TENTANG
WALIKOTA TERNATE
WALIKOTA TERNATE
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, perlu disusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang
merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah;
b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut pada huruf a di atas, perlu ditetapkan
Peraturan Walikota tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota
Ternate Tahun 2011-2015.
i
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah
Tingkat II Ternate (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3824);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang Undangan (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4489);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4421);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
6. Peraturan Pemerintah 108 Tahun 2000 tentang tata cara Pertanggungjawaban
Kepala Daerah.
7. Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 04 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kota Ternate tahun 2005-2010.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN WALIKOTA TERNATE TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH (RPJM) KOTA TERNATE TAHUN 2011- 2015.
ii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Kota Ternate;
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Ternate;
3. Walikota adalah Walikota Ternate;
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang selanjutnya disingkat RPJM adalah
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah memuat penjabaran dari visi,
misi dan program Kepala Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun;
5. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan Daerah untuk kurun waktu
1 (satu) tahun;
6. Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra - SKPD) adalah dokumen
perencanaan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
Pasal 2
RPJMD merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
memuat visi, misi dan 11 Program Prioritas Kepala Daerah untuk kurun waktu 5 (lima)
tahun, terhitung mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana tersebut
dalam Lampiran Peraturan Walikota ini.
Pasal 3
Penjabaran dari RPJM ini akan ditindaklanjuti dalam RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan
Walikota dan Renstra-SKPD yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD).
iii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 4
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Walikota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Ternate.
Ditetapkan di Ternate
pada tanggal 8 November 2010
WALIKOTA T
TERNATE
H. BURHAN ABDURAHMAN
H. ISNAIN IBRAHIM
iv
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Maksud dan Tujuan 1
1.2.1 Maksud 1
1.2.2 Tujuan 2
1.3 Landasan Hukum 2
1.4 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 4
1.5 Sistematika Penulisan 6
v
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
vi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
vii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
viii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
ix
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
DAFTAR TABEL
II.1 Administrasi Wilayah Kota Ternate 9
II.2 Kinerja Makro Ekonomi Kota Ternate 2005-2009 12
II.3 Realisasi Investasi Pemerintah dan Swasta Tahun 2005-2009 15
II.4 Jumlah Koperasi di Kota Ternate Tahun 2005-2009 16
II.5 Jumlah UMKM Kota Ternate Tahun 2005-2009 17
II.6 Statistik Kemiskinan Kota Ternate 18
II.7 Statistik Ketenagakerjaan di Kota Ternate 19
II.8 Angka Partisipasi Kasar (APM), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka
Putus Sekolah Kota Ternate 2005-2009 21
II.9 IPM Kota Ternate Tahun 2005-2009 25
II.10 Prediksi Indikator Sosial Kota Ternate Tahun 2011-2015 25
II.11 Jenis Jalan di Kota Ternate Tahun 2005-2009 27
II.12 Pembangunan Jalan Lingkungan, Jalan Setapak dan Jembatan Pelintas di
Kota Ternate 2005-2009 27
II.13 Produksi dan Luas Panen Tanaman Pangan dan Holtikultura
Tahun 2007-2009 36
III.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Ternate
Tahun 2005-2009 (Rp. Juta) 46
III.2 Struktur Pendapatan Asli Daerah Kota Ternate Tahun 2005-2009 47
III.3 Realisasi Pajak Daerah Kota Ternate Tahun 2005-2009 (Rp. Juta) 48
III.4 Realisasi Dana Perimbangan Kota Ternate Tahun 2005-2009 (Rp. Juta) 49
III.5 Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007 dan 2008 (Rp. Juta) 51
III.6 Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009 (Rp. Juta) 52
III.7 Proyeksi Pendapatan Kota Ternate Tahun 2010-2015 (Rp. Milyar) 56
III.8 Perkiraan Belanja Daerah Kota Ternate Tahun 2010-2015 (Rp. Milyar) 58
x
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
VI.1 Program Prioritas Pertama : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah
Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 93
VI.2 Program Prioritas Kedua : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah
Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 94
VI.3 Program Prioritas Ketiga : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah
Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 95
VI.4 Program Prioritas Keempat : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah
Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 96
VI.5 Program Prioritas Kelima : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah
Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 98
VI.6 Program Prioritas Keenam : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah
Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 100
VI.7 Program Prioritas Ketujuh : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah
Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 101
VI.8 Program Prioritas Kedelapan : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan
Arah Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 102
VI.9 Program Prioritas Kesembilan : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan
Arah Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 103
VI.10 Program Prioritas Kesepuluh : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan
Arah Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 104
VI.11 Program Prioritas Kesebelas : Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan
Arah Kebijakan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 105
VII.1 Prioritas Pertama : Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 114
VII.2 Prioritas Kedua : Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 116
VII.3 Prioritas Ketiga : Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 118
VII.4 Prioritas Keempat : Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 120
xi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
VII.5 Prioritas Kelima : Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 123
VII.6 Prioritas Keenam : Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 126
VII.7 Prioritas Ketujuh : Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 129
VII.8 Prioritas Kedelapan : Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 132
VII.9 Prioritas Kesembilan : Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program
dan SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 134
VII.10 Prioritas Kesepuluh : Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 136
VII.11 Prioritas Kesebelas : Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 139
VIII.1 Indikator Kinerja Pembangunan Menurut Sasaran Strategis 150
IX.1 Program Utama Transisi 157
xii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
DAFTAR GAMBAR
I.1 Hubungan RPJM dan Dokumen Perencanaan Lainnya 6
II.1 Peta Administrasi Kota Ternate 8
II.2 Perkembangan Inflasi Kota Ternate 2005-2009 13
V.1 Hubungan Kinerja Pembangunan Daerah 77
V.2 Keterhubungan Visi Misi dalam RPJM 78
xiii
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
BAB I
Pendahuluan
RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 adalah tahapan pembangunan lima (5) tahun ke
depan. RPJM merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis setiap Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
setiap tahun. Dalam penyusunannya, RPJM dilakukan secara komprehensif, terpadu
dan menyeluruh, serta mengedepankan keterlibatan masyarakat secara partisipatif
dengan mempertimbangkan dan menampung aspirasi pemangku kepentingan.
1.2.1 Maksud
Penyusunan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 dimaksudkan untuk menghasilkan
rumusan strategi, arah kebijakan dan program pembangunan yang terarah, efektif,
efisien dan terpadu yang dapat mendorong terwujudnya visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan yang telah ditetapkan oleh Walikota dan Wakil Walikota Ternate
dengan memperhatikan arahan Visi dan Misi Kota Ternate Tahun 2011-2015, serta
memperhatikan berbagai aspirasi seluruh pemangku kepentingan yang ada di Kota
Ternate.
Bab I 1
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
RPJM Kota Ternate juga dimaksudkan untuk menjadi acuan dan pedoman resmi
bagi Pemerintah Kota Ternate dalam penyusunan Rencana Strategis SKPD, Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), serta sekaligus merupakan acuan penentuan
program daerah yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) Daerah Kota Ternate secara berjenjang.
1.2.2 Tujuan
Tujuan penyusunan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut :
(1) menjabarkan visi, misi, agenda pembangunan dan program Walikota dan Wakil
Walikota Ternate ke dalam arah kebijakan dan program pembangunan yang rinci,
terarah, terukur dan dapat dilaksanakan dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2015;
(2) menyediakan satu acuan resmi bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Pemerintah Kota Ternate dalam menentukan prioritas program dan
kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber dana APBD Kota
Ternate, APBN dan sumber dana lainnya;
(3) mendorong terwujudnya koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi
pembangunan baik antar SKPD, antar Pemerintah Kabupaten/Kota, antara
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota, serta antara Pemerintah Kota dan
Pemerintah Pusat;
(4) menyediakan tolok ukur untuk mengukur kinerja dan mengevaluasi kinerja setiap
SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Ternate;
(5) menciptakan iklim pemerintahan yang aman dan kondusif dalam melaksanakan
pembangunan yang berkelanjutan;
(6) mengoptimalkan kerjasama dan kemitraan antara Pemerintah Daerah, swasta
dan masyarakat.
2 Bab I
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab I 3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
4 Bab I
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab I 5
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Gambar I.1
Hubungan RPJM dan Dokumen Perencanaan Lainnya
6 Bab I
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kota Ternate adalah Kota Kepulauan dan terdiri dari 8 pulau, meliputi:
1. Pulau Ternate 5. Pulau Tifure
2. Pulau Hiri 6. Pulau Gurida
3. Pulau Moti 7. Pulau Maka
4. Pulau Mayau 8. Pulau Mano
Sebagaimana umumnya daerah Maluku Utara yang didominasi wilayah laut, Kota
Ternate sangat dipengaruhi oleh iklim laut karena mempunyai tipe iklim tropis yang
terdiri dari dua musim (Utara-Barat dan Timur-Selatan) yang seringkali diselingi
dengan dua kali masa pancaroba di setiap tahunnya. Kondisi topografi Kota Ternate
juga ditandai dengan keragaman ketinggian dari permukaan laut (Rendah : 0-499
M, Sedang : 500-699 M, dan Tinggi : lebih dari 700 M). Dengan kondisi tersebut,
Kota Ternate merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 8 pulau. 5 pulau yang
berpenghuni, yaitu Pulau Ternate, Hiri, Moti, Mayau, dan Pulau Tifure, sedangkan
untuk 3 pulau kecil yaitu Pulau Maka, Mano dan Gurida, tidak berpenghuni.
Bab II 7
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Gambar II.1
Peta Administrasi Kota Ternate
8 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Di daerah pesisir rata-rata kemiringan adalah sekitar 2% - 8%. Jenis tanah mayoritas
adalah tanah Rogusal di Pulau Ternate, Pulau Moti dan Pulau Hiri. Sedangkan jenis tanah
Rensika ada di Pulau Mayau, Pulau Tifure, Pulau Maka, Pulau Mano dan Pulau Gurida.
Kondisi tersebut merupakan ciri tanah pulau vulkanis dan pulau karang. Kedalaman
laut adalah bervariasi, pada beberapa lokasi di sekitar Pulau Ternate, terdapat tingkat
kedalaman yang tidak terlalu dalam, sekitar 10 meter sampai pada jarak sekitar 100
meter dari garis pantai, sehingga memungkinkan adanya peluang reklamasi. Tetapi
pada bagian lain terdapat tingkat kedalaman yang cukup besar dan berjarak tidak jauh
dari garis pantai yang ada.
Kota Ternate secara administrasi dibagi menjadi 7 (tujuh) kecamatan dan 77 kelurahan
sebagai hasil pemekaran daerah sejak tahun 1999.
Tabel II.1
Administrasi Wilayah Kota Ternate
NO KECAMATAN JUMLAH KELURAHAN IBU KOTA
1 Ternate Utara 14 Dufa-dufa
2 Ternate Tengah 15 Salahudin
3 Ternate Selatan 17 Kalumata
4 Pulau Ternate 13 Jambula
5 Moti 6 Moti Kota
6 Batang Dua 6 Mayau
7 Hiri 6 Dorari Isa
JUMLAH 77
Sumber : BPS Kota Ternate, 2010
Bab II 9
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Luas wilayah Kota Ternate 5.795,4 Km2, terdiri dari luas perairan 5.633,565 Km2 dan
luas daratan 161,84 Km2. Adapun jarak antara pulau-pulau tersebut dengan pulau
Ternate adalah sebagai berikut:
1. Ternate Hiri : 1,5 ML
2. Ternate Moti : 16,0 ML
3. Ternate Maka : 1,6 ML
4. Ternate Mano : 1,6 ML
5. Ternate Mayau : 90,0 ML
6. Ternate Tifure : 106,0 ML
7. Ternate Gurida : 106,1 ML
Secara umum kinerja ekonomi Kota Ternate menunjukan tingkat pencapaian yang
baik ini tercermin dari adanya upaya perbaikan iklim investasi baik swasta maupun
pemerintah, terjaganya pertumbuhan ekonomi pada posisi trend peningkatan per
tahun, turunnya angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan menurunnya jumlah
penduduk miskin serta terjadi peningkatan pada angka Indeks Pembangunan Manusia
(IPM).
10 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
dalam nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi di
wilayah bersangkutan yang secara total dikenal sebagai Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB).
Sektor-sektor ekonomi yang selama ini telah memberikan andil besar bagi
pertumbuhan ekonomi di Kota Ternate yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran,
sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa. Ketiga sektor ini memberikan
kontribusi lebih dari 40% bagi nilai PDRB Kota Ternate selama lima tahun terakhir.
Berbagai peningkatan baik dari sisi volume dan frekwensi pada ketiga sektor ekonomi
tersebut telah mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kearah yang positif dengan
tidak mengesampingkan peran sektor lain.
Bab II 11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel II.2
Kinerja Makro Ekonomi Kota Ternate Tahun 2005 2009
PERTUMBUHAN EKONOMI PENDAPATAN PERKAPITA
TAHUN
% Jutaan Rupiah (Rp.)
2005 6,60 415,085 2.325.964
2006 6,92 443,824 2.387.514
2007 7,85 478,658 2.483.416
2008 7,92 516,574 2.510.879
2009 7,94 557,573 2.611.890
Sumber : BPS Kota Ternate (data diolah), 2010
Isu Strategis :
1. Perlunya optimalisasi sektor perdagangan, hotel dan restoran melalui
pengembangan klaster industri, penguatan kerjasama investasi regional,
nasional dan internasional, penyediaan infrastruktur dan pengembangan jaringan
pemasaran.
2. Perlunya revitalisasi sektor pertanian dan perikanan dengan mempercepat
pengembangan agroindustri dan agrobisnis, penyiapan sumber daya manusia
pertanian dan perikanan, pengembangan industri pengolahan hasil pertanian dan
perikanan, yang selama ini nilai kontribusi PDRBnya sangat kecil.
3. Perlunya penguatan sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor jasa-jasa
melalui pengembangan jaringan transportasi, perijinan satu titik dan penyediaan
fasilitas pendukung.
12 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Inflasi di Kota Ternate lima tahun terakhir mengalami fluktuaktif dimana pada tahun
2005, 2007 dan 2008 inflasi cukup tinggi melebihi 10%, ini banyak disebabkan oleh
pengaruh faktor eksternal seperti kenaikan harga BBM. Dari berbagai kelompok
pengeluaran rata-rata yang menjadi penyumbang terbesar bagi terjadinya inflasi di
Kota Ternate adalah kelompok bahan makanan, ini tidak terlepas dari faktor alam yang
kadang menyebabkan ketersediaan komoditi dari kelompok bahan makanan menjadi
langka, misalnya komoditi ikan dll. Pada tahun 2009 laju inflasi Kota Ternate kembali
stabil yaitu sebesar 3,88% dan untuk bulan pebruari 2010 Kota Ternate mengalami
deflasi sebesar -0,07 persen sedangkan nasional mengalami inflasi 0.30 persen.
Gambar II.2
Perkembangan Inflasi Kota Ternate 2005-2009
2.2.3 Perdagangan
Salah satu potensi Kota Ternate yang cukup menonjol adalah sektor jasa dan
perdagangan, perkembangan sektor jasa dan perdagangan dalam beberapa tahun
ini mengalami peningkatan yang cukup pesat, sehingga memberikan kontribusi dalam
pembentukan struktur ekonomi, meliputi sektor perdagangan, perhotelan dan restoran,
jasa, transportasi dan komunikasi.
Bab II 13
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Isu strategis :
1. Belum berkembangnya industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan
perikanan yang dapat meningkatkan nilai tambah komoditi perdagangan.
2. Masih terbatasnya prasarana dan sarana transportasi pendukung perdagangan.
3. Belum optimalnya sistem informasi dan jarangan pasar dalam mendukung promosi
perdagangan.
2.2.4 Investasi
Perkembangan investasi di Kota Ternate belum optimal sebagai akibat terbatasnya
ketersediaan infrastuktur, serta berbagai pungutan dan hambatan yang menyebabkan
ekonomi biaya tinggi dan mahalnya investasi di daerah. Minat investasi mulai meningkat
sejalan dengan pencanangan Kota Ternate sebagai lumbung energi nasional, namun
realisasi investasi masih terbatas.
Pertumbuhan Ekonomi Kota Ternate selama lima tahun terakhir mampu terus
tumbuh diatas 6% dengan perkembangan yang lebih meningkat setiap tahunnya,
ini memperlihatkan adanya sinergitas antara Program dan kebijakan Pembangunan
Pemerintah Daerah Kota Ternate dengan pihak swasta yang ikut berperan bagi
pertumbuhan ini.
14 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel II.3
Realisasi Investasi Pemerintah dan Swasta Tahun 2005-2009
INVESTASI
TAHUN
SWASTA (Rp.) PEMERINTAH (Rp.)
2005 280.655.598.800 59.094.538.220
2006 233.443.104.725 82.790.296.946
2007 175.408.117.780 155.337.254.952
2008 119.327.074.000 170.920.820.065
2009 163.742.236.000 176.890.457.165
Sumber : DPPKAD Kota Ternate, 2010
Isu Strategis :
1. Belum optimalnya pelayanan birokrasi, khususnya berkaitan dengan standarisasi
pelayanan, biaya, dan kecepatan perijinan.
2. Belum optimalnya jaringan infrastruktur terutama penyediaan tenaga listrik, air
bersih dan jalan.
3. Belum optimalnya koordinasi lintas sektor dan lintas daerah dalam perijinan dan
pengembangan investasi.
4. Terbatasnya data dan informasi tentang peluang investasi yang kongkrit tentang
komoditi unggulan daerah yang dapat diakses oleh para penanam modal.
5. Belum terlaksananya pelaksanaan desentralisasi kewenangan perijinan penanaman
modal di daerah.
Bab II 15
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel II.4
Jumlah Koperasi di Kota Ternate Tahun 2005 2009
JUMLAH UNIT JUMLAH MODAL USAHA VOLUME USAHA /
TAHUN
KOPERASI ANGGOTA (000) OMZET (000)
2005 212 16.553 7.327.007 11.807.006
2006 227 16.990 7.570.495 13.275.658
2007 241 17.335 7.831.303 14.616.600
2008 251 17.576 8.057.822 21.433.400
2009 261 17.898 8.227.829 29.939.150
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM Kota Ternate, 2010
Peran koperasi masih belum optimal sebagai pilar perekonomian daerah. Hambatan
dalam pengembangan UKM antara lain adalah terbatasnya akses koperasi dan UKM
terhadap sumber daya produktif terutama permodalan, dan lemahnya kualitas SDM
pelaku usaha. Selain itu, faktor penghambat pengembangan UKM adalah terbatasnya
penguasaan teknologi, manajemen, informasi dan pasar.
16 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel II.5
Jumlah UMKM Kota Ternate Tahun 2005 2009
TAHUN USAHA MIKRO USAHA KECIL USAHA MENENGAH TOTAL %
2005 0 3.629 593 4.222 86%
2006 1.835 1.971 657 4.463 85%
2007 1.952 2.114 784 4.850 84%
2008 2.880 2.161 786 5.827 87%
2009 3.412 2.365 786 6.563 88%
Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kota Ternate, 2010
Isu Strategis :
1. Rendahnya kinerja koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) yang
disebabkan oleh rendahnya kualitas sumberdaya manusia khususnya dalam
bidang manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan pemasaran, serta
rendahnya kompetensi kewirausahaan.
2. Terbatasnya akses koperasi dan UKM terhadap sumber daya produktif terutama
permodalan, bahan baku dan informasi pasar.
3. Kurang kondusifnya iklim usaha untuk pengembangan koperasi dan UKM antara
lain disebabkan oleh (a) ketidakpastian dan ketidakjelasan prosedur perizinan
yang mengakibatkan besarnya biaya transaksi, panjangnya proses perizinan dan
timbulnya berbagai pungutan tidak resmi; (b) praktek bisnis dan persaingan usaha
yang tidak sehat; dan (c) lemahnya koordinasi lintas intansi dalam pemberdayaan
koperasi dan UKM; (d) mahalnya bahan baku bagi kebutuhan produksi UKM, dan
(e) prosedur pembayaran bahan baku yang masih secara tunai yang memberatkan
koperasi dan UKM.
Bab II 17
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel II.6
Statistik Kemiskinan Kota Ternate
URAIAN 2007 2008
Garis Kemiskinan 228.202 253.491
Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa) 6,9 6,9
Penduduk Miskin (%) 3,90 3,79
Sumber : BPS, Susenas 2008
Isu strategis :
1. Terbatasnya layanan pendidikan dan kesehatan yang bermutu, prasarana dasar,
dan kesempatan kerja bagi penduduk miskin.
2. Belum optimalnya pertumbuhan ekonomi di Kota Ternate dalam mengurangi
angka kemiskinan. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi belum berkualitas
dalam menciptakan kesempatan kerja dan mengurangi kemiskinan.
3. Belum optimalnya upaya pengurangan kemiskinan sebagai akibat belum terpadu-
nya kebijakan dan program, lemahnya koordinasi antar SKPD dan antar pemerin-
tah.
4. Tingginya penyebaran penduduk miskin mengindikasikan perlunya upaya penang-
gulangan secara komprehensif dan terpadu.
2.2.7 Ketenagakerjaan
Dari total penduduk usia kerja (15 tahun keatas), sekitar 87% penduduk Kota Ternate
termasuk dalam angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengalami
sedikit penurunan selama periode 2008-2009 dari 60,58% menjadi 53,97%. Walaupun
demikian tetapi jumlah penduduk yang bekerja meningkat dari 87,43% menjadi
88,77%.
Pasar tenaga kerja Kota Ternate cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tingginya
persentase penduduk usia kerja yang bekerja yang besarnya mencapai lebih dari
88% pada tahun 2009. Tingkat pengangguran pada tahun 2009 menunjukkan
angka penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun 2008 tingkat
pengangguran terbuka tercatat sebesar 7,61%. Angka ini menurun menjadi 6,06%
pada tahun 2009.
18 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel II.7
7
Statistik Ketenagakerjaan di Kota Ternate
URAIAN 2008 2009
TPAK (%) 60,58 53,97
Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 7,61 6,06
Bekerja (%) 87,43 88,77
Bekerja di Sektor A (%) 17,83 16,75
Bekerja di Sektor M (%) 36,16 31,12
Bekerja di Sektor S (%) 46,01 52,13
Sumber: BPS, Sakernas 2009
Isu strategis :
1. Tingginya penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan perikanan serta
tingginya angka kemiskinan di Kota Ternate mengindikasikan masih terbatasnya
keterampilan dan sarana pendukung lainnya bagi petani dan nelayan untuk
meningkatkan produktivitas pertanian dan perikanan.
2. Rendahnya tingkat penyerapan tenaga kerja di sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta Sektor Jasa, yang
merupakan tiga (3) sektor yang selama 3 tahun terakhir merupakan sektor
penyumbang nilai PDRB tertinggi.
3. Masih tingginya angka pengangguran berpendidikan SD, SLTP dan SLTA di
Kota Ternate. Hal ini menegaskan perlunya revitalisasi pendidikan kejuruan
dan keterampilan luar sekolah sebagai alternatif peningkatan kapasitas dan
keterampilan angkatan kerja.
Bab II 19
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
2.3.1 Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Ternate tahun 2010 berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik Kota Ternate berdasarkan hasil Sensus Penduduk sebanyak 185.707 jiwa
dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 0,98 persen per tahun selama 2008-
2010. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk disebabkan oleh tingkat
fertilitas yang tinggi.
2.3.2 Pendidikan
Pembangunan sektor pendidikan tidak hanya diarahkan pada perluasan dan pemerataan
kesempatan memperoleh pendidikan, tetapi juga peningkatan mutu pendidikan serta
relevansinya dengan kebutuhan pasar kerja.
pada tahun 2009 Angka Partisipasi Kasar (APK) penduduk berusia 7-12 tahun (SD)
sebesar 103,47 persen, untuk Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar 92,94 persen dan
Angka Putus Sekolah sebesar 0,12 persen. Sedangkan APK kelompok usia 13-15 tahun
(SMP) adalah sebesar 102,36 persen, untuk Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar
89,94 persen dan Angka Putus Sekolah sebesar 0,16 persen. dan APK untuk usia 16-18
tahun (SMA/SMK) sebesar 96,80 persen, untuk Angka Partisipasi Murni (APM) sebesar
87,64 persen dan Angka Putus Sekolah sebesar 0,16 persen. Angka ini tersebut sudah
tergolong baik dibanding kabupaten/kota lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa
hampir semua penduduk Kota Ternate berusia 7-18 tahun telah bersekolah (Tabel
II.8). Namun masih terdapatnya angka putus sekolah terutama untuk kelompok usia
16-18 tahun merupakan permasalahan pendidikan yang harus diatasi.
20 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel II.8
Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM)
dan Angka Putus Sekolah Kota Ternate 2005-2009
TAHUN SD SMP SMA/ SMK
APK APM APS APK APM APS APK APM APS
2005 91,86 82,95 0,13 93,54 84,78 0,12 92,36 84,32 0,47
2006 93,73 83,65 0,26 92,87 86,09 0,26 92,79 85,63 0,23
2007 94,34 84,56 0,17 92,47 86,34 0,38 93,45 86,65 0,37
2008 102,39 87,38 0,09 95,85 89,92 0,31 94,67 87,32 0,43
2009 103,47 92,94 0,12 102,36 89,94 0,16 96,80 87,64 0,16
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kota Ternate, 2010
Kondisi pendidikan ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, dan
tenaga pengajar. Dalam periode 2009/2010, jumlah sekolah SD sebesar 100 unit (83
Negeri dan 17 Swasta). Sementara tenaga pengajar SD meningkat rata-rata sebesar
15 persen periode tahun 2005-2009, dengan jumlah guru tahun 2009 mencapai 1.483
orang dan jumlah murid SD pada tahun 2009 sebesar 19.776 orang. Rasio murid
terhadap guru sebesar 13,33 artinya setiap guru melayani 13 orang murid.
pada jenjang pendidikan SMP, bangunan sekolah pada tahun 2009 sebanyak 26 unit
(14 Negeri dan 12 Swasta). Jumlah guru sebanyak 745 orang pada tahun 2009 dan
meningkat rata-rata sebesar 15,20 persen per tahun periode 2005-2009. Sedangkan
jumlah murid SMP pada tahun 2009 mencapai 8.742 orang. Rasio murid terhadap guru
sebesar 11,73 artinya setiap guru melayani 11 orang murid.
pada jenjang pendidikan SMA dan SMK, pada tahun 2009 bangunan sekolah sebanyak
22 unit (SMU : 9 Negeri dan 4 Swasta, SMK : 6 Negeri dan 3 Swasta), jumlah guru
sebanyak 508 untuk SMA dan 226 untuk SMK, yang meningkat rata-rata sebesar 8
persen untuk SMA dan 18,70 untuk SMK per tahun periode 2005-2009. Sedangkan
jumlah murid SMA pada tahun 2009 mencapai 6.816 orang dan 2.147 orang untuk
SMK. Rasio murid terhadap guru sebesar 13,41 untuk SMA dan 9,5 untuk SMK, artinya
setiap guru melayani 13 orang murid untuk SMA dan 9 orang murid untuk SMK.
Isu strategis :
1. Belum meratanya pencapaian hasil pendidikan, sebagai akibat terbatasnya prasa-
rana dan sarana pendidikan dan terbatasnya jumlah tenaga pengajar.
Bab II 21
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
2.3.3 Kesehatan
Penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu merupakan salah
satu upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengatasi kemiskinan, dan
membangun pondasi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Begitupula pada angka kesakitan pada tahun 2005 akibat ISPA sebanyak 34.616
orang, malaria klinis sebesar 9.859 orang, positif malaria 3.113 orang, DBD 19 orang,
sedangkan HIV/AIDS belum ditemukan. Penderita malaria klinis cenderung menurun
pada tahun 2006-2009
9 yakni 8.221 orang, 7.775 orang, 6.661 orang dan 6.080 orang
orang.
Sama halnya dengan penderita positif malaria yang menunjukkan gejala penurunan
sepanjang tahun 2006-2008 yakni 1.548 orang, 1.010 orang dan 474 orang, namun
di tahun 2009 tercatat 1.012 orang penderita positif malaria, yang penanganannya
22 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Penderita gizi buruk pada tahun 2005 masih tinggi karena pengetahuan tentang gizi
dan perkembangan anak belum maksimal, ditambah lagi dengan tingkat pendapatan
masyarakat yang masih rendah sehingga mempengaruhi kualitas dan perkembangan
anak. Untuk tahun 2008 terdapat 8 bayi yang mengalami gizi buruk, sedangkan di
akhir tahun 2009 tercatat 7 bayi yang mengalami gizi buruk, hal ini mengindikasikan
bahwa pengetahuan tentang gizi dan perkembangan anak sudah semakin membaik.
Kondisi Kota Ternate pada tahun 2005, baru saja selesai dilanda kerusuhanan horisontal
dimana pada saat itu infrastruktur di Kota Ternate sebagian mengalami kerusakan.
Sarana pelayanan kesehatan kesehatan masih kurang sehingga akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan juga mengalami penurunan. Jumlah sarana pelayanan
kesehatan sebatas 7 Puskesmas (rawat jalan 6 unit, rawat inap 1 unit), Puskesmas
Pembantu 13 unit, Polindes 3 unit, Pusling 6 unit dan Polindes 5 unit.
Jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia belum menjangkau semua
masyarakat di Kota Ternate yang tersebar di beberapa pulau. Ini disebabkan karena
dana pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana relatif masih sedikit,
sehingga pembangunan sarana dan prasarana kesehatan belum menjangkau seluruh
masyarakat Kota Ternate, utamanya masyarakat di luar pulau Ternate. Fasilitas
kesehatan Puskesmas selama tahun 2005-2007 belum mengalami peningkatan dan
baru pada tahun 2008 jumlahnya bertambah menjadi 8 Puskesmas. Pustu meningkat
pada tahun 2007 dan 2008 menjadi 14 Pustu, dibandingkan pada tahun 2005 dan
2006 sebanyak 13 Pustu, dan untuk tahun 2009 menjadi 15 pustu. Pusling cenderung
naik dari 6 Pusling (tahun 2005), 9 Pusling (tahun 2006 dan 2007), 11 Pusling (tahun
2008),, menjadi 12 Pusling (tahun 2009). Rumah medis atau paramedis bertambah
dari 15 rumah (tahun 2005 dan 2006) menjadi 17 rumah (tahun 2007) dan 18 rumah
(tahun 2008-2009). Polindes cenderung meningkat terus berawal dari 5 Polindes
(tahun 2005), meningkat pesat menjadi 13 Polindes (tahun 2006), 14 Polindes (tahun
Bab II 23
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
2007), 15 Polindes (tahun 2008) dan 16 Polindes (tahun 2009). Sedangkan Poskeskel
baru tersedia 3 Poskeskel (tahun 2007) dan 6 Poskeskel (tahun 2008-2009).
Sedangkan pedagang farmasi, toko obat dan apotek cenderung tidak menunjukkan pe-
ngurangan atau penambahan yang berarti. Toko obat di Ternate masih tetap berjumlah
6 toko obat (tahun 2005-2008), 25 apotek (tahun 2005), 23 apotek (tahun 2006), 24
apotek (tahun 2007) dan 22 apotek (tahun 2008). Pada tahun 2005-2007 belum ter-
dapat pedagang farmasi di Kota Ternate, baru pada tahun 2008 terdapat 3 pedagang
farmasi. Adapun perkembangan sampai dengan akhir tahun 2009 toko obat berjumlah 7,
apotek 23, dan untuk pedagang farmasi terdapat 5 pedagang besar farmasi.
Isu strategis :
1. Masih tingginya angka kematian bayi, anak dan ibu yang terjadi di Kota Ternate;
2. Angka kesakitan akibat penyakit menular masih tinggi seperti ISPA, Malaria, DBD,
Diare dan TB;
3. Kurangnya tenaga kesehatan yang ada baik dari segi kualitas maupun kuantitas,
jika dilihat dari rasio masing-masing jenis tenaga kesehatan yang ada di masing-
masing unit kerja;
4. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat;
5. Masih kurangnya anggaran untuk kesehatan dari APBD Kota Ternate;
24 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel II.9
9
IPM Kota Ternate Tahun 2005-2009
TAHUN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (%)
2005 74,21
2006 74,63
2007 74,93
2008 75,66
2009 76,13
Sumber : BPS, 2010
Isu Strategis :
Belum optimalnya pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia.
Dengan memperhatikan perkembangan kondisi sosial dan berbagai isu strategis, dalam
lima tahun mendatang jumlah penduduk Kota Ternate diperkirakan akan meningkat
dari 217.548 jiwa di tahun 2011 meningkat menjadi 228.491 jiwa pada tahun 2015
(Tabel II.10). Laju pertumbuhan penduduk rata-rata dalam periode 2011-2015 adalah
sebesar 1,58 persen pertahun. Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi
oleh rata-rata total Fertility rate sebesar 2,418 pertahun.
Tabel II.10
Prediksi Indikator Sosial Kota Ternate
Tahun 2011-2015
No. SEKTOR 2011 2012 2013 2014 2015
1. Jumlah Penduduk (jiwa) 217,548 220,920 223,713 226,089 228,491
2. Laju Pertumbuhan Penduduk 1,98 1,48 1,48 1,48 1,48
3. Total Fertility Rate 2,646 2,361 2,361 2,361 2,361
4. Angka Kematian Bayi (IMR) 11 9 7 5 3
5. Angka Kematian Bayi (MMR) 5 4 3 2 1
6. Angka Harapan Hidup (AHH) 70,6 75
7. Angka Melek Huruf (AMH) 1174 323 123 2 0
8. Angka Partipasi Kasar (APK)
Bab II 25
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Dalam lima tahun mendatang angka kematian bayi diperkirakan menurun dari 3/1000
KH (11 orang) pada tahun 2011 menjadi 1/1000 KH (3 orang) pada tahun 2015
dengan rata-rata penurunan sebesar 2 per tahun. Angka harapan hidup diperkirakan
akan meningkat dari 70,6 tahun pada tahun 2011 menjadi 75 tahun pada tahun
2015. Sementara angka melek huruf akan menurun dari 323 warga belajar pada
tahun 2011 menjadi 2 warga belajar pada tahun 2013. Angka partisipasi kasar dan
angkat partisipasi murni untuk jenjang pendidikan SD, SLTP dan SLTA juga mengalami
peningkatan selama periode 2011-2015.
Tabel II.11
26 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Dari Tabel II.11 menunjukkan bahwa pada tahun 2009 panjang jalan lapen mendominasi
dengan 150.643 Km. Untuk pembangunan sarana dan prasarana Jalan lingkungan,
jalan setapak dan Jembatan pelintas dapat dilihat pada Tabel II.12.
Tabel II.12
Pembangunan Jalan Lingkungan, Jalan Setapak dan Jembatan Pelintas
di Kota Ternate 2005-2009
PANJANG JALAN PANJANG JALAN
TAHUN JEMBATAN PELINTAS
LINGKUNGAN SETAPAK
2005 762 M 419 M M (- Unit)
2006 5.056 M 2.312 M 74 M (4 Unit)
2007 3.233 M 4.061 M 48 M (3 Unit)
2008 5.602 M 1.958 M 177 M (6 Unit)
2009 4.321 M 4.556 M 108,5 M (5 Unit)
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate, 2010
Isu strategis :
1. Belum terselesaikannya pembangunan dan peningkatan jalan akses menuju ke
aktivitas perekonomian pada wilayah strategis dan kawasan cepat tumbuh.
2. Terbatasnya ketersediaan jalan menuju tempat wisata potensial.
3. Rendahnya budaya tertib lalu lintas yang dimiliki masyarakat menyebabkan masih
tingginya angka kecelakaan.
4. Masih rendahnya infrastruktur yang menghubungkan antar pulau terutama
Kecamatan Pulau Batang Dua, Kecamatan Moti dan Kecamatan Hiri.
Bab II 27
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Kota Ternate sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perlu didukung dengan sistem
transportasi yang memadai. Pertumbuhan kendaraan dalam Kota Ternate dewasa
ini cukup berpotensi secara signifikan sebagai penyebab utama kemacetan lalu
lintas, karena tidak diimbangi dengan panjang jalan yang ada. Oleh karena itu perlu
diantisipasi dengan penataan sistem transportasi yang mampu mengatasi permasalahan
tersebut.
Isu strategis :
1. Kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana angkutan darat belum mencukupi
dalam mendukung pelayanan transportasi yang aman, nyaman, lancar dan
tertib.
2. Angkutan massal perkotaan belum tertata dengan baik.
3. Dukungan penyediaan fasilitas keselamatan transportasi belum maksimal.
4. Pengawasan dan pembinaan penyelenggaraan transportasi belum maksimal.
2.4.3 Terminal
a. Fasilitas Terminal
Dalam mendukung pertumbuhan sektor-sektor ekonomi, pembangunan terminal
penumpang dan barang perlu dilakukan dengan memperhitungkan fungsi pelayanan
penyebaran, yaitu terminal utama dan terminal lokal. Direncanakan 5 tahun ke depan
terminal utama terutama yang berada pada kawasan Gamalama akan ditingkatkan
fasilitas sarana dan prasarana, hal ini dimaksudkan untuk dapat melayani penumpang
dan arus bongkar muat barang.
28 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Isu strategis :
1. Belum optimalnya sarana dan prasarana terminal dalam mewujudkan pelayanan
yang aman, nyaman, lancar dan tertib.
2. Masih rendahnya ketersediaan fasilitas keselamatan jalan dalam mendukung
kelancaran, kenyamanan dan keselamatan lalu lintas jalan.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh PT. (Persero) ASDP, bahwa dengan
beroperasinya Pelabuhan Penyeberangan Bastiong. Peningkatan permintaan ini
disebabkan karena meningkatnya aktivitas pegawai Provinsi dari dan ke Sofifi.
Potensi kawasan tersebut perlu ditingkatkan menjadi suatu kawasan terpadu yang
strategis, karena hampir semua sektor-sektor ekonomi ada di kawasan ini. Oleh karena
itulah, maka pembangunan Pelabuhan Penyeberangan dan Pelabuhan Laut perlu
dioptimalkan pada kawasan strategis, karena hal ini sebagai pemicu pertumbuhan
kawasan sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah Kota Ternate.
Isu Strategis :
1. Terbatasnya pengembangan areal darat pelabuhan penyeberangan Bastiong.
2. Meningkatnya permintaan angkutan penyeberangan untuk lintasan Ternate-
Sofifi.
3. Terdukungnya pengembangan kawasan Bastiong.
Pelabuhan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang perdagangan antar
daerah. Pelabuhan yang melayani angkutan dari dan ke Kota Ternate adalah Pelabuhan
Dufa-dufa, Pelabuhan Ahmad Yani dan Pelabuhan Bastiong terutama untuk pelayaran
rakyat. Selain itu, terdapat pelabuhan khusus untuk melayani angkutan Perikanan dan
Pertamina.
Isu Strategis
Kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana angkutan laut belum mencukupi dalam
mendukung pelayanan transportasi yang aman, nyaman, lancar, tertib, tepat waktu
dan selamat.
Isu Strategis :
30 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
1. Kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana angkutan udara belum mencukupi
dalam mendukung pelayanan transportasi yang aman, nyaman, lancar, tertib,
tepat waktu dan selamat.
2. Belum terwujudnya sistem pelayanan rute penerbangan lokal dan regional, baik
untuk penumpang maupun untuk kargo.
Demikian juga halnya dengan penyediaan dan pelaksanaan e-Government dan e-Business
di Kota Ternate dalam rangka juga belum terlaksana secara maksimal. Hal ini
disebabkan masih lemahnya koordinasi bersama antar Pemerintah Kabupaten/Kota
dengan Pemerintah Kota Ternate serta dunia usaha yang ada, guna kelancaran arus
Bab II 31
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Isu Strategis :
1. Kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pos, telekomunikasi dan teknologi
informasi belum maksimal.
2. Jaringan pelayanan pos, telekomunikasi, komunikasi dan informatika sampai ke
Pulau Batang Dua, Moti dan Hiri belum maksimal.
3. Pemanfaatan teknologi informatika sebagai media publikasi potensi daerah belum
maksimal.
4. E-Government, e-Bussiness dan e-Society belum terwujud.
Berbagai isu strategis yang dihadapi di bidang keciptakaryaan antara lain : masih
rendahnya tingkat pelayanan prasarana air bersih, sebagian masyarakat tingkat
32 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
kemampuannya masih ada yang relatif rendah untuk memiliki rumah layak huni serta
belum mantapnya dukungan aspek pembiayaan dan sumber daya lainnya.
Persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih di Kota Ternate mencapai
54,98%. Berdasarkan data statisik air minum Kota Ternate 2009, pelanggan rumah
tangga merupakan pengguna air PAM yang terbesar jumlahnya mencapai 89,88%
dari pelanggan lainnya. Sistem penyediaan air minum terpasang di perkotaan sebesar
326 l/det yang berarti mampu melayani 107.231 jiwa, namun jumlah penduduk yang
terlayani baru mencapai 99.264 jiwa. Hal ini dapat diartikan juga bahwa sistem yang
tersedia mampu melayani 66,31% penduduk Kota Ternate, namun yang terpakai
baru 59,39% sehingga masih terdapat sisa kemampuan pelayanan sebesar 6,92%.
Untuk itu, berbagai upaya dilakukan oleh Kota Ternate dalam pemenuhan kebutuhan
air bersih antara lain melaksanakan Program Pengembangan kinerja pengelolaan air
minum dengan upaya peningkatan pelayanan berupa penambahan kapasitas sumber,
jaringan pipa distribusi, sambungan rumah, terminal air, hidran umum serta peralatan
dan bangunan pelengkap lainnya.
Untuk prasarana persampahan, tercatat volume sampah yang diproduksi tahun 2005
sebesar 136.875 m3 dan baru diolah secara memadai sebesar 78.110 m3. Secara
fenomenal, Dinas Kebersihan menunjukkan kinerjanya secara maksimal sepanjang
tahun 2006-2008 dengan volume sampah 139.065 m3 (tahun 2006), 144.175 m3
(tahun 2007), 155.490 m3 (tahun 2008) dan 159.870 (tahun 2009), yang rata-rata
sebesar 86.943 m3 tiap tahun. Tingkat pelayanan persampahan yang dilakukan
Dinas Kebersihan mencapai 78,43% (tahun 2005), 80,24% (tahun 2006), 81,77%
(tahun 2007), 82,00% (tahun 2008) dan 82,02% (tahun 2009). Hal ini terkait juga
dengan perkembangan pembangunan perumahan yang dilakukan oleh masyarakat,
perkembangan ini dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah areal lahan terbuka
yang pada gilirannya akan membawa akibat pada lingkungan baik yang positif maupun
yang negatif. Untuk yang berpengaruh positif tentu akan bermanfaat bagi lingkungan
dan masyarakat, namun perlu diantisipasi pengaruh negatif yang akan menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan di perkotaan secara keseluruhan akibat perencanaan
yang kurang baik dan adanya tingkat urbanisasi yang tinggi ataupun perkembangan
alamiah.
Bab II 33
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Dengan demikian, akan timbul masalah yang lebih kompleks apabila tidak diiringi pula
dengan perencanaan pembangunan prasarana dan sarana dasar yang tepat dan efisien.
Isu Strategis :
1. Masih rendahnya tingkat pelayanan prasarana dasar air bersih;
2. Masih rendahnya tingkat pelayanan persampahan dan penanganan air limbah;
3. Masih rendahnya tingkat kepemilikan rumah dan lingkungan yang layak huni;
4. Belum optimalnya penyediaan prasarana dasar kawasan perkotaan, kawasan
tradisional dan bersejarah;
5. Belum Optimalnya pengendalian banjir khususnya di Kota Ternate;
6. Masih belum optimalnya penyelenggaraan penataan ruang.
Sementara, rasio elektrifikasi di Kota Ternate baru mencapai 63,11 persen. Tantangan
dalam lima tahun mendatang adalah memperluas jaringan layanan listrik di seluruh
Kota Ternate dan meningkatkan akses masyarakat terhadap listrik terutama dalam
mendorong perekonomian masyarakat dengan tumbuhnya sentra-sentra industri.
34 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Isu Strategis :
1. Masih terbatasnya dukungan penyediaan energi listrik untuk mengembangkan
kegiatan ekonomi dan kebutuhan masyarakat.
2. Belum optimalnya pembangkit dan pengembangan jaringan listrik di Kota Ternate.
3. Masih rendahnya rasio elektrifikasi.
Pola konsumsi pangan penduduk Kota Ternate menunjukkan konsumsi pangan nabati
masih didominasi dari padi-padian dalam hal ini beras (nabati), sementara konsumsi
pangan hewani dan sumber vitamin dan mineral masih rendah, menyebabkan kualitas
konsumsi gizi masyarakat Kota Ternate masih rendah, belum beragam dan bergizi
seimbang.
Isu Strategis :
1. Pola konsumsi belum beragam, bergizi seimbang karena masih sangat tergantung
dengan beras.
2. Kemiskinan menyebabkan rendahnya akses pangan masyarakat.
Bab II 35
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Selama kurun waktu tahun 2009, luas panen, produksi dan produktivitas dari beberapa
komoditi tersebut diatas tercatat : Jagung luas panennya 81,68 ha dengan jumlah
produksi sekitar 181,09 ton dan produktivitas 7,79 ton/ha; ubi kayu luas panen 375,6
ha dengan jumlah produksi 1.512,23 ton dan produktivitas sekitar 15,28 ton/ha dan
kacang tanah memiliki luas lahan dan produksi adalah 32,04 ha, 10,06 ton dengan
produktivitas sebesar 2,25 ton/ha.
Tabel II.13
Produksi dan Luas Panen Tanaman Pangan dan Holtikultura
Tahun 2007-2009
TAHUN
NO JENIS SATUAN
2007 2008 2009
1 2 3 4 5 6
TANAMAN PANGAN
Luas (Ha) 67,20 112,21 81,68
1 Jagung
Produksi (Ton) 71,97 184,60 181,09
Luas (Ha) 25,52 27,77 32,04
2 Kacang Tanah
Produksi (Ton) 7,93 9,01 10,6
Luas (Ha) 321,90 356,16 375,6
3 Ubi Kayu
Produksi (Ton) 1.308,72 1.439,58 1.512,23
Luas (Ha) 22,88 25,18 27,06
4 Ubi Jalar
Produksi (Ton) 40,85 47,83 51,71
36 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
TAHUN
NO JENIS SATUAN
2007 2008 2009
1 2 3 4 5 6
TANAMAN HOLTIKULTURA
1 Alpukat Produksi (Ton) 32,22 33,53 35,58
2 Nanas Produksi (Ton) 26,98 27,57 28,99
3 Pisang Produksi (Ton) 661,45 740,14 778,29
4 Terung Produksi (Ton) 79,94 87,91 96,71
5 Ketimun Produksi (Ton) 124,89 137,36 151,10
6 Kangkung Produksi (Ton) 21,21 23,98 35,97
Isu Strategis :
1. Belum optimalnya pemanfaatan lahan pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.
2. Masih rendahnya Produktivitas Tanaman Pangan karena terbatasnya ketersediaan
sarana produksi dan sarana penunjang pengairan (irigasi dan infrastruktur
pengairan tingkat usaha tani).
3. Belum berkembangnya potensi sentra-sentra produksi untuk komoditi unggulan
pertanian.
4. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil dan rendahnya mutu produk tanaman
pangan dan hortikulutura.
5. Masih rendahnya pengetahuan dan kemampuan SDM petani dalam pengembangan
usaha pertanian.
6. Belum berfungsinya kelembagaan usaha tani dalam peningkatan kesejahteraan
petani.
2.5.3 Perkebunan
Sebagaimana daerah Maluku Utara pada umumnya, corak pertanian Kota Ternate pun
didominasi oleh sub sektor tanaman perkebunan. Secara historis komoditi tanaman
Bab II 37
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
perkebunan terutama cengkih dan pala dari daerah ini sudah dikenal sejak zaman
kolonial. Sampai saat ini kedua kondisi tersebut masih menjadi bagian dari mata
pencaharian sebagian penduduk.
Jenis usaha tani komoditi tanaman perkebunan banyak diusahakan oleh skala usaha
rumah tangga di Kota Ternate. Produksi tanaman perkebunan tidak saja dipasarkan
di Dalam Negeri tetapi juga merupakan komoditi ekspor yang mempunyai prospek
ekonomi cukup potensial untuk dipasarkan ke luar negeri. Adapun jenis tanaman
perkebunan yang banyak diusahakan rumahtangga pertanian di derah ini antara lain :
Cengkih, Kelapa, Pala dan kayu manis sementara coklat dan lada masih belum banyak
diusahakan.
Isu strategis :
1. Belum berkembangnya usaha agribisnis dan agroindustri di Kota Ternate.
2. Belum optimalnya pengembangan industri pengolahan hasil perkebunan sehingga
belum mampu meningkatkan nilai tambah.
3. Masih rendahnya kualitas SDM dan kelembagaan petani dalam mendukung usaha
perkebunan.
4. Tingginya penyebaran hama penyakit tanaman yang merusak tanaman dan
mengurangi produktivitas tanaman.
38 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
taraf hidup masyarakat khususnya di daerah pesisir yang sebagian besar bermata
pencaharian sebagai nelayan. Sampai saat ini potensi laut yang dimiliki daerah ini
belum dapat dikelola dan dikembangkan secara optimal disebabkan antara lain masih
terbatasnya fasilitas yang ada bagi para nelayan terutama pada peralatannya.
Jenis-jenis ikan yang produksinya cukup tinggi di wilayah Kota Ternate antara lain
tuna/cakalang, layang/selar, tongkol serta kakap/kerapu. Produksi jenis-jenis ikan
tersebut di daerah ini sepanjang tahun 2009 adalah : tuna/cakalang 447.151 ton,
tongkol 116.188 ton, layang/selar 42.208 ton serta kakap/kerapu mencapai 19.474
.474
ton. Perkembangan produksi hasil perikanan, jenis motor laut yang digunakan serta
jenis alat tangkap yang digunakan..
Isu Strategis :
1. Masih rendahnya penguasaan teknologi penangkapan dan budidaya perikanan
dan kelautan.
2. Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana untuk kegiatan usaha perikanan
baik tangkap maupun budidaya.
3. Masih rendahnya teknologi penanganan paska produksi dan pemasaran ikan hasil
tangkapan laut dan budidaya.
4. Belum optimalnya pencegahan dan penanganan penyakit budidaya ikan air
tawar.
2.5.5 Peternakan
Kebutuhan konsumsi hasil ternak masyarakat di Kota Ternate, hingga saat ini masih
didominasi suplai stok dari luar kota, hal tersebut disebabkan produksi ternak lokal
masih relatif rendah sementara dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah
mengakibatkan permintaan terhadap hasil ternak menjadi makin meningkat pula.
Jenis ternak dan hasil ternak yang banyak didatangkan dari luar Kota Ternate seperti
ayam potong, sapi dan telur.
Meskipun dengan tingkat produksi yang relatif rendah dibanding tingkat kebutuhan
masyarakat, namun masih cukup banyak pula petani yang mengusahakan ternak.
Bab II 39
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Rumah tangga petani ternak di daerah ini lebih banyak mengusahakan jenis ternak
seperti sapi dan kambing serta unggas berupa ayam buras. Hingga tahun 2009,
populasi jenis ternak dan unggas di Kota Ternate tercatat : sapi 1.606
.606 ekor, kambing
13.764
.764 ekor dan unggas 156.820
.820 ekor.
Isu Strategis :
1. Belum optimalnya kapasitas produksi ternak lokal untuk mencukupi kebutuhan
konsumsi masyarakat di Kota Ternate.
2. Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dibidang peternakan sebagai
investasi melalui kerjasama perbankan.
3. Belum optimal pemanfaatan teknologi dibidang peternakan guna meningkatkan
hasil produksi peternakan.
2.5.6 Kehutanan
Luas kawasan non budidaya hutan lindung di Kota Ternate berdasarkan data Ternate
dalam Angka Tahun 2009 adalah 2.221 ha. Dalam perkembangannya luas kawasan
hutan tersebut saat ini telah banyak mengalami perubahan.
Isu Strategis :
Kondisi kawasan hutan lindung di wilayah Kota Ternate telah diokupasi dan atau
dimanfaatkan oleh masyarakat. Kondisi ini memerlukan penanganan yang lebih intensif
untuk menjadikannya sebagai peluang partisipatif masyarakat di sekitar kawasan
hutan.
40 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab II 41
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
42 Bab II
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Isu Strategis :
1. Belum optimalnya pengembangan kawasan strategis kepentingan pertumbuhan
ekonomi sebagai penggerak ekonomi Kota Ternate.
2. Belum adanya keseimbangan, keterpaduan, keterkaitan, dan konsistensi
perencanaan, penataan dan pengembangan tata ruang.
3. Belum optimalnya langkah-langkah pengembangan klaster, dalam rangka
peningkatan pertumbuhan antar kawasan strategis.
Bab II 43
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN
KERANGKA PENDANAAN
Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah yang dilakukan pada kurun waktu 2005-
2009 diarahkan pada intensifikasi dan ekstensifikasi pengelolaan pendapatan daerah
terutama sumber penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk pajak daerah
Bab III 45
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
dan retribusi daerah, penerimaan hasil laba BUMD dan pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, serta penerimaan lain-lain PAD yang sah. Kebijakan pengelolaan
pendapatan daerah juga dilakukan dengan mengoptimalkan dana perimbangan
termasuk dana bagi hasil pajak dan dana bagi hasil bukan pajak.
Tabel III.1
Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Ternate
Tahun 2005-2009 (Rp. Juta)
KONTRIBUSI PAD
DANA LAIN-LAIN PENDAPATAN
TAHUN PAD THD PENDAPATAN
PERIMBANGAN PENDAPATAN DAERAH
DAERAH (%)
2005 T 11.781,000 175.968,000 9.545,820 197.294,820 5,97
R 11.910,137 184.336,254 11.365,626 207.611,018 5,73
2006 T 14.750,500 260.401,320 3.405,000 278.556,820 5,29
R 16.765,470 270.973,303 3.404,803 291.143,577 5,76
2007 T 18.025,000 334.620,627 5.622,000 358.267,627 5,03
R 18.640,985 342.786,067 17.974,284 379.401,337 4,91
2008 T 23.075,000 355.847,157 34.138,914 413.061,071 5,58
R 23.081,410 343.433,456 36.451,348 402.966,215 5,72
2009 T 26.905,000 363.203,346 73.215,063 463.323,409 5,80
R 23.571,413 363.020,229 73.241,634 459.833,277 5,12
Keterangan : T = Target R=Realisasi
46 Bab III
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Struktur Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Ternate Tahun 2005-2009 mengindikasikan
bahwa sumber utama PAD berasal dari pajak daerah. Berbagai langkah yang telah
dilakukan untuk mengoptimalkan PAD antara lain adalah peningkatan penagihan pajak,
sosialiasi dan penyuluhan pajak untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
membayar pajak, intensifikasi pendataan dan penagihan pajak kendaraan bermotor
dari luar daerah yang beroperasi di Kota Ternate. Langkah lain yang telah dilakukan
adalah penguatan koordinasi antardinas/instansi pemungut retribusi, peningkatan
penerimaan dari BUMD, peningkatan kinerja BUMD, dan peningkatan koordinasi
dengan BUMN dan BUMS dalam bentuk Sumbangan Pihak Ketiga. Berbagai langkah
tersebut secara bertahap telah meningkatkan PAD Kota Ternate.
Tabel III.2
Struktur Pendapatan Asli Daerah Kota Ternate Tahun 2005-2009
Kekayaan
Lain-lain PAD
Pajak Daerah Retribusi Daerah Daerah yang Total
yang sah
Tahun Dipisahkan
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
(%) (%) (%)
(Rp. Juta) (Rp. Juta) (Rp. Juta) (%) (Rp. Juta) (Rp. Juta) (%)
2005 4.639,045 38,95 4.375,554 36,74 - - 2.895,537 24,31 11.910,137 100
2006 5.327,093 31,77 5.361,447 31,98 - - 6.076,928 36,25 16.765,470 100
2007 5.781,772 31,02 6.099,819 32,72 - - 6.759,393 36,26 18.640.985 100
2008 7.876,232 34,12 8.384,763 36,33 - - 6.820,414 29,55 23.081,410 100
2009 8.157,823 34,61 9.810,752 41,62 128,865 0,55 5.473,971 23,22 23.571,413 100
Rata-
6.356,939 34,09 6.806,467 35,88 5.605,247 29,72 18.793,883 100
rata
Sumber: Dinas PPKAD Kota Ternate Tahun 2010
Bab III 47
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tantangan pengelolaan PAD dalam lima tahun mendatang antara lain adalah perlunya
percepatan pengembangan ekonomi daerah, pembenahan administrasi perpajakan
dan perbaikan pelayanan perpajakan untuk meningkatkan pajak daerah. Selain
itu, tantangan yang perlu dihadapi untuk meningkatkan PAD adalah meningkatkan
pelayanan publik, mengoptimalkan pengelolaan kekayaan dan asset daerah, dan
memberikan kemudahan perijinan usaha.
Tabel III.3
Realisasi Pajak Daerah Kota Ternate
Tahun 2005-2009 (Rp. Juta)
URAIAN 2005 2006 2007 2008 2009
1. Pajak Hotel dan Restoran 494,290 674,098 1.035,167 1.304,521 1.518,978
2. Pajak Hiburan 13,300 86,795 52,374 30,586 32,390
3. Pajak Reklame 387,000 406,021 573,130 688,032 722,775
4. Pajak Penerangan Jalan 2.319,301 2.494,122 2.705,515 3.846,901 3.657,320
5. Pajak Pengambilan dan Pengolahan 1.425,152 1.666,054 1.415,584 2.006,191 2.212,359
Bahan Galian C
6. Pajak Usaha Rumah Kost - - - 14,000
Sumber: Dinas PPKAD Kota Ternate Tahun 2010
Sumber pendapatan daerah Kota Ternate juga berasal dari Dana Perimbangan. Dalam
kurun waktu 2005-2009, Dana Perimbangan Kota Ternate rata-rata mencapai Rp.
300.909,862 juta per tahun, sedangkan Bagi Hasil Pajak sebesar Rp. 36.256,289 juta
per tahun, Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp. 8.074,250 juta per tahun, dan Dana
Alokasi Umum sebesar Rp. 218.430,961 juta per tahun. Dari segi pertumbuhan selama
periode tersebut, penerimaan total dana perimbangan meningkat rata-rata sebesar
19,85 persen per tahun, bagi hasil pajak rata-rata sebesar 8,58 persen per tahun, bagi
hasil bukan pajak rata-rata sebesar 26,14 persen dan dana alokasi umum rata-rata
sebesar 18,81 persen.
Struktur penerimaan dari dana perimbangan Kota Ternate menunjukkan bahwa dana
alokasi umum rata-rata menyumbang sebesar 72,87 persen, bagi hasil bukan pajak
rata-rata sebesar 2,65 persen dan bagi hasil pajak rata-rata sebesar 12,45 persen per
tahun ( Tabel III.4)
Tabel III.4
48 Bab III
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab III 49
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
50 Bab III
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
11. Penegakan Supremasi Hukum, Hak Azasi Manusia, untuk Mendorong Partisipasi
Publik yang Dinamis dan Konstruktif.
Belanja daerah tahun anggaran 2007 menunjukkan bahwa belanja langsung sebesar
61,18 persen dan belanja tidak langsung sebesar 38,82 persen. Belanja tidak langsung
sebagian besar digunakan untuk belanja pegawai (83,19 persen). Sementara belanja
langsung digunakan untuk belanja modal sebesar 62,92 persen dan belanja barang
dan jasa sebesar 22,87 persen (lihat Tabel III.5).
Tabel III.5
Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007 dan 2008
(Rp. Juta)
Tahun 2007 Tahun 2008
URAIAN
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
BELANJA 404.895,712 365.164,244 90,19 460.567,024 429.167,129 93,18
1. Belanja Tidak langsung 154.456,997 141.757,882 91,78 173.274,066 163.250,445 94,22
- Belanja Pegawai 129.917,997 117.928,427 90,77 162.845,566 152.897,533 93,89
- Belanja Bunga - - 0 - - 0
- Belanja Subsidi - - 0 - - 0
- Belanja Hibah - - 0 - - 0
- Belanja Bantuan Sosial 23.539,000 22.950,525 97,50 9.248,500 9,248,050 100
- Belanja Bantuan Keuangan - - 0 - - 0
- Belanja Tidak Terduga 1.000,000 878,929 87,90 1.180,000 1.104,862 93,63
2. Belanja Langsung 250.438,714 223.406,362 89,21 287.292,958 265.916,683 92,56
- Belanja Pegawai 32.585,160 31.743,489 97,42 42.344,115 39.827,563 94,06
- Belanja Barang dan Jasa 52.903,949 51.102,836 96,60 74.028,562 70.463,569 95,18
- Belanja Modal 164.949,604 140.560,035 85,21 170.920,280 155.625,551 91,05
II. PEMBIAYAAN 36.801,216 36.801,216 100 46.783,610 46.783,610 100
1. Penerimaan Daerah 41.301,216 41.301,216 100 50.783,610 50.783,610 100
- SILPA 41.301,216 41.301,216 100 50.783,610 50.783,610 100
2. Pengeluaran Daerah 4.500,000 4.500,000 100 4.000,000 4.000,000 100
- Penyertaan Modal 4.500,000 4.500,000 100 4.000,000 4.000,000 100
Sumber : Dinas PPKAD Kota Ternate, 2010
Struktur belanja daerah tahun anggaran 2008 sedikit berbeda dengan belanja tahun
anggaran 2007. Pada tahun 2008, rasio belanja langsung terhadap total belanja adalah
61,96 persen, sedangkan belanja tidak langsung sebesar 38,04 persen. Belanja tidak
langsung sebagian besar digunakan untuk belanja pegawai (93,66 persen). Sementara
Bab III 51
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
belanja langsung digunakan untuk belanja modal sebesar 58,82 persen dan belanja
barang dan jasa sebesar 26,50 persen.
Belanja daerah tahun anggaran 2009 menunjukkan bahwa belanja langsung sebesar
58,77 persen dan belanja tidak langsung sebesar 41,23 persen. Belanja tidak langsung
sebagian besar digunakan untuk belanja pegawai (93,50 persen). Sementara belanja
langsung digunakan untuk belanja modal sebesar 57,66 persen dan belanja barang
dan jasa sebesar 28,70 persen (lihat Tabel III.6).
Tabel III.6
Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009
(Rp. Juta)
Tahun 2009
URAIAN
Rencana Realisasi %
BELANJA 502.706,110 475.234,718 94,54
1. Belanja Tidak langsung 199.395,270 195.961,187 98,28
- Belanja Pegawai 186.481,770 183.224,075 98,25
- Belanja Bunga - - -
- Belanja Subsidi - - -
- Belanja Hibah 2.350,000 2.350,000 100
- Belanja Bantuan Sosial 8.313,500 8.310,977 99,97
- Belanja Bantuan Keuangan - - -
- Belanja Tidak Terduga 2.250,000 2.076,133 92,27
2. Belanja Langsung 303.310,840 279.273,531 92,08
- Belanja Pegawai 41.646,533 38.087,349 91,45
- Belanja Barang dan Jasa 84.773,849 80.148,056 94,54
- Belanja Modal 176.890,457 161.038,125 91,04
II. PEMBIAYAAN 39.382,701 18.458,492 46,87
1. Penerimaan Daerah 40.582,701 19.608,492 48,32
- Sisa Lebih Perhitungan Anggarn 20.582,701 19.608,492 95,27
- Penerimaan Pinjaman Daerah 20.000,000 - 0
2. Pengeluaran Daerah 1.200,000 1.150,000 95,83
- Penyertaan Modal (Investasi) 1.200,000 1.150,000 95,83
Sumber : Dinas PPKAD Kota Ternate, 2010
52 Bab III
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan belanja daerah antara lain
adalah:
(1) Belum adanya konsistensi peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
struktur keuangan daerah. Selain itu, peraturan perundang-undangan tentang
pengelolaan keuangan daerah terus mengalami perubahan yang menyebabkan
kelambatan dalam proses penyusunan anggaran, mengganggu kelancaran
dalam pelaksanaan anggaran dan menghambat kecepatan dalam pelaporan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran.
(2) Adanya perubahan peraturan perundangan yang sangat cepat tanpa diikuti
oleh sosialisasi juga telah menyebabkan keterlambatan penyesuaian terhadap
peraturan yang baru dan berdampak terhadap kurang optimalnya penyerapan
belanja daerah.
(3) Terbatasnya pemahaman aparatur terhadap teknis penyusunan anggaran dan
pengalokasian dana terutama dalam penentuan prioritas belanja dengan mengacu
pada prinsip anggaran berbasis kinerja.
(4) Belum adanya standar pelayanan minimal sebagai acuan dalam mengalokasikan
anggaran belanja daerah.
(5) Belum adanya standar analisis belanja sebagai acuan yang digunakan untuk
mengukur tingkat kewajaran belanja dan beban kerja.
(6) Belum semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Dinas/Instansi
menggunakan anggaran berbasis kinerja sebagai dasar penyusunan anggaran.
Kondisi ini menyebabkan kesulitan dalam menetapkan indikator kinerja program
dan kegiatan setiap SKPD dan ketidaktepatan dalam mengalokasikan belanja
daerah untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan.
Bab III 53
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Pendekatan berbasis kinerja berarti bahwa penetapan anggaran suatu SKPD harus
disertai sasaran dan indikator kinerja (masukan, keluaran dan hasil) yang spesifik,
terukur, dapat dicapai, masuk akal dan memperhatikan dimensi waktu, sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi; serta memperhatikan kondisi keuangan daerah. Sedangkan
penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas berarti bahwa penetapan mekanisme
pengendalian, pengawasan, evaluasi dan pelaporan berbasis sistem informasi yang dapat
diakses oleh seluruh pemangku kepentingan sehingga pengelolaan dana bermanfaat
bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah secara berkelanjutan.
54 Bab III
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab III 55
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel III.7
Proyeksi Pendapatan Kota Ternate
Tahun 2010-2015 (Rp. Miliar)
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015
56 Bab III
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
keluaran dan dampak positif yang menjadi target daerah untuk dicapai dalam lima
tahun.
Kedua, alokasi anggaran dalam dokumen anggaran setiap Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) harus secara jelas menunjukkan keselarasan dan kesesuaian dengan
tugas pokok dan fungsi setiap unit satuan kerja dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD), yaitu seperti apa yang telah diamanatkan dalam Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renja SKPD). Hal ini harus dilakukan untuk menjamin setiap alokasi dana
publik untuk membiayai proses pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan pembangunan daerah, dilaksanakan oleh institusi pemerintah
yang berkompeten dan bertanggungjawab dalam proses pencapaiannya. Langkah ini
harus dilakukan untuk mencegah inefisiensi alokasi yang disebabkan oleh proses kerja
yang tumpang tindih, tidak terarah, tidak konsisten dengan perencanaan tugas pokok
dan fungsi serta tidak secara substansial memberikan kontribusi kepada pencapaian
sasaran kebijakan daerah.
Ketiga, seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus berani untuk melakukan
penilaian kembali dan penghematan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat tidak
substansif pada pencapaian keluaran dan hasil sehingga pengeluaran-pengeluaran
pada pos tersebut dapat secara signifikan dihemat. Sebaliknya, seluruh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dapat mengidentifikasikan keluaran atau hasil yang sangat
krusial untuk mencapai sasaran kebijakan daerah yang menjadi tanggung jawabnya,
sehingga alokasi anggaran menghasilkan secara nyata peningkatan kesejahteraan dan
perbaikan kualitas hidup masyarakat.
Kebijakan pengelolaan belanja daerah Pemerintah Kota Ternate selama tahun 2011-
2015 mengutamakan pada pencapaian hasil program dan kegiatan melalui belanja
langsung dengan arah sebagai berikut:
1. Peningkatan dan Penataan Infrastruktur Perkotaan serta Percepatan dan
Pemerataan Infrastruktur pada Wilayah Kecamatan.
2. Mewujudkan Pendidikan Murah, Terjangkau dan Berkualitas.
3. Mewujudkan Kesehatan Murah, Terjangkau dan Berkualitas.
4. Kebijakan Anggaran (APBD)
APBD)) yang
ang Proporsional dan Pro Rakyat.
Bab III 57
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Dengan kebijakan belanja daerah tersebut, komposisi belanja daerah diperkirakan akan
didominasi oleh belanja langsung dengan rasio terhadap belanja total adalah rata-rata
sebesar 42,82 persen, sedangkan belanja tidak langsung diperkirakan sekitar 58,66
persen. Perkiraan belanja daerah Kota Ternate hingga tahun 2015 adalah sebagai
berikut (lihat Tabel III.8).
Tabel III.8
Perkiraan Belanja Daerah Kota Ternate
Tahun 2010-2015 (Rp. Miliar)
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015
BELANJA DAERAH 448,170 494,490 506,852 519,532 597,452 657,197
I. Belanja Tidak Langsung 265,111 267,104 289,855 334,753 358,104 376,275
1. Belanja Pegawai 244,837 257,351 283,086 325,549 348,338 365,755
2. Belanja Bunga 0,300 - - - - -
3. Belanja Subsidi - - - - - -
4. Belanja Hibah 12,775 2,144 2,409 3,125 3,188 3,520
5. Belanja Bantuan Sosial 6,198 6,108 4,360 4,578 4,578 5,000
58 Bab III
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab III 59
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
60 Bab III
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab III 61
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
BAB IV
ANALISA ISU STRATEGIS DAERAH
Bab IV 63
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
(3) Desentralisasi dan otonomi daerah memberikan kewenangan dan sumber daya
bagi pemerintah daerah yang lebih besar untuk menyelenggarakan pemerintahan,
dan memberi ruang yang lebih luas bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan.
a. dengan kewenangan otonomi daerah dan ketersediaan sumber saya alam
yang tersedia, Pemerintah Kota Ternate akan mempunyai kesempatan yang
lebih luas dan terbuka untuk mengelola sumber daya secara lebih efisien,
produktif dan efektif bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemajuan
daerah.
b. Pemerintah Kota Ternate akan dapat menjalankan fungsi secara optimal
dan motivasi yang tinggi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara lebih baik, mudah, murah dan bermutu.
64 Bab IV
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
(3) Desentralisasi dan otonomi daerah membawa dampak yang dapat mengganggu
kelancaran pembangunan Kota Ternate, yaitu:
Bab IV 65
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
66 Bab IV
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
e. Kota Ternate memiliki kawasan pesisir yang menyimpan potensi bagi pengem-
bangan ekonomi wilayah.
f. Kota Ternate sejak lama terkenal sebagai sentra perdagangan komoditas unggulan
seperti pala dan cengkih, yang memiliki jejaring pemasaran domestik dan ekspor
yang sangat baik.
g. Kota Ternate memiliki potensi wisata yang cukup kaya dan beragam, yaitu
wisata alam seperti Pantai Sulamadaha, Batu Angus, Danau Tolire dan lainnya,
serta wisata budaya seperti Keraton Kesultanan Ternate dan beberapa Benteng
kejayaan peninggalan Belanda dan Portugis.
h. Kota Ternate memiliki lapangan terbang yang selaian melayani penerbangan
nasional juga melayani rute penerbangan lokal, yang keberadaannya dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif angkutan antar kabupaten/kota di Provinsi
Maluku Utara.
Bab IV 67
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
68 Bab IV
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab IV 69
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
70 Bab IV
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab IV 71
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
pendidikan yang ditempuh oleh kaum wanita dan terpinggirkan peran wanita
dalam pembangunan seperti, masih bias gender dalam penerimaan pegawai,
promosi jabatan dan diskriminasi dalam dunia kerja. Fenomena ini tidak lagi
menjadi isu domistik perempuan tetapi isu mendasar pembangunan Kota
Ternate kedepan.
Belum sinerginya integrasi sosial masyarakat dalam upaya peningkatan
partisipasi yang lebih luas dan efektif dalam membuat kebijakan publik yang
menyangkut masyarakat.
Penanganan masalah sosial budaya yang terkait dengan masalah kemiskinan
perkotaan, gesekan kepentingan antar masyarakat dan antar kampung.
Makin menjauhnya sebagian besar masyarakat dari nilai adat budaya lokal,
termasuk pemaknaan atas adat se atoran sebagai sumber nilai dan etos
sosial, yang terbukti ampuh menjadi nilai identitas masyarakat Ternate pada
masa kejayaannya.
Berkurangnya perhatian dan kesadaran pemerintah daerah, dan stakeholder
di daerah, untuk melakukan rekonstruksi nilai budaya dan kearifan lokal.
Belum maksimalnya peran lembaga keagamaan serta perhatian yang hanya
fokus pada sarana prasarana tanpa penguatan basis nilai relegiusitas semakin
menjauhkan warga dari nilai-nilai agama.
Masih tingginya angka buta baca Al-Quran di Kota Ternate.
72 Bab IV
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab IV 73
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
PEMBANGUNAN DAERAH
5.1.1 Visi
Dengan mempertimbangkan keinginan luhur dari para pendiri bangsa dan cerminan
hati sanubari rakyat Kota Ternate untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera
lahir dan batin, memperhatikan isu strategis dalam lima tahun mendatang serta
memperhatikan amanat konstitusional yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
maka Visi Pembangunan Kota Ternate Tahun 2011-2015 adalah:
Bab V 75
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
pekerti luhur, toleran, penuh belas kasih, yang menempatkan nilai keberagamaan
sebagai basis moral yang membentuk kesadaran sosial dan tercermin dalam
kehidupan sosial yang santun, religius,, aman dan tentram.
3. Ternate Harmonis, artinya mengupayakan terwujudnya keserasian,
keselarasan dan keseimbangan lingkungan sosial dan lingkungan fisik perkotaan,
melalui tata ruang perkotaan terpadu, serasi, nyaman dan sehat, yang mampu
mengakomodasi dinamika ekonomi, sosial budaya, dan politik secara seimbang
melalui ketersediaan ruang publik yang representatif bagi seluruh masyarakat
tanpa kesan pengabaian dan diskriminasi, sehingga menumbuhkan rasa memiliki
terhadap Kota Ternate, terpeliharanya persatuan dan kesatuan, meningkatkan
wawasan kebangsaan, kerukunan dalam pembauran, semangat persaudaraan,
sikap toleran baik antar umat beragama,, antar etnik, maupun antar kelompok.
4. Ternate Mandiri, artinya menjadikan
enjadikan Ternate Kota Jasa dan Perdagangan
sebagai pusat perekonomian Maluku Utara, melalui penataan sistem pengelolaan
keuangan daerah yang efisien,, ekonomis, kompetitif,, dukungan infrastruktur
ekonomi yang memadai, kepastian hukum, kemudahan investasi. Sekaligus
mendorong kreatifitas dan produktifitas melalui pengembangan Koperasi dan
Usaha Mikro Kecil Menengah agar lebih produktif dan berdaya saing, yang
diarahkan pada kemandirian ekonomi masyarakat.
5. Ternate Berkeadilan, artinya mewujudkan prinsip persamaan hak warga
negara di hadapan hukum dan pemerintahan yang diarahkan pada penegakan
supermasi hukum, perlindungan HAM, keterbukaan akses dan kesempatan
yang merata dalam pelayanan publik disemua bidang yang diarahkan secara
sungguh-sungguh pada upaya menjamin kesejahteraan rakyat melalui kebijakan
APBD yang memihak rakyat, serta kualitas pelayanan publik, pemerataan akses
pelayanan kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, peningkatan pendapatan
masyarakat, teratasinya masalah perkotaan seperti kemiskinan, mengurangi
kesenjangan antar wilayah dan sektoral, serta pemberdayaan masyarakat hingga
mampu memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs).
6. Ternate Berwawasan Lingkungan,, artinya mengupayakan penataan
pembangunan perkotaan
kotaan
an yang seluruh arah perkembangannya didasarkan pada
keasrian dan keaslian potensi lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya,,
dengan memperhatikan keseimbangan ekologis.. Hal ini diarahkan pada upaya
revitalisasi lingkungan fisik perkotaan dan lingkungan hidup yang hijau, asri,
76 Bab V
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
nyaman, dan sehat melalui penataan yang padu dan serasi antara lingkungan
hidup dan lingkungan sosial, yang diharapkan memberi ketenangan, kenyamanan
dan kedamaian kepada warga masyarakat, sekaligus mengupayakan pelestarian
ekologi pantai, dan menghindari kecenderungan eksploitasi lingkungan fisik dan
ekologi pantai sebagai dampak pengembangan water front city, dan perilaku
masyarakat yang relatif belum ramah lingkungan.
5.1.2 Misi
Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kota Ternate Tahun 2011-2015 tersebut,
misi pembangunan Kota Ternate adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan Ternate yang agamis.
2. Mewujudkan pemerataan Sarana dan Prasarana perekonomian yang lebih repre-
sentatif.
3. Membangun Ternate sebagai kota pesisir berbasis lingkungan.
4. Membangun Ternate sebagai kota pariwisata berciri budaya dan bahari.
5. Membangun Ternate sebagai kota terbuka, demokratis dan adil.
6. Membangun Ternate yang sehat dan sejahtera.
Gambar V.1
Hubungan Kinerja Pembangunan Daerah
Bab V 77
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Gambar V.2
Keterhubungan Visi - Misi dalam RPJM
78 Bab V
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab V 79
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
80 Bab V
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab V 81
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
82 Bab V
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
5.2.1 Tujuan
Tujuan Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Ternate Tahun 2011-2015
berdasarkan 11 (sebelas) Program Prioritas adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan dan Penataan Infrastruktur Perkotaan serta Percepatan dan
Pemerataan Infrastruktur pada Wilayah Kecamatan.
2. Mewujudkan Pendidikan Murah, Terjangkau dan Berkualitas.
3. Mewujudkan Kesehatan Murah, Terjangkau dan Berkualitas.
4. Kebijakan Anggaran (APBD)
APBD)) yang
ang Proporsional dan Pro Rakyat.
Bab V 83
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
5.2.2 Sasaran
1. Tujuan 1 : Peningkatan dan Penataan Infrastruktur Perkotaan serta Percepatan
dan Pemerataan Infrastruktur pada Wilayah Kecamatan;
Yang diarahkan pada percepatan pengembangan infrastruktur secara merata dan
berkeadilan, terutama pada kecamatan-kecamatan di luar kawasan perkotaan
untuk membuka keterisolasian, serta memungkinkan terjadinya mobilitas arus
barang dan manusia yang mempercepat perkembangan secara merata pada
semua wilayah kecamatan.
2. Tujuan 2 : Mewujudkan Pendidikan Murah, Terjangkau dan Berkualitas;
Yang diarahkan pada upaya peningkatan Sumber Daya Manusia, khususnya
peningkatan derajat Pendidikan melalui perluasan akses pendidikan yang murah
dan terjangkau, sarana dan fasilitas yang memadai, tenaga guru yang cukup, dan
mutu yang terus membaik.
84 Bab V
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab V 85
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Menengah (UMKM), Pedagang Kaki Lima, dan Pedagang Tradisional, menuju pada
kemandirian dan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic need).
8. Tujuan 8 : Pelayanan Publik yang Cepat, Murah dan Mudah;
Yang diarahkan pada terwujudnya pelayanan publik oleh aparatur yang profesional,
dengan pelayanan yang cepat, mudah, murah, nyaman dan berkualitas.
9. Tujuan 9 : Pengembangan Masyarakat Kawasan Pesisir Secara Berkelanjutan;
Yang diarahkan pada peningkatan kemandirian masyarakat, melalui pengem-
bangan ekonomi kerakyatan berbasis potensi pesisir, melalui pengembangan
usaha mikro kecil, menengah, koperasi yang mengarah pada produktifitas, dan
kemampuan daya saing.
10. Tujuan 10 : Membangun Kepedulian Sosial, Kesadaran Nilai Keagamaan,
Kebudayaan dan Adat Istiadat;
Yang diarahkan untuk menjawab permasalahan perkotaan seperti menurunnya
kesadaran spiritualitas keberagamaan, solidaritas sosial dan kesadaran kebudayaan
sebagai identitas daerah dan jati diri masyarakat, meningkatkan etos sosial, dan
optimalisasi penanggulangan masalah-masalah sosial seperti minuman keras,
PSK, narkoba serta permasalahan sosial lainnya.
11. Tujuan 11 : Penegakan Supremasi Hukum, Hak Azasi Manusia, untuk Mendorong
Partisipasi Publik yang Dinamis dan Konstruktif;
yang diarahkan untuk menjawab masalah penegakan dan kepastian hukum di
daerah, termasuk upaya mengadakan regulasi daerah yang mampu mendorong
partisipasi publik yang dinamis dan konstruktif, serta regulasi untuk menjamin
kualitas pelayanan publik.
86 Bab V
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menuju Kota
Ternate sejahtera dan terdepan bersama masyarakat cerdas yang berbudaya, perlu
perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Strategi dan arah kebijakan
Pemerintah Kota Ternate Tahun 2011-2015 mengacu pada tiga arus utama perubahan,
yaitu Reorientasi, Reposisi dan Revitalisasi (3R-Change).
Pemaknaan lebih lanjut dari perubahan tersebut adalah pembangunan secara Cerdas
yang dilaksanakan dengan Handal oleh orang yang Amanah dan memegang Norma
yang berlaku melalui Gerakan bersama menuju Ekonomi maju yang dicapai dengan
mengubah haluan (Reorientasi), penempatan diri yang proporsional (Reposisi) dan
bersandar pada kekuatan rencana yang baik (Revitalisasi).
6.1.1 Reorientasi
Reorientasi dimaksudkan untuk mengubah haluan pelayanan publik Pemerintah Kota
Ternate menjadi lebih cepat, mudah, bermutu dan adil. Reorientasi juga menyangkut
perubahan cara pandang, cara mengelola sumberdaya dan cara bertindak aparat
Pemerintah Kota Ternate yang lebih efisien dan efektif dengan tetap mengutamakan
pelayanan prima kepada masyarakat. Reorientasi dilakukan melalui berbagai upaya
pengembangan sumberdaya manusia aparat pemerintah yang profesional, bersih,
berwibawa, tunduk pada hukum, serta taat pada norma umum yang berlaku.
Bab VI 87
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
6.1.2 Reposisi
Reposisi dimaksudkan untuk menegaskan dan menguatkan peran Pemerintah Kota
Ternate dalam melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi berbagai
kebijakan dan program pembangunan untuk mewujudkan masyarakat Kota Ternate
yang sejahtera dan terdepan. Reposisi berarti juga pelaksanaan peran dan fungsi
Pemerintah Pusat di daerah secara bijak dan bertanggung jawab. Dengan demikian,
pelaksanaan otonomi daerah akan mendorong kemandirian daerah dengan pengelolaan
pembangunan yang lebih efektif, efisien dan produktif.
Reposisi juga berkaitan dengan perubahan paradigma dari penerima yang pasif menjadi
penyumbang yang aktif pada pencapaian tujuan pembangunan, dan perubahan
paradigma dari mengatur ke dalam (inward looking) menjadi mencari ke luar (outward
looking). Reposisi ini berarti kemajuan hanya dapat dicapai melalui upaya sinergis
yang memadukan semua unsur kekuatan dan berbasis pada kemampuan daerah. Oleh
karena itu, kerjasama antar daerah yang saling menguntungkan harus dibangun secara
intensif sebagai sarana percepatan pembangunan. Reposisi tersebut mengharuskan
perbedaan pola kerja dari para pimpinan di lingkungan Pemerintah Kota Ternate agar
tidak sepenuhnya menggantungkan pada kekuatan sumbedaya alam, manusia, dan
buatan yang tersedia, tetapi harus mampu membangun jejaring yang luas dalam
pembiayaan, pengembangan pasar, dan investasi.
88 Bab VI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
6.1.3 Revitalisasi
Bertolak dari pemikiran Reorientasi dan Reposisi, Pemerintah Kota Ternate sebagai
perencana, pelaksana, dan penyediaan dana pembangunan harus melakukan
revitalisasi dalam merumuskan satu acuan pembangunan sebagai peta jalan (road
map) menuju kesejahteraan. Perencanaan merupakan kewajiban pimpinan tertinggi
di daerah yang didelegasikan kepada SKPD terkait. Kelemahan di masa lalu adalah
perencanaan pembangunan dilakukan secara parsial menurut masing-masing sektor.
Dengan demikian, rencana pembangunan merupakan mosaik yang terlepas satu
dengan lainnya.
Selain itu, revitalisasi dimaksudkan untuk mengangkat nilai budaya dalam menyusun
perencanaan pembangunan sehingga ciri khas daerah menjadi yang utama dan nyata.
Kedudukan pimpinan atau perencana tradisional perlu dilibatkan untuk mewarnai
pembangunan dengan potensi dan kearifan lokal. Dalam perspektif ini, peningkatan
kesejahteraan masyarakat menjadi sesuai dengan nilai-nilai budaya, norma, dan
kearifan daerah serta adat se atoran.
Bab VI 89
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Dalam menghadapi permasalahan dan tantangan Kota Ternate yang semakin kompleks
dan dinamis, Pemerintah Kota Ternate dituntut untuk bekerja lebih profesional dalam
meningkatkan mutu, efisiensi dan efektivitas pembangunan, dengan memperhatikan
kaidah pembangunan berkelanjutan serta menjaga keserasian, keseimbangan dan
keselarasan aspek ekonomi, sosial dan ekologi. Dalam upaya menjamin terlaksananya
tiga arus utama perubahan, strategi yang diperlukan meliputi: (1) pemimpin berkualitas
dan berpengalaman, (2) azas organisasi, (3) budaya organisasi, (4) sentralisasi
perencanaan dan desentralisasi pelaksanaan pembangunan dan (5) pengembangan
SDM.
90 Bab VI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab VI 91
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Keterpaduan pembangunan adalah kunci pelaksanaan yang efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan sentralisasi perencanaan di
bawah koordinasi Bappeda. Sentralisasi perencanaan dimaksudkan untuk mendorong
koordinasi, sinkronisasi dan sinergi berbagai kebijakan, program dan kegiatan dari
seluruh SKPD dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang termuat dalam
11 (sebelas) program prioritas pembangunan Kota Ternate dalam periode 2011-2015.
Dengan melaksanakan rencana yang dibuat dan disepakati bersama, setiap SKPD
dapat menjalankan tugas dan fungsi dengan sebaik-baiknya untuk menghasilkan
capaian sesuai rencana. Selain itu, sentralisasi perencanaan juga mencegah tumpang
tindih dan duplikasi, yang menyebabkan pengurasan dan pemborosan sumberdaya
pembangunan.
92 Bab VI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel VI.1
Program Prioritas Pertama :
Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Masalah Peningkatan Percepatan Mempercepat Mempercepat
Pemerataan dan Penataan pengembangan pembangunan pembangunan sarana
Pembangunan, Perkotaan serta infrastruktur sarana infrastruktur wilayah
Akses Percepatan dan secara merata dan infrastruktur pada kecamatan-
Perekonomian Pemerataan berkeadilan, terutama wilayah di kecamatan di luar
dan Infrastruktur pada kecamatan- luar kawasan kawasan perkotaan.
Kesejahteraan. pada Wilayah kecamatan di luar perkotaan berupa Pemerataan pelayanan
Masalah Kecamatan kawasan perkotaan pemerataan Air Bersih pada
Penataan untuk membuka pelayanan Air kawasan dataran tinggi
Kawasan keterisolasian, serta Bersih dan di pulau Ternate dan
Perkotaan memungkinkan pelayanan Listrik pada kecamatan di
terjadinya mobilitas pada kecamatan luar Ternate (Hiri, Moti
arus barang dan Hiri, Moti dan dan Batang Dua).
manusia yang Batang Dua. Pemerataan pelayanan
mempercepat Listrik pada Kelurahan
perkembangan secara yang tidak terjangkau
merata pada semua layanan PLN, melalui
wilayah kecamatan sumber energi
alternatif lainnya
Sumber: Analisis 2010
Bab VI 93
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel VI.2.
Program Prioritas Kedua :
Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Masalah Mewujudkan Peningkatan Meningkatkan Memperbaiki sarana pendidikan, pemera-
Pemerataan Pendidikan Sumber Daya sarana dan taan tenaga pengajar dan peningkatan
Pembangunan, Murah, Manusia, prasarana mutu pendidikan pada semua tingkatan.
Akses Terjangkau khususnya pendidikan, Mewujudkan Pendidikan Dasar yang
Perekonomian dan peningkatan pemerataan berkualitas dengan mengalokasi dana
dan Berkualitas derajat tenaga penunjang kegiatan sekolah melalui
Kesejahteraan. Pendidikan pengajar dan APBD untuk menutupi kekurangan Dana
Masalah melalui peningkatan Bantuan Operasional sekolah.
Pendidikan, perluasan mutu Menyediakan buku pelajaran di Perpus-
Kesehatan akses pendidikan takaan Sekolah untuk meningkatkan
pendidikan pada semua kualitas pendidikan dan mengurangi
yang tingkatan beban Orang Tua Siswa.
murah dan dengan Memfasilitasi dan Membantu Guru untuk
terjangkau, alokasi dana Mendapatkan Gelar S1.
sarana dan penunjang Memberikan Beasiswa kepada Pelajar
fasilitas yang melalui Berprestasi mulai SD, SMP, SMA,
memadai, APBD, serta Perguruan Tinggi dan Pasca Sarjana,
tenaga guru pemberian yang diprioritaskan pada siswa dari
yang cukup, beasiswa dan Warga Kurang Mampu dengan indikator
dan mutu insentif. penilaian yang terukur dan konsisten.
yang terus Memberikan beasiswa kepada guru
membaik berprestasi untuk melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi yang disesuai-
kan dengan kebutuhan pengembangan
mutu pendidikan di daerah.
Memberikan insentif kepada guru yang
bertugas di daerah terpencil, atau
daerah dengan jarak jangakauan dan
tingkat kesulitan transportasi
Sumber: Analisis 2010
94 Bab VI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel VI.3
Program Prioritas Ketiga :
Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Masalah Mewujudkan Meningkatkan Menin- Perbaikan sarana prasarana Pelayanan
Pemerataan Kesehatan Sumber Daya gkatkan Kesehatan, Ketersediaan Dokter dan
Pembangunan, Murah, Manusia, sarana dan Tenaga Keperawatan, serta obat-
Akses Terjangkau melalui prasarana obatan pada setiap Puskesmas/Pustu/
Perekonomian dan peningkatan kesehatan, Polindes, untuk menjamin kualitas
dan Berkualitas derajat untuk pelayanan kesehatan masyarakat.
Kesejahteraan. kesehatan menjamin Memberikan insentif kepada bidan desa
Masalah dengan kualitas atau tenaga kesehatan di daerah ter-
Pendidikan, perluasan pelayanan pencil, atau daerah dengan jangkauan
Kesehatan akses yang kesehatan dan tingkat kesulitan transportasi.
mudah, masyarakat Memberikan beasiswa kepada dokter,
murah, secara efek- tenaga medis putera/puteri daerah ber-
terjangkau, tif dan tepat prestasi terutama dari keluarga kurang
dukungan sasaran, mampu untuk melanjutkan ke jenjang
sarana dan yang men- spesialis atau ke jenjang pendidikan
fasilitas jangkau lebih tinggi.
memadai, seluruh Pelayanan Jamkesda, secara efektif, te-
ketersediaan masyarakat pat sasaran, pelayanan yang menjang-
dokter, tenaga miskin. kau seluruh masyarakat miskin, dengan
kesehatan dan pengawasan dan evaluasi berkala agar
keperawatan penyelenggarannya terus diperbaiki.
yang cukup, Menetapkan kebijakan subsidi silang;
dan mutu setiap pasien rawat inap pengguna fasili-
pelayanan tas VIP, Kelas I, dan Kelas II, mensubsidi
yang terus pasien kurang mampu yang meng-
membaik. gunakan fasilitas rawat inap kelas III.
Memberikan layanan Ambulance dan
Mobil Jenazah Gratis serta menggratis-
kan Layanan Bersalin untuk Warga
Kurang Mampu
Sumber: Analisis 2010
Bab VI 95
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel VI.4
Program Prioritas Keempat :
Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Masalah Kebijakan Terwujudnya Menetapkan Menetapkan One
Pemerataan Anggaran kebijakan Anggaran One Village One Village One Program
Pembangunan, (APBD) yang (APBD) yang Program dengan (satu Kelurahan, satu
Akses Proporsional proporsional dan penguatan Program Unggulan),
Perekonomian dan dan Pro Pro Rakyat, yang pada kapasitas yang didahului dengan
Kesejahteraan. Rakyat diprioritaskan pada aparatur, serta penguatan kapasitas
Masalah Sosial upaya pemenuhan membangun Aparatur, pemantapan
Budaya dan kebutuhan rakyat rumah Layak Huni Visi Misi Kelurahan
Keagamaan. serta membiayai Keluarga Kurang dan identifikasi potensi
Masalah Keuangan program Mampu dengan unggulan setiap
dan Kemandirian pembangunan dana stimulus Kelurahan.
Fiskal yang strategis, juga Pemerintah Membangun rumah
program populis Daerah yang Layak Huni Keluarga
yang menyentuh melibatkan Kurang Mampu melalui
kebutuhan dasar keswadayaan dana stimulus Pemerin-
masyarakat, masyarakat tah Daerah dengan cara
melalui desain melalui budaya menggalang keswadaya-
program berbasis Gotong Royong an masyarakat (Gotong
keswadayaan dan atau Bari. Royong/Bari).
berciri budaya Membangun
infrastruktur lingkungan
melalui dana
stimulus Pemerintah
Daerah dengan
cara menggalang
keswadayaan
masyarakat (Gotong
Royong/Bari)
96 Bab VI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab VI 97
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel VI.5
Program Prioritas Kelima :
Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Masalah Penataan, Penataan Penataan Penataan kawasan
Penataan Pengendalian infrastruktur kawasan tapak Pasar Gamalama,
Kawasan dan Pemanfaatan perkotaan sebagai I plus, tapak II tapak I plus dan tapak
Perkotaan. Ruang Kota yang kota jasa dan dan penataan II, sebagai sentra
Masalah Banjir, Serasi Antara perdagangan taman kota serta perekonomian modern
Sampah dan Kebutuhan dan dengan ruang terbuka dengan aksentuasi
pengelolaan Daya Dukung pemanfaatan ruang hijau perkotaan ornamen kebudayaan
Lingkungan Lahan, antar kota secara terpadu sebagai area lokal.
Hidup Aspek Topografi untuk mendukung publik yang Mengoptimalkan
dan Kawasan interaksi spasial, asri, nyaman Pasar Bastiong, Pasar
Pantai/Pesisir mobilitas dan dan tertib dan Dufa-dufa, Pasar
Berbasis aktivitas perkotaan mendorong Kotabaru dan Pasar
Keterpaduan yang tertib menuju partisipatif untuk Sasa sebagai pasar
dan Keserasian terwujudnya Kota mewujudkan tradisional dengan
Lingkungan Sosial Ternate yang Ternate sebagai dukungan regulasi
Budaya dan harmoni, sehat, Kota Pantai pemerintah.
Ekologis aman dan nyaman yang Hijau, Asri, Penataan taman kota
dan berciri budaya Bersih, Nyaman, dan ruang terbuka
serta berwawasan dan Ramah hijau kawasan
lingkungan Lingkungan. perkotaan sebagai
area publik yang asri,
nyaman dan tertib.
Pemantapan Visi dan
penataan kawasan Kota
Baru berbasis pendi-
dikan dan berciri lokal
secara terpadu dan
akomodatif terhadap
masyarakat setempat.
Penataan area depan
kedaton kesultanan,
lapangan Ngara Lamo,
Dodoku Ali sebagai
ruang terbuka hijau
berciri budaya, yang
dijadikan alun-alun
kota dan taman
ekspresi seni budaya
98 Bab VI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Bab VI 99
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel VI.6
Program Prioritas Keenam :
Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
ISU
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
STRATEGIS
Masalah Mewujudkan Terwujudnya Melakukan Melakukan penataan organisasi
Sumber Daya Tata good penataan perangkat daerah yang efektif dan
Pemerintahan Pemerintahan government, organisasi efisien.
dan Pelayanan yang Baik, dengan perangkat Mewujudkan aparatur
Publik dengan sumberdaya daerah guna pemerintahan yang profesional,
Kapasitas aparatur yang mewujudkan bersih (bebas KKN), kreatif, inovatif
Sumber Daya profesional, aparatur dan responsif dalam optimalisasi
Aparatur yang kreatif, inovatif, pemerintahan kinerja fungsi dan tugasnya.
Profesional, yang mampu yang Mengubah mainset aparatur yang
Bersih dan menjamin profesional, berorientasi program dengan target
Berwibawa, peningkatan bersih (bebas serta manfaat terukur, aparatur
serta Birokrasi kualitas KKN), kreatif, yang berkarakter demokratis
yang Efisien, pelayanan, inovatif dan dan terbuka dalam memberikan
Efektif, Kreatif, akuntabilitas responsif pelayanan publik yang berkualitas.
Inovatif dan dan dalam Menyelenggarakan prinsip reward
Responsif; kemandirian optimalisasi and punishman untuk menilai
masyarakat kinerja fungsi kinerja dan prestasi aparatur dalam
dan tugasnya. rotasi maupun promosi jabatan.
Mengembangkan kompetensi
sumber daya aparatur yang
diorientasikan pada peningkatan
skill dan ketrampilan yang benar-
benar dibutuhkan.
Penyerahan urusan (kewenangan)
dari Pemerintah Kota kepada
Kecamatan dan Kelurahan di
bidang pelayanan umum
Sumber: Analisis 2010
100 Bab VI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel VI.7
Program Prioritas Ketujuh :
Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
ISU
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
STRATEGIS
Masalah Peningkatan Meningkatkan Meningkatkan Memberikan kemudahan
Pemerataan Ekonomi kesejahteraan pengembangan izin usaha pada masyarakat
Pembangunan, Rakyat, melalui masyarakat Koperasi dan kurang mampu.
Akses Pengembangan Petani, UMKM serta Memberikan kepastian
Perekonomian Koperasi, Usaha Nelayan, Pedagang hukum dan kemudahan izin
dan Mikro Kecil Pekebun, Tradisional dan usaha bagi Investor.
Kesejahteraan. Menengah Peternak, PKL dengan Pengembangan Koperasi,
Masalah dan Perluasan Buruh dan memberikan UMKM, Pedagang Tradisional
Pertumbuhan Lapangan Kerja Pekerja, kemudahan dan PKL melalui fasilitas
Ekonomi yang Koperasi, izin usaha pada bantuan modal usaha,
Berkualitas Usaha masyarakat berupa dana bergulir atau
Mikro Kecil kurang pinjaman lunak, dengan
Menengah mampu serta pendampingan manajemen,
(UMKM), memberikan penyediaan sarana produksi
Pedagang kepastian dan akses pasar.
Kaki Lima, hukum dan Meningkatkan Kesejahteran
dan Pedagang kemudahan Buruh dan Pekerja pada
Tradisional, izin usaha bagi sektor swasta melalui
menuju pada Investor. peningkatan Upah Minimum
kemandirian Kota.
dan Memberikan bantuan modal
kemampuan usaha kepada Kelompok
memenuhi Perempuan, dan Kelompok
kebutuhan Pemuda.
dasar (basic Menggalakkan kursus
need). dan pelatihan kepada
pengangguran terbuka
unskill, untuk diarahkan
pada usaha kecil menengah
yang didukung penyertaan
modal dan pendampingan
manajemen
Sumber: Analisis 2010
Bab VI 101
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel VI.8
Program Prioritas Kedelapan:
Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Masalah Pelayanan Terwujudnya Membangun Membentuk Lembaga
Sumber Daya Publik yang pelayanan pelayanan satu Perijinan dalam
Pemerintahaan Cepat, Murah publik oleh titik (one stop mengoptimalkan pelayanan
dan Pelayanan dan Mudah aparatur yang services), untuk kepada masyarakat.
Publik profesional, pelayanan Menghilangkan segala
dengan publik, bentuk Pungutan Liar yang
pelayanan sehingga dapat menyebabkan ekonomi
yang cepat, mewujudkan biaya tinggi dan merusak
mudah, murah, pelayanan yang citra pelayanan publik.
nyaman dan efektif dan Menyediakan Database
berkualitas efisien. Kependudukan Online.
Pelayanan Pembuatan KTP,
KK dan Akta Kelahiran
Gratis dan dilimpahkan
ke Kelurahan agar
lebih mudah dijangkau
masyarakat
Sumber: Analisis 2010
102 Bab VI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel VI.9.
Program Prioritas Kesembilan :
Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Masalah Pengembangan Peningkatan Pemetaan Melakukan pemetaan
Pemerataan Masyarakat kemandirian potensi potensi masyarakat
Pembangunan, Kawasan masyarakat, masyarakat pesisir untuk
Akses Pesisir Secara melalui pesisir, merumuskan program
Perekonomian Berkelanjutan pengembangan penyediaan pengembangan yang
dan ekonomi sarana prasarana tepat.
Kesejahteraan. kerakyatan nelayan serta Bantuan fasilitas sarana
Masalah berbasis potensi memberikan dan peralatan kepada
Penataan pesisir, melalui bantuan modal Petani dan Nelayan
Kawasan pengembangan usaha dan untuk meningkatkan
Perkotaan. usaha mikro pendampingan, produktifitasnya.
Masalah kecil, menengah, serta kerjasama Memberikan bantuan
Pertumbuhan koperasi yang dengan modal usaha dan
Ekonomi yang mengarah pada Perguruan Tinggi pendampingan kepada
Berkualitas produktifitas, dan dan Lembaga kegiatan pengolahan
kemampuan daya Swadaya hasil produksi pertanian
saing. Masyarakat dan perikanan.
dalam Melakukan kerjasama
melakukan dengan Perguruan Tinggi
pedampingan dan Lembaga Swadaya
pemberdayaan. Masyarakat dalam
melakukan pedampingan
pemberdayaan
Sumber: Analisis 2010
Bab VI 103
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel VI.10
Program Prioritas Kesepuluh :
Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Masalah Sosial Membangun Menjawab Meningkatkan Penguatan Kurikulum
Budaya dan Kepedulian permasalahan pembinaan Pendidikan Agama dan
Keagamaan Sosial, perkotaan kerukunan Kurikulum Muatan Lokal tentang
Kesadaran seperti antar Umat Budaya dan Adat Istiadat
Nilai menurunnya Beragama, Ternate pada semua tingkatan
Keagamaan, kesadaran antar Suku, Sekolah sejak Pendidikan Usia
Kebudayaan spiritualitas Etnis dan Dini hingga Perguruan Tinggi.
dan Adat keberagamaan, Subetnis, Mengoptimalkan fungsi Taman
Istiadat solidaritas sosial melalui Pengajian Al-Quran sebagai
dan kesadaran penguatan tempat pendidikan baca tulis Al-
kebudayaan Kurikulum Quran, sekaligus memberikan
sebagai identitas Pendidikan pemahaman tentang syariah,
daerah dan jati Agama dan Akhlaq, Budi Pekerti sejak Usia
diri masyarakat, Kurikulum Dini dan Sekolah Dasar.
meningkatkan Muatan Lokal Mengoptimalkan pembinaan
etos sosial, dan tentang Jemaat dan pembinaan Umat
optimalisasi Budaya dan Agama non Muslim sesuai
penanggulangan Adat Istiadat dengan syariat agamanya.
masalah- Ternate. Membina Kerukunan antar
masalah sosial Umat Beragama, antar Suku,
seperti minuman Etnis dan Subetnis, melalui
keras, PSK, kegiatan Sosial Keagamaan dan
narkoba serta Kebudayaan. Memanfaatkan
permasalahan momentum Hari-hari Besar
sosial lainnya. Nasional, Hari-hari Besar
Keagamaan dan Hari-hari
Besar Daerah dengan kegiatan
bernuansa Keagamaan dan
Kebudayaan. Melestarikan Situs,
Artifak, dokumen sejarah dan
Aset Seni Budaya Kota Ternate.
Menjamin Kesejahteraan Imam
Mesjid, Pendeta, Guru Mengaji,
Guru TPA dan Pembimbing
Jemaat.
Menjamin pelestarian adat dan
budaya Ternate
Sumber: Analisis 2010
104 Bab VI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel VI.11
Program Prioritas Kesebelas :
Isu Strategis, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
ISU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Masalah Penegakan Menjawab Memperkuat Mendorong regulasi daerah
Sumber Daya Supremasi masalah regulasi terhadap yang menjamin kepastian
Pemerintahaan Hukum, penegakan partisipasi publik hukum dan kemudahan
dan Pelayanan Hak Azasi dan kepastian yang dinamis, investasi.
Publik. Manusia, untuk hukum di efektif dan Memperkuat regulasi
Masalah Mendorong daerah, bertanggungjawab terhadap partisipasi publik
Keuangan dan Partisipasi termasuk upaya dalam yang dinamis, efektif dan
Kemandirian Publik yang mengadakan mewujudkan bertanggungjawab dalam
Fiskal Dinamis dan regulasi daerah transparansi dan mewujudkan transparansi
Konstruktif yang mampu akuntabilitas dan akuntabilitas.
mendorong dengan Memperkuat regulasi
partisipasi mengutamakan yang menjamin Standar
publik yang Standar Pelayanan Pelayanan Minimal pada
dinamis dan Minimal pada bidang pelayanan dasar
konstruktif, bidang pelayanan untuk publik.
serta regulasi dasar untuk Meninjau kembali
untuk menjamin publik. Peraturan Daerah yang
kualitas berdampak pada tidak
pelayanan kondusifnya keuangan
publik. daerah, terjadinya
ekonomi biaya tinggi, dan
menghambat pertumbuhan
ekonomi rakyat.
Bab VI 105
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
106 Bab VI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
BAB VII
KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
8. Pelayanan Publik yang Cepat, Murah dan Mudah, dengan kegiatan pokok
sebagai berikut:
a. Membentuk Lembaga Perijinan dalam mengoptimalkan pelayanan kepada
masyarakat.
b. Menghilangkan segala bentuk Pungutan Liar yang menyebabkan ekonomi
biaya tinggi dan merusak citra pelayanan publik.
c. Menyediakan Database Kependudukan Online.
d. Pelayanan Pembuatan KTP, KK dan Akta Kelahiran Gratis dan dilimpahkan ke
Kelurahan agar lebih mudah dijangkau masyarakat.
Berbagai program prioritas di atas akan didukung oleh rangkaian program sesuai
dengan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh SKPD di lingkungan
Pemerintah Kota Ternate.
(13) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah.
(14) Program Pengendalian Banjir.
(15) Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh.
Tabel VII.1
Prioritas Pertama:
Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
Arah Kebijakan SKPD
Urusan Program
Kebijakan Umum Pelaksana
Mempercepat Peningkatan Pekerjaan Program Pembangunan Jalan Dinas
pembangunan dan Penataan Umum dan Jembatan. Pekerjaan
sarana Infrastruktur Program Pembangunan Saluran Umum.
infrastruktur Perkotaan Drainase/Gorong-gorong. Kantor
wilayah pada serta Program Pembangunan Turap/ Pemadam
kecamatan- Percepatan Talud/Bronjong. Kebakaran.
kecamatan di dan Program Rehabilitasi/ Badan
luar kawasan Pemerataan Pemeliharaan Jalan dan Penang-
perkotaan. Infrastruktur Jembatan. gulangan
Pemerataan pada Wilayah Program Rehabilitasi/ Bencana
pelayanan Air Kecamatan Pemeliharaan Talud/Bronjong. Daerah.
Bersih pada Program Inspeksi Kondisi Jalan SKPD Lain-
kawasan dan Jembatan. nya Sesuai
dataran Program Tanggap Darurat Jalan TUPOKSI
tinggi di dan Jembatan.
pulau Ternate Program Pembangunan Sistem
dan pada Informasi/Data Base Jalan dan
kecamatan di Jembatan.
luar Ternate Program Peningkatan Sarana
(Hiri, Moti dan dan Prasarana Kebinamargaan
Batang Dua)
Tabel VII.2
Prioritas Kedua:
Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Memperbaiki sarana pendidikan, Mewujudkan Pendidikan Program Dinas
pemerataan tenaga pengajar dan Pendidikan Pendidikan Pendidikan
peningkatan mutu pendidikan Murah, Anak Usia Dini. Nasional.
pada semua tingkatan. Terjangkau Program Wajib Sanggar
Mewujudkan Pendidikan Dasar dan Belajar 12 Kegiatan
yang berkualitas dengan menga- Berkualitas tahun. Belajar.
lokasi dana penunjang kegiatan Program Balai Bahasa
sekolah melalui APBD untuk me- Pendidikan Daerah.
nutupi kekurangan Dana Bantuan Menengah. SKPD Lainnya
Operasional sekolah. Program Sesuai
Menyediakan Buku Pelajaran Pendidikan TUPOKSI
di Perpustakaan Sekolah Non-Formal.
untuk Meningkatkan Kualitas Program
Pendidikan dan Mengurangi Pendidikan
Beban Orang Tua Siswa. Luar Biasa.
Memfasilitasi dan Membantu Program
Guru untuk Mendapatkan Gelar Pendidikan
S1. Mutu Pendidik
Memberikan Beasiswa kepada dan Tenaga
Pelajar Berprestasi mulai SD, Pendidikan.
SMP, SMA, yang diprioritaskan Program
pada siswa dari Warga Kurang Manajemen
Mampu dengan indikator peni- Pelayanan
laian yang terukur dan konsisten Pendidikan.
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Memberikan beasiswa kepada Program
guru berprestasi untuk melanjut- Pengembangan
kan studi ke jenjang yang lebih Budaya Baca
tinggi yang disesuaikan dengan dan Pembinaan
kebutuhan pengembangan mutu Perpustakaan.
pendidikan di daerah. Program
Memberikan insentif kepada Manajemen
guru yang bertugas di daerah Pelayanan
terpencil, atau daerah dengan Pendidikan.
jarak jangkauan dan tingkat
kesulitan transportasi
Sumber : Analisis 2010
(13) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/
Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata.
(14) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan.
(15) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita.
(16) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia.
(17) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan.
(18) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.
(19) Program Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan.
(20) Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kesehatan.
(21) Program Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
(22) Program Kebijakan dan Manajemen Kesehatan.
Tabel VII.3
Prioritas Ketiga:
Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Perbaikan sarana Mewujudkan Kesehatan Program Obat dan Perbeka- Dinas
prasarana Pelayanan Kesehatan lan Kesehatan. Kesehatan.
Kesehatan, Keterse- Murah, Ter- Program Upaya Kesehatan SKPD Lain-
diaan Dokter dan jangkau dan Masyarakat. nya Sesuai
Tenaga Keperawatan, Berkualitas Program Pengawasan Obat TUPOKSI
serta obat-obatan dan Makanan.
pada setiap Puskes- Program Pengembangan
mas/Pustu/Polindes, Obat Asli Indonesia.
untuk menjamin Program Promosi Kesehatan
kualitas pelayanan dan Pemberdayaan
kesehatan masyara- Kesehatan.
kat. Program Perbaikan Gizi
Memberikan insentif Masyarakat.
kepada bidan desa Program Pengembangan
atau tenaga kese- Lingkungan Sehat.
hatan di daerah ter- Program Pencegahan dan
pencil, atau daerah Penanggulangan Penyakit
dengan jangkauan Menular.
dan tingkat kesulitan Program Standarisasi
transportasi Pelayanan Kesehatan.
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Memberikan Program Pelayanan Kese-
beasiswa kepada hatan Penduduk Miskin.
dokter, tenaga medis Program Pengadaan,
putera/puteri daerah Peningkatan dan Perbaikan
berprestasi terutama Sarana dan Prasarana
dari keluarga kurang Puskesmas/Puskesmas
mampu untuk melan- Pembantu dan jaringannya.
jutkan ke jenjang Program Pengadaan,
spesialis atau ke Peningkatan Sarana dan
jenjang pendidikan Prasarana RS/RSJ/RS Paru-
lebih tinggi. paru/RS Mata.
Pelayanan Jamkesda, Program Pemeliharaan
secara efektif, tepat Sarana dan Prasarana
sasaran, pelayanan Rumah Sakit/Rumah Sakit
yang menjangkau Jiwa/Rumah Sakit Paru-
seluruh masyarakat paru/Rumah Sakit Mata.
miskin, dengan Program Kemitraan Pening-
pengawasan dan katan Pelayanan Kesehatan.
evaluasi berkala agar Program Peningkatan
penyelenggaraannya Pelayanan Kesehatan Anak
terus diperbaiki. Balita.
Menetapkan kebijak- Program Peningkatan Pela-
an subsidi silang; yanan Kesehatan Lansia.
setiap pasien rawat Program Pengawasan dan
inap pengguna Pengendalian Kesehatan
fasilitas VIP, Kelas I, Makanan.
dan Kelas II, men- Program Peningkatan
subsidi pasien kurang Keselamatan Ibu Melahirkan
mampu yang meng- dan Anak.
gunakan fasilitas Program Peningkatan Mutu
rawat inap kelas III. Tenaga Kesehatan.
Memberikan layanan Program Peningkatan
Ambulance dan Mobil Profesionalisme Tenaga
Jenazah Gratis Kesehatan.
serta menggratiskan Program Peningkatan Pendi-
Layanan Bersalin dikan dan Pelatihan Tenaga
untuk Warga Kurang Kesehatan.
Mampu Program Kebijakan dan
Manajemen Kesehatan.
Sumber : Analisis 2010
Tabel VII.4
Prioritas Keempat: Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program
dan SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Menetapkan One Village Kebijakan Pemberdayaan Program Kesera- Badan Pem-
One Program (satu Anggaran Perempuan sian Kebijakan berdayaan
Kelurahan, satu Program (APBD) yang dan Perlindu- Peningkatan Masyarakat.
Unggulan), yang dida- Proposional ngan Anak Kualitas Anak dan Kantor Pem-
hului dengan penguatan dan Pro Perempuan. berdayaan
kapasitas Aparatur, Rakyat Program Pengua- Perempuan.
pemantapan Visi Misi tan Kelembagaan SKPD Lain-
Kelurahan dan identifikasi Pengarusutama- nya Sesuai
potensi unggulan setiap an Gender dan TUPOKSI
Kelurahan Anak.
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Membangun rumah Program
Layak Huni Keluarga Peningkatan
Kurang Mampu melalui Kualitas Hidup
dana stimulus Pemerin- dan Perlindungan
tah Daerah dengan cara Perempuan.
menggalang keswadaya- Program Pening-
an masyarakat (Gotong katan Peran serta
Royong/Bari). dan Kesetaraan
Membangun infrastruktur Gender dalam
lingkungan melalui dana Pembangunan.
stimulus Pemerintah Pemberdayaan Program Pening-
Daerah dengan cara Masyarakat katan Keberdaya-
menggalang keswadaya- dan Desa an Masyarakat.
an masyarakat (Gotong Program Pengem-
Royong/Bari). bangan Lembaga
Santunan Kematian Ekonomi.
Warga Kurang Mampu. Program Pening-
Bantuan Dana Rutin katan Partisipasi
untuk Masjid/Gereja dan Masyarakat
tempat ibadah lainnya. dalam Pemban-
Dana Pembinaan Gene- gunan Masyara-
rasi Muda untuk kegiatan kat.
usaha produktif dan atau Pelayanan Pening-
pengembangan prestasi, katan Kapasitas
minat dan bakat. Aparatur Pemerin-
Menggalang kerjasama tah.
dengan Perguruan Program Pening-
Tinggi dan Lembaga katan Peran
Swadaya Masyarakat Perempuan.
dalam melakukan pen-
dampingan terhadap One
Village One Program
Sumber : Analisis 2010
(5) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan.
(6) Program Pengendalian Kebakaran Hutan.
(7) Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan laut.
(8) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Tabel VII.5
Prioritas Kelima:
Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Penataan kawasan Penataan, Penataan Program Perencanaan Tata Dinas
Pasar Gamalama, Pengen- Ruang Ruang. Tata Kota
tapak I plus dan tapak dalian dan Program Pemanfaatan Ruang. dan Per-
II, sebagai sentra Peman- Program Pengendalian Peman- tamanan.
perekonomian modern faatan faatan Ruang. Badan
dengan aksentuasi Ruang Perencanaan Program Pengembangan Data/ Peren-
ornamen kebudayaan Kota yang Pembangu- Informasi. canaan
lokal. Serasi nan Program Kerjasama Pembangu- Pemban-
Mengoptimalkan Pasar antara Ke- nan. gunan
Bastiong, Pasar Dufa- butuhan Program Perencanaan Pengem- Daerah.
dufa, Pasar Kotabaru dan Daya bangan Wilayah Strategis dan Dinas
dan Pasar Sasa seba- Dukung Cepat Tumbuh. Perhubun-
gai pasar tradisional Lahan, an- Program Perencanaan Pengem- gan.
dengan dukungan tar Aspek bangan Kota-kota Menengah Badan
regulasi pemerintah. Topografi dan Besar. Ling-
Penataan taman kota dan Program Peningkatan Kapasitas kungan
dan ruang terbuka hi- Kawasan Kelembagaan Perencanaan Hidup.
jau kawasan perkotaan Pantai/ Pembangunan Daerah. Dinas Ke-
sebagai area publik Pesisir Program Perencanaan Pemban- bersihan.
yang asri, nyaman dan Berbasis gunan Daerah. SKPD
tertib. Keterpa- Program Perencanaan Pemban- Lainnya
Pemantapan Visi dan duan dan gunan Ekonomi. Sesuai
penataan kawasan Keserasian Program Perencanaan Sosial TUPOKSI
Kota Baru berbasis Lingkung- dan Budaya.
pendidikan dan berciri an Sosial Program Perencanaan Prasa-
lokal secara terpadu Budaya rana Wilayah dan Sumber Daya
dan akomodatif ter- dan Ekolo- Alam.
hadap masyarakat gis. Program Perencanaan Pemban-
setempat gunan Daerah Rawan Bencana.
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Penataan area depan Perhubungan Program Pembangunan Prasa-
kedaton kesultanan, rana dan Fasilitas Perhubungan.
lapangan Ngara Lamo, Program Rehabilitasi dan Peme-
Dodoku Ali sebagai liharaan Prasarana dan Fasilitas
ruang terbuka hijau LLAJ.
berciri budaya, yang Program Peningkatan Pelayan-
dijadikan alun-alun an Angkutan.
kota dan taman Program Pembangunan Sarana
ekspresi seni budaya. dan Prasarana Perhubungan.
Mendorong program Program Pengendalian dan
partisipatif untuk Pengamanan Lalu Lintas.
mewujudkan Ternate Program Peningkatan Kelaikan
sebagai Kota Pesisir Pengoperasian Kendaraan
yang Hijau, Asri, Bermotor.
Bersih, Nyaman, dan Lingkungan Program Pengembangan
Ramah Lingkungan. Hidup Kinerja Pengelolaan
Mewujudkan Ternate Persampahan.
Bebas Sampah dan Program Pengendalian
Bebas Banjir, yang Pencemaran dan Perusakan
diutamakan pada ka- Lingkungan Hidup.
wasan perkotaan dan Program Perlindungan dan
kawasan lainnya yang Konservasi Sumber Daya Alam.
menimbulkan kesan Program Rehabilitasi dan
kumuh Pemulihan Cadangan Sumber
Daya Alam.
Program Peningkatan Kualitas
dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan.
Program Pengendalian Keba-
karan Hutan.
Program Pengelolaan dan
Rehabilitasi Ekosistem Pesisir
dan Laut.
Program Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH).
Sumber : Analisis 2010
Tabel VII.6
Prioritas Keenam:
Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Melakukan penataan Mewujudkan Urusan Wa- Program Peningkatan Sekretariat
organisasi perangkat Tata Pemerin- jib Otonomi Kapasitas Lembaga Per- Daerah.
daerah yang efektif tahan yang Baik, Daerah, wakilan Rakyat Daerah. Sekretariat
dan efisien. dengan Kapa- Pemerintah- Program Peningkatan DPRD.
Mewujudkan apara- sitas Sumber an Umum, Pelayanan Kedinasan Ke- Dinas
tur pemerintahan Daya Aparatur Administrasi pala Daerah/Wakil Kepala Pendapatan,
yang profesional, yang Profe- Keuangan Daerah. Pengelolaan
bersih (bebas KKN), sional, Bersih Daerah, Program Peningkatan dan Keuangan dan
kreatif, inovatif dan dan Berwibawa, Perangkat Pengembangan Pengelo- Aset Daerah.
responsif dalam serta Birokrasi Daerah dan laan Keuangan Daerah. Inspektorat.
optimalisasi kinerja yang Efisien, Kepega- Program Pembinaan dan Badan
fungsi dan tugasnya. Efektif, Kreatif, waian Fasilitasi Pengelolaan Kepegawaian
Mengubah mainset Inovatif dan Keuangan Daerah. Daerah.
aparatur yang Responsif. Program Peningkatan Sis- Kantor Keca-
berorientasi tem Pengawasan Internal matan.
program dengan dan Pengendalian Pelaksa- SKPD Lain-
target serta manfaat naan Kebijakan KDH. nya Sesuai
terukur, aparatur Progam Peningkatan TUPOKSI
yang berkarakter Profesionalisme Tenaga
demokratis dan Pemeriksa dan Aparatur
terbuka dalam Pengawasan.
memberikan pela- Program Penataan dan
yanan publik yang Penyempurnaan Kebijakan
berkualitas. Sistem dan Prosedur
Menyelenggarakan Pengawasan.
prinsip reward and Program Optimalisasi
punishman untuk Pemanfaatan Teknologi
menilai kinerja dan Informasi.
prestasi apara- Program Mengintensifkan
tur dalam rotasi Penanganan Pengaduan
maupun promosi Masyarakat.
jabatan. Program Peningkatan Ker-
Mengembangkan jasama antar Pemerintah
kompetensi sumber Daerah.
daya aparatur yang Program Penataan Peratur-
diorientasikan pada an Perundang-Undangan.
peningkatan skill Program Penataan Daerah
dan ketrampilan Otonomi Baru.
yang benar-benar
dibutuhkan
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Penyerahan urusan Program Pendidikan
(kewenangan) dari Kedinasan.
Pemerintah Kota Program Peningkatan
kepada Kecamatan Kapasitas Sumberdaya
dan Kelurahan di Aparatur.
bidang pelayanan Program Pembinaan dan
umum Pengembangan Aparatur.
Sumber : Analisa 2010
Tabel VII.7
Prioritas Ketujuh: Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Memberikan kemuda- Peningkatan Keluarga Program Keluarga Beren- Dinas
han izin usaha pada Ekonomi Beren- cana. Tenaga
masyarakat kurang Rakyat, cana dan Program Kesehatan Re- Kerja dan
mampu. melalui Keluarga produksi Remaja. Sosial.
Memberikan kepas- Pengemban- Sejahtera Program Pelayanan Kontra- Dinas Kope-
tian hukum dan ke- gan Koperasi, sepsi. rasi dan
mudahan izin usaha Usaha Mikro Program Pembinaan Peran UKM.
bagi Investor. Kecil Menen- serta Masyarakat dalam Dinas Perta-
Pengembangan gah dan Pelayanan KB/KR yang nian dan
Koperasi, UMKM, Perluasan Mandiri. Kehutanan.
Pedagang Tradisional Lapangan Program Promosi Kesehatan Badan
dan PKL melalui fasi- Kerja Ibu, Bayi dan Anak melalui Pelaksana
litas bantuan modal Kelompok Kegiatan di Masya- Penyuluhan
usaha, berupa dana rakat. Pertanian,
bergulir atau pinjam- Program Pengembangan Perikanan
an lunak, dengan Pusat Pelayanan Informasi dan Kehuta-
pendampingan mana- dan Konseling KRR. nan (BP4K).
jemen, penyediaan Program Peningkatan Kantor
sarana produksi dan Penanggulangan Narkoba, Keluarga
akses pasar. PMS termasuk HIV/AIDS. Berencana.
Meningkatkan Program Pengembangan SKPD Lain-
Kesejahteran Buruh Bahan Informasi Tentang nya Sesuai
dan Pekerja pada Pengasuhan dan Pembinaan TUPOKSI
sektor swasta melalui Tumbuh Kembang Anak.
peningkatan Upah Program Pengembangan
Minimum Kota. Tenaga Pendamping Kelom-
Memberikan bantuan pok Bina Keluarga.
modal usaha kepada Program Pengembangan
Kelompok Perem- Model Operasional BKB-
puan, dan Kelompok Posyandu-PADU.
Pemuda. Ketenaga- Program Peningkatan
Menggalakkan kursus kerjaan Kualitas dan Produktivitas
dan pelatihan kepada Tenaga Kerja.
pengangguran ter- Program Peningkatan Kes-
buka unskill, untuk empatan Kerja.
diarahkan pada usaha Program Perlindungan dan
kecil menengah yang Pengembangan Lembaga
didukung penyertaan Ketenagakerjaan.
modal & pendamping-
an manajemen
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Koperasi Program Penciptaan Iklim
dan Usaha Kecil Menengah yang
Usaha Kondusif.
Kecil Program Pengembangan
Mene- Kewirausahaan dan Keung-
ngah gulan Kompetitif Usaha Kecil
Menengah.
Program Pengembangan
Sistem Pendukung Usaha
Bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah.
Program Peningkatan Kuali-
tas Kelembagaan Koperasi.
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Kehu- Program Pemanfaatan Po-
tanan tensi Sumber Daya Hutan.
Program Rehabilitasi Hutan
dan Lahan.
Program Perlindungan dan
Konservasi Sumber Daya
Hutan.
Program Perencanaan dan
Pengembangan Hutan.
Sumber : Analisis 2010
Tabel VII.8
Prioritas Kedelapan: Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Membentuk Pelayanan Kependudukan Program Penataan Dinas
Lembaga Publik yang dan Catatan Administrasi Kependudukan
Perijinan dalam Cepat, Murah Sipil Kependudukan. dan Catatan
mengoptimalkan dan Mudah Sipil
pelayanan kepada Kearsipan Program Perbaikan
masyarakat. Sistem Administrasi
Menghilangkan Kearsipan.
segala bentuk Program
Pungutan Liar yang Penyelamatan dan
menyebabkan Pelestarian Dokumen/
ekonomi biaya Arsip Daerah.
tinggi dan merusak Prog. Pemeliharaan
citra pelayanan Rutin/Berkala Sarana
publik. dan Prasarana
Menyediakan Kearsipan.
Database Program Peningkatan
Kependudukan Kualitas Pelayanan
Online. Informasi.
Pelayanan Komunikasi Program
Pembuatan KTP, dan Pengembangan
KK dan Akta Informatika Komunikasi, Informasi
Kelahiran Gratis dan Media Massa.
dan dilimpahkan Program Pengkajian
ke Kelurahan dan Penelitian
agar lebih Bidang Informasi dan
mudah dijangkau Komunikasi.
masyarakat. Program Fasilitasi
Kantor Arsip dan Peningkatan SDM
Perpustakaan Bidang Komunikasi
Daerah. dan Informasi.
Kantor Komunikasi Program Kerjasama
dan Informatika. Informasi dengan
SKPD Lainnya Mass Media.
Sesuai TUPOKSI
Sumber : Analisis 2010
Tabel VII.9
Prioritas Kesembilan: Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan
SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
Kebijakan
Arah Kebijakan Urusan Program SKPD Pelaksana
Umum
Melakukan Pengembangan Kelautan Program Pemberdayaan Dinas Perikanan
pemetaan potensi Masyarakat dan Ekonomi Masyarakat dan Kelautan.
masyarakat Kawasan Perikanan Pesisir. Dinas
pesisir untuk Pesisir Secara Program Pemberdayaan Perindustrian
merumuskan Berkelanjutan Masyarakat dalam dan
program Pengawasan dan Perdagangan.
pengembangan Pengendalian Dinas Pasar.
yang tepat. Sumberdaya Kelautan. SKPD Lainnya
Bantuan fasilitas Program Peningkatan Sesuai TUPOKSI
sarana dan Kesadaran dan
peralatan kepada Penengakan Hukum
Petani dan dalam Penyalahgunaan
Nelayan untuk Sumberdaya Laut.
meningkatkan Program Peningkatan
produktifitasnya. Mitigasi Bencana Alam
Memberikan Laut dan Prakiraan Iklim
bantuan modal Laut.
usaha dan Program Peningkatan
pendampingan Kegiatan Budaya
kepada kegiatan Kelautan dan Wawasan
pengolahan hasil Maritim Kepada
produksi pertanian Masyarakat.
dan perikanan. Program Pengembangan
Melakukan Budidaya Perikanan.
kerjasama dengan Program Pengembangan
Perguruan Tinggi Perikanan Tangkap.
dan Lembaga Program Pengembangan
Swadaya Sistem Penyuluhan
Masyarakat Perikanan.
dalam melakukan Program Optimalisasi
pedampingan Pengelolaan dan
pemberdayaan Pemasaran Produksi
Perikanan.
Program Pengembangan
Kawasan Budidaya Laut,
Air Payau dan Air Tawar.
Kebijakan
Arah Kebijakan Urusan Program SKPD Pelaksana
Umum
Perda- Program Perlindungan
gangan Konsumen dan Pen-
gamanan Perdagangan.
Program Peningkatan
Efisiensi Perdagangan
Dalam Negeri.
Program Pembinaan
Pedagang.
Perindus- Program Peningkatan
trian Kapasitas Iptek Sistem
Produksi.
Program Pengemban-
gan Industri Kecil dan
Menengah.
Program Peningkatan
Kemampuan Teknologi
Industri.
Program Pengembangan
Sentra-sentra Industri
Potensial.
Sumber : Analisis 2010
Tabel VII.10
Prioritas Kesepuluh: Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program
dan SKPD Pelaksana RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Penguatan Kurikulum Membangun Sosial Program Dinas Tenaga
Pendidikan Agama dan Kepedulian Pemberdayaan Kerja dan
Kurikulum Muatan Lokal Sosial, Fakir Miskin, Sosial.
tentang Budaya dan Adat Kesadaran Nilai Komunitas Adat Dinas Pemuda
Istiadat Ternate pada Keagamaan, Terpencil (KAT) dan dan Olah
semua tingkatan Sekolah Kebudayaan Penyandang Masalah Raga.
sejak Pendidikan Usia Dini dan Adat Kesejahteraan Sosial Dinas Kebu-
hingga Perguruan Tinggi Istiadat (PMKS) Lainnya. dayaan dan
Pariwisata
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Mengoptimalkan fungsi Program Pelayanan SKPD Lainnya
Taman Pengajian Al- dan Rehabilitasi Sesuai
Quran sebagai tempat Kesejahteraan Sosial. TUPOKSI
pendidikan baca tulis Program Pembinaan
Al-Quran, sekaligus Anak Terlantar.
memberikan pemahaman Program Pembinaan
tentang syariah, Akhlaq, Para Penyandang
Budi Pekerti sejak Usia Cacat dan Trauma.
Dini dan Sekolah Dasar. Program Pembinaan
Mengoptimalkan Panti Asuhan/Panti
pembinaan Jemaat dan Jompo.
pembinaan Umat Agama Program Pembinaan
non Muslim sesuai Eks Penyandang
dengan syariat agamanya. Penyakit Sosial (Eks
Membina Kerukunan Narapidana, PSK,
antar Umat Beragama, Narkoba dan Penyakit
antar Suku, Etnis dan Sosial Lainnya).
Subetnis, melalui kegiatan Program
Sosial Keagamaan Pemberdayaan
dan Kebudayaan. Kelembagaan
Memanfaatkan Kesejahteraan Sosial.
momentum Hari-hari Kebuda- Program Pengem-
Besar Nasional, Hari- yaan bangan Nilai Budaya.
hari Besar Keagamaan Program Pengelolaan
dan Hari-hari Besar Kekayaan Budaya.
Daerah dengan kegiatan Program Pengelolaan
bernuansa Keagamaan Keragaman Budaya.
dan Kebudayaan. Program
Melestarikan Situs, Pengembangan
Artifak, dokumen sejarah Kerjasama
dan Aset Seni Budaya Pengelolaan
Kota Ternate. Kekayaan Budaya.
Menjamin Kesejahteraan
Imam Mesjid, Pendeta,
Guru Mengaji, Guru TPA
dan Pembimbing Jemaat.
Menjamin pelestarian
adat dan budaya Ternate
Pemuda Program
dan Pengembangan dan
Olah Keserasian Kebijakan
Raga Pemuda.
Program Peningkatan
Peran serta Kepemu-
daan.
Kebijakan SKPD
Arah Kebijakan Urusan Program
Umum Pelaksana
Program Peningkatan
Upaya Penumbuhan
Kewirausahaan dan
Kecakapan Hidup
Pemuda.
Program Upaya
Pencegahan
Penyalahgunaan
Narkoba.
Program
Pengembangan
Kebijakan dan
Manajemen Olah
Raga.
Program Pembinaan
dan Pemasyarakatan
Olah Raga.
Program Peningkatan
Sarana dan Prasarana
Olah Raga.
Pariwi- Program
sata Pengembangan
Pemasaran
Pariwisata.
Program
Pengembangan
Destinasi Pariwisata.
Program
Pengembangan
Kemitraan.
Sumber : Analisis 2010
Tabel VII.11
Prioritas Kesebelas:
Arah Kebijakan, Kebijakan Umum, Urusan, Program dan SKPD Pelaksana
RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015
SKPD
Arah Kebijakan Kebijakan Umum Urusan Program
Pelaksana
Mendorong regulasi Penegakan Kesatuan Program Pening- Badan Kesatuan
daerah yang menjamin Supremasi Bangsa katan Keamanan Bangsa,
kepastian hukum dan Hukum, dan Politik dan Kenyamanan Politik dan
kemudahan investasi. Hak Azasi Dalam Lingkungan. Perlindungan
Memperkuat regulasi Manusia, untuk Negeri Program Pemelihara- Masyarakat.
terhadap partisipasi Mendorong an Kantrantibmas Kantor Satuan
publik yang dinamis, Partisipasi dan Pencegahan Polisi Pamong
efektif dan bertang- Publik yang Tindak Kriminal. Praja.
gungjawab dalam Dinamis dan Program Pengem- SKPD Lainnya
mewujudkan transpar- Konstruktif bangan Wawasan Sesuai TUPOKSI
ansi dan akuntabilitas. Kebangsaan.
Memperkuat regulasi Program Kemitraan
yang menjamin Standar Pengembangan Wa-
Pelayanan Minimal pada wasan Kebangsaan.
bidang pelayanan dasar Program Pember-
untuk publik. dayaan Masyarakat
Meninjau kembali untuk Menjaga
Peraturan Daerah yang Ketertiban dan Ke-
berdampak pada tidak amanan.
kondusifnya keuangan Program Pendidikan
daerah, terjadinya Politik Masyarakat.
ekonomi biaya tinggi, Program Pencega-
dan menghambat han Dini dan Penang-
pertumbuhan ekonomi gulangan Korban
rakyat Bencana Alam.
SKPD
Arah Kebijakan Kebijakan Umum Urusan Program
Pelaksana
Memberikan layanan
bantuan hukum secara
gratis kepada warga
kurang mampu yang
membutuhkannya.
Melakukan kerjasama
dengan Perguruan
Tinggi dan Lembaga
Swadaya Masyarakat,
Ormas dan OKP dalam
melakukan kampanye
dan advokasi hak-
hak hukum kepada
masyarakat
Sumber : Analisis 2010
Perkiraan kebutuhan pendanaan dan capaian kinerja secara terperinci dan sistematis
telah dijabarkan ke dalam Rencana Strategis (RENSTRA), sesuai tugas pokok dan
fungsi masing-masing SKPD.
Pemukiman,
Pendidikan,
Pemerintahan,
Militer,
Olah Raga.
(3) BWK III dilengkapi dengan 1 Pusat Lingkungan; yaitu di Kelurahan Kalumata
Kecamatan Ternate Selatan yang meliputi : Kelurahan Sasa, Gambesi, Ngade,
Fitu, Kalumata, Kayu Merah, Tabona, Ubo-Ubo, Bastiong Karance, Bastiong
Talangame, Mangga Dua Utara, Mangga Dua, Jati Perumnas, Jati, Tanah Tinggi
Barat, Tanah Tinggi, dan Toboko. Pusat BWK III di Kelurahan Kalumata. Adapun
arah pengembangan BWK III sebagai:
Jasa,
Perdagangan,
Pariwisata,
Pelabuhan,
Perikanan,
Militer,
Olah Raga,
Pendidikan.
(4) BWK IV dilengkapi dengan 1 Pusat Lingkungan; yaitu di Kelurahan Jambula
Kecamatan Pulau Ternate yang meliputi : Kelurahan Jambula, Kastela, Foramadiahi,
Rua, Afe Taduma, Dorpedu, Togafo, Loto, Takome, Sulamadaha, Tobololo, Bula
dan Kulaba. Pusat BWK IV di Kelurahan Jambula. Adapun arah pengembangan
BWK IV sebagai:
Pemukiman,
Pariwisata,
Pertanian.
(5) BWK V dilengkapi dengan 1 Pusat Lingkungan; yaitu di Kelurahan Togolobe
Kecamatan Pulau Hiri yang meliputi : Kelurahan Faudu, Tomajiko, Dorari Isa,
Togolobe, Tafraka, dan Mado. Pusat BWK V di Kelurahan Togolobe. Adapun arah
pengembangan BWK V sebagai:
Perikanan,
Pertanian,
Permukiman.
(6) BWK VI dilengkapi dengan 1 Pusat Lingkungan; yaitu di Kelurahan Moti Kota
Kecamatan Moti yang meliputi Kelurahan Moti Kota, Takofi, Tadenas, Figur,
Tafamutu, dan Tafaga. Pusat pemerintahan BWK VI di Kelurahan Moti Kota.
Adapun arah pengambangan BWK VI sebagai:
Permukiman,
Pertanian,
Perikanan.
(7) BWK VII dilengkapi dengan 1 Pusat Lingkungan, yaitu di Kelurahan Mayau
Kecamatan Batang Dua yang meliputi Kelurahan Mayau, Tifure, Bido, Lelewi,
Perum Bersatu dan Pante Sagu. Pusat pemerintahan BWK VII di Kelurahan
Mayau. Adapun arah pengembangan BWK VII sebagai :
Permukiman,
Pertanian,
Perikanan.
BAB VIII
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN DAN PENETAPAN
INDIKATOR KINERJA DAERAH
Dengan memperhatikan uraian mengenai visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan
yang ingin dicapai selama periode 2010-2015, pentahapan pembangunan dan
penetapan indikator kinerja daerah dengan uraian sebagai berikut :
Tahap pembangunan 2011 juga merupakan tahap untuk menjaga, meneruskan dan
melanjutkan pembangunan yang sudah dicapai dan dilaksanakan 5 tahun sebelumnya
dengan mengutamakan peningkatan dan penataan infrastruktur perkotaan, pendidikan
dan kesehatan.
Tabel VIII.1.
Indikator Kinerja Pembangunan Menurut Sasaran Strategis
Sasaran Indikator Kinerja
1. Percepatan pengembangan infrastruktur 1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam
secara merata dan berkeadilan, terutama kondisi baik (Pembangunan infrastruktur
pada kecamatan-kecamatan di luar kawas- wilayah di Kecamatan)
an perkotaan untuk membuka keterisola- 2. Cakupan pemerataan pelayanan air bersih
sian, serta memungkinkan terjadinya kawasan dataran tinggi
mobilitas arus barang dan manusia yang
3. Cakupan pemerataan pelayanan listrik
mempercepat perkembangan secara
yang tidak terjangkau layanan PLN
merata pada semua wilayah kecamatan
2. Peningkatan Sumber Daya Manusia, 1. Persentase sarana pendidikan, pemerata-
khususnya peningkatan derajat Pendidikan an tenaga pengajar dan peningkatan
melalui perluasan akses pendidikan mutu pendidikan
yang murah dan terjangkau, sarana dan 2. Dana bantuan penunjang kegiatan seko-
fasilitas yang memadai, tenaga guru yang lah (penunjang BOS) untuk mewujudkan
cukup, dan mutu yang terus membaik pendidikan dasar yang berkualitas
3. Penyediaan buku pelajaran di
perpustakaan sekolah
4. Jumlah guru yang difasilitasi untuk melan-
jutkan studi S-1
5. Pemberian beasiswa kepada siswa/maha-
siswa berprestasi dan kurang mampu
6. Pemberian beasiswa kepada guru berpres-
tasi untuk melanjutkan studi
7. Pemberian insentif kepada guru di daerah
terpencil
8. Angka Melek Huruf
9. Angka Rata-rata Lama Sekolah
10. Angka Partisipasi Murni
11. Angka Partisipasi Kasar
12. Angka Partisipasi Sekolah
13. Rasio Guru/murid (SD)
BAB IX
KAIDAH PELAKSANAAN DAN PEDOMAN TRANSISI
Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan, serta melak-
sanakan 11 Program Prioritas dan kegiatan yang tercantum dalam RPJM Kota Ternate
Tahun 2011-2015, kaidah-kaidah pelaksanaan adalah sebagai berikut:
(1) Pelaksanaan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 diarahkan dan dikendalikan
langsung oleh Walikota dan Wakil Walikota Ternate dengan Pelaksana Harian
Sekretaris Daerah Kota Ternate;
(2) dalam menyelenggarakan perencanaan pembangunan daerah, Walikota Kota
Ternate dibantu oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Kepala
Bappeda) Kota Ternate;
(3) Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di lingkungan Pemerintah
Kota Ternate agar melaksanakan program-program dalam RPJM Kota Ternate
Tahun 2011-2015 dengan sebaik-baiknya;
(4) Setiap SKPD, baik yang berbentuk Badan, Dinas, Kantor dan Bagian, berkewajiban
untuk menyusun Rencana Strategis SKPD (Renstra-SKPD) yang memuat Visi,
Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program, dan Kegiatan Pembangunan sesuai
dengan tugas dan fungsi SKPD yang disusun dengan berpedoman pada RPJM
Kota Ternate Tahun 2011-2015;
(5) Setiap Pemerintah Kecamatan agar mengacu pada RPJM Kota Ternate Tahun
2011-2015 sebagai dasar penyusunan dokumen rencana, dan melaksanakan
program dalam RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 dengan sebaik-baiknya.
Bab IX 155
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
(6) Penjabaran lebih lanjut RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 untuk setiap
tahunnya harus dilakukan melalui penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kota Ternate;
(7) Penyusunan RKPD Kota Ternate harus dilakukan melalui proses Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan secara berjenjang,
yaitu mulai dari Musrenbang Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Forum SKPD
dan Musrenbang Kota;
(8) RKPD Kota Ternate harus menjadi acuan bagi setiap SKPD dalam menyusun
Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD) yang disusun dengan pendekatan berbasis
kinerja;
(9) dalam hubungannya dengan keuangan daerah, keberadaan RKPD Kota Ternate
merupakan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (RAPBD) tahun anggaran berikutnya terutama sebagai rujukan dalam
penyusunan Kebijakan Umum APBD serta penyusunan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara;
(10) Renja-SKPD yang disusun dengan pendekatan berbasis kinerja harus menjadi
pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD);
(11) dalam pelaksanaan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015, setiap SKPD perlu
memperkuat peran pemangku kepentingan dalam mendukung pelaksanaan RPJM
Kota Ternate Tahun 2011-2015 ini, dan melakukan sosialisasi baik kepada aparat
Pemerintah Kota Ternate, perguruan tinggi, dan masyarakat sipil;
(12) dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJM Kota Ternate Tahun
2011-2015, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJM Kota Ternate
Tahun 2011-2015 sebagai berikut:
a. Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-
masing Pimpinan SKPD;
b. Kepala Bappeda Kota Ternate menghimpun dan menganalisis hasil peman-
tauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing Pimpinan
SKPD sesuai dengan tugas dan kewenangannya;
c. Kepala SKPD melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan
SKPD periode sebelumnya;
156 Bab IX
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
Tabel IX.1.
Program Utama Transisi
No Program Utama Sasaran Indikator
1 Program Pengembangan 1. Meningkatnya jangkauan 1. Angka partisipasi sekolah
Pendidikan layanan pendidikan 2. Angka kelulusan
menengah dan tinggi 3. Angka melek huruf
2. Meningkatnya mutu
layanan pendidikan dasar,
menengah dan tinggi
sesuai dengan standar
nasional dan internasional
2 Program Peningkatan 1. Meningkatnya jangkauan 1. Angka kematian bayi
Kesehatan Masyarakat layanan kesehatan 2. Angka kematian ibu
2. Meningkatnya mutu 3. Angka harapan hidup
layanan kesehatan 4. Angka kecukupan
5. Persentase balita bergixi
buruk
Bab IX 157
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
158 Bab IX
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kota Ternate Tahun 2011 - 2015
BAB X
PENUTUP
Penyusunan RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 ini akan menjadi pedoman dan arahan
bersama bagi seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan di Kota Ternate, serta terpadu dan searah dengan pembangunan
nasional selama lima tahun mendatang. RPJM Kota Ternate Tahun 2011-2015 menjadi
pendorong membangun gerakan bersama menuju Terwujudnya Ternate Menjadi Kota
Berbudaya, Agamais, Harmonis, Mandiri, Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan -
Kota Ternate BAHARI BERKESAN.
Dalam kaitan itu perlu adanya kesungguhan dan komitmen yang kuat, agar pada
gilirannya mampu memberikan hasil pembangunan yang dapat dinikmati secara lebih
adil dan merata oleh seluruh masyarakat Kota Ternate. Keberhasilan pelaksanaan
RPJM Kota Ternate ini, tergantung pada sikap, mental, tekad, semangat, ketaatan, dan
disiplin para penyelenggara pemerintahan, khususnya kepada seluruh Kepala Satuan
Perangkat Daerah (SKPD) meliputi Sekretaris Daerah, Asisten Daerah, Kepala Badan,
Kepala Dinas, Kepala Kantor, Camat dan Lurah, serta jajaran perangkat daerah lainnya,
untuk bersama mewujudkan Bahari Berkesan serta Ternate kearah yang Insya Allah
Lebih Baik.
WALIKOTA TERNATE,
H. BURHAN ABDURAHMAN
Bab X 159