sabdariffa L.)
Acute Toxicity of Roselle Calyces Extract (Hibiscus sabdariffa L.)
.
1
ABSTRAK
Pengujian efektifitas, toksisitas, hingga uji klinik berfungsi untuk
pengembangan formulasi sediaan obat tradisional yang baik agar efektifitasnya
terjaga. Penelitian ini bertujuan mengetahui toksisitas akut ekstrak etanol kelopak
rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dilihat dari nilai LD50 , pengamatan histopatologi
organ hepar, lambung, ginjal, dan jantung, serta kadar aspartate aminotransferase
(AST), alanine aminotransferase (ALT), dan alkaline phosphatase (ALP).
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) diekstraksi dengan etanol 70% kemudian
dievaporasi menggunakan pengering vacuum pada suhu 25 . Hewan uji tikus
Sprague Dawley (SD) betina dengan usia 1,5 bulan, berat 200 250 g, kondisi
sehat. Dibagi menjadi 5 kelompok: kontrol, dosis ekstrak kelopak rosella 5000
mg/kg BB, 1000 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, 40 mg/kg BB. Hewan dipuasakan
selama 18 jam sebelum pemberian dosis kemudian diamati respon kematian ,
penentuan kadar aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase
(ALT), alkaline phosphatase (ALP) serta histopatologinya meliputi organ hepar,
lambung, ginjal,dan jantung. Hasil penelitian pengamatan kadar AST, ALT, dan
ALP setelah 24 jam pemberian menunjukkan kadar lebih rendah dibandingkan
setelah pengamatan hari ke 14. Kelompok normal kadar AST, ALT, dan ALP lebih
rendah dibandingkan kelompok perlakuan dosis 5000 mg/kg BB yang
menunjukkan kerusakan hepar dengan tingginya kadar AST, ALT, dan ALP.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian dosis ekstrak etanol
reosella yang semakin besar akan menyebabkan kerusakan organ hepar dan
berpengaruh pada penurunan berat badan tikus.
Kata kunci: Toksisitas Akut, Hepar, aspartate aminotransferase (AST), alanine
aminotransferase (ALT), alkaline phosphatase (ALP).
ABSTRACT
Effectiveness test, toxicity, until clinic test to development traditional drug
formulation in order to keep the effectivenes. This research aims to know acute
toxicity extract rosella (Hibiscus sabdariffa L.) that observed LD50,
histopathology hepar, hull, kidney, and heart, aspartase aminotransferase (AST),
alanine aminotransferase (ALT), and alkaline phosphatase (ALP). Rosella
(Hibiscus sabdariffa L.) was extracted with etanol 70% then evaporated using
vaccum in the 25 C. Animals test using rats Sprague Dawley (SD), divided into
five groups: control, a dose of extract rosella (Hibiscus sabdariffa L.) 5000 mg/kg
BB, 1000 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, 40 mg/kg BB. Animals was fasted for 18
hours before given a dose and observed the death respons, level of aspartase
aminotransferase (AST), alanine aminotransferase (ALT), alkaline phosphatase
(ALP) and histopathology hepar, hull, kidney, and heart. The result of AST, ALT,
dan ALP after 24 hour showing little than after 14 days. Normal group showing of
AST, ALT, dan ALP little than 5000 mg/kg group there is unnormality of hepar.
Conclussion of this study given roselle ethanollic extract much can be break of
hepar and body wight the rats become small.
mmol/L,
Pendahuluan
Rosella
merupakan
contoh
(reagen
2)
p-
nitrophenylphosphate 50 mmol/L.
Alat
banyak
farmakologi.
toksisitas,
manfaat
Diperlukan
pengujian
saring,
ukuran
Metode Penelitian
etanol,
asam
gallat
zat
warna
(reagen
II)
2-
SGOT
(reagen
II)
2-
ml,
(Terumo),
Rosella,
reagen
diethanolamine
pH
listrik,
spuit
alat
untuk
Bahan
formalin
kompor
9.8
1.2
alat
pengukuran
SGOT,
bedah,
aktivitas
dan
SGPT,
ALP
spektrofotometer.
Ekstraksi
Ekstraksi serbuk kelopak bunga
rosela menggunakan pelarut etanol
70%, metode maserasi sebanyak 3
kali pada suhu kamar selama 24 jam
masing
masing.
pengadukan
selama
Dilakukan
3
jam,
dengan
vacum
suhunya
25C
rotary
dan
menggunakan
spektrofotometri
ekstrak
batas.
spektrofotometer
Larutan
tersebut
sebagai
menggunakan
panjang
maksimum.
menit
Dilakukan
dengan
pada
suhu
pengukuran
spektrofotometer
kamar.
serapan
UV-Vis
UV-Vis
gelombang
dengan
absorbansi
air
tetap
diberikan
sebelum
perlakuan.
mendapatkan
Dibagi
menjadi
Kadar
dosis
polifenol
sampel
ekstrak
etanol
rosella.
bunga
hingga
rosela
dilarutkan
Dilakukan
kemudian
ditimbang
10%
uji.
difiksasi
PENGUKURAN AST, ALT,
dan ALP
Pengukuran aktivitas enzim AST,
kemudian
diputar
menit
pada
suhu
kamar.
menggunakan
PEMERIKSAAN
HISTOPATOLOGI
pengambilan
jaringan
dimasukkan
berat
ke
organ
kemudian
kemudian
pot
serta
dilakukan
didehidrasi
dalam
Penyayatan
media
jaringan
parafin.
dengan
organ
dianalisa
digital
(Leica
ICC50)
METODE ANALISIS
Data
tersebut
membandingkan
perlakuan
menguji
data
taraf
dan
5000mg
menunjukkan
dosis
yang
(52,35
semakin
11,8),
tingginya
diberikan
dapat
kepercayaan
untuk
kelompok
dengan
Kolmogrov-Smirnov
untuk
tidak,
dan
dilanjutkan
uji
pada
menunjukkan
kelompok
nilai
lebih
normal
rendah
Anova
kemudian
uji
Least
atau
normal
Wallis
atau
sebaliknya
dilanjutkan
uji
Mann-
semakin
meningkatnya
aktivitas SGPT.
Aktivitas ALP pada pengukuran
Tabel I. Aktivitas AST ALT dan ALP Tikus SD yang Diberikan Ekstrak
Etanol Kelopak Rosella setelah 24 jam Pemberian (rerata SD)
KELOMPOK
AST
ALT
ALP
NORMAL
39,09 3,2
18,50 3,6
43,56 32,5
ROSELLA 40MG
34,20 5,0
38,74 14,1
116,77 33,2
ROSELLA 200MG
40,83 5,7
54,79 5,3
27,86 21,7
ROSELLA 1000MG
36,99 2,3
51,30 24,6
133,99 91,2
ROSELLA 5000MG
52,35 11,8
29,82 10,2
61,21 34,6
60
50
40
30
AST (U/L) SETELAH 24
JAM
AST (U/L) HARI KE 14
20
10
0
1000mg
18,6)
pemberian
dosis
ekstrak
etanol
lebih
tinggi
dibandingkan
Tabel II. Aktivitas AST ALT dan ALP Tikus SD yang Diberikan Ekstrak
Etanol Kelopak Rosella pada Hari ke 14 (rerata SD)
KELOMPOK
AST
ALT
ALP
NORMAL
50,26 18,6
38,39 21,7
94,84 31,7
ROSELLA 40MG
29,56 15,5
36,29 23,1
45,11 10,8
ROSELLA 200MG
48,08 19,4
40,83 22,3
79,40 28,5
ROSELLA 1000MG
50,60 20,5
39,09 12,2
55,69 32,5
ROSELLA 5000MG
38,39 12,6
45,37 24,2
84,55 62,6
60
50
40
30
ALT (U/L) SETELAH 24
JAM
ALT (U/L) HARI KE 14
20
10
0
dibandingkan
semakin
pemberian
menurun
dengan
dengan
dosis
ekstrak
rosella
(40,83
etanol
200mg
kelompok
22,3),
40
20
0
Tabel III. Berat Badan Tikus SD sebelum dan setelah Diberikan Perlakuan
Dosis Ekstrak Etanol Kelopak Rosella (rerata SD)
KELOMPOK
HARI KE 7
HARI KE 14
NORMAL
104,5 15,4
110,9 18,7
110,0 43,2
ROSELLA 40MG
103,5 15,4
111,9 17,6
96,4 54,4
ROSELLA 200MG
110,0 16,8
114,4 18,4
104,4 41,9
ROSELLA 1000MG
112,5 13,6
112,1 40,3
92,0 67,0
ROSELLA 5000MG
98,3 16,6
80,3 45,3
102,3 21,2
menunjukkan
penurunan
pada
62,6)
dibandingkan
dengan
menunjukkan
penurunan
rosella
di
kadar
hari
bahwa
terjadi
ekstrak
etanol
ke
14.
Hasil
penurunan
karena
11
Biotechnology,
and
Biochemistry, 64(5), 1041
1043.
doi:10.1271/bbb.64.1041
Hopkins, A. L., Lamm, M. G., Funk,
J., & Ritenbaugh, C. (2013).
Hibiscus sabdariffa L. in the
treatment of hypertension and
hyperlipidemia:
a
comprehensive review of
animal and human studies.
Fitoterapia,
85,
8494.
doi:10.1016/j.fitote.2013.01.0
03
Kao, E.-S., Hsu, J.-D., Wang, C.-J.,
Yang, S.-H., Cheng, S.-Y., &
Lee,
H.-J.
(2009).
Polyphenols extracted from
Hibiscus
sabdariffa
L.
inhibited lipopolysaccharideinduced inflammation by
improving
antioxidative
conditions and regulating
cyclooxygenase-2 expression.
Bioscience, Biotechnology,
and Biochemistry, 73(2),
385390.
doi:10.1271/bbb.80639
Kuriyan, R., Kumar, D. R., R, R., &
Kurpad, A. V. (2010). An
evaluation
of
the
hypolipidemic effect of an
extract of Hibiscus Sabdariffa
leaves in hyperlipidemic
Indians: a double blind,
placebo controlled trial. BMC
Complementary
and
Alternative Medicine, 10, 27.
doi:10.1186/1472-6882-1027
Mohagheghi, A., Maghsoud, S.,
Khashayar, P., & GhaziKhansari, M. (2011). The
effect of hibiscus sabdariffa
on lipid profile, creatinine,
and serum electrolytes: a
Hati,
dan
JurnalVeeterinr.
ginjal.