Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA KASUS RETENSI URIN


OLEH :KELOMPOK 2

ANGGOTA KELOMPOK
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Andi Dwi Prasetyo


Ariska Khozinatul Husna
Bagus Kristika Choirinawan
Diska Septia Dinasti
Kuni Kurotal Akyuni
Lina Rahayuningsih

LAPORAN PENDAHULUAN RETENSI URIN

Definisi
Retensi urine adalah suatu keadaan penumpukan urine
di kandung kemih dan tidak mempunyai kemampuan
untuk mengosongkannya secara sempurna. Retensio
urineadalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari
fesika urinaria. (Kapita SelektaKedokteran).
Retensio urine adalah ketidakmampuan untuk
melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan atau
dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth).

Etiologi
Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di
medullaspinalis
Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama
teregang
Intravesikal berupa pembesaran prostat, kekakuan leher
vesika, batu kecil dan tumor
kecemasan, pembesaran prostat,kelainan patologi
uretra, trauma, disfungsi neurogenik kandung kemih.

Patofisiologi

Tanda dan Gejala


Diawali dengan urine mengalir lambat.
Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi
parah karena pengosongan kandung kemih tidak
efisien.
Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung
kemih.
Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa
ingin BAK.
Pada retensi berat bisa mencapai 2000 -3000 cc.

Pemeriksaan Diagnostik
Pengambilan: steril, random, midstream.
Penagambilan umum: pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa,
Hb, KEton, Nitrit.
Sistoskopy, IVP.
Kateterisasi urethra.
Drainage suprapubik.
Pungsi vesika urinaria

Penatalaksanaan
Kateterisasi urethra.
Dilatasi urethra dengan boudy.
Drainage suprapubik.

Komplikasi
Urolitiasis atau nefrolitiasis
pielonefritis
hydronefrosis
Pendarahan
Ekstravasasi urine

Diagnosa Keperawatan
1.

2.
3.

Nyeri berhubungan dengan adanya distensi abdomen


akibat dilatasi bledder
Retensi urine berhubungan dengan obstruksi urethra
Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan
pemasangan kateterisasi urethra

ASUHAN KEPERAWATAN RETENSI URIN

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian diambil tgl


: 15 mei 2014
Jam
: 14.02
TanggalMasuk
: 15mei 2014
No. Reg
: 662879
Ruangan / Kelas
: IGD
No. Kamar
: Diagnosa Masuk
: retensi urine
Diagnosa Medis
: retensi urine

1. IDENTITAS
Nama : Tn. S
Umur : 60 Thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku / Bangsa: Jawa / Indonesia
Bahasa : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : TukangBecak
Alamat : Ds. boyolangu
Alamat yg mudah dihubungi : Ds. boyolangu
Ditanggung oleh : BPJS

II.RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


-Keluhan utama/ Alasan Masuk Rumah Sakit :

Pasien mengatakan bahwa ia merasa nyeri pada


kandung kemih karena tidak bisa kencing
-Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :

Pasien datang ke IGD Dr. IskakTulungagung


dengan keluhan tidak bisa buang air kecil sejak
kemarin siang,1 hari yang lalu. Pasien merasa sakit
dan nyeri pada kandung kemih karena tidak bisa
kencing

Nyeri seperti ditekan-tekan. Skala nyeri 7.


Pasien tampak menahan sakit. Tampak ada
penumpukan pada kandung kemih. Klien
mengatakan sudah dilakukan op BPH di Rumah
Sakit lain dan sekarang hari ke 40 post op.
setelah dilakukan op masih bisa BAK dengan
lancar.

Riwayat Kesehatan Yang Lalu :


40hariyanglalupasienbarusajamenjalankanoper
si BPH.Pasien mengatakan tidak mempunyai
penyakit gula dan darah tinggi.

Riwayat Kesehatan Keluarga :


Keluarga pasien mengatakan tidak ada yang
mengalami penyakit yang sama seperti yang di
derita pasien sekarang.

III.DATA PSIKO SOSIAL

Pola komunikasi
: lancar
Orang yang dekat dengan klien
: Anak
Hobby
: Berkebun
Penggunaan Waktu Senggang
: Berkebun
Dampak dirawat di Rumah Sakit
:Px tidak dapat
berkebun lagi
Hubungan dgn orang lain / interaksi sosial : Baik
Keluarga yang dihubungi bila diperlukan
:Anak

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Kesan umum / keadaan umum


Klien tampak menyeringai kesakitan memegangi
kandung kemihnya.
Tanda tanda vital :
Suhu Tubuh
: 36,2 C
Nadi
: 96x/mnt
Tekanan darah
: 150/80 mmHg
Respirasi
: 24x/mnt
Tinggi Badan : 155cm
Berat Badan
: 50 kg

Pemeriksaan Kepala dan Leher


Kepala dan rambut :
Bentuk Kepala
: bulat
Kulit kepala
: kotor
Penyebaran dan keadaan rambut :tidakmerata
Bau
: berbau
Warna
: putih, beruban
Warna Kulit
: sawomatang
Struktur Wajah
: simetris

Mata

Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap,simetris


kelopak Mata ( Palpebra ) :tidak ada nyeri tekan
konjuctiva dan sklera
: merahmuda, putih
Pupil
: normal
Kornea dan iris
: normal
Ketajaman penglihatan/ visus :menurun
Tekanan bola mata
:-

Hidung

Tulang hidung dan posisi septum nasi


Lubang Hidung
: normal
Cuping hidung
:ada
Telinga :
Bentuk telinga
Ukuran telinga
Ketegangan telinga
Lubang telinga
Ketajaman pendengaran

:
:
:
:

: normal

simetris
sedang
lentur
ada
: menurun

Mulut dan faring :


Keadaan bibir
:kering
Keadaan gusi dan gigi
:kotor
Keadaan lidah
:kotor
Orofarings
:Leher :
Posisi trakhea
: normal
Tiroid
:tidakada
Suara
: normal
Kelenjar Lymphe
:Vena jugularis
:Denyut nadi Carotis
:-

Pemeriksaan Integumen ( Kulit )


Kebersihan
: kurang
Kehangatan
: cukup
Warna
: sawomatang
Turgor
: cukup
Tekstur
: kering
Kelembaban
: kurang
Kelainan pada kulit : -

Pemeriksaan Thorak / dada


Inspeksi Thorak
Bentuk Thorak: simetris / normal
Pernafasan
Frekwensi
: 24x/mntnormal 16-20x/mnt
Irama
: reguler
Tanda-tanda kesulitan bernafas :ada
Alat bantu : O2
- luka :tidakada
Pemeriksaan Paru
Perkusi
:sonor

Pemeriksaan jantung, inspeksi dan palpasi


Pulsasi (denyutan)
: ICS V Mid
ClaviculaSinistra
Ictus cordis (puncak)
: ICS V Mid
ClaviculaSinistra
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
Bentuk abdomen
: normal
Benjolan / Massa
: area kandungkemih
Bayangan pembuluh darah pd abdomen : tidak ada

Luka
: ada ( post op BPH )
Auskultasi
Peristaltik Usus
: 4x/mnt
Palpasi
Tanda nyeri tekan
: ada
Benjolan / massa
: area kandungkemih
Tanda-tanda ascites : tidak ada
Lien
: tidak ada pembesaran
Hepar
: tidak ada pembesaran
Titik Mc. Burne
: -

Perkusi
Suara Abdomen
: tympani
Pemeriksaan Ascites : tidakada
Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
Kelainan kelainan pada genetalia eksterna dan
daerah inguinal
Saat dilakukan perkusi Area suprapubik
menghasilkan bunyi pekak
Ada masa bulat yang muncul dari pelvis

Lubang anus
:ada
Kelainan kelainan pada anus
dan perineum
:tidak ada

SYMTOM
DS : pasien
mengatakan
nyeri pada
kandung kemih
sejak 1 hari
yang lalu

DO :
Pasien tampak
menahan sakit
TD : 150/80
mmHg
N : 96 x/mnt
R : 24 x/mnt
S : 36,2 C
Skala nyeri 7

ETIOLOGI

PROBLEM

Patologi urethra,
Pembesaran
kelenjar prostad

Nyeri

Otot destrusor
tidak mampu
berkontraksi

Penumpukan
urine pada
saluran kemih

Distensi
abdomen

DS :klien
Pembesaran
mengatakan
kelenjar
tidak bisa BAK
prostad
sejak 1 hari

yang lalu.
DO :
Kelemahan
Ada benjolan
otot destrusor
di area

suprapubik
Perkusi
Obstruksi
suprapubik
urethra
pekak

Urine ( - )
GCS : 4-5-6
Penumpukan
urine padas
aluran kemih

Retensi urine

Retensi urine

DS : klien
Retensi urine Resiko Infeksi
mengatakan

ingin dipasang
alat agar bisa
Supra
kencing
pubikteregang
DO :

S : 36,2 C
TD : 150/80
Kegagalanmik
mmHg
si
N : 96 x/mnt

R : 24 x/mnt

Kateterisasi

Resiko infeksi

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

N TANGG
O AL
MUNC
UL

DIAGNOSA KEPERAWATAN

15 Mei
2014

Nyeri berhubungan dengan


adanya distensi abdomen
akibat dilatasi bledder

15 Mei
2014

Retensi urine berhubungan


dengan obstruksi urethra

15 Mei
2014

Resiko infeksi berhubungan


dengan tindakan pemasangan
kateterisasi urethra

TANGG TT
AL
D
TERATA
SI

Rencana Keperawatan
Dx 1 : Nyeri berhubungan dengan adanya distensi abdomen
akibat dilatasi bledder
Intervensi :
1. Kaji nyeri secara komprehensif, lokasi, karakteristik,
frekwensi, skala
2. Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri,
seperti suhu,
3. pencahayaan, kebisingan
4. Ajarkan tekhnik relaksasi
5. Berikanan algetik untuk mengontrol nyeri
6. Tingkatkan istirahat
7. Evaluasi keefektifan control nyeri

Dx 2 : Retensi urine berhubungan dengan obstruksi


urethra
Intervensi
1. pasang kateter
2. Kaji pengeluaran urine dan system kateter.
3. Perhatikan waktu, jumlah berkemih, dan ukuran aliran.
4. Dorong pasien untuk berkemih bil terasa adanya
dorongan.
5. Dorong pemasukan cairan sesuai toleransi.
6. Intruksikan pasien untuk latihan perineal, contoh
mengencangkan bokong,
7. Menghentikan dan memulai aliran urine.

Dx 3 : Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan


pemasangan kateterisasi urethra
Intervensi
1. Pertahankan system katetersteril,
2. Bersikan perawatan kateter regular dengan sabun dan
air,
3. Berikan salep antibiotic di sekitar sisi kateter.
4. Awasi tanda -tanda vital, perhatikan demam ringan,
menggigil,
5. Nadi dan pernafasan cepat gelisah
6. Observasi sekitar kateter suprapubik..

TERIMAKASIH

PERTANYAAN :
1. Ketidakmampuan untuk mengosongkan isi kandung kemih disebut ?
a. Inkontinensia urine
b. Retensi urine
c. Anuria
d. Disuria
Jawaban : B
2. Apa yang menyebabkan distensi abdomen pada pasien retensi urine ?
a. Dilatasi kandung kemih
b. Obstruksi kandung kemih
c. Kontraksi kandung kemih
d. Spasme
Jawaban : A

3. Jika dilakukan perkusi pada area pubis maka pada pasien retensi urine
akan menghasilkan bunyi ?
a. Sonor
b. Tymphani
c. Hipersonor
d. Pekak
Jawaban : D
4. Penyebab dari retensi urine adalah ?
a. Pembesaran kelenjar prostad
b. Kelainan urethra
c. Cidera tulang belakang
d. a, b, c benar
Jawaban : D

5. Tindakan yang tepat untuk mengatasi retensi urine ?


a. Anjurkan perbanyak minum
b. Lakukan penekanan pada area suprapubis
c. Latihan toilet training
d. Pemasangan kateterisasi urethra
Jawaban : D

Anda mungkin juga menyukai