Anda di halaman 1dari 5

RESUME

TEKNIK INSTRUMENTASI

PLATING MANDIBULA + PASANG ARCHBAR


DENGAN DIAGNOSA FRAKTUR MANDIBULA
DI OK 7 (BEDAH PLASTIK)

Oleh :

RAMLAN SUDMA HASTRA YUDA, Amd.Kep.

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RSSA MALANG
Tahun 2013

Tekhnik Instrumentasi Plating Mandibula


Pada Px. Ny. M dengan Dx. Fr. Mandibula di OK 7 RSSA Malang
A. Pengertian
Plating mandibula adalah operasi dengan melakukan reposisidan fiksasi
dengan menggunakan plat mini screw pada fraktur tulang mandibula dan
pemasangan archbar dengan tujuan untuk mengembalikan posisi rahang dan
gigi secara fisiologis.
Teknik instrumentasi adalah suatu cara pengelolaan alat selama proses
tindakan oprasi
B. Tujuan
1. Mengatur alat secara sistematis di meja instrumen
2. Memperlancar handling instrumen
3. Mempertahankan kesterilan alat alat instrumen selama operasi
C. Persiapan
1. Persiapan pasien
Puasa
Pasien telah memberikan informed consent dan mendapatkan pendidikan
kesehatan post operasi
Pasien telah menanggalakan semua perhiasan, gigi palsu
2. Persiapan Lingkungan
Mengatur danmengecek fungsi mesin suction, couter, lampu operasi, meja
operasi dan diberi duk serta underpad pada daerah kepala.
Mempersiapkan linen dan instrumen steril yang akan digunakan
Menempatkan tempat sampah yang sesuai agar mudah dijangkau
D. Persiapan alat dan bahan
1. Alat tidak steril:
a. Meja operasi
(1)
b. Lampu operasi
(1)
c. Plat diatermi
(1)
d. Mesin couter
(1)
e. Mesin suction
(1)
f. Duk panjang meja operasi (1)
g. Meja instrumen
(1)
h. Meja mayo
(1)
i. Standar infus
(1)
j. Standar waskom
(1)
k. Tempat sampah
(1)
l. Skort
(1)
m. Sikat gigi
(1)
n. Mesin unit bor
(1)
2. Alat steril:
a. Meja Instrumen
Doek besar
(2)
Doek sedang
(2)
Doek kecil
(3)
Sarung meja mayo
(1)
Handuk steril
(5)
Baju operasi steril
(5)
Kabel couter
(1)
Selang dan canul suction
(1)
Bor
(1)
Bengkok
(1)
Kom besar + PZ
(1)
b. Meja mayo

Desinfeksi klem
(1)
Hanvant mess no.3
(1)
Mess no. 15
(1)
Gunting metzemboum kecil (1)
Gunting kasar kecil
(1)
Pinset bebek chirugis
(2)
Pinset bebek anatomis
(2)
Pinset anatomis panjang
(1)
Doek klem
(6)
Mosquito klem
(2)
Klem pean gendut
(2)
Klem khocer lurus kecil
(1)
Nald foeder kecil/besar
(1/1)
Gunting benang
(1)
Twister
(1)
Spatel lidah
(2)
Wirel
(1)
Hak kombinasi/sanmiller
(2)
Langenback
(2)
Gunting wire
(1)
Knife tang
(1)
Tang cucut
(1)
Raspatorium besar/ kecil
(1/1)
Bine haak
(1)
Dingman
(2)
Screw driver
(1)
Kotak plat dan screw
(1)
Archbar
(2)
Mata bor
(2)
(1,6 untuk screw 2.0 ; untuk sygoma, mata bor 1.3 untuk

screw 1.6)
Bengkok
Cucing/ kom besar
Binder plate besar/kecil
c. Bahan habis pakai
Povidone iodine 10 %
NaCL 0,9 %
Vircyl 4 0
Mersilk 2 0
Sufratule
Handscom steril
Kassa
Spuit 10 cc
Spuit 3 cc
Follg cateter no. 16
Uro bag
Deppers
Savlon
Perhidrol
Roll tampon

(2)
(1/1)
(1/1)
(100 cc)
(1 Lt)
(2)
(1)
(1)
(5 pasang)
(20)
(3)
(1)
(1)
(1)
(6)
(50 cc)
(50 cc)

E. Teknik Instrumentasi
1. Lakukan sign in yang meliputi :
Identitas pasien
Apakah pasien sudag tahu dengan tindakan yang akan dilakukan.
Persetujuan tindakan

Penandaan area operasi.


Riwayat alergi.
Pada perawat anastesi ditanyakan :
Persiapan obat dan mesin anastesi.
Fungsi pulseoksimetri
Faktor penyulut
Resiko perdarahan dan penanganannya
2. Instrumen melakukan scrubbing, gowning dan gloving.
3. Sirkuler membantu pasien ditempatkan di meja operasi dan dilakukan
anastesi. Perawat sirkuler memasukkan folley cateter, mengatur posisi
klien supinasi dengan kepala extensi, setelah dilakukan pemasangan ett
dipasang tampon(packing) dengan roll tampon.
4. Untuk fiksasi jalan napas, berikan nald foeder dengan benang mersilk 2
0 untuk menjahit. Septum nasi oleh operator, lalu berikan spatel lidah,
mouth gag. Untuk asisten menggosok gigi pasien dengan sikat gigi.
Berikan larutan pz + betadin pada asisten kemudian dibilas dengan NS
bilas dengan alkohol + kasa.
5. Bantu gowning dan gloving pada operator dan asisten.
6. Berikan desinfeksi klem, kom berisi larutan betadine dan deppers untuk
desinfeksi area operasi. Kemudian berikan savlon dan deppers kering
untuk membersihkannya, semua wajah harus nampak (didisinfeksi).
7. Rseikan 2 doek kecil untuk membungkus ETT, 2 doek kecil untuk menutup
kepala, 1 doek kecil di bawah dagu untuk menutupi leher. 1 doek besar
untuk menutupi leher hingga kaki, jika kurang ditambah 1 doek sedang.
Berikan doek klem.
8. Pasang selang suction, couter, fiksasi dengan doek klem. Cek fungsi alat.
Dekatkan meja mayo dan meja instrumen.
9. Time out yang dilanjutkan dengan berdoa dipimpin oleh operator.
10.Berikan Archbar untuk mengukur panjang acrhbar bagian atas. Siapkan
sutur wire (s - wire) 0,4 sesuai ukuran dan kebutuhan. Gunting dengan
menggunakan gunting wire, lalu berikan kepada operator S wire dengan
menggunakan pean gendut.
11.Berikan spatel lidah pada operator untuk pemasangan S wire
12.Berikan Archbar yang sudah diukur, berikan twister ( kocher ) untuk
memfiksasi S wire dengan Archbar. Berikan gunting wire untuk
menggunting sisa S wire dan rapikan. Begitu pula untuk bagian
bawahnya, dirapikan masuk kedalam ( arah tulang )
13.Berikan operator pensil dan metiline untuk masker area operasi
14.Berikan spuit 3 cc yang diisi dengan pehacain : PZ : 1 : 1. Untuk
mengurangi perdarahan serta menggembungkan daerah incisi laporkan
pada anastesi. Tunggu 10-15 menit.
15.Berikan mess no. 15 kepada operator untuk incisi area operasi. Berikan
kasa

kering

kepada

asisten

untuk

merawat

perdarahan.

Suction

perdarahan yang keluar.


16.Incisi diperdalam sampai tulang. Berikan sanmiller untuk memperlebar
view area operasi.
17.Berikan respatarium pada operator untuk membersihkan tulang. Bila
terdapat kallus dicabut dengan kneble tang diterima dengan kasa basah.
Berikan scaple aple untuk membersihkan dan merapikan tulang agar tidak

ada ganjalan pada sambungan tulang. Semprot dengan PZ menggunakan


spuit 10cc yang sudah dipatahkan jarumnya dan sedot dengan suction.
18.Jika sudah terlihat garis fraktur, berikan bine hak. Setelah dapat di
reposisikan asisten mensuction perdarahan sambil di spoel pz untuk
memperjelas area operasi sambil operator mencocokkan archbar bagian
bawah sebelum

di fiksasi (untuk melihat oklusi (posisi) gigi atas dan

bawah sudah pas atau tidak)


19.Berikan mini plate sesuai kebutuhan kepada operator untuk mengukur
pada mandibula. Kemudian potong dengan knife tang sesuai kebutuhan
20.Berikan bor listrik yang sudah dipasang mata bor sesuai dengan screw
yang akan digunakan untuk membuat hole sesuai lubang pada plate
sambil di spoeling dengan pz untuk

menghindari combus pada tulang

serta memperjelas view yang dibor. (mata bor 1,6 untuk screw 2.0).
(dengan 2 cortex(kedalaman) screw no 9/11)(satu cortex 5-7).
21.Berikan screw dengan menggunakan screw driver 2.0 sesuai dengan
ukuran dan kebutuhan untuk memfiksasi plate pada tulang yang patah.
22.Setelah selesai semua, luka dicuci dengan pz dan betadine, berikan
suction dan kasa kering pada asisten.
23.Berikan serbuk antibiotik untuk ditaburkan pada luka operasi. Tutup lapis
demi lapis
24.Berikan nald foeder dan vircyl 4-0 dan pinset chirugis untuk menjahit
mukosa. Berikan kasa kering pada asisten untuk rawat pendarahan dan
gunting benang untuk memotong benang.
25.Setelah luka tertutup, bersihkan dengan kasa basah dan kassa kering
(suture wire dapat pula dilakukan pada tahap berikutnnya untuk
pemasangan archbar bawah setelah terpasang plat)
26.Perbaiki posisi archbar di bawah dengan menambah fiksasi s wire. Jahit
gusi yang sobek dengan nald foeder dan vircyl 4 0, berikan pinset
chirugis berikan gunting benang dan mosquito klem pada asisten.
27.Setelah semua luka tertutup, operator melepas kunci antara archbar atas
dan bawah kemudian mencuci mulut pasien dengan betadine dan pz
kemudian di suction.
28.Keluarkan round tampon pada mulut signt out.
29.Berikan gunting benang pada operator untuk melepas jahita pada septum
nasal
30. Bersihkan area operasi dengan menggunakan kassa basah dan kassa
kering.
31.Operasi selesai rapikan pasien, cuci alat yang telah dipakai sterilkan
kembali instrumen bersihkan ruangan.
Mengetahui.
Pembimbing OK 7

Anda mungkin juga menyukai