Anda di halaman 1dari 12

De

men
sia
Oleh: dr Diaz Randanil
Pembimbing: dr Marleni Parapat

Definisi

Demensia : gejala yang disebabkan oleh beberapa


penyakit atau beberapa kelainan pada otak.

Ditandai dengan terganggunya mental seseorang yang


diakibatkan oleh gangguan berpikir dan hilangnya
ingatan.

Demensia juga dapat menyebabkan terganggunya


perilaku seseorang. Ketika penyakit ini tidak ditangani,
gejala-gejala yang timbul akan menjadi semakin buruk
dan mengganggu kegiatan keseharian seseorang.

Terdapat dua kategori


demensia :
demensia yang dapat
disembuhkan
demensia yang tidak dapat
disembuhkan.

penyebab demensia yang


dapat dipulihkan kembali:
Penyalahgunaan konsumsi zat kimia jangka panjang
Tumor otak
Hematoma subdural (pendarahan di kepala pada rongga subdural)
Abnormalitas kelenjar tiroid
Kurangnya vitamin, terutama Vitamin B12
Hipoglikemia atau gula darah rendah
Hidrosefalus tekanan normal (membesarnya ventrikel otak yang
dapat menyebabkan hilangnya ingatan)

Penyebab demensia yang tidak


dapat dipulihkan kembali:
Penyakit Alzheimer
Penyakit alzheimer adalah penyebab demensia terbanyak.
Alzheimer umum terjadi pada usia 65 tahun keatas.
Penyebab Alzheimer masih belum diketahui dengan pasti, hasil
pencitraan otak menggambarkan bahwa adanya plak dan masa jaringan
protein.
Memburuknya penyakit alzheimer berlangsung secara perlahan, 8-10
tahun.
Gejala: seperti kesulitan untuk mencari kata-kata yang tepat ketika ingin
berbicara dan mudah lupa.

Penyebab demensia yang tidak


dapat dipulihkan kembali:
Demensia Vaskular
Kondisi ini terjadi karena adanya kerusakan otak akibat kurangnya aliran darah menuju otak
menyebabkan kematian beberapa sel otak dan stroke .
Terjadi pada penderita tekanan darah tinggi dan yang mempunyai riwayat stroke atau serangan
jantung sebelumnya.
Demensia Lewy Body
Gejala utama yang timbul adalah halusinasi visual dan gejalaparkinsonseperti getaran pada tangan
(tremor) dan kekakuan pada otot.
Penderita demensia Lewy Body ini dapat mengalami gangguan tidur yang melibatkan hal seperti
melakukan kegiatan saat bermimpi.
Demensia Frontotemporal
Pada penderita demensia Frontotemporal, sel-sel otak yang berada pada lobus temporal dan frontal
(daerah depan) mengalami penurunan fungsi, yang berakibat pada kelainan perilaku, bahasa, dan
kesulitan dalam berpikir, berkonsentrasi dan bergerak.

Gejala Utama
Berikut adalah tanda-tanda demensia:
Hilangnya ingatan
Gejala yang paling umum dari demensia adalah hilangnya ingatan, kepikunan
dan penuaan.
Gejala awal yang sering ditemukan adalah pelupa, seperti lupa meletakan kunci
atau dompet, dan gejala ini dapat menjadi semakin buruk seiring berjalannya
waktu.
Kesulitan berkomunikasi dan mencari kata kata yang tepat
Penderita demensia sering kali kesulitan dalam mencari kata-kata yang tepat
untuk menyampaikan maksud tindakannya.
Mudah frustrasi dan mudah marah.

Gejala Utama
Kesulitan dalam membuat perencanaan dan mengatur
suatu hal
sulit untuk mengerjakan tugas-tugas yang rumit.
Hal ini dapat terlihat dari hal-hal yang sederhana seperti
mencuci baju atau menyiapkan makanan.
Disorientasi atau kebingungan
Perubahan psikis
Mudah frustrasi dan mudah marah.

Siapa yang Harus Anda Kunjungi dan Perawatan yang


Tersedia
Untuk mendiagnosa seseorang terkena demensia atau tidak,
dibutuhkan waktu untuk benar-benar mempelajari gejala yang timbul.
Hal pertama yang dapat dilakukan adalah berkonsultasi dengan
dokter keluarga ataudokter umum.
Pemeriksaan meliputi penyelidikan terhadap kegiatan keseharian
pasien, dan kapan gejala-gejala tersebut timbul. Pemeriksaan fisik,
laboratorium, dan kemampuan mental juga dibutuhkan untuk
mendiagnosa demensia.

Pencegahan Demensia
1. Makan ikan
Penelitian menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 mampu mencegah Alzheimer dan demensia.
2. Jangan stres
Stres bisa membuat otak bekerja terlalu keras. Sebuah penelitian di Swedia pada tahun 2010
menunjukkan bahwa wanita yang sering stres lebih berkemungkinan menderita demensia ketika
tua.
3. Tidur cukup
Mendapatkan tidur yang cukup sangat penting bagi kesehatan tubuh dan otak. Pasien yang
mengalami kesulitan tidur seringkali dikaitkan dengan munculnya penyakit Alzheimer di kemudian
hari.
4. Hindari alkohol
Kebiasaan minum alkohol dan merokok bisa meningkatkan risiko Alzheimer hingga tujuh tahun
lebih awal. Berhenti merokok bisa melancarkan peredaran darah ke otak. Begitu juga dengan
kebiasaan minum alkohol yang sebaiknya dikurangi.

Pencegahan Demensia
5. Bersosialisasi
Bersosialisasi dengan orang lain diketahui mampu meningkatkan koneksi otak, sehingga tidak mudah rusak
di kemudian hari. Jadi, jangan suka menyendiri. Berkumpullah dengan banyak orang untuk ngobrol atau
sekedar bertukar kabar.
6. Hindarijunk food
Sebuah penelitian mengaitkan gula darah diabetes, tingginya kadar gula dan lemak pada darah, dengan
Alzheimer. Untuk mencegah Alzheimer, sebaiknya hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan
kolesterol jahat. Penuhi kebutuhan gizi Anda dengan mengonsumsi sayuran serta buah-buahan.
7. Latihan mental
Tajamkan otak Anda dengan permainan yang bisa mengasah otak, seperti puzzle, catur, dan lainnya.
Aktivitas yang mengasah otak akan menguatkan koneksi antara sel saraf dalam otak. Setidaknya Anda
harus sering membaca buku untuk membuat otak tetap aktif.
8. Menjaga kesehatan jantung
Otak menggunakan sekitar 20 persen oksigen pada darah yang mengalir ke seluruh tubuh. Untuk itu,
jangan lupa untuk berolahraga untuk menjaga jantung tetap sehat. Anda tak harus ke pusat kebugaran
setiap hari. Sekitar 20 menit olahraga setiap hari sudah cukup untuk menjaga kebugaran.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai