RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO - BATU
DAFTAR ISI
ii
23
23
23
24
26
27
27
28
28
29
30
32
32
32
ii
32
34
34
34
34
36
37
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG.
Keberhasilan penanggulangan penderita gawat darurat antara lain
ditentukan oleh tersedianya sumber daya yang sesuai dengan standar dan
terlaksananya sistem penangulangan gawat darurat, karena bilamana keadaan
tersebut memerlukan waktu tanggap (respon time) yang sangat terbatas.
Keadaan gawat darurat medik merupakan suatu peristiwa yang dapat
menimpa seseorang atau kelompok orang dengan tiba-tiba yang dapat
membahayakan jiwa sehingga memerlukan tindakan yang cepat dan tepat agar
dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang
tidak perlu.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka disusunlah buku Pedoman
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat RS Baptis Batu. Diharapkan dengan
tersusunnya buku ini dapat meningkatkan pelayanan gawat darurat, baik pra
rumah sakit maupun di dalam rumah sakit sesuai dengan standar yang ditentukan.
1.2.TUJUAN PEDOMAN.
Tujuan dari disusunnya buku Pedoman Pelayanan Pelayanan Instalasi
Gawat Darurat RS Baptis Batu ini adalah untuk menata Instalasi Gawat Darurat
RS Baptis Batu agar dapat meningkatkan kemampuan dan mutu pelayanan yang
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan,
perubahan peraturan perundang-undangan yang diberlakukan, dan harapan
masyarakat.
1.3.
RUANG LINGKUP.
1. Pelayanan pendaftaran pasien
6. Sistem komunikasi
7. Pelayanan false emergency
8. Sistem rujukan
1.4.
BATASAN OPERASIONAL.
-
Pasien tidak akut dan gawat adalah pasien yang mengalami sakit lama,
tidak mengancam nyawa (false emergency).
Visum et repertum adalah laporan tertulis yang dibuat oleh dokter atau
permintaan tertulis dari pihak yang berwajib mengenai apa yang
dilihat/diperiksa berdasarkan keilmuan dan sumpah dokter untuk
kepentingan peradilan.
Rumah Sakit.
b. Undang-Undang Republik
Kesehatan.
c. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
d. Surat Kepmenkes. RI No. 1045/Menkes/Per/ XI/2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan.
e. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi
Pendidikan
Pengalaman
Kerja
Pelatihan
Minimal
2 tahun
BLS/PPGD/BTLS/
ATLS/ACLS
Minimal
2 tahun
BLS/PPGD/BTLS
D-3
Keperawatn
BLS/PPGD/BTLS
SLTA
BLS
Kepala
Instalasi
Minimal
Gawat Darurat
dokter umum
Kepala
Perawat
Minimal
Instalasi
Gawat
D-3
Darurat
Keperawatan
Perawat Pelaksana
Pekarya
(Pembantu Perawat)
Jenis Pendidikan
Jumlah Tenaga
Dokter
S-1 Keperawatan
D-3 Keperawatan
Pekarya (Pembantu Perawat)
7
1
7
3
Shift pagi
Shift siang
Shift malam :
b. Jadwal dokter jaga IGD disusun setiap bulan oleh Kepala IGD dengan
sepengetahuan Wakil Direktur Pelayanan dan diperbanyak untuk
didistribusikan pada minggu terakhir setiap bulan kepada setiap dokter
jaga IGD, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap, dan instalasi/ bagian lain yang terkait
c. Bila dokter jaga IGD berhalangan memenuhi jadwal jaga yang sudah
ditentukan, maka harus berkoordinasi mengupayakan mencari
penggantinya dan melaporkan kepada Kepala IGD
d. Jadwal jaga dokter terpasang di papan informasi IGD
3. Perawat/Pekarya
a. Pengaturan jadwal jaga perawat/pekarya IGD terbagi dalam 3 shift,
yaitu sebagai berikut :
-
Shift pagi
Shift siang
Shift malam :
BAB III
STANDAR FASILITAS
SATPAM
SATPAM
(AMBULANCE)
KANTOR
INFORMASI
INSTALASI
GAWAT
DARURAT
8
Pertemuan
IGD
Tindakan
Observasi
Ruang
Non
Tindakan
Ruang
Pasien
Tunggu
Ruang
Non
Tindakan
Ruang
Pasien
Toilet
Tindakan
Ruang
Resusitasi
Ruang
Triase
Ruang
Pekarya
Hock
Ruang
Perawat
pasien
ran
Pendafta
IGD
R.Ka
Life Saving
R.Obat
jaga
Ganti
R. Spool
Perawat
Toilet
Toilet Dokter
Gudang
R O2
Minor
Bedah
Ruang
R. Dokter
R.
Tindakan
Ruang
Pasien
Toilet
Kasus tenggelam
Tempat tidur
Tensimeter
Monitor set
Oksimeter
Defibrilator
Suction set
EKG
Nebulizer
Lampu senter
Stetoskop
Papan keras
Neck collar
Tempat sampah
Emergency trolley
Laryngoscope + blade
Stilet
Jelly
Sarung tangan
Plester
Gunting plester
2. Infus Trolley
Tourniquet
Alcohol swab
Plester
Gunting plester
RL
NaCl 0,9%
Asering
Manitol
b. Obat
Adrenalin injeksi
Morphine injeksi
Pethidine injeksi
10
Diazepam injeksi
Diazepam suppository
Dexamethasone injeksi
Aminophylline injeksi
Dextrose 40%
NaCL 0,9% 25 ml
Aquadest 25 ml
Natrium bicarbonate
Lidocaine injeksi
ISDN
Asam asetilsalisilat
MgSO4 20%
Dopamin injeksi
Furosemide injeksi
Berikut ini adalah tabel daftar obat yang tersedia di IGD RS Baptis
Batu berikut dengan penjelasan indikasi penggunaan dan dosisnya :
NO. NAMA OBAT
1. Adrenalin
1 : 1000
Ampul
(1 mg/ml)
2.
Aminophylline
Ampul
(250 mg/10 ml)
3.
Aspirin
(Aspilet )
80 mg/tablet
Atropin
Ampul
0,25 mg/1 ml
4.
INDIKASI
Anaphylatic
shock
DOSIS
Anak : 0,01 ml/kg (iv)
Dewasa : 0,5 1 ml
(im/sc/iv)
Diulang tiap 510
menit, bila perlu
Anak : 0,1 0,5 ml/kg
Asthma
(iv, push)
bronchiale
Dewasa : 1 ml
(iv, push)
Diulang tiap 5 menit,
bila perlu
Acute myocard 1 2 tablet sublingual.
infarct
- Symptomatic
bradycardia
(> 60 x/menit)
- Asystole
- Intoksikasi
11
0,5 1 mg IV
1 mg iv push
Diulang tiap 3-5 menit
sampai total 0,4 mg/10
kg BB.
Dosis : 1 4 mg IV
NO.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
NAMA OBAT
INDIKASI
insektisida
Diazepam
(Valium )
Ampul
10 mg/2 ml
Dopamin
Ampul
200 mg/10 ml
Kejang
Furosemide
(Lasix )
Ampul
20 mg/2 ml
Morphin
Ampul
10 mg/1 ml
Glucose 40%
Vial 10 gr/25 ml
Sodium
Bicarbonate
(Meylon )
Vial 25 meq / 25
ml
Isosorbide
dinitrite
(Cedocard )
Dexamenthasone
(Oradexon )
Ampul
4
mg/1ml
Digoxin
(Lanoxin)
0,25 mg/tablet
Pethidin
Ampul
(100
mg/2 ml)
MgSO4 20%
Ampul 5 gr/25
ml
Shock
Yang
belum
teratasi dengan
pemberian cukup
cairan
DOSIS
Diulang tiap 10 15
menit
sampai
atropinisasi
Anak 0,25 mg/kg, IV
pelan
Dewasa 10 mg, IV
pelan
2,5 20 g/kg/min IV
drip
Dosis ginjal 1 5
g/kg/ drip
Dosis jantung 5 10
g/kg/ drip
Dosis
syok
/
Vasopresor
10 20 g/kg/ drip
20 40 mg IV
0,5 1 mg/kg IV (max
2 mg/kg)
3 5 mg IV
5 10 mg IM
Dapat diulang bila
perlu
25 50 ml, IV pelan
Bolus 1 meq/kg, IV
pelan
Drip
0,05
meq/kg/menit
Metabolic
acidosis
Angina Pectoris
1 tablet Sublingual
Diulang tiap 5 menit,
max 3 tablet
0,05 0,2 mg/kg, IV
(1 ml untuk 10 25 kg
BB)
Asthma
Bronchiale
Anaphylactic
reaction
Flutter / fibralasi 1 tablet peroral, dapat
atrial CHF
diulang
6
jam
kemudian.
Analgetik kuat
1 mg/kg BB iv/im
Ventrikel
Takikardi
(Torsade
12
5 10 ml iv, pelan
pelan.
de
NO.
NAMA OBAT
16.
Lidokain
(Xylocard
500)
Ampul
(500mg/5 ml)
Combivent
nebulizer
Diazepam
(stesolid)
Rectal enema 10
mg/2,5 ml dan 5
mg/2,5 ml
17.
18.
INDIKASI
pointes)
Eklampsia
Cardiac
aritmia
(karena MI)
Takikardi
Ventrikel
Asma
Bronkhiale
Kejang
DOSIS
10 ml iv, pelan
pelan.
I mg/kgBB bolus
pelan-pelan,
dapat
diulang
10
menit
kemudian 0,5 mg/kg
lalu drip 2-4 mg.
1 amp untuk pasien
dewasa
Dewasa : 10 mg rectal
Anak-anak : 5 mg
rectal
Printer
j.
Kursi
13
f. Lampu senter
5. Ruang Bedah Minor
Ruang ini berfungsi untuk pasien yang membutuhkan tindakan bedah
minor, misalnya :
14
Operating lamp
Tempat sampah
Sarung tangan
Korentang dan tempatnya
Scoop strecher
Skort plastik (apron)
e. Lemari instrumen set
Sprei lobang
Baskom steril
Cath kawat
Alat buka jahit
Alat jahit wajah
Alat jahit isi 6, 7
Haemostat bengkok
Haemostat lurus
Tangkai pisau
Speculum hidung
T. Jarum biasa
T. Jarum besar
Ring forcep
Slang karet
Gunting metz
Catheter tray
Tabung enema
Baskom irigasi
Hak bergigi
Korentang klem
Alat vena sectie
Alat thoracentesis
Alat umbilikel
Alat THT
15
Slang dubur
Foley catheter (dengan berbagai ukuran)
Tromol kasa
Bak instrumen
Sarung tangan steril (dengan berbagai ukuran)
f. Ruang Triase
Triase adalah sistem penyeleksian problem pasien untuk memberikan
pertolongan dengan tepat, efektif, dan efisien sesuai dengan tujuan
utama IGD, yaitu :
Tempat tidur
Tensimeter
Stetoskop
Termometer
Menunggu obat
16
ini
berfungsi
untuk
pasien
yang
dilakukan
tindakan
obstetriginekologi.
Kelengkapan sarana dan alat kesehatan yang diperlukan di ruang
tindakan obstetriginekologi, antara lain :
a. Tempat tidur
b. Tempat sampah
c. Tensimeter dinding
d. Tongue spatel
e. Sarung tangan on
f. Jelly
g. Doppler
h. Spekulum
i.
17
Rak
j.
k. Sapu
l.
Form PermintaanLaborat
Data pasien
Catatan/Pesan-pesan dokter
Plastik sampah
Rinso
Pipet
18
Karet gelang
Pengharum ruangan
Tissue gulung
Clips
Lem
Resep
Surat rujukan
Memo
Pemeriksaan radiologi
Inf. Cath. 14 gr x 2
Inf. Cath. 16 gr x 2
Inf. Cath. 18 gr x 1
Inf. Cath. 20 gr x 1
Inf. Cath. 22 gr x 1
Inf. Cath. 24 gr x
Spuit 1 cc
Spuit 3 cc
Spuit 5 cc
Spuit 10 cc
19
Spuit 20 cc
Spuit 50 cc
Jarum suntik 18
Jarum suntik 20
Jarum suntik 23
Jarum suntik 25
RL 500 cc
NaCl 3% 500 cc
NaCl 500 cc
NaCl 1000 cc
D5 500 cc
Asering
Kaen 3 B
D 10% 500 cc
Folleycath No. 8
Folleycath No. 14
Folleycath No. 16
Folleycath No. 18
Folleycath No. 20
Jelly
Sofratul
Electroda
Hansaplast
Leukocrefe 10 cm x 4.5 m
20
Leukocrefe 15 cm x 5 m
Verband gulung 5 cm
Verband gulung 10 cm
Kondom cath
Urine bag
Meylon 84 25 cc
Dextrose 40% 25 cc
Spatel tongue
Catheter tip
Sarung tangan 6
Sarung tangan 7
Sarung tangan 7
Alkohol
Savlon
Kapus
H2O2
Bethadine cair
EKG rol
Formalin 10%
10. Toilet
Kelengkapan sarana yang diperlukan di toilet, antara lain :
a. Kloset
b. Pegangan
c. Tissue gulung
d. Tempat sampat
e. Ember
f. Gayung
21
22
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
4.2.SISTEM KOMUNIKASI.
Komunikasi sangat berperan penting dalam penaggulangan penderita
gawat darurat time saving is life limb saving. Selain itu kondisi kegawat
23
4.3.PELAYANAN TRIASE.
Triase adalah sistem seleksi pasien untuk pengelompokkan korban dalam
menentukan tingkat kegawatan serta prioritas dan kecepatan penanganan serta
pemindahan. Pasien diseleksi berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya dengan
kategori :
1. Pasien gawat darurat
Pasien yang tiba tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya serta anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
2. Pasien gawat tidak darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat, misalnya penyakit kanker stadium lanjut.
3. Pasien darurat tidak gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba tiba, tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
4. Pasien tidak gawat tidak darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium, TBC kulit, dll.
5. Kecelakaan
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkna cidera (fisik,
mental, sosial)
6. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
24
7. Bencana
Peristiwa / rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia,
kerugian, harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan
prasarana umum, serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan
dan penghidupan masyarakat serta pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongan dan bantuan.
Dalam pelaksanaan pelayanan di IGD diberlakukan kategori kasus
emergency dan false emergency. Dalam hal ini yang termasuk pasien
emergency adalah : kasus Prioritas 1 (P1) yaitu pasien gawat darurat,
prioritas 2 (P20 yaitu pasien gawat tidak darurat dan/atau pasien darurat
tidak gawat. Sedangkan yang termasuk pasien false emergency adalah
kasus Prioritas 3 (P3) yaitu pasien tidak gawat tidak darurat dan kasus
prioritas 0 (P0) yaitu pasien yang datang dalam keadaan sudah
meninggal dunia (death on arrival)
Kartu kode warna triase dapat digunakan sebagai cara pengklasifikasian
dalam triase setelah diperoleh informasi akurat tentang keadaan pasien.
Kartu warna yang digunakan adalah :
1.
MERAH
KUNING
HIJAU
HITAM
4.4.TRANSPORTASI PASIEN.
Transportasi merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan gawat
darurat. Melalui transportasi kita dapat membantu penanganan penderita gawat
darurat. Dalam memberikan pelayanan transpotasi kepada penderita gawat
darurat, perlu diperhatikan beberapa petujuk dibawah ini :
1. Persiapan alat
a. Ambulans
b. Kursi roda.
c. Brankard.
d. Alat alat penunjang hidup yang diperlukan.
2. Cara kerja
a. Ketempat pemeriksaan x ray, diantar minimal 1 orang perawat.
b. Ke ruang perawatan, diantar minimal oleh 1 orang perawat.
c. Ke ICU / Kamar Bedah. Bila ada masalah ABC (gangguan jalan
nafas dan sirkulasi), pasien diantar minimal 2 orang petugas
termasuk dokter dan ventilasi harus tetap diperthankan dalam
perjalanan.
d. Ke Rumah Sakit lain :
Bila tidak ada masalah ABC, pasien boleh tidak diantar petugas
dan membawa surat rujukan.
26
27
4.7.
sampai di IGD. Pasien yang datang dalam keadaan DOA langsung disalurkan /
ditempatkan di kamar jenazah.
Syarat pengambilan jenazah :
1. Pengambil jenazah menyerahkan foto copy bukti diri yang syah kepada
petugas.
2. Pengambil jenazah menyerahkan Surat Pengambilan Jenazah kepada
petugas.
Jika jenazah berada di kamar jenazah maksimal 4 jam, lebih dari itu jenazah
langsung dikirim ke RSUD Saiful Anwar Malang.
4.8.
Darurat kelas II, karena telah memiliki dokter spesialis empat besar yang siap
dipanggil (on call), dokter umum yang siaga ditempat (on site) 24 jam yang
memiliki kualifikasi pelayanan GELS (General Emergency Life Support) dan
mampu memberikan resusitasi dan stabilisasi ABC serta memiliki alat transportasi
untuk rujukan dan komunikasi yang siap 24 jam.
Sarana Penunjang pelayanan :
1. Penunjang medis
28
4.9.
Sistem Rujukan.
Rujukan pasien dari RS Baptis Batu hanya dapat dilakukan oleh dokter
spesialis yang kompeten atau setidaknya atas persetujuan salah satu dokter
spesialis 4 besar (bedah, penyakit dalam, anak, dan kebidanan). Dokter jaga IGD
sebelum melakukan rujukan pasien harus mengkorfirmasikan pasien tsb kepada
dokter spesialis yang sesuai dengan penyakit pasien. Adapun bentuk rujukan yaitu
:
1. Alih Rawat
Alih rawat dapat dilakukan pada keadaan :
-
Permintaan pasien
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. CT scan
b. Pemeriksaan penunjang lain yang dianggap perlu, yang tidak dapat
dilakukan di RS Baptis Batu
3. Spesimen
a. Darah
b. Urin
c. Jaringan
d. Mukus / sekret
29
BAB V
LOGISTIK
Mekanisme pengadaan obat dan alat medis di IGD adalah sebagai berikut :
1. Persiapan alat
a. Lembaran stock obat
b. Buku keluar / masuk alat
c. Buku inventaris alat
d. Blanko pemesanan obat dan alkes
e. Buku laporan harian pemakaian obat
2. Setiap hari petugas / pekarya pagi mengantar alkes yang terpakai untuk
disterilkan dan mengambil kembali setelah disterilkan untuk disimpan pada
tempatnya.
3. Pemesanan alat kesehatan dilakukan oleh perawat penanggung jawab dinas
pagi setiap hari Sabtu dengan mengisi blanko pemesanan alkes yang
ditandatangani Kepala perawat / Kepala IGD dengan jumlah yang sesuai
pengeluaran / kebutuhan, kecuali bila jatuh pada hari libur, pemesanan
dilakukan sehari sebelumnya.
4. Pengadaan alat umum :
a. Petugas IGD membuat permintaan ke bagian Gudang, dengan mengisi
Formulir Pengambilan Barang yang ditandatangani oleh Ka. Bag. Gawat
Darurat atau Ka. IGD.
b. Formulir diserahkan ke Bagian Gudang.
5. Pengadaan alat alat kesehatan :
a. Bagian Gawat Darurat mengajukan permintaan barang dengan mengisi
formulir permintaan barang. Formulir tersebut terlebih dahulu diajukan
kepada Kepala Departemen Pelayanan untuk diketahui, dipertimbangkan
30
dan disetujui serta ditandatangani oleh Kepala Bagian Gawat Darurat / Ka.
IGD dan Kepala Departemen Pelayanan.
b. Permintaan barang yang telah disetujui oleh Kepala Departemen
Pelayanan,
selanjutnya
diajukan
kepada
Tim
Pengadaan,
untuk
31
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1.
PENGERTIAN.
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau idak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan.
6.2.
TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan
akuntabilitas
rumah
sakit
terhadap
pasien
dan
masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
6.3.
32
33
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
7.1.
PENGERTIAN.
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
7.2.
TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS. Baptis Batu.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
7.3.
Menganggap
bahwa
pasien
maupun
dirinya
sendiri
dapat
menularkan infeksi.
-
34
Pengeringan
Flu burung
Kewaspadaan standar karyawan / petugas IGD dalam menghadapi
penderita dengan dugaan flu burung adalah :
Cuci tangan
Cuci
tangan
dilakukan
dibawah
air
mengalir
dengan
35
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
X 100%
Analisis harus dilakukan secara berkala 3 (tiga) bulan sekali secara terus
menerus. Yang harus disimpulkan dari analisis ini adalah kecenderungan
(trend) dari Keterlambatan Pelayanan Pertama Gawat Darurat.
2. Angka Kematian (AK) di IGD
Rumus :
AK
Jumlah kematian
Jumlah Pasien IGD
X 100%
Angka kematian ini harus dikumpulkan dan dilaporkan setiap 3 bulan sekali.
Yang perlu diperhatikan adalah kecenderungan angka kematian ini dari waktu
ke waktu. Tidak dimasukkan didalam angka kematian ini Death On Arrival
(DOA).
36
BAB IX
PENUTUP
37