Anda di halaman 1dari 11

Pembahasan dan Analisa

Perkiraan cadangan minyak sisa yang dilakukan pada Lapangan Y bertujuan


untuk mendapatkan informasi mengenai besarnya cadangan minyak sisa dan umur
lapisan. Penggunaan metode decline curve dilakukan karena berdasarkan data
produksi telah terjadi penurunan laju produksi pada sejarah produksi lapisan ini.
Perhitungan cadangan minyak sisa dengan metode decline curve dilakukan dengan
mengambil beberapa asumsi, yaitu :
1. Reservoir bersifat homogen.
2. Penurunan produksi selama suatu waktu tertentu merupakan fraksi yang
konstan dari produksi sebelumnya.
3. Perilaku reservoir di masa mendatang memiliki kesamaan dengan perilaku
reservoir di masa sekarang dan sebelumnya.
4. Sumur diproduksi pada kapasitasnya dan tidak terjadi perubahan metode
produksi.

A. Penentuan Ekonomi Limit Rate


Perhitungan besarnya economic limit rate (q limit) tergantung dari beberapa
parameter, yaitu:
- Biaya Operasional
- Harga minyak per barrel
- Pajak untuk pemerintah
Dalam kasus ini, q limit telah ditentukan sebesar 15 bopd. Dengan kata lain,
apabila laju produksi sudah tidak mencapai 15 bopd maka lapangan tersebut
dikatakan sudah tidak layak untuk diproduksi
B. Harga Minyak
Harga minyak merupakan salah satu faktor untuk menentukan besarnya harga
batas ekonomis (economic limit rate). Berdasarkan data yang diambil pada

tanggal 13 mei 2016, harga WTI crude oil per barrel yaitu: US$. 46.70 per
barrel, dan kurs dollar adalah 1 US$ setara dengan Rp. 13.250,-. Dengan
demikian harga 1 barrel minyak setara dengan Rp. 618.775,-.
Karena ekonomi limit rate (q limit) telah ditentukan sebesar 15 bopd, maka
dapat disimpulkan apabila dalam satu hari lapangan tidak bisa menghasilkan
Rp. 9.281.625,- per hari dapat dikatan lapangan tersebut tidak layak produksi
C. Pengolahan Data Lapangan
Jumlah sumur produksi pada Lapangan Y berdasarkan data produksi yang
didapat dari tahun 1998 sampai 2014 ada 5 sumur produksi yang masih aktif
yaitu :
1.

Sumur X-18

Grafik qo VS time sumur X-18

2.

Sumur X-09

Grafik qo VS time sumur X-18

3.

Sumur X-20

Grafik qo VS time sumur X-20

4.

Sumur X-21

Grafik qo VS time sumur X-21

5.

Sumur X-24

Grafik qo VS time sumur X-21

D. Plot Laju Produksi (qo) Vs Waktu (t)


Pembuatan grafik laju produksi (qo) vs waktu (t) adalah untuk memudahkan
dalam pemilihan trend produksinya seperti terlihat pada grafik dibawah. Pada grafik
aktual qo vs t ini, semua data dari awal produksi (tahun 1998) sampai akhir produksi
dikorelasi dan diplot menjadi satu grafik dari sumur X-18 sampai X-24

Grafik qo VS time lapangan Y

E. Pemilihan Periode (Trend) Produksi untuk Analisa


Pemilihan periode analisa dilakukan dengan menganalisa grafik aktual laju
produksi vs waktu seperti gambar di bawah dan dengan menganalisa sejarah produksi
dari lapangan Y yang harus memenuhi kriteria berikut:

Tidak ada penutupan sumur dalam waktu yang lama.

Tidak ada penggantian metode produksi.

Adanya grafik penurunan produksi.

Jumlah sumur produksi sebaiknya tidak bertambah dan tidak berkurang.

Dari pernyataan di atas, maka saya mengambil 2 trend produksi untuk saya analisa.
Trend pertama saya ambil sebelum dilakukan water flooding (dilambangkan warna
orange) dan trend kedua sama ambil setelah water flooding (dilambangkan warna
hijau)

Pemilihan Trend pada Grafik qo VS time lapangan Y

F. Penentuan Nilai Eksponen Decline dengan Metode Trial Error dan X2Chisquare Test
Pada Metode Trial-Error kita menentukan nilai perkiraan laju produksi (q)
pada berbagai harga b yaitu dari b = 0 sampai dengan b = 1, yang
selanjutnya kita buat grafik q vs t. Metode yang harus dilakukan
selanjutnya untuk menentukan jenis decline curve yang paling tepat dari
grafik tersebut adalah dilakukan perhitungan dengan menggunakan
Metode X2 Chi-Square Test. Pada Metode X2 Chi-Square Test kita
menentukan perkiraan laju produksi minyak (qo) di atas yang paling
mendekati dengan laju produksi minyak (qo) aktual dari perhitungan
selisihnya.

Tabel Penentuan Jenis Decline Curve Lapangan Y dengan Metode Trial-Error


dan Metode X2 Chi-Square Test Trend 1

Tabel Penentuan Jenis Decline Curve Lapangan Y dengan Metode Trial-Error


dan Metode X2 Chi-Square Test Trend 1

Berdasarkan 2 perhitungan diatas, dari nilai X2 yang terkecil (nilai yang paling
fit) didapat harga b= 0 dengan Di = 0.25579 pada trend pertama dan harga b=0
dengan Di = 0.023725 dimana decline-nya adalah eksponensial
G. Prediksi laju produksi (qo Forecast)
Setelah harga b, Di dan type decline-nya diketahui maka prediksi laju
produksi minyak yang akan datang dapat dilakukan dengan memasukkan harga t yang
dinginkan kedalam persamaan decline curve sehingga harga qt nya dapat dicari. Pada
kasus ini, karena ada water flooding yang dilakukan pada lapangan Y yang dimulai
pada tanggal 10 Oktober 2010, maka saya melakukan 2 kali forecast. Forecast
pertama saya lakukan untuk menentukan laju alir pada lapangan Y apabila tidak
dilakukan water flooding (dilambangkan warna biru) dan forecast kedua saya lakukan
untuk menentukan laju alir pada lapangan Y apabila dilakukan water flooding
(dilambangkan warna kuning) pada lapangan tersebut. Forecast terlampir pada
halaman selanjutnya

Dari data terlihat bahwa apabila kita berpatokan pada q limit 15 bopd, lapangan Y
hanya akan menguntungkan apabila diproduksikan tanpa water flooding hingga
tanggal 31 Maret 2016. Sedangkan apabila dilakukan water flooding, maka lapangan
Y akan menguntungkan apabila diproduksikan sampai 31 Agustus 2017. Maka
dapat disimpulkan bahwa waterflooding memperpanjang umur sumur selama 17
bulan sebelum akhirnya mencapai q limit 15 bopd
H. Prediksi Kumulatif Produksi (Np Forecast)
Hasil perhitungan laju produksi dan harga nominal decline dari kurva fit maka
dapat dicari harga kumulatif produksi dengan cara mengkumulatifkan produksi
dengan dan tanpa water flooding. Maka didapat
Np Forecast tanpa water flooding : 276685.1859 bbl
Np Forecast dengan water flooding : 95248.06426 bbl

I. Prediksi Estimasi Cadangan Sisa (Estimated Remaining Reserve -ERR)

Estimated Remaining Reserve (ERR) adalah estimasi cadangan yang masih


tertinggal di reservoir yang dapat diproduksikan dengan teknologi yang ada. Ditinjau
dari konsep decline curve , estimated remaining reserve adalah equivalen dengan
estimasi produksi kumulatif sampai economic limit rate-nya tercapai dari. Jika
ditinjau dari economic limit rate, maka ERR dapat ditentukan
ERR Tanpa water flooding : 268238.0259 bbl pada q limit 15 bopd
ERR Dengan water flooding : 90310.95882 bbl pada q limit 15 bopd

J. Estimasi Jumlah Cadangan Minyak yang Bisa Diproduksikan (Estimated


Ultimate Recovery -EUR)
Estimated Ultimate Recovery (EUR) adalah estimasi jumlah cadangan minyak yang
bisa diproduksikan sesuai dengan teknologi, kondisi ekonomi dan peraturan-peraturan
yang ada pada saat itu dan diproduksikan sampai economic limit rate-nya.
Dalam konteks decline curve, EUR adalah Npa, Cum adalah Npt, ERR adalah Npta,
maka :
EUR = Npt + Npta
Dari hasil perhitungan komputer, didapatkan
EUR tanpa water flooding : 544923.2118 bbl
EUR dengan water flooding : 185559.0231 bbl

Anda mungkin juga menyukai