Anda di halaman 1dari 5

HIDROLISIS BAB 7

LAPORAN PENGAMATAN 1
1.1 TUJUAN

Dalam eksperimen ini akan menentukan pH beberapa larutan yang tidak


diketahui nama beserta sifatnya dengan menggunakan indikator

1.2 ALAT DAN BAHAN

- Plat Tetes - Larutan E


- Pipet Tetes - Larutan F
- Larutan A - Indikator Metil Jingga
- Larutan B - Indikator Fenolftalen
- Larutan C - Larutan Metil Merah
- Larutan D - Larutan Brom Timol Biru

1.3 LANDASAN TEORI


Hidrolisis merupakan peristiwa terurainya garam oleh air atau reaksi ion-ion
garam dengan air. Ion garam dianggap bereaksi dengan air, bila ion tersebut dalam
reaksinya menghasilkan asam lemah atau basa lemah, sebab bila menghasilkan
asam atau basa kuat maka hasil reaksinya akan segera terionisasi sempurna dan
kembali menjadi ion-ionnya.

Hidrolisis garam sebenarnya adalah reaksi asam basa Bronsted Lowry.


Komponen garam yang berasal dari asam atau basa lemah merupakan basa atau
asam konjugasi yang relatife kuat dapat beraksi dengan air, sedangkan komponen
garam yang berasal dari asam atau basa kuat

Jika suatu garam dianggap merupakan hasil reaksi dari suatu asam dengan
basa, maka ditinjau dari asam dan basa pembentuknya ada 4 jenis garam yang
dikenal
1. Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah dan Basa Kuat
2. Garam yang Terbentuk dari Asam Kuat dan Basa Lemah
3. Garam yang Terbentuk dari Asam dan Basa Lemah
4. Garam yang Terbentuk dari Asam Kuat dan Basa Kuat

1
HIDROLISIS BAB 7

1.4 LANGKAH KERJA

1. Plat tetes ditetesi larutan A sebanyak 4 kali


2. Plat tetes yang telah ditetesi larutan A, diberi larutan metil merah 1x,
metil jingga 1x, fenolftalen 1x, dan brom timol biru 1x
3. Perubahan warna yang terjadi diamati dan dicatat
4. Kemudian carilah pH larutan tersebut
5. Lakukan percobaan yang sama seperti di atas dengan larutan B, C, D,
E, F
1.5 HASIL PENGAMATAN

Warna Larutan
No. Indikator A B C
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1. BTB Bening Biru Bening Biru Bening Kuning
2. Mj Bening Kuning Bening Kuning Bening Merah
Kecoklatan
3. Mr Bening Kuning Bening Kuning Bening Merah
4. PP Bening Bening Bening Merah Bening Bening

No Warna Larutan
Indikator D E F
. Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1. BTB Bening Kuning Bening Biru Bening Kuning
2. Mj Bening Merah Bening Kuning Bening Merah
3. Mr Bening Merah Bening Kuning Bening Merah
4. PP Bening Bening Bening Bening Bening Bening

Dari data di atas maka dapat ditentukan pH dari larutan sebagai berikut

 Larutan A mempunyai pH sekitar 6,3 – 10,0


 Larutan B mempunyai pH lebih dari 10,0
 Larutan C mempunyai pH di bawah 2,8

2
HIDROLISIS BAB 7

 Larutan D mempunyai pH di bawah 2,8


 Larutan E mempunyai pH sekitar 6,3 – 10,0
 Larutan F mempunyai pH di bawah 2,8

LAPORAN PENGAMATAN 2
2.1 TUJUAN

3
HIDROLISIS BAB 7

Dalam eksperimen ini akan diselidiki sifat beberapa larutan garam di


dalam air, untuk menemukan hubungan antara ion-ion pembentuk garam
dengan sifat larutan garam di dalam air.

2.2 ALAT DAN BAHAN

- Plat Tetes - Larutan NH4Cl


- Pipet Tetes - Indikator Metil Jingga
- Larutan KCl - Indikator Fenolftalen
- Larutan Na3PO4 - Larutan Brom Timol Biru
- Larutan Na2CO3 - Larutan Metil Merah

2.3 LANDASAN TEORI


Perubahan harga pH air akibat pelarutan garam disebabkan karena reaksi
hidrolisis ion garam oleh air. Oleh karena itu, dalam menentukan harga pH suatu
larutan garam perlu meninjau reaksi kesetimbangan hidrolisis yang terjadi

Berikut macam-macam garam yang berasal dari asam lemah basa lemah atau
asam kuat basa kuat, dll
1. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat

2. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah

3. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah

Harga pH pada garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah tidak
bergantung pada konsentrasi ion-ion garam dalam larutan, tetapi tergantung pada
harga Ka dan Kb dari asam dan basa pembentuknya.
 Jika Ka = Kb maka larutan akan bersifat netral (pH = 7)
 Jika Ka > Kb maka larutan akan bersifat asam (pH < 7)
 Jika Kb < Kb maka larutan akan bersifat basa (pH > 7)

2.4 LANGKAH KERJA

a. Plat tetes ditetesi larutan KCl pada 2 tempat

4
HIDROLISIS BAB 7

b. Plat tetes yang telah ditetesi larutan KCl, kemudian celupkan kertas
lakmus merah dan biru
c. Perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus diamati dan dicatat
d. Lakukan percobaan ini dengan menggunakan larutan Na3PO4,
Na2CO3, dan NH4Cl

2.5 HASIL PENGAMATAN

No. Nama Larutan Lakmus Merah Lakmus Biru


1. KCl Merah Biru
2. Na3PO4 Biru Biru
3. Na2CO3 Biru Biru
4. NH4Cl Merah Merah

2.6 KESIMPULAN

Untuk pengamatan pertama, maka dapat disimpulkan bahwa larutan A, B,


dan E mempunyai sifat basa karena mempunyai pH lebih dari 7, dan untuk
larutan C, D, dan F mempunyai sifat asam karena mempunyai pH kurang dari
7
Untuk pengamatan kedua, maka dapat disimpulkan bahwa larutan KCl
bersifat netral, karena ketika di celupkan lakmus merah, warna tetap tak
berubah, dan ketika dicelupkan lakmus biru, juga warna tetap tak berubah.
Untuk larutan Na3PO4 bersifat basa, karena membirukan kertas lakmus merah.
Dan untuk larutan Na2CO3 bersifat basa, karena membirukan kertas lakmus
merah. Dan yang terakhir adalah larutan NH4Cl bersifat asam, keran
memerahkan kertas lakmus biru.

Anda mungkin juga menyukai