transisi
10.2. Kaidah Pelaksanaan
1.5. Maksud dan Tujuan
1.5.1 Maksud
1. Sebagai pedoman atau acuan dalam menetapkan arah kebijakan
pembangunan dan strategi pembangunan daerah dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun mendatang serta dalam rangka menjamin keberlanjutan pembangunan
jangka panjang (sustainibility development) dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pada setiap
tahun anggaran selama 5 (lima) tahun yang akan datang sehingga secara

9
bertahap dapat mewujudkan cita-cita masyarakat Kabupaten Malang.
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku
pembangunan di Kabupaten Malang serta menjamin tercapainya penggunaan
sumberdaya secara efektif, efisien, berkeadilan dan berkelanjutan.
3. Menciptakan sinergitas pelaksanaan pembangunan daerah antar wilayah,
antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintah.
4. Sebagai dasar komitmen bersama antara eksekutif, legislatif dan pemangku
kepentingan pembangunan terhadap program-program pembangunan daerah
yang akan dilaksanakan kurun waktu 5 tahun dalam rangka pencapaian visi
misi daerah.
1.5.2. Tujuan
1. Tersedianya dokumen RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 yang
menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
2. RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 sebagai indikator evaluasi
kinerja lima tahunan pemerintah daerah.

BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1 Aspek Geografi
1. Karakter Lokasi dan Wilayah
Wilayah Kabupaten Malang terletak pada wilayah dataran tinggi dengan
koordinat antara 112O1710,90 122O5700,00 Bujur Timur, 7O4455,11
8O2635,45 Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Malang adalah
3.534,86 km2 atau 353.486 ha terletak pada urutan luas terbesar kedua
setelah Kabupaten Banyuwangi dari 38 Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi
Jawa Timur, terdiri dari 33 Kecamatan 12 Kelurahan, 378 Desa, 3.217 Rukun
Warga (RW) dan 14.718 Rukun Tetangga (RT), yang tersebar pada wilayah
perkotaan dan perdesaan dan terletak antara 02000 m dari permukaan laut.
Wilayah datar sebagian besar terletak di Kecamatan Bululawang,
Gondanglegi, Tajinan, Turen, Kepanjen, Pagelaran, Pakisaji sebagian
Kecamatan Singosari, Lawang, Karangploso, Dau, Pakis, Dampit,
Sumberpucung, Kromengan, Pagak, Kalipare, Donomulyo, Bantur, Ngajum,
Gedangan. Wilayah bergelombang terletak di wilayah Sumbermanjing Wetan,
Wagir dan Wonosari. Daerah terjal perbukitan sebagian besar di Kecamatan
Pujon, Ngantang, Kasembon, Poncokusumo, Jabung, Wajak, Ampelgading
dan Tirtoyudo. Secara administrasi wilayah Kabupaten Malang berbatasan
dengan:
Sebelah Utara
: Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Mojokerto dan
Jombang
Sebelah Timur : Kabupaten Lumajang
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
Sebelah Barat
: Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri
Lingkar dalam
: Kota Malang dan Kota Batu
Kondisi topografis Kabupaten Malang merupakan dataran tinggi yang
dikelilingi oleh beberapa gunung dan dataran rendah atau daerah lembah
pada ketinggian 250-500 meter dari permukaan laut yang terletak di bagian
tengah wilayah Kabupaten Malang. Daerah dataran tinggi merupakan daerah
perbukitan kapur (Gunung Kendeng) di bagian Selatan pada ketinggian 0-650
meter dari permukaan laut, daerah lereng Tengger Semeru di bagian Timur
membujur dari Utara ke Selatan pada ketinggian 500-3600 meter dari
permukaan laut dan daerah lereng Kawi Arjuno di bagian Barat pada
ketinggian 500-3.300 meter dari permukaan laut. Terdapat 9 gunung dan 1
pegunungan yang menyebar merata di sebelah Utara, Timur, Selatan dan
Barat wilayah Kabupaten Malang: G. Kelud (1.731 m), G. Kawi (2.651 m), G.
Panderman (2.040 m), G. Anjasmoro (2.277 m), G. Welirang (2.156 m), G.
Arjuno (3.339 m), G.Bromo (2.329 m), G. Batok (2.868 m), G.Semeru (3.676
m), Pegunungan Kendeng (600 m). Dengan kondisi topografi seperti ini
mengindikasikan potensi hutan yang besar, memiliki sumber air yang cukup
yang mengalir sepanjang tahun melalui sungai-sungainya untuk mengaliri
lahan pertanian. Memiliki 18 sungai besar, diantaranya Sungai Brantas sungai
terbesar dan terpanjang di Jawa Timur.

11
Kondisi topografis pegunungan dan perbukitan menjadikan wilayah
Kabupaten Malang sebagai daerah yang sejuk dan banyak diminati sebagai
tempat tinggal dan tempat peristirahatan. Suhu udara rata-rata berkisar antara
19,1 C hingga 26,6 C. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 71 C
hingga 89 C dan curah hujan rata-rata berkisar antara 2 mm hingga 780 mm.
Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada bulan Juni, dan tertinggi pada
bulan Desember.
Struktur penggunaan lahan meliputi: permukiman/kawasan terbangun
22,5%; industri 0,2%; sawah 13%; pertanian lahan kering 23,8%; perkebunan
6%; hutan 28,6%; rawa/waduk 0,2%; tambak kolam 0,1% padang
rumput/tanah kosong 0,3%; tanah tandus/tanah rusak 1,5%; tambang galian C
0,3%; lain-lain 3,2%.
2. Potensi Pengembangan Wilayah
Secara geografis wilayah Kabupaten Malang merupakan pegunungan,
dataran tinggi, dataran rendah dan pesisir. Klasifikasi pengembangan wilayah
adalah hutan bakau, perikanan darat, perkebunan, permukiman dan hutan.
Beberapa permasalahan pengembangan wilayah adalah kerusakan alam dan
lingkungan seperti banjir, erosi, longsor, kerusakan hutan, kekeringan, alih
fungsi lahan, sumber daya manusia yang rendah, pengangguran, terbatasnya
ketersediaan lahan. Sedangkan potensi pengembangan wilayah diarahkan ke
pengembangan kawasan a) Gunung Bromo di Kecamatan Poncokusumo
meliputi potensi alam yang sangat indah, aktifitas keagamaan dan acara ritual
Yadnya Kasada dari masyarakat Tengger yang memiliki keunikan sendiri,
vegetasi yang beragam seperti bunga abadi edelweis, flora fauna yang sangat
indah; b) Gunung Kawi di Kecamatan Wonosari dengan aktifitasnya antara
lain adanya mitos dan kepercayaan tentang Gunung Kawi dan komodifikasi
budaya termasuk Kirab Budaya Agung, Pesarean yang dikeramatkan, kirab
dan gebyar Suroan; c) Wisata Selorejo di Kecamatan Ngantang yaitu
keindahan bendungan yang dikelilingi gunung; d) potensi alam Sendangbiru di
Kecamatan Sumbermanjing Wetan memiliki potensi perikanan tangkap dan
olahan yang sangat besar.
Untuk efektifitas dan efisiensi percepatan dan pemerataan
pembangunan Kabupaten Malang dibagi menjadi 6 wilayah pengembangan
(WP):
1) WP lingkar Kota Malang yang berorientasi ke Kota Malang (meliputi
Kecamatan Dau, Kecamatan Karangploso, Kecamatan Lawang,
Kecamatan Singosari, Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Wagir, Kecamatan
Tajinan, Kecamatan Bululawang, Kecamatan Pakis), memiliki potensi
pengembangan sub sektor perdagangan dan jasa, pertanian (tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan), industri, pariwisata serta transportasi
udara, dengan prioritas pengembangan infrastruktur; 1) Peningkatan akses
jalan tembus terkait Kota Malang, 2) Pengembangan jalan MalangBatu,
3) Peningkatan konservasi lingkungan, 4) Peningkatan kualitas koridor
jalan Kota Malang-Bandara Abdul Rahman Saleh; dan pengembangan
permukiman.
2) WP Kepanjen dengan pusat di perkotaan Kepanjen (meliputi Kecamatan
Kepanjen, Kecamatan Wonosari, Kecamatan Ngajum, Kecamatan

12

3)

4)

5)

6)

Kromengan, Kecamatan Pagak, Kecamatan Sumberpucung, Kecamatan


Kalipare, Kecamatan Donomulyo, Kecamatan Gondanglegi, Kecamatan
Pagelaran), memiliki potensi pengembangan sub sektor perdagangan dan
jasa skala Kabupaten, pertanian (tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan), peternakan, perikanan darat, industri, pariwisata, kehutanan
serta pariwisata pilgrim, dengan prioritas pengembangan infrastruktur
1) Jalan Lingkar Timur dan penyelesaian Jalan Lingkar Barat Kepanjen,
2) Peningkatan akses menuju Gunung Kawi dan Wisata Ngliyep, 3) Jalan
penghubung antar sentra ekonomi di perdesaan dengan pusat kecamatan,
4) Percepatan penyelesaian JLS, 5) Peningkatan sediaan air bersih pada
kawasan rawan kekeringan; dan pengembangan permukiman.
WP Ngantang dengan pusat pelayanan di perkotaan Ngantang (meliputi
Kecamatan Ngantang, Kecamatan Pujon, Kecamatan Kasembon), memiliki
potensi pengembangan di sub sektor pariwisata antara lain Bendungan
Selorejo, pertanian (tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan),
peternakan, industri serta perikanan air tawar, dengan prioritas
pengembangan infrastruktur 1) Jalan menuju sentra produksi pertanian di
perdesaan, 2) Jalan penghubung dengan Blitar dari Ngantang, 3)
Peningkatan pengelolaan tanah pada kawasan rawan longsor sepanjang
PujonNgantangKasembonKandangan, 4) Peningkatan sediaan air di
perdesaan dan penunjang irigasi.
WP Tumpang dengan pusat pelayanan di perkotaan Tumpang (meliputi
Kecamatan Tumpang, Kecamatan Poncokusumo, Kecamatan Wajak,
Kecamatan Jabung), memiliki potensi pengembangan sub sektor
pariwisata, pertanian (tanaman pangan, sayuran, hortikultura, dan
perkebunan), Peternakan, Perikanan serta Industri; dengan prioritas
pengembangan infrastruktur 1) Jalan utama PakisTumpang
PoncokusumoNgadasBromo, 2) Jalan pada pusat ekonomi di
perdesaan, 3) Jalan tembus utama antar kecamatan, 4) Perbaikan sistem
irigasi dan sediaan air; di WP ini dikembangkan Kawasan Agropolitan
Poncokusumo termasuk pengembangan kawasan wisata menuju Gunung
Bromo dan kawasan Minapolitan Wajak.
WP Turen dan Dampit (meliputi Kecamatan Turen, Kecamatan Dampit,
Kecamatan Tirtoyudo, Kecamatan Ampelgading) dengan pusat pelayanan
sosial di Turen, dan pusat pelayanan ekonomi di Dampit, memiliki potensi
pengembangan sub sektor pertanian (tanaman pangan dan perkebunan),
peternakan, perikanan laut, industri, pariwisata serta kehutanan, dengan
prioritas pengembangan infrastruktur 1) Jalan menuju perdesaan pusat
produksi, 2) Jalan menuju pantai selatan (untuk perikanan dan pariwisata),
3) Jalan khusus penunjang ekonomi sekaligus untuk evakuasi bencana
(bila terjadi letusan Gunung Semeru) dan kemungkinan tsunami,
4) Peningkatan irigasi dan sediaan air; dikawasan ini dikembangkan
peternakan kambing Peranakan Etawa (PE).
WP Sumbermanjing Wetan dengan pusat pelayanan di perkotaan
Sendangbiru (meliputi Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kecamatan
Gedangan, Kecamatan Bantur), memiliki potensi pengembangan sub
sektor pertanian (perkebunan, tanaman pangan), perikanan laut,
pertambangan, industri, pariwisata serta kehutanan, dengan prioritas

13
pengembangan infrastruktur 1) Jalan kearah perdesaan pusat produksi,
2) Jalan menuju pantai selatan terutama ke Sendangbiru dan Bajulmati
(untuk perikanan dan pariwisata), 3) Pengembangan pelabuhan berskala
nasional, 4) Jalur jalan khusus untuk evakuasi bencana (kemungkinan
tsunami), 5) Peningkatan irigasi dan sediaan air; dikawasan ini
dikembangkan Pelabuhan Perikanan Nusantara Sendangbiru dan
direncanakan pembangunan pelabuhan umum.
3. Wilayah Rawan Bencana
Dengan kondisi topografis Kabupaten Malang yang bergunung-gunung serta
memiliki bentang wilayah yang sangat luas selain memiliki potensi keindahan
dan kesuburan juga memiliki potensi rawan bencana banjir, erosi, longsor dan
juga tsunami, yaitu antara lain:
1) Daerah rawan longsor berada di wilayah sebelah Timur dan Selatan
meliputi Kecamatan Tumpang, Jabung, Poncokusumo, Bantur, Gedangan
dan Sumbermanjing Wetan.
2) Daerah rawan banjir meliputi wilayah Kabupaten Malang sebelah Barat
yaiku Kecamatan Ngantang, Pujon dan Kasembon.
3) Daerah rawan tsunami meliputi wilayah Kabupaten Malang bagian Selatan
yaitu Donomulyo, Bantur, Gedangan, Sumbermanjing Wetan dan
Ampelgading.
2.1.2 Aspek Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Malang sebanyak 2.419.889 jiwa. Jumlah
tersebut terdiri dari laki-laki 1.230.461 jiwa (50,8%) dan perempuan 1.189.426
jiwa (49,2%). Tingkat pertumbuhan rata-rata 5 tahun terakhir 0,4 %, dan tingkat
kepadatan sebesar 685 jiwa/Km. Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten
Malang 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1
Perkembangan Kependudukan
Tahun 2006-2010
Uraian
Satuan
2006
2
Luas wilayah
km
3.535
Jumlah penduduk
jiwa
2.419.822
Jumlah Laki-laki
jiwa
1.218.739
Jumlah Perempuan
jiwa
1.201.083
Pertumbuhan
%
1,08
penduduk
Kepadatan
2
jw/ km
688
penduduk
Sumber : BPS Kab. Malang, 2010

2007
3.535
2.401.624
1.221.001
1.180.623

2008
3.535
2.413.779
1.227.297
1.186.482

2009
3.535
2.419.887
1.230.461
1.189.426

2010
3.535
2.443.609
1.233.691
1.191.309

-0,75

0,51

0,25

0.21

679

683

685

686

Dari data diatas pertumbuhan dalam 5 tahun rata-rata sebesar 0,5%


namun sebagai konsekuensi daerah penyangga Kota Malang dan Kota Batu
serta percepatan pembangunan lingkar Kota Malang, Kota Kepanjen dan wilayah
Malang Selatan dengan terbukanya Jalan Lintas Selatan (JLS) maka untuk 5
tahun kedepan diasumsikan pertumbuhan penduduk rata-rata 0,8 % sehingga
prakiraan jumlah penduduk dalam 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:

14
Tabel 2.2
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Malang
Tahun 2011-2015
Uraian

Satuan

2011

2012

2013

2014

Luas wilayah
km
3.535
3.535
3.535
3.535
Juml penduduk:
- BPS
jiwa
2.463.158
2.482.863
2.502.726
2.522.748
- Dispenduk
jiwa
2.789.336
2.817.229
2.845.402
2.873.856
Kepadatan:
2
- BPS
jiwa/km
697
702
708
714
2
- Dispenduk
jiwa/km
789
797
805
813
Sumber : BPS dan Dinas Kependudukan dan Capil Kab. Malang, 2010 diolah

2015
3.535
2.542.930
2.899.805
719
821

Salah satu faktor yang juga berpengaruh terhadap perkembangan jumlah


penduduk diatas adalah pelaksanaan program Keluarga Berencana di Kabupaten
Malang. Jika dilihat dari perkembangan jumlah peserta KB aktif di Kabupaten
Malang Tahun 2006-2010 mengalami peningkatan yang cukup tinggi yang
bermakna bahwa tingkat kesadaran masyarakat juga sudah meningkat, hal ini
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.3
Perkembangan Jumlah Peserta KB dan PUS
Tahun 2006 -2010
Uraian

Satuan

2006

2007

PUS
pasangan
455.209
465.336
Peserta KB aktif
Orang
326.076
336.429
Prosentase
Peserta KB dg
%
71,63
72,30
PUS
Peserta KB
orang
175.112
184.706
Mandiri
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2008

2009

2010

471.768
333.585

483.061
353.064

491.481
367.378

70,71

73,09

74,75

187.142

201.320

201.230

Mata pencaharian penduduk hampir 40 % didominasi sektor pertanian,


18% di sektor industri, 11 % di sektor jasa dan sisanya 32 % di sektor yang lain,
secara rinci mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.4
Mata Pencaharian Penduduk
Tahun 20062010
Uraian

Satuan

2006

2007

2008

Pertanian
orang
464.171
464.171
462.658
Pertambangan
orang
4.489
4.489
4.445
Perindustrian
orang
206.585
206.585
219.255
Jasa
orang
129.221
129.221
133.103
Lain-lain
orang
383.813
383.813
381.934
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2009
462.658
4.445
219.255
133.103
381.934

2010
462.658
4.445
219.255
133.103
381.934

15
Mayoritas penduduk Kabupaten Malang beragama Islam, Kristen, Katolik
serta sarana peribadatan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.5
Perkembangan Jumlah Pemeluk Agama
Tahun 2006-2010
Uraian

Satuan

2006

2007

2008

2009

2010

Islam

orang

2.250.321

2.250.321

2.308.854

2.338.170

2.338.170

Kristen

orang

127.479

127.479

62.822

60.543

60.543

Katolik

orang

20.349

20.349

25.417

17.147

17.147

Hindu

orang

9.576

9.576

22.144

16.161

16.161

Buddha

orang

3.112

3.112

5.429

3.034

3.034

Lain-lain

orang

2.873

2.873

43

43

43

Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2 .2
Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Kabupaten Malang merupakan satu Kabupaten yang tergolong memiliki
tingkat aktifitas ekonomi yang cukup tinggi, hal ini terlihat dari besarnya jumlah
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHB Kabupaten Malang yang dalam 5
tahun terakhir selalu masuk 5 besar di Jawa Timur.
Secara umum aktifitas ekonomi Kabupaten Malang yang tinggi selama 5
tahun terakhir mengalami trend kenaikan yang positif hal ini dicerminkan dari
pertumbuhan PDRB baik Atas Dasar Harga Konstan maupun Atas Dasar Harga
Berlaku. Seiring dengan hal tersebut PDRB per kapita ADHB juga meningkat
pada Tahun 2006 sebesar Rp. 7.997.915,- sedangkan pada Tahun 2010 sebesar
Rp. 12.144.878,-. Kabupaten Malang memiliki jumlah penduduk yang terbesar
kedua di Jawa Timur mengakibatkan tingkat PDRB perkapita masih relatif
rendah. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang selama 5 tahun
terakhir rata-rata sebesar 5,8% dan inflasi pada Tahun 2010 berkisar 6,2-5,8%.
Tabel 2.6
Perkembangan PDRB, PDRB Per Kapita, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
Tahun 2006-2010
Uraian
Satuan
2006
2007
2008
PDRB
Juta Rp
19.030.257
21.702.482
27.716.128
ADHB
PDRB
Juta Rp
11.617.937
12.325.207
13.035.088
ADHK
PDRB/K
APITA
Rp.
7.997.915
9.036.586
10.232.446
ADHB
PDRB/K
APITA
Rp.
4.882.712
5.132.030
5.400.282
ADHK
Pertumb.
%
5,74
6,09
5,76
Ekonomi
Inflasi
%
11,76
7,50
7,61
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2009

2010

31.087.994

31.573.866

14.542.303

14.537.635

11.288.183

12.981.456

5.619.894

5.977.084

5,25

5,97

6,01

7,35

16
Sedangkan untuk proyeksi 5 tahun ke depan, PDRB ADHB Kabupaten
Malang pada Tahun 2015 diperkirakan sebesar Rp. 53.168.244.000.000,- dan
PDRB ADHK sebesar Rp. 19.847.571.000.000,- dengan rata-rata pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,5% per tahun. Tingkat inflasi dalam 5 tahun kedepan juga
relatif terkendali dengan kisaran 6-7% per tahun.
Tabel 2.7
Proyeksi PDRB, PDRB per Kapita, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
Tahun 2011-2015
Uraian

Satuan

2011

2012

2013

2014

2015

PDRB ADHB

Juta Rp.

35.574.189

40.302.895

44.231.925

48.839.376

53.168.244

PDRB ADHK

Juta Rp.

15.443.926

16.430.793

17.498.795

18.636.216

19.847.571

17.394.768

19.016.541

20.497.097

6,5

6,6

6,7

6-5,3

5,8-5,2

5,5-4,9

PDRB ADHB
14.862.778
16.008.123
Rp.
Perkapita
Pertumbuhan
6,2
6,4
%
Ekonomi
6,6-5,9
6,3-5,6
Inflasi
%
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang , 2010

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang menunjukkan trend positif


dalam 5 tahun terakhir, walaupun masih lamban. Hal ini disebabkan karena
kontribusi sektor yang dominan di Kabupaten Malang adalah sektor primer yang
pada umumnya menghasilkan nilai tambah yang sedikit atau dengan kata lain
harga jualnya masih relatif rendah dibanding sektor yang lain. Oleh karena itu
kontribusi ekonomi diharapkan bergeser pada sektor industri olahan (agroindustri
dan pertambangan). Pertumbuhan ekonomi sektoral secara lengkap dapat dilihat
pada tabel dibawah ini dimana sektor yang memiliki pertumbuhan ekonomi
tertinggi dibanding pertumbuhan Kabupaten Malang secara rerata adalah sektor
bangunan sebesar 10,3 %, industri pengolahan 8,2 %, pertambangan dan
penggalian 7,3 %, disusul, hotel dan restoran. Sedangkan pertumbuhan terendah
dan stabil adalah di sektor pertanian dan sektor jasa-jasa yaitu sebesar 4,4 %.
Tabel 2.8
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sektoral PDRB ADHK
Tahun 2006-2010 (dalam persen)
Uraian

2006

2007

2008

2009

2010

Rerata

Pertumbuhan ekonomi
Primer
1. Pertanian

5,74

6,09

5,76

5,25

5,97-6

5,71

4,29

4,28

4,39

4,81

4,9

4,4

2. Pertambangan & Penggalian

7,81

7,89

6,55

7,08

7,3

3. Industri Pengolahan

8,37

9,54

8,47

6,41

6,5

8,2

4. Listrik, Gas dan Air Bersih

5,32

3,85

6,30

4,81

5,0

5.1

5. Bangunan
Tersier
6. Perdag, Hotel & Restoran

9,14

10,49

10,93

10,68

10,7

10,3

6,54

7,06

5,95

4,72

6,5

6,1

7. Pengangkutan & Komunikasi

4,87

5,37

4,23

3,66

4,2

4,5

8. Keu, Persewaan & Jasa Persh.

6,12

5,14

5,79

5,46

5,6

9. Jasa-jasa
3,97
4,07
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

4,59

5,05

5,0

4,4

Sekunder

17
Kontribusi sektoral dalam menopang pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Malang selama 5 tahun ke depan diproyeksikan terus mengalami peningkatan
pertumbuhan dengan pertumbuhan terbesar pada sektor sekunder dan sektor
tersier, sementara pertumbuhan sektor primer relatif stagnan.
Tabel 2.9
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sektoral PDRB ADHK
Tahun 2011-2015 (dalam persen)
Uraian
2011
2012
Pertumbuhan ekonomi
6,2
6,4
Primer
1. Pertanian
4,9
4,9
2. Pertambangan & Penggalian
7,2
7,3
Sekunder
3. Industri Pengolahan
6,6
6,7
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5,1
5,2
5. Bangunan
10,7
10,8
Tersier
6. Perdag, Hotel & Restoran
6,7
7,0
7. Pengangkutan & Komunikasi
5,0
5,4
8. Keu, Persewaan & Jasa Persh.
6,3
6,3
9. Jasa-jasa
5,2
5,3
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2013
6,5

2014
6,6

2015
6,7

5
7,4

5
7,5

5
7,6

6,8
5,3
10,8

6,9
5,4
10,9

7,0
5,6
10,9

8,0
6,1
6,7
5,4

8,3
6,7
6,8
5,5

8,9
7,2
7,1
5,6

Cukup tingginya aktifitas ekonomi di Kabupaten Malang tidak terlepas dari


tingginya aktifitas masyarakat dalam masing-masing sektor ekonomi produktif
yang ada di Kabupaten Malang. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi
paling tinggi selama kurun waktu 5 tahun terakhir adalah pertanian dengan ratarata sebesar 30,77 %, disusul perdagangan, hotel dan restoran sebesar 23,87 %,
dan industri pengolahan sebesar 18,04 %, jasa-jasa sebesar 13,17 %.
Tumbuhnya perekonomian Kabupaten Malang juga mengundang sektor retail
pasar modern seperti Indomart, Alfamart dan sejenisnya menjamur. Sektor ini
mulai tumbuh dan mencoba bersaing dengan pasar tradional yang terlebih dahulu
berkembang, untuk itu Pemerintah Kabupaten Malang akan menerapkan regulasi
yang tepat, guna menyeimbangkan persaingan pasar tradisional dan pasar
modern agar dapat bejalan selaras beriringan.
Tabel 2.10
Perkembangan Struktur Ekonomi PDRB ADHK Kabupaten Malang
Tahun 2006-2010 (dalam persen)
Uraian
2006
2007
Primer
34,03
33,54
1. Pertanian
31,40
30,87
2. Pertambangan & Penggalian
2,63
2,67
Sekunder
20,45
21,05
3. Industri Pengolahan
17,34
17,91
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
1,57
1,54
5. Bangunan
1,54
1,60
Tersier
45,52
45,41
6. Perdag, Hotel & Restoran
23,71
23,93
7. Pengangkutan & Komunikasi
4,48
4,45
8. Keu, Persewaan & Jasa Persh.
3,89
3,85
9. Jasa-jasa
13,44
13,19
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2008
33,16
30,47
2,69
21,60
18,37
1,55
1,68
45,24
23,97
4,38
3,85
13,04

2009
33,08
30,34
2,74
21,88
18,57
1,54
1,77
45,04
23,85
4,32
3,86
13,00

2010
32,8
30
2,8
22,1
18,7
1,6
1,9
45,2
24,0
4,4
3,9
13,0

Rerata
33,45
30,77
2,68
21,24
18,04
1,55
1,65
45,30
23,87
4,41
3,86
13,17

18
Untuk 5 tahun ke depan, struktur perekonomian Kabupaten Malang masih
didominasi oleh sektor primer dengan perkiraan sebesar 31,1% sekunder 23,1%
dan tersier 45,9% pada Tahun 2015. Dari data tersebut terlihat bahwa dalam
kurun 5 tahun mendatang secara perlahan struktur ekonomi Kabupaten Malang
mengalami pergeseran dengan semakin meningkatnya sektor sekunder dan
tersier.
Tabel 2.11
Proyeksi Struktur Ekonomi PDRB ADHK Kabupaten Malang
Tahun 2011-2015 (dalam persen)
Uraian

2011
2012
Primer
32,4
32,1
1. Pertanian
29,6
29,2
2. Pertambangan & Penggalian
2,8
2,8
Sekunder
22,3
22,5
3. Industri Pengolahan
18,8
18,9
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
1,6
1,6
5. Bangunan
1,9
2,0
Tersier
45,3
45,5
6. Perdag, Hotel & Restoran
24,1
24,2
7. Pengangkutan & Komunikasi
4,4
4,4
8. Keu, Persewaan & Jasa Persh.
3,9
3,9
9. Jasa-jasa
12,9
12,9
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2013
31,7
28,9
2,9
22,7
19,0
1,6
2,1
45,6
24,3
4,4
3,9
12,9

2014
31,4
28,5
2,9
22,9
19,1
1,6
2,2
45,7
24,5
4,5
3,9
12,9

2015
31,1
28,1
2,9
23,1
19,2
1,6
2,3
45,9
24,6
4,5
4,0
12,8

Hal yang sama juga berlaku pada struktur ekonomi ADHB Kabupaten
Malang selama kurun waktu 5 tahun terakhir juga masih didominasi oleh sektor
pertanian dengan rerata sebesar 29,15% kemudian sektor perdagangan, hotel
dan restoran sebesar 23,82% dan disusul oleh sektor industri pengolahan
sebesar 19,71%.
Tabel 2.12
Struktur Ekonomi PDRB ADHB Kabupaten Malang
Tahun 2006-2010 (dalam persen)
Uraian

2006

2007

Primer
31,97
31,50
1. Pertanian
29,75
29,26
2. Pertambangan & Penggalian
2,22
2,24
Sekunder
22,36
23,24
3. Industri Pengolahan
18,86
19,65
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
1,96
1,91
5. Bangunan
1,54
1,68
Tersier
45,67
45,24
6. Perdag, Hotel & Restoran
23,86
23,74
7. Pengangkutan & Komunikasi
5,35
5,08
8. Keu, Persewaan & Jasa Persh.
3,66
3,72
9. Jasa-jasa
12,80
12,70
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2008

2009

2010

Rerata

31,1
28,88
2,22
23,73
20,09
1,8
1,84
45,17
23,93
4,95
3,73
12,56

31,00
28,74
2,26
23,96
20,26
1,79
1,91
45,04
23,78
4,92
3,74
12,60

30,58
28.26
2,32
24,56
20.62
1.87
2.07
44,86
23.65
4.47
3.90
12.84

31,39
29,15
2,23
23,32
19,71
1,86
1,74
45,28
23,82
5,07
3,71
12,66

19
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa struktur ekonomi Kabupaten Malang
apabila dikelompokkan dalam 3 sektor pokok yaitu primer, sekunder dan tersier
maka sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi selama kurun waktu 5
tahun terakhir adalah sektor tersier dengan rerata sebesar 45,28 %, disusul
sektor primer dengan rerata sebesar 31,39 % dan sektor sekunder rerata sebesar
23,32 %.
Untuk melihat disparitas wilayah dari aspek ekonomi sekaligus gambaran
pemerataan pertumbuhan masih disajikan perbandingan dari 8 Sub Satuan
Wilayah Pengembangan (SSWP) belum mengacu pada 6 Wilayah
Pengembangan (WP) sebagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor
3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Malang
dikarenakan data yang tersaji pada laporan BPS masih 8 SSWP. Sebagai
gambaran tingkat pemerataan ekonomi antar wilayah di Kabupaten Malang dapat
dilihat bahwa selama kurun waktu 2005-2009 kegiatan ekonomi antar SSWP,
posisi perbandingannya, dilihat dari sisi besaran nilai nominal PDRB ADHB
sedikit mengalami perubahan. Posisi pertama dengan nilai nominal PDRB ADHB
tertinggi dibangkitkan oleh SSWP II Lingkar Kota Malang. Ditinjau dari
pendekatan produksi, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) SSWP II pada
tahun berjalan mencapai Rp 7.916,67 milyar. Pendukung utama PDRB ADHB
SSWP II Tahun 2009 adalah sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang masing-masing mencapai
Rp 2.671,54 milyar, Rp 1.788,57 milyar dan Rp 1.497,31 milyar. Posisi kedua
yang sejak Tahun 2000 dipegang oleh SSWP VIII Dampit dan sekitarnya,
memasuki Tahun 2009 posisinya belum mengalami perubahan dengan
sumbangan sebesar Rp 5.036,45 milyar. Urutan berikutnya SSWP V Kepanjen
dan sekitarnya Rp 5.034,81 milyar, SSWP VII Gondanglegi dan sekitarnya
Rp 2.784,29 milyar, SSWP I Ngantang dan sekitarnya Rp 1.760,44 milyar serta
SSWP III Lawang Rp 1.472,79 milyar.
Pada posisi terakhir masih diduduki oleh SSWP VI Donomulyo dengan
sumbangan sebesar Rp 663,13 milyar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 2.13 di bawah ini :
Tabel 2.13
PDRB ADHB per SSWP
Tahun 20052009 (milyar rupiah)
Sub Satuan Wilayah
Pengembangan
2005
(SSWP)
I. Ngantang &
1.014,49
Sekitarnya
II. Lingkar Kota Malang
4.523,92
III. Lawang
832,63
IV. Tumpang & sekitarnya
1.796,48
V. Kepanjen & sekitarnya
2.943,51
VI. Donomulyo
397,76
VII. Gondanglegi &
1.620,28
sekitarnya
VIII. Dampit & sekitarnya
2.973,22
KAB. MALANG
16.103,30
* Angka diperbaiki ** Angka Sementara

2006

2007

2008*)

2009**)

1.206,72

1.367,13

1.581,28

1.760,44

5.340,51
986,77
2.123,93
3.468,22
467,87

6.101,18
1.136,91
2.400,53
3.923,04
527,66

7.155,37
1.317,78
2.763,32
4.514,05
602,43

7.916,67
1.472,79
3.086,57
5.034,81
663,13

1.912,37

2.163,44

2.495,86

2.784,29

3.523,86
19.030,26

3.975,90
21.595,80

4.558,06
25.026,86

5.036,12
27.754,81

20

Sedangkan dari perkembangan pertumbuhan PDRB atas dasar harga


konstan untuk masing masing SSWP, secara lengkap dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.14
Perkembangan PDRB ADHK per SSWP
Tahun 20052008 (dalam juta rupiah)

SSWP

2005

2008

Primer

Sekunder

Tersier

Primer

Sekunder

Tersier

SSWP I

276.863,25

89.777,88

325.716,67

324.709,64

114.870,58

384.088,70

SSWP II

836.534,87

962.313,11

1.225.991,66

945.999,52

1.229.260,01

1.444.988,31

SSWP III

68.394,09

234.476,37

242.285,04

79.118,02

298.468,43

286.715,50

SSWP IV

438.026,14

147.750,27

634.940,27

504.379,21

189.757.79

746.086,17

SSWP V

780.961,39

262.078,92

944.020,80

886.742,81

340.272,69

116.216,56

SSWP VI

127.265,36

21.578,84

128.552,94

144.544,05

27.529,19

151.367,59

SSWP VII

359.843,23

182.063,11

540.939,05

412.768,35

235.512,92

632.307,22

SSWP VIII

893.452,05

296.781,22

966.461,51

1.024.129,56

379.477,64

1.135.784,08

Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas kecamatan yang ada di
Kabupaten Malang didominasi oleh sektor tersier dan tertinggi pada Tahun 2005
maupun Tahun 2008 adalah di SSWP II (lingkar Kota Malang) dan diikuti SSWP
VIII (Turen dan sekitarnya), sedangkan terendah di SSWP VI (Donomulyo).
Sektor Sekunder pada Tahun 2005 dan Tahun 2008 tertinggi berada di SSWP II
sedang terendah di SSWP VI.
Sedangkan sektor primer baik Tahun 2005 tertinggi berada di SSWP VIII
diikuti SSWP II, dan pada Tahun 2008 tertinggi pada SSWP II diikuti SSWP VIII.
Terendah di Tahun 2005 berada di SSWP III dan pada Tahun 2008 di SSWP VI,
namun demikian sektor ini tidak mendominasi di semua SSWP.
Untuk membandingkan posisi SSWP dengan wilayah regional Kabupaten
Malang maka dipakai analisis typologi Klassen untuk melihat aktifitas ekonomi
dan kecenderungan kemajuan suatu wilayah. Analisis typologi Klassen membagi
daerah menjadi 4 kwadran yaitu: 1) daerah yang memiliki PDRB per kapita dan
laju pertumbuhan lebih tinggi dari Kabupaten Malang disebut daerah maju dan
cepat tumbuh, 2) daerah yang PDRB per kapita lebih tinggi tetapi laju
pertumbuhan lebih rendah dengan Kabupaten Malang disebut daerah maju tapi
tertekan, 3) daerah yang memiliki PDRB per kapita rendah namun laju
pertumbuhan tinggi disebut daerah berkembang cepat, 4) daerah yang PDRB per
kapita dan laju pertumbuhan rendah dibanding Kabupaten Malang disebut daerah
relatif tertinggal. Gambaran analisis typologi Klassen Kabupaten Malang dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.

21
Tabel 2.15
Klasifikasi Kinerja Ekonomi SSWP
Tahun 20052008

PDRB per kapita


Laju
Pertumbuhan

Tinggi

Rendah

Tinggi

Daerah maju
cepat tumbuh:
- SSWP II
- SSWP III
Daerah
maju
tertekan:
- SSWP V

Sumber : Bappekab. Malang, 2010 (data diolah)

Rendah

dan Daerah berkembang


cepat:
- SSWP I
tapi Daerah
relatif
lamban:
- SSWP IV
- SSWP VI
- SSWP VII
- SSWP VIII

SSWP yang berada di kwadran I yaitu SSWP II (lingkar Kota Malang) dan
SSWP III (Kecamatan Lawang) merupakan daerah maju dan berkembang cepat
dan mampu tumbuh karena adanya aktifitas ekonomi yang cukup tinggi baik
disebabkan oleh faktor internal (potensi daerah itu sendiri) maupun eksternal
seperti lingkar Kota Malang yang mendapat imbas pertumbuhan Kota Malang.
SSWP pada kwadran II yaitu SSWP V (Kepanjen dan sekitarnya)
merupakan daerah maju dengan income perkapita tinggi tetapi pertumbuhan
ekonomi relatif rendah. Hal ini disebabkan potensi ekonomi wilayah ini didominasi
oleh sektor primer yang pada umumnya memiliki produktifitas rendah sehingga
pertumbuhan ekonomi rendah. Namun demikian masih memiliki harapan dengan
meningkatkan sektor sekunder dan tersier seperti perdagangan, hotel, restoran,
angkutan rel, angkutan jalan raya, jasa penunjang angkutan, pos dan
telekomunikasi, bank, lembaga keuangan bukan bank, sewa bangunan, jasa
perorangan dan rumah tangga. Diharapkan dengan kepindahan ibukota
Kabupaten Malang ke Kepanjen akan berdampak positif terhadap pertumbuhan
ekonomi di wilayah Kepanjen dan sekitarnya.
SSWP pada kwadran III yaitu SSWP I (Kasembon dan sekitarnya) yaitu
merupakan daerah yang cepat berkembang dengan laju pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, wilayah ini memiliki potensi ekonomi primer perikanan, kehutanan,
peternakan, perkebunan, ekonomi sekunder listrik dan air bersih, dan ekonomi
tersier berupa perdagangan, restoran, jasa penunjang komunikasi, lembaga
keuangan bukan bank, sewa bangunan, jasa perusahaan, jasa pemerintahan
umum, jasa sosial kemasyarakatan dan jasa perorangan dan rumah tangga.
Wilayah ini cepat berkembang karena menjadi poros lalu lintas pertemuan ke tiga
kota yaitu Malang Raya, Jombang dan Kediri. Namun demikian, income per
kapita wilayah ini masih rendah.

22
SSWP pada kwadran IV adalah SSWP IV (Jabung dan sekitarnya), SSWP
VI (Donomulyo), SSWP VII (Bantur dan sekitarnya), SSWP VIII (Turen dan
sekitarnya) adalah termasuk daerah tertinggal dengan pertumbuhan ekonomi dan
income per kapita rendah, yang secara geografi merupakan daerah dibagian
Timur dan Selatan yang memiliki topografi pegunungan sehingga memerlukan
biaya tinggi bagi pembangunan sarana prasarananya. Namun demikian
diharapkan dengan pembangunan Jalan Lintas Selatan dan Pembangunan
Pelabuhan di Sendang Biru dapat lebih meningkatkan aktivitas perekonomian
daerah ini.
Namun demikian dari ke-8 SSWP tersebut tidak terdapat perbedaan
pertumbuhan ekonomi yang sangat mencolok seperti kondisi 5 tahun yang lalu,
semua SSWP hampir mendekati rata-rata.
Kebijakan pembangunan Kabupaten Malang untuk 5 tahun ke depan yang
berorientasi pada potensi 6 WP diarahkan semakin terjadi pemerataan
pertumbuhan yang diproyeksikan sebagai berikut:
Tabel 2.16
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi per Wilayah Pengembangan
Tahun 2011-2015 (dalam persen)
URAIAN

2011

2012

2013

2014

2015

Pertumbuhan ekonomi

6,2

6,4

6,5

6,6

6,7

1. WP I Lingkar Kota Malang

6,4

6,5

6,6

6,72

6,75

2. WP II Kepanjen

6,2

6,4

6,55

6,6

6,65

3. WP III Ngantang

6,0

6,1

6,2

6,4

6,5

4. WP IV Tumpang

5,8

5,95

6,25

6,3

6,4

5. WP V Turen dan Dampit


5,9
6,1
6. WP VI Sumbermanjing
5,8
6
Wetan
Sumber : Bappekab. Malang, 2010 (data diolah)

6,3

6,35

6,45

6,2

6,3

6,4

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi WP I yang terdiri dari Kecamatan


Dau, Karangploso, Lawang, Singosari, Pakisaji, Wagir, Tajinan, Bululawang,
Pakis; disamping pertanian pangan, perkebunan, industri, perdagangan dan
pariwisata. Dengan pengungkit Bandara Abdulrachman Saleh, perusahaan
industri besar dan permukiman.
Untuk WP II yang terdiri dari Kecamatan Kepanjen, Wonosari, Ngajum,
Kromengan, Pagak, Sumberpucung, Kalipare, Donomulyo, Gondanglegi dan
Pagelaran; pertanian pangan, perkebunan, peternakan, perikanan darat, industri,
pariwisata dengan pengungkit Jalan Lintas Selatan, wisata budaya Gunung Kawi
dan Kota Kepanjen sebagai pusat pemerintahan.
WP III yang terdiri dari Kecamatan Ngantang, Pujon dan Kasembon;
pertanian pangan, perkebunan, peternakan, hortikultura, perindustrian, perikanan
air tawar dan pariwisata dengan pengungkit Sub Terminal Agrobis Mantung dan
wisata Selorejo.
WP IV yang terdiri dari Kecamatan Tumpang, Poncokusumo, Wajak dan
Jabung; pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, hortikultura,

23
perikanan, pariwisata dan industri dengan pengungkit Kawasan Agropolitan
Poncokusumo, Minapolitan Wajak, wisata menuju Bromo.
WP V yang terdiri dari Kecamatan Turen, Dampit, Tirtoyudo dan
Ampelgading; pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan
laut, industri, perdagangan dan pariwisata dengan pengungkit Jalan Lintas
Selatan.
WP VI yang terdiri dari Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Bantur dan
Gedangan; pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan laut,
pertambangan, industri, pariwisata dengan pengungkit Jalan Lintas Selatan,
Pelabuhan Nusantara Sendang Biru.
Selain itu akan dipertajam program-program terkait dengan pengentasan
kemiskinan dan desa tertinggal karena sebagian besar kecamatan yang memiliki
tingkat kemiskinan dan desa tertinggal yang tinggi cenderung pertumbuhan
ekonominya lebih rendah.
Gambar 2.1
Peta Wilayah Pengembangan Kabupaten Malang

24
2.2.2 Kesejahteraan Sosial
1. Kemiskinan, Pengangguran, Desa Tertinggal dan IPM
Sebagai amanat Milenium Development Goals (MDGs) yaitu komitmen
dunia untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan
kemiskinan, dimana Pemerintah Indonesia termasuk salah satu negara yang
menandatangani deklarasi millenium untuk mencapai 8 buah sasaran
pembangunan millenium yaitu 1) pengentasan kemiskinan dan kelaparan
yang ekstrim, 2) pemerataan pendidikan dasar, 3) mendukung adanya
persamaan gender dan pemberdayaan perempuan, 4) mengurangi tingkat
kematian anak, 5) meningkatkan kesehatan ibu, 6) perlawanan terhadap
HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya, 7) menjamin daya dukung
lingkungan hidup, 8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Begitu juga dengan arahan RPJM Provinsi Jawa Timur maupun Nasional
masalah kemiskinan, pengangguran menjadi urusan bersama yang sangat
prioritas. Sama halnya dengan Kabupaten Malang yang sudah dimulai dari
RPJMD Kabupaten Malang Periode 2006-2010 sudah memprioritaskan
pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang dikaitkan
dengan seluruh program prioritas pembangunan yang pada impact-nya dapat
mengurangi angka kemiskinan dan menurunkan angka pengangguran.
Dalam kurun waktu 5 tahun kondisi kemiskinan, pengangguran IPM serta
pemberdayaan gender di Kabupaten Malang dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 2.17
Perkembangan Angka Kemiskinan, Pengangguran dan IPM
Kabupaten Malang Tahun 2006-2010
Uraian
Satuan
Tingkat
%
Kemiskinan
Tingkat
%
Pengangguran
IPM
Indeks Harapan
Hidup
Indeks
Pendidikan
Indeks Daya Beli
Pemberdayaan
Gender
Pembangunan
Gender

2006

2007

2008

2009

2010*

22,98

23,15

23,56

14,7

13,6

5,59

6,44

6,67

4,1

4,1

66,93

69,07

69,55

69,89

70,3

67,30

68,22

68,43

72,56

72,7

73,27

73,50

73,50

74,40

74,6

57,76

65,49

66,72

62,72

63,2

67,4

67,4

65,0

65,7

Sumber : Hasil-hasil pembangunan Kabupaten Malang, 2010


Keterangan: *angka sementara.

Dari data diatas dapat kita lihat tingkat kemiskinan Kabupaten Malang
pada level mencapai 13,6 persen di Tahun 2010. Kemudian angka

25
pengangguran sendiri masih tergolong kecil yaitu mencapai 4,1 persen di
Tahun 2010. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa indeks pembangunan
manusia Kabupaten Malang dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010
selalu meningkat, yaitu Tahun 2006 sebesar 66,93, Tahun 2007 sebesar
69,07, Tahun 2008 sebesar 69,55, Tahun 2009 sebesar 69,89 dan meningkat
menjadi 70,3 di Tahun 2010, hal ini disebabkan karena adanya
perbaikan/peningkatan pada bidang kesehatan, pendidikan dan komponen
daya beli.
Tabel 2.18
Proyeksi Angka Kemiskinan, Pengangguran dan IPM
Kabupaten Malang Tahun 2010-2015
Uraian
Sat
2010 2011
Tingkat Kemiskinan
13,6
12,3
%
Tingkat
%
4,10
3,8
Pengangguran
IPM
70,3
70,8
Indeks Harapan Hidup
72,68 73,1
Indeks Pendidikan
74,6
75,2
Indeks Daya Beli
63,2
64
Pemberdayaan
67,6
68,8
Gender
Pembangunan
65,7
66,5
Gender
Sumber : Bappeda Kabupaten Malang, 2010

2012
11,9

2013
10,1

2014
8,8

2015
6,9

3,58

3,40

3,20

3,00

71,1
73,3
75,5
64,6

71,7
73,7
76
65,3

72,1
73,9
76,4
65,9

72,6
74,3
76,9
66,6

69,5

70,2

71,2

71,4

67,8

68,5

69,6

70,1

Dari gambaran ini trend prediksi angka kemiskinan Kabupaten Malang


akan semakin berkurang sejalan dengan target RPJMD Provinsi Jawa Timur
dan MDGs yaitu pada Tahun 2010 sebesar 13,6%, Tahun 2011 sebesar
12,3%, Tahun 2012 sebesar 11,9%, Tahun 2013 sebesar 10,1%, Tahun 2014
sebesar 8,8%, dan Tahun 2015 ditargetkan turun hingga sebesar 6,9%.
Sedangkan tingkat pengangguran sebesar 4,10% di Tahun 2010 kemudian
Tahun 2011 sebesar 3,8%, Tahun 2012 sebesar 3,58%, Tahun 2013 sebesar
3,40%, Tahun 2014 sebesar 3,20%, dan Tahun 2015 ditargetkan turun hingga
sebesar 3%. IPM sendiri dari Tahun 2010-2015 sebesar 70,3 pada Tahun
2010 sebesar 70,8 pada Tahun 2011, 71,1 pada Tahun 2012, 71,7 pada
Tahun 2013, 72,1 pada Tahun 2014 dan pada Tahun 2015 ditargetkan 72,6.

26
Tabel 2.19
Daftar Desa Tertinggal Kabupaten Malang
NO

KECAMATAN

DONOMULYO

KALIPARE

PAGAK

BANTUR

GEDANGAN

SUMBERMANJING
WETAN

DAMPIT

TIRTOYUDO

PONCOKUSUMO

10

WAJAK

DESA
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
1
2
3
1
2
3
4
1
2
3
4
5

SUMBEROTO
TLOGOSARI
KEDUNGSALAM
BANJAREJO
PURWODADI
ARJOSARI
KALIASRI
PUTUKREJO
SUMBERPETUNG
SUKOWILANGUN
PANDANREJO
SUMBERKERTO
PAGAK
BANDUNGREJO
SUMBERBENING
SRIGONCO
WONOREJO
BANTUR
PRINGGODANI
REJOSARI
KARANGSARI
TUMPAKREJO
SINDUREJO
GAJAHREJO
SIDODADI
GIRIMULYO
KEDUNGBANTENG
TAMBAKASRI
TEGALREJO
SUMBERAGUNG
SUKODONO
BATURETNO
PURWODADI
KEPATIHAN
TAMANKUNCARAN
DAWUHAN
SUMBEREJO
PANDANSARI
NGADAS
SUMBERPUTIH
WONOAYU
BAMBANG
PATOK PICIS
NGEMBAL

NO

KECAMATAN

11

TUREN

12

BULULAWANG

13

GONDANGLEGI

14
15

KEPANJEN
SUMBERPUCUNG

16

KROMENGAN

17

NGAJUM

18

WONOSARI

19

WAGIR

20

PAKISAJI

21
22

TAJINAN
TUMPANG

23

PAKIS

DESA
1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
1
1
2
3
1
2
1
2
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
1
1
2
3
4
5
6
1
2

UNDAAN
JERU
SANANKERTO
TUMPUKRENTENG
SUKONOLO
GADING
BAKALAN
SUDIMORO
KASRI
PRINGU
KASEMBON
BULUPITU
SUKOSARI
PANGGUNGREJO
PUTAT KIDUL
UREK-UREK
SUMBERJAYA
MOJOSARI
JATIGUWI
SENGGRENG
TERNYANG
NGADIREJO
JAMBUWER
BABADAN
BALESARI
PLAOSAN
BANGELAN
SUMBERDEM
SUMBERTEMPUR
SUMBERSUKO
PETUNGSEWU
SUKODADI
DALISODO
JATISARI
WADUNG
GUNUNGRONGGO
NGINGIT
KIDAL
KAMBINGAN
PULUNGDOWO
DUWET
DUWETKRAJAN
KEDUNGREJO
PUCANGSONGO

27
2. Perlindungan Sosial
Beberapa kecenderungan permasalahan sosial, dibarengi dengan
terjadinya perubahan sosial yang sangat cepat, maka persoalan yang
dihadapi sampai saat ini di Kabupaten Malang adalah sebagai berikut:
1) masih terbatasnya sarana dan prasarana panti sosial baik milik pemerintah
maupun masyarakat; 2) masih minimnya peran serta potensi sumber
kesejahteraan sosial dan sektor swasta dalam penanganan PMKS; 3) masih
banyaknya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) baik
secara kualitas maupun secara kuantitas, antara lain, kemiskinan, kecacatan,
ketunasusilaan, keterlantaran, korban bencana/bencana alam; 4) serta belum
efektifnya penanganan bencana baik yang bersifat prefentif, tanggap darurat
maupun rehabilitatif. Perkembangan jumlah penduduk rawan sosial
Kabupaten Malang Tahun 2006 sampai 2010 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.20
Perkembangan Jumlah Penduduk Rawan Sosial
Tahun 20062010
Uraian
Satuan
2006
2007
2008
2009
2010
Keluarga Fakir
jiwa
555.971 555.971 568.591 568.591 568.591
Miskin
Balita Terlantar
jiwa
1.404
1.435
1.276
677
677
Anak Terlantar
jiwa
71.867 72.115 63.225 39.659 39.659
Lanjut Usia
jiwa
4.639
5.671
3.380
3.748
3.748
Terlantar
Gelandangan
jiwa
17
62
22
105
105
Komunitas Adat
jiwa
40
0
77
77
Terpencil
Penyandang
jiwa
8.684
401
908
5.774
5.774
Cacat
Korban
jiwa
20
124
1.279
628
628
Bencana Alam
Korban lain
jiwa
0
0
0
1
1
Pengemis
jiwa
213
151
81
167
167
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
3. Kesetaraan Gender
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun
2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah maka telah dibentuk lembaga
khusus yang menangani pengarusutamaan gender sehingga kesetaraan
gender dapat diwujudkan. Perkembangan keterlibatan perempuan dalam
organisasi, penanganan kasus KDRT dan perlindungan anak serta
program sosialisasi Undang-Undang KDRT dan Perlindungan Anak
secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

28
Tabel 2.21
Perkembangan Keterlibatan Perempuan Dalam Organisasi
Tahun 2006-2009
Uraian
Jumlah
Perempuan
yang
Bekerja
Jumlah Perempuan PNS di
Pemerintah Kab. Malang
Jumlah Perempuan Anggota
S
DPRD Kab. Malang
Jumlah Organisasi Perempuan
Jumlah
Kelompok
Usaha
Perempuan

Satuan

2006

2007

2008

2009

orang

424.496

631.020

547.317

547.317

orang

7.705

7.598

8.376

8.483

orang

organisasi

26

26

27

28

kelompok

3.678

3.678

4.087

4.280

Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

Dari data diatas diketahui bahwa keterlibatan perempuan baik di


lembaga swasta maupun di Pemerintahan sudah cukup tinggi. Sebagai
contoh di lembaga swasta angka tersebut secara rasio lebih kurang 39 %,
di lembaga Pemerintah Daerah 47 % sedangkan di DPRD 20 %.
2 .3
Aspek Pelayanan Umum
2.3.1 Pendidikan
Pendidikan merupakan kunci strategi dalam mempersiapkan terwujudnya
anak bangsa yang demokratis, berketrampilan, cerdas, kreatif, memperteguh
akhlaq serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam rangka
menghadapi persaingan global yang tanpa batas.
Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan dapat dilihat dari
perkembangan indikator Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi
Kasar (APK). Indikator APM ini mencerminkan perbandingan jumlah siswa yang
bersekolah di jenjang tertentu dengan usia tertentu dibanding dengan jumlah
penduduk usia sekolah (usia tertentu untuk jenjang tertentu). Sedangkan indikator
APK mencerminkan perbandingan antara jumlah siswa pada jenjang tertentu
dibandingkan jumlah penduduk usia sekolah untuk jenjang tertentu.
Indikator APM dari Tahun 2006 sampai dengan 2009 meningkat untuk
SD/MI dari 98,91 menjadi 99,13, untuk SMP/MTs dari 63,32 menjadi 72,43, dan
untuk SMA/MA dari 28,80 menjadi 34,61, sedangkan untuk indikator APK dari
2006 sampai dengan Tahun 2009 untuk SD/MI dari 114,8 turun menjadi 112,9,
untuk SMP/MTs dari 85,32 menjadi 92,26, untuk SMA/MA dari 35,23 menjadi
39,25. Indikator APM dan APK secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.22 di
bawah ini:
Tabel 2.22
Perkembangan APM dan APK
Tahun 2006-2009
2006

2007

2008

Uraian
APM
APK
APM
APK
APM
SD/MI
98,91
114,8
99,01
115,0
99,10
SMP/MTs
63,32
85,32
68,69
89,68
76,64
SMA/MA
28,80
35,23
29,33
35,23
34.61
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

APK
115,22
91,22
37,24

2009
APM
99,10
76,64
32,10

APK
115,0
91,22
37,24

29
Dari data diatas dapat dilihat baik APM maupun APK Tahun 2006 sampai
dengan 2009 cenderung meningkat kecuali APM tingkat SMA/MA. Hal ini
disebabkan masih banyaknya lulusan SMP/MTs melanjutkan sekolah ke Kota
Malang, yang tidak terdata di sekolah-sekolah Kabupaten Malang.
Selanjutnya tabel rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Malang
dibandingkan dengan Kabupaten/Kota bertetangga dan rata-rata Jawa Timur
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.23
Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Umur 15 Tahun Keatas
Di Kabupaten Malang dan Sekitarnya
Tahun 2005-2010
Uraian

2005

2006

Kab. Blitar
6,47
7,08
Kab. Kediri
6,99
7,01
Kab. Malang
5,96
6,65
Kab. Lumajang
5,10
5,76
Kab. Probolinggo
4,96
4,98
Kab. Pasuruan
6,00
6,16
Kab. Mojokerto
7,38
7,16
Kota Malang
9,56
10,57
Kota Batu
7,72
7,70
Jawa Timur
6,68
6,90
Sumber : BPS Kabupaten Malang, 2009

2007

2008

2009

2010

7,09
7,45
6,66
5,90
5,00
6,16
7,67
10,80
8,19
6,90

7,09
7,45
6,66
5,90
5,00
6,16
7,67
10,80
8,20
6,95

7,12
7,50
6,69
5,93
5,03
6,25
7,70
10,83
8,30
7,07

7,12
7,50
6,69
5,93
5,03
6,25
7,70
10,83
8,30
7,07

Untuk mendukung peningkatan kualitas anak didik maka upaya peningkatan


kualitas dan profesionalisme guru yang dilaksanakan secara bertahap dan terus
menerus, di tingkat SD/MI pada Tahun 2006 sebesar 40,35 % menjadi 48,62 %
di Tahun 2009, di tingkat SMP/MTs dari 65,83 % di Tahun 2006 menjadi 71,62 %
di Tahun 2009, di tingkat SMA/MA dari 86,27 % di Tahun 2006 menjadi 86,98 %
di Tahun 2009, secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.24 di bawah ini :
Tabel 2.24
Perkembangan Guru yang Berkualifikasi
Tahun 2006-2010
Uraian
Satuan
2006
2007
SD/MI
%
40,35
40,82
SMP/MTs
%
65,83
66,23
SMA/MA
%
86,27
86,32
Sumber : BPS Kabupaten Malang, 2009

2008
42,47
71,19
86,50

2009
48,62
71,62
86,98

2010
48,62
71,62
86,98

Keberhasilan di bidang pendidikan ini juga dapat dilihat dari jumlah lulusan
SMK yang telah mendapat pekerjaan yang meningkat dari tahun ke tahun, dari
jumlah 3.650 orang di Tahun 2006, naik menjadi 4.217 orang di Tahun 2007,

30
meningkat menjadi 4.336 orang di Tahun 2008 dan menjadi 4.802 orang di Tahun
2009.
Angka partisipasi sekolah dari tingkatan SD/MI, SMP sederajat, dan SMA
sederajat perkembangannya dapat dilihat dari tabel diatas.
Tabel 2.25
Perkembangan Partisipasi Sekolah
Dibandingkan dengan Jumlah Penduduk
Tahun 2006-2009
No
Jenjang Pendidikan
2006
2007
I
SD/MI
1 Juml murid usia 7-12 th
141.064 251.814
2 Juml penddk usia 7-12 th
143.552 257.415
3 APS SD/MI
0 ,4 0
0 ,2 2
II SMP/MTs
1 Juml murid usia 13-15 th
99.618
81.366
2 Juml penddk usia 13-15 th
129.960
96.601
3 APS SMP/MTs
1 ,3 9
1 ,4 0
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2008

2009

225.963
228.105
0 ,2 9

273.439
278.851
0,002

95.234
124.267
1 ,0 0

104.055
122.355
0,0075

Sedangkan ditinjau dari ketersediaan infrastruktur sekolah terutama dari


banyaknya gedung sekolah terlihat bahwa rasionya masih rendah. Hal ini
disebabkan karena semakin meningkatnya jumlah penduduk usia sekolah dari
waktu ke waktu sedangkan pertumbuhan gedung sekolah tidak sebesar
penduduk usia sekolah.
Tabel 2.26
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2006-2009
No
Jenjang Pendidikan
I SD/MI
1
2
3
II
1

Jumlah Gedung Sekolah


Juml pddk klp usia 7-12 th
Rasio
SMP/MTs
Jumlah Gedung Sekolah

2006

2007

1.165

1.171

143.552
0 ,8 1

257.415
0 ,4 5

295

302

2 Juml pddk klp usia 13-15 th 129.960


96.601
3 Rasio
0 ,2 3
0 ,3 2
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2008

2009

1.180
(1.171)
228.105
0 ,5 2

1.170
(1.161)
278.851
0 ,4 2

302
(267)
124.267
0 ,2 4

302
(279)
122.355
0 ,2 5

Sedangkan untuk perbandingan dan perkembangan jumlah murid dan guru


pada jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs dapat dilihat pada tabel berikut.

31
Tabel 2.27
Perkembangan Jumlah Guru dan Murid per Jenjang Pendidikan Dasar
Tahun 2006-2009
Jenjang
2006
2007
2008
Pendidikan
I SD/MI
1 Jumlah Guru
10.710
10.717
12.986
2 Jumlah Murid
211.330
210.675
207.525
3 Rasio
0.05068
0.05087
0.06289
II SMP/MTs
1 Jumlah Guru
5.963
5.944
5.349
2 Jumlah Murid
71.172
73.452
73.933
3 Rasio
0.08378
0.08092
0.07764
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010
No

2009

11.729
207.113
0.05682
5.395
73.290
0.0779

2.3.2 Kesehatan
Sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan
dicerminkan melalui indeks harapan hidup yaitu suatu indeks yang dipakai untuk
mengukur kualitas sumberdaya manusia melalui meningkatnya derajat
kesehatan. Dari data diatas menunjukkan bahwa indeks harapan hidup di
Kabupaten Malang Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2009 juga selalu
meningkat yaitu 67,30 di Tahun 2006 menjadi 72,56 di Tahun 2009. Kondisi ini
diupayakan untuk terus menerus meningkat dan berkesinambungan karena
masalah kesehatan yang terjadi sekarang dapat berpengaruh terhadap keturunan
berikutnya. Derajat kesehatan ini juga harus terus menerus ditingkatkan seiring
dengan memberikan fasilitas kesehatan yang memadai dan meningkatkan
kesadaran pola hidup sehat bagi masyarakat secara sinergis. Apabila Indeks
Harapan Hidup (IHH) semakin tinggi berarti hal ini mengindikasikan bahwa
pembangunan sosial ekonomi suatu daerah semakin maju. Berikut disajikan tabel
IHH Kabupaten Malang dan sekitarnya, adalah sebagai berikut :
Tabel 2.28
Perkembangan Indeks Harapan Hidup, Kematian Bayi, Kematian Anak
dan Ibu Kabupaten Malang
Tahun 2006-2009
No

Satuan

2006

2007

2008

2009

Indeks Harapan Hidup

67,30

68,22

68,43

72,56

Angka Kematian Bayi

orang

160

142

147

154

Angka Kematian Anak

orang

28

33

16

18

Angka Kematian Ibu

orang

28

25

24

19

Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

32
Dari data diatas tampak bahwa IHH Kabupaten secara rerata lebih tinggi
dari Kabupaten yang berada di Jawa Timur bagian Selatan dan masih lebih
rendah dari rerata Jawa Timur.
Salah satu pendukung IHH ini adalah angka kematian bayi. Angka kematian
bayi di Kabupaten Malang per 1000 orang penduduk Tahun 2006 sebesar 3,58
dan Tahun 2007 turun menjadi 3,44, tetapi naik di Tahun 2008 sebesar 3,72 dan
Tahun 2009 sebesar 4,05, hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran
masyarakat masih rendah, namun demikian untuk angka kematian ibu melahirkan
per 1000 orang penduduk pada Tahun 2006 sebesar 57,41 naik di Tahun 2007
sebesar 75,07, dan turun cukup signifikan di Tahun 2008 menjadi sebesar 60,68
dan Tahun 2009 menjadi 53,05. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Malang
telah berupaya secara terus menerus untuk meningkatkan pembangunan di
bidang kesehatan melalui peningkatan kesadaran masyarakat dan melalui
pengembangan Pondok Kesehatan Desa sebagai pusat penyuluhan dan
konsultasi kesehatan termasuk penyuluhan gizi yang program terpadu
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Kabupaten Malang.
Sedangkan untuk perbandingan jumlah dokter, paramedis dan sarana
prasarana kesehatan Tahun 2006-2009 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.29
Perkembangan Jumlah Dokter, Paramedis dan Sarana Prasarana
Kesehatan
Tahun 2006-2009
No
1
2
3
4
5

Uraian
Satuan 2006
2007
Jumlah dokter umum
orang
102
133
Jumlah dokter spesialis
orang
60
115
Jumlah dokter gigi
orang
53
59
Jumlah paramedis
orang
181
124
Unit Pelaksana Gizi
unit
389
389
dan Kesehatan (UPGK)
6
Posyandu
unit
2.733
2.740
7
Puskesmas/Poliklinik/P
ustu persatuan
unit
penduduk
8
Rasio apotik
49.300 44.722
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2008
136
128
62
245

2009
130
130
63
268

390

390

2.750

2.762

195

197

40.650

32.830

2.3.3 Ketenagakerjaan
Kondisi ketenagakerjaan dicerminkan dari jumlah penduduk usia kerja di
Kabupaten Malang pada Tahun 2007 sejumlah 1.443.799 orang pada Tahun
2009 menjadi 1.495.743 orang dengan peningkatan rata-rata pertahun sebesar
1,8 %, demikian juga dengan jumlah angkatan kerja sejumlah 1.043.373 pada
Tahun 2007 menjadi 1.347.500 orang dengan peningkatan rata-rata pertahun
sebesar 14,58 %. Sementara itu jumlah angkatan kerja tertampung disektor
formal pada Tahun 2007 sebanyak 6.735 orang, pada Tahun 2009 tertampung
4.358. Jumlah pencari kerja yang terdaftar Tahun 2007 sebanyak 45.110 orang
sedangkan pada Tahun 2009 sebesar 47.263 orang.

33
Secara lengkap kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Malang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.30
Perkembangan Ketenagakerjaan Kabupaten Malang
Tahun 20072009
Uraian

Satuan

2007

2008

Penduduk Usia Kerja


orang
1.443.799
1.487.523
Angkatan Kerja
orang
1.043.373
1.210.549
Angkatan Kerja
orang
3.654
6.157
Tertampung
Pencari Kerja
orang
45.110
47.543
Jumlah Pengiriman
4.529
5.584
TKI
Remitansi
+ (Rp. )
107,8 M
95 M
Kebutuhan Fisik
Rp.
769.000
813.000
Minimum
UMK
Rp.
743.250
802.000
Tingkat pengangguran
7,85
6,44
terbuka
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2009
1.495.743
1.347.500
4.358
47.263
2.008
84, 1 M
975.000
954.500
6,4

Salah satu masalah pemerintah baik pusat maupun daerah adalah


ketersediaan lapangan pekerjaan bagi penduduknya yang kerap kali tidak
mencukupi kebutuhan sehingga bekerja di luar negeri masih menjadi pilihan
sebagian besar pencari kerja di Indonesia pada umumnya dan juga di Kabupaten
Malang walaupun dari data yang ada jumlah pengiriman TKI berdasarkan data
pemberangkatan TKI ke luar negeri Tahun 2007 sampai Tahun 2009 mengalami
penurunan. Pada Tahun 2007 tercatat pemberangkatan TKI sebanyak 4.529
orang dan Tahun 2008 naik menjadi 5.584 orang dan Tahun 2009 turun menjadi
2.008 orang.
Kebutuhan fisik minimum dari Tahun 2007 sebesar Rp. 769.000,- naik di
Tahun 2008 menjadi Rp. 813.000,- dan Tahun 2009 naik lagi menjadi
Rp. 975.000,-, disisi yang lain Upah Minimum Kabupaten juga cenderung
meningkat pada Tahun 2007 sebesar Rp. 743.000,-, Tahun 2008 naik menjadi
Rp. 802.000,- dan Tahun 2009 naik lagi menjadi Rp. 954.500,-. Menjadi sedikit
lebih tinggi dari kebutuhan fisik minimum, dengan demikian daya beli masyarakat
diharapkan meningkat.
2.3.4 Pertanian
Potensi pertanian di wilayah Kabupaten Malang beraneka ragam dan
tersebar di seluruh kecamatan. Bidang pertanian unggulan meliputi tanaman
pangan, perkebunan, sayuran, peternakan dan perikanan. Unggulan tanaman
pangan padi, jagung, ketela pohon, ubi jalar, dan kacang-kacangan. Sedangkan
unggulan perkebunan tebu, kopi, kakao, kelapa. Untuk komoditi sayuran, terdiri

34
dari kentang, kubis, cabe, tomat. Terdapat komoditas khas Kabupaten Malang
yaitu: apel, klengkeng, salak Swaru, ketela gunung kawi.
Berikut data produksi komoditas pertanian andalan Kabupaten Malang
sebagai daerah agro yang merupakan andalan Provinsi Jawa Timur, sebagai
berikut:
Tabel 2.31
Produksi Komoditas Andalan Pertanian
Tahun 20062009
No
Uraian
Satuan
2006
2007
1
Padi
ton
366.271
368.509
2
Jagung
ton
265.361
240.445
3
Sayuran
ton
155.196
127.974
4
Tebu
ton
2.820.500
3.249.096
5
Kopi
ton
7.331
8.592
6
Daging
ton
13.743
13.882
7
Susu
ton
89.841
93.732
8
Ikan
ton
9.289
10.092
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2008
416.396
279.057
146.457
2.974.171
7.248
14.021
97.623
9.439

2009
450.006
296.159
174.751
3.375.125
8.588
14.160
101.515
9.817

2.3.5 Industri dan Perdagangan


Bidang industri di Kabupaten Malang berkembang pesat seiring dengan
kemudahan aksesibilitas. Bidang industri ini tumbuh pesat khususnya pada
wilayah pengembangan lingkar Kota Malang seperti Kecamatan Pakisaji,
Kecamatan Singosari, Kecamatan Karangploso, Kecamatan Pakis, Kecamatan
Bululawang, Kecamatan Dau dan Kecamatan Wagir. Industri besar umumnya
berlokasi pada jalan utama atau kolektor primer sedangkan industri kecil tersebar
di kawasan permukiman penduduk. Untuk pengembangan industri pada tahun
kedepan harus diprioritaskan pada kawasan Malang Selatan untuk memeratakan
pertumbuhan dan perkembangan wilayah. Kegiatan industri nantinya dapat
berupa pengolahan hasil tambang berupa bahan dasar bangunan seperti semen,
kapur dan marmer dimana bahan bakunya banyak tersedia di kawasan Malang
Selatan seperti di Kecamatan Donomulyo, Kecamatan Pagak, Kecamatan
Gedangan, Kecamatan Dampit, Kecamatan Ampelgading, Kecamatan Kalipare
dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Berikut data perkembangan industri dan
perdagangan:
Tabel 2.32
Perkembangan Industri dan Perdagangan
Tahun 20062009
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Uraian
Satuan
2006
2007
Jumlah
perusahaan
Unit usaha
1.229
1.331
industri
Jumlah sentra industri
Unit usaha
63
50
Tenaga kerja industri
Unit usaha
86.122
91.753
Jumlah
industri
Unit usaha
49.647
50.750
informal
Investasi (PMDN/PMA)
Juta Rupiah
4.343.788 5.382.522
Jumlah SIUP
Perusahaan
11.166
12.952
Nilai Ekspor
RibuanUS $
189.095
262.410
Nilai Impor
RibuanUS $
62.025
67.227
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2008

2009

1.407

1.475

50
95.778

50
98.781

51.865

52.365

6.106.865
14.245
266.100
60.030

6.119.365
15.695
271.910
51.926

35
Sebagaimana dikemukakan dimuka peran sektor industri dan sektor
perdagangan dalam perekonomian Kabupaten Malang cukup dominan. Tahun
2009 kontribusi kedua sektor ini sebesar 44,27 % terdiri dari sektor industri
20,62%, dan sektor perdagangan 23,65 %. Dalam rangka memacu percepatan
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang mengandalkan nilai tambah sektor
industri dan perdagangan, maka kebijakan pembangunan ekonomi diarahkan
untuk memacu peningkatan sektor industri dan perdagangan secara gradual
dengan tetap memperhatikan penguatan UMKM dan Koperasi agar kemajuan
industrialisasi dan modernisasi tidak menggerus UMKM yang justru merupakan
kekuatan lokal terutama pada saat terjadinya krisis ekonomi global yang
menyebabkan melemahnya posisi industri dan perdagangan pada umumnya.
2.3.6 Energi dan Sumberdaya Mineral
Kabupaten Malang memiliki potensi sumberdaya mineral yang cukup besar
dan tersebar hampir di seluruh wilayah, namun karena kewenangan
pengelolaannya berada di Pemerintah Pusat terkecuali golongan C maka
kontribusinya terhadap PDRB masih sangat kecil. Secara lengkap dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.33
Potensi Mineral di Kabupaten Malang
URAIAN
Batu
gunung/adesit

Pasir

Phosphat

LOKASI
Singosari,
lawang,
Karangploso,
Jabung, Tumpang
Wajak,
Turen,
Ampelgading,
Dampit,
Tumpang,
Tirtoyudo,
Poncokusumo,
Kasembon,
Pakis,
kalipare
Sumbermanjing
Wetan

Kalsit

Gedangan,
donomulyo,
Sbrmanjing
pagak,

bantur,

Batu kapur

Kalipare, gedangan,
donomulyo,
Sbrmanjing Wetan,
Pagak, Bantur

Wetan,

MANFAAT

CADANGAN

Sebagai
agregat Diperkirakan
fondasi dan batu hias jutaan ton

Sebagai
campuran
beton, plester pasang, Diperkirakan
fondasi
jalan
dan jutaan ton
konstruksi

Bahan
campuran
pembuatan gelas
Bahan pemutih dan
pengisi cat, gelas,
karet,
penetral
keasaman
tanah,
bahan pelapis kertas
Bahan mentah semen,
karbit, bahan pemutih
pembuatan soda abu,
penetral
keasaman
tanah, bahan pupuk,
industri
keramik,
bahan bangunan

8,51 10^8

Diperkirakan
jutaan ton

4.368,83 10 ^8

36
URAIAN

Felspar

Tanah liat

Marmer

Kaolin

Kuarsa

Bentonit

Tanah urug

Tras

Piropilit

LOKASI
Dampit,
Gondanglegi,
Kepanjen,
Sbrmanjing Wetan,

MANFAAT

CADANGAN

Sebagai flug dalam


Diperkirakan
industri keramik, gelas
jutaan ton
dan kaca

Sebagai
campuran
Sumberpucung,
beton, plester pasang,
Pagak,
bantur,
fondasi
jalan
dan
singosari, Tirtoyudo
konstruksi
Sebagai
amomen
Kalipare,
bangunan
Ampelgading,
(lantai,dinding,
Gedangan, Dampit,
asesories)
Untuk
industri
Kalipare,
Pagak, keramik, kertas, cat,
Bantur,
dampit, kosmetik dan farmasi,
Ampelgading
bahan
pembuatan
karet/ pestisida dll
Kalipare, Tirtoyudo, Untuk industri gelas,
dampit,
optik, keramik, brasive
Ampelgading,
dan semen
Sebagai bahan lumpur
pemboran, pencegah
kebocoran
pada
Sumbermanjing
bangunan sipil basah,
Wetan,
Pagak,
campuran pembuatan
Bantur,
Singosari,
cat, latex dan tinta
Tirtoyudo
cetak,
bahan
penyerap, zat perekat,
pelet/makanan ternak
Sebagai
bahan
Singosari
urugan
Bahan
pembuatan
PPC,
pembuatan
semen tras kapur
Sumbermanjing
untuk batu cetak atau
Wetan, Donomulyo,
batako,
campuran
Ampelgading
pembuatan
beton,
campuran plester dan
tanah urug
Sebagai
bahan
industri
keramik,
refraktori,
kosmetik,
Sumnbermanjing
kertas,
bahan
Wetan, bantur
campuran cat dan
plastik

49,625 10^8

2.300.000

Diperkirakan
jutaan ton

Diperkirakan
jutaan ton

3.250

10^8

Diperkirakan
jutaan ton

Diperkirakan
jutaan ton

45,304

10^8

37
URAIAN
Sirtu
Gipsum

Zeolit

Oniks

Mangaan

Oker

Toseki

LOKASI

MANFAAT

Urugan , material
campuran beton, jalan
Bahan
kimia
dan
amomen,
bahan
agregat ringan, bahan
pengembang
dan
pengisi pasta gigi,
Sumbermanjing
bahan penjernih air
Wetan,
Tirtoyudo,
limbah dan kolam
Gedangan
ikan, makan ternak,
pemurnian gas metan/
gas
alam/gas
murni/penyerap
zat/
logam beracun

Singosari

Ampelgading

Perhiasan

Kalipare, Gedangan,
Dampit,
Arang
baterai,
Sumbermanjing
campuran aluminium
Wetan
Bahan campuran cat,
Dampit,
interior bangunan
Sebagai bahan baku
dan
campuran
Sumbermanjing
keramik,
refraktori,
Wetan, Tirtoyudo
isolator dll

Kalipare, Gedangan,
dampit,
Emas
Perhiasan
sumbermanjing
Wetan, Tirtoyudo
Untuk
industri
campuran
besi,
Donomulyo,
Pasir besi
industri gelas, optik,
gedangan
keramik, abrasif dan
semen
Sumber : Dinas ESDM, 2010

CADANGAN
Diperkirakan
jutaan ton
-

3,5

10^6

Diperkirakan
jutaan ton
Diperkirakan
jutaan ton
Diperkirakan
jutaan ton

Diperkirakan
jutaan ton

Diperkirakan
jutaan ton

Diperkirakan
jutaan ton

2.4. Aspek Daya Saing Daerah


2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah
Struktur ekonomi Kabupaten Malang dalam 5 tahun terakhir yang
menggambarkan pilar-pilar kemampuan dan potensi perekonomian daerah dapat
dilihat dari peran sektoral dalam perekonomian sebagai berikut:

38
Tabel 2.34
Perkembangan Peran Sektoral Dalam Perekonomian
Berdasarkan PDRB ADHK Kabupaten Malang
Tahun 2006-2010 (dalam persen)
Uraian

2006
34,03
31,40
2,63
20,45
17,34
1,57
1,54
45,52
23,71
4,48

2007
33,54
30,87
2,67
21,05
17,91
1,54
1,60
45,41
23,93
4,45

2008
33,16
30,47
2,69
21,60
18,37
1,55
1,68
45,24
23,97
4,38

Primer
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Sekunder
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Tersier
Perdag, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keu, Persewaan & Jasa
3,89
3,85
3,85
Persh.
Jasa-jasa
13,44
13,19 13,04
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kab. Malang, 2010

2009
33,08
30,34
2,74
21,88
18,57
1,54
1,77
45,04
23,85
4,32

2010
32,8
30
2,8
22,1
18,7
1,6
1,9
45,2
24,0
4,4

Rerata
33,45
30,77
2,68
21,24
18,04
1,55
1,65
45,30
23,87
4,41

3,86

3,9

3,86

13,00

13,0

13,17

Untuk 5 tahun ke depan, struktur perekonomian Kabupaten Malang


diprediksikan masih akan didominasi oleh sektor primer sebesar 31,1% sekunder
23,1% dan tersier 45,9% pada Tahun 2015. Secara sektoral tetap akan
didominasi oleh sektor pertanian primer menyusul sektor perdagangan dan
pariwisata, selanjutnya sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa. Sedang
sektor yang diharapkan berkembang sektor pertambangan dan sektor bangunan.
Dilihat dari ketersediaan potensi di kawasan Malang Raya dan beberapa
Kabupaten/Kota yang memiliki sektor andalan yang bersamaan dengan
Kabupaten Malang sesungguhnya diperlukan kerjasama kawasan yang dapat
mempercepat kemajuan daerah sekaligus menjadi kekuatan daya saing bersama.
Berikut gambaran potensi Kabupaten/Kota yang potensinya bersamaan dengan
Kabupaten Malang:
Tabel 2.35
Daerah yang Potensi Andalannya Sama Dengan Kabupaten Malang

NO.
1
2
3
4
5
6
7

TANAMAN
PANGAN
Kab. Malang
Kab. Probolinggo
Kab. Jember
Kab. Banyuwangi
Kab. Bojonegoro
Kab. Blitar
Kab. Lamongan

PERKEBUNAN

PETERNAKAN

PERIKANAN

Kab Jember
Kab. Blitar
Kab. Malang

Kab. Malang
Kab. Blitar
Kab. Bangkalan

Kab. Gresik
Kab. Lamongan
Kab. Sidoarjo
Kab. Bondowoso

PERTAMBA
NGAN
Kab. Tuban
Kab. Gresik

Sumber :Bappeda Provinsi Jawa Timur, 2009


Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa posisi Kabupaten Malang cukup
bersaing untuk sektor tanaman pangan, peternakan, perkebunan namun sektor

39
yang potensi besar yaitu perikanan dan pertambangan belum mampu bersaing
dengan Kabupaten/Kota lain di Jawa Timur.
Perekonomian Kabupaten Malang juga ditopang oleh sektor industri yang
berorientasi ekspor. Berikut data realisasi ekspor Tahun 2009 :
Tabel 2.36
Realisasi Ekspor Non Migas Menurut Tujuan
Tahun 2009
NEGARA TUJUAN
VOLUME (kg)
Jepang
34.015.695,32
China
5.801.894,54
Jerman
19.826.540,74
Singapura
7.653.071,13
Inggris
14.762.302,20
Mesir
6.804.735,62
Yunani
9.012.501,48
Perancis
4.739.200,54
Belgia
11.907.532,07
Amerika
11.873.026,82
51 Negara lainnya
45.453.552,32
Total
271.909.691,89
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar

NILAI (US $)
53.294.526,34
10.015.943,64
37.935.266,52
12.682.375,88
26.385.156,55
9.378.249,96
14.874.825,26
7.286.302,10
12.832.450,26
31.799.250,05
55.425.345,33
171.850.052,78

Hal yang sama juga bisa dilihat dari dari perkembangan investasi yang
cenderung mengalami kenaikan dari waktu ke waktu baik investasi dalam negeri
maupun investasi asing. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor pada
Kabupaten Malang masih bagus.
Tabel 2. 37
Perkembangan Jumlah dan Nilai Investasi PMDN/PMA
Tahun 2008-2009
NO
1

URAIAN

SATUAN

2008

2009

-PMDN

buah

20

20

-PMA

buah

17

19

Nilai Investasi

rupiah

6,106,864,874,177.00

6,119,364,874,177.00

-PMDN

rupiah

3,299,051,926,802.00

3,303,051,926,802.00

-PMA

rupiah

2,807,812,947,375.00

2,816,312,947,375.00

Nilai Investasi Non


PMA/PMDN

rupiah

4,865,803,229,000.00

5,152,704,436,000.00

- Industri

rupiah

2,179,472,229,000.00

2,298,873,436,000.00

- Perdagangan

rupiah

2,103,200,000,000.00

2,266,200,000,000.00

- Koperasi

rupiah

583,131,000,000.00

587,631,000,000.00

Jumlah Investasi

Sumber : Kantor Penanaman Modal

40
2.4.2 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Sarana yang penting dalam mendukung laju pembangunan adalah
prasarana jalan. Tersedianya jalan untuk menjangkau semua daerah di suatu
wilayah pemerintahan sangat besar pengaruhnya terhadap kecepatan
pendistribusian hasil pembangunan. Jalan merupakan salah satu prasarana
transportasi yang penting guna memperlancar kegiatan pembangunan.
Seiring dengan semakin meningkatnya pembangunan jalan yang terbagi
atas jalan nasional, jalan provinsi dan kabupaten harus selalu ditingkatkan, baik
panjang maupun kualitasnya, agar pembangunan regional/nasional dapat
berjalan lancar. Panjang jalan yang ada di Kabupaten Malang mencapai 1.903,19
km terbagi atas jalan negara 115,63 km (1%), jalan provinsi 128,80 km (1%),
jalan kabupaten 1.668,76 km (19%) dan jalan desa 6.907,92 km (79%) sehingga
total 8.809,66 km. Kondisi jalan yang baik di Kabupaten Malang dari Tahun
20062009 meningkat cukup signifikan yaitu Tahun 2006 panjang jalan 1.096 km,
Tahun 2007 menjadi 1.205 km, Tahun 2008 menjadi 1.258 km, dan Tahun 2009
menjadi 1.274 km. Jembatan mantap Tahun 2006 sepanjang 1.975 meter, 2007
sepanjang 2.607 meter, 2008 sepanjang 2.668 meter, dan Tahun 2009 meningkat
menjadi sepanjang 3.107 meter.
Tabel 2.38
Prasarana Jalan Tahun 2006-2009
Uraian

Satuan

2006

2007

2008

2009

Jalan Negara

km

115,63

115,63

115,63

115,63

Jalan Provinsi

km

118,80

118,80

128,80

128,80

Jalan Kabupaten

km

1.667,31 1.667,31

1.667,31

1.668,76

Jalan Desa

km

6.907,90 6.907,90

6.907,90

6.907,90

Sumber : Dinas Bina Marga, 2010

Teknologi komunikasi kini semakin dirasakan penting peranannya dalam


penyampaian informasi jarak jauh. Aktifitas pemerintahan, swasta maupun
masyarakat sangat erat kaitannya dengan pos dan telekomunikasi sebagai
sarana untuk pengiriman informasi. Bahkan ketersediaan teknologi informasi
berdampak pada intelektualitas penduduk, karena dengan tersedianya teknologi
dan kemampuan sumberdaya manusia maka akan sangat mudah membaca
kemajuan yang mutakhir sehingga dapat memacu perkembangan teknologi di
daerah. Untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi masyarakat, dari tahun ke
tahun semakin banyak bermunculan wartel swasta. Jumlah telpon umum koin
dari tahun ke tahun semakin berkurang, sedangkan jasa telekomunikasi dari
pemerintah dan rumah tangga berkembang pesat. Data PT. Telkom Kabupaten
Malang menunjukkan jumlah pelanggan telpon semakin meningkat dari tahun ke
tahun.

41
Tabel 2.39
Perkembangan Telekomunikasi
Tahun 2006-2009
Uraian
Kapasitas sentral
Kapasitas terpasang
Kapasitas terpakai
Pelanggan
Telp koin
Wartel/kios/TUT

Satuan
SST
SST
SST
SST
SST
SST

2006
66.898
66.898
60.539
197
3.910

2007
66.898
66.898
60.539
197
3.910

2008
73.299
73.299
66.835
49.997
169
2.753

2009
65.817
65.817
51.372
44.662
144
2.665

Sumber : Telkom Malang

Ketersediaan bank sangat mendorong laju pertumbuhan ekonomi di segala


bidang, khususnya dalam penyediaan modal dan lalu lintas uang antar daerah,
kepentingan lalu lintas uang di Kabupaten Malang sangat mudah karena telah
tersedia bank-bank pemerintah maupun bank swasta. Bank pemerintah yang
terdapat di Kabupaten Malang antara lain, BRI, BNI46 dan Bank Mandiri,
sedangkan swasta BCA, CIMB Niaga dan Bank Jatim, serta BPR-BPR yang
berkembang pesat beberapa tahun terakhir ini.
Selanjutnya perkembangan ketersediaan energi listrik sebagai pendukung
penting pembangunan dan perekonomian sebagai berikut:
Tabel 2.40
Perkembangan Kelistrikan
Tahun 2006-2009
Uraian
Distribusi JTM
Distribusi JTR

Satuan
kms

2006
2.589.630

2007
2.589.630

2008
2.589.630

2009
2.622.990

kms

5.317.290

5.317.290

5.317.290

5.350.950

3.349
9
687.850
1.359.547.399

3.349
9
687.850
1.359.547.399

3.349
9
701.172
1.432.837.083

3.402
9
716.966
1.508.030.540

Distribusi GRD
unit
Gardu Induk
unit
SR
buah
Konsumsi Listrik
kwh/th
Sumber : PLN Malang, 2010

Sarana dan prasarana strategis dalam rangka mendukung daya saing


daerah a) pengembangan Bandar Udara Abdulracman Saleh yang dalam kurun
waktu 3 tahun terakhir berkembang sangat pesat dan kedepan perlu di tingkatkan
kapasitasnya lebih besar lagi sehingga dapat menambah maskapai dan jumlah
penerbangan sesuai dengan kebutuhan untuk melayani beberapa
Kabupaten/Kota di bagian Selatan Tengah Jawa Timur; b) pembangunan jalan tol
Pandaan-Malang melanjutkan tol Surabaya-Pandaan sehingga akan terhubung
layanan tol antara Kota Surabaya dengan Malang Raya sebagai salah satu pusat
pertumbuhan dan Kota Malang sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur;
c) pembangunan Jalan Lintas Selatan Jawa Timur dimana wilayah Kabupaten
Malang merupakan titik tengah yang akan menghubungkan Malang-Jogjakarta ke
Barat dan Malang Denpasar Bali melalui Banyuwangi ke sebelah Timur, dengan
demikian potensi yang selama ini belum tergali karena hambatan transportasi di

42
Malang Selatan akan segera berkembang seperti potensi pertambangan
perkebunan, dan perikanan laut, serta tidak kalah pentingnya adalah obyek
wisata pantai yang cukup banyak di Malang Selatan.
2.4.3 Sarana Transportasi
Berikutnya sarana transportasi yang menjamin kelancaran arus orang dan
barang dari sentra produksi ke pasar maupun ke obyek-obyek wisata adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.41
Perkembangan Sarana Transportasi
Tahun 2006-2009
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Uraian
2006
2007
2008
Mobil Penumpang Umum
725
751
761
Bus umum
2.354
2.402
2.472
Bus bukan umum
122
157
182
Mobil barang umum
3.194
3.709
4.338
Mobil barang bukan umum
11.165 11.935 12.516
Kereta gandengan
177
180
184
Kereta tempelan
20
22
33
Kendaraan khusus
32
34
35
JUMLAH
17.789 19.190 20.521
Sumber : Hasil-hasil Pembangunan Kabupaten Malang, 2010

2009
762
2.620
213
5.244
13.494
192
30
39
22.594

Dari data diatas diketahui bahwa trend perkembangan sarana transportasi


Kabupaten Malang dalam 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan dimana pada Tahun 2006 hanya sebanyak 17.789 Tahun 2009
meningkat tajam menjadi 22.594 atau terjadi kenaikan rata-rata 8% per tahun.
Kedepan peningkatan diprediksi akan lebih tajam lagi dengan selesainya Tol
Pandaan-Malang, selesainya Jalan Lintas Selatan Provinsi Jawa Timur semakin
besarnya kapasitas penerbangan Bandara Abulrachman Saleh dan pindahnya
pusat pemerintahan Kabupaten Malang ke Kota Kepanjen dan pertumbuhan
ekonomi yang semakin membaik memberi dampak kepada perkembangan
investasi, industri, perdagangan dan perumahan.
2.4.4 Iklim Berinvestasi
Iklim berinvestasi sangat ditentukan oleh faktor keamanan dan ketertiban.
Pembangunan bidang keamanan dan ketertiban masyarakat harus difokuskan
pada terwujudnya kesadaran masyarakat untuk menjaga keamanan masyarakat
lingkungan masing-masing serta peran aktif masyarakat dalam memberantas
kejahatan yang terjadi.
Tindak kejahatan terbanyak sebagaimana data Kepolisian Kabupaten
Malang terbanyak adalah kasus pencurian dengan pemberatan yaitu sebayak
576 kasus yang dilaporkan namun hanya 372 kasus yang baru diselesaikan,
kemudian kasus pencurian kayu jati sebanyak 372 kasus, kasus perjudian
sebanyak 210 kasus dan 178 kasus penipuan. Sementara itu, berdasarkan data
yang ada masih terdapat kasus demonstrasi pemogokan tenaga kerja, kasus
politik dan kasus ekonomi, namun demikian secara umum angka kriminalitas di

43
Kabupaten Malang baik secara kualitas maupun kuantitas kecenderungannya
mengalami penurunan. Hal lain yang mendukung terjaminnya keamanan wilayah
Kabupaten Malang karena terdapat banyak institusi militer baik dari TNI AD, TNI
AU dan TNI AL yang juga berperan aktif dalam mendukung keamanan dan
ketertiban masyarakat termasuk juga keamanan berinvestasi.
Tabel 2.42
Angka Kriminalitas
Tahun 2006-2009
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Uraian
Jumlah kasus narkoba
Jumlah kasus pembunuhan
Jumlah kejahatan seksual
Jumlah kasus penganiayaan
Jumlah kasus pencurian
Jumlah kasus penipuan
Jumlah kasus pemalsuan uang
Kasus perjudian
Kasus pemerasan dan penadahan
Bunuh diri
Jumlah
Jumlah penduduk
11 Angka kriminalitas (8/9)
Sumber : Kepolisian, data diolah, 2010

2006

2007

2008

2009

33
5
13
62
351
0
1
158
12
15
640
2.419.822
0.0264482

4
5
14
20
63
0
7
10
0
18
141
2.442.442
0.0057729

0
4
2
19
148
0
0
27
7
0
207
2.413.779
0.0085758

0
0
0
0
3
0
0
2
0
2
7
2.419.887
0.0002893

BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
Penyelenggaraan fungsi Pemerintahan Daerah akan terlaksana secara optimal
apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumbersumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan
perundang-undangan (money follow function).
Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk
menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah
dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa
pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu APBD maka analisis
pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan
daerah sekurang-kurangnya 5 tahun sebelumnya.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana
pengelolaan keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang disetujui oleh DPRD dalam
Peraturan Daerah (Perda). Dalam hubungannya dengan RPJM Daerah, APBD
merupakan komitmen politik penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk mendanai
strategi pembangunan pada satuan program dan kegiatan selama kurun waktu 5
tahun. Hubungan antara dokumen perencanaan strategik dengan anggaran, dapat
dilihat dalam Gambar 3.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1
Kerangka Hubungan Antara Kebijakan Keuangan Daerah/APBD
dengan RKPD dan Visi, Misi, Strategi RPJMD

RPJMD
Visi, Misi, Strategi

RKPD
1

RKPD
2

RKPD
3

RKPD
4

RKPD
5

Kebijakan Keuangan Daerah /APBD

Arah kebijakan keuangan daerah yang diambil oleh Kabupaten Malang


mengandung makna bahwa:
1) Arah belanja APBD Kabupaten Malang digunakan sepenuhnya untuk mendukung
kebijakan dan prioritas strategis jangka menengah, 5 tahunan.
2) Untuk menjamin ketersediaan dana maka kebijakan pendapatan diarahkan untuk
mendapatkan berbagai sumber pendapatan yang sustain dan jumlah yang
memadai.
Mengingat kebijakan masing-masing komponen APBD berbeda maka
kebijakan Keuangan Daerah juga dirinci pada masing-masing komponen tersebut,

45
meliputi kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan. Adapun, hubungan
strategi dengan (arah kebijakan) komponen APBD dapat dilihat dalam Gambar 3.2
berikut ini:
Gambar 3.2
Kerangka Hubungan Antara Strategi dan Komponen APBD
A R A H

K E B I J A K A N

Program/
Kegiatan
P1
P2
Visi

Misi

Strategi

P3
P4
P5
P~..

P
E
N
D
A
P
A
T
A
N
.....

P
E
M
B
I
A
Y
A
A
N

B
E
L
A
N
J
A

(-)

.....

(=)

.....

Gambar diatas menunjukkan hubungan antara proses perencanaan kegiatan


dengan keuangan. Satuan terkecil dari perencanaan strategik adalah program dan
kegiatan. Melalui analisis belanja, standar pelayanan, dan standar harga atas
komponen belanja tiap kegiatan, dapat dihitung kebutuhan belanja. Dengan
demikian, arah kebijakan belanja Kabupaten Malang, pada prinsipnya adalah agar
belanja dapat mendukung kebutuhan dana seluruh kegiatan. Belanja yang tidak
strategik dan tidak memiliki nilai tambah (non value-added) diminimalisir.
Pada tahap berikutnya, untuk menutup semua kebutuhan belanja, APBD
harus mampu mengoptimalkan sumber-sumber pendapatannya. Semua potensi
pendapatan semaksimal mungkin digali agar mampu menutup seluruh kebutuhan
belanja. Kebijakan pendapatan diarahkan agar sumber-sumber pendapatan yang
mendukung APBD selama ini harus diidentifikasi dengan baik, ditingkatkan
penerimaannya (intensifikasi), dan diupayakan sumber-sumber pendapatan baru
(ekstensifikasi) oleh Pemerintah Kabupaten Malang.
Mengingat bahwa komponen anggaran menggunakan struktur surplus/defisit
maka atas selisih antara pendapatan dan belanja dihitung sebagai surplus/defisit dan
dialokasikan ke pembiayaan. Dalam hal suatu APBD mengalami defisit maka
kebijakan pembiayaan mengupayakan sumber pemasukan kas untuk menutup defisit
tersebut (pembiayaan penerimaan). Sebaliknya, apabila APBD mengalami selisih
lebih maka atas surplus tersebut akan dialokasikan dalam pembiayaan pengeluaran
pada pos-pos pembiayaan yang diperkenankan oleh peraturan.
Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

46
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang antara lain menyebutkan bahwa
keuangan daerah harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundanganundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat, maka semua
penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan
harus dimasukkan dalam APBD, dan selanjutnya APBD tersebut akan dipakai
sebagai dasar bagi Pemerintah Daerah dalam pengelolaan penerimaan dan
pengeluaran daerah yang disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan serta kemampuan keuangan daerah, oleh karena itu prinsip
pengelolaan ini akan tercermin pada proses penyusunan anggaran daerah, struktur
pendapatan dan struktur belanja daerah.
3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2006-2010 memberikan
gambaran trend yang positif dengan rata-rata kenaikan sebesar 11,54%, walaupun
pada masa itu terjadi kenaikan BBM yang membawa dampak signifikan pada
perkembangan ekonomi makro namun karena struktur pendukung ekonomi daerah
Kabupaten Malang yang berbasis pada sektor primer mengakibatkan pengaruh
perubahan tersebut tidak begitu terasa dampaknya pada perekonomian Kabupaten
Malang. Gambaran perkembangan struktur pendapatan, belanja dan pembiayaan
Tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

47
Tabel 3.1
Realisasi Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2006 s/d 2010
NO
1

URAIAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
DANA PERIMBANGAN
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum (DAU)
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Perimbangan dari Provinsi
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH
Dana Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi & Pemda
lainnya
Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda
lainnya

JUMLAH
Prosentase Kenaikan Realiasi Pendapatan Pertahun
Rata-rata kenaikan 2006-2010
Sumber : DPPKA 2011, diolah

2006
69,651,784
23,684,589
20,842,042

TAHUN (Rp. 000)


2007
2008
84,353,897
100,591,048
26,393,016
30,357,572
36,285,421
18,479,090

2009
153,526,442
33,782,875
24,512,496

2010
133,603,260
39,362,653
29,861,750

3,341,689
21,783,463
946,184,615
52,551,285
795,059,000
35,690,000
62,884,330

4,416,694
17,258,767
1,013,910,110
64,805,110
880,921,000
68,184,000
-

4,844,397
46,909,988
1,134,458,800
77,072,608
967,647,192
89,739,000
-

4,920,768
90,310,302
1,161,789,799
108,708,109
959,098,690
93,983,000
-

6,299,099
58,079,758
1,204,222,085
148,456,036
967,107,349
88,658,700
-

4,362,756
-

67,957,671
991,324

72,706,682
-

111,851,641
-

330,437,924
15,000
-

4,362,756
-

58,686,801
8,279,547

58,413,584
14,174,598

79,883,170
2,127,834

94,532,940
166,702,934

118,500

29,840,637

69,187,050

1,020,199,155

1,166,221,678
13

1,307,756,530
11
11,54%

1,427,167,882
8

1,668,263,268
14

48
Dilihat dari trend pendapatan yang dalam Tahun 2006 ke 2007 naik sebesar 12,52% Tahun 2007 ke 2008 naik sebesar 10,82% selanjutnya
tahun berikutnya naik lagi sebesar 8,37% dan Tahun 2010 naik menjadi 14,45% atau rata-rata dalam 4 tahun naik sebesar 11,54% per tahun,
khusus PAD naik rata-rata sebesar 20% per tahun; Dana Perimbangan naik rata-rata sebesar 6,28% per tahun; dan Lain-lain Pendapatan
yang Sah naik rata-rata sebesar 428,48% per tahun
Tabel 3.2
Realisasi Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2006-2010
NO
I
1
2
3
4
5
6
7

II
1
2
3

URAIAN
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Tidak Terduga
Prosentase kenaikan Pertahun
Rata-rata kenaikan
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Prosentase kenaikan Pertahun
Rata-rata kenaikan

Jumlah
Prosentase kenaikan Pertahun
Rata-rata kenaikan
Sumber : DPPKA 2011, diolah

2006
323,071,250
182,082,219
32,306,195
0
0
0
108,670,336
12,500

2007
638,391,167
507,873,992
97,656
8,186,121
65,593,865
10,158,845
45,560,000
920,688
97.6

585,004,515
302,812,765
140,671,167
141,520,583

537,353,688
44,529,373
117,581,160
375,243,155
-8.15

908,075,765

1,175,744,856
29.48

TAHUN (Rp. 000)


2008
807,679,075
623,113,507
77,319
32,682,445
48,000,848
10,613,409
93,041,547
150,000
26.52
40.94%
530,171,667
50,499,108
147,863,051
331,809,508
-1.34
-3.16
1,337,850,741
13.79
16.75%

2009
903,035,160
713,012,042
56,531
40,420,470
41,983,286
10,702,782
96,399,420
460,629
11.81

2010
1,154,528,709
933,230,894
35,969
67,257,121
46,923,782
11,684,517
95,007,195
389,231
27.85

484,695,872
47,739,226
154,166,147
282,790,499
-8.58

510,892,482
55,284,309
185,801,482
269,806,692
5.4

1,387,731,032
3.73

1,665,421,191
20.01

49
Dilihat dari data tersebut Belanja Tidak Langsung yang Tahun 2006 sebesar 35% Tahun 2010 menjadi 69,2% yang didalamnya termasuk
belanja pegawai yang trend setiap tahun mengalami kenaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku antara lain kenaikan gaji dan kenaikan
penghasilan guru. Sedangkan belanja langsung yang dalam Tahun 2006 sebesar 64% Tahun 2010 menjadi sebesar 30,7%. Terjadinya
kenaikan belanja tidak langsung disatu sisi dan disisi lain penurunan porsi belanja langsung karena kenaikan dana perimbangan yang jauh
lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan kenaikan belanja gaji pegawai negeri sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kebijakan belanja
tentunya mendahulukan belanja wajib (mandatory) terutama gaji pegawai negeri sipil dan tunjangan guru setelah itu sisanya baru
diperuntukkan membiayai kebutuhan belanja urusan pembangunan.
Tabel 3.3
Rasio Pendapatan dengan Belanja Dalam Tahun Berjalan
Tahun Anggaran 2006-2010

NO

URAIAN

Pendapatan

Belanja

Persentase

TAHUN (Rp. 000)


2006

2007

2008

2009

2010

1,020,199,155

1,166,221,678

1,307,756,530

1,427,167,882

1,668,263,268

908,075,765

1,175,744,856

1,337,850,741

1,387,731,032

1,665,421,191

89.01

100.82

102.3

97.24

99.83

Sumber : DPPKA 2011, diolah

Dari data tersebut Tahun 2006 besaran belanja hanya 89,01% dari pendapatan Tahun berjalan; tahun 2007 sebesar 100,82%; Tahun 2008
sebesar 102,3%; Tahun 2009 sebesar 97,24% dan Tahun 2010 sebesar 99,83%. Hal ini menunjukkan apabila besaran belanja lebih kecil dari
pendapatan dalam tahun berjalan berarti terjadi SILPA sebaliknya apabila besaran belanja melebih dari pendapatan maka defisit yang ada
ditutupi dari SILPA tahun yang lalu.

50
Tabel 3.4
Realisasi Pembiayaan Daerah
Tahun Anggaran 2006-2010

NO
I
1
2
3
4
5
6

URAIAN
Jumlah Penerimaan Pembiayaan
SILPA
Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan derah yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerah
Prosentase kenaikan Pertahun

Rata-rata kenaikan
II
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan
1
Pembentukan dana cadangan
2
Penyertaan modal (investasi) daerah
3
Pembayaran pokok utang
4
Pemberian pinjaman daerah
Prosentase kenaikan Pertahun
Rata-rata kenaikan
Pembiayaan Netto
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA)
Sumber : DPPKA 2011, diolah

TAHUN (Rp. 000)


2006
105,939,477
105,939,477
-

11,930,989
5,000,000
5,000,000
1,930,989
-

94,008,487
206,131,877

2007
206,802,663
206,493,331
309,332

62,636,414
5,000,000
1,999,606
55,636,808
-

144,166,248
134,643,071

2008
138,732,503
134,643,071
4,089,432
-

6,672,599
5,000,000
1,500,000
172,599
-

132,059,904
101,965,693

2009

2010

101,965,693
101,965,693
-

156,082,933
139,228,944
15,000,000
1,853,989
-

2,173,599
2,001,000
172,599
-

2,391,914
1,853,989
537,925
-

99,792,094
139,228,944

153,691,019
156,533,096

`
Data ini menunjukkan besaran SILPA yang dipergunakan untuk menutupi pengeluaran pembiayaan yang nilainya dalam Tahun 2006 sebesar
Rp. 206,131,877,151; Tahun 2007 sebesar Rp. 134,643,070,789; Tahun 2008 sebesar Rp. 101,965,692,960; Tahun 2009 sebesar
Rp. 139,228,943,838 dan Tahun 2010 sebesar Rp. 156,533,095,764 atau apabila dibandingkan dengan besaran APBD setiap tahun SILPA

51
tahunan rata-rata sebesar Rp. 147.700.536.100 atau + 9%-10% dari APBD. Besaran SILPA ini diperoleh dari pelampauan realisasi dari target
penerimaan, penghematan belanja program dan pendapatan tidak terduga yang belum dianggarkan dalam tahun berkenaan.
Tabel 3.5
Aset Daerah
Tahun 2005-2009
Tahun (Rp. 000)
Uraian
Aktiva lancar
Investasi jangka panjang
Aktiva tetap
Dana cadangan
Aktiva lain lain
Total

2005

2006

2007

2008

2009

112,568,984

215,228,108

145,899,383

117,853,966

149,198,217

71,579,424

76,579,424

85,184,688

88,892,113

90,137,268

2,267,421,278

2,560,439,604

3,131,828,666

3,469,914,894

3,731,328,942

5,000,000

10,231,388

16,105,218

17,367,091

58,918,712

170,612,904

15,142,104

10,707,082

57,939,956

2,510,488,398

3,027,860,040

3,388,286,229

3,703,473,273

4,045,971,473

Sumber : DPPKA 2011, diolah

Data tersebut menunjukkan perkembangan aset daerah dari Tahun 2005 sebesar Rp. 2,510,488,398 dan Tahun 2009 menjadi sebesar
Rp.4,045,971,473 atau rata-rata kenaikan dalam 4 tahun terakhir sebesar 12,77%; khusus aktiva lancar naik rata-rata sebesar 16,59%
sedangkan aktiva tetap naik rata-rata 13,39% per tahun.

52
Tabel 3.6
Hutang/Kewajiban
Tahun 2006-2009

Uraian
Kewajiban jangka pendek
Kewajiban jangka panjang
Total
Sumber : DPPKA 2011, diolah

2005
1,247,599
862,994
2,110,592

59
41
100

2006
64,836,475
690,395
65,526,870

99
1
100

Tahun (Rp. 000)


2007
9,446,050
95
517,796
5
9,963,846
100

2008
11,490,492
345,197
11,835,690

97
3
100

2009
16,965,351
172,599
17,137,950

99
1
100

Tabel 3.7
Ekuitas Dana
Tahun 2006-2009

Uraian
Dana lancar
Dana investasi
Total
Sumber : DPPKA 2011, diolah

2005
24,356,754
2,484,019,053
2,508,375,807

2006
150,391,633
2,806,941,537
2,957,333,170

Tahun (Rp. 000)


2007
135,877,805
3,232,213,190
3,368,090,995

2008
106,363,474
3,569,168,892
3,675,532,365

2009
132,232,865
3,879,233,567
4,011,466,432

Tabel 3.8
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana
Tahun 2006-2009

Uraian
Total Utang dan Ekuitas Dana
Sumber : DPPKA 2011, diolah

Tahun (Rp. 000)


2005
2,510,486,399

2006
3,027,860,040

2007
3,388,286,229

2008
3,703,473,273

2009
4,045,971,473

53
3.2
Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.2.1 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Tahun 2006-2010
Pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Malang Tahun 2006-2010
diarahkan pada sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah menjadi sumber
penghasilan Kas Daerah dengan tetap mengupayakan sumber-sumber pendapatan
yang baru. Sumber-sumber pendapatan daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah. Sumber PAD berasal dari
pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba usaha perusahaan milik daerah dan lainlain pendapatan asli daerah yang sah. Dana perimbangan berasal dari bagi hasil
pajak, bagi hasil bukan pajak, subsidi daerah otonom, Dana Alokasi Umum (DAU),
Dana Alokasi Khusus (DAK), bantuan pembangunan daerah, penerimaan lain-lain.
Bagian lain-lain penerimaan berasal dari lain-lain penerimaan yang sah dan lain-lain
penerimaan dari provinsi.
Untuk mendukung pembelanjaan daerah dalam rangka pelaksanaan berbagai
program dan kegiatan strategik berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan
sumber-sumber pendapatan baru. Secara umum, upaya peningkatan pendapatan
daerah, lebih khusus diupayakan pada sumber PAD, mengingat controllability-nya
yang tinggi dibanding sumber-sumber pendapatan yang lain. Upaya yang dilakukan
meliputi:
1. Program intensifikasi dan ekstensifikasi, yaitu dimaksudkan untuk memecahkan
permasalahan rendahnya tingkat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak yang
berada di wilayah Kabupaten Malang. Indikator keberhasilan program ini adalah
berupa peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah dan PBB.
2. Program Koordinasi/Sinkronisasi Lintas Sektoral, yaitu program yang
dimaksudkan untuk mendukung program pertama dalam mendukung peningkatan
pendapatan pajak daerah dari aspek pembangunan ekonomi. Program ini juga
dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan atas rendahnya rasio elastisitas
pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan pajak daerah. Indikator
keberhasilan program ini adalah berupa peningkatan pembangunan yang
mendukung potensi pajak daerah.
3. Program Peningkatan Kualitas SDM Aparatur, yaitu program yang dimaksudkan
untuk memecahkan permasalahan atas keterbatasan kualitas aparatur yang
berhubungan dengan upaya penggalian dan pelayanan penerimaan pendapatan
daerah. Indikator keberhasilan program ini adalah peningkatan kualitas SDM
aparat dalam jangka pengelolaan pajak daerah melalui penyelenggaraan
pelatihan yang relevan.
3.2.2 Arah Pengelolaan Belanja Daerah Tahun 20062010
Suatu arah pengelolaan belanja daerah dimaksudkan untuk menjamin agar
seluruh kegiatan (strategik) dapat dibiayai oleh APBD. Belanja daerah diarahkan
untuk seefektif mungkin membiayai urusan penyelenggaraan pemerintahan dan
prioritas pembangunan yang dialokasikan sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD yang
terformulasikan dalam program dan kegiatan. Belanja diklasifikasikan menjadi
belanja aparatur, belanja publik serta belanja tidak langsung.
Pos belanja daerah memprioritaskan terlebih dahulu pos belanja wajib yang
dikeluarkan seperti belanja pegawai, belanja bunga, belanja pokok pinjaman, serta

54
belanja barang dan jasa. Selisih antara belanja wajib dikeluarkan merupakan dana
yang dialokasikan sebagai pagu indikatif dari masing-masing SKPD.
3.2.3 Arah Pembiayaan Tahun 2006-2010
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain
dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
3.3

Kerangka Pendanaan Tahun 2011-2015


Keuangan daerah dalam bentuk PAD menjadi sangat strategis dan menjadi
isu sentral tersendiri apalagi kondisi kapasitas dan rasionalitas APBD Kabupaten
Malang dibandingkan dengan jumlah penduduk dan tugas-tugas otonomi daerah
sangat kecil.

3.3.1 Arah Kebijakan Pendapatan Tahun 2011-2015


Difokuskan pada upaya penggalian PAD walaupun tetap dengan penuh
kehati-hatian agar tidak menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan beban UMKM dan
masyarakat secara berlebihan, selain itu perlu dilakukan upaya peningkatan
optimalisasi dana perimbangan termasuk bagi hasil dari provinsi serta tidak kalah
pentingnya adalah mengembangkan pendapatan dari sumber pendapatan lain-lain
yang sah termasuk hibah baik dari internal maupun eksternal Kabupaten Malang.
3.3.2 Arah Kebijakan Belanja Tahun 2011-2015
Difokuskan pada belanja untuk membiayai urusan wajib dan urusan pilihan
serta pemberian stimulan ataupun motivasi dalam rangka pengembangan UMKM,
pengurangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan serta bantuan kepada
organisasi kemasyarakatan yang sinergi dengan program-program pembangunan
yang berdampak signifikan terhadap pencapaian visi-misi dan kebijakan
pembangunan daerah.
Hal yang tidak kalah penting dalam mencukupi kebutuhan pendanaan
pembangunan daerah adalah dengan melakukan kemitraan dengan lembaga
pemerintah dan non pemerintah dalam bentuk sinergitas program termasuk program
dana dekonsentrasi dan hibah/bantuan langsung kepada masyarakat.
3.3.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Tahun 2011-2015
Sebagaimana periode yang lalu maka arah kebijakan pembiayaan (financing)
masih tetap sama yaitu bahwa seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit
dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain
dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

55
Berdasarkan analisis keuangan 5 tahun yang lalu yaitu trend kenaikan pada
struktur APBD Tahun 2006-2010 baik dari sisi pendapatan, belanja dan pembiayaan
serta arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Malang Tahun 20112015 maka
kondisi rencana pendapatan dan rencana belanja Tahun 2011-2015 dapat
diproyeksikan dengan asumsi bahwa kondisi makro dan mikro ekonomi nasional
tidak mengalami perubahan yang signifikan serta stabilitas politik tetap terjaga dalam
kurun waktu 5 tahun kedepan.

56
Tabel 3.9
Proyeksi Pendapatan Daerah
Tahun Anggaran 2010-2015

NO
1
2
3

URAIAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
DANA PERIMBANGAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
YANG SAH

JUMLAH
Prosentase Kenaikan Realiasi Pendapatan
Pertahun
Rata-rata kenaikan 2010-2015
Sumber : DPPKA 2011, diolah

TAHUN (Rp. 000)


2012
2013
176,690,311
203,193,858
1,378,713,865
1,475,223,835

2010
133,603,260
1,204,222,085

2011
153,643,749
1,288,517,631

330,437,924

350,264,199

371,280,051

393,556,854

1,668,263,268

1,792,425,579

1,926,684,227

2,071,974,547

7.44

7.49

7.54

2014
2015
233,672,936
268,723,877
1,578,489,504 1,688,983,769
417,170,265

442,200,481

2,229,332,706 2,399,908,127
7.59

7.65

7,54%

Komponen Pendapatan Asli Daerah diprediksikan naik 15% per tahun dengan asumsi terjadinya perubahan pengelolaan pajak dan retribusi
daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2010 tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan semakin membaiknya perekonomian
daerah yang ditargetkan tumbuh antara 6% - 6,7% selama 5 tahun kedepan. Komponen Dana Perimbangan diprediksikan naik 7% per tahun
seiring dengan semakin baiknya perekonomian nasional yang juga ditargetkan tumbuh antara 7% - 7,5% per tahun sampai Tahun 2014 yang
berpengaruh positif pada kenaikan APBN dan pada gilirannya akan memperbesar porsi dana perimbangan. Sedangkan komponen Lain-Lain
Pendapatan yang Sah diprediksikan naik 6% per tahun dimana disamping sumber-sumber yang sudah ada dapat dikembangkan sumber
pendapatan yang baru sejalan dengan peningkatan daya saing daerah yang memungkinkan timbulnya sumber pendapatan daerah lain-lain
yang sah tanpa mengakibatkan ekonomi biaya tinggi yang memberatkan investasi.

57

Tabel 3.10
Proyeksi Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2010-2015

NO
I

TAHUN (Rp. 000)

URAIAN
Belanja Tidak Langsung

2010

2011

2012

2013

2014

2015

1,154,528,708,679

1,235,345,718,287

1,321,819,918,567

1,414,347,312,866

1,513,351,624,767

1,619,286,238,501

657,627,234,304

715,981,080,787

780,621,888,704

8,7

8,9

Prosentase kenaikan Pertahun


Rata-rata kenaikan
II

Belanja Langsung

7,6%
513,734,559,500

Prosentase kenaikan Pertahun

557,079,860,214

604,864,308,342

8,6

Rata-rata kenaikan
Jumlah
Prosentase kenaikan Pertahun
Rata-rara kenaikan

8,8%
1,668,263,268,179

1,792,425,578,500

1,926,684,226,908

2,071,974,547,170

2,229,332,705,554

2,399,908,127,205

7,6

7,5

7,5

7,6

7,7

7,6%

Sumber : DPPKA 2011, diolah

Komponen Belanja Tidak Langsung yang didalamnya terdapat belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial,
bantuan keuangan dan belanja tidak terduga direncanakan naik rata-rata 7% per tahun dengan memperhatikan arahan/ketentuan yang
berlaku dan memperketat bantuan-bantuan. Komponen Belanja Langsung yang merupakan selisih dari target pendapatan dengan belanja
tidak langsung diperkirakan mengalami kenaikan rata-rata 8% per tahun yang diprioritaskan untuk membiayai program-program SKPD yang
merupakan jabaran dari visi-misi dan program strategis RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015.

BAB IV
ANALISIS ISU STRATEGIS

4.1

Permasalahan Pembangunan Kabupaten Malang


1. Pendidikan murah dan berkualitas terutama pendidikan bagi warga miskin
dan dusun-dusun terpencil.
2. Pelayanan kesehatan yang terjangkau terutama penyediaan pelayanan bagi
masyarakat miskin dan dusun-dusun terpencil.
3. Penyediaan infrastruktur yang memadai terutama pembangunan baru dan
pemantapan jalan jembatan untuk mendukung aktivitas perekonomian,
pariwisata dan dusun terpencil.
4. Perluasan kesempatan kerja dengan mendorong tumbuh dan
berkembangnya investasi besar, peningkatan ketrampilan kerja dan
pengembangan semangat kewirausahaan bagi angkatan kerja.
5. Peningkatan produksi dan ketahanan pangan dalam rangka memacu
pertumbuhan ekonomi dan menjamin ketahanan pangan masyarakat.
6. Kemudahan pelayanan publik baik pelayanan administrasi kependudukan
dan hak-hak masyarakat lainnya maupun pelayanan perijinan dan informasi
peluang usaha kepada dunia usaha.
7. Pemenuhan pelayanan dasar dan jaminan sosial bagi masyarakat miskin
terutama kecukupan energi, air bersih dan kesehatan lingkungan terutama di
dusun terpencil dan sentra kemiskinan.

4.1.1 Analisis lingkungan


Permasalahan Kabupaten Malang dalam 5 tahun mendatang masih terkait
dengan tingkat pencapaian 5 tahun sebelumnya termasuk dalam program
kegiatan serta dinamika perkembangan baik internal maupun eksternal
sehingga akan sangat berperan dalam penyusunan rencana pembangunan
jangka menengah lima tahun mendatang.
1. Kekuatan
a. Letak geografis dan tata ruang wilayah yang strategis.
b. Tersedia sarana perhubungan darat, laut, udara dan kereta api.
c. Tersedia sumber daya alam pertanian pangan, perkebunan, peternakan
dan perikanan yang cukup besar.
d. Tersedia perusahaan industri dan perdagangan besar serta obyek
wisata.
e. Tersedia lembaga/tokoh/pakar keagamaan dan pendidikan keagamaan
yang cukup banyak.
f. Tersedia sumber daya manusia usia angkatan kerja yang cukup besar.
g. Tersimpan peninggalan sejarah dan budaya luhur bukti kejayaan masa
lalu.
2. Kelemahan
a. Produktifitas hasil pertanian pangan, perkebunan, peternakan, dan
perikanan sebagai andalan masih belum optimal dan potensi wisata
belum terkelola secara optimal.

59
b. Peran usaha mikro kecil menengah dan koperasi dalam perkonomian
daerah masih kecil.
c. Kondisi jalan/jembatan untuk menjamin kelancaran arus barang dan jasa
sebagian belum mantap dan masih kurang.
d. Jumlah pengangguran dan masyarakat miskin masih cukup besar.
e. Pelayanan pemerintah kepada masyarakat belum memuaskan.
f. Masih sering terjadi gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat.
g. Terdapat kawasan rawan bencana gunung berapi, tanah longsor, banjir
dan tsunami.
3. Peluang
a. Adanya political will secara nasional untuk memajukan kualitas sumber
daya manusia Indonesia melalui prioritas pembangunan pendidikan dan
kesehatan.
b. Adanya program nasional percepatan pembangunan infrastruktur
wilayah dibidang kebinamargaan, pengairan, keciptakaryaan/perumahan
rakyat dan energi.
c. Adanya program nasional pengentasan kemiskinan dan percepatan
pembangunan daerah tertinggal/desa tertinggal.
d. Ditetapkannya Malang Raya sebagai salah satu pusat wilayah
pengembangan Provinsi Jawa Timur dimana Kabupaten Malang sebagai
andalan pertanian pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, industri
dan pariwisata.
e. Kapasitas APBD yang rendah masih berpeluang menggali PAD dan
mendapatkan bantuan program, dana dekonsentrasi/tugas pembantuan
dan bantuan dari lembaga lainnya.
f. Terbukanya peluang kerjasama kemitraan dengan berbagai lembaga
pemerintah dan non pemerintah baik antar daerah didalam maupun di
luar negeri.
4. Ancaman
a. Globalisasi dan perdagangan bebas merupakan tantangan untuk terus
kreatif, inovatif dalam memproduksi barang dan jasa yang memiliki daya
saing.
b. Fluktuasi harga minyak dan perekonomian dunia yang sering kali
berdampak negatif bagi perekonomian daerah perlu disikapi dengan
penguatan struktur perekonomian yang berbasis lokal dan penguatan
ketahanan pangan masyarakat.
c. Angka pertumbuhan penduduk masih tinggi sehingga perlu peningkatan
kualitas keluarga dan pemasyarakatan kembali norma keluarga
sejahtera.
d. Dampak kasus sara, kriminalitas dan gangguan keamanan lintas daerah.
e. Lingkungan hidup yang rusak sebagai pengaruh dari pemanasan global
dan perubahan iklim yang ekstrim.

60
Tabel 4.1
Analisa SWOT

Internal

Eksternal

PELUANG (Opportunities)
1.

2.

3.
4.

5.

6.

Political will nasional untuk


memajukan kualitas sumber
daya
manusia
melalui
pendidikan dan kesehatan.
Adanya
program
nasional
percepatan
pembangunan
infrastruktur wilayah.
Adanya
program
nasional
pengentasan kemiskinan.
Ditetapkannya Malang Raya
sebagai salah satu pusat
pertumbuhan.
Peluang menggali PAD dan
mendapatkan
bantuan
program,
dana
dekonsentrasi/tugas
pembantuan dan bantuan dari
lembaga lainnya
Peluang kerjasama kemitraan
dengan berbagai pihak
ANCAMAN (Threats)

1.
2.

3.
4.

5.

4.2

KEKUATAN (Strenghts)
1. Letak geografis.
2. Tersedia
sarana
dan
prasarana perhubungan
3. Tersedia sumber daya alam
pertanian.
4. Tersedia perusahaan industri
dan perdagangan besar serta
obyek wisata.
5. Tersedia lembaga/tokoh/pakar
keagamaan dan pendidikan
keagamaan
yang
cukup
banyak.
6. Tersedia
sumber
daya
manusia usia angkatan kerja
yang cukup besar.
7. Tersimpan
peninggalan
sejarah dan budaya luhur bukti
kejayaan masa lalu

1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.

STRATEGI (SO)
1. Peran umat beragama dalam
pembangunan.
2. Keterjangkauan
pendidikan
yang bermutu.
3. Kemudahan
layanan
kesehatan masyarakat
4. Pertumbuhan Ekonomi dan
revitalisasi pertanian.
5. Pembangunan
infrastruktur
penunjang perekonomian dan
investasi

STRATEGI (WO)
1.

2.
3.

STRATEGI (ST)

Globalisasi.
1. Optimalisasi
pengelolaan
Dampak
Fluktuasi
harga
sumberdaya
alam
dan
minyak
dan
perekonomian
pelestarian fungsi lingkungan
dunia.
hidup.
Angka pertumbuhan penduduk
masih tinggi.
Dampak
kasus
sara,
kriminalitas dan gangguan
keamanan lintas daerah.
Lingkungan hidup yang rusak
akibat pemanasan global dan
cuaca ekstrim

KELEMAHAN (Weakneses)
Produktifitas hasil pertanian
masih rendah.
Peran
UMKM
dalam
perekonomian masih kecil.
Kondisi jalan/jembatan dan
irigasi belum mantap.
Jumlah pengangguran dan
kemiskinan masih cukup
besar.
Pelayanan pemerintah belum
memuaskan.
Gangguan keamanan dan
ketertiban masyarakat
Terdapat kawasan rawan
bencana.

Peningkatan
produktivitas
enterpreneurship
industri
kreatif dan daya saing.
Good
governance
dan
pelayanan prima.
Pengarusutamaan
gender
dan
pengendalian
pertumbuhan penduduk

STRATEGI (WT)
1.
2.

Pengentasan
Kemiskinan
dan Pengangguran.
Supremasi hukum dan Hak
Asasi
Manusia
dan
demokrasi

Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Malang


Dari analisis lingkungan internal maupun eksternal dapat dirumuskan 11 isu
strategis yang penting untuk diperhatikan dalam perencanaan pembangunan

61
lima tahun ke depan sebagai berikut :
a. Peran umat beragama dan budaya lokal dalam pembangunan.
b. Good Governance dan Pelayanan Prima.
c. Supremasi Hukum dan HAM serta Demokrasi.
d. Keterjangkauan pendidikan yang bermutu.
e. Kemudahan layanan kesehatan masyarakat.
f. Pengarusutamaan gender dan pengendalian laju pertumbuhan penduduk.
g. Pertumbuhan ekonomi dan revitalisasi pertanian.
h. Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran.
i. Infrastruktur penunjang perekonomian dan investasi.
j. Optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan
hidup.
k. Produktivitas, enterpreneurship, industri kreatif dan daya saing daerah.
4.3

Fokus Pembangunan Sektoral


Fokus pembangunan sektoral sebagai ikon untuk masing-masing sektor yang
telah mulai ditangani sejak 5 tahun yang lalu dikaitkan dengan isu strategis 5
tahun kedepan yang masih perlu dilanjutkan:
Tabel 4.2.
Hubungan Fokus Pembangunan Sektoral dengan Isu Strategis
NO.

FOKUS PEMBANGUNAN SEKTORAL

1.

Pertanian
pangan,
perkebunan,
peternakan, perikanan dan kelautan,
serta ketahanan pangan
a. Komoditas pangan andalan
b. Lumbung
desa
modern
dan
lumbung pangan desa
c. Sub Terminal Agribisnis Mantung
d. Kawasan peternakan sapi dan
kambing
e. Kawasan agropolitan Poncokusumo
f. Kawasan minapolitan Wajak dan
Sendangbiru
g. Pelabuhan Perikanan Sendangbiru
h. Pengembangan produk unggulan
Pengembangan teknologi tepat
guna
i. Pemanfaatan Pekarangan untuk
Tanaman
Pangan
dan
obat
keluarga
Industri, Perdagangan, Koperasi dan
Penanaman Modal
a. Produk unggulan
b. Sentra industri kecil

2.

ISU STRATEGIS

Pertumbuhan
ekonomi
dan
revitalisasi pertanian
Pengentasan
kemiskinan
dan
pengangguran
produktifitas,
enterpreneurship,
industri kreatif dan
daya saing daerah

infrastruktur
penunjang
perekonomian
investasi

dan

62
NO.

3.

4.

5.

6.

FOKUS PEMBANGUNAN SEKTORAL


c. Pusat promosi dan pemasaran hasil
industri
kecil
dan
kerajinan
Kendedes
d. Revitalisasi pasar daerah
e. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
f. Koperasi
g. Investasi
h. Bandara Abdulrachman Saleh
i. Pelabuhan Umum Tamban
j. Terminal type B Kepanjen
k. Jalan
tol
Pandaan-MalangKepanjen
l. Jalan Lintas Selatan
Rumah Tangga Miskin
a. Bantuan Modal Kepada Usaha
Produktif Dasawisma;
b. Pembangunan
Rumah
Tangga
Miskin (RTM) berbasis Komoditas.
Tenaga Kerja dan Pengangguran
a. Padat Karya;
b. Informasi
Pasar
Kerja
dan
Perlindungan Tenaga Kerja;
c. Pemanfaatan CSR.
Pariwisata
a. Paket Singosari
b. Paket Kanjuruhan
c. Paket Wisata Wendit
d. Paket Pantai Selatan Malang
e. Paket Gunung Kawi
f. Paket Menuju Bromo

ISU STRATEGIS

produktifitas,
enterpreneurship,
industri kreatif dan
daya saing daerah

Pengentasan
kemiskinan
pengangguran

dan

Pengentasan
kemiskinan
pengangguran

dan

Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga


a. Sekolah Unggulan SD, SMP,
SMA/SMK di 33 Kecamatan
b. Sekolah Satu Atap

c. Budaya Baca
d. Kompleks olah raga Kanjuruhan
e. Olah raga berprestasi
f. Seni Budaya Malangan

7.

Kesehatan
a. Posyandu
b. Puskesmas Ideal
c. Badan Layanan Umum Kesehatan

Infrastruktur
penunjang
perekonomian
dan
investasi
Optimalisasi Sumber
Daya
Alam
dan
pelestarian
Lingkungan Hidup
Keterjangkauan
pendidikan
yang
bermutu
Pengarustamaan
gender
dan
pengendalian
laju
pertumbuhan
penduduk
Pengentasan
kemiskinan
dan
pengangguran
kemudahan layanan
kesehatan masyarakat
Pengarustamaan
gender
dan

63
NO.

FOKUS PEMBANGUNAN SEKTORAL

ISU STRATEGIS

8.

9.

Keagamaan

a. Pusat Informasi Islam


b. Forum Kerukunan Umat Beragama
Pelayanan Publik

a. Manajemen Mutu Pelayanan (ISO)


b. Pelayanan Satu Atap Perijinan
Usaha
c. e-KTP
d. Pelayanan Keliling
e. Informasi dan penyuluhan hukum
f. Pengamanan swakarsa

pengendalian
laju
pertumbuhan
penduduk
Pengentasan
kemiskinan
dan
pengangguran
peran umat beragama
dan
budaya
lokal
dalam pembangunan
Good governance dan
pelayanan prima
Supremasi
hukum,
HAM dan demokrasi

BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1 Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan yang didalamnya berisi suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan, cita dan citra yang ingin diwujudkan,
dibangun melalui proses refleksi dan proyeksi yang digali dari nilai-nilai luhur
yang dianut oleh seluruh komponen stakeholders. Visi dapat dikatakan juga
semacam tujuan yang dapat mengarahkan dan mendorong semua stakeholders
(pemerintah dan non pemerintah) untuk berkontribusi pada pencapaian visi. Visi
mempunyai jangkauan 5 tahun atau lebih ke depan dan merupakan keadaan
ideal yang sifatnya memberikan inspirasi dan arah serta posisi (setting) daerah
di masa depan.
Berdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Malang saat ini,
permasalahan dan tantangan yang dihadapi di masa depan, serta dengan
memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat,
pemangku kepentingan, serta Pemerintah Daerah, maka dalam pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan untuk periode 2010-2015, dicanangkan Visi
Pembangunan Kabupaten Malang adalah sebagai berikut:
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri,
Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing
atau MADEP MANTEB.
Penjelasan visi :
Pada visi tersebut terdapat 8 kata kunci yaitu mandiri, agamis, demokratis,
produktif, maju, aman, tertib dan berdaya saing artinya dalam rangka mencapai
tujuan umum pembangunan Kabupaten Malang yaitu masyarakat sejahtera
maka dalam 5 tahun yang akan datang ini diperlukan upaya mewujudkan:
1. Mandiri, yang dimaknai dengan pertama : kemandirian pengelolaan daerah
berupa kebijakan Pemerintah Daerah yang mengutamakan kemampuan
daerah dalam rangka mengelola potensi sumber daya alam dan buatan yang
didukung oleh kemampuan sumber daya manusia, energi, infrastruktur dan
pelayanan publik. Kedua: Kemandirian Masyarakat berupa sikap dan kondisi
masyarakat yang memiliki semangat entrepreneurship untuk semakin
mampu memenuhi kebutuhan dengan mengandalkan kemampuan dan
kekuatan sendiri. Inti dari pengertian kemandirian adalah semakin
berkembangnya jiwa leadership dikalangan pemerintahan dan semangat
entrepreneurship di kalangan masyarakat luas.
2. Agamis, yang dimaknai dengan kondisi masyarakat yang senantiasa
menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari dan senantiasa
meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia yang berdampak terhadap keamanan,
ketertiban dan produktivitas tinggi.
3. Demokratis, yang dimaknai dengan kondisi penyelenggaraan pemerintahan
yang senantiasa melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan

65
keputusan yang berlandaskan hukum dan keadilan; sedangkan dari sisi
masyarakat terwujudnya suatu kondisi masyarakat yang modern dan
majemuk, menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
berdasarkan falsafah Negara Pancasila, ditandai dengan perilaku bijaksana,
dan melaksanakan prinsip-prinsip musyawarah untuk mufakat.
4. Produktif, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kualitas kinerja
masyarakat sebagai pilar utama peningkatan perekonomian daerah.
5. Maju, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kualitas sumber daya
manusia dan hasil-hasil pembangunan yang ditandai dengan semakin
meningkatnya indeks pembangunan manusia.
6. Aman, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya keamanan
masyarakat dan terlaksananya penegakan hukum yang berkeadilan tanpa
memandang kedudukan, pangkat, jabatan seseorang serta terciptanya
penghormatan pada hak-hak asasi manusia.
7. Tertib, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kepatuhan
masyarakat terhadap berbagai peraturan hukum yang berlaku.
8. Berdaya Saing, yang dimaknai dengan semakin meningkatnya kualitas
produk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi untuk bersaing di pasar
lokal maupun nasional serta semakin meningkatnya daya saing daerah
dalam rangka menarik minat investor.
Hal ini sejalan dengan pesan filosofi pembangunan dalam sesanti
lambang Kabupaten Malang yaitu: Satata Gama Karta Raharja atau
terwujudkan Kabupaten Malang yang adil dan makmur materiil dan spirituil
disertai kerukunan beragama atas dasar kesucian yang langgeng (abadi).
Dengan kata lain kemakmuran atau kesejahteraan yang ingin diwujudkan bukan
hanya kesejahteraan meteriil atau lahiriyah semata namun juga sejahtera
secara spiritual atau batiniyah. Kesejahteraan yang utuh itu diyakini dapat
dicapai dengan mewujudkan kemajuan secara komprehensif dari 8 kunci
tersebut di atas.
5.2 Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak,
langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara
pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya. Adapun misi
pembangunan Kabupaten Malang untuk 5 tahun kedepan adalah sebagai
berikut:
1. Mewujudkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, adat-istiadat
dan budaya.
2. Mewujudkan pemerintahan good governance (tata kelola kepemerintahan
yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, dan
demokratis.
3. Mewujudkan supremasi hukum dan HAM.
4. Mewujudkan kondisi lingkungan yang aman, tertib, dan damai.
5. Mewujudkan peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur.
6. Mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing.
7. Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pertanian
dan pemberdayaan masyarakat perdesaan.

66
8. Mewujudkan peningkatan kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta
pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan.
5.3 Tujuan
Mengacu pada pernyataan visi misi yang didasarkan pada isu-isu dan
analisis stratejik maka tujuan yang secara spesifik ingin dicapai dalam 5 tahun
kedepan adalah:
1. Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia dan berkesholehan sosial
serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya luhur dalam rangka
memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan; yang
ditandai dengan menurunnya kualitas dan kuantitas bahkan tidak terjadinya
kasus SARA.
2. Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah yang ditandai dengan semakin
meningkatnya kepuasan masyarakat.
3. Terwujudnya kesadaran dan tertib hukum masyarakat yang ditandai dengan
semakin menurunnya kasus hukum dan pelanggaran Hak Asasi Manusia.
4. Terwujudnya kondisi masyarakat yang aman, tertib dan damai yang ditandai
dengan semakin menurunnya kasus kriminal dan semakin terjaminnya
keamanan dan ketertiban masyarakat.
5. Meningkatnya ketersediaan, kuantitas maupun kualitas infrastruktur
kebinamargaan, pengairan dan keciptakaryaan/permukiman serta energi
untuk mendukung aktivitas ekonomi, sosial dan budaya.
6. Meningkatnya kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia yang ditandai
dengan semakin meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan
Indeks Pembangunan Gender (IPG).
7. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang lebih merata hingga
perdesaan yang ditandai dengan semakin meningkatnya pertumbuhan
ekonomi (PDRB, inflasi, pendapatan perkapita) dan menurunnya angka
pengangguran dan kemiskinan.
8. Meningkatnya kualitas fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumber
daya alam yang ditandai dengan semakin menurunnya kasus pelanggaran
lingkungan, meningkatnya luas lahan yang dihutankan kembali dan
penghijauan serta meningkatnya sumberdaya alam yang terkelola.
5.4 Sasaran
Sasaran umum yang merupakan target atau hasil yang diharapkan dari
pembangunan Kabupaten Malang dalam kurun waktu 5 tahun kedepan dimana
atas keberhasilan target ini diharapkan berdampak pada seluruh aspek
kehidupan masyarakat yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatnya peran lembaga/tokoh agama, pendidikan keagamaan dan
sosial budaya dalam pembinaan umat dan kemasyarakatan.
2. Semakin kuatnya kelembagaan SKPD dalam penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi pelayanan kepada masyarakat.
3. Terbangunnya sistem informasi dan komunikasi publik serta terlaksananya
sosialisasi dan deseminasi produk hukum.
4. Terciptanya sistem pengamanan swakarsa dan kerjasama pengamanan
dengan aparat keamanan.

67
5. Terbangun dan terpeliharanya infrastruktur kebinamargaan, pengairan,
keciptakaryaan/permukiman, energi untuk mendorong perekonomian
pariwisata dan pengentasan kemiskinan.
6. Semakin mudahnya masyarakat mengakses layanan pendidikan dan
kesehatan yang bermutu.
7. Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian dalam arti luas sebagai basis
peningkatan industri, perdagangan dan jasa-jasa; serta meningkatnya
pertumbuhan sektor potensi pariwisata, pertambangan dan jasa
konstruksi/bangunan yang mengarusutamakan peran UMKM dan koperasi
serta pengentasan kemiskinan.
8. Semakin terkendalinya perencanaan dan pemanfaatan tata ruang dan
pemberian ijin industri yang rentan pencemaran serta semakin meningkatnya
pengelolaan sumberdaya alam.

BAB VI
AGENDA, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.1. Agenda dan Prioritas Pembangunan


Dari rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran dikelompokkan menjadi 4
agenda besar pembangunan yaitu:
1. Mewujudkan masyarakat yang agamis dan berbudaya, yaitu suatu kondisi
masyarakat yang senantiasa menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan
sehari-hari dan senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia yang berdampak
terhadap keamanan, ketertiban dan produktivitas tinggi.
2. Mewujudkan pemerintahan dan masyarakat yang demokratis, yaitu suatu
kondisi penyelenggaraan pemerintahan yang senantiasa melibatkan
partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan
hukum dan keadilan, sedangkan dari sisi masyarakat terwujudnya suatu
kondisi masyarakat yang modern dan majemuk, menjalani kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan falsafah Negara
Pancasila, ditandai dengan perilaku bijaksana, dan melaksanakan prinsipprinsip musyawarah untuk mufakat.
3. Mewujudkan pemerintahan dan masyarakat yang mandiri dan berdaya
saing, yaitu suatu kondisi pemerintahan dan masyarakat yang semakin
mampu menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan
kemampuan sendiri dan berdaya saing tinggi yang di tandai dengan
semakin berkembangnya jiwa leadership dikalangan pemerintahan dan
semangat enterpreneurship di kalangan masyarakat luas.
4. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera, yaitu masyarakat yang semakin
meningkat kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan hidup dan adanya
jaminan masa depan yang lebih baik.
Selanjutnya dari agenda tersebut diarahkan menjadi 7 prioritas sebagai
fokus pembangunan 5 tahun kedepan yang merupakan permasalahan
mendasar dan aktual untuk segera ditangani mulai tahun pertama RPJMD
Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 yaitu :
1. Pelayanan kesehatan yang terjangkau; terutama penyediaan pelayanan
bagi masyarakat miskin dan dusun-dusun terpencil.
2. Pendidikan murah dan berkualitas; terutama pendidikan bagi warga
miskin dan dusun-dusun terpencil.
3. Penyediaan infrastruktur yang memadai; terutama pembangunan baru
dan pemantapan jalan/jembatan untuk mendukung aktivitas perekonomian,
pariwisata dan dusun terpencil.
4. Perluasan kesempatan kerja; dengan mendorong tumbuh dan
berkembangnya investasi besar, peningkatan ketrampilan kerja dan
pengembangan semangat enterpreneurship bagi angkatan kerja.
5. Peningkatan produksi dan ketahanan pangan; dalam rangka memacu
pertumbuhan ekonomi dan menjamin ketahanan pangan masyarakat.

69
6. Kemudahan pelayanan publik; baik pelayanan administrasi kependudukan
dan hak-hak masyarakat lainnya maupun pelayanan perijinan dan informasi
peluang usaha kepada dunia usaha.
7. Pemenuhan pelayanan dasar dan jaminan sosial bagi masyarakat
miskin; terutama kecukupan energi (listrik perdesaan dan pemanfaatan
biogas), air bersih dan kesehatan lingkungan terutama di dusun terpencil
dan sentra kemiskinan.
6.2. Strategi Pembangunan
Strategi merupakan kebijakan-kebijakan yang diambil dalam rangka
mengimplementasikan agenda pembangunan dimana untuk 5 tahun kedepan
diperlukan strategi sebagai berikut:
1. Peningkatan akhlak mulia dan kesholehan sosial; strategi diarahkan melalui
penguatan lembaga/tokoh agama, sosial budaya dengan memberikan
bantuan pembinaan dan pemberdayaan yang sinergi dengan programprogram pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah/pemerintah
daerah. Dengan penguatan lembaga/tokoh ini diharapkan peran dan fungsi
lembaga/tokoh dalam rangka pembinaan umat dan masyarakat pada
umumnya dapat lebih optimal, yang pada gilirannya akan terwujud
masyarakat Kabupaten Malang yang berakhlak mulia dan berkesalehan
sosial sebagai modal dasar pembangunan.
2. Peningkatan kelembagaan SKPD dan profesionalisme aparatur; strategi
diarahkan melalui penguatan wewenang, tugas pokok dan fungsi SKPD,
peningkatan profesionalisme aparatur termasuk peningkatan leadership,
peningkatan sarana dan prasarana kerja serta penguatan anggaran SKPD.
Diharapkan dengan kuatnya SKPD maka akan meningkat pula kemampuan
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan serta
pelayanan kepada masyarakat.
3. Peningkatan sistem informasi hukum dan komunikasi publik; strategi
diarahkan melalui penguatan jejaring informasi hukum dan informasi
pembangunan termasuk peningkatan kemampuan masyarakat dibidang
hukum dan Hak Asasi Manusia melalui penyuluhan hukum dan deseminasi
produk-produk hukum daerah untuk disebarluaskan kepada masyarakat.
4. Peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat; strategi diarahkan
melalui penguatan pengamanan swakarsa dengan memperkuat peran dan
fungsi satuan perlindungan masyarakat, termasuk sosialisasi mitigasi
bencana dan kerjasama bidang keamanan antara pemerintah daerah
dengan aparat keamanan.
5. Peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur; strategi diarahkan
melalui pemeliharaan dan pembangunan baru sarana kebinamargaan,
pengairan, keciptakaryaan dan tata ruang serta permukiman dengan
mengutamakan infrastruktur yang secara langsung mendukung
perekonomian yaitu peningkatan produksi dan ketahanan pangan,
pengembangan industri, lokasi dan paket wisata, serta desa tertinggal dan
sentra kemiskinan. Selain daripada itu dalam rangka mendukung
pemanfaatan ruang secara lebih optimal akan ditetapkan ruang terbuka
hijau, kawasan industri dan kawasan khusus lainnya. Berkaitan dengan
penyediaan infrastruktur strategis seperti jalan tol PandaanMalang, Jalan

70
Lintas Selatan Jawa Timur, Bandar Udara Abd. Saleh, Pelabuhan Perikanan
Nusantara Sendang Biru dalam 5 tahun ke depan terus akan didorong
pembangunannya; khusus untuk transportasi akan dilakukan penataan
ulang manajemen transportasi sesuai dengan trend kebutuhan setelah
berfungsinya infrastruktur strategis tersebut seperti jalan-jalan sirip dan jalan
antar kota kecamatan di wilayah Malang Raya termasuk kawasan-kawasan
permukiman dimana wilayah Kabupaten Malang merupakan wilayah
tampungan bagi kota Malang dan kota Batu. Untuk percepatan
pembangunan prasarana perdesaan dilakukan kemitraan bersama
pemerintahan desa dan masyarakat.
6. Peningkatan mutu dan daya saing sumber daya manusia; strategi diarahkan
melalui penguatan lembaga pendidikan guna kemudahan bagi masyarakat
untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang murah dan bermutu,
penguatan lembaga pelayanan kesehatan untuk kemudahan masyarakat
mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau serta
penguatan lembaga dan sarana prasarana olah raga dan seni budaya
dalam rangka menunjang olah raga prestasi maupun olah raga masyarakat
guna menciptakan masyarakat sehat dan produktif. Selain daripada itu
dilakukan pula kemitraan dengan lembaga perguruan tinggi terutama
dibidang penelitian dan pengembangan serta pengabdian kepada
masyarakat.
7. Peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi; strategi diarahkan melalui
peningkatan produksi komoditas andalan seperti pertanian pangan,
perkebunan, peternakan, perikanan, industri pengolahan, perdagangan dan
jasa serta mendorong pengembangan produk potensial seperti
pertambangan dan pariwisata. Selain itu juga diarahkan melalui peningkatan
investasi dan pengembangan produk industri untuk tujuan ekspor. Dari
aspek sumberdaya manusia dilakukan pula peningkatan dan
pengembangan semangat enterpreneurship terutama pada generasi muda
dan angkatan kerja agar mampu menciptakan lapangan kerja lokal. Strategi
lainnya ialah mengembangkan produk unggulan 1 desa/kelurahan 1 produk
unggulan utama dan 1 kecamatan 1 produk unggulan utama dengan
memperkuat basis pasar lokal melalui gerakan cinta dan bangga
mengkonsumsi produk lokal.
8. Optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi
lingkungan; strategi diarahkan melalui penataan tata ruang pertambangan,
selektif dalam memberikan ijin pengelolaan sumberdaya alam yang rentan
pencemaran, menata kembali ruang terbuka hijau dan melaksanakan
gerakan penghijauan dan penghutanan kembali bersama masyarakat.
6.3. Arah Kebijakan Umum
Dalam rangka melaksanakan strategi pembangunan sebagaimana
tersebut diatas dirumuskan arah kebijakan umum sebagai berikut:
1. Mendorong maju dan berkembangnya lembaga keagamaan, lembaga
pendidikan keagamaan dan sosial budaya dengan mengajak serta tokoh
agama dan budaya dalam merumuskan kebijakan pembangunan dan
mensosialisasikannya kepada masyarakat, dengan rincian:

71
a.

Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan pendidikan keagamaan


pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar zakat, wakaf,
infaq, dan shodaqoh.
c. Meningkatkan kualitas penataan dan pengelolaan serta pengembangan
fasilitas ibadah, dengan memperhatikan kepentingan seluruh lapisan
umat beragama dengan akses yang sama bagi seluruh pemeluk
agama.
d. Meningkatkan pembinaan keluarga harmonis untuk menempatkan
keluarga sebagai pilar utama pembentukan moral dan etika.
e. Meningkatkan pemberdayaan organisasi kemasyarakatan, sosial
keagamaan, dan lembaga swadaya masyarakat dalam mencegah dan
mengevaluasi ketidakadilan, diskriminasi dan ketimpangan sosial
sebagai bagian penting dari upaya pembangunan masyarakat sipil
yang kokoh.
f.
Meningkatkan kerjasama intern dan antar umat bergama dibidang
sosial ekonomi.
g. Mereaktualisasi nilai-nilai budaya daerah sebagai salah satu dasar
pengembangan etika sosial.
h. Meningkatkan kecintaan kepada masyarakat terhadap budaya daerah.
i.
Mengembangkan potensi ekonomi lokal yang berbasiskan
pengembangan budaya.
2. Memperkuat kelembagaan, tugas pokok, fungsi serta norma standar
pelayanan SKPD, meningkatkan kesejahteraan pegawai dan melengkapi
prasarana dan prasarana kerja, meningkatkan diklat aparatur, memberikan
penghargaan dan sanksi kepada pejabat dan pegawai secara konsisten
dengan rincian:
a. Menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good
governance) pada semua tingkat dan lini pemerintahan di semua
kegiatan.
b. Menyusun rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah
dan tahunan secara partisipatif.
c. Menata kelembagaan pemerintahan yang lebih efektif.
d. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur
pada semua lini pemerintahan.
e. Mengoptimalkan pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi (e-government) dalam penyelenggaraan pemerintahan.
f.
Meningkatkan pelayanan publik terutama pelayanan dasar, pelayanan
umum dan pelayanan unggulan.
g. Memperkuat peran masyarakat sipil (civil society).
h. Memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi.
i.
Memberikan jaminan bagi pengembangan media dan kebebasan
media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat.
3. Membangun sistem informasi dan komunikasi publik, sosialisasi dan
deseminasi produk hukum serta kunjungan ke desa dan dusun terpencil
dalam rangka dialog pembangunan dengan rincian:
a. Menata kembali substansi hukum melalui peninjauan dan penataan
kembali produk hukum untuk mewujudkan tertib perundang-undangan

72
dengan memperhatikan asas umum dan hirarkhi perundanganundangan dan menghormati serta memperkuat kearifan lokal.
b. Membenahi struktur hukum melalui penguatan kelembagaan dengan
meningkatkan profesionalisme aparat hukum.
c. Meningkatkan budaya taat hukum pada masyarakat.
d. Meningkatkan hukum secara adil dan tidak diskriminatif.
e. Meningkatkan taraf pendidikan dan layanan kesehatan dalam rangka
meningkatkan kualitas dan taraf hidup perempuan.
f.
Meningkatkan kampanye anti trafficking dan anti kekerasan perempuan
dan anak.
g. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan bagi perempuan dan
anak.
h. Meningkatkan kelembagaan dan pemberdayaan perempuan.
4. Mendorong terwujudnya pengamanan swakarsa menggalakkan kembali pos
keamanan lingkungan dan kerjasama dengan aparat keamanan
membangun sistem keamanan dan ketertiban masyarakat terpadu dan
komprehensif dengan mengajak serta tokoh agama, sosial, budaya dan
tokoh masyarakat, dengan rincian:
a. Meningkatkan kemampuan mencegah, menangkal dan menindak
kejahatan melalui deteksi dini dan keterlibatan para tokoh masyarakat.
b. Meningkatkan upaya sinergis komprehensif dalam menyeimbangkan
dan memadukan pengurangan pemasokan dan pengurangan
permintaan narkoba.
c. Meningkatkan profesionalisme aparat Satuan Polisi Pamong Praja
melalui pembinaan kinerja dengan meningkatkan sumberdaya
organisasi dan manajemen serta pemanatapan struktur organisasi
Satuan Polisi Pamong Praja.
d. Meningkatkan kerjasama dengan Kepolisian dalam upaya menciptakan
ketentraman dan ketertiban.
e. Meningkatkan pengamanan aset-aset pemerintah daerah.
5. Membangun dan memelihara infrastuktur perhubungan, kebinamargaan,
pengairan, keciptakaryaan/permukiman, energi dengan memprioritaskan
untuk kepentingan mendorong perekonomian pariwisata dan pengentasan
kemiskinan; dengan rincian:
a. Menangani seluruh ruas jalan dangan mengutamakan pemeliharaan
rutin dan berkala.
b. Meningkatkan daya dukung dan kapasitas jalan dan jembatan untuk
mengantisipasi pertumbuhan lalu lintas.
c. Membangun sistim jaringan jalan yang mendukung kawasan strategis
potensial.
d. Meningkatkan sikap profesionalisme dan kemandirian institusi dan
sumber daya manusia bidang penyelenggaraan prasarana jalan
e. Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dan swasta untuk
pembiayaan pembangunan prasarana jalan.
f.
Mengelola sumber daya air yang dilaksanakan dengan memperhatikan
keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan
hilir, antara pemanfaatan air permukaan dan air tanah, antara

73

g.

h.

i.

j.

k.
l.
m.

n.
o.
p.
q.
r.

s.
t.
u.
v.

w.
x.

pengelolaan demand dan pengelolaan supply, serta antara pemenuhan


kepentingan jangka pendek dan kepentingan jangka panjang.
Mendayagunakan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air
irigasi pada 5 tahun ke depan difokuskan pada upaya peningkatan
fungsi jaringan irigasi yang sudah dibangun tapi belum berfungsi,
rehabilitasi pada areal irigasi berfungsi yang mengalami kerusakan,
dan peningkatan kinerja operasi dan pemeliharaan.
Mendayagunakan sumber daya air untuk pemenuhan kebutuhan air
baku diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga
terutama di wilayah rawan defisit air, wilayah tertinggal, dan wilayah
strategis.
Mengembangkan dan mengelola sumber daya air dan penataan
kelembagaan melalui pengaturan kembali kewenangan dan tanggung
jawab masing-masing pemangku kepentingan.
Menata dan memperkuat sistem pengolahan data dan informasi
sumber daya air dilakukan secara terencana dan dikelola secara
berkesinambungan sehingga tercipta basis data yang dapat dijadikan
dasar acuan perencanaan pengembangan dan pengelolaan sumber
daya air.
Memantapkan rencana detail tata ruang kota, kecamatan dan kawasan
strategis.
Menyelesaikan pembangunan gedung perkantoran, dan sarana
prasarana pemerintahan terutama di Ibukota Kepanjen.
Memberikan dukungan pada Gerakan Nasional Pembangunan Sejuta
Rumah (GNPSR) melalui penyediaan hunian rumah sederhana sehat,
rumah susun sewa dengan melibatkan semua stakeholders.
Memberikan dorongan pada pembangunan perumahan yang bertumpu
pada kemandirian (swadaya) kelompok masyarakat.
Menciptakan pola subsidi baru pembangunan perumahan yang tepat
sasaran.
Meningkatkan pemahaman peraturan jasa konstruksi dan pembinaan
teknis pengelolaan/pembangunan gedung negara.
Mengembangkan teknologi pembangunan bidang perumahan
permukiman.
Meningkatkan peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai
sasaran target cakupan pelayanan air minum di perkotaan dan
perdesaan.
Menunjang pelaksanaan pengendalian kebocoran air minum.
Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan air minum.
Meningkatkan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah di
perkotaan dan perdesaan.
Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat dalam
pelestarian sumber air serta dalam pemeliharaan dan pengelolaan
sarana air minum dan air limbah.
Mendorong upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sarana air
minum dan air limbah dengan mitra usaha swasta.
Mendorong terwujudnya sistem pembuangan air limbah terpusat
terutama di perkotaan.

74
y.
z.

Meningkatkan cakupan pelayanan prasarana sanitasi di perdesaan.


Meningkatkan peran serta seluruh stakeholder dalam mencapai
sasaran pembangunan persampahan dengan prinsip 3R.
aa. Meningkatkan upaya realisasi pembangunan dan pengelolaan sampah
dengan mitra usaha swasta.
bb. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat dalam
pengelolaan dan pemeliharaan sarana persampahan dan drainase
serta peningkatan kesadaran berperilaku hidup dan sehat (PHBS).
cc. Mengarahkan kebijakan pembangunan energi pada pemerataan dan
pemenuhan distribusi energi yang tepat dan efisien khususnya pada
bagian hilir, serta pengembangan dan pemanfaatan potensi energi baru
terbarukan.
6. Meningkatkan aksessibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan,
mengembangkan sekolah kejuruan yang mampu menghasilkan SDM yang
memiliki daya saing tinggi, mengembangkan Puskesmas sebagai pusat
informasi masyarakat sehat, sekolah dan pelayanan kesehatan gratis bagi
keluarga miskin, dengan rincian:
a. Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi bidang pendidikan antara
Kabupaten, Provinsi dan Nasional.
b. Meningkatkan kualitas lulusan melalui peningkatan kualitas pendidikan
yang bermuara pada peningkatan kualitas sumber daya yang mampu
mengakomodasikan kepentingan pembangunan dengan cara
meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik maupun peningkatan
sarana dan prasarana pendidikan.
c. Memberdayakan orang tua siswa dan masyarakat sebagai stakeholder
sekolah dalam mewujudkan peningkatan mutu pendidikan yang
berbasis sekolah, dengan menciptakan iklim kelembagaan yang
kondusif yang memungkinkan terciptanya sekolah yang mandiri dan
memiliki akuntabilitas yang baik.
d. Meningkatkan layanan pendidikan ketrampilan bagi anak luar biasa
agar dapat hidup mandiri.
e. Mengoptimalkan peran komite sekolah.
f.
Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi
kecakapan hidup (PBKH) atau life skill berdasarkan paradigma Broad
Based Education (BBE).
g. Meningkatkan kompetensi pendidikan kejuruan untuk meningkatkan
kualitas lulusan dalam rangka memasuki dunia kerja.
h. Memanfaatkan sistem pendidikan jarak jauh/terbuka dengan
mendayagunakan teknologi komunikasi dan informasi pendidikan.
i.
Mendorong terwujudnya upaya-upaya ke arah pemberdayaan budaya
lokal dan tradisional untuk meningkatkan fungsinya sebagai asset
pendidikan, maupun ilmu pengetahuan.
j.
Memperbanyak penyelenggaraan SMK Kecil di Pondok Pesantren.
k. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh masyarakat menuju tercapainya
manusia berkualitas tinggi dengan meningkatkan anggaran pendidikan
sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

75
l.

m.

n.

o.

p.

q.

r.

s.

t.
u.

v.

w.
x.

Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan kecakapan hidup secara


terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan
reaktif oleh seluruh komponen masyarakat agar generasi muda dapat
berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan
lindungan sesuai dengan potensinya.
Meningkatkan
efisiensi
penyelenggaran
pendidikan
dengan
memberdayakan dan meningkatkan kualitas lembaga pendidikan baik
sekolah maupun luar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap,
dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi keluarga dan
masyarakat, didukung oleh sarana dan prasarana untuk menciptakan
sistem pendidikan yang efektif dan efisien.
Mewujudkan iklim dan sistem pendidikan yang demokratis dan bermutu
guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan
kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab,
berketrampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
Mewujudkan suatu sistem pendidikan yang terpadu sesuai dengan
tuntutan dunia kerja yang mengutamakan kerjasama sinergi dengan
masyarakat.
Mengembangkan dan melembagakan pendidikan kecakapan hidup
pada berbagai lembaga dan satuan pendidikan baik pada jalur
pendidikan sekolah maupun pada jalur pendidikan luar sekolah yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan pemerintah.
Mengembangkan program pendidikan kecakapan hidup yang
difokuskan pada menyiapkan warga belajar untuk usaha mandiri dan
permintaan pasar kerja.
Mengembangkan program pendidikan kecakapan hidup yang
diorientasikan dan diintegrasikan dengan pengembangan industri dan
ekonomi masyarakat tingkat lokal, dengan memanfaatkan potensi dan
keunggulan lokal.
Memanfaatkan seoptimal mungkin berbagai potensi dari elemen
masyarakat, prasarana dan sarana yang ada di masyarakat untuk
pengembangan penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup.
Memberikan fasilitas dan insentif pada daerah untuk meningkatkan
penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup.
Mengintegrasikan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dengan
berbagai program pembangunan yang dilaksanakan bagi masyarakat
desa, kota dan masyarakat terasing.
Melakukan sosialisasi program pendidikan keaksaraan kepada
masyarakat luas terutama pada masyarakat pedesaan, baik melalui
media cetak atau elektronik maupun wadah-wadah pertemuan kegiatan
sosial kemasyarakatan. Meningkatkan kualitas pelayanan pada setiap
strata pelayanan.
Mengembangkan jaminan kesehatan bagi penduduk terutama keluarga
miskin.
Meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan tenaga
kesehatan.

76
y.

Meningkatkan kualitas lingkungan sehat dan meningkatkan perilaku


hidup bersih dan sehat serta mendorong pemberdayaan masyarakat.
z. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan obat dan perbekalan
kesehatan.
aa. Meningkatkan pemerataan fasilitas atau sarana dan prasarana
kesehatan.
bb. Mengembangkan manajemen dan regulasi bidang kesehatan.
cc. Mempertajam prioritas penelitian, pengembangan dan rekayasa IPTEK
yang berorientasi pada permintaan dan kebutuhan masyarakat dan
dunia usaha dan serta berbagai masukan dalam pembuatan kebijakan
Pemerintah Daerah.
dd. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas IPTEK dengan memperkuat
kelembagaan, sumberdaya dan jaringan.
ee. Menciptakan fleksibilitas pasar kerja dengan memperbaiki aturan main
ketenagakerjaan yang berkaitan dengan rekruitmen, outsourcing,
pengupahan, PHK, serta memperbaiki aturan main yang
mengakibatkan perlindungan yang berlebihan.
ff. Menciptakan kesempatan kerja melalui investasi. Dalam hal ini
Pemerintah akan menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan
peningkatan investasi. Iklim usaha yang kondusif memerlukan stabilitas
ekonomi, politik dan keamanan, biaya produksi yang rendah, kepastian
hukum serta peningkatan ketersediaan infrastruktur.
gg. Memperbarui program-program perluasan kesempatan kerja yang
dilakukan oleh pemerintah, antara lain adalah program pekerjaan
umum, kredit mikro, pengembangan UMKM dan Koperasi, serta
program-program pengentasan kemiskinan.
hh. Menyempurnakan kebijakan program pendukung program penempatan
dan pengembangan kesempatan kerja dengan mendorong
terbentuknya jejaring informasi ketenagakerjaan dan informasi pasar
kerja serta Perencanaan Tenaga Kerja Daerah.
ii.
Meningkatkan Prestasi Pemuda dan Olahraga
7. Memacu pertumbuhan sektor andalan pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, perikanan, industri, perdagangan dan jasa-jasa;
serta mendorong pertumbuhan sektor potensi seperti pariwisata,
pertambangan dan jasa kontruksi/bangunan dengan mengarusutamakan
peran usaha mikro kecil menengah dan koperasi dan pengentasan
kemiskinan dengan rincian:
a. Mendorong
pemerataan
pembangunan
dengan
percepatan
pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah tertinggal, strategis
dan cepat tumbuh yang mempunyai potensi sumber daya alam dan
lokasi yang strategis dalam suatu sistem wilayah pengembangan
ekonomi yang sinergis serta mendorong terwujudnya koordinasi,
sinkronisasi, keterpaduan dan kerjasama antar sektor, dunia usaha,
dan masyarakat guna mendukung peluang berusaha dan investasi di
daerah termasuk kerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota,
provinsi dan pihak-pihak lainnya.
b. Menciptakan kawasan ekonomi terpadu yang didasarkan pada
keterkaitan antar sektor ekonomi dan kawasan sentra produksi melalui

77

c.

d.

e.

pengembangan sektor unggulan dan potensial serta menciptakan pusat


pengembangan baru yang berorientasi pada sektor primer. Kebijakan
dalam
pengamanan
ketahanan
pangan
diarahkan
untuk
mempertahankan tingkat produksi pangan dan meningkatkan
ketersediaan pangan hasil ternak dan ikan. Kebijakan pengembangan
peternakan diarahkan untuk meningkatkan populasi ternak dan
produksi hasil ternak agar ketersediaan dan keamanan pangan hewani
dapat lebih terjamin untuk mendukung peningkatan kualitas SDM;
melakukan
penganekaragaman
pangan
untuk
menurunkan
ketergantungan pada beras dengan melakukan rekayasa sosial
terhadap pola konsumsi masyarakat.
Mendorong peningkatan produksi sektor andalan: pertanian dalam arti
luas, industri, perdagangan, pariwisata, dan jasa serta mendorong
percepatan pengembangan sektor potensi seperti kelautan dan
perikanan, pertambangan, bangunan dan konstruksi.
Mewujudkan peningkatan produksi, efisiensi, produktivitas, daya saing
dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan diarahkan untuk
1) Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan
terpadu dengan konsep Cooperative Farming. Pendekatan ini akan
meningkatkan kelayakan dalam pengembangan/skala ekonomi,
sehingga akan lebih meningkatkan efisiensi dan nilai tambah serta
mendukung pembangunan pedesaan dan perekonomian daerah.
2) Peningkatkan daya saing produk pertanian dan perikanan, melalui
dorongan dan insentif untuk peningkatan pasca panen dan pengolahan
hasil pertanian dan perikanan, peningkatan standar mutu komoditas
pertanian dan keamanan pangan serta mengupayakan perlindungan
petani dan nelayan dari persaingan yang tidak sehat. 3) Penguatan
sistem pemasaran dan manajemen usaha untuk mengatasi resiko
usaha pertanian maupun dalam mendukung pengembangan
agroindustri. 4) Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan
kelautan dalam mendukung ekonomi dan tetap menjaga
kelestariannya, melalui: a) penataan dan perbaikan lingkungan
perikanan budidaya, b) penataan industri perikanan dan kegiatan
ekonomi masyarakat di wilayah pesisir, c) perbaikan dan peningkatan
pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap, terutama di wilayah ZEE,
d) peningkatan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan
sumberdaya perikanan dan kelautan, e) peningkatan kualitas
pengolahan dan nilai tambah produk perikanan melalui pengembangan
teknologi pasca tangkap/panen, dan f) peningkatan kemampuan SDM,
penyuluh, dan pendamping perikanan.
Kebijakan dalam meningkatkan kemampuan petani dan nelayan serta
pelaku pertanian dan perikanan lain serta penguatan lembaga
pendukungnya, diarahkan untuk: 1) Revitalisasi penyuluhan dan
pendampingan petani, termasuk peternak, nelayan, dan pembudidaya
ikan. 2) Menghidupkan dan memperkuat lembaga pertanian dan
perdesaan untuk meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap
sumberdaya produktif. 3) Peningkatan kemampuan/kualitas SDM
pertanian/ perikanan.

78
f.

g.

h.

i.

j.

k.
l.

m.
n.

o.

p.

q.

Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan hutan diarahkan untuk :


1) Optimalisasi pemanfaatan hutan alam dan pengembangan hutan
tanaman dan hasil hutan non kayu secara berkelanjutan.
2) Peningkatan nilai tambah dan manfaat hasil hutan kayu,
3) Peningkatan partisipasi kepada masyarakat luas dalam
pengembangan hutan tanaman, 4) Peningkatan produksi hasil hutan
non kayu untuk kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.
5) Pengawasan peredaran hasil hutan untuk menjamin kelangsungan
sistem distribusi legal. 6) Akselarasi rehabilitasi hutan dan lahan
didalam dan diluar kawasan hutan.
Meningkatkan promosi dan pemasaran produk-produk pertanian dan
perdesaan lainnya untuk meningkatkan kontinuitas pasokan,
khususnya ke pasar perkotaan terdekat serta industri olahan berbasis
sumber daya lokal.
Memperluas akses masyarakat, terutama kaum perempuan, ke sumber
daya-sumber daya produktif untuk pengembangan usaha seperti lahan,
prasarana sosial ekonomi, permodalan, informasi, teknologi dan
inovasi; serta akses masyarakat ke pelayanan publik dan pasar.
Meningkatkan
keberdayaan
masyarakat
perdesaan
melalui
peningkatan kualitasnya, baik sebagai insan maupun sebagai sumber
daya pembangunan, serta penguatan kelembagaan dan modal sosial
masyarakat perdesaan berupa jaringan kerjasama untuk memperkuat
posisi tawar.
Menyempurnakan berbagai kebijakan yang merintangi aksesibitas dan
lebih berpihak kepada rakyat miskin serta konsisten dalam
pelaksanaannya.
Mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha melalui kebijakan
yang mampu mengentaskan kemiskinan.
Menajamkan program pembangunan lintas sektor dan lintas pelaku
yang diarahkan pada desa-desa dan kantong-kantong komunitas
miskin.
Meningkatkan pemenuhan dan aksesibilitas masyarakat miskin
terhadap ketersediaan pangan yang memadai dan bermutu.
Menata dan mengembangkan sektor informal perkotaan melalui
penyediaan fasilitas tempat usaha yang strategis, sehat dan tidak
mengganggu sektor dan penyedia/pengguna jasa lainnya.
Meningkatkan akses dan layanan permodalan dan pengembangan
usaha bagi masyarakat miskin dengan memberikan skim khusus
(bunga rendah) tetapi tetap memperhatikan mekanisme pasar yang
ada.
Mengembangkan potensi wilayah dan cluster ekonomi perdesaan baik
pada daerah pesisir, sekitar hutan, persawahan, pertambakan, dan
daerah-daerah sekitar kawasan industri dengan mengembangkan
produk unggulan yang spesifik dan kompetitif serta mempunyai
dampak langsung terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi dan
penciptaan lapangan kerja.
Mengembangkan kapasitas yang berorientasi pada penguatan peran
pemerintah sebagai fasilitator dan katalisator pembangunan serta

79
mengembangkan secara sinergi dengan kalangan LSM dan Perguruan
Tinggi dalam rangka fasilitasi atas pemberdayaan masyarakat miskin.
r.
Meningkatkan keterlibatan masyarakat miskin dalam pengambilan
keputusan pembangunan terutama yang secara langsung menyangkut
kepentingan dan eksistensinya melaui forum dialog yang konstruktif.
8. Mengendalikan arahan perencanaan tata ruang, selektif dalam pemberian
ijin industri yang rawan pencemaran, penghutanan/penghijauan lahan kritis
dan pembuatan mitigasi bencana untuk antisipasi dini, dengan rincian:
a. Mengarahkan pembangunan kehutanan pada 1) Memperbaiki sistem
pengelolaan hutan termasuk meningkatkan pengawasan dan
penegakan hukumnya dan 2) Mengefektifkan sumber daya yang
tersedia dalam pengelolaan hutan.
b. Mengarahkan pembangunan kelautan pada 1) Membangun sistem
pengendalian dan pengawasan dalam pengelolaan sumber daya
pesisir dan laut, yang disertai dengan penegakan hukum yang ketat,
2) Meningkatkan upaya konservasi pesisir dan laut serta merehabilitasi
ekosistem yang rusak seperti mangrove dan terumbu karang,
3) Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup di
wilayah pesisir, laut dan perairan tawar dan 4) Menggiatkan kemitraan
untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalam
pengelolaan sumber daya pesisir dan laut.
c. Mengarahkan
pembangunan
lingkungan
hidup
pada
1) Mengarusutamakan (mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan ke seluruh bidang pembangunan, 2) Meningkatkan
koordinasi pengelolaan lingkungan hidup, 3) Meningkatkan upaya
penegakan hukum secara konsisten kepada pencemar lingkungan,
4) Meningkatkan kapasitas lembaga pengelola lingkungan hidup, dan
5) Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan
hidup dan berperaln aktif sebagai kontrol sosial dalam memantau
kualitas lingkungan hidup.
d. Kerjasama lintas wilayah dalam penanganan kawasan lindung,
kawasan budidaya dan pemanfaatan struktur ruang yang berbatasan.
6.4. Ikon Promotif
Dalam perspektif promosi daerah guna meningkatkan daya saing, daya
tarik dan daya tahan sebagai salah satu strategi pencapaian visi-misi
pembangunan daerah maka melalui RPJMD ini sejak tahun 2011 setidaknya
hingga 5 tahun kedepan dicanangkan slogan promosi daerah: Kabupaten
Malang sebagai Bumi Agro-Wisata yang terkemuka di Jawa Timur, dengan
2 ikon andalan 1) Agro atau pertanian dalam arti luas meliputi komoditas beras,
jagung, sayur mayur, gula, daging, susu dan ikan; 2) Wisata; dengan paketpaket unggulan wisata khas Malangan yaitu: paket Singosari, paket Kawasan
Menuju Bromo, paket Gunung Kawi, paket Pantai Selatan Malang, paket Wisata
Air Wendit dan paket Kanjuruhan (dalam rangka hari jadi Kabupaten Malang).
Mengangkat sektor pertanian dan sektor pariwisata sebagai promosi ekonomi,
dilandaskan atas kondisi riil potensi utama Kabupaten Malang, yaitu sektor
pertanian dan sektor pariwisata. Apabila kedua sektor ini berkembang pesat
maka sektor lainnya seperti industri pengolahan, perdagangan, jasa-jasa akan

80
terpacu berkembang pesat. Begitu juga dengan pariwisata yang disamping
akan mendatangkan wisatawan juga akan memajukan perdagangan dan
investasi. Pada tahapan berikutnya semua sektor akan berkembang bersama
dan pada gilirannya akan berdampak pada perekonomian serta kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Malang bahkan hingga ke Malang Raya dan Provinsi
Jawa Timur. Berdasarkan potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Malang
begitu beragam maka dicanangkan pula slogan promosi pariwisata yaitu
Kabupaten Malang Merupakan Pesona Jawa Timur Yang Sesungguhnya.
Selain itu dalam rangka pengembangan produk unggulan dalam 5 tahun
kedepan dilaksanakan pula gerakan 1 desa/kelurahan dan 1 kecamatan
masing-masing mengembangkan 1 produk unggulan utama dan dalam rangka
memperkuat pasar lokal didorong kepada seluruh masyarakat khususnya
jajaran pemerintahan dapat mengembangkan aksi cinta dan bangga
mengkonsumi produk lokal.
Dalam implementasinya ikon promotif disamping merupakan program
SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi juga akan menjadi gerakan
masyarakat dalam rangka meningkatkan daya saing Kabupaten Malang
diantara kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur.
6.5. Kerjasama antar Kabupaten/Kota
Kerjasama antar kabupaten/kota terutama diprioritaskan dengan
kabupaten/kota bertetangga untuk penanganan bersama wilayah perbatasan
yaitu: dengan Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Pasuruan, Lumajang,
Probolinggo, Blitar, Kediri, Jombang dan Mojokerto terutama di bidang
transportasi, pendidikan, kesehatan, pariwisata, permukiman dan lingkungan
hidup, perekonomian, sumberdaya alam, sosial budaya, keamanan lingkungan.
Telah dilakukan pembicaraan pendahuluan sebagai rintisan kerjasama anatara
lain melalui: rapat koordinasi pembangunan kabupaten/kota wilayah Malang
Raya plus dan forum Musrenbang RPJMD, RKPD dan pembahasan RTRW
masing-masing kabupaten/kota. Beberapa kegiatan yang sudah mulai dirintis
a) Pengembangan agropolitan dan wisata terpadu Bromo (agropolitan
Poncokusumo Kabupaten Malang dengan agropolitan Tutur Kabupaten
Pasuruan); b) Pengembangan jaringan jalan Kabupaten Malang-Kota Batu
Kota Malang; c) Pemanfaatan sumberdaya air (Kabupaten MalangKabupaten
PasuruanKabupaten Sidoardjo, Kota Malang, dan Kota Batu). Dalam 5 tahun
ke depan kerjasama akan ditingkatkan lagi sehingga lebih kongkrit memberikan
manfaat bagi para pihak.

BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Kebijakan umum adalah arah tindakan yang diambil untuk mencapai


tujuan, yang dirumuskan berdasarkan arahan strategi dan misi dalam rangka
mencapai visi pembangunan 5 tahun Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 yang
selanjutnya dijabarkan ke dalam program. Sedangkan program adalah instrumen
kebijakan yang berisi 1 atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD untuk
mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran atau
kegiatan masyarakat. Dengan demikian program yang ada didalam RPJMD perlu
dijabarkan dan dikembangkan menjadi program dan rencana aksi melalui
Renstra SKPD, RKPD dan Renja SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi,
kondisi dan situasi obyektif berdasarkan kajian dan hasil musyawarah
pembangunan.

82
Tabel 7.1
Kebijakan Umum dan Program
Kabupaten Malang

No
1

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

Tujuan : Terwujudnya
masyarakat yang
berakhlak mulia dan
berkesholehan sosial
serta menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan
budaya luhur dalam
rangka memantapkan
landasan spiritual,
moral, dan etika
pembangunan.

Mendorong maju
dan berkembangnya
lembaga agama,
lembaga pendidikan
keagamaan dan
sosial budaya
dengan mengajak
serta tokoh agama
dan budaya dalam
merumuskan
kebijakan
pembangunan dan
mensosialisasikannya kepada
masyarakat

Peran
serta
masyarakat
dalam
pembangunan
dan
menurunnya
kualitas
dan
kuantitas
bahkan
tidak
terjadinya
kasus sara dan

Memperkuat
kelembagaan, tugas
pokok, fungsi serta
norma
standar
pelayanan
SKPD,
meningkatkan
kesejahteraan
pegawai
dan
melengkapi

Semakin
meningkatnya
kepuasan
masyarakat
dan
menurunnya
kasus
pengaduan
masyarakat

Sasaran : Meningkatnya
peran lembaga/tokoh
agama, pendidikan
keagamaan dan sosial
budaya dalam
pembinaan umat dan
kemasyarakatan.
2

Tujuan : Meningkatnya
kualitas pelayanan
pemerintah
Sasaran : Semakin
kuatnya kelemba-gaan
SKPD dalam
penyelenggaraan tugas
pokok dan fungsi

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
a. Meningkatnya
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan
b. Tidak terjadi
konflik dan
kasus sara
namun perlu
terus
diwaspadai dan
diantisipasi
karena
Kabupaten
Malang
merupakan
wilayah potensi

KONDISI AKHIR
a. Semakin
meningkatnya
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan
b. Tidak
terjadinya
konflik
dan
kasus
sara
dan
tetap
terjaganya
kondisi
kondusif
kerukunan
masyarakat.

a. Rasio jumlah
PNS terhadap
jumlah
penduduk
1 : 136
b. Masih terdapat
kasus
pengaduan

a. Rasio jumlah
PNS terhadap
jumlah
penduduk
1 : 120
b. Semakin
menurunnya
kasus
pengaduan

URUSAN

PROGRAM

a. Sosial
b. Kebudayaan
c. Kesatuan
Bangsa
dan
Politik Dalam
Negeri

1. Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan dan
toleransi beragama
2. Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
3. Pengelolaan
Kekayaan Budaya
4. Pengembangan Nilai
Budaya
5. Pengelolaan
Keragaman Budaya

1. Peningkatan
dan
pengembangan
pengelolaan
keuangan daerah

a. Otonomi
Daerah,
Pemerintahan
Umum,
Administrasi
Keuangan
Daerah,
Perangkat
Daerah,

2. Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal
dan Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan KDH

SKPD
Bag. Kesra
Bag. Bintal
Bakesbangpol
Dinas Sosial
Dinas Budpar
Lintas SKPD
Lintas Wilayah

Bag.Organisasi
Bag.Hukum
Bag.Tapum
Bag.Tapemdes
Bag.Pertanahan
Bag.Perekonomi
an
Bag.Kerjasama

83

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL

pelayanan kepada
masyarakat

prasarana
dan
prasarana
kerja,
meningkatkan diklat
aparatur,
memberikan
penghargaan
dan
sanksi
kepada
pejabat dan pegawai
secara konsisten

terhadap
pelayanan
pemerintah

URUSAN

PROGRAM

SKPD

KONDISI AKHIR
Kepegawaian
3. Pendidikan
dan Persandian
Kedinasan
b. Pertanahan
4. Pembinaan
dan
c. Kependudukan
Pengembangan
dan
Catatan
Aparatur
Sipil
5. Peningkatan
d. Perencanaan
Profesionalisme
Pembangunan
Tenaga Pemeriksa
e. Statistik
dan
Aparatur,
Pengawas
6. Peningkatan
Kapasitas
Sumberdaya
Aparatur
7. Peningkatan
Kapasitas Lembaga
Perwakilan
Rakyat
Daerah
8. Penataan Peraturan
Perundangundangan
9. Penataan
dan
Penyempurnaan
Kebijakan
Sistem
dan
Prosedur
Pengawasan
10. Peningkatan
Pelayanan
Kedinasan
Kepala
Daerah/Wakil Kepala
Daerah
11. Peningkatan
Pelayanan Publik
12. Optimalisasi
Pemanfaatan

Bag.Adm.Pemba
ngunan
Bag.PDE
Bag. Umum &
Protokol
Bag.Humas
Bag. Tata Usaha
BKD
Bandiklat
BAPPEDA
DPPKA
Inspektorat
Balitbang
UPT Perijinan
Dispendukcapil
Dinas
Cikartarung
Dinas
Kesehatan
Lintas SKPD
Lintas Wilayah

84

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL

URUSAN

PROGRAM

KONDISI AKHIR
Teknologi Informasi
13. Pengembangan
Wilayah Perbatasan
14. Peningkatan Sarana
dan
Prasarana
Aparatur
15. Pendidikan
dan
Pelatihan
Kepemimpinan Diklat
dalam jabatan
16. Penataan
Penguasaan,
Pemilikan,
Penggunaan
dan
Pemanfaatan Tanah
17. Penyelesaian
Konflik-Konflik
Pertanahan
18. Penataan
administrasi
kependudukan
19. Pengembangan
Data/Informasi
20. Kerjasama
Pembangunan
21. Perencanaan
Pengembangan
Wilayah
Strategis
dan Cepat Tumbuh
22. Perencanaan
Pembangunan Kotakota Menengah &
Besar

SKPD

85

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL

Tujuan : Terwujudnya
kesadaran dan tertib
hukum masyarakat
Sasaran
:
Terbangunnya
sistem
informasi
dan
komunikasi publik serta
terlaksananya sosialisasi
dan deseminasi produk
hukum.

Membangun sistem
informasi
dan
komunikasi publik,
sosialisasi
dan
deseminasi produk
hukum
serta
kunjungan ke desa
dan dusun terpencil
dalam rangka dialog
pembangunan

Semakin
menurunnya
kasus hukum
dan
pelanggaran
Hak
Asasi
Manusia

a. Rasio
Kekerasan
Dalam Rumah
Tangga
1 :
(KDRT)
500
b. Masih terdapat
kasus
pelanggaran
hukum

URUSAN

PROGRAM

SKPD

KONDISI AKHIR

a. Rasio
a. Kesatuan
Kekerasan
Bangsa dan
Dalam Rumah
Politik dalam
Tangga
Negeri,
b. Pemberdayaan
(KDRT)
Perempuan dan
1 : 1000
b. Semakin
Perlindungan
menurunnya
anak
kasus
c. Komunikasi dan
pelanggaran
informatika
hukum

23. Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
24. Perencanaan
Pembangunan
Daerah
25. Perencanaan Sosial
Budaya
26. Perencanaan
Pembangunan
Ekonomi
27. Perencanaan
Prasarana Wilayah
dan Sumber Daya
Alam
28. Peningkatan
Kerjasama
antar
Pemerintah Daerah
29. Pengembangan
Data/Informasi/
Statistik Daerah
1. Pendidikan Politik
Masyarakat
2. Pencegahan Dini
dan
Penanggulangan
Korban Bencana
Alam
3. Pemberdayaan
Masyarakat untuk
Menjaga Ketertiban
dan Keamanan

Bag. Hukum
Bag. PDE
Bag. Humas
KP3A
Bakesbangpol
Satpol PP
Linmas
Lintas SKPD
Lintas Wilayah

86

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL

4.

Tujuan : Terwujudnya
kondisi masyarakat yang
aman, tertib dan damai
Sasaran : Terciptanya
sistem
pengamanan
swakarsa dan kerjasama
pengamanan
dengan
aparat keamanan

Mendorong
terwujudnya
pengamanan
swakarsa
menggalakkan
kembali
pos
keamanan
lingkungan dan kerja
sama dengan aparat
keamanan
membangun sistem

Semakin
menurunnya
kasus kriminal
dan
semakin
terjaminnya
keamanan dan
ketertiban
masyarakat

a. Rasio
Angka
Kriminalitas
1 : 30.000
b. Persentase
pamswakarsa
(kelompok
Linmas
aktif)
60%

URUSAN

PROGRAM

SKPD

KONDISI AKHIR

a. Rasio Angka
Kriminalitas 1
: 40.000
b. Persentase
pamswakarsa
(kelompok
Linmas
aktif
80%

4. Peningkatan Kualitas
Hidup dan
Perlindungan
Perempuan
5. Penguatan
Kelembagaan
Pengarusutamaan
Gender
6. Keserasian Kebijakan
Peningkatan Kualitas
Anak dan Perempuan
7. Peningkatan Peran
Serta dan Kesetaraan
Gender dalam
Pembangunan
8. Pengembangan
Komunikasi, Informasi
dan Media Massa
9. Kerjasama Informasi
dengan Media Massa
10. Fasilitas Peningkatan
SDM Bidang
Komunikasi dan
Informasi
a. Kesatuan
1. Peningkatan
Bangsa
dan
Keamanan dan
Politik
dalam
Kenyamanan
Negeri
Lingkungan
b. Sosial
2. Pemeliharaan
Kamtrantibnas dan
Pencegahan Tindak
Kriminal
3. Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas
Adat Terpencil (KAT)

Bag. Kesra
Kesbangpol
Satpol PP
Linmas
Dinas Sosial
Lintas SKPD
Lintas Wilayah

87

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL

URUSAN

PROGRAM

KONDISI AKHIR

keamanan
dan
ketertiban
masyarakat terpadu
dan
komprehensif
dengan
mengajak
serta tokoh agama,
sosial, budaya dan
tokoh masyarakat

4.

5.
6.

7.
8.

5.

Tujuan : Meningkatnya
ketersediaan, kuantitas
maupun
kualitas
infrastruktur
kebinamargaan,
pengairan
dan
keciptakaryaan/
permukiman serta energi
untuk
mendukung
aktivitas ekonomi, sosial
dan budaya
Sasaran : Terbangun
dan
terpeliharanya

Membangun
dan
memelihara
infrastuktur
perhubungan,
kebinamargaan,
pengairan,
keciptakaryaan/
permukiman, energi
dengan
memprioritaskan
untuk kepentingan
mendorong
perekonomian
pariwisata
dan

semakin
meningkatnya
kuantitas dan
kualitas
infra
struktur
kebinamargaa,
pengairan dan
keciptakaryaan/
permukiman

a. Kondisi Jalan
Mantap 79%
b. Kondisi
Jembatan
Mantap 97%
c. Panjang irigasi
mantap
299.403 m
d. Pelayanan Air
Minum Ibukota
Kecamatan
43%
e. Pelayanan Air
minum

SKPD

a. Kondisi Jalan
Mantap 95%
b. Kondisi
Jembatan
Mantap98%
c. Panjang irigasi
mantap
438.353 m
d. Pelayanan Air
Minum Ibukota
Kecamatan
45%
e. Pelayanan Air
minum

a. Perhubungan
b. Pekerjaan
Umum
c. Perumahan
d. Energi Sumber
Daya Mineral

1.

2.

3.
4.

dan Penyandang
Masalah
Kesejahteraan Sosial
(PMKS) Lainnya
Pelayanan
dan
Rehabilitasi
Kesejahteraan Sosial
Pembinaan
Anak
Terlantar
Pembinaan
Para
Penyandang Cacat
dan Trauma
pembinaan
panti
asuhan/panti jompo
Pembinaan
Eks
Penyandang
Penyakit Sosial (Eks
Narapidana,
PSK,
Narkoba
dan
Penyakit
Sosial
Lainnya)
Pembangunan
Prasarana
dan
Fasilitas
Perhubungan
Rehabilitasi
dan
pemeliharaan
prasarana
dan
fasilitas Lalu Lintas
Angkutan
Jalan
(LLAJ)
Peningkatan
pelayanan angkutan
Pembangunan
sarana & prasarana

Kantor
Perumahan
Dinas
Cikartarung
Dinas Bina
Marga
Dinas
Pengairan
Dinas ESDM
Dishubkominfo
Lintas SKPD
Lintas Wilayah

88

No

TUJUAN/SASARAN
infrastruktur
kebinamargaan,
pengairan,
keciptakaryaan/permuki
man,
energi
untuk
mendorong
perekonomian
pariwisata
dan
pengentasan kemiskinan

KEBIJAKAN UMUM
pengentasan
kemiskinan

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
pedesaan 42%
f. Pelayanan
sanitasi
38
desa
g. Persentase
desa berlistrik
75%

KONDISI AKHIR
pedesaan
48%
f. Pelayanan
sanitasi
152
desa
g. Persentase
desa berlistrik
90%

URUSAN

PROGRAM
perhubungan
5. Peningkatan kelaikan
pengoperasian kendr.
bermotor
6. Peningkatan
dan
pengamanan
lalu
lintas
7. Pembangunan Jalan
dan Jembatan
8. Pembangunan
Saluran
Drainase/
Gorong - Gorong
9. Pembangunan Turap/
Talud/ Bronjong
10. Rehabilitasi/
Pemeliharaan Jalan
dan Jembatan
11. Inspeksi
Kondisi
Jalan dan Jembatan
12. Tanggap
Darurat
Jalan dan Jembatan
13. Peningkatan Sarana
dan
Prasarana
Kebinamargaan
14. Pembangunan
Infrastruktur
Perdesaan
15. Pengelolaan Sistem
Informasi/ Database
Jalan dan jembatan
16. Pengelolaan
Pelengkap Jalan dan
Penerangan
Jalan
Umum
17. Pengembangan dan

SKPD

89

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL

URUSAN

PROGRAM

KONDISI AKHIR

18.

19.

20.
21.
22.

23.

24.
25.

26.
27.

28.

pengelolaan jaringan
irigasi, rawa dan
jaringan pengairan
lainnya
Penyediaan
dan
Pengolahan
Air
Baku
Pengembangan,
Pengelolaan
dan
Konversi
Sungai,
Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya
Pengendalian Banjir
Pengembangan
Perumahan
Pengembangan
wilayah strategis dan
cepat tumbuh
Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
air minum dan air
limbah
Lingkungan
sehat
perumahan
Pemberdayaan
Komunitas
Perumahan
Pengelolaan Areal
Pemakaman
Peningkatan
Kesiagaan
dan
Pencegahan Bahaya
Kebakaran
Pengawasan
dan
Penertiban kegiatan

SKPD

90

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL

URUSAN

PROGRAM

KONDISI AKHIR

29.

6.

Tujuan : Meningkatnya
kualitas
dan
produktivitas
sumberdaya manusia
Sasaran : Semakin
mudahnya masyarakat
mengakses
layanan
pendidikan
dan
kesehatan yang bermutu

Meningkatkan
aksessibilitas
dan
kualitas pendidikan
dan
kesehatan,
mengembangkan
sekolah
kejuruan
yang
mampu
menghasilkan SDM
yang memiliki daya
saing
tinggi,
mengembangkan
puskesmas sebagai
pusat
informasi
masyarakat sehat,
sekolah
dan
pelayanan
kesehatan
gratis
bagi keluarga miskin

Semakin
meningkatnya
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
dan
Indeks
Pembangunan
Gender (IPG)

a. IPM 70,3
b. Indeks
Pendidikan
74,6
c. Indeks
Kesehatan 72,7
d. Indeks
Pembangunan
Gender 65,7
e. Indeks
Pemberdayaan
Gender 67,4

SKPD

a. IPM 72,6
b. Indeks
Pendidikan
76,9
c. Indeks
Kesehatan
74,3
d. Indeks
Pembangunan
Gender 70,1
e. Indeks
Pemberdayaa
n Gender 71,4

a. Pendidikan
b. Kesehatan
c. KB dan Keluarga
Sejahtera
d. Kearsipan
e. Perpustakaan
f. Ketenagakerjaan
g. Kepemudaan
dan Olah Raga
h. Transmigrasi

1.
2.

3.
4.
5.
6.

7.

8.

9.
10.

11.

rakyat
yang
Berpotensi merusak
lingkungan
Pembinaan
dan
pengembangan
bidang
ketenagalistrikan
Pendidikan
Anak Dinas
Usia Dini (PAUD)
Pendidikan
Wajib
Belajar Dinas
Pendidikan Dasar 9
Kesehatan
Tahun
Dispora
Pendidikan
Disnakertrans
Menengah
Badan KB
Pendidikan
Non RSUD
Formal
Kanjuruhan
Pendidikan Luar
BPM
Biasa
Badan
Peningkatan
Mutu
Perpustakaan
Pendidik
dan
dan arsip
Tenaga
KP3A
Kependidikan
Lintas SKPD
Manajemen
Lintas Wilayah
Pelayanan
Pendidikan
Obat
dan
Perbekalan
Kesehatan
Upaya Kesehatan
Masyarakat
Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan
Masyarakat
Perbaikan Gizi
Masyarakat

91

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL

URUSAN

PROGRAM

KONDISI AKHIR
12. Pengembangan
Lingkungan Sehat
13. Pencegahan
dan
Penanggulangan
Penyakit Menular
14. Standarisasi
Pelayanan
Kesehatan
15. Pengawasan Obat
dan Makanan
16. Pengadaan,
Peningkatan,
dan
Perbaikan
Sarana
dan
Prasarana
Puskesmas/
Puskesmas
Pembantu
dan
Jaringannya
17. Pengadaan,
Peningkatan Sarana
dan
Prasarana
Rumah Sakit/Rumah
Sakit
Jiwa/Rumah
Sakit
ParuParu/Rumah
Sakit Mata.
18. Pengawasan
dan
Pengendalian
Kesehatan Makanan
19. Pemeliharaan
Sarana &Prasarana
Rumah Sakit
20. Keluarga Berencana
(KB)
21. Kesehatan

SKPD

92

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL

URUSAN

PROGRAM

KONDISI AKHIR
reproduksi remaja
22. Pelayanan
Kontrasepsi
23. pembinaan
peran
serta
masyarakat
dalam
pelayanan
KB/KR yang mandiri
24. Pengembangan
bahan
Informasi
tentang Pengasuhan
dan
pembinaan
tumbuh
kembang
anak
25. Penyiapan
tenaga
pendamping
Kelompok
Bina
Keluarga
26. Perbaikan
Sistem
Administrasi
Kearsipan
27. Peningkatan kualitas
Pelayanan Informasi
28. Pemeliharaan
Rutin/Berkala
Sarana
dan
Prasarana
Kearsipan
29. Penyelamatan dan
Pelestarian
Dokumen/
Arsip
Daerah
30. Pengembangan
Budaya Baca dan
Pembinaan
Perpustakaan

SKPD

93

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL

7.

Tujuan : Meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat yang lebih
merata
hingga
perdesaan

Sasaran : Meningkatnya
pertumbuhan
sektor
pertanian dalam arti luas
sebagai
basis
peningkatan
industri,
perdagangan dan jasajasa;
serta
meningkatnya
pertumbuhan
sektor

Memacu
pertumbuhan sektor
andalan
pertanian
tanaman
pangan,
perkebunan,
peternakan,
perikanan, industri,
perdagangan
dan
jasa-jasa;
serta
mendorong
pertumbuhan sektor
potensi
seperti
pariwisata,
pertambangan dan
jasa
kontruksi/
bangunan dengan

Semakin
meningkatnya
pertumbuhan
ekonomi
(PDRB, inflasi,
pendapatan
perkapita) dan
menurunnya
angka
pengangguran
dan kemiskinan

a. PDRB-ADHB
Rp.31.087.994
juta
b. PDRB-ADHK
Rp.14.488.474
juta
c. Pendapatan
Perkapita ADHB
Rp. 12.144.878
d. Indeks daya beli
63,2
e. Pertumbuhan
Ekonomi 6%
f. Inflasi 6,25,8 %
g. Tingkat

URUSAN

PROGRAM

a. Ketahanan
Pangan
b. Pertanian
c. Kehutanan
d. Kelautan dan
Perikanan
e. Perindustrian
f. Perdagangan
g. Koperasi dan
Usaha Kecil
Menengah
h. Pariwisata
i. Pemberdayaan
masyarakat dan
desa
j. Penanaman

31. Peningkatan
Kesempatan Kerja
32. Perlindungan
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan
33. Pengembangan dan
Keserasian dan
Kebijakan Pemuda
34. Peningkatan Peran
serta Kepemudaan
35. Pembinaan
dan
Pemasyarakatan
Olah raga
36. Peningkatan sarana
Prasarana Olahraga
37. Pengembangan
Wilayah
Transmigrasi
1. Peningkatan
Ketahanan Pangan
2. Pemberdayaan
Penyuluh Pertanian/
Perkebunan
lapangan
3. Peningkatan
Kesejahteraan Petani
4. Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi Pertanian/
Perkebunan
5. Peningkatan
Penerapan Teknologi
Pertanian/
Perkebunan

SKPD

KONDISI AKHIR

a. PDRB-ADHB
Rp.53.168.244
juta
b. PDRB-ADHK
Rp.19.847.571
juta
c. Pendapatan
Perkapita
ADHB
Rp.
20.497.097
d. Indeks
daya
beli 66,6
e. Pertumbuhan
Ekonomi 6,7%
f. Inflasi
5,5

Bag.Perekono
mian
KPM
BPM
Distanbun
Dinas
Kehutanan
Dinas Kelautan
Perikanan
Dinas
Peternakan dan
Keshtn.hewan
Disperidag

94

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

potensi
pariwisata,
pertambangan dan jasa
konstruksi/bangunan
yang
mengarusutamakan
peran
UMKM
dan
koperasi
serta
pengentasan
kemiskinan.

mengarusutamakan
peran usaha mikro
kecil menengah dan
koperasi
dan
pengentasan
kemiskinan

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
Kemiskinan
13,6%
h. Tingkat
Pengangguran
4,1%

KONDISI AKHIR
4,9%
g. Tingkat
Kemiskinan
6,9%
h. Tingkat
Pengangguran
3%

URUSAN
Modal

PROGRAM
6. Peningkatan
Produksi Pertanian/
Perkebunan
7. Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Ternak
8. Peningkatan
Produksi Hasil
Peternakan
9. Peningkatan
Penerapan Teknologi
Peternakan
10. Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi Peternakan
11. Pemanfaatan potensi
sumber daya hutan
12. Rehabilitasi hutan
dan lahan
13. Perlindungan dan
konservasi
sumberdaya hutan
14. Pengembangan
Usaha Perhutanan
dan Peran Serta
Masyarakat
15. Pengembangan
Sarana dan
Prasarana
Penyuluhan
Kehutanan
16. Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat
Pesisir
17. Peningkatan

SKPD
Pasar
Diskop dan
UMKM
Disbudpar
Lintas SKPD
Lintas Wilayah

95

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL

URUSAN

PROGRAM

KONDISI AKHIR

18.

19.
20.
21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

Kesadaran dan
Penegakan Hukum
dalam
Pendayagunaan
Sumberdaya Laut
Peningkatan Mitigasi
Bencana Alam Laut
dan Prakiraan Iklim
Laut
Pengembangan
Budidaya Perikanan
Pengembangan
Perikanan Tangkap
Pengembangan
Sistem Penyuluhan
Perikanan
Optimalisasi
Pengelolaan dan
Pemasaran Produksi
Perikanan
Pembinaan Industri
Rokok dan
Tembakau
Peningkatan
Kemampuan
Teknologi Industri
Pengembangan
Industri Kecil dan
Menengah
Pengembangan
Sentra-Sentra
Industri Potensial
Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan

SKPD

96

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL

URUSAN

PROGRAM

KONDISI AKHIR
Perdagangan
28. Peningkatan
Pengembg. Ekspor
29. Pengembangan dan
Pengawasan Perdag.
Dalam Negeri
30. Peningkatan
Pengelolaan Pasar
dan Pembinaan
Pedagang
31. Pengembangan dan
Pemeliharaan
Sarana dan
Prasarana Pasar
32. Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam
Negeri
33. Pengembangan
Kewirausahaan dan
Keunggulan
Kompetitif KUKM
34. Pengembangan
Sistem Pendukung
Usaha bagi Usaha
Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM)
35. Peningkatan Kualitas
Kelembagaan
Koperasi
36. Penciptaan Iklim
Usaha Kecil
Menengah yang
Kondusif
37. Pengembangan
Destinasi Pariwisata

SKPD

97

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL

URUSAN

PROGRAM

SKPD

KONDISI AKHIR
38. Pengembangan
Kemitraan
39. Pengembangan
Pemasaran
Pariwisata
40. Peningkatan
Keberdayaan
Masyarakat
Perdesaan
41. Pengembangan
Lembaga Ekonomi
Pedesaan

8.

Tujuan : Meningkatnya
kualitas
fungsi
lingkungan hidup dan
pengelolaan
sumber
daya alam

Mengendalikan
arahan perencanaan
tata ruang, selektif
dalam pemberian ijin
industri yang rawan
pencemaran,

Semakin
menurunnya
kasus
pelanggaran
lingkungan,
meningkatnya

a. Prosentase
perusahaan
yang memenuhi
baku
mutu
lingkungan 57%
b. Luas
lahan

a. Prosentase
perusahaan
yang memenuhi
baku
mutu
lingkungan 75%
b. Luas
lahan

42. Peningkatan
partisipasi
masyarakat dalam
membangun desa
43. Peningkatan
Kapasitas Aparatur
Pemerintah Desa
44. Peningkatan Peran
Perempuan di
Perdesaan
45. Peningkatan Promosi
dan Kerjasama
Investasi
46. Peningkatan Iklim
Investasi dan
Realisasi Investasi
a. Penataan Ruang 1. Perencanaan
Tata
b. Lingkungan
Ruang
Hidup
2. Pemanfaatan Ruang
3. Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
4. Pengendalian

Dinas
Cikartarung
Dinas ESDM
Dinas
Kehutanan

98

No

TUJUAN/SASARAN

KEBIJAKAN UMUM

INDIKATOR

Sasaran : Semakin
terkendalinya
perencanaan
dan
pemanfaatan tata ruang
dan
pemberian
ijin
industri yang rentan
pencemaran
serta
semakin meningkatnya
pengelolaan
sumberdaya alam

penghutanan/
penghijauan lahan
kritis
dan
pembuatan mitigasi
bencana
untuk
antisipasi dini

luas lahan yang


dihutankan
kembali
dan
penghijauan
serta
meningkatnya
sumberdaya
alam
yang
terkelola

CAPAIAN KINERJA
KONDISI AWAL
hutan
rakyat
yang
terkelola
1.268 ha

URUSAN

PROGRAM

KONDISI AKHIR
hutan
rakyat
yang terkelola
9.708 ha
5.

c. Lahan
9.639 ha

kritis

c. Lahan
3.932 ha

kritis
6.

7.
8.

9.

SKPD

Pencemaran
dan Badan LH
Perusakan
BAPPEDA
Lingkungan Hidup
Lintas SKPD
Perlindungan
dan Lintas Wilayah
Konservasi Sumber
Daya Alam
Peningkatan Kualitas
dan Akses Informasi
Sumber Daya Alam
dan
Lingkungan
Hidup
Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
Pembinaan
dan
Pengawasan Bidang
Pertambangan

BAB VIII
INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAANNYA

Suatu program pembangunan daerah merupakan sekumpulan program


prioritas yang secara khusus berhubungan dengan capaian sasaran pembangunan
daerah. Suatu program pembangunan daerah dapat berupa pernyataan yang
disamakan atau sekurang-kurangnya mengandung program Kepala Daerah terpilih
yang didalamnya berisi program prioritas yang bersifat strategis yang telah
dirumuskan berdasarkan kebijakan umum pada masing-masing perspektif dan
indikator kinerja (outcome) yang dipersyaratkan.
Suatu program prioritas, baik strategis maupun operasional, kinerjanya
merupakan tanggung jawab Kepala SKPD. Namun, bagi program prioritas yang
dikategorikan strategik, menjadi tanggung jawab bersama Kepala SKPD dengan
Kepala Daerah pada tingkat kebijakan. Berbeda dengan penyelenggaraan aspek
strategik, program prioritas bagi penyelenggaraan urusan pemerintahan dilakukan
agar setiap urusan (wajib) dapat diselenggarakan setiap tahun, tidak langsung
dipengaruhi oleh visi dan misi Kepala Daerah terpilih. Artinya, suatu prioritas pada
beberapa urusan untuk mendukung visi dan misi serta program Kepala Daerah
terpilih, tidak berarti bahwa urusan lain ditinggalkan atau diterlantarkan. Perumusan
program prioritas bagi penyelenggaraan urusan dilakukan sejak tahap awal evaluasi
kinerja pembangunan daerah secara sistematis dilakukan pada identifikasi
permasalahan pembangunan diseluruh urusan (wajib dan pilihan).
Selanjutnya, perhitungan pagu indikatif masing-masing program dipisahkan
menjadi pagu indikatif untuk program prioritas yang berhubungan dengan program
pembangunan daerah (strategik) dan pagu indikatif untuk program-program yang
berhubungan dengan pemenuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah.
Setelah pagu setiap kegiatan diketahui kemudian perumusan indikasi rencana
program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan dilakukan berdasarkan
kompilasi hasil verifikasi terhadap rencana program, kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan indikatif dari setiap rancangan Renstra SKPD.

100
Tabel 8.1
Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Kabupaten Malang Tahun 20112015

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

1
2
3
4
1.01 PENDIDIKAN
a
Progam
Pendidikan Meningkatnya
APK PAUD
Anak Usia Dini (PAUD) akses
53,71%
pendidikan
anak usia 4-6
tahun ke PAUD
b
Wajib
Belajar Meningkatnya
APK SMP
Pendidikan Dasar 9 akses
92,26%
pendidikan13Tahun
15 tahun ke
SMP
c
Program
Pendidikan Meningkatnya
APK SM
Menengah
akses
39,25%
pendidikan 1618 th ke SM
d
Program
Pendidikan Tuntas
buta Angka buta
Non Formal
aksara
& aksara >45 th
0,76% ,
meningkatnya
Kec hdp 72%
kecakapan
hidup pdd
e

Program
Pendidikan Seluruh
Luar Biasa
penyandang
tuna
tertampung di
PLB
Program Peningkatan Meningkatnya
Mutu Pendidik dan profesionalism
Tenaga Kependidikan
e
dan
kompetensi
guru
Manajemen Pelayanan Meningkatnya
Pendidikan
mutu
menejemen
pelayanan

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
68,974.77
59,58%
929.81

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
55,315.38
60,140.59
65,477.10
65,45%
905.21
71,32%
984.17
78,19%
1,071.50

Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
71,388.56
APK PAUD
83,06
1,168.23
83,06%

SKPD
Penanggung
Jawab
16
DISDIK

94,47%

59,254.06

96,68%

45,685.96

98,89%

49,671.19

101,10%

54,078.71

103,31 %

58,961.09

APK SMP 103,31 DISDIK

45,40%

3,254.32

51,55%

3,230.89

57,7%

3,512.72

63,85%

3,824.42

70,00%

4,169.70

APK SM
70%

DISDIK

0,43%

803.02

0,23%

779.87

0,00%

847.90

0,00%

923.14

0,00%

1,006.48

0,00%
Angka buta
aksara >45 th
0,76% ,
Kec hdp 72%

DISDIK

APK PLB
65,54%

69,76%

3,254.32

71,66%

3,230.89

75,56%

3,512.72

77,46%

3,824.42

79,36%

4,169.70

APK PLB
79,36 %

DISDIK

Guru S1 prof
58,49%

66,79%

1,141.13

75,09%

1,132.09

83,39%

1,230.84

91,69%

1,340.06

99,99%

1,461.04

Guru S1 prof
100 %

DISDIK

Sek ber IT
14,20 %

26,68%

338.11

39,16%

350.48

51,64%

381.05

64,12%

414.86

76,60%

452.32

Sek ber IT
76,60%

DISDIK

101

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

1
2
1.02 KESEHATAN

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

Program
Obat
dan Meningkatnya
Perbekalan Kesehatan ketersediaan
obat
yang
berkualitas

Program
Upaya Meningkatnya
Kesehatan Masyarakat cakupan
pelayanan
kesehatan
dasar
masyarakat
Program Pengawasan Meningkatnya
Obat dan Makanan
perlindungan
masyarakat
terhadap
makanan tidak
sehat
dan
bahan
berbahaya
Program
Promosi Meningkatnya
Kesehatan
dan jumlah
desa
Pemberdayaan
siaga aktif
Masyarakat

Masih
diperlukan
pelayanan
penyediaan
obat dan
perbekalan
kesehatan
Masih
diperlukan
pelayanan
kesehatan
dasar yang
terjangkau
Diperlukan
keamanan
pangan di
masyarakat

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
76,244.16

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
80,824.07
87,874.43
95,671.87

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
104,309.40

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15

16

20%

13,101.82

20%

12,981.78

20%

14,114.19

20%

15,366.59

20%

16,753.93

100%
terlaksananya
pelayanan
penyediaan obat
dan perbekalan
kesehatan

Dinas
Kesehatan

20%

16,187.09

20%

17,069.09

20%

18,558.04

20%

20,204.77

20%

22,028.91

100%
terlaksananya
pelayanan
kesehatan dasar
yang terjangkau

Dinas
Kesehatan

20%

126.79

20%

109.64

20%

119.20

20%

129.78

20%

141.50

Dinas
Kesehatan

Diperlukan
media
promosi dan
informasi
sadar hidup
sehat
Program Perbaikan Gizi Meningkatnya
Masih
Masyarakat
cakupan
diperlukan
pemberian
peningkatan
makanan
status gizi ibu
tambahan bagi hamil dan
balita
masyarakat

14%

4,226.39

14%

5,177.99

14%

5,629.67

14%

6,129.21

14%

6,682.57

20%

1,521.50

20%

1,515.92

20%

1,648.15

20%

1,794.40

20%

1,956.40

100%
terlaksananya
perlindungan
masyarakat
terhadap
makanan tidak
sehat dan bahan
berbahaya
70% desa siaga
aktif,
meningkatnya
promkes dan
pemberdayaan
masyarakat
100%,
terlaksananya
pemberian
makanan
tambahan bagi
ibu hamil dan
balita

Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat

20%

253.58

20%

248.41

20%

270.08

20%

294.04

20%

320.59

100%
terlaksananya
pengembangan
lingkungan sehat

Dinas
Kesehatan

Meningkatnya
Masih
cakupan lokasi diperlukan
pengembanga
ODF
n lingkungan
sehat

Dinas
Kesehatan

Dinas
Kesehatan

102

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

1
g

2
3
Program Pencegahan Meningkatnya
dan Penanggulangan cakupan
pemberantasan
Penyakit Menular
penyakit

Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan

Program
Pengadaan,
Peningkatan,
dan
Perbaikan Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu
dan
Jaringannya
Program
Pengadaan,
Peningkatan
Sarana
dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah
Sakit
Jiwa/Rumah
Sakit
ParuParu/Rumah Sakit
Mata.
Program Pengawasan
dan
Pengendalian
Kesehatan Makanan

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

4
Diperlukan
pencegahan
dan
pemberantasa
n penyakit
menular
Meningkatnya
Masih
menejemen
diperlukan
kesehatan
standar
operating
prosedur di
bidang
kesehatan
Meningkatnya
Belum
jumlah
optimalnya
puskesmas
kualitas
ideal,
pustu pelayanan
kesehatan
garda,
dasar
Ponkesdes
Meningkatnya
kualitas
pelayanan
kesehatan
dasar
dan
rujukan

Belum
optimalnya
peralatan
kesehatan
yang ada

Meningkatnya
Diperlukan
perlindungan
penyuluhan
masyarakat
keamanan
terhadap
pangan pada
IRTP oleh
makanan tidak
petugas
sehat
dan
kesehatan
bahan
berbahaya

Program Pemeliharaan Keberlanjutan


Sarana dan Prasarana pemeliharaan
sarana
Rumah Sakit
prasarana

Optimalisasi
pemeliharaan
sarana
prasarana

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
4,733.56

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
20%
5,661.87
20%
6,155.76
20%
6,701.98

Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
100%
20%
7,307.06
terlaksananya
pencegahan
penyakit menular

20%

464.90

20%

477.63

20%

519.30

20%

565.37

20%

616.42

20%

7,607.51

20%

7,518.34

20%

8,174.17

20%

8,899.50

20%

20%

27,260.25

20%

29,345.44

20%

31,905.27

20%

34,736.35

20%

42.26

20%

21.10

20%

22.94

20%

718.49

20%

696.88

20%

757.67

20%

SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas
Kesehatan

100%
terlaksananya
penyusunan
rencana kerja
tahunan

Dinas
Kesehatan

9,702.97

100%,
terbangunnya 30
puskesmas ideal,
30 pustu garda
dan 390
Penkesdes

Dinas
Kesehatan

20%

37,872.45

100%
terlaksananya
pengadaan alatalat kesehatan
RS, Puskesmas
dan jaringannya

Dinas
Kesehatan

24.97

20%

27.23

100%
terlaksananya
penyuluhan
keamanan
pangan pada
IRTP oleh
petugas
kesehatan

Dinas
Kesehatan

824.90

20%

899.38

100%
terlaksananya
pemeliharaan
secara
berkelanjutan

Rumah Sakit
Daerah

103

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

1
2
3
1.03 PEKERJAAN UMUM
a
Program Pembangunan Meningkatnya
Jalan dan Jembatan
jalan
dan
jembatan
sesuai standar
b
Program Pembangunan Meningkatnya
Saluran
Drainase/ fungsi saluran
Gorong - Gorong
drainase
gorong-gorong
c
Program Pembangunan Meningkatnya
Turap/ Talud/ Bronjong fungsi
plengsengan
pengaman
badan
jalan
sesuai
kebutuhan
d
Program Rehabilitasi/ Meningkatnya
Pemeliharaan
Jalan pemeliharaan
dan Jembatan
jalan
dan
jembatan
secara
rutin
dan berkala
e
Program
Inspeksi Meningkatnya
Kondisi
Jalan
dan inspeksi
terhadap
Jembatan
kondisi jalan
f
Program
Tanggap Meningkatnya
Darurat
Jalan
dan jumlah
jalan
Jembatan
dan jembatan
yang
membutuhkan
penanganan
mendesak
g
Program Peningkatan Meningkatnya
Sarana dan Prasarana sarana
dan
Kebinamargaan
prasarana
kebinamargaan
h
Program Pembangunan Meningkatnya
Infrastruktur Perdesaan jumlah
jalan
dan jembatan
perdesaan
yang terbangun

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Jalan 4,42%

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
111,365.51
3%
49,364.29

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
120,918.08
131,465.87
143,131.36
3%
53,598.60
3,3%
58,274.06
3,3%
63,444.94

Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
156,053.66
3,3%
69,172.93 15,9%

Jemb 21,3%

22,13%

Saluran
goronggorong belum
optimal
18,84%

26%

1,563.77

26%

1,697.90

13%

1,846.01

13%

2,009.81

13%

2,191.27

19,44%

507.17

20,04%

550.67

20,64%

598.71

21,24%

651.83

21,84%

710.68

78,78%

79,07%

27,894.21

79,37%

30,286.88

79,66%

32,928.83

80,55%

35,850.74

39,087.44

0,00%

20%

42.26

20%

45.89

20%

49.89

20%

54.32

Meningka
t nya
inspeksi
terhadap
kondisi
jalan
20%

0,00%

16%

84.53

16%

91.78

16%

99.78

16%

108.64

16%

118.45

30%

10%

126.79

10%

137.67

10%

149.68

10%

162.96

10%

177.67

Jalan 59,59%

0,62%

5,071.67

1,62%

5,506.71

1,62%

5,987.06

0,62%

6,518.32

0,62%

7,106.81

Jemb 0,92%

0,8%

25,14%

0,8%

28,15%

0,8%

31,15%

0,8%

16
Dinas bina
Marga

34,20%

34,20%

0,8%

SKPD
Penanggung
Jawab

59.22

91%

Dinas bina
Marga

21,84%

Dinas bina
Marga

100%

Dinas bina
Marga

Meningkatnya
Dinas bina
inspeksi
Marga
terhadap kondisi
jalan
80%
Dinas bina
Marga

80%

Dinas bina
Marga

66,68%

Dinas bina
Marga

4,92%

104

No.

1
i

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

2
3
Pengelolaan
Sistem Meningkatnya
Informasi/
Database ketersediaan
data/informasi
Jalan dan Jembatan
melalui
SIM
jalan, jembatan
dan PJU
Program Pengelolaan Meningkatnya
Pelengkap Jalan dan ketersediaan
Penerangan
Jalan dan
pemeliharaan
Umum
pelengkap jalan
Program
Meningkatnya
Pengembangan
dan rehabilitasi dan
Pengelolaan Jaringan pemeliharaan
Irigasi,
Rawa
dan jaringan irigasi
Jaringan
Pengairan
Lainnya
Program
Penyediaan Meningkatnya
dan Pengolahan Air peran
serta
Baku
masyarakat
dalam
pengelolaan air
baku

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
15%

PJU 85,10%
Drainase
31,96%
Trotoar 73,7%

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
15%
126.79

86,8%

4,099.60

36,6%
77,04%

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
15%
137.67
10%
149.68
10%
162.96

88,5%

4,451.25

38,85%
80,37%

9/,19%

4,839.54

41,/9%
83,7%

91,89%

5,268.97

43,34%
87,04%

Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
75%
10%
177.67

93,58%

5,744.67

93,58%

SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas bina
Marga

Dinas bina
Marga

45,59%
90,37%

45,59%
90,37%

Diperlukan
rehab dan
pemeliharaan
jaringan
irigasi yang
ada
Diperlukan
pembinaan
dan
penyuluhan
pemanfaatan
air baku

20%

15,088.23

20%

16,382.45

20%

17,811.51

20%

19,391.99

20%

21,142.75

100%
Dinas
terlaksananya
Pengairan
rehabilitasi/peme
liharaan jaringan
irigasi

20%

2,789.42

20%

3,028.69

20%

3,292.88

20%

3,585.07

20%

3,908.74

100%
terlaksananyape
mbinaan dan
penyuluhan
pemanfaatan air
baku

Dinas
Pengairan

Diperlukan
penyusunan
program
pengelolaan
dan
konservasi
sungai, danau
dan
sumberdaya
air lainnya
Program Pengendalian Meningkatnya
Diperlukan
Banjir
fungsi bantaran pemeliharaan
dan
tanggul bantaran dan
tanggul
sungai
sungai

20%

211.32

20%

229.45

20%

249.46

20%

271.60

20%

296.12

100%
Terlaksananya
penyusunan
program
pengelolaan dan
konservasi
sungai, danau
dan sumberdaya
air lainnya

Dinas
Pengairan

20%

1,352.45

20%

1,468.45

20%

1,596.55

20%

1,738.22

20%

1,895.15

100%
Terlaksananya
pemeliharaan
bantaran dan
tanggul sungai

Dinas
Pengairan

Program
Pengembangan,
Pengelolaan
dan
Konservasi
Sungai,
Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya

Meningkatnya
fungsi
dan
pengelolaan
dan konservasi
sungai, danau
dan
sumberdaya air
lainnya

105

No.

1
o

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

2
3
Program
Meningkatnya
Pengembangan
ketersediaan
Wilayah Strategis dan data
dan
Cepat Tumbuh
pengembangan
infra
struktur
jaringan
Program
Meningkatnya
Pengembangan Kinerja pengelolaan air
Pengelolaan Air Minum minum dan air
dan Air Limbah
Limbah

1.04 PERUMAHAN
a
Program
Pengembangan
Perumahan

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Diperlukan
pengembanga
n infra stuktur
jaringan serta
updating data
Optimalisasi
pengelolaan
Air Minum
dan Air
Limbah

Meningkatnya
200 Ha /
ketersediaan
20000 unit
belum
rumah
layak
terbangun
huni
bagi
masyarakat
b
Program
Lingkungan Meningkatnya
1000KK
Sehat Perumahan
kualitas
lingkungan di
kawasan
permukiman
c
Program
Meningkatnya
1225 KK
Pemberdayaan
rumah
layak
Komunitas Perumahan huni untuk KK
miskin
dan
MBR
d
Program Pengelolaan Terpeliharanya Perlunya
Areal Pemakaman
11 TMP dan pemeliharaan
pada 11
TMB
TMP/TMB
e
Program Peningkatan Menurunnya
Optimalisasi
Kesiagaan
dan dampak
Kesiagaan
dan
Pencegahan
Bahaya Bahaya
Kebakaran
Pencegahan
Kebakaran
Bahaya
Kebakaran
1.05 PENATAAN RUANG
a
Program Perencanaan Pemahaman
Belum
Tata Ruang
RTRW
dipahaminya
RTRW

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
1,183.39

26%

40 Ha/
4000 unit
terbangu
n

1,859.61

4,268.66
2,916.21

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
20%
1,284.90
20%
1,396.98
20%
1,520.94

26%

40 Ha/
4000 unit
terbangun

2,019.13

4,634.81
3,166.36

13%

30 Ha/
3000 unit
terbangun

2,195.26

5,039.11
3,442.56

13%

30 Ha/
3000 unit
terbangun

2,390.05

Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
100%
20%
1,658.26
terlaksananya
pengembangan
infra stuktur
jaringan serta
updating data
3495 buah
13%
2,605.83

5,486.25
3,748.03

5,981.56
4,086.41

200KK

126.79

200KK

137.67

180KK

149.68

180KK

162.96

180KK

177.67

225kk

718.49

225kk

780.12

200KK

848.17

200kk

923.43

200kk

1,006.80

20%

295.85

20%

321.22

20%

349.25

20%

380.24

20%

414.56

26%

211.32

26%

229.45

13%

249.46

13%

271.60

13%

296.12

20%

2,193.50
2,028.67

20%

2,381.65
2,202.68

20%

2,589.40
2,394.82

20%

2,819.17
2,607.33

20%

3,073.69
2,842.72

SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas
Pengairan

Dinas
Pengairan

170 Ha/
17.000 unit
terbangun

Kantor
Perumahan

940 KK

Kantor
Perumahan

1,150 KK

Kantor
Perumahan

Terlaksananya
pemeliharaan
pada 11
TMP/TMB
Peningkatan
upaya
Pencegahan
Bahaya
Kebakaran

Dinas Sosial

100%
terlaksananya
sosialisasi
dokumen RTRW

Bappekab,
Balitbang

Dinas CKTR

106

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

Program Pemanfaatan Tersedianya


Ruang
dokumen
Ruang Terbuka
Hijau,
Ruang
Lahan
Pertanian
Berkelanjutan,
dan
kawasan
khusus.
c
Program Pengendalian Termanfaatkan
Pemanfaatan Ruang
nya
RuangRuang sesuai
denga
peruntukannya
1.06 PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
a
Program
Tersedianya
Pengembangan
bahan analisa
Data/Informasi
dan
evaluasi
kebijakan
perekonomian
daerah

Program
Kerjasama Meningkatnya
Pembangunan
fasilitasi
bagi
dunia
usaha/lembaga
dan pemerintah
daerah dalam
pembangunan
daerah

Belum
tersedianya
dokumen
RTH, Ruang
Lahan
Pertanian
Berkelanjutan
dan kawasan
khusus
Belum
Optimalnya
pemanfaatan
Ruang

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14

20%

38.04

20%

41.30

20%

44.90

20%

48.89

20%

53.30

20%

126.79

20%

137.67

20%

149.68

20%

162.96

20%

177.67

2,620.36

2,845.13

3,093.31

3,367.80

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15
16
2009 - 2029
Optimalisasi
Dinas CKTR
dokumen
kawasan khusus.

Optimalisasi
pemanfaatan
Ruang

Dinas CKTR

Bappekab,
Balitbang

3,671.85

Diperlukan
koordinasi
penyusunan
bahan analisa
dan evaluasi
kinerja
ekonomi
daerah

20%

338.11

20%

367.11

20%

399.14

20%

434.55

20%

473.79

100%
terlaksananya
pertemuan rutin
Tim ekonomi
daerah serta
penyusunan
bahan analisa
dan evaluasi
kinerja ekonomi
daerah

Diperlukan
koordinasi
antar SKPD
dan pelaku
usaha
termasuk
untuk
penyaluran
dana CSR

20%

84.53

20%

91.78

20%

99.78

20%

108.64

20%

118.45

100%
Bappekab,
terlaksananya
Bagian
Kerjasama
fasilitasi bagi
dunia
usaha/lembaga
dalam
pembangunan
daerah melalui
penyaluran dana
CSR kepada
masyarakat serta
keterpaduan
program
pembangunan

107

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

Program Perencanaan
Pengembangan
Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh

Tersedianya
masterplan
sarana
dan
prasarana
di
kawasan
perkotaan
Kepanjen serta
meningkatnya
sosialisasi,
koordinasi
pemanfaatan
ruang
antar
SKPD

Program Perencanaan
Pembangunan
Kotakota
Menengah
&
Besar

Program Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
Perencanaan
Pembangunan Daerah

Program Perencanaan Meningkatnya


Pembangunan Daerah efisiensi
dan
efektifitas
perencanaan
pembangunan
daerah

Diperlukan
masterplan
sarana dan
prasarana di
kawasan
perkotaan
Kepanjen
serta
meningkatnya
sosialisasi,
koordinasi
pemanfaatan
ruang antar
SKPD
Optimalisasi
Diperlukanny
dokumen
a dokumen
Perencanaan
Perencanaan
Kota Menengah Kota
Menengah &
& Besar
Besar
Meningkatnya
Tersedianya
pemahaman
dokumen
dan
perencanaan
pemanfaatan
jangka
dokumen
panjang,
RPJMD subagai menengah
acuan Renstra dan pendek
SKPD
Diperlukan
musrenbang,
penyusunan
draft RKPD,
RPJMD,
koordinasi
LKPD &LKPJ

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD
15
daerah
tersusunnya
masterplan
sarana dan
prasarana di
kawasan
perkotaan
Kepanjen serta
meningkatnya
sosialisasi,
koordinasi
pemanfaatan
ruang antar
SKPD

SKPD
Penanggung
Jawab
16
Bappekab,
Cipta Karya
dan Tata
Ruang

84.53

20%

91.78

20%

99.78

20%

108.64

20%

118.45

126.79

26%

137.67

13%

149.68

13%

162.96

13%

177.67

Terkendalinya
Pemanfaatan
Ruang Kota
Menengah &
Besar

20%

295.85

20%

321.22

20%

349.25

20%

380.24

20%

414.56

100%
Bappekab
tersedianya
dokumen RPJMD
serta
terlaksananya
sosialisasi
RPJPD,RPJMD
dan RKPD

20%

591.70

20%

642.45

20%

698.49

20%

760.47

20%

829.13

100%
Bappekab
terlaksananya
musrenbang,
penyusunan
draft RKPD,
RPJMD,
koordinasi LKPD
&LKPJ

Cipta Karya
dan Tata
Ruang

108

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
126.79

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
20%
137.67
20%
149.68
20%
162.96

Kondisi Kinerja
SKPD
Tahun 2015
pada Akhir
Penanggung
Target
Rp.
Periode RPJMD
Jawab
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
16
100%
Bappekab,
20%
177.67
terlaksananya
Balitbang
sinkronisasi &
koordinasi serta
monev
perencanaan
pembangunan
sosbud dan
pemerintahan

1
g

2
3
Program Perencanaan Meningkatnya
Sosial Budaya
keterpaduan
perencanaan
program
pembangunan
sosial budaya

4
Diperlukan
sinkronisasi
& koordinasi
serta monev
perencanaan
pembanguna
n sosbud dan
pemerintahan

Program Perencanaan Meningkatnya


Pembangunan
keterpaduan
Ekonomi
perencanaan
program
pembangunan
perekonomian
dan kesra

Diperlukan
sinkronisasi
& koordinasi
serta monev
perencanaan
pembanguna
n
perekonomia
n dan kesra

20%

507.17

20%

550.67

20%

598.71

20%

651.83

20%

710.68

100%
terlaksananya
sinkronisasi &
koordinasi serta
monev
perencanaan
pembangunan
perekonomian
dan kesra

Program Perencanaan Meningkatnya


Prasarana Wilayah dan keterpaduan
Sumber Daya Alam
koordinasi dan
perencanaan
spasial

Diperlukan
sinkronisasi
& koordinasi
serta monev
perencanaan
spasial

26%

380.38

20%

413.00

20%

449.03

20%

488.87

20%

533.01

100%
Bappekab,
terlaksananya
Balitbang
sinkronisasi &
koordinasi serta
monev
perencanaan
spasial

Program Peningkatan Keterpaduan


Kerjasama
Antar Antar
Pemerintah
Pemerintah Daerah
Daerah

Belum
Optimalnya
Kerjasama
Antar
Pemerintah
Daerah

20%

84.53

26%

91.78

13%

99.78

13%

108.64

13%

118.45

OptimalisasiKerj
a sama Antar
Pemerintah
Daerah

Bappekab,
Bagian
Kerjasama

20%

1,601.80
38.04

20%

1,739.20
41.30

20%

1,890.91
44.90

20%

2,058.70
48.89

20%

2,244.57
53.30

100%
berfungsinya
sarana prasarana
perhubungan
secara optimal

Dinas
perhubungan,
komunikasi &
informatika

1.07 PERHUBUNGAN
a
Program Pembangunan Meningkatnya
Belum
Prasarana dan Fasilitas pelayanan
di optimalnya
sarana
Perhubungan
bidang
prasarana
perhubungan
perhubungan
darat dan
udara

Bappekab,
Balitbang

109

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

1
b

2
Program
Rehabilitasi
dan
Pemeliharaan
Prasarana dan Fasilitas
Lalu Lintas Angkutan
Jalan (LLAJ)

3
Meningkatnya
pelayanan
pengujian
kendaraan
bermotor serta
pemeliharaan
prasarana dan
fasilitas
pendukung
perhubungan

4
Belum
optimalnya
pengujian
kendaraan
bermotor dan
pemeliharaan
prasarana
dan fasilitas
pendukung
perhubungan

Program Peningkatan Meningkatnya


Pelayanan Angkutan
disiplin
dan
ketertiban lalu
lintas terhadap
pengemudi
angkutan

Program Pembangunan Meningkatanya


Sarana dan Prasarana pelayanan
angkutan
Perhubungan
umum di jalan

31.578
pengemudi
belum
mendapat
pembinaan
disiplin
berlalu lintas
(jumlah
semua
31.6780
Masih
memiliki 27
halte,
Belum ada
gedung
terminal di
Wonosari,
Perlu relokasi
terminal
penumpang
Talangagung

Program Peningkatan
Kelaikan
Pengoperasian
Kendaraan Bermotor

Meningkatnya
sarana
pendukung
pelayanan
pengujian
kendaraan

Kondisi
sarana
pendukung
pelayanan
masih 70 %

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
42.26

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
20%
45.89
20%
49.89
20%
54.32

50
ORANG

338.11

50
ORANG

367.11

50
ORANG

399.14

50
ORANG

434.55

50
ORANG

473.79

terlaksananya
pembinaan
terhadap 250
orang
pengemudi

Dinas
perhubungan,
komunikasi &
informatika

Terbang
unnya 4
halte
baru

422.64

Terbangu
nnya 4
halte
baru,
Terbangu
nnya
gedung
terminal
Wonosari

458.89

Terbangu
nnya 4
halte
baru,
Terbangu
nnya
relokasi
terminal
Talangag
ung 30 %

498.92

Terbangu
nnya 4
halte baru
dan
Terbangu
nnya
relokasi
terminal
talangagu
ng 30%

543.19

Terbangu
nnya 4
halte baru
dan
Terbangu
nnya
relokasi
terminal
talangagu
ng 40%

592.23

Terbangunnya 20
halte baru,
Terbangunnya
gedung terminal
Wonosari,
Terbangunnya
relokasi terminal
talangagung

Dinas
perhubungan,
komunikasi &
informatika

Tersedia
nya
kompres
or, AC
dan tool
set di

211.32

Tersedian
ya 3 unit
komputer
di
talangagu
ng

229.45

Tersedian
ya 3 unit
komputer
di
Karanglo

249.46

Tersedian
ya alat
timbang
kendaraa
n
bermotor

271.60

Tersedian
ya
exhouse
di kolong
uji

296.12

Kondisi sarana
pendukung
pelayanan
meningkat 90 %

Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
100%
20%
59.22
tersedianya 10
alat uji
kendaraan
bermotor yang
memenuhi
standart serta
terpeliharanya 7
terminal, 27 halte
serta 2 gedung
pengujian
kendaraan
bermotor

SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas
perhubungan,
komunikasi &
informatika

110

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
3
bermotor

Program Peningkatan Meningkatnya


dan Pengamanan Lalu pengaman lalu
Lintas
lintas
dan
tersedianya
manajemen
trasportasi
yang
disesuaikan
dengan
kebutuhan

1.08 LINGKUNGAN HIDUP


a
Program Pengendalian
Pencemaran
dan
Perusakan Lingkungan
Hidup

Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
terhadap
peraturan
perundangundangan
tentang
pengendalian
lingkungan
hidup

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
talangag
ung

Belum
optimalnya
pemasangan
rambu.
Jumlah yg
terpasang
rambu 3774
buah, marka
25.803 m2
dan 50 traffic
cone dan
tersedianya
dokumen
arahan
manajemen
trasportasi

Terpasa
ngnya:
1000 unit
rambu,
50 RPPJ,
100
RPPJ
mini, 10
warningl
ight,
5000 m2
marka,
penggan
tian
instalasi
listrik
bawah
tanah,
100
traffick
cone,
200
papan
jalan

35

35

549.43

5,747.90
676.22

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
portable

Terpasan
gnya:
1000 unit
rambu, 50
RPPJ,
100 RPPJ
mini, 10
warninglig
ht, 5000
m2
marka,
1 set
APILL led
di
Karangplo
so
200 traffic
cone
200
papan
nama
jalan

53

596.56

13,216.09
1,652.01

Terpasan
gnya:
1000 unit
rambu, 50
RPPJ,
100 RPPJ
mini, 10
warninglig
ht, 5000
m2
marka,
200 traffic
cone,
200
papan
nama
jalan,
1 set
APILL led
di
Bululawa
ng

62

648.60

14,368.95
1,796.12

Terpasan
gnya:
1000 unit
rambu, 50
RPPJ,
100 RPPJ
mini, 10
warninglig
ht, 5000
m2
marka,
200 traffic
cone
200
papan
nama
jalan
1 set
APILL led
di Turen

71

706.15

15,643.96
1,955.49

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14

Terpasan
gnya:
1000 unit
rambu, 50
RPPJ,
100 RPPJ
mini, 10
warninglig
ht, 5000
m2
marka,
200 traffic
cone
200
papan
nama
jalan
1 set
APILL led
di Dampit

80

769.90

17,056.34
2,132.04

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15

16

Terpasangnya:
5000 unit rambu,
250 RPPJ, 500
RPPJ mini, 50
warninglight,
25000 m2 marka,
850 traffic cone
800 papan nama
jalan
4 set APILL led
di Karangploso,
Bululawang,
Turen, dampit

Dinas
perhubungan,
komunikasi &
informatika

80
terlaksananya
sosialisasi dan
penyuluhan
peraturan
perundangundangan
tentang
pengendalian
lingkungan
hidup

Badan
Lingkungan
hidup

111

No.

1
b

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
38
380.38

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
4600%
1,330.79
54
1,446.87
6200%
1,575.26

Kondisi Kinerja
SKPD
Tahun 2015
pada Akhir
Penanggung
Target
Rp.
Periode RPJMD
Jawab
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
16
70 terlaksananya Badan
7000%
1,717.48
peningkatan
Lingkungan
kualitas dan
hidup
kuantitas sumber
air serta
konservasi SDA

2
3
Program Perlindungan Meningkatnya
dan
Konservasi kualitas
dan
Sumber Daya Alam
kuantitas
sumber
air
serta
konservasi
SDA
Program Peningkatan Meningkanya
Kualitas dan Akses ketersediaan
Informasi Sumber Daya data
dan
Alam dan Lingkungan informasi
lingkungan
Hidup
hidup

4
30%

30%

37

42.26

44

596.56

51

648.60

58

706.15

65

769.90

65
terlaksananya
penyediaan
informasi
lingkungan
hidup

Badan
Lingkungan
hidup

Program Pengelolaan Meningkatnya


Ruang Terbuka Hijau peran
serta
(RTH)
masyarakat
dalam
pengelolaan
RTH

30%

38

803.02

46

871.90

54

947.95

62

1,032.07

70

1,125.24

76%
terlaksananya
peningkaan
kepedulian
masyarakat
terhadap
pengelolaan
sampah

Badan
Lingkungan
hidup

Program
Program
Pengembangan Kinerja pengembangan
kinerja
Pengelolaan
pengelolaan
Persampahan
persampahan

Meningkanya
pengetahuan,
kepedulian,
krmandirian
masyarakat
terhadap
pengelolaan
sampah

10,374.99

76

11,311.67

76%
terlaksananya
peningkaan
kepedulian
masyarakat
terhadap
pengelolaan
sampah

Badan
Lingkungan
hidup

1.09 PERTANAHAN
a
Penataan Penguasaan,
Pemilikan, Penggunaan
dan
Pemanfaatan
Tanah
b
Penyelesaian KonflikKonflik Pertanahan

Meningkatkan
penataan
administrasi
pertanahan
Meningkatan
penyelesaian
kasus
pertanahan

3,846.02

8,764.84

9,529.40

0%

20%

8,790.90
8,664.11

20%

9,544.96
9,407.29

20%

10,377.57
10,227.90

20%

11,298.41
11,135.46

20%

12,318.47
12,140.80

100%

Bagian
Pertanahan

0%

20%

126.79

20%

137.67

20%

149.68

20%

162.96

20%

177.67

100%

Bagian
Pertanahan

112

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

1
2
3
1.10 KEPENDUDUKAN DAN
CATATAN SIPIL
a
Program
Penataan Meningkatnya
Administrasi
pelayanan
Kependudukan
administrasi
kependudukan
melalui
implementasi
sistem
informasi
administrasi
kependudukan
1.11 PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN
DAN
PERLINDUNGAN ANAK
a
Program Peningkatan Meningkatnya
Kualitas Hidup dan kualitas hidup
Perlindungan
dan
Perempuan
perlindungan
perempuan

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4

Diperlukan
pelayanan eKTP bagi
wajib KTP ,
dan
akte
Kelahiran

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
1,014.33
20%

1,014.33

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
1,101.34
1,197.41
1,303.66
20%

4,141.87

1,101.34

20%

4,497.14

1,197.41

20%

4,889.43

1,303.66

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
1,421.36
20%

5,323.29

1,421.36

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15

16

100%
terlayaninya eKTP bagi wajib
KTP , dan
akte Kelahiran

Dinas
Kependuduka
n dan Catatan
Sipil

Kantor
Pemberdayaa
n Perempuan
dan
Perlindungan
anak
Kantor
Pemberdayaa
n Perempuan
dan
Perlindungan
anak
Kantor
Pemberdayaa
n Perempuan
dan
Perlindungan
anak
Kantor
Pemberdayaa
n Perempuan
dan
Perlindungan
anak

5,803.89

Cakupan
perempuan
/anak yang
akan
mendapat
penanganan
Jumlah
pemberdayaa
n lembaga
berbasis
gender

20%

3,592.44

20%

3,900.58

20%

4,240.83

20%

4,617.14

20%

5,033.99

100%

20%

253.58

20%

275.34

20%

299.35

20%

325.92

20%

355.34

100%

Program
Penguatan
Kelembagaan
Pengarusutamaan
Gender

Meningkatnya
kapasitas
kelembagaan
berbasis
perempuan

Program
Keserasian
Kebijakan Peningkatan
Kualitas
Anak
dan
Perempuan

Meningkatnya
jumlah
kebijakan
pelaksanaan
PUG

Jumlah
kebijakan
pelaksanaan
PUG

20%

169.06

20%

183.56

20%

199.57

20%

217.28

20%

236.89

100%

Program Peningkatan
Peran
Serta
dan
Kesetaraan
Gender
dalam Pembangunan

Meningkatnya
peran
masyarakat
yang
berkeadilan
gender

Jumlah
lembaga yang
difasilitasi
dalam
penerapan
kebijakan
dibidang
pemberdayaa
n perempuan

20%

126.79

20%

137.67

20%

149.68

20%

162.96

20%

177.67

100%

113

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

1
2
3
1.12 KELUARGA
BERENCANA
DAN
KELUARGA
SEJAHTERA
a
Program
Keluarga Meningkatnya
Berencana (KB)
pasangan usia
subur menjadi
persera
KB
aktif
sebesar
73,25 % (PUS
dibagi pesera
KB
aktif
x
100%)
b
Program
Kesehatan Menurunnya
Reproduksi Remaja
usia
nikah
pertama wanita
< 20 tahun,
menjadi kurang
dari 25% (%
perempuan
menikah <20%
th
dibanding
jumlah
perkawinan
c
Program
Pelayanan Meningkatnya
Kontrasepsi
jumlah peserta
KB
baru
sebesar
315.000
akseptor
KB
semua metode
kontrasepsi
d
Program
Pembinaan PPKBD
Aktif
Peran Serta Masyarakat dan mandiri
dalam
Pelayanan 80% dari 390
KB/KR Yang Mandiri
org,
Sub
PPKBD
yang
aktif 70% dari
3818 org, 40%
dari
tokoh
masyaraka dan
tokoh
agama

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
1,732.82

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
1,656.43
1,800.92
1,960.72

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14
2,137.74

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15

16

Peserta KB
aktif 72,01 %
= 133.563
akseptor. PUS
= 185.300 org

72,25%

507.17

72,50%

489.14

72,75%

531.81

73%

579.00

73,25%

631.28

Peserta KB aktif
73,25%

Badan
Keluarga
Berencana

31,34%
(perempuan
menikah
<20tahun)

29%

84.53

28%

72.40

27%

78.72

26%

85.70

25%

93.44

25%
Badan
usia nikah
Keluarga
pertama wanita < Berencana
20% turun
menjadi 25%

PUS menjadi
pesera KB
baru sebesar
60815
aksepor

63000

507.17

63000

489.99

63000

532.74

63000

580.01

63000

632.37

Tercapainya
peserta KB baru
sebesar 315.000
orang

PPKBD =156
Sub PPKBD
=1.270 org
TOGA = 936
org
TOMA = 156
org

176 Kl
1429 Kl
1053 Kl
176 Kl

126.79

195 Kl
1588 Kl
1170 Kl
195 Kl

106.37

293 Kl
2382 Kl
1755 Kl
293 Kl

115.65

351 Kl
2858 Kl
2106 Kl
351 Kl

125.91

390 Kl
3176 Kl
2340 Kl
390 Kl

137.28

80%
70%
40%
40%

Badan
Keluarga
Berencana

Badan
Keluarga
Berencana

114

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Program
Pengembangan Bahan
Informasi
Tentang
Pengasuhan
dan
Pembinaan
Tumbuh
Kembang Anak
Program
Penyiapan
Tenaga
Pendamping
Kelompok
Bina
Keluarga

1.13 SOSIAL
a Program
Pemberdayaan
Fakir
Miskin,
Komunitas
Adat Terpencil (KAT)
dan
Penyandang
Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) Lainnya

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

3
4
aktif
mendukung
program KB
meningkatnya
Sarana
sarana
pendukung
pendukung
BKB = 450 kel
bagi
700
kelompok BKB
Aktif
Terbentuknya
679 klp BKB
700 kelompok dan 101 Klp
BKR
BKB baru dan
80 Kel
aktif serta
70% ibu balita
anggota
BKB
menjadi
peserta
KB
aktif
serta
Terbentuknya
130 klp BKR
baru dan aktif
serta 70%

Meningkatnya
pembinaan
terhadap
penyandang
masalah
kesejahteraan
sosial (PMKS) :
fakir
miskin,
lansia terlantar,
wanita
rawan
sosial ekonomi
dan
keluarga
rentan
Program
Pelayanan Meningkatnya
dan
Rehabilitasi pelayanan,
perlindungan
Kesejahteraan Sosial
dan
jaminan
sosial
serta
kesetiakawana

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6

500

338.11

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12

550

169.06

Diperlukan
pembinaan
untuk 680
orang PMKS

15%

Diperlukan
bantuan bagi
1920
orang/400 OT

250 KK/
80 OT

4,944.88
803.02

1,775.09

320.86

600

177.66

20%

340 KK/
80 OT

5,369.04
871.90

1,927.35

348.84

650

193.16

20%

380 KK/
80 OT

5,837.38
947.95

2,095.47

379.80

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14

700

210.30

20%

450 KK/
80 OT

6,355.36
1,032.07

2,281.41

25%

500 KK/
80 OT

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15

16

414.09

700 klp BKB

229.28

tersedianya 700 Badan


kelompok BKB Keluarga
baru dan aktif Berencana
serta 70% ibu
balita
anggota
BKB
menjadi
peserta KB aktif
serta
Terbentuknya
130 klp BKR baru
dan aktif serta
70%

6,929.14
1,125.24

2,487.38

100%
Terlaksananya
pembinaan
kepada 680
orang PMKS

100%
terlaksananya
bantuan bagi
1920 orang/
400 OT

Badan
Keluarga
Berencana

Dinas Sosial ,
Bagian Kesra

Dinas Sosial

115

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

3
n
sosial
masyarakat
kepada korban
bencana orang
terlantar
Program
Pembinaan Meningkatnya
Anak Terlantar
pembinaan
terhadap anak
terlantar

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15

16

100%
terlaksananya
pembinaan
kepada 440 anak
terlantar

Dinas Sosial ,
Bagian Kesra

Diperlukan
pembinaan
bagi 440 anak
terlantar

50 anak

464.90

75 anak

504.78

90 anak

548.81

100 anak

597.51

125 anak

651.46

100
orang

972.07

150 orang

1,055.45

180 orang

1,147.52

220 orang

1,249.34

250 orang

1,362.14

100% Dinas Sosial


terlaksananya
pembinaan
kepada 900
orang
penyandang
cacat dan trauma

10 panti

338.11

10 panti

367.11

15 panti

399.14

20 panti

434.55

25 panti

473.79

100%
Dinas Sosial
Terlaksananya
pembinaan 43
panti asuhan dan
panti jompo

Program
Pembinaan Meningkatnya
Para
Penyandang pembinaan
Cacat dan Trauma
terhadaap para
penyandang
cacat dan eks
trauma

Diperlukan
pembinaan
bagi 900
orang
penyandang
cacta dan
trauma

Program
Pembinaan Meningkatnya
Panti
Asuhan/Panti pembinaan
terhadap panti
Jompo
asuhan
dan
panti jompo

Diperlukan
pembinaan 43
panti asuhan
dan panti
jompo

Program
Pembinaan
Eks
Penyandang
Penyakit Sosial (Eks
Narapidana,
PSK,
Narkoba dan Penyakit
Sosial Lainnya)

Meningkatnya
pembinaan
terhadap
eks
penyandang
penyakit sosial
(eks napi, PSK,
narkoba,
penyakit sosial
lainnya)

Diperlukan
pembinaan
kepada 900
orang eks
penyandang
penyakit
sosial (eks
napi, PSK,
narkoba,
penyakit

100
orang

380.38

150 orang

413.00

180 orang

449.03

220 orang

488.87

250 orang

533.01

100%
Terlaksananya
pembinaan
kepada 900
orang eks
penyandang
penyakit sosial
(eks napi, PSK,
narkoba,
penyakit sosial
lainnya)

Dinas Sosial

Program
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial

Meningkatnya
pembinaan
terhadap
potensi
dan
sumber

Perlunya
pembinaan
kepada 760
PSM

90 KT
/PSM

211.32

120 KT
/PSM

229.45

150 KT
/PSM

249.46

180 KT
/PSM

271.60

220 KT
/PSM

296.12

100%
Terlaksananya
pembinaan
kepada 760 PSM

Dinas Sosial ,
Bagian Kesra

116

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
3
kesejahteraan
sosial

1.14 KETENAGAKERJAAN
a
Program Peningkatan kenaikan
Kesempatan Kerja
jumlah
angkatan kerja
yang terserap
serta
menurunnya
jumlah
TKI
yang
bermasalah
b
Program Perlindungan Menurunnya
Pengembangan
jumlah angka
Lembaga
pelanggaran
Ketenagakerjaan
terhadap
UU
ketenagakerjaa
n
1.15 KOPERASI
DAN
USAHA
KECIL
MENENGAH
a
Program
Meningkatnya
Pengembangan
ketrampilan
Kewirausahaan
dan kewirausahaan
Keunggulan Kompetitif bagi KUMKM
KUKM
b

Program
Pengembangan Sistem
Pendukung Usaha bagi
Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM)
Program Peningkatan
Kualitas Kelembagaan
Koperasi

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14

Diperlukan
informasi
peluang kerja

20%

1,352.45
803.02

20%

1,342.36
789.85

20%

1,459.45
858.75

20%

1,588.95
934.95

20%

1,732.41
1,019.36

Diperlukan
pembinaan
dan
sosialisasi UU
ketenagakerja
an

20%

549.43

20%

552.50

20%

600.70

20%

654.00

20%

713.05

1,352.45

1,532.98

1,666.71

1,814.60

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15

16

100%
tersedianya
informasi
peluang kerja
serta
tertanganinya
permasalahan
TKI

Disnakertrans

100%
terlaksananya
pembinaan dan
sosialisasi UU
ketenagakerjaan

Disnakertrans

1,978.43

Belum
optimalnya
ketrampilan
kewirausahaa
n KUMKM

20%

169.06

20%

207.50

20%

225.60

20%

245.62

20%

267.80

100%
terlaksananya
pelatihan
kewirausahaan
bagi KUMKm

Dinas
Koperasi &
UMKM

Meningkatnya
promosi
produk usaha
bagi UMKM

Belum
optimalnya
pemasaran
produk UMKM

20%

591.70

20%

662.17

20%

719.93

20%

783.82

20%

854.58

100%
meningkatnya
pemasaran
produk UMKM

Dinas
Koperasi &
UMKM

Meningkatnya
pemahaman
tentang
pengelolaan
dan
pengawasan
KSP/USP

Masih
rendahnya
pemahaman
terhadap
tatacara
pengelolaan
dan
pengawasan

20%

422.64

20%

477.36

20%

519.00

20%

565.05

20%

616.07

100%
terlaksananya
sosialisasi
permen tentang
pengelolaan dan
pengawasan

Dinas
Koperasi &
UMKM

117

No.

1
d

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

2
Program
Penciptaan
Iklim
Usaha
Kecil
Menengah
yang
Kondusif

3
Meningkatkan
kemudahan
pelayanan bagi
UMKM

1.16 PENANAMAN MODAL


a
Program Peningkatan Meningkatnya
Promosi
dan jumlah investor
Kerjasama Investasi
PMS/PMDN

Program Peningkatan
Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi
1.17 KEBUDAYAAN
a
Program Pengelolaan
Kekayaan Budaya
b
Pengembangan
Nilai
Budaya
c
Pengelolaan
Keragaman Budaya
1.18 KEPEMUDAAN
DAN
OLAH RAGA
a
Program
Pengembangan
dan
Keserasian
dan
Kebijakan Pemuda

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Belum
optimalnya
pelayanan
bagi UMKM

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
169.06

591.70
422.64

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
20%
185.95
20%
202.17
20%
220.11

662.64
480.90

720.44
522.85

784.37
569.24

Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
100%
20%
239.98
terlaksananya
pembinaan bagi
KUMKM

855.19
620.63

16
Dinas
Koperasi &
UMKM,
Bagian
Perekonomia
n

40
PMA/PMDN

1
PMA/PM
DN

Rp. 6,3 T

315 M

169.06

315 M

181.74

315 M

197.60

315 M

215.13

315 M

234.55

39%

10%

5%

3,634.70
3,423.38

6%

3,717.03
3,717.03

10%

4,041.27
4,041.27

10%

4,399.86
4,399.86

10%

4,797.10
4,797.10

39%

DISBUDPAR

14%

11%

5%

42.26

2%

45.89

1%

49.89

1%

54.32

2%

59.22

14%

DISBUDPAR

11,8%

2%

169.06

2,2%

183.56

2,4%

199.57

2,4%

217.28

2,5%

236.89

2.9%

DISBUDPAR

Meningkatnya
nilai investasi
PMA/PMDN

Meningkatnya
pemahaman
terhadap peran
serta pemuda
dalam
pembangunan
Program Peningkatan Meningkatnya
Peran
serta ketrampilan
Kepemudaan
dan wawasan
kebangsaan
pemuda

Masih
diperlukan
pembinaan
Kepemudaan
dlm pembangunan
Masih
diperlukan
latihan
ketrampilan
pada 8210
orang
pemuda
Program
Pembinaan Meningkatnya
Diperlukan
dan
Pemasyarakatan prestasi
atlit PORKAB
Olah raga
dan pelaku OR untuk 22
cabang OR
di masyarakat

2%

1
PMA/PM
DN

841.05

1
PMA/PM
DN

815.63

1
PMA/PM
DN

886.78

1
PMA/PM
DN

965.46

45
PMA/PMDN

SKPD
Penanggung
Jawab

7,8 T

Kantor
Penanaman
Modal, Bagian
Perekonomia
n
Kantor
Penanaman
Modal

1,052.63

20%

38.04

20%

14.41

20%

15.66

20%

17.05

20%

18.59

100%
Dinas
terlaksananya
Pemuda dan
pembinaan
OR
kepemudaan dlm
pembangunan

20%

84.53

20%

86.45

20%

93.99

20%

102.33

20%

111.56

100%
terlaksananya
pembinaan pada
8210 orang
pemuda

Dinas
Pemuda dan
OR

20%

126.79

20%

111.26

20%

120.96

20%

131.70

20%

143.59

100%
Terlaksananya
PORKAB untuk
22 cabang olah
raga

Dinas
Pemuda dan
OR

118

No.

1
d

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

2
3
Program Peningkatan Meningkatnya
Sarana dan Prasarana jumlah
dan
Olahraga
jenis
sarana
dan prasarana
olahraga

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
Diperlukan
pengadaan
sarana dan
prasarana
olahraga (68
jenis dan 1
stadion OR)

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
591.70

1.19 KESATUAN BANGSA


DAN POLITIK DALAM
NEGERI

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
20%
603.52
20%
656.16
20%
714.39

12,636.92

13,720.88

14,917.76

16,241.47

Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
100%
20%
778.88
terlaksananya
pengadaan
sarana dan
prasarana
olahraga (68
jenis dan 1
stadion OR)
17,707.80

SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas
Pemuda dan
OR

Program Peningkatan
Keamanan
dan
Kenyamanan
Lingkungan

Meningkatnya
Peran
Masyarkat
terhadap
keamanan

Pdiperlukan
rasa aman
dan tenteram

26%

1,732.82

26%

1,881.46

13%

2,045.58

13%

2,227.09

13%

2,428.16

Peningkatan
Peran Masyarkat
terhadap
keamanan

Satpol,
Linmas dan
Bakesbangpo
l

Program Pemeliharaan
Kamtrantipnas
dan
Pencegahan
Tindak
Kriminal

Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya
keamanan
lingkungan
dengan
pendekatan
kearifan lokal

Diperlukan
sosialisasi
siskamswakar
sa dan
sarasehan
peningkatan
kerjasama
dengan
aparat
keamanan
dlam teknik
pencegahan
kejahatan

20%

2,028.67

20%

2,202.68

20%

2,394.82

20%

2,607.33

20%

2,842.72

100%
Bakesbangpo
Terlaksananya
l
sosialisasi
siskamswakarsa
dan sarasehan
peningkatan
kerjasama
dengan aparat
keamanan dalam
teknik
pencegahan
kejahatan

Program
Pengembangan
Wawasan Kebangsaan
dan
Toleransi
Beragama

Meningkatnya
kesadaran
berbangsa,
bermasyarakat
dan bernegara

Diperlukan
sosialisasi
pemeliharaan
kerukunan
umat
beragama dan
paralegal

20%

4,649.03

20%

5,047.81

20%

5,488.14

20%

5,975.12

20%

6,514.57

100%
Terlaksananya
sosialisasi
pemeliharaan
kerukunan umat
beragama dan
paralegal

Bakesbangpo
l

119

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

1
d

2
3
Program
Pendidikan Meningkatnya
Politik Masyarakat
kesadaran
politik
masyarakat

4
Diperlukan
rakor dan
sosialisasi
pemilukada

Program Pencegahan
Dini dan
Penanggulangan
Korban Bencana Alam

Meningkatnya
Penanggulanga
n Korban
Bencana Alam

Program
Pemberdayaan
Masyarakat untuk
menjaga ketertiban dan
keamanan

Meningkatnya
Peran
Masyarakat
terhadap
keamanan

Belum
Optimalnya
Pencegahan
dan
Penanggulan
gan Korban
Bencana
Alam
Diperlukan
Peningkatan
Peran
Masyarakat
terhadap
keamanan

1.20 OTONOMI
DAERAH,
PEMERINTAHAN
UMUM, ADMINISTRASI
KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH,
KEPEGAWAIAN
DAN
PERSANDIAN
a
Program Peningkatan
dan
Pengembangan
Pengelolaan Keuangan
Daerah
b
Program Peningkatan
Sistem
Pengawasan
Internal
dan
Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan
KDH

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
26%
1,648.29

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
26%
1,789.68
13%
1,945.79
13%
2,118.45

26%

464.90

26%

504.78

13%

548.81

13%

597.51

20%

2,113.20

26%

2,294.46

13%

2,494.61

13%

2,715.97

67,411.00

Meningkatnya
pengelolaan
keuangan
daerah
Meningkatnya
entitas
yang
diperiksa
secara reguler
sera
menurunnya
permasalahan
non
reguler
serta
Meningkatnya
penanganan
kasus
secara

20%

Entitas dan
permasalahan
yang
diperiksa baik
reguler
maupun non
reguler dan 8
kasus hukum

20 %
dan 10
kasus

73,193.30

79,578.01

Kondisi Kinerja
SKPD
Tahun 2015
pada Akhir
Penanggung
Target
Rp.
Periode RPJMD
Jawab
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
16
100%
Bakesbangpo
13%
2,309.71
terlaksananya
l
rakor dan
sosialisasi
pemilukada
Terlaksananya
13%
651.46
Satpol, Linmas
Pencegahan dan
Penanggulangan
Korban Bencana
Alam

13%

2,961.17

86,639.28

94,461.32

24,222.37

17,285.96

20%

18,768.69

20%

20,405.90

20%

22,216.59

5,198.47

20 % dan
10 kasus

5,644.37

20 % dan
10 kasus

6,136.74

20 % dan
10 kasus

6,681.27

20 % dan
10 kasus

7,284.48

Meningkatnya
Peran
Masyarakat
terhadap
keamanan

Satpol, Linmas

DPPKA

100%
terlaksananya
pemeriksanaan
reguler dan non
reguler
dan
penyelesaian 50
kasus hukum

Bagian
Hukum,
Inspektorat

120

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

3
tuntas
pada
wilayah
pemerintahan
dibawahnya
sesuai
prosedur mutu

Program
Pendidikan Meningkatnya
Kedinasan
pengetahuan
dan
kemampuan
serta
profesionalism
e PNS
Program
Pembinaan Meningkatnya
dan
Pengembangan kemampuan
teknis PNS
Aparatur

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14

0%

20%

126.79

20%

137.67

0%

149.68

20%

162.96

20%

177.67

0%

20%

4,479.98

20%

4,864.26

20%

5,288.57

20%

5,757.85

20%

6,277.68

Masih
diperlukan
diklat
pemeriksa

20%

380.38

20%

413.00

20%

449.03

20%

488.87

20%

533.01

26%

42.26

20%

45.89

20%

49.89

20%

54.32

20%

59.22

26%

14,834.65

26%

16,107.11

13%

17,512.15

13%

19,066.07

13%

20,787.41

Program Peningkatan
Profesionalisme
Tenaga Pemeriksa dan
Aparatur, Pengawas

Program Peningkatan Meningkatnya


0%
Kapasitas Sumberdaya wawasan
pengetahuan,
Aparatur
ketrampilan
dan
profesionalism
e
aparatur
melalui
pendidikan dan
pelatihan
Pendidikan
dan Meningkatnya
Belum
Pelatihan
Profesionalism Optimalnya

Meningkatnya
jumlah
pemeriksa yang
terkualifikasi

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15

16

100%
terlaksananya
peningkatan
kualias dan
ketrampilan PNS

BKD

100%
terlaksananya
peningkatan
kemampuan
teknis

BKD,
Inspektorat

100%
mengikutserta
kan pemeriksa
pada diklat
teknis
pemeriksaan
100%
terlaksananya
diklat bagi 6.325
orang

Inspektorat

Profesionalisme
Aparatur

BKD, Badan
Diklat, Bagian
Umum,
bagian
Perekonomia
n, Bagian
Hukum

Badan Diklat

121

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah
2
Kepemimpinan
dalam Jabatan

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

3
Diklat e Aparatur

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6

4
Diklat
Kepemimpina
n
Peningkatan Kapasitas Peningkatan
Meningkatnya
26%
Lembaga
Perwakilan Profesionalism Profesionalis
Rakyat Daerah
e
Lembaga me Lembaga
DPRD
DPRD
Program
Penataan Meningkatnya
Perda 11
650 buah
Peraturan Perundang- penataan
Perbup 26
undangan
perturan
Kept Bup 601
perundangundangan
Program Penataan dan Belum
Meningkatnya
26%
Penyempurnaan
Optimalnya
Penataan
Kebijakan Sistem dan Sistem
dan Sistem
dan
Prosedur Pengawasan Prosedur
Prosedur
Pengawasan
Pengawasan
Program Peningkatan Meningkatnya
0%
20%
Pelayanan Kedinasan kapasitas
Kepala
Daerah/Wakil pelayanan
kedinasan
Kepala Daerah

Program Peningkatan meningkatnya


Pelayanan Publik
pelayanan
perijinan
Meningkatnya
Program
Pemanfaatan Teknologi Optimalisasi
Pemanfaatan
Informasi
Teknologi
Informasi
Program
Meningkatnya
Pengembangan
Pengembangan
Wilayah Perbatasan
Wilayah
Perbatasan

37,409 ijin

Belum
Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
Belum
Optimalnya
Pengembang
an
Wilayah
Perbatasan
Program Peningkatan Meningkatanny Meningkatann
Sarana dan Prasarana a
kapasitas ya kapasitas
Aparatur
sarana
dan sarana
dan
prasarana
prasarana
aparatur
aparatur

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15

16

14,792.38

26%

16,061.23

13%

17,462.26

13%

19,011.76

13%

20,728.19

Profesionalisme
Lembaga DPRD

Sekretariat
DPRD

2,366.78

670 buah

2,569.80

700 buah

2,793.96

725 buah

3,041.88

750 buah

3,316.51

3495 buah

338.11

26%

367.11

13%

399.14

13%

434.55

13%

473.79

Optimalisasi
Sistem dan
Prosedur
Pengawasan

Bagian
Hukum,
Inspektorat,
Bagian
Organisasi
Inspektorat,
Bagian
Organisasi

633.96

20%

688.34

20%

748.38

20%

814.79

20%

888.35

100%

5,575 ijin

549.43

6,063 ijin

596.56

6,367 ijin

648.60

6.685 ijin

706.15

7,019 ijin

769.90

37.409 ijin

Bagian
Umum.,
Bagian Tata
Pemerintahan
Umum,
Bagian
Humas
UPT Perizinan

26%

3,719.23

26%

4,038.25

13%

4,390.51

13%

4,780.10

13%

5,211.66

Pemanfaatan
Teknologi
Informasi

Bagian PDE,
Bagian
Organisasi

26%

126.79

26%

137.67

13%

149.68

13%

162.96

13%

177.67

Wilayah
Perbatasan
Berkembang

Bagian
Kerjasama

20%

2,873.95

20%

3,120.47

20%

3,392.67

20%

3,693.71

20%

4,027.19

100%

Bagian
Umum,Bagian
Hukum,
Inspektorat

122

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

1
2
3
1.21 KETAHANAN PANGAN
a
Program Peningkatan Meningkatnya
Ketahanan Pangan
ketersediaan
pangan
masyarakat
1.22 PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
DAN
DESA
a
Program Peningkatan Meningkatnya
Keberdayaan
kapasias
Masyarakat Perdesaan. /keberdayaan
masyarakat
pelaku PNPMMP
b
Program
Meningkatnya
Pengembangan
peran
para
Lembaga
Ekonomi pelaku lembaga
Pedesaan.
ekonomi dalam
pemetaan
kegiatan
c
Program Peningkatan Meningkatnya
Partisipasi Masyarakat peran
serta
Dalam
Membangun masyarakat
dalam
Desa
membangun
desa
d
Program Peningkatan Meningkatnya
Kapasitas
Aparatur kapasitas
aparatur desa
Pemerintah Desa.
e

Program Peningkatan Meningkatnya


Peran Perempuan di peran
perempuan
Perdesaan.
dalam
membangun
desa
1.23 STATISTIK
a
Program
Meningkatnya
Pengembangan
ketersediaan
Data/Informasi/
data
dan
Statistik Daerah
informasi
kinerja

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
0%

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
2,366.78
20%
2,366.78

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
4,522.11
4,916.58
5,352.85
20%
4,522.11
20%
4,916.58
20%
5,352.85

2,535.84

2,824.28

3,070.64

Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
5,836.12
100%
20%
5,836.12

3,343.11

SKPD
Penanggung
Jawab
16
BKP3

3,644.94

Belum
optimalnya
kapasias
masyarakat

20%

1,098.86

20%

1,245.43

20%

1,354.07

20%

1,474.22

20%

1,607.31

100%

BPM

Belum
opimalnya
peran para
pelaku
lembaga
ekonomi
Diperlukan
peran serta
masyarakat
dalam
membangun
desa
Diperlukan
peningkatan
kapasias
aparatur desa
Diperlukan
peningkatan
keberdayaan
perempuan di
perdesaan

20%

380.38

20%

416.65

20%

453.00

20%

493.19

20%

537.72

100%

BPM

20%

507.17

20%

550.81

20%

598.85

20%

651.99

20%

710.86

100%

BPM

20%

464.90

20%

520.81

20%

566.25

20%

616.49

20%

672.15

100%

BPM

20%

84.53

20%

90.58

20%

98.48

20%

107.22

20%

116.90

100%

BPM

Diperlukan
ketersediaan
data/informas
i kinerja
pembanguna

20%

169.06
169.06

20%

183.56
183.56

20%

199.57
199.57

20%

217.28
217.28

20%

236.89
236.89

100%

Bappekab

123

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)
3
pembangunan
daerah

1.24 KEARSIPAN
a
Perbaikan
Sistem Meningkatnya
Administrasi Kearsipan Sistem
Administrasi
Kearsipan

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4
n daerah

Administrasi
Sistem
Administrasi
Kearsipan
belum
Optimal
b
Program Peningkatan Meningkatnya
Pelayanan
kualitas
Pelayanan kualitas
Informasi
Pelayanan
Belum
Informasi
Informasi
Optimal
c
Program Pemeliharaan Sarana
dan Perlu
Rutin/Berkala
Sarana Prasarana
keberlanjutan
Rutin/Berkala
dan
Prasarana Kearsipan
terpelihara
Sarana dan
Kearsipan
Prasarana
Kearsipan
d
Program Penyelamatan Meningkatnya
37409 ijin
dan
Pelestarian penataan,
Dokumen/
Arsip penyelamatan
Daerah
dan pelestarian
arsip perijinan
1.25 KOMUNIKASI
DAN
INFORMATIKA
a
Program
Meningkatnya
Wav Lan dan
Pengembangan
infrastruktur
cabling 19
dinas, 10
Komunikasi, Informasi jaringan
internet
dan Media Massa.
dan badan, 14
dinas, 10
intranet
SKPD, 27 titik
speedy
kecamatan,
14 titik mini
tower BTS,
Belum
memiliki
infras data
cent, Belum
memiliki
infras back

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14

26%

676.22
126.79

26%

663.85
129.36

13%

721.76
140.64

13%

785.81
153.12

13%

856.75
166.95

26%

42.26

26%

49.20

13%

53.49

13%

58.24

13%

26%

42.26

26%

42.64

13%

46.36

13%

50.47

5.575 ijin

464.90

6.063 ijin

442.66

6.367 ijin

481.27

6.685 ijin

523.98

2,282.25
10 titik
mini
tower
BTS

972.07

2,478.02
10 titik
mini tower
BTS, 1
sistem
aplik back
office, 1
sistem
aplik front
oficce

1,055.45

2,694.18
10 titik
mini tower
BTS, 1
sistem
aplik back
office, 1
sistem
aplik front
oficce

1,147.52

1,249.34

SKPD
Penanggung
Jawab

15

16

Administrasi
Sistem
Administrasi
Kearsipan
Optimal

Badan
Perpustakaan
d, Arsip dan
Dokumentasi

63.49

Optimalnya
Pelayanan
Informasi

13%

55.03

Sarana dan
Prasarana
Kearsipan
bermanfaat
maksimal

Badan
Perpustakaan
d, Arsip dan
Dokumentasi
Badan
Perpustakaan
d, Arsip dan
Dokumentasi

7.019 ijin

571.28

37.409 ijin

2,933.24
10 titik
mini tower
BTS, 1
sistem
aplik back
office, 1
sistem
aplik front
oficce

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

UPT Perijinan

3,198.06
10 titik
mini tower
BTS, 1
sistem
aplik back
office, 1
sistem
aplik front
oficce, 1
sistem
data
center

1,362.14

Wav lan dan


PDE
cabling untuk 19
dinas, 10 badan,
14 bagian, 3
kantor, 10 SKPD,
54 titik mini
tower BTS, 6
sistem aplik back
office, 1 sistem
data center

124

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Program
Kerjasama
Informasi
dengan
Media Massa

Program,
Fasilitas
Peningkatan
SDM
Bidang
Komunikasi
dan Informasi

1.26 PERPUSTAKAAN
a
Program
Pengembangan
Budaya
Baca
dan
Pembinaan
Perpustakaan
2.01 PERTANIAN
a
Program
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/Perkebunan
Lapangan

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6

4
off, Belum
memiliki
infras front
off
Meningkatnya
Belum
26%
Kerjasama
Optimalnya
Informasi
Kerjasama
dengan Media Informasi
dengan Media
Massa
Massa
Meningkatnya
3 orang tek
1 orang
kompetensi
jaringan,
jaringan,
1 orang
aparatur bidang 3 org
programmer, program,
teknologi
1 orang
informasi dan 1 orang
anima/grafis,
GIS
komunikasi
1 orang GIS,
6 orang
operator

Meningkatnya
Minat
Baca
Budaya
Baca perlu
dan Pembinaan ditingkatkan
Perpustakaan

Meningkatnya
produksi
pangan

Produksi padi
palawijaya =
1490 ribu ton
Sayur 174
ribu ton,
buah 793 ribu
ton

26%

Naik 4%
14,9 rb
ton

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12

1,267.92

26%

1,376.68

13%

1,496.77

13%

1,629.58

13%

1,776.70

42.26

1 orang
jaringan
1 orang
program
er
1 orang
anima/gr
af
1 orang
GIS

45.89

1 orang
jaringan
1 orang
program
er
1 orang
operator.
1 orang
GIS

49.89

1 orang
jaringan
1 orang
program
er
1 orang
analis
1 orang
operator

54.32

1 orang
jaringan
1 orang
program
er
1 orang
anima/gr
af
1 orang
analis

59.22

422.64
422.64

13,778.05
803.02

3,49rb
ton

26%

Naik 4%
14,9 rb
ton

431.82
431.82

24,793.34
2,280.84

3,49rb ton

Program Peningkatan Meningkatnya


Diperlukan
kesejahteraan Petani
pemanfaatan
rehab
sumberdaya
jaringan
alam
dan irigasi 5000Ha

13%

Naik 4%
14,9 rb
ton

469.48
469.48

26,956.09
2,479.80

3,49 rb
ton

13%

Naik 4%
14,9 rb
ton
3,49rb ton

511.14
511.14

29,348.01
2,699.84

1000 Ha

13%

Naik 4%
14,9 rb
ton

557.29
557.29

31,997.63
2,943.59

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15

16

Optimalnya
Kerjasama
Informasi
dengan Media
Massa

Bagian
Humas,
Bagian PDE

8 orang jaringan
8 orang
programer
3 orang
anima/graf
3 orang GIS
10 orang
operator

Bagian PDE

Budaya Baca
meningkat

Badan
Perpustakaan
d, Arsip dan
Dokumentasi

Naik =
1565rb ton

DISTANBUN,
BKP3

182rb ton
3,49rb ton
832rb ton

7,93rb ton

7,93rb ton

7,93rb ton

7,93rb
ton
b

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14

7,93 rb
ton
6,719.97

1000 Ha

8,987.49

1000 Ha

9,771.48

1000 Ha

10,638.54

1000 Ha

11,599.01

Terlaksananya
rehab jaringan
irigasi 5000Ha

DISTANBUN,
BKP3

125
Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Program Peningkatan
Pemasaran
Hasil
Produksi
Pertanian/Perkebunan

Peningkatan
Penerapan Teknologi
Pertanian / Perkebunan

Program Peningkatan
Produksi
Pertanian/
Perkebunan

Program Pencegahan Menurunnya


dan Penanggulangan jumlah kejadian
penyakit
Penyakit Ternak

Program Peningkatan
Produksi
Hasil
Peternakan
Program Peningkatan
Penerapan Teknologi
Peternakan

3
manusia

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4

Meningkatnya
Masih ada 5
jumlah lembaga
unit
pemasaran
hasil pertanian
dan
perkebunan
Meningkatnya
Pengendalian
pengendalian
IPT masih
organisme
1000Ha
pengganggu
tumbuhan
(OPT)
Meningkatnya
3.350 rb ton
produksi
pertanian/perke
bunan

Meningkatnya
produksi
perternakan
h
meningkatnya
pemanfaatan
TTG
bidang
peternakan
i
Program Peningkatan Meningkatnya
Pemasaran
Hasil pemasaran
Produksi Peternakan
produk
dan
olahan
hasil
peternakan
2.02 KEHUTANAN
a
Program Pemanfaatan Mempertahank
Potensi Sumber Daya an
kontribusi
Hutan
hasil
hutan
terhadap PDRB

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15

16

2 unit

549.43

2 unit

640.23

2 unit

696.07

2 unit

757.84

2 unit

826.26

Tersedia 15 unit
lembaga
pemasaran hasil
pertanian dan
perkebunan

DISTANBUN,
BKP3, Bagian
Perekonomia
n

700 Ha

718.49

700 Ha

3,549.11

700 Ha

3,858.70

700 Ha

4,201.10

700 Ha

4,580.38

Pengendalian
meningkat
menjadi 4500Ha

DISTANBUN

Naik
10%
335rb
ton

422.64

Naik 10%
335rb ton

2,333.44

Naik 10%
335 rb ton

2,536.99

Naik 10%
335rb ton

2,762.11

Naik 10%
335rb ton

3,011.48

Meningkat
menjadi 5025rb
ton

DISTANBUN

0%

20%

803.02

20%

2,738.25

20%

2,977.11

20%

3,241.28

20%

3,533.91

Dinas
Peternakan

0%

20%

3,212.06

20%

3,618.30

20%

3,933.93

20%

4,283.01

20%

4,669.69

100%,
terlaksananya
pencegahan
penyakit ternak
100%

0%

20%

211.32

20%

241.48

20%

262.54

20%

285.84

20%

311.65

100%

Dinas
Peternakan

0%

20%

338.11

20%

404.20

20%

439.46

20%

478.46

20%

521.65

100%

Dinas
Peternakan

0%

20%

1,310.18
126.79

20%

1,517.16
129.80

20%

1,649.51
141.12

20%

1,795.88
153.64

20%

1,958.01
167.51

Dinas
Peternakan

Mempertahankan Dinas
kontribusi hasil Kehutanan
hutan terhadap
PDRB

126

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

1
b

2
3
4
Program
Rehabilitasi Mempertahank
0%
Hutan dan Lahan
an
proporsi
luasan
penutupan
lahan berhutan
dengan
menurunkan
luas lahan kritis
c
Program Perlindungan Meningkatnya
0%
dan
Konservasi cakupan
Sumberdaya Hutan
penghijauan
d
Program
Meningkatnya
Hasil hutan
Pengembangan Usaha produktifitas
bukan kayu
1.080 ton
Perhutanan dan Peran lahan
hutan
Serta Masyarakat
untuk produksi
hasil
hutan
bukan kayu
e
Pengembangan Sarana Meningkatnya
0%
dan
Prasarana kualitas
Penyuluhan Kehutanan sumber
daya
penyuluh
kehutanan
2.03 ENERGI DAN SUMBER
DAYA MINERAL
a
Program
Pembinaan Meningkatnya
0%
dan
Pengawasan pemahaman
rendahnya
pemahaman
Bidang Pertambangan masyarakat
terhadap
terhadap
peraturan
peraturan
pertambangan
pertambanga
n
b

Program Pengawasan
dan
Penertiban
Kegiatan Rakyat yang
Berpotensi
Merusak
Lingkungan

Menurunnya
jumlah
kerusakan
lingkungan
yang
disebabkan
penambangan
liar

0%
masih
tingginya
kerusakan
lingkungan
yang
disebabkan
pertambanga
n rakyat

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
803.02

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
20%
907.73
20%
986.91
20%
1,074.49

Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
Turun menjadi
20%
1,171.49
12.581 Ha

SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas
Kehutanan

20%

42.26

20%

69.92

20%

76.02

20%

82.77

20%

90.24

25 sumber air

Dinas
Kehutanan

20%

295.85

20%

355.29

20%

386.28

20%

420.55

20%

458.52

6.780 ton

Dinas
Kehutanan

20%

42.26

20%

54.43

20%

59.18

20%

64.43

20%

70.25

5 demplot

Dinas
Kehutanan,
BKP3

Dinas ESDM

1,436.97

1,561.50

1,697.71

1,848.36

2,015.23

20%

507.17

20%

551.94

20%

600.09

20%

653.33

20%

712.32

100%
terlaksananya
sosialisasi dan
pembinaan
tentang
peraturan
pertambangan

20%

84.53

20%

91.78

20%

99.78

20%

108.64

20%

118.45

100%
Dinas ESDM
terlaksananya
pengawasan dan
pembinaan
kepada
masyarakat
penambang

127

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

1
c

2
3
4
Program
Pembinaan Meningkatnya
Masih ada 14
dan
Pengembangan jaringan listrik dusun yang
belum
Bidang
pedesaan
berlistrik
Ketenagalistrikan
(1300KK)
2.04 PARIWISATA
a
Program
27%
6%
Pengembangan
Destinasi Pariwisata
b
Program
39%
2%
Pengembangan
Kemitraan
c
Pengembangan
36%
4,1%
Pemasaran Pariwisata
2.05 KELAUTAN
DAN
PERIKANAN
a
Program
Meningkatnya
329 orang
Pemberdayaan
jumlah
Ekonomi
Masyarakat pemanfaat
Pesisir
usaha ekonomi
mikro
di
kawasan
pesisir
yang
produktif
b
Program Peningkatan Meningkatnya
2 wilayah
Kesadaran
dan jumlah wilayah 916,6750 dari
12 wilayah
Penegakan
Hukum pengelolaan
pengelolaan
dalam Pendayagunaan perikanan
perikanan
Sumberdaya Laut
bebas
ilegal,
unreported
&
unregulated
(IUU) fishing

Program Peningkatan
Mitigasi Bencana Alam
Laut dan Prakiraan
Iklim Laut

Meningkatnya
jumlah
kawasan
pesisir
yang
siap terhadap
ancaman
bencana alam
laut

0 kawasan

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6
20%
845.28

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12
20%
917.78
20%
997.84
20%
1,086.39

Kondisi Kinerja
Tahun 2015
pada Akhir
Target
Rp.
Periode RPJMD
Indikator (dlm jutaan)
13
14
15
100%
20%
1,184.47
14 dusun

SKPD
Penanggung
Jawab
16
Dinas ESDM

4%

8,554.22
8,131.58

4%

11,701.51
11,191.95

6%

12,722.25
12,168.23

6%

13,851.14
13,247.96

6%

15,101.66
14,444.03

27%

DISBUDPAR

4%

126.79

9%

153.57

8%

166.96

10%

181.78

6%

198.19

39%

DISBUDPAR

0,2%

295.85

2,5%

356.00

6,3%

387.05

10%

421.40

17%

459.44

36%

DISBUDPAR

3,127.53

3,494.69

3,799.53

4,136.68

4,510.15

20 orang
6,08%

295.85

20 orang
6,08%

354.31

40 orang
12,16%

385.21

40 orang
12,16%

419.40

60 orang
18,24%

457.26

Jumlah
Dinas
pemanfaat
Kelautan dan
meningkat 180
Perikanan
orang (54,72%)
atau menjadi 509
orang

1
wilayah
(8,33 %)

126.79

1 wilayah
(8,33 %)

123.08

1 wilayah
(8,33 %)

133.82

2 wilayah
16,67%

145.69

2 wilayah
16,67%

158.85

1
kawasan
8,33%

42.26

1
kawasan
8,33%

41.59

1
kawasan
8,33%

45.22

2
kawasan
16,67%

49.23

2
kawasan
16,67%

53.68

Jumlah wilayah
bebs IUU fishing
meningkat 7
wilayah (58,33%)
dari 12 wilayah
pengelolaan
perikanan atau
jumlah wilayah
menjadi 9 atau
75%
Jumlah kawasan
pesisir yang siap
terhadap
ancaman
bencana
meningkat
menjadi 8
kawasan (66,6%

Dinas
Kelautan dan
Perikanan

Dinas
Kelautan dan
Perikanan

128

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)

Program
Pengembangan
Budidaya Perikanan

Program
Pengembangan
Perikanan Tangkap

Program
Meningkatnya
Masih
Pengembangan Sistem kajian
sistem
diperlukan
kajian sisem
Penyuluhan Perikanan penyuluhan
penyuluhan di
perikanan
33 kecamatan

Program Optimalisasi
Pengelolaan
dan
Pemasaran
Produksi
Perikanan
2.06 PERDAGANGAN
a
Program Perlindungan
Konsumen
dan
Pengamanan
Perdagangan

Meningkatnya
produksi
perikanan
budidaya
Meningkatnya
produksi
perikanan
tangkap

Meningkatnya
produksi ikan
olahan

Meningkatnya
pengawasan
peredaran
barang/jasa

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14

1469,27Ton

1163,73
ton
79,20%

1,521.50

664 ton
45,19 %

1,728.49

659 ton
44,85 %

1,879.26

630 ton
42,88%

2,046.02

643 ton
43,76%

2,230.74

10148,62 ton

315,72
ton
3,10%

887.54

315,72
ton
3,10%

988.98

315,72
ton
3,10%

1,075.25

315,72
ton
3,10%

1,170.66

315,72
ton
3,10%

1,276.35

0%

42.26

20%

24.65

20%

26.80

20%

29.18

20%

31.81

450,76
ton
10%

211.32

450,76
ton
10%

233.59

450,76
ton
10%

253.97

450,76
ton
10%

276.50

450,76
ton
10%

301.46

4507,61 ton

Belum
optimalnya
pengawasan
peredaran
barang/jasa

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15
16
dari 12 kawasan
pesisir
Prod meningkat Dinas
3759,73 ton atau Kelautan dan
menjadi 5229 ton Perikanan
Produksi
meningkat
2253,8 Ton
menjadi 6761,41
ton
100 %
terlaksananya
kajian sisem
penyuluhan di 33
kecamatan

Dinas
Kelautan dan
Perikanan

Prod meningkat
2253,8 ton
menjadi 6761,41
ton

Dinas
Kelautan dan
Perikanan

100%
terlaksananya
pengawasan
peredaran
barng/jasa

Dinas Indag
dan Pasar,
Bagian
Perekonomia
n

BKP3

20%

1,141.13
42.26

20%

1,285.43
30.08

20%

1,397.56
32.71

20%

1,521.57
35.61

20%

1,658.94
38.82

2%

126.79

2%

165.70

2%

180.16

2%

196.14

2%

213.85

Meningkatnya
ekspor rata2 2%

Dinas Indag
dan Pasar

20%

507.17

20%

573.76

20%

623.81

20%

679.16

20%

740.48

100%

Dinas Indag
dan Pasar,
Bagian
Perekonomia
n
Dinas Indag
dan Pasar

Program Peningkatan
dan
Pengembangan
Ekspor
Program
Pengembangan
dan
Pengawasan
Perdagangan
Dalam
Negeri
Program Peningkatan
Pengelolaan Pasar dan
Pembinaan Pedagang

Meningkatnya
Belum
ekspor
rata2 optimalnya
2%
ekspor
Meningkatnya
0%
ketersediaan
barang murah

Meningkatnya
pelayanan
pasar

0%

20%

253.58

20%

291.13

20%

316.53

20%

344.61

20%

375.73

100%
terlaksananya
peningkatan
pelayanan pasar

Program

Meningkatnya

0%

20%

42.26

20%

54.06

20%

58.77

20%

63.99

20%

69.76

100%

Dinas Indag

129

No.

Urusan Pemerintahan
dan Prioritas Program
Pembangunan Daerah

2
3
Pengembangan
dan pelayanan
Pemeliharaan Sarana terhadap
dan Prasarana Pasar
pedagang di 25
pasar

Program Peningkatan
Efisiensi Perdagangan
Dalam Negeri
2.07 PERINDUSTRIAN
a
Program
Pembinaan
Industri Rokok dan
Tembakau

Indikator
Kinerja
Program
(outcome)

Meningkatnya
ketersediaan
barang murah

Pengawasan
terhadap
perusahaan
dan
industri
belum Optimal
Program Peningkatan Meningkatnya
Kemampuan Teknologi pertumbuhan
Industri
IKM
Program
Meningkatnya
Pengembangan
Pengembangan
Industri
Kecil
dan Industri
Kecil
Menengah
dan Menengah

Program
Pengembangan SentraSentra
Industri
Potensial
2.08 TRANSMIGRASI
a
Program
Pengembangan
Wilayah Transmigrasi

Meningkatnya
investasi dari
IKM

Meningkatnya
jumlah
keluarga miskin
yang
siap
untuk
bertransmigrasi

Kondisi
Kinerja Awal
RPJMD
(akhir 2010)
4

Tahun 2011
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
5
6

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Target
Rp.
Target
Rp.
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan) Indikator (dlm jutaan)
7
8
9
10
11
12

Tahun 2015
Target
Rp.
Indikator (dlm jutaan)
13
14

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode RPJMD

SKPD
Penanggung
Jawab

15
terlaksananya
peningkatan
pelayanan
terhadap
pedagang di 25
pasar

16
dan Pasar

Terlaksananya
pasar murah
sebanyak 14 kali

Dinas Indag
dan Pasar

terlaksananya
pembinaan
terhadap
perusahaan
industri
100%

Dinas Indag
dan Pasar

0%

20%

169.06

20%

170.70

20%

185.59

20%

202.06

20%

220.30

Meningkatnya
produktifitas
dan kinerja
perusahaan
industri
0%

20%

5,790.16
5,325.26

20%

6,554.40
6,015.91

20%

7,126.15
6,540.68

20%

7,758.48
7,121.06

20%

8,458.93
7,763.97

20%

84.53

20%

104.84

20%

113.98

20%

124.10

20%

135.30

Industri Kecil
dan
Menengah
belum
berkembang
Optimal
0%

26%

295.85

26%

316.49

13%

344.09

13%

374.63

13%

408.45

Optimalnya
Perkembangan
Industri Kecil
dan Menengah

Dinas Indag
dan Pasar

20%

84.53

20%

117.17

20%

127.39

20%

138.70

20%

151.22

100%

Dinas Indag
dan Pasar

0%

20%

464.90
464.90

20%

471.81
471.81

20%

512.97
512.97

20%

558.49
558.49

20%

608.91
608.91

250 KK

Disnakertrans

Dinas Indag
dan Pasar

BAB IX
INDIKATOR KINERJA DAERAH

Indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran tentang


ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah pada akhir periode masa jabatan, yang meliputi aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah. Sedangkan
apabila dilihat dari aspek misi dan tujuan maka indikator makro kinerja daerah adalah
sebagai berikut:

131

Tabel 9.1
INDIKATOR KINERJA DAERAH

NO

MISI

Mewujudkan
pemahaman
&
pengamalan nilainilai agama, adatistiadat dan budaya

TUJUAN/SASARAN

Tujuan:
Terwujudnya
masyarakat
yang
berakhlak
mulia
dan
berkesholehan sosial.
Sasaran:
Meningkatnya
peran
lembaga/tokoh
agama,
pendidikan
keagamaan dan sosial
budaya dalam pembinaan
umat
dan
kemasyarakatan.

Mewujudkan
pemerintahan good
governance
(tata
kelola
kepemerintahan
yang baik), clean
government
(pemerintah
yang
bersih), berkeadilan,
dan demokratis

Tujuan:
Meningkatnya
kualitas
pelayanan
pemerintah.
Sasaran:
Semakin
kuatnya
kelemba-gaan
SKPD
dalam
penyelenggaraan
tugas
pokok
dan
fungsi
pelayanan
kepada
masyarakat

INDIKATOR KINERJA
MAKRO

Meningkatnya peran serta


masyarakat
dalam
pembangunan
dan
menurunnya
kualitas
dan
kuantitas
bahkan
tidak
terjadinya kasus sara

Semakin
meningkatnya
kepuasan masyarakat dan
menurunnya kasus pengaduan
masyarakat
terhadap
pelayanan pemerintah

TARGET PENCAPAIAN INDIKATOR


KINERJA AWAL
TAHUN 2010

KINERJA AKHIR
TAHUN 2015

1. Peran masyarakat dalam


pembangunan yang dimulai
dari
perencanaan,
pelaksanaan
dan
pengawasan pembangunan

Meningkatnya
partisipasi masyarakat
dalam pembangunan

Semakin meningkatnya
partisipasi masyarakat
dalam pembangunan

2. Jumlah Konflik antar umat


beragama dan kasus sara

Tidak terjadi konflik


dan kasus sara namun
perlu terus diwaspadai
dan
diantisipasi
karena
Kabupaten
Malang
merupakan
wilayah potensi

Tidak terjadinya konflik


dan kasus sara dan
tetap terjaganya kondisi
kondusif
kerukunan
masyarakat.

URAIAN

1. Rasio jumlah PNS terhadap


jumlah penduduk.
2. Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM)
3. Kasus
pengaduan
masyarakat

1 : 136

1 : 120

Masih
terdapat
keluhan pelayanan
Masih terdapat kasus
pengaduan

Menurun
Semakin menurunnya
kasus pengaduan

132

NO
3

MISI
Mewujudkan
supremasi
hukum
dan HAM

TUJUAN/SASARAN
Tujuan:
Terwujudnya
kesadaran
dan
tertib
hukum masyarakat.

Sasaran: Terbangunnya
sistem
informasi
dan
komunikasi publik serta
terlaksananya sosialisasi
dan deseminasi produk
hukum.
Mewujudkan kondisi Tujuan:
Terwujudnya
lingkungan
yang kondisi masyarakat yang
aman, tertib, dan aman, tertib dan damai.
damai
Sasaran:
Terciptanya
sistem
pengamanan
swakarsa dan kerjasama
pengamanan
dengan
aparat keamanan
Mewujudkan
Tujuan:
Meningkatnya
peningkatan
ketersediaan,
kuantitas
ketersediaan
dan maupun
kualitas
kualitas infrastruktur infrastruktur
kebinamargaan, pengairan
dan
keciptakaryaan/permukima
n serta energi untuk
mendukung
aktivitas
ekonomi,
sosial
dan
budaya
Sasaran: Terbangun dan
terpeliharanya infrastruktur
kebinamargaan,
pengairan,

INDIKATOR KINERJA
MAKRO

TARGET PENCAPAIAN INDIKATOR


URAIAN

KINERJA AWAL
TAHUN 2010

KINERJA AKHIR
TAHUN 2015

Semakin menurunnya kasus


hukum dan pelanggaran Hak
Asasi Manusia

1. Rasio
Kekerasan
Dalam
Rumah Tangga (KDRT)
2. Rasio Pelanggaran Hukum/
Hak Asasi Manusia (HAM)

1 : 500

1 : 1.000

Masih terdapat kasus


pelanggaran hukum

Semakin
kasus
hukum

Semakin menurunnya kasus


kriminal
dan
semakin
terjaminnya keamanan dan
ketertiban masyarakat

1. Rasio Angka Kriminalitas


2. Persentase
pamswakarsa
(kelompok Linmas aktif)

1 : 30.000
60 %

1 : 40.000
80 %

Semakin
meningkatnya 1. Kondisi Jalan Mantap
kuantitas
dan
kualitas 2. Kondisi Jembatan Mantap
infrastruktur kebinamargaan, 3. Panjang irigasi mantap
pengairan
dan 4. Pelayanan Air Minum Ibukota
keciptakaryaan/permukiman
Kecamatan
5. Pelayanan
Air
minum
pedesaan
6. Pelayanan sanitasi
7. Persentase desa berlistrik

79 %
97 %
299.403 m
43 %

95 %
98 %
438.353 m
45 %

42 %

48 %

38 Desa
75 %

152 Desa
90 %

menurunnya
pelanggaran

133

NO

MISI

Mewujudkan sumber
daya manusia yang
produktif
dan
berdaya saing

Mewujudkan
peningkatan
pertumbuhan
ekonomi
yang
berbasis pertanian
dan pemberdayaan
masyarakat
perdesaan

TUJUAN/SASARAN
keciptakaryaan/
permukiman, energi untuk
mendorong perekonomian
pariwisata
dan
pengentasan kemiskinan
Tujuan:
Meningkatnya
kualitas dan produktivitas
sumberdaya manusia.
Sasaran:
Semakin
mudahnya
masyarakat
mengakses
layanan
pendidikan dan kesehatan
yang bermutu
Tujuan:
Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat
yang lebih merata hingga
perdesaan.
Sasaran:
Meningkatnya
pertumbuhan
sektor
pertanian dalam arti luas
sebagai basis peningkatan
industri, perdagangan dan
serta
jasa-jasa;
meningkatnya
pertumbuhan
sektor
potensi
pariwisata,
pertambangan dan jasa
konstruksi/bangunan yang
mengarusutamakan peran
UMKM dan koperasi serta
pengentasan kemiskinan.

TARGET PENCAPAIAN INDIKATOR

INDIKATOR KINERJA
MAKRO

URAIAN

Semakin meningkatnya Indeks


Pembangunan Manusia (IPM)
dan Indeks Pembangunan
Gender (IPG).

1.
2.
3.
4.
5.

IPM
Indeks Pendidikan
Indeks Kesehatan
Indeks Pembangunan Gender
Indeks Pemberdayaan
Gender

Semakin
meningkatnya
pertumbuhan ekonomi (PDRB,
inflasi, pendapatan perkapita)
dan
menurunnya
angka
pengangguran dan kemiskinan

1. PDRB-ADHB (Rp.Juta)
2. PDRB-ADHK (Rp.Juta)
3. Pendapatan Perkapita ADHB
(Rp)
4. Indeks daya beli
5. Pertumbuhan Ekonomi (%)
6. Inflasi (%)
7. Tingkat Kemiskinan (%)
8. Tingkat Pengangguran (%)

KINERJA AWAL
TAHUN 2010

KINERJA AKHIR
TAHUN 2015

70,3
74,6
72,7
65,7 %
67,4 %

72,6
76,9
74,3
70,1 %
71,4 %

Rp. 31.087.994
Rp. 14.488.474
Rp. 12.144.878

Rp. 53.168.244
Rp. 19.847.571
Rp. 20.497.097

63,2
6%
6,2 5,8 %
13,6 %
4,1 %

66,6
6,7 %
5,5 4,9 %
6,9 %
3%

134

NO
8

MISI
Mewujudkan
peningkatan kualitas
dan
fungsi
lingkungan
hidup,
serta
pengelolaan
sumberdaya
alam
yang berkelanjutan

TUJUAN/SASARAN
Tujuan:
Meningkatnya
kualitas fungsi lingkungan
hidup dan pengelolaan
sumber daya alam.
Sasaran:
Semakin
terkendalinya
perencanaan
dan
pemanfaatan tata ruang
dan pemberian ijin industri
yang rentan pencemaran
serta
semakin
meningkatnya pengelolaan
sumberdaya alam

INDIKATOR KINERJA
MAKRO

TARGET PENCAPAIAN INDIKATOR


URAIAN

Semakin menurunnya kasus 1. Prosentase perusahaan yang


pelanggaran
lingkungan,
memenuhi
baku
mutu
meningkatnya luas lahan yang
lingkungan
dihutankan
kembali
dan 2. Luas lahan hutan rakyat yang
penghijauan
serta
terkelola
meningkatnya
sumberdaya 3. Lahan kritis
alam yang terkelola

KINERJA AWAL
TAHUN 2010

KINERJA AKHIR
TAHUN 2015

57 %

75 %

1.268 ha

9.708 ha

9.639 ha

3.932 ha

135

Tabel 9.2
RENCANA HASIL RPJMD KABUPATEN MALANG
TAHUN 2010 2015
MISI PEMBANGUNAN

OUTCOME (KELUARAN)

RENCANA HASIL
BENEFIT (HASIL)

1. Mewujudkan
pemahaman
dan
pengamalan nilai-nilai agama, adatistiadat dan budaya.

Meningkatnya peran lembaga/tokoh agama, pendidikan


keagamaan dan sosial budaya dalam pembinaan umat dan
kemasyarakatan.

Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia


dan
berkesholehan sosial ditandai dengan menurunnya kuantitas dan
kualitas bahkan tidak terjadinya kasus SARA.

2. Mewujudkan pemerintahan good


governance
(tata
kelola
kepemerintahan yang baik), clean
yang
government
(pemerintah
bersih),
berkeadilan,
dan
demokratis
3. Mewujudkan supremasi hukum dan
HAM

Semakin
kuatnya
kelembagaan
SKPD
dalam
penyelengaraan tugas pokok dan fungsi pelayanan kepada
masyarakat.

Meningkatnya kualitas pelayanan pemerintah yang ditandai


dengan semakin meningkatnya kepuasan masyarakat.

Terbangunnya sistem informasi dan komunikasi publik, serta


terlaksananya sosialisasi dan deseminasi produk hukum.

4. Mewujudkan kondisi lingkungan


yang aman, tertib, dan damai

Terciptanya sistem pengamanan swakarsa dan kerja sama


pengamanan dengan aparat keamanan.

5. Mewujudkan
ketersediaan
infrastruktur

Terbangun dan terpeliharanya infrastuktur kebinamargaan,


pengairan,
keciptakaryaan/permukiman,
energi
untuk
mendorong perekonomian pariwisata dan pengentasan
kemiskinan.
Semakin mudahnya masyarakat mengakses layanan
pendidikan dan kesehatan yang bermutu

Terwujudnya kesadaran dan tertib hukum masyarakat yang


ditandai dengan semakin menurunnya kasus hukum dan
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Terwujudnya kondisi masyarakat yang aman tertib dan damai
yang ditandai dengan semakin menurunnya kasus kriminal dan
keamanan dan ketertiban masyarakat
Semakin meningkatnya ketersediaan, kuantitas maupun kualitas
infrastruktur
kebinamargaan,
pengairan
dan
keciptakaryaan/permukiman serta energi untuk menunjang
kegiatan pembangunan perekonomian
Meningkatnya kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia
yang ditandai dengan semakin meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender
(IPG)
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang lebih merata
hingga perdesaan yang ditandai dengan semakin meningkatnya
pertumbuhan ekonomi (PDRB, Inflasi, Pendapatan Perkapita)
dan menurunnya angka pengangguran dan kemiskinan.

peningkatan
dan
kualitas

6. Mewujudkan sumber daya manusia


yang produktif dan berdaya saing

7. Mewujudkan
pertumbuhan
berbasis
pemberdayaan
perdesaan.

peningkatan
ekonomi
yang
pertanian
dan
masyarakat

8. Mewujudkan peningkatan kualitas


dan fungsi lingkungan hidup, serta
pengelolaan sumberdaya alam
yang berkelanjutan.

Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian dalam arti luas


sebagai basis peningkatan industri, perdagangan dan jasajasa; serta meningkatnya pertumbuhan sektor potensi lainnya
seperti
pariwisata,
pertambangan
dan
jasa
kontruksi/bangunan yang mengarusutamakan peran usaha
mikro kecil menengah dan koperasi dan pengentasan
kemiskinan;
Semakin terkendalinya perencanaan dan pemanfaatan tata
ruang dan pemberian ijin industri yang rentan pencemaran
serta semakin meningkatnya pengelolaan sumber daya alam.

Meningkatnya kualitas fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan


sumberdaya alam yang ditandai dengan semakin menurunnya
kasus pelanggaran lingkungan, meningkatnya luas lahan yang
dihutankan kembali dan
penghijauan serta meningkatnya
sumberdaya alam yang terkelola.

IMPACT (DAMPAK)

Kabupaten Malang
Yang Semakin
Sejahtera
dengan karakteristik

Mandiri
Agamis
Demokratis
Produktif
Maju
Aman
Tertib
Berdayasaing

MADEP MANTEB

BAB X
PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

10.1

Pedoman Transisi
1. RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 merupakan penjabaran dari
visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Periode
2010-2015, yang dalam penyusunannya berpedoman pada RPJPD
Kabupaten Malang Tahun 2005-2025 serta mengacu pada RPJMD
Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 dan RPJM Nasional Tahun 20102014 dengan memperhatikan segala potensi dan sumberdaya yang dimiliki
oleh Kabupaten Malang. RPJMD Kabupaten Malang ini merupakan
pedoman, landasan dan referensi dalam menyusun Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Kabupaten Malang, dan
RKPD Kabupaten Malang tahunan.
2. Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan daerah dan
mengisi kekosongan rencana pembangunan daerah Tahun 2016 yang
diperlukan sebagai pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2016 maka diperlukan
penyusunan rancangan program indikatif Tahun 2016 yang mengacu pada
program indikatif Tahun 2015 sebagai dasar penyusunan RKPD Tahun
2016 sebelum RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2016-2020 selesai
disusun, sebagai bahan dalam penyusunan rancangan APBD harus
memperhatikan arahan visi-misi Kepala Daerah terpilih.
3. Dalam implementasi pedoman transisi ini diperlukan komitmen dari semua
unsur pemerintahan (governance) yang meliputi Pemerintah Kabupaten,
DPRD dan seluruh stakeholders pembangunan. Mengingat kebijakan ini
akan dipakai sebagai dasar dan acuan pelaksanaan pembangunan yang
berkesinambungan serta akan menjadi landasan kebijakan dan program
Tahun 2015-2020. Beberapa kebijakan yang bersifat lintas waktu
(multiyears) dan lintas wilayah yang perlu mendapatkan perhatian
bersama terutama pada Tahun 2016 sebagai tahun transisi sebelum
ditetapkannya RPJMD Tahun 2016-2020 antara lain:
a. Pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang-Kepanjen.
b. Pembangunan Jalan Lintas Selatan dan sirip-siripnya.
c. Pembangunan Kota Kepanjen termasuk jalan lingkar barat, jalan
lingkar selatan dan sarana pemerintahan.
d. Pengembangan Bandara Abdulrachman Saleh.
e. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pondok Dadap Sendangbiru.
f. Pengembangan kawasan Agropolitan Poncokusumo.
g. Pengembangan kawasan Minapolitan Wajak.
h. Pengembangan sarana kepariwisataan andalan.
i. Pengamanan lahan pertanian berkelanjutan.
j. Pengamanan ruang terbuka hijau.

10.2. Kaidah Pelaksanaan


Kaidah pelaksanaan diperlukan untuk menjamin terciptanya tata
pemerintahan yang baik dan tetap konsisten serta fokusnya arah

137
pembangunan 5 tahun kedepan sebagaimana yang sudah disepakati dan
terutama untuk menghindari tumpang tindih (overlapping) pelaksanaan
program antar SKPD. Selain itu kaidah pelaksanaan bertujuan agar didalam
implementasi program menjadi lebih terukur dampaknya serta tercipta
efisiensi dan efektifitas baik dalam pembiayaan maupun waktu pelaksanaan.
Adapun kaidah pelaksanaan RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015
adalah sebagai berikut :
1. RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Daerah terpilih, dalam rangka mewujudkan perencanaan
yang partisipatif; penyusunannya dimulai dari perumusan Rancangan Awal
dengan melibatkan semua stakeholders pembangunan Kabupaten Malang
yang dimulai dari seminar, semiloka dan dialog bersama tokoh agama,
tokoh masyarakat, pimpinan organisasi kemasyarakatan dan pakar
diberbagai bidang, dan telah disosialisasikan kepada masyarakat luas
melalui media masa dan dalam berbagai kesempatan. Dalam rangka
penyempurnaan Rancangan Akhir telah dilaksanakan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Kabupaten Malang
Tahun 2010-2015 yang diikuti stakeholders pembangunan seperti
perwakilan pemerintah, DPRD, organisasi keagamaan, organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan dan organisasi pengusaha/bisnis serta
tokoh/pakar berbagai bidang termasuk perwakilan Pemerintah Provinsi
Jawa Timur dan Kabupaten/Kota bertetangga; dan telah menghasilkan
kesepakatan bersama mengenai visi, misi, tujuan, agenda, strategi, arah
kebijakan dan indikator kinerja pembangunan Kabupaten Malang Tahun
2010-2015 dan telah pula disosialisasikan kepada masyarakat secara luas
melalui media masa dan dalam berbagai kesempatan baik dikalangan
pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan untuk mendapatkan
tanggapan dan masukan. Selanjutnya Rancangan Akhir telah
dikonsultasikan kepada Gubernur Jawa Timur dan mendapatkan
rekomendasi untuk ditindaklanjuti dan diajukan ke DPRD Kabupaten
Malang guna disepakati menjadi Peraturan Daerah.
2. SKPD berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi masing-masing SKPD dan menjadi pedoman dalam menyusun
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) tahunan,
dan menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra SKPD dan
Renja SKPD.
3. SKPD, serta masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk
melaksanakan program-program dalam RPJMD Kabupaten Malang Tahun
2010-2015 dengan sebaik-baiknya.
4. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda
berkewajiban untuk melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD
ke dalam Renstra SKPD dan implementasinya dalam Renja SKPD
tahunan; dan SKPD berkewajiban mengevaluasi pelaksanaan program
yang dilaksanakan dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan rencana
kerja secara berkala kepada Bupati Malang.

138
5. RPJMD dipakai sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas
kinerja 5 tahunan dan tahunan dalam kurun waktu Tahun 2010-2015.
Apabila berdasarkan hasil evaluasi diperlukan adanya revisi atau
penyesuaian dengan perkembangan situasi pembangunan nasional dan
regional Jawa Timur akan dilakukan revisi dan penyesuaian dengan
berpedoman kepada ketentuan yang berlaku.
6. Dalam rangka mendukung pelaksanaan RPJMD diperlukan regulasi
sebagai dasar pelaksanaan yang akan disusun sesuai dengan kebutuhan
baik dalam bentuk Peraturan Daerah, Peraturan Bupati atau Keputusan
Bupati maupun Keputusan Kepala SKPD.
Demikian RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015 disepakati bersama
antara Pemerintah dan DPRD Kabupaten Malang.

BUPATI MALANG,

H. RENDRA KRESNA

Anda mungkin juga menyukai