Anda di halaman 1dari 6

Title Text

Mutiara Salaf
2013- 03- 06 11:03:30 Ruang Kerja Ust Dz ulqarnain

Nikmat Membawa Petaka Abu Hazim Salamah bin Dnr Al-Araj berkat a,

Set iap nikmat yang t idak mendekat kan kepada Allah, maka hal t ersebut
adalah ujian/pet aka. [Diriwayat kan oleh Ibnu Abid Duny dalam Asy-Syukr
Lillh] T iga Pokok Keimanan Ammr bin Ysir radhiyallhu anhum berkat a,

Ada t iga perkara, siapa yang mengumpulkannya, sungguh dia t elah


mengumpulkan keimanan: inshaf dari jiwamu, menebarkan salam kepada alam,
dan berinf ak bersama kef akiran. [Diriwayat kan oleh Al-Bukhry secara
Muallaq dan Al-Baihaqy] Di Atas Sunnah Adalah yang T erbaik Ibnu Masd
radhiyallhu anhu berkat a,


Hemat dalam suat u sunnah adalah lebih baik dari bersungguh-sungguh dalam
suat u bidah. [Diriwayat kan oleh At h-T habarny] Ucapan Saya T idak T ahu
Umar bin Al-Khat ht hab radhiyallhu anhu berkat a,

:
Ilmu ada t iga: Kit ab (Al-Quran) yang berbicara, Sunnah (Nabi) yang t erus
berlaku, dan (upacan) saya t idak t ahu. [Ilamul Muwaqqiin karya Ibnul Qayyim]
Yang Menghancurkan Agama Dari Ziyd bin Hudair, beliau berkat a, Umar
bin Al-Khat ht hab radhiyallahu anhu berkat a kepadaku, Apakah engkau t ahu
apa yang menghancurkan (agama) Islam? Saya menjawab, T idak. Umar
radhiyallahu anhu berkat a,



(Agama Islam) dihancurkan oleh ket ergelinciran seorang alim, jidal kaum
munaf iqin dengan Al-Quran, dan hukum para pemimpin yang sesat .
[Diriwayat kan oleh Ad-Darimy dan selainnya] Hakikat T akwa Abdullah bin
Umar radhiyallahu anhum berkat a,

Tidaklah seorang hamba mencapai hakikat takwa hingga dia meninggalkan apa
yang berseteru dalam hatinya. [Disebut kan oleh Al-Bukhary dalam Shahihnya
secara Muallaq] Dari Bagian Keimanan Abdullah bin Masd radhiyallhu

anhu berkat a,



Sabar adalah seperdua keimanan, dan Yakin adalah keimanan seluruhnya.
[Diriwayat kan oleh Ibnu Abi Khait samah dalam T arikhnya sebagaimana dalam
T aghlq At -T alq, dan Al-Hakim] Lisanku Ini yang T elah Menyeretku kepada
Berbagai Prahara Suat u hari, Umar bin Al-Khat ht hab radhiyallhu anhu masuk
menjumpai Abu Bakr radhiyallhu anhu, dan Abu Bakr sedang menarik lisannya.
Umar berkat a, Ada apa? Semoga Allah mengampunimu. Abu Bakr menjawab,

Sesungguhnya (lisan) ini t elah menyeret ku ke berbagai prahara. [Diriwayat kan
oleh Malik dalam Al-Muwat ht ha` dengan riwayat Yahya bin Yahya] Rasa Malu
di Kalangan Shahabat Abu Bakr Ash-Shiqqq radhiyallhu anhu berkhut bah
kepada manusia,


Wahai kaum muslimin sekalian, malulah kalian kepada Allah. Demi (Allah) yang
jiwaku berada di t angan-Nya, sungguh saya pergi membuat hajat di t anah
lapang (t empat membuang hajat ) dalam keadaan berkudung baju karena malu
kepada Rabbku Azza wa Jalla. [Diriwayat kan oleh Ibnul Mubarak dalam AzZuhd] Kalimat-kalimat Indah di awal Pemerintahan Abu Bakr Set elah
t erangkat menjadi Khalif ah, Abu Bakr Ash-Shiqqq radhiyallahu anhu
berkhut bah, Amma Badu, Wahai sekalian manusia, sesungguhnya saya t elah
dijadikan pemimpin t erhadap kalian, sedang saya bukan orang yang t erbaik di
ant ara kalian. Apabila saya berbuat baik, bant ulah saya. Apabila saya berbuat
jelek, luruskanlah saya. Kejujuran adalah amanah dan dust a adalah khiyanat .
Orang yang lemah di t engah kalian adalah kuat di sisiku hingga saya
memberikan haknya, insya Allah. Orang yang kuat di t engah kalian adalah
lemah di sisiku hingga saya mengambil hak darinya, insya Allah. T idaklah suat u
kaum meninggalkan jihad di jalan Allah kecuali Allah akan memukul mereka
dengan kehinaan. T idaklah suat u kekejian t ersebar di suat u kaum kecuali Allah
akan merat akan mereka dengan bala. T aat ilah saya selama saya menaat i
Allah dan Rasul-Nya. Apabila saya bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya
t idak ket aat an unt ukku t erhadap kalian [Diriwayat kan oleh Ibnu Ishq dalam
As-Srah] Nasihat Imam Asy-Syaf iiy kepada Muridnya, Imam Al-Muz any
Imam Al-Muzany bercerit a: Aku menemui Imam Asy-Syaf iiy menjelang beliau
waf at , lalu kubert anya, Bagaimana keadaanmu pada pagi ini, wahai
Ust adzku? Beliau menjawab, Pagi ini aku akan melakukan perjalanan
meninggalkan dunia, akan berpisah dengan kawan-kawanku, akan meneguk
gelas kemat ian, akan menghadap kepada Allah dan akan menjumpai kejelekan
amalanku. Aku t idak t ahu: apakah diriku berjalan ke surga sehingga aku
memberinya ucapan kegembiraan, at au berjalan ke neraka sehingga aku
menghibur kesedihannya. Aku berkat a, Nasihat ilah aku. Asy-Syaf iiy
berpesan kepadaku, Bert akwalah kepada Allah, permisalkanlah akhirat dalam

hat imu, jadikanlah kemat ian ant ara kedua mat amu, dan janganlah lupa bahwa
engkau akan berdiri di hadapan Allah. T akut lah t erhadap Allah Azza wa Jalla,
jauhilah segalah hal yang Dia haramkan, laksanakanlah segala perkara yang
Dia wajibkan, dan hendaknya engkau bersama Allah di manapun engkau
berada. Janganlah sekali-kali engkau menganggap kecil nikmat Allah
kepadamu -walaupun nikmat it u sedikit - dan balaslah dengan bersyukur.
Jadikanlah diammu sebagai t af akkur, pembicaraanmu sebagai dzikir, dan
pandanganmu sebagai pelajaran. Maaf kanlah orang yang menzhalimimu,
sambunglah (silat urrahmi dari)orang yang memut us silat urahmi t erhadapmu,
berbuat baiklah kepada siapapun yang berbuat jelek kepadamu, bersabarlah
t erhadap segala musibah, dan berlindunglah kepada Allah dari api neraka
dengan ket akwaan. Aku berkat a, T ambahlah (nasihat mu) kepadaku. Beliau
melanjut kan, Hendaknya kejujuran adalah lisanmu, menepat i janji adalah t iang
t onggakmu, rahmat adalah buahmu, kesyukuran sebagai t haharahmu,
kebenaran sebagai perniagaanmu, kasih sayang adalah perhiasanmu,
kecerdikan adalah daya t angkapmu, ket aat an sebagai mat a percaharianmu,
ridha sebagai amanahmu, pemahaman adalah penglihat anmu, rasa harapan
adalah kesabaranmu, rasa t akut sebagai pakaianmu, shadaqah sebagai
pelindungmu, dan zakat sebagai bent engmu. Jadikanlah rasa malu sebagai
pemimpinmu, sif at t enang sebagai ment erimu, t awakkal sebagai baju
t amengmu, dunia sebagai penjaramu, dan kef akiran sebagai pembaringanmu.
Jadikanlah kebenaran sebagai pemandumu, haji dan jihad sebagai t ujuanmu,
Al-Qur`an sebagai juru bicaramu dengan kejelasan, sert a jadikanlah Allah
sebagai Penyejukmu. Barangsiapa yang bersif at sepert i ini, surga adalah
t empat t inggalnya. Kemudian, Asy-Syaf iiy mengangkat pandangannya ke
arah langit seraya menghadirkan susunan t abir. Lalu beliau bersyair, KepadaMu -wahai Ilah segenap makhluk, wahai Pemilik anugerah dan kebaikankuangkat harapanku, walaupun aku ini seorang yang bergelimang dosa T at kala
hat i t elah membat u dan sempit segala jalanku kujadikan harapan
pengampunan-Mu sebagai t angga bagiku Kurasa dosaku t eramat lah besar,
t et api t at kala dosa-dosa it u kubandingkan dengan maaf -Mu -wahai Rabb-ku-,
t ernyat a maaf -Mu lebihlah besar T erus menerus Engkau Maha Pemaaf dosa,
dan t erus menerus Engkau memberi derma dan maaf sebagai nikmat dan
pemuliaan Andaikat a bukan karena-Mu, t idak seorang pun ahli ibadah yang
t ersesat oleh Iblis bagaimana t idak, sedang dia pernah menyesat kan
kesayangan-Mu,Adam Kalaulah Engkau memaaf kan aku, Engkau t elah
memaaf kan seorang yang congkak, zhalim lagi sewenang-wenang yang masih
t erus berbuat dosa Andaikat a Engkau menyiksaku, t idaklah aku berput us asa,
walaupun diriku t elah engkau masukkan ke dalam Jahannam lant aran dosaku
Dosaku sangat lah besar, dahulu dan sekarang, namun maaf -Mu -wahai Maha
Pemaaf - lebih t inggi dan lebih besar [Tarikh Ibnu Asakir Juz 51 hal. 430-431]
Nasehat untuk Yang Meremehkan Dosa Bill bin Sad rahimahullh berkat a,



Janganlah engkau melihat kepada kecilnya dosa, tetapi lihatlah terhadap siapa
engkau bermaksiat. [Diriwayat kan oleh Ibnul Mubarak dalam Az-Zuhd] Sabar
Dalam Menuntut Ilmu Dari Yahya bin Abi Kat sr rahimahullah, beliau berkat a,


Ilmu it u t idaklah didapat kan dengan jasad yang sant ai. [Diriwayat kan oleh
Muslim] Sebab yang Menurunkan dan Mengangkat Musibah Dari Ali bin Abu
T halib radhiyallhu anhu, beliau berkat a,


Tidaklah petaka turun, kecuali karena dosa, dan tidaklah petaka diangkat, kecuali
dengan taubat. [Ad-D` wa Ad-Daw` hal. 118] Musibah pada Kendaraan
dan Istri Karena Maksiat Berkat a Al-Fudhail bin Iydh,



Sesunggunya aku bermaksiat kepada Allah, hal t ersebut aku ket ahui
(pengaruh jeleknya) dari akhlak kendaraan dan ist riku. [Shaidul Khthir karya
Ibnul Jauzi dan Al-Jawb Al-Kfi karya Ibnul Qayyim] Allah Menyiksamu
Karena Menyalahi Sunnah Imam Para T abiin, Said bin Musayyab
rahimahullah melihat seorang melakukan shalat sunnah dua rakaat set elah
shalat subuh, kemudian Said melarangnya. Orang t ersebut berkat a, Wahai
Abu Muhammad, apakah Allah menyiksaku karena suat u shalat ?! Said
menjawab,

T idak, t api Allah akan menyiksamu karena menyalahi sunnah. [Diriwayat kan
oleh Abdurrazzaq, Ad-Darimy dan Al-Baihaqy. Dishahihkan oleh Al-Albany
dalam Al-Irw` 2/236] Di Antara Petaka Dosa Ibnu Abbas radhiyallhu
anhum berkat a,




Sesungguhnya pada kebaikan terdapat sinar pada wajah, cahaya dalam hati,
kelapangan dalam rezeki, kekuatan pada badan, dan kecintaan pada hati makhluk.
Sesungguhnya pada kejelekan terdapat kegelapan pada wajah, gulita pada alam
kubur dan hati, kelemahan pada badan, kekurangan dalam rezeki, dan kebencian
pada hati makhluk. [Al-Jawb Al-Kfy hal. 62] T akwa adalah Jalan
Keselamatan dari Fitnah Dalam menghadapi f it nah, T halq bin Habib
menasihat kan agar berlindung dengan ket akwaan. Ket ika dit anya, Apa t akwa
it u? Beliau menjawab,


Takwa adalah beramal ketaatan kepada Allah di atas cahaya dari Allah,
mengharap rahmat Allah, dan meninggalkan maksiat kepada Allah di atas cahaya
dari Allah, takut akan siksaan Allah. (Siyr Alam An-Nubal` dan selainnya)
Keberkahan Pada Ucapan Ulama Salaf Dit anyakan kepada Hamdn bin

Ahmad Al-Qashshr, Mengapa ucapan para salaf lebih bermanf aat dari
ucapan kit a? Hamdn menjawab, Karena mereka berbicara unt uk keagungan
Islam, keselamat an jiwa-jiwa (manusia), dan (meraih) ridha Ar-Rahman. Sedang
kit a berbicara unt uk kemulian diri sendiri, mencari dunia, dan penerimaan
manusia. [Diriwayat kan oleh Abu Nuaim dalam Al-Hilyah dan Al-Baihaqy dalam
Syuabul mn] Panah-Panah Kematian Ket ika Khalif ah Harun Ar-Rasyid
memint ah nasihat ringkas, Abul At hiyah menasihat inya dalam beberapa
unt aian syair,

...
...

...
Janganlah merasa aman dari kemat ian dalam sekejam maupun senaf as
walaupun engkau berlindung dengan t irai dan para pengawal. Ket ahuilah
bahwa panah-panah kemat ian selalu membidik set iap dari kit a, yang berbaju
besi maupun yang berperisai. Engkau menghendaki keselamat an, sedang
engkau t idak menempuh jalan-jalannya, sesungguhnya perahu t idak akan
berjalan di at as darat an kering. [Raudhatul Uqal` karya Ibnu Hibban hal. 285]
Sunnah Allah Pada Suatu Kebenaran Ibnul Qayyim rahimahullah berkat a,



Kebenaran it u akan selalu menang dan mendapat ujian, maka janganlah
heran, sebab ini adalah sunnah Ar-Rahman (sunnat ullah). [Al-Kf iyah AsySyf iyah 1/52 (Syarah Syaikh Shalih Al-Fauzan)] Cara Mengenal Pendusta
Harun bin Suf yn Al-Must amly bert anya kepada Imam Ahmad, Bagaimana
cara engkau menget ahui para pendust a? Imam Ahmad menjawab, Dengan
(melihat ) janji-janji mereka. [Dirwayat kan oleh Ibnu Ady dalam Al-Kamil dan
As-Samny dalam Adabul Iml`] Juallah Dia, Walaupun Hanya dengan
Harga Segenggam Debu Muhammad bin Abdillah Al-Baghddy
bersenandung,
...
...


Apabila seorang kehilangan t iga (sif at ), Juallah dia, walaupun hanya dengan
harga segenggam debu. (T iga sif at it u adalah) keselamat an hat i, kejujuran
jiwa, dan menyembunyikan rahasia (orang lain) di dalam hat i. [Raudhatul
Uqal` karya Ibnu Hibban hal. 53] Mengukur Keikhlasan Muhammad bin
Abdawaih berkat a, Saya mendengar Al-Fudhail bin Iydh rahimahullah berkat a,


Meninggalkan amalan karena manusia adalah riya`, dan beramal karena

manusia adalah kesyirikan. Ikhlas adalah Allah menyelamat kan engkau dari dua
perkara t ersebut . [Diriwayat kan oleh Abu Nuaim dan Ibnu Askir,
sebagaimana dalam kit ab Al-tsr Al-Wridah Anil Aimmah fi Abwbil Itiqd
1/159] Hakikat Kehidupan Hamba Al-Marrudzy berkat a, Suat u hari aku
masuk menjumpai (Imam) Ahmad, lalu saya bert anya, Bagaimana engkau di
pagi ini? Beliau menjawab, Aku masuk di wakt u pagi dalam keadaan Rabbku
menunt ut (diriku) unt uk menunaikan kewajiban, Nabi-Nya menunt ut nya unt uk
menunaikan sunnah, dua malaikat menunt ut nya unt uk memperbaiki amalan,
jiwanya menunt ut (mengikut i) hawa naf su, Iblis menunt ut nya unt uk kekejian,
Malakul Maut menunt ut nyawanya, dan keluarganya menunt ut naf kah..
[T habaqat Al-Hanabilah karya Ibnu Abi Yal 1/570, dengan perant ara kit ab
Kasykl karya guru kami, Syaikh Abdul Aziz Ibnu Aqil]

Anda mungkin juga menyukai