Pertamina Stasiun Pengumpul Gas (SPG) Simpang Y
Pertamina Stasiun Pengumpul Gas (SPG) Simpang Y
IATMI 2001-40
IATMI 2001-40
mengimpor naphta lebih dari 497 kbpd. Hal ini berarti juga
pasar ethane maupun kondensat/gasoline mempunyai prospek
yang cerah dimasa datang yang berarti turut mendorong
tumbuhnya bisnis NGLs.
3.2. Peluang Keuntungan
Bisnis dikembangkan apabila berpotensi memberikan profit
dari pembahasan diatas diperoleh gambaran tentang peluang
pasar. Sebelum meninjau lebih jauh ke potensi produksi dan
keekonomiannya sebagai bencmarking akan dilihat
bagaimana profitability bisnis NGL. Tinjauan nilai ekonomis
ekstrasi NGL secara umum dilihat dari incremental extraction
economicsnya (terutama bagi produsen gas) dengan cara
mengevaluasi gross margin (NGL sales revenue cost of
shrinkage), Tannehill (1993) melakukan assessment untuk
bisnis NGL di USA menunjukkan gross margin berkisar 1.5
US$ per MMBTU. Dari sisi pemroses profitability processing
plant ditinjau atas net plant margin (gross margin fuel
operating cost) assessment Tennehill (1993) menghasilkan net
pant margin NGL di USA berkisar 0.1 0.3 US$ per
MMBTU. Dengan mengasumsikan pembagian 75% sales
revenue untuk produsen gas dan 25% untuk pemroses maka
capital recovery percentage (gross revenue payments to the
producer operating cost) 3rd party sekitar 5 % (plant besar)
dan untuk medium plant sekitar 10% (lean oli plant) serta
20% (cryogenic plant). Dari sini dapat dikatakan bahwa bisnis
NGL mempunyai profitability opportunity dan berpeluang
dikembangkan. Potensi NGL Pertamina DOH Prabumulih
diestimate akan memberikan kontribusi net margin rata-rata
17.5 juta US$ per tahun sedangkan gross marginnya adalah
63 juta US$ per tahun (Gambar-3).
3.3. Potensi NGL Prabumulih
Proyeksi produksi gas bumi SBU Prabumulih termasuk mitra
kerja dan penyalurannya ke konsumen akan meningkat hingga
mencapai 650 MMSCFD di tahun 2006 dari 250 MMSCFD
saat ini (Gambar-4). Peningkatan yang signifikan di tahun
2006 karena adanya rencana penyaluran gas ke Jawa Barat
sebesar 250 MMSCFD selain adanya beberapa konsumen
baru. Perkembangan bisnis gas ini akan membuat bisnis
NGLs tumbuh. Pada saat ini NGL plant pertama di SBU
Prabumulih sedang dibangun di Limau Timur direncanakan
onstream Nopember 2001, NGL plant di Tepus sedang dalam
status proposal persetujuan ke Direksi direncanakan onstream
2003 dan NGL Pertamina Dynegy di Simpang Y sedang
dalam tahap pembentukan Joint Venture direncanakan on
stream 2003 akhir. Satu plant lagi direncanakan di Pagardewa
yang akan mengekstraksi gas ke Jawa Barat. Total kapasitas
produksi direncanakan mencapai 618,000 ton pertahun
dengan perincian seperti tercantum pada Tabel-1. Kontribusi
NGL Prabumulih relatif terhadap penerimaan kotor DOH
secara keseluruhan dalam enam tahun kedepan rata-rata
sebesar 4.9% dan pada tahun 2006 diestimate prosentase
tersebut adalah 5.6% , jika dibadingkan dengan minyak pada
tahun 2006 kontribusi revenue NGL akan menjadi 18.65%
gross revenue minyak (Gambar-5).
4. ANALISA PELUANG BISNIS
4.1. Kasus LPG Mix
Pembahasan dalam hal ini diasumsikan NGL dalam bentuk
LPG (C3&C4) serta kondensat (C5 keatas). Dari gambaran
IATMI 2001-40
IATMI 2001-40
Tabel-1
INTERNAL
EXTERNAL
STRENGTH
- Berpengalaman menangani LPG plant
dan ekspor ke beberapa negara
- Potensi sumber NGL's cukup besar
- Inrfrastruktur cukup memadai
- Mempunyai hubungan tradisional yg baik
dengan negara - negara Asia, Far East
OPPORTUNITY
- Demand Asia khususnya Far Eastern
lebih tinggi dari supply
- Pertumbuhan ekonomi Asia positif walaupun baru mengalami krisis ekonomi
- Berkembangnya industri petrokimia dan
kebutuhan naphta untuk motor gasoline
- Era globalisasi dan perdagangan bebas
serta deregulasi LPG (Sri Langka)
- Pasar LPG domestik terus mengalami
pertumbuhan positif
THREATS
- Pertumbuhan gas plant di Malaysia,
Thailand dan Vietnam
- Kelebihan supply LPG di Midle East
Harga yang berflutuasi (volatile)
- Perkembangan distribusi gas dapat me nghambat konsumsi LPG rumah tangga
- Stabilitas & keamanan negara belum baik
- Harga NGL yang volatile
IATMI 2001-40
WEAKNESS
Jaringan pemasaran LPG global belum
kuat
Belum mempunyai pengalaman kuat unt
pemasaran Ethane dan produk turunannya
Financing untuk proyek pengembangan mid
stream bisnis belum kuat
SDM untuk pemasaran global masih kurang
Prosedur dan birokrasi pelaksanaan proyek
Tabel-3
FEED GAS AND LEAN GAS COMPOSITION
SIMPANG Y PLANT
COMP
N2
CO2
C1
C2
C3
iC4
nC4
iC5
nC5
C6+
TOTAL
GHV (BTU)
FEED GAS
% MOLE
0.00%
5.20%
82.89%
5.87%
3.94%
0.71%
0.84%
0.29%
0.20%
0.06%
100.00%
1117
TEPUS PLANT
LEAN GAS
% MOLE
0.00%
5.37%
85.66%
6.07%
2.51%
0.19%
0.16%
0.02%
0.01%
0.00%
100.00%
1050
FEED GAS
% MOLE
0.00%
18.20%
56.27%
10.99%
10.34%
1.60%
1.77%
0.46%
0.31%
0.06%
100.00%
1172
LEAN GAS
% MOLE
0.00%
0.00%
82.22%
16.01%
1.70%
0.04%
0.03%
0.00%
0.00%
0.00%
100.00%
1052
Million tonnes
Million tonnes
Gambar-1
3,500
$140,000,000
3,000
$120,000,000
$100,000,000
2,000
HOUSEHOLD
INDUSTRY
TRANSPORTATION
1,500
(000) TON
2,500
$80,000,000
$60,000,000
PRODUCTION
$40,000,000
1,000
$20,000,000
500
$2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
YEAR
90/91 91/92 92/93 93/94 94/95 95/96 96/97 97/98 98/99 99/00
sales revenue
gross margin
YEAR
Gambar-2
IATMI 2001-40
Gambar-3
Net margin
2012
2013
2014
2015
$450,000,000
$400,000,000
NGL ton/tahun
700
1,400,000
$350,000,000
600
1,200,000
$300,000,000
500
1,000,000
$250,000,000
400
800,000
$200,000,000
300
600,000
200
400,000
100
200,000
$150,000,000
$100,000,000
$50,000,000
0
2001
2002
2003
2004 2005
2006
2007
2008 2009
2010
2011
2012
2013 2014
2015
2016
0
2017
YEAR
Total Gas Demand
$0
2001
NGL
2002
2003
Gambar-4
Gambar-5
Product diversity
High
Joint Venture
Foreign branch
Foreign subsidiary
Licensing / contract
manufacturing
Joint Venture
Foreign branch
Export
Licensing / contract
manufacturing
Joint venture
Low
High
Market complexity
Gambar-6
IATMI 2001-40
Gambar-7
2004
2005
NGL Net Margin
2006
Total margin